You are on page 1of 20

AL-WIJDÁN: Journal of Islamic Education Studies.

Volume III, Nomor 1, Juni 2018; p-ISSN: 2541-2051; online -ISSN: 2541-3961
Available online at http://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/alwijdan

Received: February 2018 Accepted: March 2018 Published : Juni 2018

UPAYA GURU DALAM MENGATASI DEGRADASI MORAL SISWA


Rahmatullah,
Aminullah.
STAIMA Al-Hikam Malang.
Email: rahmat11@staima-alhikam.ac.id

Abstract
Research on the efforts made by the teacher in overcoming student moral degradation was very
interesting and unique, because first, this research was carried out in a private Islamic education
environment that highly upholds Akhlakul Karimah or student character. Second, the educational
background of each student was different even though the majority came from Al Hidayah
Madrasah Ibtidaiyah graduates. Third, in the opinion of some researchers, there has been no similar
research which raises the theme of the teacher's efforts to overcome the moral degradation of
junior high school students, especially madrasah tsanawiyyah (MTs). Therefore, this study aimed to
determine the moral degradation factors of students and the efforts of teachers in overcoming
students' moral degradation at MTs Al-Hidayah in Donowarih, Karangploso, Malang. This study
used a qualitative method. Data collection was carried out using interview, observation and
documentation methods. While testing the validity of the data, the researcher used triangulation,
peer checking, and extension of observation. The results of research and discussion were as
follows: first, factor that caused student moral degradation was internal factors and external
factors. Internal factors are the moral degradation factors that grow from the students themselves,
while external factors namely moral degradation factors which are caused by outside influences of
students. Second, the efforts made by the teacher in overcoming student moral degradation were
carried out by preventive, persuasive, repressive and curative efforts.

Keywords: teacher's efforts, moral degradation of students.


Rahmatullah, Dkk.

Pendahuluan Permasalahan siswa didunia pendidikan


khususnya terkait dengan akhlakul karimah masih
Pendidikan merupakan pilar utama dalam
menjadi problem penting, misalnya tentang
mengantisipasi masa depan, karena pendidikan
degradasi moral siswa yang menjadi salah satu
diorientasikan pada penyiapan peserta didik di
masalah yang harus mendapatkan perhatian
masa depan1. Pembahasan tentang pendidikan
secara khusus dari berbagai pihak terutama para
ini, tentu tidak dapat dipisahkan dari obyek yang
pelaku pendidikan. Degradasi moral yang terjadi
akan menjadi sasaran utama pendidikan yakni
pada siswa sangat beragam, apapun bentuk dan
manusia. Kedudukan manusia sebagai kholifah
jenisnya yang jelas perilaku ini sangat merugikan
yang mempunyai akal dan perasaan serta makhluk
dan menimbulkan dampak negatif di dunia
paedagogik dengan membawa potensi dari Allah
pendidikan.
SWT sehingga dapat dididik dan mendidik2.

Pada umumnya jenis degradasi moral


Pendidikan merupakan usaha yang mulia
siswa yang terjadi di sekolah masih berada pada
yang harus dilakukan oleh setiap orang agar
batas kewajaran misalnya kasus siswa yang
memperoleh bekal yang baik bekal misalnya ilmu
mengganggu proses pembelajaran, berdusta
agama, ilmu pengetahuan, keterampilan serta
kepada guru, mempergunakan kata-kata yang
kecakapan hidup yang dapat menunjang
kasar, kotor dan jorok, merusak benda-benda
kesuksesan dalam menghadapi perkembangan
milik sekolah, tidak masuk tanpa ijin, membaca
dan persaingan zaman yang semakin kompetitif
komik saat pelajaran berlangsung, makan di
demi tercapainya kesejahteraan dan keselamatan
waktu jam pelajaran, membuat keributan,
hidup di dunia dan akhirat. Salah satu unsur yang
bertengkar, dan lain-lain3.
menentukan keberhasilan pendidikan adalah
seorang guru karena peran dan fungsi guru sangat Degradasi moral siswa bukan suatu
penting dan dominan dalam dunia pendidikan problem pendidikan yang hadir dengan
khususnya terkait dengan perilaku peserta didik sendirinya, tetapi muncul dari beberapa faktor
karena bagi peserta didik guru dijadikan suri yang mempengaruhi misalnya muncul dari diri
tauladan. Guru sebagai figur dari siswa seharusnya sendiri dan dari lingkungan. Pengaruh lingkungan
mempunyai kemampuan yang cukup sehingga yang dirasakan oleh siswa atau peserta didik akan
dapat menolong dan membantu siswa yang membawa kepribadian peserta didik, misalnya
mengalami permasalahan dalam dunia pendidikan pengaruh dari lingkungan masyarakat dan sosial
khususnya terkait dengan masalah akhlakul dimana siswa tersebut tinggal. Lingkungan dengan
karimal.

127 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

kondisi yang baik akan memberikan pengaruh meter dari perbatasan kota Batu dengan status
positif bagi peserta didik. Sebaliknya, lingkungan akreditasi A. Mayoritas siswa di MTs Al Hidayah
dengan kondisi yang kurang baik akan berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) al Hidayah
memberikan pengaruh negatif bagi peserta didik. (masih satu yayasan dan satu lingkungan). Siswa di
madrasah ini berjumlah 439 orang dengan latar
Permasalahan degradasi moral siswa
belakang yang berbeda-beda baik latar belakang
terbukti masih banyak terjadi di lembaga
ekonomi orang tuanya, pendidikan orang tuanya
pendidikan Islam. Seperti halnya yang terjadi di
maupun latar belakang pendidikan dari siswanya.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Hidayah
MTs Al Hidayah memiliki gedung sendiri dan
Donowarih Karangploso masih banyak siswa
dibangun dengan megah dan kokoh. Gedung ini
yang melanggar tata tertib, melanggar norma-
merupakan hasil dari usaha yang dilakukan oleh
norma misalnya terdapat siswa yang mencuri,
lembaga dibantu dengan swadaya dan partisipasi
mengganggu, berdusta, bertengkar, berbicara
masyarakat sekitarnya.
tidak sopan, mengobrol saat pelajaran
berlangsung, membaca komik saat guru Lebih lanjut, penelitian tentang upaya
menerangkan pelajaran di kelas, main handphone yang dilakukan oleh guru MTs Al Hidayah dalam
(HP) saat pembelajaran berlangsung dan lain- mengatasi degradasi moral siswa ini sangat
lain4. menarik dan unik, karena pertama penelitian ini
dilakukan di lingkungan pendidikan Islam swasta
Berangkat dari beberapa problem
yang sangat menjunjung tinggi akhlakul karimah
pendidikan tersebut, guru Madrasah Tsanawiyah
dan atau karakter siswa. Kedua, latar belakang
(MTs) Al Hidayah Donowarih senantiasa
pendidikan siswa yang berbeda meskipun
berupaya secara terus menerus atau berkelanjutan
mayoritas berasal dari lulusan MI al Hidayah.
untuk mengatasi permasalahan pendidikan ini
Ketiga, menurut hemat peneliti belum ada
khususnya dalam mengatasi masalah degradasi
penelitian yang sejenis yang mengangkat tema
moral siswa. Guru berupaya memberikan bekal
tentang upaya guru dalam mengatasi degradasi
ilmu pengetahuan terutama ilmu agama yang
moral siswa tingkat menengah pertama khususnya
diharapkan mampu menjadi filter terhadap
madrasah tsanawiyyah (MTs).
pengaruh negatif yang menjerumuskan siswa ke
arah degradasi moral. Oleh karena beberapa hal tersebut di atas,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Hidayah
faktor-faktor degradasi moral siswa dan upaya
berada di wilayah pedesaan, kurang lebih 400

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 128


Rahmatullah, Dkk.

guru dalam mengatasi degradasi moral siswa di 5. Alat-alat Perekam yang digunakan, antara lain:
MTs Al-Hidayah Donowarih Karangploso Handycamp, HP, dan Tape Recorder.
Malang. 6. Alat-alat tulis yang digunakan, antara lain:
bolpoin, buku catatan, pensil, dan lain-lain.
Metode Penelitian
Beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti
Metode penelitin menggunakan kualitatif terkait dengan penelitian tentang upaya guru
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data dalam mengatasi degradasi moral siswa di MTs al-
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari Hidayah Donowarih Karangploso Malang
individu atau kelompok serta perilaku yang bisa diantaranya adalah pertama, pemilihan dan
diamati5. penetapan sumber data. Sumber data yang
representatif dalam penelitian ini, antara lain: Data
Ada beberapa hal yang menyangkut
primer yaitu guru-guru dan siswa-siswa MTs Al
instrument penelitian ini, antara lain:
Hidayah Donowarih Karangploso Malang.

1. Peneliti Sendiri. Peran peneliti tidak hanya Sedangkan data sekunder meliputi dokumen/data

sebatas merencanakan, melaksanakan, tertulis MTs Al Hidayah Donowarih Karangploso

mengumpulkan data , menganalisis, serta Malang.

menafsirkan data. Lebih jauh lagi, peneliti


Kedua, mengumpulkan data, Metode
melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pengumpulan data yang digunakan dalam
hasil penelitiannya.
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
2. Lembar Observasi adalah pedoman yang
digunakan untuk melakukan observasi atau 1. Observasi adalah studi yang disengaja dan
pengamatan untuk memperoleh data yang sistematis tentang fenomena-fenomena sosial
diinginkan. dan gejala-gejala alam dengan jalan
3. Pedoman wawancara adalah panduan dalam pengamatan dan pencatatan.6 Melalui metode
melakukan kegiatan wawancara yang observasi ini, peneliti mengamati secara
terstruktur maupun non struktur. langsung terhadap bentuk-bentuk degradasi
4. Catatan Lapangan adalah catatan yang dibuat moral siswa yang ada di MTs Al Hidayah
peneliti setelah pulang dari lapangan yang Donowarih Karangploso Malang.
dibuat berdasarkan coretan seperlunya yang 2. Wawancara merupakan alat pengumpul data
berisi kata-kata kunci, frasa, pokok untuk memperoleh informasi langsung dari
pembicaraan, dan lain-lain. sumbernya. Peneliti langsung mewawancara

129 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

para guru dan siswa sebagai informan dalam guru yang mengajar, maka peneliti tidak cukup
penelitian ini, hanya mewawancarai satu orang saja akan
tetapi peneliti mewawancarai empat orang
3. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai
guru dan kepala madrasah, disamping itu
hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
peneliti melakukan observasi dan mencari
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
dokumen-dokumen resmi untuk memastikan
notulen rapat, agenda, dan sebagainya7.
keabsahan kegiatan yang dilakukan guru di
Beberapa dokumen yang peneliti dapatkan
MTs Al Hidayah Donowarih Karangploso
diantaranya adalah tentang profil sekolah,
Malang.
kurikulum sekolah, program kerja dan lain-
2. Perpanjangan pengamatan, dengan
lain.
dilaksanakan perpanjangan pengamatan,

Ketiga, menganalisis data. Analisis data maka informasi yang didapat diharapkan

adalah upaya yang dilakukan dengan cara semakin lengkap dan akurat.

mengorganisasikan data, memilah-milahnya 3. Pengecekan teman sejawat, hal ini perlu

menjadi satuan yang dapat dikelola8. Melihat dilakukan agar peneliti tetap

keadaan yang ada maka peneliti akan mempertahannkan sikap terbuka dan jujur

menggunakan metode analisis data induktif, yaitu atas temuan serta sebagai pembanding

berawal dari fakta–fakta yang bersifat empiris, dan terhadap apa yang sudah diteliti.

hasil analisis ini berupa pemaparan mengenai


situasi yang telah diteliti dalam bentuk uraian
Hasil dan Pembahasan
9
naratif .
Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab Guru

Keempat, Pengecekan keabsahan data


Guru adalah orang yang mengajar.
dilakukan guna memperoleh hasil yang valid dan
Pekerjaan atau profesi sebagai guru adalah sangat
dapat dipertanggungjawabkan, hal ini dilakukan
mulia. Guru sebagai pengajar merupakan seorang
dengan cara:
yang berjasa terhadap bangsa dan negara. Guru

1. Triangulasi yang digunakan dengan suatu cara sebagai pengajar yang bertugas mengajar pada

agar memperoleh data mengenai upaya Guru jenjang pendidikan juga berfungsi sebagai

Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi pengganti orang tua. Seorang guru dituntut untuk

degradasi moral Siswa dan faktor-faktor yang menjadi motivator, pemberi nasihat, pembimbing

menyebabkan degradasi moral siswa, melalui ke jalan yang benar dengan sabar dan lemah

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 130


Rahmatullah, Dkk.

lembut. Guru adalah perencana, pelaksana dan akan diajarkan serta senantiasa
pengemban program kegiatan pembelajaran serta mengembangkannya.
evaluator pendidikkan. Oleh karenanya peran
2) Guru sebagai pengelola kelas (learning manager),
guru merupakakn kunci utama dalam
artinya guru harus mampu mengatur kelas
pendidikan10.
dengan baik, sehingga seorang guru dapat
Menurut Arifudin guru adalah orang yang mengantarkan siswa menuju tujuan
memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan pembelajaran yang dikehendaki secara efektif
bertanggung jawab terhadap perkembangan anak dan efisien.
didik dengan mengupayakan perkembangan
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator. Guru
seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif,
harus mempunyai pengetahuan dan
kognitif maupun psikomotorik, sesuai dengan
pemahaman lebih terkait media pendidikan,
nilai-nilai ajaran Islam11.
karena media pendidikan merupakan alat
Undang-Undang Republik Indonesia No. komunikasi untuk lebih mengefektifkan
20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada Bab XI proses pembelajaran sehingga guru mampu
tentang pendidikan dan tenaga kependidikan pasal memfasilitasi kebutuhan siswa.
39 yang berbunyi: Ayat (2) “Pendidik merupakan
4) Guru sebagai evaluator, artinya pada waktu-
tenaga profesional yang bertugas merencanakan
waktu tertentu selama satu periode
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
pendidikan akan mengadakan penilaian
hasil pembelajaran. Melaksanakan bimbingan dan
terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh
pelatihan, serta melakukan penelitian dan
siswa atau guru. demikian pula dalam satu kali
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
proses belajar mengajar guru hendaknya
pendidik pada perguruan tinggi”12.
menjadi seorang evaluator yang tepat, agar
Menurut Moh. Uzer Usman ada tiga tugas dapat diketahui apakah tujuan yang sudah
dan tanggung jawab guru yaitu guru sebagai dirumuskan tersebut tercapai atau belum, dan
pengajar, guru sebagai pembimbing dan guru apakah materi yang diajarkan sudah tepat,
13
sebagai administrator kelas . Adapun peranan semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab
guru sebagai berikut: dengan evaluasi atau penilaian.14

1) Guru sebagai demonstrator artinya menguasai


berbagai bahan atau materi pelajaran yang

131 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

Degradasi Moral Siswa Banyak faktor yang mempengaruhi


degradasi moral siswa, diantaranya mulai dari
Menurut kamus bahasa indonesia
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, keadaan
Deg·ra·da·si/dégradasi/kemunduran,
ekonomi, keadaan sosial, dan masyarakat.
kemerosotan, penurunan, (mutu, moral, pangkat).
Memang terlalu banyak faktor yang
Sedangkan kata Moral berasal dari kata latin
mempengaruhi degradasi moral siswa, salah
“mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari
satunya antara harapan para siswa yang sebagian
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah
ingin menikmati kebebasan dan kesenangan,
manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya
dengan banyaknya pelajaran yang diperoleh di
dalam tindakan yang mempunyai nilai positif15.
sekolah mereka merasa tertekan akibatnya mereka
Bentuk-bentuk degradasi moral siswa yang ada di
frustasi. Kemudian untuk menghilangkan rasa
dunia pendidikan, diantaranya:
jenuh dan mencerahkan fikiran dan berbagai
1. Sering bolos sekolah. masalah di sekolah tersebut, mereka mencari
2. Sering terlibat tawuran antar siswa di sekolah. pelarian dengan melakukan tindakan yang
3. Berbicara sendiri saat jam pelajaran menyimpang, seperti minum-minuman keras,
berlangsung. membuat keributan dll. Faktor lain yang
4. Sering tidak masuk sekolah tanpa izin. mempengaruhi degradasi moral siswa adalah yang
5. Sering melakukan kebohongan pada orang tua terdapat pada diri pribadi siswa sendiri sebagai
dan guru. bentuk ketidakmampuan mereka dalam
6. Melakukan hubungan di luar nikah. beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
7. Mabuk-mabukan dan penyalahgunaan
Di samping itu juga berbagai contoh dari
narkotika dan zat adiktif lainnya.
kelakuan yang kurang mendidik yang mereka
8. Main HP pada saat pelajaran berlangsung.
dapatkan dari orang di sekitarnya, sinetron-
9. Sering merusak barang-barang yang bukan
sinetron, novel dan komik yang berisi konten
miliknya.
porno yang mengindahkan nilai, mutu, dan hanya
10. Prestasi di sekolah yang jauh dibawah taraf
memandang segi komersil saja. Kartini kartono
kemampuan kecerdasan (IQ) Sehingga
membagi dua faktor yang mempengaruhi
berakibat tidak naik kelas.
degradasi moral siswa yaitu faktor intern dan
11. Sering melawan melawan guru, orang tua,
faktor ekstern16.Faktor Internal, adalah faktor
aturan-aturan di rumah, sekolah dan tidak
degradasi moral dari diri Sendiri yang meliputi:
disiplin.

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 132


Rahmatullah, Dkk.

1. Reaksi frustasi negatif. Frustasi adalah rasa 3. Gangguan berfikir dan intelegensi pada diri
kecewa yang berat akibat kegagalan; patah remaja. Intelegensi yaitu suatu kesanggupan
semangat akibat dari tidak berhasil dalam atau kemampuan untuk menyelesaikan suatu
mencapai suatu cita-cita17. Frustasi timbul perasaan dengan tepat, cepat, dan mudah
apabila adanya kesenjangan antara harapan tanpa mengalami suatu kesulitan18.
dan hasil yang diperoleh. Frustasi dapat
4. Gangguan emosional pada remaja.
disebut dengan gangguan fikiran, karena
Perkembangan atau keadaan emosi yang
ketidak sesuaian, mengganggu teman di
terjadi pada remaja ada dua hal yaitu situasi
lingkungannya dan sebagainya. Beberapa
yang menimbulkan bentuk emosi tertentu dan
reaksi frustasi negatif yang menyebabkan anak
cara memberikan respon terhadap emosi yang
salah ulah misalnya Agresi (penyerangan atau
dialaminya itu. Perubahan-perubahan yang
penyerbuan), Regresi atau sifat infantil (sifat
terjadi dikarenakan pengalaman yang lebih
kekanak-kanakan), Fiksasi (pelekatan pada
luas untuk mempelajari reaksi-reaksi lain,
satu pola yang kaku, stereotipis dan tidak
maka anak akan berusaha tidak membererikan
wajar), Narsisme (menganggap diri sendiri
reaksi yang tidak disukai orang lain, padahal
superior), Autisme (kecenderungan menutup
mereka ingin disukai masyarakat.
diri secara total terhadap dunia luar).

Faktor Eksternal, yaitu faktor yang


2. Gangguan pengamatan dan tanggapan pada
mempengaruhi degradasi moral siswa dari luar,
anak-anak remaja. Pengaruh sinetron yang
yang meliputi:
setiap hari disajikan dan disaksikan televisi
juga banyak mempengaruhi pola kehidupan 1. Faktor keluarga. Keluarga adalah unit keluarga
anak-anak remaja terutama dalam hal sosial yang terkecil, sebagian besar anak
berbelanja dan berpakaian, Semua itu dibesarkan oleh keluarga, disamping itu
dikarenakan anak-anak remaja mengalami kenyataan menunjukkan bahwa di dalam
pengamatan dan tanggapan yang apa adanya, keluargalah anak mendapatkan pendidikan,
tanpa meneliti terlebih dahulu mana yang pengarahan dan pembinaan yang pertama kali.
tidak baik dan mana yang tidak buruk, sangat Keluarga termasuk lingkungan yang paling
disayangkan ketika anak-anak remaja dekat dan terkuat di dalam mendidik anak19.
mengikuti mode hanya karena didasari ikut- Kondisi keluarga yang tidak baik misalnya
ikutan model, supaya tidak dikatakan kondisi keluarga tidak utuh (broken home by
ketinggalan zaman atau jadul (jaman dulu). death, separation, divorce), kedua orang tua yang

133 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

terlalu sibuk dan lain-lain. Selain itu, kondisi Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi
keluarga merupakan sumber stres pada anak Moral Siswa
remaja, antara lain: hubungan buruk antara
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh
ayah dan ibu, cara pendidikan anak yang
guru dalam mengatasi degradasi moral siswa yaitu
berbeda oleh kedua orang tua atau oleh kakek
dengan beberapa tindakan:22
atau nenek, sikap orang tua yang kasar dan
keras terhadap anak, dan lain-lain20. 1. Tindakan preventif yaitu tindakan
pencegahan yang dilakukan untuk
2. Faktor sekolah. Kondisi sekolah yang kurang
menghilangkan atau menjauhkan dari segala
baik dapat mengganggu proses belajar
pengaruh, tekanan, misalnya: di sekolah
mengajar anak yang dapat memberikan
dengan menjadwalkan anak-anak untuk shalat
peluang pada anak untuk berperilaku
dhuha dan shalat dhuhur berjama’ah, program
menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak
baca tulis Al-Qur’an, membentuk grup
baik, antara lain: sarana dan prasarana sekolah
shalawat dan lain-lain.
yang tidak memadai, kuantitas dan kualitas
tenaga pendidik dan kependidikan, 2. Tindakan represif yaitu tindakan perbaikan
kesejahteraan guru yang tidak memadai, atau penyembuhan, apabila keadaan akut dan
kurangnya muatan pendidikan agama/budi darurat (emergency) dengan memberikan
21
pekerti, dan lain sebagainya . pemahaman kembali tentang ajaran agama,
misalnya; menasihati, memberikan gambaran
3. Faktor Masyarakat (kondisi lingkungan
tentang manfaat ibadah, mengadakan
sosial). Kondisi lingkungan masyarakat dalam
istighotsah secara rutin seminggu sekali.
berbagai corak dan bentuknya berpengaruh
Sehingga bisa menggugah hati nurani siswa
baik langsung maupun tidak langsung terkait
untuk hidup lebih baik dan sesuai yang
perkembangan anak. Faktor kondisi
diajarkan agama Islam.
lingkungan sosial yan tidak sehat atau rawan,
dapat menjadi faktor yang kondusif bagi anak 3. Tindakan persuasif yaitu proses komunikatif
untuk berperilaku menyimpang. untuk mengubah kepercayaan, sikap, tujuan,
atau perilaku seseorang dengan menggunakan
pesan-pesan verbal dan non verbal yang
dilakukan baik secara sengaja maupun tidak
sengaja.

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 134


Rahmatullah, Dkk.

4. Tindakan kuratif yaitu tindakan yang diambil sepanjang itu tidak sampai menimbulkan
setelah terjadinya tindak penyimpangan. cidera atau cacat fisik.
Tindakan ini ditujukan untuk memberikan
penyadaran kepada para pelaku
Faktor-faktor yang menyebabkan degradasi
penyimpangan agar dapat menyadari
moral siswa di MTs Al Hidayah Donowarih
kesalahannya dan mau serta mampu
Karangploso Malang.
memperbaiki kehidupannya sehingga
dikemudian hari tidak lagi mengulangi Ada dua faktor yang mempengaruhi
kesalahannya. Hal ini sebagaimana pendapat degradasi moral siswa MTs Al Hidayah
menurut Kartini Kartono bahwa tindakan Donowarih Karangploso Malang yaitu faktor
kuratif adalah tindakan mengoreksi dengan internal dan faktor eksternal.
23
usaha penyembuhan bagi anak-anak nakal .
1. Faktor internal, yaitu faktor degradasi moral
5. Hukuman dilakukan apabila tindakan yang berasal dari dalam siswa itu sendiri.
prefentif, ekspresif maupun edukatif tidak Faktor dari dalam diri siswa ini juga terjadi
dihiaraukan, tindakan ini dapat berupa: pada sebagian siswa di madrasah tsanawiyah
hukuman untuk menegakkan disiplin berupa Al Hidayah ini dan hal ini dikarenakan antara
sangsi administratif dan tindakan fisik. lain karena frustasi, salah dalam memahami
Hukuman administratif dapat diberikan untuk apa yang mereka lihat serta rendahnya
menegakkan disiplin, misalnya berupa surat intellegensi mereka, sehingga mereka berbuat
peringatan, skorsing, denda, dikeluarkan dari seenaknya sendiri saat di sekolah, akhirnya
sekolah, pemberian tugas-tugas sekolah mereka melanggar peraturan-peraturan
(pekerjaan rumah), dan lain-lain sesuai dengan sekolah seperti bolos sekolah, ngobrol sendiri
ketentuan peraturan sekolah. Adapun saat pelajaran, berkelahi, main HP di kelas,
hukkuman tindakan fisik diberikan apabila berbohong, dan lain-lain. Bapak H. Imam
perilaku menyimpang yang dilakukan siswa Syafi’i, S.PdI sebagai guru menuturkan:
dinilai melanggar hukum atau tindak kriminal
yang dilakukan berulang kali. Hukuman “Faktor yang menyebabkan degradasi moral

berupa tindakan fisik, misalnya; push-up, yang disebabkan siswa sendiri yaitu pertama,

penggundulan dan sebagainya, dapat mereka mempunyai intelegensi/kecerdasan

diberikan guna menegakkan disiplin anak, yang pas-pasan cenderung lebih banyak
berbuat melanggar dikarenakan ikut-ikutan

135 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

saja sama temannya semisal menghabiskan termasuk bagian dari degradasi moral yang
uang SPP untuk jajan dan makan di warung memerlukan penanganan yang serius dari
sama temannya. Kedua, Kurang fahamnya pihak sekolah dalam hal ini para guru yang ada
terhadap apa yang diterangkan oleh guru saat di sekolah. Bapak Imam Syafi’i, S.PdI
pelajaran dan kurang nya membaca pelajaran- menuturkan:
pelajaran terutamanya pelajaran agama yang
“Bahwa berbagai pelanggaran yang dilakukan
diberikan di sekolah sehingga siswa tersebut
oleh siswa tak lepas dari pengaruh keadaan
tidak mempunyai pertimbangan-
yang tidak kondusif dalam keluarga semisal
pertimbangan dalam melakukan tindakan-
ada ibu bapaknya yang bercerai sehingga
tindakan yang melanggar yang merugikan diri
anaknya tidak terurus dan tidak mendapatkan
sendiri maupun orang lain. Yang ketiga
perhatian, kemudian dilampiaskan dengan
semacam frustasi yang dialami oleh seorang
berbuat yang tidak baik di sekolah. Pengaruh
siswa ya mungkin karena banyaknya beban
teman yang tidak baik dan kebanyakan
pikiran yang harus ditanggung ya mungkin
pengaruh teman sangat membekas karena
karena tidak sesuainya antara harapan yang
setiap hari bergaul dengannya apa yang
dicita-citakan dengan kenyataan yang dihadapi
dilakukan biasanya ditirukannya. Bahwa
dalam kehidupannya sehari-hari baik
lingkungan sekitar dari siswa pengaruhnya
mengenai persoalan yang ada dirumah
sangat kuat dalam mempengaruhi pemikiran,
maupun persoalan pelajaran yang dihadapi di
tingkah laku sehari-hari apalagi kalau
sekolah sehingga anak jadi mencari
lingkungannya kurang baik misalkan di situ
pelampiasan pada hal-hal yang negatif yang
ada yang suka mabuk, judi, adu jago dan di situ
melanggar peraturan sekolah”24.
banyak yang tidak sholat semua itu
2. Faktor eksternal, yaitu Faktor degradasi moral merupakan penyebab dari pelanggaran–
yang berasal dari lingkungan sekitar siswa. pelanggaran yang dilakukan oleh siswa karena
Faktor eksternal ini meliputi keluarga, sudah biasa melihat dan bergaul dengan
masyarakat, teman yang tidak baik, hal ini juga orang–orang yang jauh dari ketaatan
sangat mempengaruhi terhadap keadaan beragama”.
kejiwaan siswa terutama siswa yang memang
Begitu juga bapak Muhammad Aqib, S.Pd
ketahanan terhadap pengaruh dari luar yang
selaku guru Aqidah Akhlaq yang merupakan
lemah sangat mudah untuk berubah
ujung tombak penyampai nilai–nilai moral agama
melakukan pelanggaran–pelanggaran yang

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 136


Rahmatullah, Dkk.

menuturkan panjang lebar mengenai faktor– hampir pernah diterangkan, bahwa salah satu
faktor degradasi moral siswa. bandar narkoba yang baru saja tertangkap itu
menyatakan bahwa dari pemuda karangan
“Kalau untuk degradasi moral sendiri ini ada
(pemuda sekitar sekolah) itu hampir lima
berbagai macam faktornya yang terutama
puluh persen menggunakan narkoba dari
yang banyak terjadi ternyata setelah kita teliti
desa orang itu.
dari beberapa anak yang melakukan
pelanggaran seperti misalkan anak-anak yang Ketiga faktor ekonomi mungkin karena mereka
terlambat sekolah kemudian tidak memakai juga dari ekonomi yang kurang mampu dan
seragam yang semestinya kemudian yang pendidikan dari orang tua juga kurang yang
sampek melakukan tindakan kriminal, diajarkan jadi acuannya adalah untuk
kekerasan ataupun pergaulan bebas sampai kehidupan setiap haripun juga pas-pasan
akhirnya juga berpengaruh pada sekolahnya. akhirnya yang dilakukan juga hal–hal yang
Adapun beberapa faktor yang dimaksud kurang positif saya kira.
adalah:
Keempat adalah faktor penyerapan norma. Jadi
Pertama faktor keharmonisan keluarga, norma–norma yang ditanamkan oleh orang
memang mereka dari keluarga–keluarga yang tua sebelum ia masuk sekolah di MTs Al
tidak harmonis mungkin keluarganya ayah Hidayah ini ataupun norma–norma yang telah
ibunya cerai akhirnya mengakibatkan perilaku diajarkan terdahulu, namun di rumah dari
siswa itu terbawa sampek sekolah seperti itu. faktor lingkungan lain jadi saya kira masih
belum diserap oleh mereka, mungkin
Kedua faktor lingkungan karena di daerah
faktornya juga macem–macem atau mungkin
karangan khususnya daerah karangploso ini
ketika diajar mereka juga kurang
daerah yang dekat sekali dengan kota batu.
memperhatikan, sampek norma-norma yang
Jadi walaupuntoh masyarakatnya termasuk
diajarkan kurang difahami akhirnya karena
masyarakat pedesaan tetapi kenakalannya
tidak faham, tidak dipelajari dan mereka tidak
sudah kanakalan perkotaan. Jadi banyak
bisa melakukannya .”
pengaruh dari lingkungan yang sangat
signifikan saya kira, jadi dilingkungan ini ya
kenakalannya sudah sangat-sangat
menghawatirkan, dari pergaulan bebas,
bahkan narkoba itu dari beberapa anak dan

137 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

Upaya guru dalam mengatasi degradasi kerjasama dengan orang tuanya, kerjasama
moral siswa di MTs Al Hidayah Donowarih dengan tetangga dekatnya, kerjasama dengan
Karangploso Malang. saudara dekatnya dan kerjasama dengan
teman dekatnya serta kami selalu punya no
Berdasarkan hasil wawancara yang
telp orang tuanya yang sewaktu–waktu dapat
dilakukan peneliti dengan para guru yang ada di
kami hubungi jika anaknya tidak ada di
Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah tentang
sekolah ”.
bagaimana mengatasi degradasi moral yang
terjadi pada siswa. Bapak H. Imam Syafi’i, S.PdI 2. Untuk mengatasi siswa yang sering bicara
menuturkan : sendiri saat pelajaran.

“ Untuk mengatasi degradasi moral yang ada “Untuk mengatasi siswa yang sering ngobrol
pada anak-anak kami selalu memberikan sama temannya saat pelajaran yang kami
motifasi belajar, memberi nasihat kepada lakukan adalah memberi nasihat, terus saya
mereka dan kami juga selalu mendo’akan suruh untuk maju kedepan untuk menjelaskan
mereka secara istiqomah agar mereka materi pelajaran yang telah kami terangkan,
diberikan kesadaran tidak melakukan kami beri pertanyaan sesuai materi yang kami
pelanggaran–pelanggaran, serta kami juga ajarkan saat itu dan tak jarang juga kami suruh
melakukan kerjasama dengan orang tua berdiri 5-10 menit sebagai hukuman”.
mereka, karena kerjasama dengan orang tua
3. Untuk mengatasi siswa yang sering tidak
sangat baik hasilnya contoh nya apabila
masuk sekolah tanpa ijin.
mereka sering tidak masuk sekolah tanpa ijin
jika diberitaukan pada orang tua mereka sudah “Untuk mengatasi hal tersebut kami selalu
kapok ”. mengecek absen siswa, melakukan kunjungan
kerumahnya untuk menanyakan langsung ke
Adapun yang secara rinci bapak H. Imam
orangtuanya, dan juga memberikan motifasi
Syafi’i, S.PdI menuturkan25:
pada siswa tersebut ”.
1. Untuk mengatasi siswa yang sering bolos
4. Untuk mengatasi siswa yang membawa dan
sekolah.
main hp di sekolah ataupun di kelas.
“Untuk mengatasi siswa yang sering bolos
“Upaya yang kami lakukan terhadap siswa
sekolah kami melakukan pendekatan dengan
yang membawa hp di kelas adalah sesuai
melakukan kunjungan ke rumah orang tuanya,

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 138


Rahmatullah, Dkk.

kesepakatan aturan sekolah hp kami sita terus Faktor-faktor Degradasi Moral Siswa
diserahkan pada guru tatib dan kemudian
Dari semua teori dan data yang
orang tua dipanggil ke sekolah dipertemukan
didapatkan, dilakukan pengolahan data yang
dengan siswa tersebut dan dikasih nasehat
selanjutnya dilakukan analisis. Analisis dilakukan
dihadapan orang tuanya dan hp tersebut
atas dasar data-data yang telah diperoleh di
diberikan pada orang tuanya ”.
lapangan yang berdasarkan pada teori yang sudah
5. Untuk mengatasi siswa yang berkelahi dengan ada. Adapun teknis analisis yang digunakan adalah
temannya. deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif mengenai faktor-faktor
“ Tindakan yang kami lakukan adalah mencari
degradasi moral siswa di Madrasah Tsanawiyah Al
akar masalahnya setelah kami ketahui. Mereka
Hidayah Donowarih Karangploso Malang dapat
kami sidang, kami berikan solusi yang terbaik,
dilihat dari beberapa faktor sebagai berikut :
kami damaikan serta kami beri peringatan agar
tidak mengulangi ”. 1. Faktor internal yang mempengaruhi degradasi
moral siswa.
6. Untuk mengatasi siswa yang sering melakukan
kebohongan. Dari teori yang ada serta hasil penelitian
yang telah peneliti lakukan baik melalui proses
“Untuk mengatasi siswa yang sering
wawancara ataupun observasi lapangan bahwa
berbohong kami memberikan nasihat,
degradasi moral siswa yang ada di MTs Al
melakukan pendekatan pada siswa tersebut
Hidayah seperti pada umumnya yang terjadi
serta melakukan komunikasi dengan baik
bahwa penyebab dari degradasi antara lain karena
sama mereka agar mereka tidak mengulangi
intelegensi yang rendah, frustasi, salah dalam
kebohongannya. Kebanyakan bohongnya
memahami sesuatu yang mereka lihat, serta sangat
mereka, tidak masuk sekolah alasan pergi
kurangnya pengetahuan yang mereka miliki. Hal
sama orang tua padahal setelah kami telpon,
tersebut dapat peneliti deskripsikan sebagai
orang tuanya bilang tidak, begitulah yang
berikut:
sering terjadi”.
a. Intelegensi yang rendah.

Intellegensi yang rendah atau kecerdasan


yang pas-pasan yang terjadi pada sebagian siswa
di MTs Al Hidayah tak lepas dari faktor ekonomi

139 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

orang tua yang memang rata-rata anak yang perubahan/puber yang memang mudah frustasi
sekolah di MTs ini adalah anak dari orang-orang hal ini apabila orang tua dan guru tidak waspada
desa yang keadaan ekonominya menengah juga akan mengakibatkan pelanggaran yang lebih
kebawah. Sehingga sudah sangat wajar daya fatal misalnya melakukan pencurian,
pikirnya juga rendah yang menyebabkan pengaruh pengeroyokan, berbuat asusila dan lain-lain. Hal
tingkah laku yang dilakukan.. Dari teori maupun semacam ini sesuai dengan teori dan hasil
kenyataan yang ada memang anak yang penelitian yang telah kami lakukan, oleh karena itu
intelegensi-nya rendah cenderung sulit diatur dan orang tua dan guru harus selalu waspada terhadap
suka melanggar dibanding anak yang kelainan-kelainan yang ada pada siswa terutama
intelegensnya-nya tinggi yang kebanyakan mudah pada siswa yang mengalami frustasi untuk segera
diatur dan disiplin dan rata-rata nilai prestasinya mengidentifikasi untuk mengambil langkah-
juga bagus.Intelegensi atau kecerdasan anak yang langkah yang diperlukan dalam usaha mencari
rendah kebanyakan anak seperti ini malas untuk jalan keluar.
berfikir yang realitis, mereka sukanya berfikir yang
c. Pengetahuan yang rendah
sesaat asal apa yang di inginkan tercapai, sudah
merasa puas dan bangga hal semacam ini terbukti Pengetahuan yang rendah terutama dalam
dengan hasil wawancara dengan bapak Imam bidang agama sangat mempengaruhi tingkah laku
Syafi’i. siswa dalam kegiatan sehari hari baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Anak yang pengetahuan
b. Frustasi.
agamanya rendah memang kebanyakan yang
Frustasi merupakan keadaan kejiwaan yang sering melakukan pelanggaran-pelanggaran. Baik
tidak stabil karena biasanya banyaknya beban dari tatib sekolah maupun norma-norma yang ada.
seorang siswa serta rasa kecewa yang tinggi karena Karena mereka tidak faham pada ajaran-ajaran
tidak bisa mencapai prestasi yang diimpikan yang seharusnya dipelajari dan dipraktekkan
sehingga siswa semacam ini biasanya banyak dalam kehidupan sehari-hari.
melakukan tindakan-tindakan yang melanggar
1) Faktor eksternal yang mempengaruhi
yang merupakan akibat dari frustasi tersebut.
degradasi moral siswa.
Frustasi yang terjadi pada anak usia sekolah
termasuk anak usia sekolah menengah yang Faktor eksternal merupakan faktor
memang sangat rentan fikirannya tergoncang penyebab degradasi yang berasal dari luar diri
karena masa ini mendekati masa siswa tersebut. Faktor eksternal ini sangat besar

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 140


Rahmatullah, Dkk.

pengarunya terhadap degradasi moral siswa menuju lingkungan keramaian apalagi kota batu
misalnya pengaruh situasi keluarga, keadaan yang menjadi kota wisata sangat rentan terkena
sekolah, serta majemuknya lingkungan pengaruh negatif dari hiburan-hiburan yang ada di
masyarakat sekitar tempat tinggal. Faktor-faktor kota Batu.
eksternal tersebut dapat peneliti sebagai berikut:
c. Faktor lingkungan masyarakat.
a. Faktor keluarga26.
Lingkungan merupakan bagian dari situasi
Faktor keluarga termasuk faktor yang cukup yang bisa berpengaruh baik dan buruk, misalnya
signifikan dalam mempengaruhi degradasi moral siswa yang berada di lingkungan yang tidak baik
siswa karena dari hasil penelitian yang peneliti maka akan berdampak terhap siswa tersebut. Oleh
lakukan bahwa pelanggaran-pelanggaran yang karena itu lingkungan menjadi penting untuk
dilakukan oleh siswa disebakan situasi keluarga diperhatikan oleh orang tua dan guru agar anak-
yang tidak harmonis misalnya antara ibu dan anak tidak terpengaruh oleh situasi lingkungan
bapak bercerai atau sering bertengkar27. Situasi yang kurang baik tersebut.
tersebut akan berpengaruh pada anak dan akan
mempengaruhi kepribadiaannya ketika berara di
Upaya Guru dalam Mengatasi Degradasi
lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan yang
Moral Siswa
disampaikan oleh pak Aqib yang mengatakan
bahwa faktor degradasi moral antara lain kakrena Dari teori yang ada serta hasil dari
faktor keharmonisan keluarga. penelitian yang kami lakukan selama penelitian di
MTs Al Hidayah ini bahwa upaya-upaya yang
b. Faktor lingkungan sekolah.
dilakukan oleh sekolah serta guru terdapat
Lingkungan sekolah Al Hidayah merupakan kesinambungan dan kesesuaian dalam hal upaya-
daerah perbatasan antara kota Malang dan kota upaya yang dilakukan dalam mengatasi degradasi
Batu28. Lokasi pendidikan ini mempunyai moral siswa di MTs Al hidayah. Upaya-upaya yang
pengaruh terhadap siswa, dimana tak jarang dilakukan oleh pihak sekolah dan para guru
anak-anak usia sekolah yang bolos ternyata diantaranya sebagai berikut:
nongkrong-nongkrong di kota Batu. hal ini perlu
1. Tindakan preventif.
menjadi perhatian orang tua dan guru, karena
sebaik apapun lembaga pendidikan dalam Tindakan preventif merupakan tindakan
memberikan pendidikan kalau siswa sudah keluar pencegahan terhadap tindak-tindak pelanggaran

141 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

ataupun penyimpangan sebelum terjadinya pendidikan yang bernuansa agama seperti di MTs
kejadian penyimpangan oleh siswa. Upaya yang Al hidayah. Hal ini menunjukkan bahwa usaha-
telah dilakukan oleh sekolah maupun guru yang usaha yang sifatnya religius banyak membawa
ada di MTs Al Hidayah seperti contoh: perubahan pada prilaku dan karakter siswa guna
menunjang terbentuknya manusia-manusia yang
a. Berupa siraman rohani/ceramah agama bagi
kuat imannya dan cerdas fikirannya30.
siswa-siswa MTs Al Hidayah.
b. Sholat dhuha berjama’ah sebagai bentuk 1. Tindakan persuasif.
pembinaan spiritual pendekatan pada Allah
Tindakan persuasif merupakan
Swt. Dilaksanakan jam 06.30 - 07.0029.
upaya yang dilakukan oleh guru-guru
c. Istighotsah bersama antara guru dan siswa-
terhadap para siswa yang melakukan
siswi sebagai bentuk do’a bersama untuk
tindakan-tindakan yang tidak baik yang
pendekatan diri pada Allah SWT.
melanggar tatib sekolah. Namun tindakan
d. Sholat dhuhur berjamaah untuk mendidik
ini hanyalah bersifat pengendalian tanpa
disiplin dalam beribadah.
kekerasan terhadap siswa misalnya
Kegiatan-kegiatan di atas sangat membantu menasehati, membimbing, agar siswa
dalam upaya pencegahan awal dari bahaya bertindak sesuai norma-norma yang ada di
degradasi moral siswa yang ada di MTs Al sekolah. Tindakan persuasif sangat
Hidayah, serta sebagai sarana penanaman jiwa diperlukan dalam dunia pendidikan karena
taqwallah agar nantinya semua siswa menjadi memang dunia pendidikan mempunyai
memiliki manusia yang berilmu dan akhlak yang misi membentuk siswa menjadi generasi
mulia sesuai dengan visi dan misi utama dari MTs yang cerdas, kreatif, dan berakhlakul-
Al Hidayah yang sudah menjadi cita-cita pendiri karimah. Oleh karena itu pendekatan
dan seluruh guru yang ada di MTs Al Hidayah persuasif sangat diperlukan dalam dunia
serta menjadi harapan seluruh orang tua. pendidikan utamanya dalam mengatasi
degradasi moral siswa.
Bentuk-bentuk usaha diatas merupakan
program yang rutin dan berkelanjutan merupakan 2. Tindakan represif.
usaha yang nyata dalam megantisipasi secara
Yaitu suatu tindakan yang aktif oleh para
batiniyah terhadap pencegahan dini dari bahaya
guru yang sifatnya segera untuk menghentikan
degradasi moral siswa. Usaha-usaha yang sifatnya
tindakan-tindakan yang menyimpang/melanggar
spiritual tersebut banyak diterapkan pada lembaga

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 142


Rahmatullah, Dkk.

tata tertib maupun norma-norma yang ada dalam a. Faktor internal yaitu faktor yang memang
kehidupan sekolah. Hal ini merupakan tanggung berasal dari diri siswa sendiri seperti
jawab dari semua unsur pengelola sekolah. intelegensi rendah, frustasi, dan
tindakan ini bertujuan untuk memberikan rasa jera pengetahuan yang rendah.
pada siswa-siswi yang melanggar seperti contoh b. Faktor eksternal yaitu faktor degradasi
bolos dan atau berkelahi yang dihukum dengan moral yang merupakan pengaruh dari luar
membaca surat yasin di depan teman-temannya, siswa seperti faktor keluarga, lingkungan
berjalan jongkok lima kali keliling halaman sekolah, dan lingkungan masyarakat.
sekolah dan dijemur selama 35 menit, dan lain-
2. Upaya guru yang dilakukan dalam mengatasi
lain31. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa
degradasi moral siswa di MTs Al Hidayah
jera agar tidak mengulangi perbuatannya.
Donowarih Karangploso Malang yaitu:
3. Tindakan kuratif.
a. Tindakan pencegahan atau (preventif)
Tindakan kuratif merupakan tindakan yaitu suatu tindakan yang dilakukan
penyadaran terhadap siswa-siswi yang melanggar sebagai antisipasi munculnya pelanggaran-
norma-norma dengan mencari akar pelanggaran yang akan dilakukan oleh
permasalahannya serta dengan memberi teguran siswa misalnya dengan siraman
dan peringatan-peringatan. Beberapa hal yang rohani/ceramah agama, membiasakan
dilakukan oleh guru berujung kepada kebijakan siswa sholat dhuha berjama’ah, sholat
misalnya dengan memindah kelas siswa dari kelas dhuhur berjama’ah, dan kegiatan
yang lama dipindah ke kelas yang lain. Apabila Istighotsah.
pelanggarannya sangat mengkhawatirkan makak b. Tindakan persuasif yaitu tindakan yang
anak tersebut dipindahkan ke sekolah lain yang dilakukan oleh guru terhadap para siswa
lebih cocok dengan anak tersebut. yang melanggar tanpa melalui kekerasan
seperti memberi nasehat, membimbing
agar berbuat sesuai norma-norma yang
Penutup
ada.

1. Faktor-faktor yang menyebabkan degradasi c. Tindakan represif yaitu tindakan yang

moral siswa di MTs Al Hidayah Donowarih cepat dan tegas yang dilakukan oleh guru

Karangploso Malang adalah: untuk segera menghentikan pelanggaran


yang dilakukan oleh siswa dengan
memberikan hukuman untuk

143 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018


Upaya Guru Dalam Mengatasi Degradasi Moral Siswa

memberikan rasa jera sesuai dengan Samtono, Guru Sebagai Key Person Dalam
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di
peraturan yang telah ditetapkan.
Sekolah (Penelitian Pada Guru - Guru SMA
Negeri 1 Salatiga). Among Makarti, Vol.3
a. Tindakan kuratif yang merupakan No.6, Desember 2010.
tindakan penyadaran terhadap siswa yang Sardjoe. Psikologi Umum. Pasuruan: Garoeda
Buana Indah, 1994.
melanggar norma-norma dengan mencari Setyoningsih, Yunita Dwi. Tantangan Konselor di
akar masalahnya dan memberi teguran, era milenial dalam mencegah degradasi
moral remaja. Prosiding SNBK (Seminar
peringatan, dan memindahkan anak. Nasional Bimbingan dan Konseling) 2 (1),
134 – 145 | 2018. Universitas PGRI
Madiun.
Daftar Rujukan Sudarsono. Etika Islam tentang Kenakalan Remaja.
Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1993.
Aly, Hery Noer dan Munzier, S. Watak Pendidikan Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
Islam. Jakarta: Friska Agung Insani, 2003. R&D. Bandung: alfabeta, 2016.
Arifudin, Arif. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Sujana, Nana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Jakarta: Kultura (GP Press Group), 2008. Bandung: Sinar Baru Algensido, 2001.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Sebuah Tirtaraharja, Umar. Pengantar Pendidikan Jakarta:
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Rineka Cipta, 2005.
Cipta, 2002. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, No 20
Darajat, Zakiah. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Tahun 2003 Bandung: Citra Umbara.
Bintang, 1994. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, No 20
Darajat, Zakiah. Membina Nilai-nilai Moral di Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara.
Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang, 1990. Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional.
Hawari, Dadang. Our children out future. Balai Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989.
Penerbit FKUI, 2007. Windrodini, Susilo. Psikologi Perkembangan Masa
Kartono, Kartini. Patologi sosial 2 kenakalan remaja. Remaja Surabaya: 1998.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Moeleong, Lexy. J.. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.

(Endnotes) 8 Ibid. Hlm. 248.


9 Nana Sujana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung:
1 Umar Tirtaraharja. Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Sinar Baru Algensido, 2001), hlm.197.
10 Samtono, Guru Sebagai Key Person Dalam Upaya
Cipta, 2005), hlm. 153.
2 Hery Noer Aly, Munzier, S. Watak Pendidikan Islam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah (Penelitian Pada
(Jakarta: Friska Agung Insani, 2003), hlm. 16. Guru - Guru SMA Negeri 1 Salatiga). Among Makarti, Vol.3
3 Susilo Windrodini. Psikologi Perkembangan Masa Remaja No.6, Desember 2010.
11 Arifudin, Arif. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
(Surabaya: 1998), hlm. 27.
4 Erna Fitriyah, Wawancara (31 Mei 2018). Kultura (GP Press Group), 2008), hlm. 62.
5 Lexy. J. Moeleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: 12 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, No 20 Tahun

Remaja Rosda Karya, 2007) hlm. 13. 2003 (Bandung: Citra Umbara), hlm 5.
13 Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung:

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Sebuah Pendekatan Remaja Rosda Karya, 1989) hlm. 8.
14 Moh. Uzer Usman. Op. Cit, hlm. 11.
Praktek (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm.156.
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rieneke 15 Yunita Dwi Setyoningsih. Tantangan Konselor di era

Cipta, 1998), hlm. 206. milenial dalam mencegah degradasi moral remaja. Prosiding

Volume III, Nomor 1, Juni 2018, AL-WIJDÁN 144


Rahmatullah, Dkk.
23 Kartini Kartono. Op. Cit, hlm. 96
SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) 2 (1), 24 Imam Syafi’i, Wawancara (2 Mei 2018).
134 – 145 | 2018. Universitas PGRI Madiun. Hlm. 137 25 Imam Syafi’i, Wawancara (2 Mei 2018).
16 Kartini kartono.Op. Cit. Hlm. 109. 26 Sudarsono. Ketika islam tentang kenakalan remaja
17 Adi Gunawan.Op Cit, hlm. 137. (Jakarta: PT. Rienika Cipta, 1993), hlm. 19.
18 Sardjoe. Psikologi Umum. (Pasuruan: Garoeda Buana 27 Muhammad Aqib, Wawancara (2 Mei 2018).

Indah, 1994), hlm. 155. 28 Observasi tanggal 27 April 2018


19 Sudarsono. Etika Islam tentang Kenakalan Remaja (Jakarta: 29 Observasi (tanggal 28 April 2018).

PT Rieneka Cipta, 1993), hlm. 19. 30 Dokumentasi, Visi Misi MTs Al Hidayah (24 April 2018).
20 Dadang Hawari. Our children out future (Balai Penerbit 31 Dana, Wawancara (29 Mei 2018).

FKUI, 2007), hlm. 90.


21 Ibid hlm. 91.
22 Zakiah darajat. Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia

(Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 95.

145 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 1, Juni 2018

You might also like