You are on page 1of 22

MAKALAH

CBT (COMOUTER BASSED TRAINING

Disusun Oleh :

Seftian Arief Budiman (21171008)

Icha Dwi wardani (21171003)

Lana Fauziah (21171033)

Khaerunniswah (21171002)

Maulida Ahsanul Laili (21171034)

Safira Dwi Yanti (21171006)

Oginda Septianda (21171009)

Muhammad Ahyar Rosidi (21171029)

Anugrah Rizky Senoaji (19021028)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA MATARAM


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5

C. Tujuan ............................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 7

A. Pengertian Computer-Based Training (Cbt) Dalam Konteks Pendidikan ...................... 7

B. Manfaat Penerapan Cbt Dalam Pendidikan Di Indonesia............................................... 8

C. Kelebihan Dan Kekurangan Cbt Dalam Konteks Pendidikan, Serta Mencari Solusi
Yang Efektif Untuk Mengatasi Kendala Yang Mungkin Muncul. ......................................... 9

D. Implementasi Cbt Dalam Pendidikan Di Indonesia ...................................................... 10

E. Peran Guru Dalam Konteks Cbt ................................................................................... 13

F. Efektivitas Pembelajaran CBT Secara Mandiri vs. CBT dalam Kombinasi dengan
Blended Learning ................................................................................................................. 14

G. tindakan dalam Pengelolaan Privasi dan Keamanan Data Siswa dalam Konteks CBT
dalam Pendidikan di Indonesia ............................................................................................ 15

H. Peran Regulasi dan Kebijakan dalam Pengembangan CBT dalam Pendidikan ........ 16

I. Tantangan yang Dihadapi CBT dalam Pendidikan di Indonesia: ................................. 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 19

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 19

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
nikmat, serta petunjuk-Nya, yang senantiasa melimpahkan berkah-Nya dalam setiap langkah
perjalanan kehidupan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang membawa cahaya kehidupan kepada seluruh umat manusia.

Kami mengawali makalah ini dengan rasa syukur dan rasa hormat yang dalam atas
kesempatan untuk membagikan pengetahuan dan wawasan kami mengenai sebuah topik yang
krusial dalam dunia pendidikan dan teknologi informasi: "Computer-Based Training" (CBT).

Dalam era yang dipenuhi dengan kemajuan teknologi, CBT telah memainkan peran
yang semakin penting dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Dalam makalah ini, kami akan membahas dengan lebih mendalam tentang CBT, serta
bagaimana metode pembelajaran ini telah mengubah lanskap pendidikan dan pelatihan.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan
memotivasi pembaca untuk terus menjelajahi inovasi dalam dunia pendidikan dan teknologi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang signifikan dan memberi inspirasi bagi
perkembangan pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Computer-Based Training (CBT) adalah sebuah metode pelatihan yang telah menjadi
semakin populer dan mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam beberapa dekade terakhir.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka peluang baru dalam
pendidikan dan pelatihan, dan CBT menjadi salah satu solusi yang inovatif dan efisien dalam
penyediaan materi pelatihan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, dunia bisnis dan pendidikan telah berubah
secara signifikan. Perusahaan dan organisasi mencari cara untuk meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan karyawan mereka, sementara lembaga pendidikan mencari cara untuk
memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif. CBT adalah salah satu alat yang dapat
membantu dalam mencapai tujuan tersebut.

Adanya CBT telah mengubah cara pelatihan dan pembelajaran dilakukan. Dulu,
pelatihan seringkali dilakukan secara langsung dengan instruktur yang hadir di lokasi tertentu.
Namun, dengan CBT, materi pelatihan dapat diakses secara online, memberikan fleksibilitas
waktu dan tempat yang lebih besar bagi peserta. Hal ini sangat bermanfaat dalam situasi di
mana peserta pelatihan berada di lokasi yang berjauhan atau memiliki jadwal yang padat.

Selain itu, CBT juga memungkinkan penyesuaian yang lebih baik terhadap kebutuhan
individu. Materi pelatihan dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan
peserta, sehingga pembelajaran menjadi lebih efisien. Selain itu, CBT juga dapat mencakup
berbagai media, seperti teks, video, simulasi, dan interaktivitas, yang dapat membuat
pembelajaran lebih menarik dan efektif.

Namun, seperti halnya dengan setiap teknologi, CBT juga memiliki tantangan dan
masalah yang perlu diatasi. Salah satunya adalah perlunya akses yang baik ke perangkat keras
dan internet, yang mungkin tidak tersedia di semua tempat atau bagi semua individu. Selain
itu, penting untuk mempertimbangkan aspek keamanan dan privasi dalam penggunaan CBT.

Makalah ini akan menjelaskan lebih dalam tentang Computer-Based Training (CBT),
termasuk manfaat, tantangan, dan perkembangan terkini dalam metode pelatihan ini. Makalah
ini juga akan membahas studi kasus dan contoh penggunaan CBT dalam berbagai konteks, baik
di dunia bisnis maupun pendidikan. Tujuan akhirnya adalah untuk memberikan pemahaman

4
yang lebih baik tentang CBT dan bagaimana metode ini dapat digunakan untuk meningkatkan
efektivitas pelatihan dan pembelajaran di berbagai bidang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Computer-Based Training (CBT) dalam konteks pendidikan, dan
bagaimana CBT berbeda dari metode pembelajaran tradisional?
2. Apa manfaat utama dari penerapan CBT dalam pendidikan, baik dari perspektif siswa
maupun pengajar?
3. Apa kelebihan dan kekurangan CBT dalam konteks pendidikan, dan bagaimana
kekurangan tersebut dapat diatasi?
4. Bagaimana implementasi CBT dalam pendidikan dilakukan, termasuk pemilihan platform,
pengembangan konten, dan pemilihan perangkat keras yang dibutuhkan?
5. Apa peran guru dalam CBT, dan bagaimana guru dapat memaksimalkan potensi CBT
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran?
6. Bagaimana efektivitas pembelajaran CBT secara mandiri dibandingkan dengan
penggunaan CBT dalam kombinasi dengan metode pembelajaran lainnya, seperti blended
learning? Apa perbedaan dan manfaat dari kedua pendekatan tersebut?
7. Bagaimana privasi dan keamanan data siswa dikelola dalam CBT dalam pendidikan? Apa
tindakan yang harus diambil untuk melindungi data pribadi siswa?
8. Apa peran regulasi dan kebijakan dalam pengembangan dan penggunaan CBT dalam
pendidikan? Bagaimana pengaruh regulasi ini terhadap penggunaan CBT di berbagai
negara?
9. Bagaimana tantangan dan peluang masa depan CBT dalam pendidikan, terutama dalam
menghadapi perkembangan teknologi yang terus berlanjut dan kebutuhan untuk adaptasi
konstan dalam dunia pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk memahami secara mendalam pengertian Computer-Based Training (CBT) dalam
konteks pendidikan dan mengklarifikasi perbedaan mendasar antara CBT dan metode
pembelajaran tradisional.
2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis manfaat utama yang dapat diperoleh dari
penerapan CBT dalam pendidikan, baik bagi siswa maupun pengajar.

5
3. Untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan CBT dalam konteks pendidikan, serta
mencari solusi yang efektif untuk mengatasi kendala yang mungkin muncul.
4. Untuk mendokumentasikan proses implementasi CBT dalam pendidikan, termasuk aspek-
aspek seperti pemilihan platform, pengembangan konten, dan pemilihan perangkat keras
yang sesuai.
5. Untuk mengidentifikasi dan menjelaskan peran guru dalam penggunaan CBT sebagai alat
bantu pembelajaran dan bagaimana guru dapat memaksimalkan potensi CBT.
6. Untuk membandingkan dan mengkontraskan efektivitas pembelajaran CBT secara mandiri
dengan penggunaan CBT dalam kombinasi dengan metode pembelajaran lainnya, seperti
blended learning, dengan tujuan mengungkapkan keunggulan dan kelemahan masing-
masing pendekatan.
7. Untuk menganalisis tindakan yang diperlukan dalam pengelolaan privasi dan keamanan
data siswa dalam konteks CBT dalam pendidikan, serta menyoroti pentingnya
perlindungan data pribadi siswa.
8. Untuk menyelidiki peran regulasi dan kebijakan dalam pengembangan dan penggunaan
CBT dalam pendidikan, serta dampak regulasi ini pada penggunaan CBT di berbagai
negara.
9. Untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang yang dihadapi CBT dalam pendidikan,
terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi yang terus berlanjut, dengan fokus
pada pemahaman potensi masa depan metode pembelajaran ini.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Computer-Based Training (Cbt) Dalam Konteks Pendidikan


Computer-Based Training (CBT) adalah metode pembelajaran yang menggunakan
teknologi komputer sebagai media utama untuk memberikan materi pelatihan atau
pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, CBT merujuk pada penggunaan perangkat lunak
pendidikan, platform belajar online, dan aplikasi berbasis komputer untuk menyampaikan
informasi, materi pelatihan, atau pembelajaran kepada siswa atau peserta pelatihan.

Menurut Kusumadewi, W. (2014) dalam jurnal "Penggunaan Media Pembelajaran


Berbasis Multimedia dalam Pembelajaran Interaktif," CBT dalam pendidikan adalah metode
yang memanfaatkan multimedia, seperti teks, gambar, audio, dan video, untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. CBT dapat mencakup simulasi, latihan interaktif,
dan evaluasi pembelajaran yang dapat diakses melalui komputer atau perangkat elektronik
lainnya.

a) Perbedaan Mendasar antara CBT dan Metode Pembelajaran Tradisional

Dalam perbandingan dengan metode pembelajaran tradisional, CBT memiliki sejumlah


perbedaan mendasar yang dapat memengaruhi cara siswa belajar dan pengajar mengajar:

1. Aksesibilitas dan Fleksibilitas: CBT memberikan fleksibilitas waktu dan tempat dalam
pembelajaran. Siswa dapat mengakses materi pelatihan kapan saja dan di mana saja
dengan perangkat yang terhubung ke internet. Artikel "Pembelajaran Jarak Jauh dan
Kualitas Pendidikan" oleh Salamah (2015) menyoroti aspek fleksibilitas ini sebagai
salah satu keunggulan CBT.

2. Pemersonalisasian Pembelajaran: CBT memungkinkan pemersonalisasian


pembelajaran. Siswa dapat mengatur tingkat kesulitan, memilih materi yang ingin
dipelajari, dan belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing. Menurut Saputro, R. R.
(2018) dalam jurnal "Penerapan CBT dalam Pembelajaran di Era Digital," ini adalah
salah satu kelebihan penting CBT.

7
3. Interaktivitas: CBT sering kali menawarkan unsur interaktivitas yang meningkatkan
keterlibatan siswa. Mereka dapat berpartisipasi dalam simulasi, kuis, dan latihan
interaktif yang mendukung pembelajaran aktif.

4. Monitoring dan Evaluasi: CBT memungkinkan pengajar untuk melacak kemajuan


siswa secara real-time. Artikel "Pengembangan E-Learning Berbasis CBT sebagai
Media Pembelajaran" oleh Kustiawan, I. dan Cahyani, R. P. (2017) membahas
pentingnya evaluasi dalam CBT.

5. Keterbatasan Akses dan Infrastruktur: Meskipun CBT memberikan fleksibilitas,


tantangan terkait akses internet dan perangkat keras masih ada. Artikel "Hambatan
Dalam Penerapan E-Learning di Indonesia" oleh Suparlan, Y. (2013) membahas
beberapa kendala ini.

B. Manfaat Penerapan Cbt Dalam Pendidikan Di Indonesia


Computer-Based Training (CBT) telah menjadi sebuah inovasi penting dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak lembaga pendidikan di
Indonesia telah mengadopsi CBT sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Tujuan dari
materi ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis manfaat utama yang diperoleh dari
penerapan CBT dalam pendidikan Indonesia, baik bagi siswa maupun pengajar.

a) Manfaat CBT bagi Siswa:

1. Fleksibilitas Belajar: CBT memungkinkan siswa untuk mengakses materi pelajaran


kapan saja dan di mana saja dengan menggunakan perangkat elektronik. Ini
memberikan fleksibilitas dalam proses belajar, yang sangat berguna bagi siswa yang
memiliki jadwal yang padat.

2. Belajar Mandiri: CBT mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam proses
belajar. Mereka dapat memilih tempo belajar mereka sendiri, mengulang materi jika
diperlukan, dan fokus pada area yang perlu ditingkatkan.

3. Interaktivitas: Banyak program CBT memiliki elemen interaktif, seperti ujian online,
simulasi, dan latihan yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Hal ini
meningkatkan keterlibatan siswa dan memahami materi secara lebih mendalam.

8
4. Kemajuan yang Terukur: CBT memungkinkan siswa dan guru untuk melacak kemajuan
belajar dengan lebih baik. Dengan memantau hasil tes dan kuis secara real-time, siswa
dan guru dapat mengevaluasi sejauh mana materi telah dipahami.

b) Manfaat CBT bagi Pengajar:

1. Personalisasi Instruksi: CBT memungkinkan guru untuk merancang program


pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Dengan data yang
dihasilkan oleh CBT, guru dapat memberikan bantuan tambahan kepada siswa yang
membutuhkannya.

2. Efisiensi dan Produktivitas: CBT memungkinkan guru untuk mengelola sumber daya
dan waktu secara lebih efisien. Mereka dapat menghindari pengulangan materi yang
sudah dipahami siswa dan fokus pada area yang memerlukan perhatian khusus.

3. Pemantauan Kemajuan Siswa: CBT memberikan alat yang kuat untuk pemantauan
kemajuan siswa. Guru dapat dengan cepat mengevaluasi kinerja siswa,
mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan merancang strategi yang
sesuai.

C. Kelebihan Dan Kekurangan Cbt Dalam Konteks Pendidikan, Serta Mencari Solusi
Yang Efektif Untuk Mengatasi Kendala Yang Mungkin Muncul.

a) Kelebihan CBT dalam Konteks Pendidikan:

1. Fleksibilitas Pembelajaran: Mencari sumber-sumber yang menguraikan bagaimana


CBT memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk mengakses materi pelatihan kapan saja
dan di mana saja.

2. Interaktivitas: Mencari penelitian yang menunjukkan bagaimana elemen-elemen


interaktif dalam CBT meningkatkan keterlibatan siswa dan memfasilitasi pemahaman
yang lebih baik.

3. Personalisasi: Menelusuri sumber-sumber yang menjelaskan bagaimana CBT dapat


dipersonalisasi untuk setiap siswa, memungkinkan mereka untuk belajar pada tingkat
yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka.

9
b) Kekurangan CBT dalam Konteks Pendidikan:

1. Keterbatasan Akses Teknologi: Mencari referensi yang mengungkapkan masalah akses


yang mungkin dihadapi oleh siswa atau lembaga pendidikan dalam menerapkan CBT.

2. Kualitas Interaksi Manusia: Mencari informasi tentang bagaimana CBT mungkin


kurang efektif dalam memfasilitasi interaksi antara guru dan siswa, serta antar-siswa.

3. Masalah Motivasi dan Disiplin Siswa: Penelitian yang membahas tantangan dalam
menjaga motivasi siswa dan disiplin ketika pembelajaran dilakukan secara online.

c) Solusi Efektif untuk Mengatasi Kendala:

1. Pelatihan Guru: Cari sumber yang menguraikan perlunya pelatihan guru untuk
mendukung penggunaan CBT secara efektif.

2. Infrastruktur Teknologi yang Mumpuni: Temukan referensi yang membahas pentingnya


pengembangan infrastruktur teknologi yang memadai di lembaga pendidikan.

3. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Carilah


informasi tentang cara menggabungkan CBT dengan pendekatan pembelajaran berbasis
masalah untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

D. Implementasi Cbt Dalam Pendidikan Di Indonesia


Computer-Based Training (CBT) adalah sebuah pendekatan dalam pendidikan yang
menggunakan teknologi komputer sebagai sarana utama dalam proses pembelajaran.
Implementasi CBT dalam pendidikan di Indonesia telah menjadi topik diskusi yang
semakin relevan karena perkembangan teknologi informasi yang pesat dan perubahan
dalam paradigma pendidikan.

a) Pemilihan Platform CBT

1. Peran Penting Pemilihan Platform: Pemilihan platform CBT menjadi tahap awal
dalam implementasi CBT. Guru dan pengelola pendidikan harus memilih platform yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan sumber daya yang tersedia.

2. Evaluasi Platform: Langkah awal dalam pemilihan platform adalah melakukan


evaluasi menyeluruh terhadap platform yang ada. Hal ini melibatkan aspek-aspek
seperti keamanan, ketersediaan, dan skalabilitas platform.

10
3. Penggunaan Platform Berbasis Cloud: Platform CBT berbasis cloud semakin
populer karena memungkinkan akses mudah dari berbagai perangkat, meminimalkan
biaya infrastruktur, dan memudahkan kolaborasi.

b) Pengembangan Konten CBT

1. Penyusunan Materi Pembelajaran: Pengembangan konten CBT melibatkan


penyusunan materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Materi tersebut harus dirancang agar interaktif dan mudah dipahami.

2. Integrasi Multimedia: Penggunaan multimedia seperti video, gambar, dan audio


dalam konten CBT dapat meningkatkan daya tarik dan pemahaman materi.

3. Kustomisasi Konten: Penting untuk dapat menyesuaikan konten dengan kebutuhan


individu. Ini dapat dilakukan dengan menyediakan pilihan modul pembelajaran yang
beragam.

c) Pemilihan Perangkat Keras yang Sesuai

1. Kompatibilitas Perangkat: Pemilihan perangkat keras harus mempertimbangkan


kompatibilitas dengan platform CBT yang dipilih. Perangkat tersebut harus mampu
menjalankan aplikasi CBT dengan baik.

2. Ketersediaan dan Aksesibilitas: Perangkat keras harus tersedia secara cukup dan
mudah diakses oleh siswa. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, aspek ketersediaan
perangkat menjadi faktor penting.

d) Contoh Platform CBT (Computer-Based Training) dan Perangkat Keras yang Sesuai
• Platform CBT:

1. Moodle: Moodle adalah salah satu platform pembelajaran daring open-source yang
populer. Platform ini menyediakan berbagai fitur untuk membuat, mengelola, dan
menyebarkan materi pembelajaran online, serta interaksi antara guru dan siswa.

2. Google Classroom: Google Classroom adalah platform yang dirancang khusus untuk
pendidikan. Ini memanfaatkan layanan Google seperti Google Docs, Google Drive, dan
Google Forms untuk membuat lingkungan pembelajaran yang kolaboratif dan mudah
diakses.

11
3. Edmodo: Edmodo adalah platform sosial pendidikan yang memungkinkan guru dan
siswa untuk berinteraksi, berbagi materi, dan berpartisipasi dalam diskusi. Ini
memungkinkan pembelajaran berbasis kolaborasi.

4. Schoology: Schoology adalah platform pendidikan yang komprehensif, yang


mencakup manajemen kelas, pembuatan ujian, pelacakan hasil, dan berbagai alat
kolaborasi.

5. Blackboard: Blackboard adalah platform pembelajaran daring yang digunakan oleh


banyak institusi pendidikan di seluruh dunia. Ini menawarkan berbagai alat
pembelajaran, manajemen tugas, dan pelaporan.

e) Perangkat Keras yang Sesuai:

1. Komputer atau Laptop: Komputer atau laptop adalah perangkat keras yang umum
digunakan untuk mengakses platform CBT. Mereka harus memiliki spesifikasi yang
memadai, termasuk pemrosesan yang cukup cepat, RAM yang memadai, dan kapasitas
penyimpanan yang mencukupi.

2. Tablet dan Smartphone: Banyak platform CBT juga dapat diakses melalui tablet atau
smartphone. Perangkat-perangkat ini menjadi sangat populer dalam pendidikan karena
portabilitasnya.

3. Proyektor: Dalam pengaturan pendidikan yang lebih besar, proyektor digunakan untuk
menampilkan materi pembelajaran dari platform CBT ke layar besar agar dapat diakses
oleh sejumlah besar siswa.

4. Jaringan Wi-Fi atau Internet yang Stabil: Akses internet yang stabil adalah
persyaratan penting untuk mengakses platform CBT. Hal ini menjadi kunci dalam
situasi pembelajaran online atau hibrida.

5. Peripheral seperti Mouse, Keyboard, dan Webcam: Peripheral ini dapat


meningkatkan pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan platform CBT, terutama
saat mengikuti ujian online atau berpartisipasi dalam sesi video konferensi.

6. Headset atau Speaker: Perangkat audio seperti headset atau speaker diperlukan untuk
mendengarkan materi audio dan berpartisipasi dalam percakapan audio.

7. Kamera Web (Webcam): Kamera web diperlukan untuk berpartisipasi dalam sesi
video konferensi, yang semakin umum dalam pendidikan jarak jauh.

12
E. Peran Guru Dalam Konteks Cbt
Guru memiliki peran kunci dalam penggunaan CBT dalam proses pembelajaran. Dalam
pendidikan berbasis teknologi, guru bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga
sebagai fasilitator pembelajaran. Beberapa peran penting guru dalam penggunaan CBT
meliputi:

1. Pengarah Pembelajaran: Guru memiliki tugas untuk membimbing siswa dalam


penggunaan CBT, membantu mereka memahami materi, dan mengarahkan mereka
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Kreator Materi: Guru dapat mengembangkan konten CBT yang sesuai dengan
kebutuhan dan kurikulum sekolah, termasuk pengayaan dengan materi lokal dan khas
Indonesia.
3. Evaluasi Pembelajaran: Guru harus secara teratur mengukur kemajuan siswa,
memberikan umpan balik, dan menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan
individu.
4. Motivator: Guru memiliki peran penting dalam memotivasi siswa untuk mengambil
inisiatif dalam belajar melalui CBT dan menjadikan pembelajaran lebih menarik.

• Cara Guru Memaksimalkan Potensi CBT


Guru dapat memaksimalkan potensi CBT dengan mempertimbangkan beberapa
strategi dan pendekatan berikut:

1. Pelatihan dan Pengembangan Guru: Guru perlu dilengkapi dengan keterampilan


teknologi dan pelatihan khusus dalam penggunaan CBT. Pelatihan ini dapat dilakukan
melalui program pengembangan profesional.
2. Pemilihan dan Evaluasi Konten CBT: Guru harus memilih atau membuat konten CBT
yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa. Mereka juga perlu secara teratur
mengevaluasi dan memperbarui materi agar tetap relevan.
3. Kustomisasi Materi: Guru dapat menyesuaikan materi CBT dengan kekhasan budaya
dan bahasa Indonesia untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap pembelajaran.
4. Fasilitasi Pembelajaran Kolaboratif: Guru dapat mempromosikan pembelajaran
kolaboratif di mana siswa dapat berinteraksi dan belajar satu sama lain melalui platform
CBT.

13
5. Monitoring Kemajuan Siswa: Guru perlu menggunakan data dari platform CBT untuk
memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang sesuai.
F. Efektivitas Pembelajaran CBT Secara Mandiri vs. CBT dalam Kombinasi dengan
Blended Learning
Computer-Based Training (CBT) telah menjadi salah satu pendekatan yang penting
dalam pendidikan modern. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah CBT yang
digunakan secara mandiri lebih efektif daripada penggunaannya dalam kombinasi dengan
metode pembelajaran lainnya, seperti blended learning. Tujuan dari materi ini adalah untuk
menyelidiki dan membandingkan efektivitas masing-masing pendekatan tersebut dengan fokus
pada keunggulan dan kelemahan yang ada.

1) Efektivitas Pembelajaran CBT Secara Mandiri


a) Penggunaan CBT secara mandiri dapat memiliki keunggulan berikut:

1. Kemudahan Akses: Peserta belajar dapat mengakses materi pelatihan kapan saja
dan di mana saja, memberikan fleksibilitas yang tinggi.

2. Kustomisasi Materi: Materi pelatihan dapat disesuaikan dengan tingkat


pengetahuan dan kebutuhan individu, meningkatkan efisiensi pembelajaran.

3. Kemajuan yang Terukur: Sistem CBT seringkali menyediakan alat yang


memungkinkan pelacakan kemajuan peserta secara langsung.

b) Namun, terdapat juga kelemahan, termasuk:

1. Kurangnya Interaksi Sosial: Pembelajaran secara mandiri dapat mengurangi


interaksi sosial yang penting dalam pembelajaran kolaboratif.

2. Potensi Terjadinya Kesalahan: Siswa mungkin terbatas dalam mengajukan


pertanyaan dan meminta klarifikasi dalam situasi pembelajaran mandiri.

2) Efektivitas Pembelajaran CBT dalam Kombinasi dengan Blended Learning

Penggunaan CBT dalam kombinasi dengan blended learning (gabungan pembelajaran


daring dan tatap muka) juga memiliki keunggulan dan kelemahan:

1. Interaksi Sosial yang Lebih Baik: Gabungan CBT dengan interaksi tatap muka
memungkinkan siswa berinteraksi dengan instruktur dan sesama siswa.

14
2. Penggunaan Sumber Daya yang Lebih Luas: Kombinasi CBT dengan pembelajaran
tatap muka memungkinkan pemanfaatan sumber daya offline dan online.

3. Kustomisasi yang Lebih Optimal: Instruktur dapat memandu siswa untuk


mengkustomisasi pembelajaran mereka dengan baik.

Namun, juga terdapat kelemahan, seperti:

1. Kesulitan dalam Penjadwalan: Penggabungan CBT dengan pembelajaran tatap muka


memerlukan perencanaan yang cermat dan penjadwalan yang rumit.

2. Ketergantungan pada Infrastruktur: Keberhasilan blended learning tergantung pada


akses yang baik ke perangkat keras dan koneksi internet, yang tidak selalu tersedia.

G. tindakan dalam Pengelolaan Privasi dan Keamanan Data Siswa dalam Konteks CBT
dalam Pendidikan di Indonesia
Dalam era digital dan perkembangan teknologi, pendidikan online dan penggunaan CBT
semakin umum. Namun, perlindungan data pribadi siswa menjadi perhatian utama.
Pentingnya pengelolaan privasi dan keamanan data siswa dalam konteks CBT dalam
pendidikan tidak dapat diabaikan.

a) Tindakan yang Diperlukan dalam Pengelolaan Privasi dan Keamanan Data Siswa

1. Kebijakan Privasi dan Keamanan Data: Sekolah, perguruan tinggi, dan penyedia CBT
perlu memiliki kebijakan privasi yang jelas dan kuat. Referensi:

2. Pengaturan Akses Data: Menentukan siapa yang memiliki akses ke data siswa dan
dalam konteks apa. Referensi:

3. Enkripsi Data: Mengenkripsi data yang disimpan dan dipertukarkan, sehingga hanya
orang yang berwenang yang dapat mengaksesnya. Referensi:

4. Pendidikan dan Kesadaran: Melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya privasi data. Referensi:

• [Peran Pendidikan Kesadaran Privasi dalam Sekolah - Referensi D]

5. Audit dan Pemantauan: Melakukan audit berkala dan pemantauan terhadap sistem
CBT untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan privasi dan keamanan.
Referensi:

b) Pentingnya Perlindungan Data Pribadi Siswa


15
c) Perlindungan data pribadi siswa merupakan aspek yang krusial dalam pendidikan online.
Hal ini melibatkan:

1. Kepercayaan Orang Tua dan Siswa: Perlindungan data yang kuat akan meningkatkan
kepercayaan orang tua dan siswa terhadap pendidikan online.

2. Kepatuhan Hukum: Mengikuti peraturan privasi data di Indonesia, seperti UU No. 11


Tahun 2020 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

3. Prestasi Akademik: Jika data siswa bocor atau disalahgunakan, ini dapat
memengaruhi prestasi akademik siswa.

H. Peran Regulasi dan Kebijakan dalam Pengembangan CBT dalam Pendidikan


Pengembangan dan penggunaan CBT dalam pendidikan merupakan isu yang memerlukan
pandangan regulatif yang kuat untuk memastikan penggunaan yang aman dan bermanfaat
dalam lingkungan pendidikan. Regulasi dan kebijakan memiliki peran kunci dalam mengawasi
dan mengarahkan perkembangan teknologi pendidikan ini.

1) Regulasi dalam Penggunaan CBT

Regulasi yang ketat dalam penggunaan CBT dapat memastikan bahwa platform dan materi
yang digunakan dalam pendidikan memenuhi standar keamanan dan kualitas yang diperlukan.
Regulasi juga dapat mengatasi isu privasi, yang sering menjadi perhatian dalam penggunaan
teknologi pendidikan. Peraturan-peraturan yang memerlukan penyedia CBT untuk mematuhi
standar keamanan data siswa dan mengklarifikasi kewajiban penyedia dalam melindungi data
ini sangat penting.

2) Peran Kebijakan Pendidikan

Kebijakan pendidikan yang berfokus pada integrasi CBT dalam kurikulum sekolah dapat
memberikan arah dalam penggunaan CBT dalam proses pembelajaran. Kebijakan ini dapat
mencakup pengembangan kurikulum yang sesuai dengan teknologi, pelatihan guru dalam
penggunaan CBT, dan alokasi anggaran untuk infrastruktur teknologi yang dibutuhkan.

3) Dampak Regulasi pada Penggunaan CBT di Berbagai Negara

Dampak dari regulasi dan kebijakan mengenai CBT dalam pendidikan dapat berbeda-beda di
setiap negara. Regulasi yang ketat mungkin menghambat pertumbuhan CBT jika tidak
dilakukan dengan bijak, sedangkan regulasi yang lemah dapat membawa risiko keamanan dan
privasi. Beberapa dampak yang dapat terlihat adalah:

16
1. Pengembangan CBT: Negara-negara dengan regulasi yang mendukung penggunaan
CBT dalam pendidikan cenderung melihat perkembangan CBT yang lebih pesat.

2. Penggunaan CBT: Regulasi yang jelas dan mendukung dapat mendorong penggunaan
CBT yang lebih luas dalam lingkungan pendidikan, sementara regulasi yang buruk
dapat menghambat penerapannya.

3. Privasi dan Keamanan: Regulasi yang baik dalam privasi dan keamanan data siswa
dapat memberikan rasa percaya bagi pemangku kepentingan dalam penggunaan CBT.

4. Edukasi dan Pelatihan: Kebijakan pendidikan yang mendukung pelatihan guru dalam
penggunaan CBT dapat berkontribusi pada penggunaan yang lebih efektif.

I. Tantangan yang Dihadapi CBT dalam Pendidikan di Indonesia:

Pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam


beberapa tahun terakhir, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam
konteks ini, Computer-Based Training (CBT) menjadi sebuah alternatif yang menarik dalam
metode pembelajaran. Dengan teknologi yang terus berlanjut, CBT menghadapi berbagai
tantangan dan peluang dalam memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.

a) Tantangan yang Dihadapi CBT dalam Pendidikan di Indonesia:

1. Infrastruktur Teknologi yang Heterogen: Indonesia memiliki keragaman dalam


infrastruktur teknologi, dengan akses internet yang tidak merata antara perkotaan dan
daerah pedesaan. Ini menjadi tantangan dalam menyediakan akses CBT yang konsisten
dan merata di seluruh negeri.

2. Pelatihan Guru yang Cukup: Implementasi CBT memerlukan pelatihan yang cukup
bagi guru. Banyak guru masih perlu mengembangkan kompetensi dalam penggunaan
teknologi sebagai alat pembelajaran. Ini mengharuskan investasi dalam pelatihan guru.

3. Konten Edukatif yang Berkualitas: Penting untuk memiliki konten CBT yang
berkualitas dan sesuai dengan kurikulum nasional. Pengembangan konten yang baik
memerlukan sumber daya dan pengetahuan yang memadai.

17
4. Keterbatasan Akses di Daerah Terpencil: Daerah-daerah terpencil di Indonesia masih
menghadapi keterbatasan akses internet. CBT menjadi tidak dapat diakses sepenuhnya
di beberapa daerah ini.

5. Isu Keamanan Data: Dalam penggunaan CBT, perlindungan privasi dan keamanan data
siswa merupakan perhatian utama. Perlindungan data pribadi siswa harus menjadi
prioritas dalam penggunaan teknologi ini.

b) Peluang yang Dihadapi CBT dalam Pendidikan di Indonesia:

1. Akses Universal ke Pendidikan: CBT memungkinkan akses pendekatan pembelajaran


yang lebih universal, mengatasi kendala geografis dan kekurangan sumber daya. Ini
membuka pintu bagi pendidikan berkualitas di daerah yang sebelumnya kesulitan
mendapatkan akses pendidikan.

2. Pengkustomisasi Pembelajaran: CBT memungkinkan pembelajaran yang lebih


dipersonalisasi, mengikuti kebutuhan dan kemampuan individu siswa. Ini dapat
membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik.

3. Mengikuti Kemajuan Teknologi: CBT memiliki fleksibilitas untuk mengikuti


perkembangan teknologi. Dengan demikian, metode ini dapat terus memanfaatkan
inovasi terbaru dalam pendidikan dan beradaptasi dengan cepat.

4. Kemitraan dengan Industri Teknologi: Kerjasama dengan perusahaan teknologi lokal


dan internasional dapat membantu dalam menyediakan solusi teknologi yang
terjangkau dan efisien untuk mendukung CBT di Indonesia.

18
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan telah mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Computer-Based Training (CBT) adalah sebuah metode
pembelajaran yang mengambil manfaat dari teknologi ini untuk memperbaiki cara kita belajar
dan mengajar. CBT memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang metodenya,
membedakannya dari pendekatan tradisional yang biasa kita kenal. Dalam konteks pendidikan,
CBT memiliki manfaat besar yang dapat dirasakan oleh siswa dan pengajar. Manfaat tersebut
mencakup akses yang lebih universal, kemampuan untuk menyelaraskan pembelajaran dengan
kebutuhan individu, dan kemampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang terus
berlanjut.

Namun, CBT juga memiliki tantangan yang perlu diatasi, termasuk infrastruktur
teknologi yang heterogen, pelatihan guru yang cukup, dan pengembangan konten yang
berkualitas. Solusi perlu ditemukan untuk mengatasi kendala-kendala ini agar CBT dapat
menjadi alat pembelajaran yang efektif.

Peran guru dalam CBT sangat penting, dan guru harus mampu memaksimalkan potensi
CBT sebagai alat bantu pembelajaran. Selain itu, perbandingan antara efektivitas pembelajaran
CBT secara mandiri dengan penggunaan CBT dalam kombinasi dengan metode pembelajaran
lainnya seperti blended learning membawa pengetahuan yang berharga tentang manfaat dan
kekurangan masing-masing pendekatan.

Selain itu, manajemen privasi dan keamanan data siswa dalam CBT menjadi kunci
dalam penggunaan teknologi ini. Perlindungan data pribadi siswa harus menjadi prioritas
utama dalam pengembangan dan implementasi CBT.

Regulasi dan kebijakan juga memainkan peran penting dalam penggunaan CBT dalam
pendidikan. Memahami peran regulasi ini dan dampaknya di berbagai negara membantu
mengarahkan perkembangan CBT yang sehat.

Terakhir, CBT dalam pendidikan dihadapkan pada tantangan dan peluang dalam
menghadapi perkembangan teknologi yang terus berlanjut. Memahami potensi masa depan
metode pembelajaran ini memungkinkan kita untuk terus mengembangkan pendekatan yang
lebih efisien dan relevan dalam dunia pendidikan yang terus berubah.

19
Dalam keseluruhan, CBT adalah alat penting dalam perkembangan pendidikan yang
mengambil manfaat dari kemajuan teknologi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
karakteristik, manfaat, kekurangan, peran guru, keamanan data, dan tantangan serta peluang
masa depan CBT, kita dapat menciptakan pendekatan yang lebih efektif dan relevan dalam
memberikan pendidikan berkualitas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, R., & Sulistiyo, U. (2021). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Teknologi pada Masa
Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 1(2),
65-76.

Haryanti, E., & Aditya, R. (2020). Efektivitas Blended Learning dalam Meningkatkan
Kemampuan Literasi Digital Siswa. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran,
10(2), 99-112.

Kustiawan, I., & Cahyani, R. P. (2017). "Pengembangan E-Learning Berbasis CBT sebagai
Media Pembelajaran." Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, 2(1), 1-8.

Kusumadewi, W. (2014). "Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia dalam


Pembelajaran Interaktif." Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 2(2), 51-56.

Lestari, I., Sumarni, W., & Retnawati, H. (2019). The Integration of Information and
Communication Technology in Indonesian Language Learning at the Senior High
School. Indonesian Journal of Educational Science, 1(1), 15-26.

Rachmawati, M., & Susanto, D. (2019). Regulasi Penggunaan Teknologi Pendidikan dalam
Implementasi Kurikulum 2013 di Indonesia. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi,
5(1), 7-1

Salamah. (2015). "Pembelajaran Jarak Jauh dan Kualitas Pendidikan." Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh, 16(2), 127-136.

Saputro, R. R. (2018). "Penerapan CBT dalam Pembelajaran di Era Digital." Jurnal Teknologi
Informasi dan Komunikasi, 9(1), 12-18.

Sari, W., & Pratama, R. (2020). Peran Regulasi dan Kebijakan dalam Penggunaan E-Learning
dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, 4(2),
172-180.

Suparlan, Y. (2013). "Hambatan Dalam Penerapan E-Learning di Indonesia." Jurnal Pendidikan


Terbuka dan Jarak Jauh, 14(1), 63-72.

Supriyanto, D., & Widiatmoko, A. (2017). Implementing E-Learning for Mathematics


Learning at Elementary School in Indonesia. Journal of Education and Practice, 8(15),
72-80.

21
Suryana, S., & Huda, S. (2018). Pemanfaatan Sistem Pembelajaran Berbasis Komputer dalam
Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, 7(2),
189-202.

Suryani, L., & Sulistiowati, D. I. (2018). The Role of Indonesian Teacher in Developing the
Learning Materials in the Global Era. International Journal of Pedagogy, Innovation
and New Technologies, 5(2), 63-68.

Wulandari, D. I., & Ramdhani, A. (2019). Analisis Pembelajaran Online dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4(2), 82-92.

22

You might also like