You are on page 1of 6

Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553

Eksternalitas dan Kebijakan Publik Objek Wisata Maribaya Natural


Hot Spring Resort Lembang
Externalities and Public Policy Attractions Maribaya Natural Hot Spring Resort,
1
Poppy Fabiola, 2Asnita Frida Sebayang,3Ade Yunita Mafruhat
1,2,3
Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1poppyfabiola@gmail.com, 2fridaasnita@gmail.com, 3dnita90@gmail.com

Abstract. Maribaya Natural Hot Spring Resort is one of the growing tourist attractions in Langensari Village.
The establishment of the Maribaya tourist attraction, the Natural Hot Spring, is late inviting to increase
regional income, encouraging investors to start businesses in Desa Langensari, and provides opportunities in
the form of employment and side jobs that can be done by local communities. This research uses the rating
scale method and the Analytical Hierarchy Process method analyzed with Microsoft Excel and
SuperDecision. The results showed that the Maribaya Resort natural hot spring resort raises various forms
of positive externalities such as increasing land prices, increasing the number of tourist visits and increasing
revenue from BUMDes. In addition, it also brings up negative externalities such as traffic jams on weekends,
air pollution, increases in rental prices for business premises, development of tourism facilities and
infrastructure, resettlement, access to entrances and making long traffic jams. Public policies that are
recommended to internalize externalities include controlled and approved activities within tourist attractions.
Keywords: Externality, Tourism Objects, Public Policy.

Abstrak. Objek wisata Maribaya Natural Hot Spring Resort merupakan salah satu objek wisata yang
terkenal di Desa Langensari. Berdirinya objek wisata Maribaya Natural Hot Spring Resort telat berperan
untuk meningkatkan pendapatan daerah, mendorong para investor untuk membuka usaha di daerah Desa
Langensari dan memberikan peluang berupa penyediaan lapangan pekerjaan dan pekerjaan sampingan yang
dapat dilakukan oleh masyarakat setempat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk
eksternalitas dan kebijakan publik yang cocok untuk memaksimalisasi eksternalitas positif dan
meminimalisasi eksternalitas negatif. Metode yang digunakan adalah metode rating scale dan Analytical
Hierarchy Process (AHP). Data yang digunakam berupa data primer dan sekunder yang diolah menggunakan
Microsoft Excel dan software Super Decision. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek wisata Maribaya
Natural Hot Spring Resort menimbulkan berbagai bentuk eksternalitas positif seperti peningkatan harga
lahan, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan penambahan pendapatan dari BUMDes. Selain itu
menimbulkan eksternalitas negatif seperti kemacetan pada hari weekend, pencemaran udara, kenaikan harga
sewa tempat usaha, pengembangan sarana dan praasarana pariwisata mengganggu penduduk, akses pintu
masuk dan keluar membuat kemacetan panjang. Kebijakan publik yang direkomendasikan untuk
menginternalisasi eksternalitas antara lain mengontrol dan mengawasi aktivitias di dalam objek wisata.
Kata Kunci: Eksternalitas, Objek Wisata, Kebijakan Publik.

A. Pendahuluan pengangguran bisa diatasi.


Kabupaten Bandung Barat
Pariwisata menjadi salah satu
merupakan salah satu kabupaten yang
sektor yang mulai diperhitungkan dan
terletak di barat ibukota Bandung
diperhatikan di berbagai negara, baik
provinsi Jawa Barat, Indonesia.
negara maju ataupun negara
Kabupaten Bandung Barat diyakini
berkembang, tidak terkecuali Indonesia.
memiliki potensi yang besar dalam
Sektor pariwisata banyak diakui
bidang pariwisata yang layak untuk
sebagai sektor yang dapat
dijual dan sebagai pemasukan bagi
mengembangkan sektor-sektor lain
negara dalam bidang pariwisata. Daya
dalam meingkatkan pertumbuhan
tarik wisata yang berada di KBB
ekonomi. Melalui sektor ini, beberapa
merupakan salah satu upaya pemerintah
permasalahan seperti pengentasan
untuk meningkatkan perekonomian
kemiskinan dan pengurangan jumlah

315
316 | Poppy Fabiola, et al.

daerah sekitar dan sebagai mata terdapat juga eksternalitas positif yang
pencaharian masyarakat lokal. Menurut dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu, dibutuhkan kebijakan publik untuk
Kabupaten Bandung Barat, sektor memaksimalisasi eksternalitas positif
pariwisata Kabupaten Bandung Barat dan meminimalisasi eksternalitas
meraih nilai tertinggi dalam PDRB. Hal negatif.
ini berarti, sektor pariwisata Kabupaten
B. Landasan Teori
Bandung Barat memiliki banyak
potensi untuk meningkatkan ekonomi Menurut Nugroho (2018),
lokal dan meningkatkan kesejahteraan kebijakan publik adalah keputusan
masyarakat setempat. politik yang melembaga, keputusan
Maribaya Natural Hot Spring yang dibuat oleh negara sebagai strategi
Resort merupakan salah satu objek untuk merealisasi tujuan negara yang
wisata yang sangat terkenal di Kabuaten bersangkutan. Kebijakan publik adalah
Bandung Barat tepatnya Desa strategi untuk mengantar masyarakat
Langensari. Daerah Maribaya sudah pada masa awal, memasuki masyarakat
lama menjadi objek wisata alam yang pada masa transisi, untuk menuju
terkenal dan terletak di Kabupaten masyarakat yang dicita-citakan.
Bandung Barat. Berjarak 5 km sebelah Kebijakan publik adalah masalah
timur Lembang dan 15 km dari Kota pembuat keputusan atas pilihan-pilihan
Bandung. Maribaya Natural Hot Spring masa depan dan kebijakan publik
Resort telah lama dikenal sebagai adalah menciptakan masa depan pada
tempat favorit pemandian air panas hari ini.
alami. Salah satu destinasi wisata Winarno (2002) mendefinisikan
terkenal, penting dan bersejarah. Air kebijakan publik sebagai hipotesis yang
panas natural di Maribaya dikenal dapat mengandung kondisi-kondisi awal dan
menyembuhkan berbagai penyakit akibat-akibat yang bisa diramalkan.
sejak tahun 1835 hingga sekarang (PT. Kebijakan publik itu harus dibedakan
Akurasi Kuatmega, 2013). dengan bentuk-bentuk kebijakan yang
Objek wisata Maribaya Natural lain misalnya kebijakan swasta. Hal ini
Hot Spring Resort sebelumnya dikelola dipengaruhi oleh keterlibatan faktor-
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata faktor bukan pemerintah. Agustino
Kabupaten Bandung Barat lalu pada (2008) mendefinisikan kebijakan publik
tahun 2013 dialihkelola oleh PT. sebagai hubungan antara unit
Akurasi Kuatmega dengan adanya pemerintah dengan lingkungannya.
kontrak selama 30 tahun. Setelah Banyak pihak beranggapan bahwa
dialihkelola oleh PT. Akurasi definisi tersebut masih terlalu luas
Kuatmega, muncullah berbagai untuk dipahami, karena apa yang
dampak-dampak yang dihadapi oleh dimaksud dengan kebijakan publik
masyarakat lokal atau masyarakat Desa dapat mencakup berbagai hal.
Langensari, baik itu positif maupun Menurut Fauzi (2015),
negatif atau yang disebut dengan eksternalitas sebagai dampak dari
eksternalitas. Banyak permasalahan- kegiatan produksi atau konsumsi dari
permasalahan baru atau eksternalitas satu pihak mempengaruhi utilitas pihak
negatif yang muncul setelah Objek lain secara tidak diinginkan. Dampak
Wisata Maribaya dialihkelola oleh ini tidak hanya terkait dengan
pihak swasta dan berdampak kurang pengelolaan sumber daya alam.
baik terhadap kehidupan sosial dan Sedangkan menurut Ginting (2011),
ekonomi masyarakat setempat. Namun eksternalitas adalah suatu efek samping
dari suatu tindakan pihak tertentu
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Eksternalitas dan Kebijakan Publik Objek Wisata... | 317

terhadap pihak lain, baik dampak yang masyarakat Desa Langensari.


menguntungkan maupun yang Eksternalitas negatif adalah
merugikan. dampak samping yang merugikan dari
Wahab (1992) menjelaskan suatu tindakan yang dilakukan oleh
pariwisata adalah salah satu jenis suatu pihak terhadap orang lain tanpa
industri baru yang mampu adanya kompensasi dari pihak yang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi dirugikan. Penelitian dilakukan dengan
yang cepat dalam penyediaan lapangan cara wawancara dan penyebaran
pekerjaan, peningkatan penghasilan, kuesioner, hasil penelitian tersebut
standar hidup serta menstimulasi antara lain:
sektor-sektor produktivitas lainnya. a. Terganggunya masyarakat
Sedangkan menurut Kodyat (1983), sekitar pada hari weekend karena
pariwisata adalah perjalanan dari suatu macet. Menurut masyarakat
tempat ke tempat lain, bersifat Desa Langensari, kemacetan
sementara, dilakukan perorangan terjadi kurang lebih 2 km dari
maupun kelompok, sebagai usaha pintu masuk objek wisata.
mencari keseimbangan atau keserasian Kemacetan tersebut dinilai
dan kebagiaan dengan lingkungan mengganggu aktivitas dan
dalam dimensi sosial budaya, alam dan kenyamanan masyarakat,
ilmu. terlebih ketika harus berpergian
C. Hasil Penelitian dan ke luar rumah dengan kendaraan
Pembahasan bermotor. Hal ini tentu membuat
aktivitas masyarakat terhambat
Bentuk-bentuk Eksternalitas: dengan adanya kemacetan yang
Eksternalitas positif adalah panjang.
dampak samping yang menguntungkan b. Pencemaran udara. Terjadinya
dari suatu tindakan yang dilakukan oleh pencemaran udara karena
suatu pihak terhadap orang lain tanpa banyak kendaraan bermotor
adanya kompensasi dari pihak yang yang berlalu-lalang untuk masuk
diuntungkan. Penelitian dilakukan ke objek wisata Maribaya.
dengan cara wawancara dan penyebaran Pencemaran udara tersebut
kuesioner, hasil penelitian tersebut dikhawatirkan dapat
antara lain: mengganggu kesehatan
a. Harga Lahan Mengalami masyarakat yang mengakibatkan
Peningkatan. Setelah adanya penyakit pernasapan seperti
objek wisata Maribaya Natural ISPA (infeksi saluran
Hot Spring Resort, harga lahan pernapasan akut), termasuk di
meningkat dari ± Rp. antaranya asma, bronchitis dan
1.000.000/m² menjadi ± Rp. gangguan pernapasan lainnya.
5.000.000/m². c. Harga sewa tempat usaha
b. Desa Langensari jadi banyak meningkat. Menurut masyarakat,
pengunjung. Dengan adanya pada saat objek wisata dikelola
objek wisata Maribaya Natural oleh pemerintah, harga sewa
Hot Spring Resort, terjadi tempat usaha hanya 4 ribu rupiah
peningkatan wisatawan yang per bulan untuk biaya
berkunjung ke Desa Langensari. kebersihan. Setelah dialih kelola
Hal ini tentu dapat oleh pihak swasta, harga sewa
menguntungkan beberapa pihak, tempat usaha meningkat menjadi
baik pemerintah maupun 75 ribu per bulan. Sekitar 250

Ilmu Ekonomi
318 | Poppy Fabiola, et al.

Tabel 1. Bobot Prioritas Cluster Alternatif

No. Alternatif Bobot Cosistency Ratio


1. Aspek Pemberdayaan Masyarakat 0,404
2. Aspek Manajemen 0,329
0,037
3. Aspek Lingkungan 0,194
4. Aspek Sosial-Budaya 0,073
Sumber: Data Primer diolah, 2019.
pedagang yang merupakan pemerintah. Kebijakan pulik
masyarakat yang tinggal di mengisyaratkan adanya pilihan-pilihan
sekitar objek wisata terpaksa kolektif yang saling bergantung satu
tidak berjualan lagi di dalam sama lain termasuk di dalamnya (Dunn,
objek wisata dikarenakan harga 2003).
sewa yang semakin melambung
tinggi. Hasil dari penilaian atau perbandingan
d. Pengembangan sarana dan responden dari berbagai aspek tersebut
prasarana mengganggu diperoleh sebuah pembobotan prioritas
penduduk. Beberapa masyarakat yang menunjukkan hasil akhir dari
merasa dengan adanya beberapa aspek yang menjadi kebijakan
pembangunan objek wisata. prioritas.
Sekitar lima rumah yang dihuni
masyarakat terpaksa dijual ke
pihak swasta dikarenakan tanah
tersebut akan digunakan untuk
pembangunan objek wisata.
Selain itu, para pedagang kecil
yang memiliki kios di dalam
objek wisata merasa dirugikan
dikarenakan pembangunan yang
lama dan tidak diberitahukan
jangka waktunya sehingga
pedagang saat itu banyak yang
menganggur.
e. Akses pintu masuk dan keluar
objek wisata Maribaya membuat
kemacetan panjang. Gambar 1. Penyusunan Goal, Kriteria
dan Alternatif.
Analisis Strategi Kebijakan Publik
Dari hasil perhitungan dengan
untuk Internalisasi Eksternalitas
aplikasi Super Decision tersebut
Untuk mengetahui strategi diperoleh skala prioritas dari masing-
kebijakan publik internalisasi masing aspek. Aspek prioritas dalam
eksternalitas, digunakan metode hal ini yaitu pemberdayaan masyarakat.
Analytical Hierarcy Process (AHP). Para responden berkesimpulan bahwa
Kebijakan publik adalah pola aspek ini dianggap sangat prioritas
ketergantungan yang kompleks dari dalam rangka internalisasi eksternalitas
pilihan-pilihan kolektif yang saling objek wisata. Karena pihak swasta
bergantung, termasuk keputusan- tergolong kurang baik dalam
keputusan untuk tidak bertindak yang memberdayakan masyarakat Desa
dibuat oleh badan atau kantor Langensari.
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Eksternalitas dan Kebijakan Publik Objek Wisata... | 319

Aspek pemberdayaan jam-jam tertentu.


masyarakat terkait dengan pembukaan
D. Kesimpulan
lapangan kerja, pengembangan usaha,
pengembangan skill dan sosialisasi Berdasarkan pembahasan dalam
dalam rangka mengurangi dampak penelitian ini, peneliti menyimpulkan
eksternalitas negatif. Kebijakan yang beberapa hasil penelitian sebagai
menjadi prioritas yaitu pembukaan berikut:
lapangan pekerjaan. Menurut 1. Eksternalitas positif yang
masyarakat Desa Langensari, ditimbulkan oleh objek wisata
pembukaan lapangan pekerjaan di Desa Maribaya Natural Hot Spring
Langensari tergolong kurang banyak, Resort antara lain peningkatan
sehingga mereka kebanyakan memilih harga lahan dan meningkatnya
untuk menjadi pedagang. jumlah kunjungan wisatawan.
Aspek strategi lain yang 2. Eksternalitas negatif yang
dianggap penting dan prioritas dalam ditimbulkan oleh objek wisata
rangka internalisasi eksternalitas objek Maribaya Natural Hot Spring
wisata adalah aspek manajemen. Aspek Resort antara lain kemacetan
manajemen terkait dengan pengawasan pada hari weekend, pencemaran
jam operasional dan perekrutan SDM udara, kenaikan harga sewa
profesional. Kebijakan yang menjadi tempat usaha
prioritas yaitu pengawasan jam
operasional. Menurut masyarakat Desa
Daftar Pustaka
Langensari, manajemen waktu objek
wisata Maribaya dikelola dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
kurang baik karena pada tengah malam Kabupaten Bandung Barat. 2015.
pun masih ada kegiatan di dalam objek Profil dan Potensi Kabupaten
wisata dan terdengar suara-suara musik Bandung Barat. Jawa Barat:
yang nyaring. Dinas Kebudayaan dan
Selain kebijakan dalam aspek Pariwisata.
manajemen, terdapat pula kebijakan Dunn, William N. 2003. Analisis
dalam aspek lingkungan. Aspek Kebijakan Publik. Yogyakarta:
lingkungan terkait dengan penerapan Gadjah Mada University Press.
pajak, retribusi dan subsidi lingkungan Fauzi, A. 2015. Valuasi Ekonomi dan
hidup dan dana penanggulangan Penilaian Kerusakan Sumber
pencemaran. Kebijakan yang menjadi Daya Alam dan Lingkungan.
prioritas yaitu penerapan pajak, Bogor: Institut Pertanian Bogor.
retribusi dan subsidi lingkungan hidup. Ginting, Rachmanta. 2011. Kebijakan
Selain aspek pemberdayaan Publik dalam Eksternalitas.
masyarakat, aspek manajemen dan Jakarta: Pusat Kajian Ilmu
aspek lingkungan terdapat juga aspek Administrasi Universitas
sosial-budaya yang tidak terlepas dari Indonesia.
adanya sektor pariwisata. Aspek sosial-
Kodyat, H. 1983. Sejarah Pariwisata
budaya terkait dengan pembangunan
dan Perkembangannya di
masjid dan peningkatan keamanan.
Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Kebijakan yang menjadi prioritas yaitu
Pustaka Utama.
pembangunan masjid karena akses
masuk ke dalam masjid objek wisata Nugroho, Riant. 2018. Public Policy
tidak setiap saat dibuka, sehingga Edisi 6. Jakarta: Elex Media
masyarakat sulit untuk beribadah di Computindo.
PT. Akurasi Kuatmega Indonesia. 2013.
Ilmu Ekonomi
320 | Poppy Fabiola, et al.

Profil Objek Wisata Maribaya


Natural Hot Spring Resort.
Bandung: PT. Akurasi
Kuatmega.
Wahab, Salah. 1992. Manajemen
Kepariwisataan. Jakarta:
Penerbit Pradnya Paramita.

Volume 5, No. 2, Tahun 2019

You might also like