You are on page 1of 34

CLINICAL REPORT SESSION (CRS)

EPISODE DEPRESI SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK


Dosen Pembimbing : dr. Tumpak Saragih, Sp.KJ

Neneng Nurlita, S.Ked (G1A217071)


Primas Shahibba Ridhwana, S.Ked (G1A217086)
Nuraida Adlaila, S.Ked (G1A217088)

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN

Depresi adalah gangguan mood yang dikarakteristikkan dengan


kesedihan yang intens, berlangsung dalam waktu lama, dan
mengganggu kehidupan normal.Depresi merupakan gangguan
mental yang sering terjadi di tengah masyarakat. Berawal dari stres
yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi.
Penyakit ini kerap diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri
tanpa pengobatan. Padahal, depresi yang tidak diterapi dengan
baik bisa berakhir dengan bunuh diri.
BAB II
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN IDENTITAS DARI ALLOANAMNESIS


 Tanggal MRS : 24 Agustus 2018  Nama : Ny. A
 Nama : Ny. H  Umur : 38 tahun
 Umur/Tgl lahir : 56 tahun / 10 Juli 1962  Pekerjaan : Pegawai Honor
 Jenis Kelamin : Perempuan  Alamat : Kota Jambi
 Alamat : Desa Koto Baru,  Suku/Bangsa: Melayu/Indonesia
Kec.Tabir Lintas, Kab. Merangin
 Agama : Islam
 Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
 Status : Menikah
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SMA
 Status : Menikah
 Hubungan dengan pasien : Adik
 Pekerjaan saat ini : Petani Kandung
 Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah  Kesan pemeriksa terhadap keterangan
yang diberikan : Dapat di percaya
Keluhan Keluhan Utama
utama
keluhan sulit tidur sejak ±1 tahun yang lalu.

 Pasien datang diantar oleh adik kandungnya dengan keluhan sulit tidur
sejak ±1 tahun yang lalu.Pasien merasa keluhan sulit untuk tidur setiap
malam. Awalnya pasien dapat tertidur meskipun terkadang terbangun, sejak
± 2 bulan yang lalu pasien sama sekali sulit untuk tertidur malam hari,
terkadang hanya tertidur sekitar ± 2-3 jam, dan sejak ± 2minggu yang lalu
pasien hanya bisa tertidur ± 1 jam dan terkadang sama sekali tidak bisa
tertidur meskipun pasien berusaha untuk tidur tetapi pasien hanya
memejamkan mata. Keluhan disertai dengan sakit kepala yang dirasakan
timbul sejak merasakan keluhan sulit tidur. Sakit kepala dirasakan terus
Riwayat menerus dan membaik setelah mengkonsumsi obat yang diberi oleh
Penyakit keluarga namun pasien tidak ingat nama obatnya.
Sekarang
 Pasien juga mengeluhkan nyeri di ulu hati yang dirasakan sejak ± 3 bulan
yang lalu.Nyeri di rasakan terus menerus, nyeri tidak memberat ataupun
berkurang setelah pasien makan.Keluhan disertai mual dan sulit makan,
pasien hanya makan ±1 sendok makan tiap kali makan.Pasien juga
mengeluhkan tengkuk terasa sakit dan seluruh badan terasa lemas.
 .
Lanjutan....

Menurut informasi yang di dapat dari adik kandung yang datang bersama
pasien, pasien memiliki banyak fikiran di karenakan pasien merupakan tulang
punggung keluarga saat ini.Pasien bekerja sebagai petani (buruh harian di
lading orang lain) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah 2
orang anaknya yang saat ini sedang duduk di bangku SMA. Pasien juga
merawat suami pasien yang menderita stroke sejak 4 tahun yang lalu yang saat
ini sudah tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarganya.
Menurut adik pasien, pasien juga sering sedih di karenakan ke dua anak nya
yang sudah berkeluarga jarang berkunjung dan menjenguk nya ataupun untuk
sekedar menghubungi orang tuanya, sehingga pasien sering merasa sedih
dikarenakan merasa anak nya tidak ingat dan tidak mau membantu orang
tuanya
Gangguan emosional : Tidak ada
Gangguan psikosomatis : Tidak ada
Riwayat Gangguan medis dan neuro : Sakit kepala (+), Hipertensi (+) ±
Penyakit
10 tahun yang lalu
Dahulu
Riwayat trauma : Tidak ada
Riwayat penyalahgunaan NAPZA : Tidak ada

Pasien merupakan anak dari pasangan Tn.Z dan Ny.F, pasien anak ke-

Riwayat 2 dari 3 bersaudara. Tidak ada yang mengalami gejala serupa


Keluarga dengan os didalam keluarga.

Keterangan :

: Laki – laki
: Perempuan
Genogram
: Pasien
RIWAYAT PRIBADI

• Riwayat Kelahiran
• Riwayat Antenatal : Tidak ada informasi
Riwayat Prenatal • Riwayat Natal : Tidak ada informasi
• Riwayat Postnatal :
dan Perinatal • Pasien lahir aterm (9 bulan) dengan kondisi sehat.Pasien
mendapatkan ASI dari ibunya.

Masa kanak • Masa pertumbuhan dan perkembangan pasien seperti


anak-anak yang normal lainnya, sesuai umur.Pasien
awal dan diasuh oleh kedua orangtuanya.Kesehatan pasien cukup
baik, jarang sakit, dan tidak ada gangguan perilaku..
pertengahan Tidak ada masalah dengan nafsu makan.

• ePasien merupakan anak yang mudah bergaul dan


mempunyai banyak teman bermain.Hubungan
Masa kanak pasien dengan teman sebaya baik, semua dalam
keadaan normal.Sikap pasien terhadap lawan jenis
akhir adalah pemalu, sedangkan sikap pasien terhadap
sesama jenis adalah biasa saja.Pasien tidak sekolah
dan membantu orang tua nya sebagai petani..
MASA KANAK KANAK AKHIR (PRE-PUBERTAS HINGGA REMAJA)

• Menurut informasi dari adik os, pada


waktu awal masuk SD os sering
diejek ejek bodoh oleh teman nya
Hubungan Sosial sehingga putus sekolah. Dan pada
waktu kecil os sering menyendiri dan
jarang bergaul dengan teman sebaya
nya. Os merupakan anak yang
pemalu.
• Tidak sekolah
Riwayat Sekolah

• Sesuai dengan anak seusianya.


Perkembangan
kognitif dan
motorik

• Os pemalu
Masalah emosi
dan fisik masa
remaja
Riwayat pekerjaan

Os seorang petani

Riwayat perkawinan dan relasi


Masa Dewasa
Os menikah dengan suami saat berumur 16 tahun pada tahun 1978.
Os mempunyai 4 orang anak. Sejak os menikah dengan suaminya, os
tidak bekerja dan hanya mengurus keluarga. Suami os bekerja sebagai
petani dengan penghasilan kecil yang hanya cukup untuk kehidupan
sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya. Os mengatakan suami nya
selalu memberi uang sedikit dan hanya cukup untuk makan sehari-hari
dan sekolah anak yang terkadang os merasa itu tidak cukup untuk
makan sehari-hari. Suami os terkadang malas bekerja sehingga os sering
kesulitan untuk kehidupan sehari-hari nya. Suami os merokok dan os
mengatakan sering marah karena merasa suaminya hanya
menghabiskan uang yang seharusnya bisa di gunakan untuk kehidupan
sehari-hari atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya.
Sejak suami os menderita stroke, os menggantikan suaminya menjadi
tulang punggung keluarga untuk membiayai kehidupan sehari-hari,
biaya sekolah kedua orang anaknya dan untuk pengobatan suaminya.

Aktivitas sosial

Os tidak aktif mengikuti acara acara yang ada


dilingkungan rumah.
Lanjutan....

Latar belakang agama


Masa Dewasa
Kehidupan beragama os cukup baik.
Menurut os, sejak kecil ia diajarkan untuk
sholat, apabila tidak sholat os sering
dimarahi oleh ibunya.

Riwayat hukum
Pasien tidak pernah melakukan
tindakan kriminal
Pemeriksaan Tanda Vital

 Kesadaran : Compos mentis


 TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,5º C
 RR : 20 x/menit
 Tinggi Badan : 144 cm
 Berat Badan : 52 kg
 IMT : 21 ( Normal)
 Pemeriksaan Kepala Dan Leher : Dalam batas normal
 Pemeriksaan Thorak : Dalam batas normal
 Pemeriksaan Abdomen : Dalam batas normal
 Pemeriksaan Ekstremitas : Dalam batas normal
Lanjutan....

Pemeriksaan Neurologis

 GCS : 15
 Pemeriksaan Nervus Cranialis : Dalam batas normal
 Pemeriksaan Refleks Fisiologis : (+) Dalam batas
normal
 Pemeriksaan Refleks Patologis: (-) Dalam batas
normal
 Pemeriksaan Psikometrik : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Status Psikiatri

Keadaan Umum
 Penampilan : Kurang Rapi Persepsi
Halusinasi : (-) Disangkal
 Kesadaran : Compos mentis Ilusi : (-) Disangkal
Fungsi Intelektual
 Orientasi :
Daya Konsentrasi : Baik
a. Waktu : Baik Orientasi :
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik c. Orang : Baik
Daya Ingat : Baik
 Sikap & Tingkah laku : Kooperatif Pikiran abstrak : Baik
Pengendalian impuls : Baik
Gangguan Berpikir
Daya Nilai : Baik
 Bentuk pikir : Realistik Tilikan :6
Taraf dapat dipercaya :dapat dipercaya
 Arus pikir : Koheren
 Isi Pikir : waham (-)
Alam Perasaan
 Mood : Eutimia
 Afek : Sesuai
No Aspek – aspek HDRS Nilai - <17 : tidak ada
1 Keadaan perasaan depresi 2 depresi
2 Perasaan bersalah 0
- 17-24 : depresi
3 Bunuh diri 0
ringan
4 Insomnia (initial) 2
- 25-34 : depresi
Pemeriksaan 5 Insomnia (middle) 2

Psikiatrik sedang
6 Insomnia (late) 2
khusus 7 Kerja dan kegiatannya 4 - 35-51 : depresi
lainnya
8 Kelambanan 1 berat
9 Kegelisahan/agitasi 4 - 52-58 : depresi
10 Ansietas somatik 2
berat
11 Ansietas psikis 3
sekali
Pengukuran 12 Gejala somatik gastrointestinal 2
derajat 13 Gejala somatik umum 1
depresi Dari pengukuran
14 Genital 1
(HDRS)
15 Hipokondriasis 0 HDRS didapatkan
16 Kehilangan berat badan (A+B) 2 nilai 29 poin artinya
17 Insight (pemahaman diri) 1 adalah os mengalami
18 Variasi lain 0
depresi sedang.
19 Depersonalisasi dan derealisasi 0

20 Gejala gejala paranoid 0


Differensial Diagnosis
1. F32.1.11 Episode depresi ringan dengan gejala somatik
2. F41.1 Gangguan cemas menyeluruh
3. F31.3.31 Gangguan afektif bipolar episode kini depresi
ringan sedang dengan gejala somatik
4. F.45.0 Gangguan somatisasi

Diagnosis Multiaksial
Aksis I : Episode Depresif Sedang dengan Gejala Somatik
Aksis II : Tidak ada
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah keluarga
Aksis V : GAF 60-51
Tatalaksana

1. Fridep 1x20mg tab,


ibuprofen tab 1x200mg
2. alganax 1x0,5g, Ranitidine
2x 150mg

Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsional : Dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.2 Epidemiologi
1. Jenis kelamin. Perempuan dua kali lipat
3.1 Definisi lebih besar dibandingkan laki-laki. Diduga
adanya perbedaan hormon.
Depresi adalah gangguan emosional
atau suasana hati yang buruk yang 2. Usia. Rata-rata usia sekitar 40 tahunan.
ditandai dengan kesedihan yang Hampir 50 persen awitan diantara usia 20-50
berkepanjangan, putus harapan, perasaan tahun.
bersalah dan tidak berarti. Sehingga 3. Status perkawinan. Paling sering terjadi pada
seluruh proses mental (berpikir, orang yang tidak mempunyai hubungan
berperasaan dan berperilaku) tersebut interpersonal yang erat atau pada mereka
dapat mempengaruhi motivasi untuk yang bercerai atau berpisah.
beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari
maupun pada hubungan interpersonal. 4. Faktor sosioekonomi dan budaya. Tidak
ditemukan korelasi antara status
sosioekonomi dan gangguan depresi berat.
Depresi lebih sering terjadi di daerah
perdesaan dibandingkan perkotaan.
3.3 Etiologi 3.4 Patofisiologi Depresi

Faktor Genetik Faktor Kognitif

Faktor Sosial Neurotransmitter


3.5 Gejala Klinik

Mood yang Sulit Nafsu makan


rendah. berkonsentrasi berkurang

Kehilangan
Rasa bersalah Kecemasan
minat

Sulit tidur Kelelahan Ide bunuh diri


3.6 DIAGNOSIS DEPRESI
Kehilangan
minat dan konsentrasi dan perhatian
Berkurangnya energi
kegembiraan yang menuju berkurang
meningkatnya keadaan
mudah lelah (rasa lelah
Afek yang nyata sesudah
depresif kerja sedikit saja) dan
harga diri dan kepercayaan
menurunnya aktivitas. diri berkurang

Gejala gagasan tentang rasa


bersalah dan tidak berguna
Utama

pandangan masa depan yang


suram dan pesimis

gagasan atau perbuatan Gejala


membahayakan diri atau
bunuh diri Lainnya
tidur terganggu

Nafsu makan berkurang

BERDASARKAN PPDGJ-III
F32.0 Episode Depresif Ringan F32.1 Episode Depresif Sedang
1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan (1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3
3 gejala utama depresi seperti tersebut
di atas gejala utama
2. Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari (2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4
gejala lainnya dari gejala lainnya
3. Tidak boleh ada gejala yang berat
(3) Lamanya seluruh episode berlangsung
diantaranya
minimum 2 minggu
4. Lamanya seluruh episode berlangsung
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu (4) Menghadapi kesulitan nyata untuk
5. Hanya sedikit kesulitan dalam meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan,
pekerjaan dan kegiatan sosial yang
dan urusan rumah tangga.
biasa dilakukannya.

F32.10 = Tanpa gejala somatik


F32.00 = Tanpa gejala somatik F32.11 = Dengan gejala somatik
F32.02 = Dengan gejala somatik
F32.2 Episode Depresif Berat F32.3 Episode Depresif Berat
tanpa Gejala Psikotik dengan Gejala Psikotik
1. Semua 3 gejala utama depresi harus ada 1. Episode depresi berat yang memenuhi kriteria
2. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari menurut F.32.2 tersebut di atas;
gejala lainnya dan beberapa diantaranya 2. Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif.
harus berintensitas berat. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
3. Bila ada gejala penting (misalnya retardasi kemiskinan atau malapetaka yang mengancam
psikomotor) yang menyolok, maka os dan os merasa bertanggung jawab atas hal itu.
mungkin tidak mau atau tidak mampu Halusinasi auditorik atau alfatorik biasanya
untuk melaporkan banyak gejalanya secara berupa suara yang menghina atau menuduh,
rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara atau bau kotoran. Retardasi psikomotor yang
menyeluruh terhadap episode depresi berat berat dapat menuju pada stupor. Jika
masih dapat dibenarkan. diperlukan, waham atau halusinasi dapat
4. Episode depresif biasanya harus ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi
berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu, dengan afek (mood – congruent)
akan tetapi jika gejala amat berat dan
beronset sangat cepat, maka masih
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis
dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.
5. Sangat tidak mungkin os akan mampu
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf
yang sangat terbatas.
PEDOMAN DIAGNOSIS GANGGUAN SOMATISASI MENURUT
PPDGJ III

Diagnosis pasti gangguan somatisasi menurut PPDGJ III


memerlukan semua hal berikut :
 Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-
macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya
kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun;
 Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang menjelaskan
keluhan-keluhannya;
 Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya
dan dampak dari perilakunya.
3.7 Tatalaksana

Untuk melakukan pengobatan pada os dengan gangguan depresi mayor,


ada 3 tahapan yang harus dipertimbangkan antara lain :
 Fase akut, fase ini berlangsung 6 sampai 10 minggu. pada fase ini
bertujuan untuk mencapai masa remisi ( tidak ada gejala ).
 Fase lanjutan, fase ini berlangsung selama 4 sampai 9 bulan setelah
mencapai remisi. pada fase ini bertujuan untuk menghilangkan gejala
sisa atau mencegah kekambuhan kembali.
 Fase pemeliharaan, fase ini berlangsung 12 sampai 36 bulan. Pada
fase ini tujuannya untuk mencegah kekambuhan kembali.
Tatalaksana Non Farmakologi

ELECTRO CONVULSIVE THERAPY ( ECT )


ECT adalah terapi dengan melewatkan arus
listrik ke otak. Metode terapi semacam ini sering
digunakan pada kasus depresif berat atau
mempunyai risiko bunuh diri yang besar dan
respon terapi dengan obat antidepresan kurang
baik.

PSIKOTERAPI
Psikoterapi merupakan terapi yang
digunakan untuk menghilangkan atau
mengurangi keluhan-keluhan dan mencegah
kambuhnya gangguan psikologik atau pola
perilaku maladaptif.
Tatalaksana Farmakologi

Inhibitor Monoamin
Oksidase (MAOI)
Contoh :
Selective Serotonin Moclobemide
Reuptake Inhibitors
(SSRI) Antidepresan
Atypical
Contoh : Sertraline,
paroxetin, fluvoxamine, Contoh : Tradozone,
fluoexetin, citalopram, mirtazepine,
duloxetine venlafaxine

Antidepresan

Antidepresan Tetrasiklik Antidepresan Trisiklik.


Contoh : Maprotiline, Contoh : Amitriptyline,
mianserin, amoxapine imipramine, tianepine
3.8 Prognosis
Prognosa baik apabila :

1. Episodenya ringan,
2. Tidak ada gejala psikotik
3. Waktu rawat inap singkat
4. Indikator psikososial meliputi
mempunyai teman akrab selama
masa remaja,
5. Fungsi keluarga stabil
6. Lima tahun sebelumnya sakit
secara umum fungsi sosial baik. Prognosa buruk apabila :
7. Tidak ada kemorbiditasdan
gangguan psikiatri lain. 1. Depresi berat bersamaan
8. Tidak lebih dari sekali rawat inap dengan distimik
dengan depresi berat, 2. Penyalahgunaan Alkohol
9. Onset awal pada usia lanjut. dan zat lain
3. Ditemukan gejala
gangguan cemas
4. Ada Riwayat lebih dari
satu episode depresi
sebelumnya
BAB IV
ANALISA KASUS

Dari anamnesis dan pemeriksaan psikiatri yang dilakukan terhadap


pasien Ny. H umur 56 tahun yang datang ke poli RSJD Jambi
tanggal 24Agustus 2018, pasien datang ditemani adik kandungnya
memakai kaos, kain sarung, dan memakai jilbab. Pada tanggal 24
Agustus 2018, untuk pertama kalinya os datang ke Poliklinik Jiwa
RSJD Provinsi Jambi dengan adik kandung nya. Os mengeluhkan
sulit tidur yang dirasakan sejak ±1 tahun yang lalu dan dirasakan
memberat sejak ± 2 bulan terakhir.sejak ± 2 bulan yang lalu pasien
sama sekali sulit untuk tertidur malam hari, terkadang hanya
tertidur sekitar ± 2-3 jam, dan sejak ± 2 minggu yang lalu pasien
hanya bisa tertidur ± 1 jam dan terkadang sama sekali tidak bisa
tertidur meskipun pasien berusaha untuk tidur tetapi pasien hanya
memejamkan mata. Keluhan disertai dengan sakit kepala yang
dirasakan timbul sejak merasakan keluhan sulit tidur. Sakit kepala
dirasakan terus menerus dan membaik setelah mengkonsumsi obat
yang diberi oleh keluarga namun pasien tidak ingat nama
obatnya.
.
Lanjutan....
Pasien juga mengeluhkan nyeri di ulu hati yang dirasakan
sejak ± 3 bulan yang lalu.Nyeri di rasakan terus menerus, nyeri tidak
memberat ataupun berkurang setelah pasien makan.Keluhan
disertai mual dan sulit makan, pasien hanya makan ±1 sendok
makan tiap kali makan.Pasien juga mengeluhkan tengkuk terasa
sakit dan seluruh badan terasa lemas.
Os merasa bingung dengan keadaannya sekarang dikarenakan
tidak pernah merasa sehat dan terus-terusan dan keluhan semakin
lama semakin bertambah. Dan os menceritakan kepada adiknya
mengenai apa yang dialaminya. Dan adiknya pun menyarankan
untuk os berobat ke rumah sakit jiwa karena adik os mengetahui
tentang kehidupan saudaranya yang menjadi tulang punggung
keluarga untuk kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah serta
pengobatan suaminya.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran pasien
kompos mentis, pasien datang dengan pakaian kurang rapi, sikap
terhadap pemeriksa kooperatif. Tidak terdapat gangguan dalam
bentuk pikir dan arus pikir. Pasien tidak mengalami gangguan
persepsi baik berupa halusinasi ataupun ilusi. Daya konsentrasi baik,
orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya ingat baik, tidak ada
pikiran abstrak, pengendalian impuls baik dan os menyadari bahwa
ia sakit.
Lanjutan....

Diagnosis banding pada kasus ini yaitu depresiEpisode depresi ringan


dengan gejala somatic, Gangguan cemas menyeluruh,Gangguan
afektif bipolar episode kini depresi ringan sedang dengan gejala
somatic, Gangguan somatisasi
Gambaran klinis pasien memenuhi kriteria diagnosis episode
depresif sedang dengan gejala somatik menurut PPDGJ III yaitu
adanya minimal 2 gejala utama depresi dan minimal 3 dari gejala
lainnya. Gejala utama yang didapatkan pada os dari hasil
anamnesis adalah kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurangnya energi yang ditandai dengan os merasa mudah lelah,
tidak bekerja seperti biasa, sedangkan untuk 3 gejala tambahan dari
anamnesis didapatkan os tidur terganggu, nafsu makan menurun
dan konsentrasi dan perhatian yang berkurang. Sedangkan untuk
gejala somatik pada pasien ini ditemukan adanya sakit kepala, nyeri
ulu hati, nyeri tengkuk.
.
Terapi yang diberikan pada os adalah :

1. Non farmakologis
a. Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportif selalu diindikasikan. Berikan
kehangatan,empati, pengertian, dan optimistik. Bantu pasien
mengindentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang
membuatnya prihatin dan melontarkannya. Identifikasi
faktor pencetus dan bantu untuk mengoreksinya
serta memecahkan problem eksternal.

a. Edukasi
Menyarankan kepada keluarga untuk pentingnya
dukungan kepada pasien, jangan membatasi aktivitas pasien,
ajak pasien bergembira, kurangi hal-hal yang dapat
meningkatkan stresor. Berdiskusi terhadap pentingnya
pasien untuk teratur minum obat dan kontrol selain itu
kembali menyibukan diri seperti aktivitas dulu, kembali
melakukan hal-hal yang menyenangkan, jangan menyimpan
permasalahan, bila mungkin bisa kontrol ke psikiater.
Lanjutan....

2. Terapi Farmakologi
Terapi Farmakologi
 Fridep 1x 20 mg, Clobazam 1x30mg,
ibuprofen 1x200mg
 Alganac 1x0,5 mg, Olanzapin
1x1,2mg,Ranitidine 1x150mg.

 Prognosis pada pasien ini adalah


 Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
 Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
 Quo Ad Sanactionam: dubia ad bonam
BAB V
KESIMPULAN

 Pada depresi pola berpikir, berperasaan dan berperilaku tersebut dapat


mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-
hari maupun pada hubungan interpersonal.
 Ada beberapa etiologi dari depresi yaitu faktor genetik, faktor
lingkungan, faktor kognitif, faktor neurotransmitter, dan faktor sosial.
 Depresi dapat menimbulkan gejala somatisasi, dan gangguan somatisasi
dapat menyebabkan depresi.
 Gangguan somatisasi ditandai dengan banyak gejala somatis yang tidak
dapat dijelaskan dengan adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan
laboratorium.
 Menurut PPDGJ III, depresi dapat diklasifikasikan menjadi episode
depresi tunggal (ringan, sedang, berat, lainnya, dan yang tak
tergolongkan [YTT]) serta gangguan depresif berulang.

You might also like