You are on page 1of 82

TEKNIS PENERAPAN KEBIJAKAN

PENYUSUNAN APBD TA 2023

DISAMPAIKAN OLEH :

Ir. AGUSTENNO SIBURIAN, MSi

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


PALEMBANG, 11 NOVEMBER 2022
PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
Disusun dengan mempedomani KUA
PPAS yang didasarkan pada RKPD
Disusun sesuai kebutuhan penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Mempunyai fungsi otorisasi,
Daerah dan kemampuan Pendapatan Daerah perencanaan, pengawasan,
alokasi, distribusi, dan stabilisasi

Penerimaan
APB Pengeluaran
a. Pendapatan Daerah
Daerah
b. Penerimaan Pembiayaan
D a. Belanja Daerah
Daerah
b. Pengeluaran Pembiayaan
Daerah Daerah

Penerimaan Daerah merupakan Setiap Pengeluaran Daerah


rencana Penerimaan Daerah yang harus memiliki dasar hukum
Semua penerimaan yang menjadi Pengeluaran Daerah merupakan
terukur secara rasional yang dapat yang melandasinya
hak dan pengeluaran yang menjadi rencana Pengeluaran Daerah sesuai
dicapai untuk setiap sumber
kewajiban daerah dalam tahun dengan kepastian tersedianya dana
Penerimaan Daerah dan
anggaran yang bersangkutan harus atas Penerimaan Daerah dalam
berdasarkan pada ketentuan PUU
dimasukkan dalamAPBD jumlah yang cukup
STRUKTUR
APBD
Pendapatan Asli Daerah • Pajak Daerah;
• Retribusi Daerah;
• Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan;
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat
• Dana Perimbangan
o Dana Transfer Umum-DBH
o Dana Transfer Umum-DAU
PENDAPATAN

• Dana Insentif Daerah;


• Dana Otonomi Khusus;
DAERAH

• Dana Keistimewaan;
• Dana Desa.
Transfer Antar-Daerah
• Dana Bagi Hasil
• Bantuan Keuangan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Belanja Operasi • Pegawai Penerimaan Silpa


• Barang dan Jasa Pembiayaan • Pencairan Dana Cadangan
• Bunga • Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
• Subsidi • Dipisahakan Penerimaan Kembali atas Pemberian
• Hibah • Pinjaman PenerimaanPinjaman Daerah
• Penerimaan Pembiayaan Lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan p
Bansos • erunda
undangan.
• ng-
BELANJA
DAERAH

Belanja Modal
Pengeluaran Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo;
PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan • Penyertaan Modal Daerah;


Belanja Tidak Terduga • Pembentukan Dana Cadangan;
• PemberianPinjamanDaerah;
Belanja Transfer • Bagi Hasil • dan/atau
• Bantuan Keuangan Pengeluaran Pembiayaan lainnya

sesuai dengan ketentuan peraturan
KEBIJAKAN PENDAPATAN
DAERAH
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah Pemerintah Daerah dilarang:
yangtidak perlu dibayarkembali oleh daerah dan penerimaanlainnya yang sesuai dengan 1. melakukan pungutan atau yang disebut nama lainnya yang
ketentuan peraturan perundang-undangan diakui sebagai penambah ekuitas yang dipersamakan dengan pungutan di luar yang diatur dalam
merupakan hak daerah dalam 1 (satu) Tahun Anggaran undang- undang; dan
2. melakukan pungutan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi,
Pendapatan Asli • Pajak Daerah; • SKPKD& SKPD menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa
Daerah • Retribusi Daerah; • SKPD
• Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; • SKPKD antar daerah, dan kegiatan ekspor/impor yang merupakan
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. • SKPD program strategis nasional.
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat • SKPKD
Transfer • Dana Perimbangan
o Dana Transfer Umum-DBH
o Dana Transfer Umum-DAU Dalam hal:
• Dana Insentif Daerah;
PENDAPATAN DAERAH

1. KDH yang melakukan pungutan atau yang disebut nama lainnya


• Dana Otonomi Khusus;
• Dana Keistimewaan;
dikenaisanksi administratif tidak dibayarkan hak-hak keuangannya
• Dana Desa. yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
selama 6 (enam) bulan;
Transfer Antar-Daerah • SKPKD
• Dana Bagi Hasil 2. KDH yang melakukan pungutan dikenaisanksi administratif
• Bantuan Keuangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Lain-lain • SKPKD
Pendapatan 3. Hasil pungutan atau yang disebut nama lainnya,wajib disetorkan
Daerah yang seluruhnya ke kas negara.
Sah
PENDAPATAN PAJAK & RETRIBUSI
DAERAH
data potensi pajak & retribusi daerah di Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah didasarkan pada Perda tentangPajak Daerah dan
masing-masing provinsi dan kabupaten/kota. Retribusi Daerah,yang disusun berdasarkan:
(1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagaimana
dimaksud Pasal 187 huruf b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan
Daerah; dan
(2) Pasal 94 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022.

Dikecualikan untuk dianggarkan dalam APBD atas jenis pajak daerah dan retribusi daerah berikut:
(1) Pajak Kendaraan Bermotor atas Alat Berat yang berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 15/PUU-
XV/2017;
penetapan
(2) Pajak Penerangan Jalan yang berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 80/PUUXV/2017;
target pajak &
(3) Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk Dan Akta Catatan Sipil, sesuai amanat Undang-Undang
retribusi Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
daerah Kependudukan; dan
(4) Izin Gangguan, sesuai amanat Pasal 114 angka 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
memperhatikan perkiraan asumsi makro, seperti Kerja.
Penganggaran atas pajak daerah dan retribusi daerah dengan
pertumbuhan rasio perpajakan daerah, (1) Kepemilikan dan/atau penguasaan alat berat dapat dipungut pajak daerah dengan nama Pajak Alat Berat;
objek:
pertumbuhan ekonomi, dan tingkat inflasi tahun dan
2022 yang dapat mempengaruhi target pendapatan
(2) Konsumsi tenaga listrik dapat dipungut pajakdaerah dengan nama PBJT atas Tenaga Listrik;
pajak & retribusi daerah
(3) Dana Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing (DKPTKA) atas pengesahan RencanaPenggunaan Tenaga
Kerja Asing (RPTKA) perpanjangan sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2021 tentang
Optimalisasi pajak daerah dengan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi
Penggunaan Tenaga Kerja Asing;
atas
•kegiapenghi
tan pemungutan berbasi
mpunan data objeks dan
teknol
ogiekmul
subj aiak,;
paj dari: (4) Iuran Pertambangan Rakyat (IPR) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan
• penentuan besarnya pajak yang terutang; dapatatas
dianggarkan dan dilaksanakan pemungutannya selama Peraturan Daerah telah disesuaikan dan ditetapkan
• kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak; dengan memperhatikanNomor
Undang-Undang 4 Tahun
ketentuan dala2009 tentang Pertambangan
m Undang-Undang Nomor 1 Mineral2022
Tahun dan maupun
Batubara,
peraturan
serta pelaksanaannya.
• pengawasan penyetorannya,
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA PENDAPATAN PAJAK & RETRIBUSI
DAERAH
Penetapan target Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam • Penganggaran retribusi daerah yang bersumber dari jenis pelayanan kebersihan
APBD memperhatikan biaya penanganan sampah. Biaya penanganan sampah didasarkan
memperhatikan: pada kegiatan penanganan sampah sesuai dengan Permendagri Nomor 7 Tahun 2021
(1) pemberian keringanan, pengurangan, pembebasan, danpenundaan pembayaran atas tentang Tata Cara Perhitungan Tarif Retribusi dalam Penyelenggaraan Penanganan
pokok dan/atau sanksi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sesuai maksud Pasal Sampah. Kegiatan penanganan sampah dimaksud dianggarkan dalam sub kegiatan
(2) kebi
96jaUkan fiskal nasi
U Nomor 1 Toanal
hun, sesuai
2022; maksud Pasal97 UU Nomor 1 Tahun Penanganan Sampah dengan melakukan Pemilahan, Pengumpulan, Pengangkutan,
2022;insentif fiskal yang dilakukanuntuk mendukung kebijakan kemudahan berinvestasi, Pengolahan, dan Pemrosesan Akhir Sampah di TPA/TPST/SPA Kabupaten/Kota.
(3) sesuai maksud Pasal 101 UU Nomor 1 Tahun 2022 dan PP Nomor 24 Tahun • Dalam rangka mengoptimalkan pajak daerah, Pemerintah Daerah harus melakukan
2019 ekstensifikasi dan intensifikasi atas kegiatan pemungutan. Kegiatan pemungutan
tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah; tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek
(4) pemberian insentif Pengurangan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan
(PBBKB) untuk mendukung operasional penggunaan alat utama dan komponen penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya, dengan
utama/penunjang Alat Peralatan Pertahanan Keamanan, dengan menetapkan berbasis teknologi.
PBBKB paling tinggi sebesar 2 (dua persen); • Kegiatan elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah sesuai dengan Permendagri
(5) Alat utama meliputi tank, panser, kendaraan angkut tank, kendaraan penarik Nomor 56 Tahun 2021 tentang Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah
meriam, kendaraan patroli khusus, truk/bagian dari truk tempur dan angkut Provinsi dan Kabupaten/Kota serta TataCara Implementasi Elektronifikasi Transaksi
hewan, kendaraan penarik radar kendaraan komando, kendaraan taktis (rantis), Pemerintah Daerah, dianggarkan pada sub kegiatan Elektronifikasi Transaksi
kendaraan Pemerintah Daerah.
patroli roda dua dengan kapasitas silinder di atas 350cc, kendaraan penarik • Dalam rangka menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah Daerah agar menetapkan:
peluru kendali, pesawat terbang (fixed wings, rotary wings, dan pesawat (1) PBBKB Jenis BBMTertentu yaitu Minyak, Solar (Gas Oil) dan Jenis BBMKhusus
terbang tanpa awak), alat berat khusus (alat berat zeni/alberzi serta alat berat Penugasan (JBKP) sebesar 5 ; dan
lain yang (2) PBBKB Jenis BBMUmum (JBU) paling tinggi 10 ,
ditetapkan), kendaraan penjinak ranjau, radar darat, radar laut dan radar udara, sesuai Peraturan Menteri ESDM mengenai Perhitungan Harga Jual Eceran Bahan
radar perlengkapan bermesin, dan kapal atas air dan kapal bawah air; dan Bakar
(6) Komponen utama/penunjang meliputi ambulan, Landing Craft, Vehicle, Personel Minyak.
PENDAPATAN PAJAK
DAERAH
NO UU 28/2009 (16 Jenis Pajak) UU HKPD (14 Jenis Pajak)
1 Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor PKB) Exclude alat berat dan kendaraan berbasis energi terbarukan, tarif turun untuk mengakomodasi opsen PKB
2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Exclude alat berat, kendaraan berbasisenergi terbarukan, dan BBNKBII dst, tarif diturunkan untuk mengakomodasi
opsen BBNKB
3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor -
4 Pajak Air Permukaan Pajak Air Permukaan -
5 Pajak Rokok Pajak Rokok Penambahan objekberupa rokok lainnya yang dikenakan cukai rokok
6 Pajak Hotel PajakBarang dan Jasa Tertentu (PBJT) • Jasa Penginapan dan Penyewaan Ruangan di Hotel
(Pajak atas Konsumsi) • Makanan dan/atau Minuman di Restoran
7 Pajak Restoran • Jasa Hiburan dan Kesenian, termasuk Jasa Penyediaan
8 Pajak Hiburan Prasarana Olahraga dan rekreasi
• Jasa Parkir
9 Pajak Parkir • Tenaga Listrik
10 Pajak Penerangan Jalan
11 Pajak Reklame Pajak Reklame -
12 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan tarif turun untuk mengakomodasi opsen MBLB
(MBLB)
13 Pajak Air Tanah Pajak Air Tanah -
14 PajakSarangBurung Walet PajakSarangBurung Walet -
15 PBB-P2 PBB-P2 Memperkenalkan assessment value NJKP 20 s.d. 100
16 BPHTB BPHTB,Pajak Alat Berat Memperhatikan Putusan MK Nomor 15/PUU-XV/2017
Opsen Opsen PKB, BBNKB, dan MBLB
PENDAPATAN RETRIBUSI
DAERAH
UU PDRD dan UU Cipta Kerja
Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan Tertentu UU HKPD
(15 jenis pelayanan) (11 jenis pelayanan) (5 jenis pelayanan izin)
1. Pelayanan Kesehatan 1. Pemakaian Kekayaan Daerah 1. PBG (Persetujuan Retribusi Jasa Umum (5 jenis pelayanan)
2. Pelayanan Kebersihan 2. Pasar Grosir/Pertokoan Bangunan Gedung)
2. Izin Tempat Penjualan 1. pelayanan kesehatan
3. Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan 3. Tempat Pelelangan Minuman 2. pelayanan kebersihan
Sipil 4. Terminal Beralkohol
4. Pelayanan Pemakaman 3. pelayanan parkir di tepi jalan umum
5. Tempat Khusus Parkir 3. Izin Trayek 4. pelayanan pasar
5. Parkir di Tepi Jalan Umum 6. Penginapan/Vila 4. Izin Usaha Perikanan
6. Pelayanan Pasar 5. pengendalian lalu lintas
7. Rumah Potong Hewan 5. Perpanjangan Izin
7. Pelayanan Pengujian Kendaraan 8. Pelayanan Kepelabuhanan Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Retribusi Jasa Usaha (10 jenis
Bermotor 9. Tempat Rekreasi dan Olahraga (PP97/2012) RetribusiIzin pelayanan) Sama seperti UU 28/2009,
8. Pemeriksaan Alat Pemadam Gangguan dihapus UU Cipta Kerja dengan menghapuskan Retribusi Terminal
Kebakaran 10. Penyeberangan di Air
9. Biaya Cetak Peta Penyediaan 11. Penjualan Produksi Usaha Daerah
/Penyedotan Kakus Retribusi Perizinan Tertentu (3
11. Pengolahan Limbah Cair jenis pelayanan izin)
12. Pelayanan Tera/Tera Ulang 1. PBG (Persetujuan Bangunan
13. Pelayanan Pendidikan Gedung)
14. Pengendalian Menara 2. PTKA (Perpanjangan IMTA)
Telekomunikasi 3. PPR(Pengelolaan
15. Pengendalian Lalu Pertambangan Rakyat)
Lintas Retribusi Tambahan yang diatur dengan PP
(PP 97/2012) (misal retribusi perkebunan sawit)
HASIL PENGELOLAANKEKAYAANDAERAH YANG
DIPISAHKAN LAIN-LAIN PAD YANG
SAH
• Lain-lain PADyang sahmerupakan penerimaan daerah selain pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan
Kebijakan penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
TA 2023 memperhatikan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan kekayaan
perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka daerah yang dipisahkan, yang terdiri atas:
waktu tertentu, antara lain: (1) hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan;
(1) keuntungan sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu berupa (2) hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan;
deviden, bunga dan pertumbuhan nilai perusahaan daerah yang (3) hasil kerja sama daerah;
mendapatkan investasi Pemerintah Daerah; (4) jasa giro;
(5) hasil pengelolaan dana bergulir;
(2) peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi hasil investasi (6) pendapatan bunga;
sejumlah (7) penerimaan atas tuntutan ganti kerugian keuangan daerah;
tertentu dalam jangka waktu tertentu; (8) penerimaan komisi, potongan, atau bentuk lain sebagai akibat penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi, dan/atau
(3) peningkatan penerimaan daerah dalam jangka waktu tertentu sebagai pengadaan barang dan jasa termasuk penerimaan atau penerimaan lain sebagai akibat penyimpanan uangpada bank,
akibat langsung dari investasi yang bersangkutan; penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah atau dari kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah;
(9) penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
(4) peningkatan penyerapan tenaga kerja sejumlah tertentu dalam jangka
(10)pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
waktu tertentu sebagai akibat langsung dari investasi yang
(11)pendapatan denda pajak daerah;
bersangkutan; dan/atau
(12)pendapatan denda retribusi daerah;
(5) peningkatan kesejahteraanmasyarakat sebagai akibat dari investasi (13)pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
Pemerintah Daerah, (14)pendapatan dari pengembalian;
sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan peraturan perundang- (15)pendapatan dari BLUD; dan
undangan. (16)pendapatan lainnyasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam rangka meningkatkan lain-lain PAD yang sah, Pemerintah Daerah dapat mengoptimalisasikan pemanfaatan Barang
Milik Daerah (BMD) dalam bentuk sewa, Bangun Guna Serah (BGS)/Bangun Serah Guna (BSG), Kerja Sama Pemanfaatan
(KSP) dan Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI) sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai barang
milik daerah.
PENDAPATAN
TRANSFER

Dana Dana
Da
TRANSFER Perimbanga Otonomi
na
n Khusus
PEMERI De
NTAH sa
• Dana Transfer
PUSAT Um•umD
Dana Dana
B
Insentif Keistimewaan
• Dana Transfer
H
• DAK Fisik
Khusus Daerah
• D AAKNon
Usik
Fi

Dana
Dana Bantuan
TRANS Bagi Keuan
FER Hasil gan
ANTAR • Bantuan Keuangan
• Dana Bagi Hasil
DAERAH Umum
Kabupaten/Kota
• Bantuan keuangan
DANA PERIMBANGAN – DBHPAJAK & DBH
DANA TRANSFER URAIAN
CHT DASAR PENGANGGARAN

Dana Bagi Hasil – bersumber dari Pajak terdiri atas: dianggarkan paling tinggi sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Dalam hal:
Pajak (DBH-Pajak) • DBH-Pajak Bumidan Bangunan dalam 1) Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023 atau
(DBH-PBB) selain PBB • Peraturan Presiden mengenai Rincian APBNTA 2023 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi DBH-Pajak
Perkotaan dan Perdesaan, dan • Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-Pajak TA ditetapkan dan/atau terdapat perubahan; atau
• DBH-Pajak Penghasilan (DBH- 2023 2) informasi resmi mengenai alokasi DBH-Pajak TA 2023 melalui
PPh) yang terdiri dari: atau portal Kementerian Keuangan dipublikasikan setelah Peraturan
 PPh Pasal 25: • informasi resmi mengenai alokasi DBH-Pajak TA 2023 yang Daerah tentang APBDTA 2023 ditetapkan,
 PPh Pasal 29 Wajib Pajak dipublikasikan melalui portal Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-Pajak
Orang Pribadi Dalam dengan memperhatikan kemungkinan realisasi penerimaan negara dimaksud pada Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD TA
Negeri (WPOPDN); yang dinamis, diantaranya dengan mempertimbangkan penerimaan 2023 atau ditampung dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 PPh Pasal 21. DBH tahun anggaran sebelumnya bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD
TA 2023
Dana Bagi Hasil • dianggarkan sesuai dengan alokasi yang ditetapkan dalam Dalam hal;
– Cukai Hasil Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut 1) Peraturan Menteri Keuangan mengenai rincian alokasi DBH-
Tembakau (DBH- provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2023. CHT menurut provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dan/ atau
CHT) • Apabila Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT terdapat perubahan; atau
menurut provinsi/kabupaten/kota TA 2023 belum ditetapkan, 2) informasi resmi mengenai rincian alokasi DBH-CHT menurut
penganggaran pendapatan DBH-CHT didasarkan pada realisasi provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2023 melalui portal
rata-rata pendapatan DBH-CHT TA sebelumnya. Kementerian Keuangan dipublikasikan setelahPeraturan Daerah
tentang APBDTahun Anggaran 2023 ditetapkan,
Pemerintah Daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-CHTdimaksud
dengan melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBDTahun Anggaran 2023 dan diberitahukan kepada
Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Peraturan
Daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2023 atau
ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak
melakukan perubahan APBDTahun Anggaran 2023.
DBH - Penerimaan DBH-CHT, baik bagian
CHT provinsi maupun bagian kabupaten/kota dialokasikan
untuk mendanai program:
(a) Dalam hal terdapat pendapatan lebih DBH-Pajak kecuali DBH-CHT peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan
TA 2023 seperti pendapatan lebih salur tahun-tahun sebelumnya lingkungan sosial,
atau selisih lebih pendapatan TA 2022, pendapatan lebih
tersebut dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBD TA
2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang sosialisasi ketentuandibidangcukai dan/atau pemberantasan barang
tidak melakukan perubahan APBD TA 2023. kena cukaipalsu (cukai ilegal) sebagaimana diatur dalam
(b) Apabila terdapat pendapatan kurang DBH-Pajak kecuali DBH-CHT peraturan
TA 2023 seperti pendapatan kurang salur tahun-tahun perundang-undangan mengenai cukai;
sebelumnya atau selisih kurang pendapatan TA 2022,
pendapatan kurang tersebut diperhitungkan dalam penyaluran
TA 2023. prioritas pada bidang kesehatan untuk mendukung program
(c) Dalam hal terdapat alokasi DBH-CHT yang penggunaannya sudah jaminan kesehatan nasional terutama peningkatan kuantitas dan kualitas
ditentukan (earmarked) kurang bayar pada TA 2021 yang belum layanan kesehatan dan pemulihan perekonomian di daerah. Pelayanan
terealisasi pelaksanaannya di TA 2022, Pemerintah Daerah dapat kesehatan dimaksud baik kegiatan promotif, preventif, maupun
menganggarkan kembali pada TA 2023 mendahului perubahan kuratif/rehabilitative;
APBD, dengan melakukan perubahan Perkada tentang penjabaran
APBD TA 2023 dan dilaporkan kepada Pimpinan DPRD, untuk
selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBDTA prioritas mendukung upaya penurunan angka prevalensi stunting dan
2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang upaya penanganan Pandemi Corona Disease 2019 (COVID-19),
tidak melakukan perubahan APBD TA 2023. penyediaan/peningkatan/pemeliharaan sarana/ prasarana
(d) Pendapatan DBH yang bersumber dari Pajak terdiri atas Pajak fasilitas
Penghasilan, Pajak BumidanBangunan,dan Cukai Hasil Tembakau Kesehatan, dan/atau
untuk daerah induk dan daerah otonom baru karena pemekaran,
didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan. pembayaran iuran JKN yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
DANA PERIMBANGAN – DBH
SDA
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Bagi Hasil – Pendapatan Dana Bagi Hasil yang • dianggarkan paling tinggi sesuai dengan alokasi yang ditetapkan dalam Dalam hal:
Sumber Daya Alam bersumber dari Sumber Daya Peraturan Presiden mengenai Rincian APBNTA 2023 atau 1) Peraturan Presiden mengenai rincian APBNTA 2023 atau Peraturan Menteri
(DBH-SDA) Alam (DBH-SDA) terdiri dari: • Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-SDATA 2023 atau Keuangan mengenai alokasi DBH-SDAditetapkan dan/atau terdapat perubahan; atau
• DBH-Kehutanan, & Dana • informasi resmi mengenai alokasi DBH- 2) informasi resmi mengenai alokasi DBH-SDATA 2023 melalui portal Kementerian
Reboisasi SDA TA 2023 yang dipublikasikanmelalui Keuangan dipublikasikan
• DBH-Mineral dan portal Kementerian Keuangan setelah Peraturan Daerah tentang APBDTA 2023 ditetapkan,
Batubara,
• DBH-Minyak Bumi & Apabila belum dipublikasikan: Pemerintah Daerah harus menganggarkan alokasi DBH-SDAKehutanan kecuali DBH-SDA
Gas Bumi, penganggaran DBH-SDA tersebut didasarkan realisasi penerimaan negara Dana Reboisasi, Mineral dan Batubara, Minyak Bumi dan Gas Bumi, Panas Bumi,
• DBH-Panas Bumi, yang dinamis, diantaranya dengan mempertimbangkan penerimaan DBH- Perikanan serta Perkebunan Sawit dimaksud pada Perda tentang Perubahan APBD TA
• DBH-Perikanan SDAKehutanan, Mineral dan Batubara, MinyakBumi dan Gas Bumi, Panas 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan
• DBH-Pekebunan Sawit Bumi, Perikanan serta Perkebunan Sawit 3 (tiga) tahun terakhir yaitu TA perubahan APBD TA 2023
2020, TA 2021, dan TA 2022

Penggunaan DBH-SDA Kehutanan untuk DBH-SDADana Reboisasi ditujukan Dalam hal:


untuk mendanai kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, dan kegiatan 1) Peraturan Presiden mengenai rincian APBNTA 2023 atau
pendukung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) PeraturanMenteri Keuangan mengenai alokasi DBH-SDA Kehutanan untuk DBH-SDA
Dana Reboisasi ditetapkan dan/atau
3) terdapat perubahan atau informasi resmi mengenai alokasi DBH-SDA Kehutanan
untuk DBH-SDA Dana Reboisasi TA 2023 melalui portal Kementerian Keuangan
dipublikasikan
setelah Perda tentang APBDTA 2023 ditetapkan

Pemerintah Daerah harus menganggarkan alokasi DBH-SDA Kehutanan untuk DBH-SDA


Dana Reboisasi dimaksud dengan melakukan perubahan Perkada tentang penjabaran
APBDTA 2023 dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD,untuk selanjutnya dianggarkan
dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi
Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023
DANA PERIMBANGAN – DBH
SDA
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN

Dana Bagi Hasil Pendapatan Dana Bagi Hasil Dalam hal terdapat pendapatan lebih DBH-SDA Kehutanan kecuali Dana pendapatan lebih tersebut dianggarkan dalam Perda tentang perubahan
– Sumber Daya yang bersumber dari Reboisasi, Mineral dan Batubara, Minyak Bumi dan Gas Bumi, Panas APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang
Alam (DBH- Sumber Daya Alam (DBH- Bumi, Perikanan serta Perkebunan Sawit TA 2023 seperti pendapatan tidak melakukan perubahan APBD TA 2023
SDA) SDA) terdiri dari: lebih salur tahun-tahun sebelumnya atau selisih lebih pendapatan TA
• DBH-Kehutanan, & 2022,
Dana Reboisasi
• DBH-Mineral dan Apabila terdapat pendapatan kurang DBH-SDA Kehutanan kecuali Dana pendapatan kurang tersebut diperhitungkan dalam penyaluran TA 2023
Batubara, Reboisasi, Mineral dan Batubara, Minyak Bumi dan Gas Bumi, Panas
• DBH-Minyak Bumi & Bumi, Perikanan serta Perkebunan Sawit TA 2023 seperti pendapatan
Gas Bumi, kurang salur tahun-tahun sebelumnya atau selisih kurang pendapatan
• DBH-Panas Bumi, TA 2022,
• DBH-Perikanan
• DBH-Pekebunan Sawit
DANA PERIMBANGAN – DBH
SDA
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Bagi Hasil – Pendapatan DBHSDA Pendapatan Pemerintah Aceh dari tambahan DBH-Minyak dan Gas Bumi dianggarkan sesuai dengan:
Sumber Daya pertambangan minyak bumi yaitu : 1) Peraturan Presiden mengenai Rincian APBNTahun Anggaran 2023 atau
AlamMinyak dan dan gasalam untuk • bagian dari pertambangan minyak sebesar 55 (lima puluh 2) Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi pendapatan DBHSDApertambangan minyak bumi dan gas
Gas Bumi Provinsi Papua serta lima persen) dan bagian pertambangan gas bumi sebesar 40 alam untuk Provinsi Papua serta tambahan DBHminyak dan gas bumi untuk Provinsi Aceh TA 2023
(DBH-SDA MIGAS) tambahan DBHminyak dan sebagaimana dimaksuddalam ketentuan peraturan perundang- atau
gas bumi untuk Provinsi undangan, 3) informasi resmi mengenai alokasi pendapatan DBHSDApertambangan minyak bumi dan gasalam untuk
Aceh • paling sedikit 30 dialokasikan untuk membiayai pendidikan di Aceh Provinsi Papua serta tambahan DBH minyak dan gas bumi untuk Provinsi Aceh TA 2023 yang
dan paling banyak 70 dialokasikan untuk membiayai program dipublikasikan melalui portal Kementerian Keuangan.
pembangunan yang disepakati bersama antara Pemerintah Aceh
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Program pembangunan Apabila belum dipublikasikan:
yang sudah disepakati bersama dimaksud dilaksanakan oleh penganggaran DBHSDA pertambangan minyak bumi dan gas alam untuk Provinsi Papua serta tambahan
Pemerintah Aceh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- DBH minyak dan gas bumi untuk Provinsi Aceh tersebut didasarkan realisasi penerimaan negara yang
undangan. dinamis, diantaranya dengan mempertimbangkan penerimaan DBHSDApertambangan minyak bumi dan gas
alam untuk Provinsi Papua serta tambahan DBH minyak dan gas bumi untuk Provinsi Aceh 3 (tiga) tahun
terakhir yaitu TA 2020, TA 2021,dan TA 2022

Pendapatan DBHSDA Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Alam untuk Dalam hal:
Provinsi Papua: sebesar 70 yang pembagian antara provinsi dan 1) Peraturan Presiden mengenai rincian APBNTA 2023 atau
kabupaten/kota diatur secara adil, transparan, dan berimbang dengan 2) Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi DBH SDA pertambangan minyak bumi dan gas alam
Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) dengan memberikan perhatian untuk Provinsi Papua serta tambahan DBH minyak dan gas bumi untuk Provinsi Aceh ditetapkan
khusus pada daerah-daerah yang tertinggal dan Orang Asli Papua dan/atau
sesuai dengan ketentuan mengenai otonomi khusus bagi Provinsi 3) terdapat perubahan atau informasi resmi mengenai alokasi DBHSDApertambangan minyak bumi dan
Papua, dengan penggunaan untuk gas alam untuk Provinsi Papua serta tambahan DBH minyak dan gas bumi untuk Provinsi Aceh TA
• 35 untuk belanja pendidikan, 2023 melalui portal Kementerian Keuangan dipublikasikan
• 25 untuk belanja Kesehatan dan perbaikan gizi, setelah Perda tentang APBDTA 2023 ditetapkan,
• 30 untuk belanja infrastruktur, dan
• 10 untuk belanja bantuan pemberdayaan masyarakat adat Pemerintah Daerah harus menganggarkan alokasi DBHSDAPertambangan Minyak Bumi dan Gas Alam untuk
sesuai dengan ketentuan mengenai otonomi khusus bagi Provinsi Provinsi Papua serta Tambahan DBH Minyak dan Gas Bumi untuk Provinsi Aceh dimaksud dengan
Papua melakukan perubahan Perkada tentang penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada Pimpinan
DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau ditampung
dalam LRAbagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023.
DANA PERIMBANGAN – DBH
SDA
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Bagi Hasil – Pendapatan DBHSDA Dalam hal terdapat alokasi DBH-SDAkehutanan untuk DBH dana reboisasi, DBH SDApertambangan minyakbumi dan gas
Sumber Daya Alam pertambangan minyak bumi alam untuk Provinsi Papua serta tambahan DBH minyak dan gas bumi untuk Provinsi Aceh yang penggunaannya sudah
Minyak dan Gas Bumi dan gasalam untuk Provinsi ditentukan(earmarked) kurang bayar pada TA 2021 yang belum terealisasi pelaksanaannya di TA 2022,
(DBH-SDA MIGAS) Papua serta tambahan
DBHminyak dan gas bumi Pemerintah Daerah dapat menganggarkan kembali pada TA 2023 mendahului perubahan APBD, dengan melakukan
untuk Provinsi Aceh perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD TA 2023 dan dilaporkan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya
dianggarkan dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah
Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023

Pendapatan Kehutanan, Mineral dan Batubara, Minyak Bumidan Gas Bumi, Panas Bumi, Perikanan serta Perkebunan Sawit
untuk daerahinduk dan daerah otonom baru karena pemekaran, didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan
DANA PERIMBANGAN – DAU &
DANA TRANSFER URAIAN
DAK DASAR PENGANGGARAN

Dana Alokasi Umum (DAU) DAU bersumber dari pendapatan • Dalam hal Peraturan Presiden belum ditetapkan atau informasi resmi mengenai alokasi DAUTA 2023
APBN yang dialokasikan dengan melalui portal Kementerian Keuangan belum dipublikasikan, penganggaran pendapatan DAUdidasarkan
tujuan pemerataan kemampuan pada alokasi DAUTA 2022.
keuangan antar daerah untuk • Dalam hal:
mendanai kebutuhan daerah 1) Peraturan Presiden mengenai rincian APBNTA 2023 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai
alokasi DAUditetapkan dan/atauterdapat perubahan; atau
dalam rangka pelaksanaan
2) informasi resmi mengenai alokasi DAUTA 2023melalui portal Kementerian Keuangan
desentralisasi sesuai dengan dipublikasikan
ketentuan peraturan perundang- setelah Peraturan Daerah tentang APBDTA 2023 ditetapkan,
undangan Pemerintah Daerah harus menyesuaikan alokasi DAU dimaksud pada Peraturan Daerah tentang
dianggarkan sesuai dengan : Perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRAbagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan
• Peraturan perubahan APBD TA 2023.
Presiden mengenai
Dana Transfer Khusus (DAK) • bersumber dari APBN yang Rincian APBNTA 2023 atau • Dalam hal Rancangan KUA dan Rancangan PPAS disepakati Kepala Daerah bersama DPRD sebelum
dialokasikan kepada Daerah • informasi resmi mengenai Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023 ditetapkan atau informasi resmi mengenai
tertentu untuk membantu alokasi TA 2023 yang alokasi Dana Transfer Khusus TA melalui portal Kementerian Keuangan belum dipublikasikan, Dana
mendanai kegiatan khusus yang dipublikasikan melalui portal Transfer Khusus langsung dianggarkan dalam rancangan Peraturan Daerah tentang APBDTA 2023.
merupakan urusan Daerah dan Kementerian Keuangan. • Dalam hal:
1)Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2023 atau Peraturan Menteri
sesuai dengan Prioritas
Keuangan mengenai alokasi Dana Transfer Khusus ditetapkan dan/atauterdapat perubahan; atau
Nasional. 2)informasi resmi mengenai alokasi Dana Transfer Khusus Tahun Anggaran 2023melalui portal
• Pendapatan dana transfer Kementerian Keuangan
khusus: dipublikasikan setelah Peraturan Daerah tentang APBDTahun Anggaran 2023 ditetapkan,
1. DAK Fisik dan
2. DAK Non Fisik. Pemerintah Daerah harus menganggarkan Dana Transfer Khusus dimaksud dengan melakukan
perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2023 dan
diberitahukan kepada Pimpinan DPRD,untuk selanjutnya dianggarkan dalam Peraturan Daerah tentang
perubahan APBDTahun Anggaran 2023 atau ditampung dalam LRAbagi Pemerintah Daerah yang tidak
melakukan atau telah melakukan perubahan APBDTahun Anggaran 2023.
DANA PERIMBANGAN – DAK
FISIK
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN

Dana Transfer Khusus Pendapatan dana Pemerintah Daerah dapat menggunakan paling banyak 5 dari alokasi per jenis perbidang/subbidang/ tematik DAK fisik untuk
(DAK) transfer khusus: DAK mendanai kegiatan penunjang sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai Petunjuk Teknis DAKFisik
Fisik.
dalam hal terdapat sisa DAKfisik, Pemerintah Daerah memperhatikan ketentuan:
• DAKfisik pada bidang/subbidang yang output belum tercapai, yaitu:
1)untuk sisa DAK fisik 1 (satu) TA sebelumnya,digunakan dalam rangka pencapaian output dengan menggunakan petunjuk teknis
pada saat outputnya belum tercapai, dan dianggarkan dalam APBD TA 2023 dengan melakukan perubahan perkada tentang
Penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam perda tentang
perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA
2023; atau
2)untuk sisa DAK fisik lebih dari 1 (satu) TA sebelumnya, digunakan untuk mendanai kegiatan DAK fisik pada bidang/subbidang
tertentu sesuai dengan kebutuhan daerah dengan menggunakan petunjuk teknis TA 2023, dengan mekanisme dianggarkan
dalam APBD TA 2023 atau melakukan perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada
pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBDTA 2023 atau ditampung dalam LRAbagi
Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBDTA 2023.

• DAK fisik pada bidang/subbidang yang outputnya telah tercapai, sisa DAK fisik digunakan dalam rangka mendanai kegiatan DAK
fisik pada:
1)bidang/subbidang yang sama di tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran berikutnya; dan/atau
2)bidang/subbidang tertentu sesuai kebutuhan daerah di tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran berikutnya,
dengan menggunakan Petunjuk Teknis TA berjalan, dengan melakukan perubahan Perkada tentang penjabaran APBDTA 2023 dan
diberitahukan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau
ditampung dalam LRAbagipemerintah daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023.

• Dalam hal DAK fisik per jenis per bidang/subbidang tidak disalurkan seluruhnya atau disalurkan sebagian, pendanaan untuk
penyelesaian kegiatan DAK fisik dan/atau kewajiban kepada pihak ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK fisik menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah.
DANA PERIMBANGAN – DAK NON
FISIK
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Transfer Khusus Pendapatan dana penganggaran danpenggunaan DAK Nonfisik TA 2023 berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan tentang pengelolaan DAK
(DAK) transfer khusus: DAK Nonfisik dan Petunjuk Teknis DAK Nonfisik yang ditetapkan oleh masing-masing kementerian/lembaga terkait sesuai dengan
Non Fisik. ketentuan peraturan perundang-undangan.
• ketentuan pengaturan pengelolaan dana BOS/Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP
PAUD)/dana BOP Pendidikan Kesetaraan yang bersumber dari APBN yang merupakan bagian dari DAK Nonfisik yang
dialokasikan pada provinsi dan kabupaten/kota yaitu:
1)penganggaran dana BOS pada provinsi bagi satuan pendidikan menengah (satdikmen) negeri dan satuan pendidikan khusus
(satdiksus) negeri yang diselenggarakan oleh provinsi dalam bentuk program, kegiatan, sub kegiatan dan belanja sesuai kode
rekening berkenaan sedangkan satdikmen swasta dan satdiksus swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam
bentuk program,kegiatan, sub kegiatan sesuai kode rekening berkenaan melalui belanja hibah.
2)Dalam rangka pendanaan satdikmen Provinsi Papua yang semula merupakan kewenangan Provinsi, agar disesuaikan
penyerahan kewenangan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2021 tentang Kewenangan dan
Kelembagaan Pelaksanaan Kebijakan Otonomi Khusus Provinsi Papua menjadi kewenangan kabupaten/kota.
3)penganggaran dana BOS pada kabupaten/kota bagi satuan pendidikan dasar (Satdikdas) negeri yang diselenggarakan oleh
kabupaten/kota dalam bentuk program, kegiatan, sub kegiatan dan diuraikan ke dalam belanja sesuai kode rekening
berkenaan, sedangkan BOS bagi Satdikdas swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk program, kegiatan,
sub kegiatan dan diuraikan ke dalam belanja hibah sesuai kode rekening berkenaan.
4)penganggaran dana BOP PAUD dan BOP Pendidikan Kesetaraan pada provinsi/kabupaten/kota bagi satuan Pendidikan
(Satdik) PAUD negeri dan Satdik Kesetaraan negeri yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota dalam bentuk program,
kegiatan, sub kegiatan dan diuraikan ke dalam belanja hibah sesuai kode rekening berkenaan.
5)Sisa dana BOS/BOP PAUD/BOP kesetaraan TA sebelumnya diperhitungkan kembali dalam penyaluran dana BOS/BOP
PAUD/BOP Kesetaraan TA 2023. Penganggaran penggunaan kembali sisa dana BOS/BOP PAUD/BOP kesetaraan dilakukan
penyesuaian mendahului perubahan APBD TA 2023 dengan menetapkan perubahan Perkada tentang penjabaran APBD dan
pemberitahuan kepada pimpinan DPRD
DANA PERIMBANGAN – DAK NON
FISIK
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Transfer Khusus Pendapatan dana • Pemerintah Daerah wajib menganggarkan perubahan atas alokasi dana Tunjangan Profesi Guru (TPG) ASN Daerah,
(DAK) transfer khusus: DAK Tunjangan Khusus Guru (TKG) ASNDaerah, dan Tambahan Penghasilan (Tamsil) Guru ASNDaerah karena penyaluran dana
Non Fisik. cadangan dari Pemerintah, dan/atau penghentian atau penyesuaian jumlah salur, dengan berpedoman pada surat
rekomendasi penyaluran dana cadangan, dan/atau surat rekomendasi penghentian atau penyesuaian salur yang
diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pendidikan.
• Pemerintah Daerah menganggarkan perubahan atas alokasi dana TPG ASN Daerah, TKG ASN Daerah, dan Tamsil Guru
ASN Daerah dimaksud dengan cara melakukan perubahan Perkada tentang penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan
kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau ditampung
dalam LRAbagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023.
• Dalam hal Perda tentang perubahan APBD TA 2023 telah ditetapkan mendahului informasi perubahan yang diakibatkan
oleh pencairan dana cadangan dari pemerintah, dan/atau pelaksanan penghentian atau penyesuaian jumlah salur, maka
Pemerintah Daerah tetap dapat merealisasikan perubahan tersebut yang ditampung dalam LRA TA 2023.
• Dalam hal Pemerintah Daerah memiliki sisa DAK Nonfisik, dianggarkan kembali pada jenis DAK Nonfisik yang sama
dalam APBD TA 2023 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. selanjutnya, dalam hal Perda tentang
APBD TA 2023 telah ditetapkan masih terdapat sisa DAK Nonfisik yang merupakan bagian SiLPA, dianggarkan kembali
pada jenis DAK Nonfisik yang sama dalam APBD TA 2023 dengan melakukan perubahan Perkada tentang penjabaran
APBDTA 2023 dan diberitahukan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang perubahan
APBDTA 2023 atau ditampung dalam LRAbagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023.
INSENTIF
FISKAL
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Insentif Insentif Fiskal bersumber dari APBN Penganggaran Insentif Fiskaldialokasikan Dalam hal :
Daerah (DID) / yang dialokasikan kepada Pemerintah sesuai dengan Peraturan Presiden • Peraturan Presiden mengenai rincian APBNTA 2023 atau
Insentif Daerah atas pencapaian kinerja mengenai rincian APBN TA 2023 atau • Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi Insentif
Fiskal berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria Peraturan Menteri Keuangan mengenai Fiskal
tertentu berupa perbaikan dan/atau tata cara pengalokasian Insentif Fiskal TA ditetapkan dan/atau
pencapaian kinerja pemerintahan 2023 atau informasi resmi mengenai • terdapat perubahan atau informasi resmi mengenai alokasi Insentif
daerah, antara lain pengelolaan alokasi Insentif Fiskal TA 2023 yang Fiskal TA 2023 melalui portal Kementerian Keuangan dipublikasikan
keuangan daerah, pelayanan umum dipublikasikan melalui portal setelah Perda tentang APBDTA 2023 ditetapkan,
pemerintahan dan pelayanan dasar. Kementerian Keuangan.
Pemerintah Daerah menganggarkan alokasi Insentif Fiskal dimaksud
dengan melakukan perubahan Perkada tentang penjabaran APBD TA
2023 dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya
dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau
ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan
perubahan APBDTA 2023
OTONOMI
KHUSUS
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Otonomi Khusus Dana Otonomi Khusus merupakan • Dana Otonomi Khusus dianggarkan sesuai dengan Peraturan Dalam halPeraturan Presiden mengenai rincian APBNTA 2023 atau
bagian dari TKD yang dialokasikan Presiden mengenai Rincian APBN TA 2023 atau informasi Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi Dana Otonomi Khusus
kepada daerah tertentu untuk resmi mengenai alokasi Dana Otonomi Khusus TA 2023 ditetapkan dan/atau terdapat perubahan atau informasi resmi
mendanai otonomi khusus yang dipublikasikan melalui portal Kementerian Keuangan. mengenai alokasi Dana Otonomi Khusus TA 2023 melalui portal
sebagaimana ditetapkan dalam • Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN TA 2023 Kementerian Keuangan dipublikasikan setelah Perda tentang APBDTA
Undang-Undang mengenai Otonomi belum ditetapkan atau informasi resmi mengenai alokasi Dana 2023 ditetapkan, Pemerintah Daerah harus menyesuaikan Dana
Khusus. Otonomi Khusus TA 2023 melalui portal Kementerian Otonomi Khusus dimaksud dengan melakukan perubahan Perkada
Keuangan belum dipublikasikan, penganggaran Dana Otonomi tentang penjabaran APBD TA 2023 dan Perda tentang perubahan
Khusus tersebut didasarkan pada alokasi Dana Otonomi APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah
Khusus TA 2022. yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023.

Alokasi Dana Otonomi Khusus Pemerintah Aceh untuk TA 2023 disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 dan penggunaannya ditujukan untuk
membiayai pembangunan terutama pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, pendanaan pendidikan, sosial dan
kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Alokasi Dana Otonomi Khusus Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua setara dengan 2,25 dari plafon Dana Alokasi Umum Nasional Tahun 2022 dibagi:
• Dana Otonomi Khusus yang bersifat block grant sebesar 1 untuk mendanai: pembangunan, pemeliharaan, dan pelaksanaanpelayanan publik;peningkatankesejahteraan
Orang Asli
Papua dan penguatan lembaga adat; dan hal lain berdasarkan kebutuhan dan prioritas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
• Dana Otonomi Khusus yang bersifat spesific grant sebesar 1,25 untuk mendanai pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan besaran paling
sedikit:
30 untuk belanja pendidikan; 20(duapuluh persen) untukbelanja kesehatan; Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.
Pendapatan dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat yang bersifat spesific grant dianggarkan pada masing-masing APBD Kabupaten/Kota berdasarkan hasil
evaluasi rencana anggaran dan program yang dilakukanoleh Pemerintah Daerah Provinsi, sedangkan pada APBDProvinsi berdasarkan hasil penilaianatas rencana anggaran dan
program yang dilakukan oleh Menteri yang melaksanakan urusan pemerintahan dibidang keuangan bersama Menteri yang melaksanakan urusan pemerintahan dalam negeri dan
yang melaksanakan urusan pemerintahan dibidang perencanaan pembangunan nasional. Dalam hal penganggaran tidak sesuai hasil evaluasi dan/atau hasil penilaian, Kepala
Daerah melakukan penyesuaian dengan mendahuluiperubahan Perda tentang APBDTA 2023 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
OTONOMI
KHUSUS
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Otonomi Dana Otonomi Khusus Terhadap SiLPA yang bersumber dari sisa Dana Otonomi Khusus TA 2022, penggunaanya dalam APBD Tahun Anggaran
Khusus merupakan bagian dari TKD 2023 mempedomani butir (f).i dan butir (f).ii di atas, dengan ketentuan:
yang dialokasikan kepada • dalam hal terdapat sisa dana otonomi khusus TA sebelumnya maka digunakan kembali untuk mendanai
daerah tertentu untuk program/kegiatan/sub kegiatan dana otonomi khusus TA berjalan sesuai dengan program/kegiatan/sub kegiatan
mendanai otonomi khusus yang sama pada TA sebelumnya.
sebagaimana ditetapkan dalam • mekanisme penganggaran penggunaan kembali sisa dana otonomi khusus TA sebelumnya dilakukan dengan
Undang- Undang mengenai mendahului perubahan APBD TA 2023 dengan menetapkan perubahan perkada tentang penjabaran APBD TA 2023
Otonomi Khusus. dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD.
• SiLPA yang berasal dari pekerjaan tahun sebelumnya yang belum dibayarkan dan/atau belum dapat dilaksanakan,
digunakan untuk mendanai Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan tahun sebelumnya yang belum dibayarkan dan/atau
belum dapat dilaksanakan.
• SiLPA yang berasal dari efisiensi pencapaian keluaran kegiatan, digunakan untuk mendanai Program, Kegiatan, Sub
Kegiatan serta prioritas TA berjalan dan/atau dapat disisihkan untuk dikelola sebagai Dana Abadi atau Dana Abadi
Daerah.
DANA
KESITIMEWAAN
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana • Dana Keistimewaan merupakan bagian dari TKD yang dialokasikan untuk • Pendapatan Dana Keistimewaan dianggarkan sesuai dengan
Keistime mendukung urusan keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagaimana Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN TA 2023 atau
waan ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai Keistimewaan Yogyakarta. informasi resmi mengenai alokasi Dana Keistimewaan TA 2023
yang dipublikasikanmelalui portal Kementerian Keuangan.
• Pendapatan Pemerintah DIY yang bersumber dari Dana Keistimewaan, digunakan
• Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023
untuk melaksanakan urusan keistimewaan sesuai dengan ketentuan peraturan
atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi Dana
perundang-undangan, yaitu:
Keistimewaan ditetapkan dan/atau terdapat perubahan; atau
1) tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan
informasi resmi mengenai alokasi Dana Keistimewaan TA 2023
Wakil Gubernur;
melalui portal Kementerian Keuangan dipublikasikan setelah
2) kelembagaan Pemerintah Daerah DIY;
Perda tentang APBD TA 2023 ditetapkan, Pemerintah Daerah
3) kebudayaan;
menganggarkan Dana Keistimewaan dimaksud dengan melakukan
4) pertanahan; dan
perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD TA 2023 dan
5) tata ruang.
diberitahukan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya
dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023
• Dana Keistimewaan digunakan dengan memperhatikan keselarasan terhadap atau ditampung dalam LRAjika tidak melakukan perubahan APBD
prioritas nasional, prioritas daerah, dan pencapaian target outcome pusat-daerah. TA 2023.
• Penggunaan Dana Keistimewaan agar tetap menjaga keselarasan dan konsistensi
dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 131 Tahun 2021 tentang Grand Design
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2022-2042 sebagai rujukan
dalam perencanaan.
DANA
DESA
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Desa • DD merupakan bagian dari TKD yang • DD dianggarkan sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN TA 2023 atau
diperuntukkan bagi desa dengan tujuan untuk informasi resmi mengenai rincian Dana Desa TA 2023 yang dipublikasikan melalui portal
mendukung pendanaan penyelenggaraan Kementerian Keuangan.
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, • Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN TA 2023 belum ditetapkan atau informasi
pemberdayaan masyarakat, dan pembinaan resmi mengenai rincian Dana Desa TA 2023 melalui portal Kementerian Keuangan belum
kemasyarakatan. dipublikasikan, penganggaran Dana Desa tersebut didasarkan pada penganggaran Dana Desa TA
2022.
• Penggunaan DD mempedomani ketentuan • Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023 atau Peraturan Menteri
peraturan perundang-undangan termasuk Keuangan mengenai rincian Dana Desa ditetapkan dan/atau terdapat perubahan; atau informasi
mendukung optimalisasi perlindungan jaminan resmi mengenai rincian Dana Desa TA 2023 melalui portal Kementerian Keuangan dipublikasikan
kesehatan bagi penduduk desa melalui setelah Perda tentang APBD TA 2023 ditetapkan, Pemerintah Daerah harus menyesuaikan dana
pendaftaran kepesertaan penduduk desa ke dalam desa dimaksud dengan melakukan perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD TA 2023 dan
JKN KIS sebagai penduduk yang didaftarkan desa diberitahukan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang
menuju desa Universal Health Coverage (UHC). Perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak
melakukan perubahan APBDTA 2023.
PENGANGGARAN TRANSFER ANTAR
DAERAH
PENDAPATAN BAGI HASIL
SUMBER BAGI HASIL • Pendapatan bagi hasil merupakan dana yang bersumber dari pendapatan daerah
yang dialokasikan kepada Pemerintah Daerah lain berdasarkan angka persentase
tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah
pemerintah provinsi didasarkan pada penganggaran belanja Bagi Hasil Pajak
Daerah dalam APBDpemerintah provinsi Tahun Anggaran 2023.

CONDITIONAL

Dalam hal:
• penetapan APBD kabupaten/kota Tahun Anggaran 2023 mendahului penetapan APBD provinsi Tahun
Anggaran 2023, penganggarannya didasarkan pada penganggaran Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun
Anggaran 2021 dengan memperhatikan realisasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2021.
• Dalam hal terdapat bagian pemerintah kabupaten/kota yang belum direalisasikan oleh pemerintah
provinsi akibat pelampauan target Tahun Anggaran 2022, dianggarkan dalam Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak
melakukan perubahan APBDTahun Anggaran 2023.
PENGANGGARAN TRANSFER ANTAR
DAERAH
PENDAPATAN BANTUAN KEUANGAN • Pendapatan bantuan keuangan merupakan dana yang diterima dari Pemerintah Daerah lainnya baik dalam
rangka kerja sama daerah, pemerataanpeningkatan kemampuan keuangan, dan/atau tujuan tertentu lainnya,
SUMBER BAGI HASIL
dari pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota lainnya.
• Bantuan keuanganyang berasal dari provinsi dan/atau kabupaten/kota, terdiri atas:
1) Bantuan keuangan umum yang merupakan dana yang diterima dari daerah lainnya dalam rangka kerja
sama daerah atau pemerataanpeningkatan kemampuan keuangan.
2) Bantuan keuangan khusus yang merupakan dana yang diterima dari daerah lainnya untuk tujuan
tertentu.
• Pendapatan bantuan keuangan tersebut dianggarkan dalam APBD penerima bantuan keuangan berdasarkan
padabantuan
1) ketentuan peraturan
keuangan umuperundang-undangan, yaitu:
m dari daerah provinsi;
2) bantuan keuangan khusus dari daerah provinsi;
3) bantuan keuangan umum dari daerah kabupaten/ kota; dan
4) bantuan keuangan khusus dari daerah kabupaten/ kota.
CONDITIONAL
• Apabila pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan bersifat umum dimaksud diterima setelah Peraturan Daerah tentang APBD Tahun
Anggaran 2023 ditetapkan,
Pemerintah Daerah harus menganggarkan bantuan keuangan dimaksud pada Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2023 atau
ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBDTahun Anggaran 2023
• Apabila pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan bersifat khusus tersebut diterima setelahPeraturan Daerah tentang APBD Tahun
Anggaran 2023 ditetapkan,
Pemerintah Daerah menyesuaikan bantuan keuangan bersifat khusus dimaksud dengan melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBDTahun Anggaran 2023 dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBDTahun Anggaran 2023
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
01 02 03
LAIN-LAIN
HIBA DARU PENDAP
ATAN
H RAT SESUAI
PUU
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH
• Pendapatan hibah yang bersumber dari PTJasa Raharja (Persero) dalam rangka mendukung biaya
operasional di kantor bersama Samsat, yang besaran nilainya sesuai dengan jumlah kendaraan
yang melunasi SWDKLLJmasing-masing Provinsi digunakan:
a. biaya operasional ke-Samsatan untuk kepentingan dan kebutuhan Samsat dalam rangka
peningkatan pelayanan dan penerimaan pajak kendaraan bermotor dan sumbangan wajib dana
kecelakaan lalu lintas jalan; dan
b. biaya pengadaan stiker berpengaman sebagai bukti pembayaran pajak kendaraan bermotor
(PKB), pengadaan kios layanan mandiri, dan sosialisasi.
• Hibah dari badan usaha luar negeri merupakan penerusan hibah sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
• Pendapatan hibahdapat didasarkan pada dokumen pernyataan kesediaan untuk memberikan hibah.
badan usaha luar negeri
• Pendapatan hibah berupa uang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah yang bersumber
dari APBN dianggarkan berdasarkan Surat Penetapan Pemberian Hibah atau Surat Persetujuan
Pemberian Hibah.
• Pendapatan hibah berupa uang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah yang bersumber
Pemerintah Daerah
dari Pinjaman Hibah Luar Negeri yang pelaksanaannya lebih dari 1 (satu) tahun anggaran
dianggarkan berdasarkan perjanjian hibah daerah atau perjanjian penerusan hibah serta alokasi
hibah daerah yang bersumber dari Pinjaman Hibah Luar Negeri untuk tahun yang ditetapkan.
• Sisa dana hibah untuk bantuan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dapat
• Surat Penetapan Pemberian Hibah atau
• Surat Persetujuan Pemberian Hibah dianggarkan kembali pada tahun berikutnya dengan melakukan perubahan Perkada tentang
Penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya
dianggarkan dalam Perda tentang Perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi
Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD TA 2023 sesuai dengan ketentuan
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG • Pendapatan dana darurat dianggarkan sepanjang
sudah diterbitkannya Peraturan Presiden mengenai

SAH
dari APBN yang diberikan kepada Pemerintah Daerah pada tahap pasca bencana untuk mendanai keperluan
rincian APBN Tahun Anggaran 2023 atau Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Alokasi Dana Darurat
mendesak yang diakibatkan oleh bencana yang tidak mampu ditanggulangi oleh Pemerintah Daerah dengan
Tahun Anggaran 2023.
menggunakan sumber APBDsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan • Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian
• Dana darurat diberikan pada tahap pasca bencana untuk mendanai perbaikan fasilitas umum untuk melayani
APBN Tahun Anggaran 2023 atau Peraturan Menteri
masyarakat sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
Keuangan mengenai alokasi Dana Darurat Tahun
Anggaran 2023ditetapkan setelahPeraturan Daerah
LAIN-LAIN PENDAPATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
tentang APBDTahun Anggaran 2023 ditetapkan,
UNDANGAN
• Dana Tambahan Infrastruktur dalam rangka Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat
dianggarkan sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023 atau informasi
Pemerintah Daerah menganggarkan dana dimaksud
dengan melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah
resmi mengenai alokasi Dana Tambahan Infrastruktur Tahun Anggaran 2023 yang dipublikasikan
tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2023 dan
melalui portal Kementerian Keuangan.
diberitahukan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya
• apabila Peraturan Presiden mengenai rincian APBNTahun Anggaran 2023 ditetapkan atau informasi
dianggarkan dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan
resmi mengenai alokasi Dana Tambahan Infrastruktur Tahun Anggaran 2023 melalui portal
APBD Tahun Anggaran 2023 atau ditampung dalam LRA
Kementerian Keuangan dipublikasikan setelahPeraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2023
bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan
ditetapkan
APBDTahun Anggaran 2023.
• Bagi daerah kabupaten/kota yang memperolehpendapatan berasal dari bonus produksi pengusahaan panas bumi sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor
21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi dan PP Nomor 28 Tahun 2016 tentang Besaran dan Tata Cara Pemberian Bonus Produksi Panas Bumi, dengan
mempertimbangkan: realisai bonus produksi panas bumiselama 3 (tiga) tahun terakhir; dan rencana produksi pengesahan panas bumi pada tahun berkenaan,
sehingga anggaran dimaksud dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan pada 1 (satu) tahun anggaran berkenaan, baik yang bersifat kontraktual
maupun non kontraktual.
• Pendapatan bonus produksi pengusahaan panas bumi sesuai dengan pelaksanaan UU Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumidan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2016, diprioritaskan penggunaannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP), dengan ketentuan antara lain sebagai berikut:
i. besaran prioritas pemanfaatan bonus produksi dialokasikan paling sedikit sebesar 50 untuk masyarakat sekitar PLTP;
ii. pemerintah Kabupaten/Kota menyusun ketentuan terkait kriteria masyarakat sekitar daerah penghasil panas bumi untuk tingkat kecamatan dan/atau
desa; dan
STURKTUR BELANJA
DAERAH

Belanja Belanja KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH


DALAM
Operasi Modal MENGELOLA
• Belanja Pegawai; • Belanja Tanah; JENIS BELANJA BELANJA DAERAH
KEWENANGAN PENGELOLAAN
• Belanja Barang dan • Belanja Peralatan dan Mesin;
BELANJA OPERASI
Jasa; • Belanja Bangunan dan
• Belanja Bunga; Gedung;  Belanja Pegawai SKPKD, SKPDdan BLUD
• Belanja Subsidi; • Belanja Jalan;
• Belanja Hibah; dan • Belanja Irigasi dan Jaringan;  Belanja Barang dan Jasa SKPKD, SKPDdan BLUD
• Belanja Bantuan Sosial • Belanja Aset Tetap lainnya
 Belanja Bunga SKPKDdan BLUD

 Belanja Subsidi SKPKDdan/atau SKPD


Belanja Tidak Belanja Transfer
 Belanja Hibah SKPKDdan/atau SKPD
Terduga
• Belanja Bagi Hasil;  Belanja Bantuan Sosial SKPKDdan/atau SKPD
• Belanja Bantuan
Keuangan BELANJA MODAL SKPKD, SKPDdan BLUD

BELANJATIDAKTERDUGA SKPKD

BELANJA TRANSFER SKPKD


KEBIJAKAN BELANJA
DAERAH Belanja untuk kebutuhan pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan
Pemerintah Daerah menyusun program pembangunan daerah sesuai dengan dasar publik disesuaikan dengan kebutuhan untuk pencapian standar pelayanan
prioritas dan kebutuhan daerah yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan minimal. Belanja daerah dapat dialokasikan untuk pelaksanaan urusan
urusan pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar publik dan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar dan urusan
pencapaian sasaran pembangunan pemerintahan pilihan setelah mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan urusan
pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar publik

Alokasi anggaran untuk setiap perangkat daerah ditentukan berdasarkan target


kinerja pelayanan publik tiap-tiap urusan pemerintahan dalam mendukung prioritas Dalam rangka memfokuskan pencapaian target pelayanan publik, perangkat daerah
pembangunan daerah dan tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan pemerataan menganggarkan program, kegiatan dan sub kegiatan yang menjadi kewenangan
antarperangkat daerah atau berdasarkan alokasi anggaran pada Tahun Anggaran daerah berdasarkan skala prioritas
sebelumnya

Belanja daerah harus mendukung target capaian prioritas pembangunan nasional Pemerintah Daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja baik dalam
Tahun 2023 sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkatan Pemerintah konteks daerah, perangkat daerah maupun program, kegiatan dan sub kegiatan
Daerah, mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi dengan tetap memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
kewenangan daerah, dan kemampuan pendapatan daerah serta dalam rangka masyarakat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
penanganan Corona Virus Disease 19 dan dampaknya efektif, transparan, dan bertanggung jawab

Belanja daerah yang berasal dari TKD yang telah ditentukan penggunaanya dianggarkan
dan dilaksanakan sesuai kententuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal Daerah
tidak memenuhi alokasi belanja untuk mendanai urusan pemerintahan daerah tertentu,
Belanja Daerah berpedoman pada standar harga satuan, analisis standar belanja menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dapat
dan/atau standar teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- melakukan penundaan dan/atau pemotongan penyaluran dana TKD yang tidak ditentukan
undangan penggunaannya, setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Teknis
terkait.
KEBIJAKAN BELANJA
DAERAH

Belanja Daerahberpedoman pada standar harga Standar harga satuan regional Dalam pelaksanaan anggaran, standar harga
satuan, analisis standar belanja dan/atau berfungsi sebagai: satuan yang ditetapkan dengan Peraturan
standar teknis sesuai dengan ketentuan Kepala Daerah berdasarkan Peraturan
peraturan perundang-undangan antara lain: • batas tertinggi yang besarannya Presiden merupakan
• Standar harga satuan untuk belanja operasi tidak dapat dilampaui dalam • batas tertinggi yang besarannya tidak dapat
disusun berdasarkan standar harga satuan penyusunan rencana kerja dan dilampaui dalam perencanaan dan
regional dengan mempertimbangkan anggaran satuan kerja perangkat pelaksanaan anggaran kegiatan dan sub
kebutuhan, kepatutan, dan kewajaran yang daerah (RKA-SKPD); kegiatan yang terdiri dari satuan biaya
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah honorarium; satuan biaya perjalanan dinas
serta diimplementasikan dalam aplik • referensi penyusunan proyeksi dalam negeri; satuan biaya paket kegiatan
Sistem Informasi Pemerintahan asi prakiraan maju; dan rapat atau pertemuan diluar kantor; dan
(SIPD). Daera • bahan penghitungan pagu satuan biaya pengadaan kendaraan dinas.
• Analisis standar belanja hsusun
di • batas tertinggi yang tidak dapat dilampaui
indikatif anggaran pendapatan
berdasarkan penilaian kewajaran atas dan belanja daerah. dalam perencanaan anggaran yang satuan
beban kerja dan biaya yang digunakan untuk biayanya berfungsi sebagai estimasi,
melaksanakan suatu kegiatan baik bersifat namun
dalam pelaksanaan
fisik myang
aupundinon
tetapkan dengan peraturan anggaran
dilampaui sepanjang didasarkan
dapat atas
kepala daerah serta diimplement bukti
dalam aplikasi SIPD. asikan pengeluaran
honorari um riil antara
narasumber/
lain satuan
• Standar harga satuan dan analisis standar biaya
moderator
pembahas, dan pembawa acara profesional;
belanja harus dilakukan reviu oleh Aparat biaya tiket pesawat untuk perjalanan
Pengawas Intern Pemerintah (APIP)sebelum dina
dal as
m negeri; satuan biaya konsumsi
ditetapkan dengan Peraturan Kepala rapat
Daerah dan satuan biaya pemeliharaan.
KEBIJAKAN BELANJA
PEGAWAI
• BELANJAPEGAWAI(diluar tunjangan guru) dialokasikan melalui
TKD
Pemerintah Daerah menyesuaikan porsi
belanja pegawai daerah secara bertahap
maksimal 30 dari dalam waktu 5 (lima) tahun
• Belanja pegawai tidak termasukbelanja untuk tambahan penghasilan guru, tunjangan khusus guru, tunjangan profesi guru
total bea
l na
j APBD
dan
Kebijakan penganggaran melebihi 30 dimaksud
tunjangan sejenis lainnya yang bersumber dari TKD yang telah ditentukan penggunaannya.
belanja pegawai memperhatikan ketentuan:
• Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan ASN dengan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan
Penganggaran belanja pegawai bagi: ASN,
• Kepala Daerah dan wakil Kepala pemberian gaji ketiga belas serta tunjangan hari raya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Daerah dianggarkan pada belanja • Pemerintah Daerah mengalokasikan Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan calon ASN (PNS dan
SKPDSekretariat Daerah; PPPK) berdasarkan formasi pegawai Tahun 2023 yang ditetapkan oleh Menteri yang melaksanakan urusan di bidang
Pendayagunaan Aparatur Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pimpinan dan Anggota DP • Pemerintah Daerah sesuai dengan kebijakan formasi PPPK yang ditetapkan oleh Menteri yang melaksanakan urusan di
dianggar pada RD bidang Pendayagunaan Aparatur Negara wajib memenuhi kewajiban penggajian pengangkatan PPPK pada tahun
kan
Sekretariat DPbel
RDa; nja SK sebelumnya.
pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5 (dua koma lima persen) dari jumlah belanja
• dan
Pegawai ASN PD • pegawai
Penganggaran belai nja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi
untuk gaj pokok dan tunj angan.
dianggarkan pada • Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD
belanja SKPD bersangkutan. serta ASN (PNS dan PPPK) dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2023 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
serta Pimpinan dan Anggota DPRD serta ASN(PNS dan PPPK) dibebankan pada APBDsesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KEBIJAKAN BELANJA PEGAWAI -
TPP
Kebijakan TPP untuk TA 2023,
Ketentuan pemberian TPP •yaitu:
samadengan nominal alokasi TPP TA sebelumnya;
ASN:
• memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh • dapat melebihi nominal alokasi TA sebelumnya
persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan sepanj
a. merupakan
ang: hasil realokasi anggaran belanja pegawai dalam APBD, antara lain uang lembur dan/atau kompensasi lain yang diatur dalam peraturan
perundang- undangan. Persetujuan DPRD dilakukan pada saat perundang- undangan yang diterima pegawai ASNpada TA sebelumnya;
pembahasan KUA dan PPAS; b. merupakan pemberian TPP berdasarkan kriteria kondisi kerja kepada perangkat daerah yang terkait langsung dalam upaya pencegahan danpenanganan
• penentuan kriteria pemberian TPPASN dimaksud didasarkan pada COVID-
pertimbangan beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, 19 yang diatur lebih lanjut oleh kepala daerah; dan
kelangkaan profesi, prestasi kerja, dan/atau pertimbangan objektif c. merupakan pemberian TPPberdasarkan kriteria prestasi kerja kepada individu dan/atau perangkat daerah yang menerapkan sistem pemerintahan berbasis
lainnya; elektronik antara lain Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), Kartu Kredit Pemerintah Daerah pada belanja pengadaan barang dan jasa, dan
• pemberian TPP ASN ditetapkan dengan peraturan kepala daerah • AlokasiSIPDanggaran
secara terintregrasi dalamle
TPPbagi inspektur pengel olaan
bih kecil keuangan
dari daerah.
sekretaris daerah dan lebih besar dari kepala perangkat daerah
dengan berpedoman pada peraturan pemerintah; lainnya.
rekomendasi KPK dalam rangka mendukung program koordinasi dan supervisi KPK sebagaimana diamanatkandalam Pasal 6 huruf a, huruf b dan huruf
• dalam hal belum adanya peraturan pemerintah dimaksud, kepala c Undang-Undang Nomor 19 Tahun2019 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
daerah dapat memberikan TPPASNsetelah mendapat persetujuan Pidana Korupsi, Pemerintah Daerah dalam menganggarkan TPP ASN agar memedomani:
Menteri Dalam Negeri.Persetujuan Menteri Dalam Negeri diberikan • menggunakan hasil evaluasi jabatan yang telah divalidasi kementerian terkait sesuai dengan regulasi mengenai evaluasi jabatan PNS;
setelah mendapatkan pertimbangan dari Menteri yang • mengintegrasikan pembayaran insentif dan honorarium ke dalam formulasi penganggaran TPPASN;
menyelenggarakan urusan di bidang keuangan; dan • pemberian sanksi administratif berupa penundaan pembayaran TPP dalam hal ASN penerima TPP tidak patuh dalam pelaporan LHKPN, menguasai atau
• dalam hal Kepala Daerah menetapkan pemberian TPP ASN tidak memanfaatkan aset milik/dikuasai Pemerintah Daerah secara tidak sah, dan/atau belum menyelesaikan kerugian negara/daerah berdasarkan hasil audit dan
sesuai dengan ketentuanatau melampaui persetujuan Menteri rekomendasi BPK atau Inspektorat/APIP; dan
Dalam Negeri, menteri yang menyelenggarakan urusan • mengingat relatif tingginya resiko terjadinya korupsi dalam penyelenggaraan pengadaan barang/jasa, agar Pemerintah Daerah memprioritaskan pemberian
pemerintahan di bidang keuangan melakukan penundaan dan/atau TPP
pemotongan DTU atas usulan Menteri Dalam Negeri. kepada jabatan fungsional dan/atau ASNdi Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ)mengacu kepada hasil evaluasi jabatan.
Mekanisme pengajuan persetujuan pemberian TPP ASN kepada Menteri Dalam Negeri dengan
• permohonan persetujuan TPPdiajukan melalui Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah dengan menggunakan SIPD sesuai dengan ketentuan peraturan
ketentuan:
Tunjangan Profesi Guru ASNDaerah, Dana Tambahan Penghasilan Guru perundang-
ASN Daerah, dan Tunjangan Khusus Guru ASN Daerah di Daerah undangan;
Khusus yang bersumber dari APBN TA 2023 melalui DAK Non Fisik, • validasi atas perhitungan pemberian TPP ASN oleh Biro Organisasi dan TataLaksana Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri dengan memperhatikan
Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Insentif Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan
dan/atau Tunjangan kepada Pejabat Atau Pegawai berupa Belanja ketentuan peraturan perundang-undangan;
Jasa Pengelolaan BMD serta Honorarium yang diatur dalam • berdasarkan hasil validasi pada butir ii, Ditjen Bina Keuangan Daerah meminta pertimbangan kepada Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal
peraturan perundang-undangan merupakan salah satu penghitungan Perimbangan
dalam kriteria tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan Keuangan; dan
objektif lainnya. • berdasarkan pertimbangan pada butir iii, Ditjen Bina Keuangan Daerah mengeluarkan persetujuan pemberian TPPASNkepada Pemerintah Daerah.
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN
JASA
Belanja Barang digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang antara lain:
• Belanjabarangpakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, standar
kebutuhan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa
persediaan barang TA 2022 dengan menerapkan digitalisasi pengelolaan administrasi dalam rangka efisiensi dan efektifitas
penggunaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Belanja Barang untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain memperhatikan asas kepatutan, kewajaran,
rasionalitas dan efektifitas dalam pencapaian sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan guna mencapai target kinerja yang
ditetapkan.
• Belanjabarang untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain dalam rangka melaksanakan program, kegiatan
• Belanja barang dan jasa digunakan untuk dan sub kegiatan pemerintahan daerah berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang dalam RPJMD dan dijabarkan
menganggarkan pengadaan barang/jasa yang dalam RKPD.
nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) • Pengadaan belanja barang untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain dianggarkan sebesar harga
bulan, termasuk barang/jasa yang akan beli/bangun atas barang yang akan diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain ditambah belanja yang terkait langsung
diserahkan atau dijual kepada dengan pengadaan/pembangunan sampai siap diserahkan.
masyarakat/pihak lain dalam rangka
melaksanakan program, kegiatan dan sub
Belanja Jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan jasa yang didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaannya
kegiatan Pemerintahan Daerah guna
pencapaian sasaran prioritas daerah yang
dalam sub kegiatan memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap pencapaian kinerja pelaksanaan sub kegiatan. Belanja
tercantum dalam RPJMD pada SKPD terkait. Jasa dimaksud terdiri atas:
• Belanjabarang dan jasadiuraikan dalam objek: Penganggaran Jasa Kantor antara lain meliputi:
1. belanja barang, • Penganggaran jasa sebagai imbalan yang diberikan kepada ASNdan Non ASNberdasarkan keahlian/profesi secara spesifik yang
2. belanja jasa,
3. belanja pemeliharaan,
dituangkan dalam perjanjian/penugasan dan besarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
4. belanja perjalanandinas, dan • Penganggaran jasa sebagaiimbalan yang diberikan kepada pihak lain atas pemberian layanan antara lain listrik, air, telepon,
5. Belanja Uang dan/atau Jasa untuk diberikan internet dan jasa-jasa lainnya.
kepada Pihak Ketiga/Pihak
Lain/Masyarakat.
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN
JASA
Penganggaran Iuran Jaminan/Asuransi dengan ketentuan:
• menganggarkan iuran jaminan kesehatan bagi Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNPNSD);
• mendaftarkan dan melaporkan perubahan data PNPNSDsebagai peserta JKN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• menganggarkan iuran jaminan kesehatan bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) dengan gaji/upah sebagai dasar
perhitungan
iuran JKN minimal sesuai upahminimum provinsi/upah minimal kabupaten/kota.
• Pemerintah Daerah menganggarkan untuk jaminan kesehatan selakupemberi kerja untuk pekerja/pegawai yang menerima gaji/upah
dianggarkan dalam APBDantara lain: kepala desa dan perangkat desa; serta PNPNSD, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Pemerintah Daerah Provinsi berkontribusi dalam membayar luran bagi Penerima Bukan Iuran (PBI) jaminan kesehatan sesuaikapasitas fiskal
daerah
Dalam sebagai
rangka mana diatur
menjamin dalam peraturan
keberlangsungan danperundang-undangan, yang diaatas
ketersediaan pembiayaan nggarkan padalayanan
jaminan SKPDyang menangani urusan kesehatan pemberi
kesehatan:
pelayanan kesehatan;
Pemerintah Daerah tidak • Pemerintah Daerah Provinsi menganggarkan kontribusi pada SKPDberkenaan sebesar kebutuhan peserta PBI jaminan kesehatan untuk
diperkenankan pembiayaan satu Tahun Anggaran;
mengel
Jaminanola sendiri
Kesehatan
(sebagi
Daerahnya
an atau • Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyelesaikan seluruh tunggakan pembayaran kontribusi iuran pada Tahun Anggaran. Dalam hal
seluruhnya)yang
manfaat dengan tunggakan dimaksud belum dianggarkan pada APBDTA 2023agar dilakukan penyesuaian mendahului Perda tentang perubahan APBDsesuai
Kesehatan
sama Nasional, dengan mengelol dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
termasuk
sebagian Jaminan Keseh Jaminan a • Pemerintah Daerahmenganggarkan iuran dan bantuan iuran pada SKPDsesuai dengan jumlah penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
denganskema atan Daerah Daerah untuk pembiayaan satu Tahun Anggaran;
ganda nya • Pemerintah Daerah berkewajiban menyelesaikan seluruh tunggakan pembayaran iuran dan bantuan iuran sebelum TA berakhir. Dalam hal
Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan belum dianggarkan tunggakan dimaksud pada TA 2023 dapat dilakukan penyesuaian mendahului Perda tentang perubahan APBD sesuai
dukungan anggaran kategori bukan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
skema • Pemerintah Daerah juga membayarkan Bantuan luran bagi penduduk yang mendaftar secara mandiri dengan manfaat pelayanan di Ruang
ganda diluaruntuk
dilakukan cakupanfasilitas
layanan BPJS Perawatan Kelas III sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
yang
masyarakat/swasta
kesehatan dan fasilitas kesehatan • Pemerintah Daerah menganggarkan bantuan iuran pada SKPD sesuai dengan jumlah penduduk
milik Pemerintah Daerah pada SKPD yang yangayaan
pembi mendaftar
satu Tahunsecara
Anggaran.
mandiri
Pemerintah Daerah berkewajiban menyelesaikan seluruh tunggakan pembayaran iuran dan bantuan
melaksanakan urusan kesehatan. untuk
iuran.
Dalam hal
dengan ketentuan
belum diperaturan
anggarkanperundang-
tunggakan dimaksud pada TA 2023 dapat dilakukan penyesuaian mendahului Perda tentang perubahan
APBD sesuai
undangan; diLANJUTka
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN LANJU
JASA TAN
Dalam rangka mewujudkan UHC, Pemerintah Daerah:
• menganggarkan iuran baik sebagian atauseluruhnyabagi setiap penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dengan manfaat pelayanan
di ruang perawatan kelas III selain Pekerja Penerima Upah (PPU) dan PBI;
• wajib melakukan integrasi Jaminan Kesehatan Daerah dengan JKN melalui kerja sama pendaftaran Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan
Bukan Pekerja (BP) Pemerintah Daerah dengan BPJS kesehatan guna terselenggaranya jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk dan tidak
melakukan realokasi atas penganggaran JKN; dan
• kerja sama dalam pendaftaran PBPU dan BP antara Pemerintah Daerah dengan BPJS kesehatan untuk satu Tahun Anggaran atau 12 (dua
belas) bulan.
Pemerintah Daerah tidak diperkenankan mengelola sendiri (sebagian atau seluruhnya) Jaminan KesehatanDaerahnya denganmanfaat
yang sama dengan JKN, termasuk mengelola sebagian Jaminan KesehatanDaerahnya dengan skema ganda.

Pengembangan pelayanan kesehatan di luar cakupan


penyelenggaraan jaminan kesehatan yang disediakan oleh Kategori skema ganda, Kategori bukan skema ganda, antara lain
BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan yaitu
berupa medical check up, kepada: • Penjaminan atau pembayaran atas biaya pelayanan • Penjaminan/pembayaran pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa dan
• Kepala daerah/wakil kepala daerah sebanyak 1 (satu) kesehatan masyarakat yang dibayarkan oleh penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tidak memiliki identitas (NIK)
kali dalam 1 (satu) tahun, termasuk keluarga (satu Pemerintah Daerah kepada fasilitas kesehatan, sehingga tidak dapat didaftarkan sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional,
istri/suami dan dua anak), dianggarkan dalam bentuk yang jenis pelayanan kesehatan/manfaatnya sama • pembayaran pelayanan kesehatan masyarakat yang jenis manfaat/pelayanan
program dan kegiatan pada SKPD yang secara
fungsional terkait sesuai dengan ketentuan peraturan sebagian atau seluruhnya dengan jenis/manfaat kesehatannya tidak dijamin olehprogram Jaminan Kesehatan Nasional,
perundang-undangan. pelayanan kesehatan yang diatur dalam Program  (seperti Biayaambulance peserta Jaminan Kesehatan Nasional dari rumah ke
• pimpinan dan anggota DPRD sebanyak 1 (satu) kali Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola oleh fasilitas kesehatan atau sebaliknya,
dalam 1 (satu) tahun, tidak termasuk istri/suami dan BPJS Kesehatan, dan  Biaya transportasi peserta dan pendampingke fasilitas kesehatan rujukan di
anak, dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan • penjaminan/pembayaran pelayanan kesehatan luar kota yang tidak dijamin dalam Jaminan Kesehatan Nasional,
pada SKPD yang secara fungsional terkait sesuai  Biaya rumah singgah pengantar khusus rujukan ke luar kota, dan
oleh Pemerintah Daerah kepada fasilitas
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
dilakukan di dalam negeri dengan tetap kesehatan atau langsung kepada masyarakat yang  manfaat komplementer lainnya yang tidak dijamin dalam manfaat Jaminan
memprioritaskan Rumah Sakit Umum Daerah terdekat, telah terdaftar dalam kepesertaan Program Kesehatan Nasional sesuai dengan kebutuhan Pemerintah Daerah.
Rumah Sakit Umum Pusat di Provinsi atau Rumah Jaminan Kesehatan Nasional dengan status • Kategori bukanskema ganda dapat dianggarkan dalam APBDdengan menggunakan
Sakit Umum Pusat terdekat. kepesertaan aktif atau berstatus non aktif karena kode rekening pembayaran layanan kesehatan di luar cakupan layanan BPJS
menunggak iuran.
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN
JASA
• Belanja Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja bagi Non ASN digunakan untuk menganggarkan belanja iuran jaminan Penganggaran insentif pemungutan
kecelakaan kerja bagi tenaga non ASNyang dipekerjakan melalui perjanjian kerja/kontrak sebagai perlindungan pajak daerah bagi pegawai non

INSE
atas risiko kecelakaan kerja ataupenyakit akibat kerja berupa perawatan, santunan, dan tunjangan cacat sesuai

NTIF
ASN, dan insentif pemungutan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
retribusi daerah bagi pegawai non
• Belanja Iuran Jaminan Kematian bagi Non ASN digunakan untuk menganggarkan belanja iuran jaminan kematian ASN sesuai dengan ketentuan
bagi tenaga non ASN yang dipekerjakan melalui perjanjian kerja/kontrak sebagai perlindungan atas risiko
peraturan perundang-undangan.
kematian bukan akibat kecelakaan kerja berupa santunan kematian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penganggaran • Penganggaran Jasa Konsultansi khususnya untuk jasa konsultansi non konstruksi,
sedangkan jasa konsultansi kontruksi mengikuti konsep full costing atau nilai aset tetap
sewa
terdiri atas sewa tanah,
yang dianggarkan dalam belanja modal adalah sebesar harga beli/bangun aset ditambah
sewa peralatan seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai siap
dan
mesin, sewa gedung digunakan.
dan
bangunan, sewa jalan, • Pemerintah Daerah dapat menganggarkan jasa konsultansi untuk konsultansi kontruksi
jaringan dan irigasi, dan apabila diamanatkan lain oleh ketentuan peraturan perundangan-undangan dan diakui
sewa aset tetap lainnya sebagai Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
• Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang berada
Penganggaran ketersediaan
dalam penguasaan pengelola barang, pengguna barang atau kuasa
layanan
(availibility payment)
pengguna barang berpedoman pada daftar kebutuhan
digunakanuntuk
pemeliharaan barang sesuai dengan ketentuan peraturan
menganggarkan
layanan (availibility
belanja jasa
perundang-undangan.
ketersediaan secara berkal
payment)
pembayaran untuk
a oleh kepala
daerah kepada badan usaha pelaksana • Pemerintah Daerah menganggarkan Pajak Kendaraan Bermotor
atas tersedianya layanan yang sesuai (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak
dengan kualitas dan/atau kriteria Pertambahan Nilai (PPN), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu
sebagaimana ditentukan dalam perjanjian Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan administrasi perpajakan lainnya
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN
JASA
PENGANGGARAN BEASISWA PENDIDIKAN PNS, KURSUS, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SOSIALISASI, DAN BIMBINGANTEKNIS MELIPUTI:
Penyediaan anggaran pendidikan dan pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis atausejenisnya yang terkait dengan peningkatan
Penyediaan kapasi
bagi: tas
anggaran
beasiswa pendidi • pejabat daerah dan staf Pemerintah Daerah,
bagi kan • pimpinan dan anggota DPRD,
PNS sesuai • serta unsur lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
dengan ketentu
peraturan perundang- diprioritaskan pelaksanaannya pada masing-masing wilayah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan
penerapan protokol pencegahan penularan COVID-19.
undangan. an
dilakukan secara selektif, efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran daerah serta tertib anggaran dan administrasi dengan
memperhatikan aspek urgensi, kualitas penyelenggaraan, muatan substansi, kompetensi narasumber, kualitas advokasi dan pelayanan
penyelenggara serta manfaat yang akan diperoleh sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah Daerah dapat menyelenggarakan di luar wilayah provinsi/ kabupaten/kota yang bersangkutan secara selektif sepanjang
terdapat kebutuhan atau terbatasnya kapasitas sumber daya serta lembaga pengembangan SDM yang kompeten dengan tetap
memperhatikan penerapan protokol pencegahan penularan COVID-19
Dalam rangka beradaptasi dengan penerapan tatanan normal baru, produktif dan aman COVID-19 di berbagai aspek kehidupan dan
pemanfaatan teknologi informasi serta efisiensi pembiayaan dalam kegiatan kedinasan dapat dilaksanakan secara virtual maupun
hybrid.
pemenuhan kompetensi pemerintahan SDM aparatur melalui Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri
(Diklatpim Pemdagri) yang menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah, jabatan administrator dan jabatan pengawas serta digunakan
untuk Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN), Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA), dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
(PKP) yang terintegrasi dengan Diklatpim Pemdagri, sebagaimana amanat ketentuan peraturan perundang-undangan
Pemenuhan kompetensi pemerintahan melalui Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri (Diklat Pimpemdagri)
dirangkaikan dengan sertifikasi/uji Kompetensi sesuai jenjang Diklat Pimpemdagri pada Jabatan Struktural di Lingkungan Kemendagri,
BNPP dan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten dan Kota, dimana sertifikat kompetensi menjadi salah satu syarat administrasi
seleksi JPTMadya dan JPT Pratama serta pengangkatan dalam jabatan administrator maupun pengawas pada instansi tersebut
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN LANJU
JASA TAN
PENGANGGARAN BEASISWA PENDIDIKAN PNS, KURSUS, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SOSIALISASI, DAN BIMBINGANTEKNIS MELIPUTI:
Pemerintah Daerah mengalokasikananggaran pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan kompetensi
penyelenggara Pemerintah Daerah dalam APBDTA 2023, untuk:
• Pendidikan dan Pelatihan teknis dan fungsional dan/atau Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri,
pengembangan kompetensi teknis binaan K/L, sebagaimana amanat ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Penyelenggaraan uji kompetensi pemerintahan dalam rangka sertifikasi kompetensi pemerintahan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 85 Tahun 2017 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun2017 tentang
Kompetensi Pemerintahan.

Pemerintah Daerah harus mengalokasikan anggaran untuk pendidikan dan pelatihan bagi ASN dalam rangka pengembangan kompetensi penyelenggara Pemerintah
Daerah
• sekurang-kurangnya 0,34 (nol koma tiga puluh empat persen) dari total belanja daerah bagi Pemerintah Daerah provinsi dan
• sekurang-kurangnya 0,16 (nol koma enam belas persen) dari total belanja daerah bagi Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Dalam hal besaran alokasi anggaran dalamAPBD tahunsebelumnya untuk pendidikan dan pelatihan bagi ASN
• telah melebihi 0,34 (nol koma tiga puluh empat persen) dari total belanja daerahbagi Pemerintah Daerah provinsi dan
• telah melebihi 0,16 (nol koma enam belas persen) dari total belanja daerah bagi Pemerintah Daerah
kabupaten/kota,
Pemerintah Daerah tidak diperkenankan mengurangi besaran persentase alokasi anggaran pendidikan dan pelatihan dimaksud dan alokasi TA sebelumnya.
Alokasi anggaran khusus pengembangan kompetensi bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta orientasi danpendalaman tugas anggota DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN
JASA
BelanjaPerjalanan Dinas Dalam
Negeri
• BelanjaPerjalanan Dinas Biasa. perjalanan dinas jabatan melewati batas kota dan perjalanan dinas pindah
• Belanja Perjalanan Dinas Tetap. perjalanan dinas tetap yang dihitung dengan memerhatikanjumlah pejabat yang melaksanakan perjalanan
dinasuntuk pelayanan masyarakat. Contoh: perjalanan dinas oleh tenaga penyuluh pertanian, juru penerang, penyuluh agama, dan lainnya;
• Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota Terdiri atas perjalanan dinas yang dilaksanakan lebih dari 8 jam dan perjalanan dinas yang
dilaksanakan kurang dari 8 jam. Perjalanan dinas di dalam kota yang kurang dari 8 jam hanya diberikan uang transport lokal termasuk
pemberian uang transportasi pada masyarakat dalam rangka menghadiri rapat, seminar, dan sejenisnya;
• Belanja Perjalanan Dinas PaketMeeting Dalam Kota. perjalanan dinas dalam rangka rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di
dalam kota pada Pemerintah Daerah penyelenggara dan dibiayai seluruhnya oleh Pemerintah Daerah penyelenggara maupun yang dilaksanakan
Pemerintah Daerah penyelenggara di dalam kota Pemerintah Daerah peserta dan biaya perjalanan dinasnya ditanggung oleh Pemerintah
perjalanan dinas bagi: Daerah peserta, yang meliputi:
 Biaya transportasi peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar
• pejabat daerah,
kota;
• pegawai negeri,  Biaya paket meeting (halfday/fullday/ fullboard/ residence);
• pegawai tidak tetap  Uang saku peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota;
• pihak
dan lain sesuai  Uangnilai
Besaran harian
biayadan/atau biaya
paket meeti ng,pengi
napan
uang peserta,
transport, panitia/moderator,
uang dan/atau
saku, dan uang harian narasumber
sesuai yang mengal
dengan ketentuan ami kesul
peraturan itan
perundang-undangan.
ketentuan peraturan perundang-
dengan Belanjatransportasi.
Perjalanan Dinas Dalam Negeri
undangan • Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota. perjalanan dinas dalam rangka rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di
luar kota pada Pemerintah Daerah penyelenggara dan dibiayai seluruhnyaoleh Pemerintah Daerah penyelenggara, serta dilaksanakan di luar
kota Pemerintah Daerah peserta dengan biaya perjalanan dinas yang ditanggung oleh Pemerintah Daerah peserta, meliputi:
 Biaya transportasi peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota;
 Biaya paket meeting (halfday/fullday/ fullboard/ residence);
 Uang saku peserta, panitia/moderator dan/atau narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota;
 Uang harian dan/atau biaya penginapan peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami kesulitan transportasi.
Besaran nilai biaya paketmeeting, uang transport, uang saku, dan uang harian mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai standar biaya
tahun berkenaan.
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN
JASA
• Penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek pertanggungjawaban sesuai
dengan biaya riil atau lumpsum, khususnya meliputi:
1. Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Komponen sewa kendaraan tersebut
hanya diberikan untuk gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota, pejabat
pimpinan tinggi madya dan pejabat yang diberikan kedudukan atau hakkeuangandan fasilitas setingkat
pejabat pimpinan tinggi madya.
2. Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
perjalanan dinas bagi: 3. Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Dalam hal pelaksanaan perjalanan dinas tidak
• pejabat daerah, menggunakan fasilitas hotel atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan biaya
• pegawai negeri, penginapan sebesar 30 (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kotatempat tujuan sesuai dengan
• pegawai tidak tetap tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumpsum sesuai dengan ketentuan
• pihak
dan lain sesuai peraturan
ketentuan peraturan perundang-
dengan perundang-undangan.
undangan 4. Uang harian danuang representasi dibayarkan secara lumpsum.
5. Biaya pemeriksaan kesehatan Corona Virus Disease 19(Genose/rapid test/PCR test/swab test) sesuai
dengan biaya riil (sepanjang dalam masa pandemi Corona Virus Disease 19).
• Standar satuan biaya untuk perjalanan dinas dianggarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-
undangan.
• Penyediaan alokasi anggaran untuk perjalanan dinas tersebut termasuk yang mengikutsertakan Non ASN.
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN
JASA
Belanja Perjalanan Dinas Luar Negeri
• Belanja Perjalanan Dinas Biasa LuarNegeri digunakan untuk menganggarkan perjalanan dinas biasa yang
dilaksanakan di luar negeri.
• Ketentuan mengenai standar biaya perjalanan dinas luar negeri bagi Pemerintah Daerah mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai standar biaya masukan yang berlaku pada APBN
• Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja atau studi banding, baik perjalanan
dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi, jumlah hari
perjalanan dinas bagi: dan jumlah orang dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga
• pejabat daerah, relevan dengan substansi kebijakan Pemerintah Daerah. Hasil kunjungan kerja atau studi banding
• pegawai negeri, dilaporkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• pegawai tidak tetap • ASN, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pimpinan dan anggota DPRD dapat melakukan perjalanan
• pihak
dan lain sesuai keluar negeri. Perjalanan luar negeri mempedomani ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
ketentuan peraturan perundang-
dengan Tahun 2019 tentang Tata Cara Perjalanan ke Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
undangan Pemerintahan Daerah.
KEBIJAKAN BELANJA BARANG DAN
JASA
Pemberian Uang yang diberikan kepada masyarakat/pihak lain diberikan dalam rangka melaksanakan program,
kegiatan dan sub kegiatan Pemerintahan Daerah berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang
dalam RPJMD dan dijabarkan dalam RKPD, dalam bentuk:
• pemberian hadiah yang bersifat perlombaan;
• penghargaan atas suatu prestasi;
• pemberian beasiswa kepada masyarakat;
• penanganan dampak sosial kemasyarakatan akibat penggunaan tanah milik Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan
pembangunan proyek strategis nasional dan non proyek strategis nasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
Belanja Uang dan/atau jasa untukDiberikan • Transfer Ke Daerah yangpenggunaannya sudah ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat • Bantuan fasilitasi premiasuransi pertanian; dan/atau
digunakan untuk • Belanjabarang dan jasa berupa pemberian uang lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
dan/atau Jasa untuk Diberikan Kepada
menganggarkanUang
Pihak
Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat dengan
memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, Pemberian Jasa yang diberikan kepada masyarakat/pihak lain diberikan dalam
rasionalitas dan efektifitas dalam • Pengadaan belanja jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak lain dalam rangka
bentuk:
pencapaian sasaran program, kegiatan dan melaksanakan program, kegiatan dan sub kegiatan Pemerintahan Daerah berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah
sub kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan
waktu
yang tertuang dalam RPJMD dan dijabarkan dalam RKPD, dianggarkan dalam jenis belanja barang dan jasa sesuai
pelaksanaan sub kegiatan dalam rangka
mencapai target kinerja sub kegiatan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
dimaksud, yang dianggarkan dalam jenis • Pengadaan belanja jasa yang akan diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain pada tahun anggaran
belanja barang dan jasa sesuai dengan berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar harga beli yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/pihak
ketentuan peraturan perundang-undangan. lain/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan jasa sampai siap diserahkan.
KEBIJAKAN BELANJA BUNGA DAN
SUBSIDI
• Belanja bunga digunakan Pemerintah Daerah untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban
pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Belanja bunga antara
lain berupa belanja bunga utangpinjaman dan belanja bunga utang obligasi daerah.
• Belanja bunga berupa belanja bunga utang pinjaman, belanja bunga utang obligasi dianggarkan pembayarannya dalam APBD
tahun anggaran berkenaan.
• Belanja bunga yang digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang tidak berasal pembayaran atas kewajiban
pokok utang, dianggarkan pembayarannya dalam APBDtahun anggaran berkenaan.
• Pemerintah Daerah yang memiliki kewajiban pembayaran bunga utang dianggarkan pembayarannya dalam APBD Tahun
Anggaran
2022 pada SKPDselaku SKPKD.
• Dalam hal unit SKPDmelaksanakan BLUD, belanja bunga tersebut dianggarkan pada unit SKPDberkenaan.

• Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan belanja subsidi agar harga jual produksi atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha milik
negara, BUMD dan/atau badan usaha milik swasta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga dapat terjangkau oleh
masyarakat.
• Pemberian subsidi kepada BUMD penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), Pemerintah Daerah dapat menganggarkan belanja subsidi
kepada BUMD tersebut apabila telah menetapkan Peraturan Kepala Daerah mengenaiTata Cara Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum serta
Pemberian Subsidi dari Pemerintah Daerah kepada BUMD penyelenggara SPAM dengan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Dalam hal Kepala Daerah menetapkan tarif lebih kecil dari usulan tarif yang diajukan Direksi BUMD penyelenggara SPAM yang mengakibatkan
tarif rata-rata tidak mencapai pemulihan biaya secara penuh (full cost recovery), Pemerintah Daerah harus menyediakan subsidi untuk menutup
kekurangannya melalui APBDsetelah mendapat persetujuan dari dewan pengawas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pemberian subsidi berupa bunga atau bagi hasil kepada usaha mikro kecil dan menengah pada perorangan tidak perlu dilakukan pemeriksaan
dengan
KEBIJAKAN BELANJA
HIBAH
Belanja hibah dianggarkan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah terkait sesuai PUU
yaitu:
terkait urusan dan kewenangan dianggarkan pada
daerah SKPD
terkait hubungan antar lembaga pemerintahan dianggarkan pada SKPDyang melaksanakan
dan/atau urusan Pemerintahan Umum
instansi vertikal
yang bukan urusan dan kewenangan Pemda
yang mendukung program dan kegiatan dianggarkan pada Sekretariat
Pemda Daerah
• Alokasi anggaran belanja hibah dalam rangka menunjang program, kegiatan dan sub kegiatan Pemerintah Daerah dicantumkan dalam RKPD Tahun 2023
Belanja hibah berupa uang, barang, atau jasa
berdasarkan hasil evaluasi Kepala SKPDatas usulan tertulis dari calon penerima hibah, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan
perundang-undangan.
kemampuan keuangan daerah setelah • Pengadaan belanja hibahberupabarang pada Tahun Anggaran berkenaandimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun atas barang yang akan
memprioritaskan pemenuhan belanja urusan diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain ditambah seluruh belanja yang terkait langsung dengan pengadaan/pembangunan sampai siap
pemerintahan wajib dan Urusan Pemerintahan diserahkan.
Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan
Belanja hibah memenuhi kriteria paling
ketentuan peraturan perundang-undangan. • peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
sedikit:
Belanjahibah diberikan kepada: • bersifat tidak wajib, tidak mengikat;
• Pemerintah Pusat; • tidak terus menerus setiap Tahun Anggaran, kecuali:
• Pemerintah Daerah lainnya; a. kepada pemerintahpusat dalam rangka mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah sepanjang tidak tumpang tindih pendanaannyadengan
• Badan Usaha Milik Negara; APBN
• BUMD; dan/atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Badan dan lembaga, serta b. badan dan lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah atauPemerintah Daerah sesuai dengankewenangannya berdasarkanketentuan peraturan
organisasi
kemasyarakata yang berbadan perundang-undangan;
n hukum c. partai politik dan/atau;
Indonesia; d. ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
• yang dimaksud tidak diberikan secara terus menerusadalah tidak diberikan berkesinambungan atau berkelanjutan setiap Tahun Anggaran.
• Partai Politik.
• memberikan nilai manfaat bagi Pemerintah Daerah dalam mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunandan kemasyarakatan.
KEBIJAKAN BELANJA
Partai Politik.
HIBAH
• Penggunaan hibah bantuan keuangan partai politik selama padamasa status keadaan darurat bencana non alam, COVID-19 yang ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah Pusat antara lain
digunakan untuk penanggulangan pandemi COVID-19 melalui kegiatan pendidikan politik kepada anggota partai politik dan masyarakat, dukungan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
sekretariat partai politik.
• Pemberian Hibah bantuan keuangan kepada partai politik tidak dituangkan dalam naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) yang penganggaran dan pelaksanaan hibah kepada partai politik
mempedomani:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Partai Politik sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2018
tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Partai Politik dan
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam APBDdan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan
Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik dan
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2020 tentang Perubahan atas PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam
APBDdan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik.
Pemerintah Pusat
Hibah kepada pemerintah pusat diberikan kepada satuan kerja dari kementerian/lembaga non kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam daerah yang bersangkutan, dengan ketentuan:
• Wilayah kerjanyatermasuk dari kabupaten/kota kepada instansi vertikal yang wilayah kerjanya pada provinsi;
• Hibah kepada pemerintah pusat dapat diberikan lebih dari 1 (satu) kali dalam tahun berkenaan sesuai kemampuan keuangan daerah kecuali hibah kepada unit kerja kementerian dalam negeri
• Alokasi
yang anggaran belanja hibahdalam rangka menunjang program, kegiatan dan sub kegiatan Pemerintah Daerah dicantumkandalamRKPD TA 2023
berdasarkan hasil
membidangi urusan evaluasikependudukan
administrasi Kepala SKPD ataspenyedi
untuk usulanaantertulis
blanko Kdari
TP. calon penerima hibah.
• Dalam hal pengelolaan hibah tertentu diatur lain dengan peraturan perundang-undangan, maka pengaturan pengelolaan hibah dikecualikan dari peraturan
mengenai pengelolaan keuangan daerah.
• Penganggaran belanja hibah dalam APBD TA 2023 mempedomani Perkada yang mengatur tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah, sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEBIJAKAN BELANJA BANTUAN
SOSIAL
Bantuan Sosial sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya
risiko
sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan. tidak dapatdirencanakan
direncanaka Dianggarkan di
sebelumnya
n BTT
• dialokasikan untuk kebutuhan akibat risiko sosial yang
terkait urusan dan kewenangan dianggarkan pada tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD
daerah SKPD yang apabila ditunda penanganannya akan menimbulkan
yang bukan urusan dan kewenangan dianggarkan pada risiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau
Pemda yang mendukung program Sekretariat keluarga yang bersangkutan.
dan • Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan
Daerah
Belanja bantuan sosial dapat dianggarkan kegi atan P em da
• Pengadaan belanja bantuan sosial berupa barang pada Tahun Anggaran berkenaan
sebelumnya tidak melebihi pagu alokasi anggaran yang
dalam dimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun atas barang yang akan diserahkan direncanakan, kecuali bantuan sosial yang diamanatkan
APBD sesuai
setel memprioritaskan
dengan kemampuan keuangan bela kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain ditambah seluruh belanja yang terkait oleh peraturan perundang-undangan
daerah
ah pemenuhan nja langsung dengan pengadaan/pembangunan sampai siap diserahkan. • Pengecualian bantuan sosial yang diamanatkan oleh
urusa ntahan
pemeri pemeri
pilihnan,
tahankecual
waj
idiibtentukan
dan lainurus • Belanja bantuan sosial bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam peraturan perundang-undangan antara lain:
n
sesuai an keadaan tertentu dapat berkelanjutan diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak  amanatbantuan sosial dalam rangka penanganan
wajib dan tidak harus diberikan setiap Tahun Anggaran dankeadaan tertentu dapat pandemi Corona Virus Disease 19 dan dampaknya,
dengan ketentuan peraturan perundang- berkelanjutan diartikan bahwa bantuan sosial dapat diberikan setiap Tahun Anggaran
undangan.  pemberian uang duka bagi masyarakat miskin
• individu; sampai penerima bantuan telah lepas dari risiko sosial.
dengan kriteria dan besaran diatur dalam perkada
• a
Bel nja
kel bantuan sosial diberikan kepada:
uarga • Alokasi anggaran bantuan sosial dalam rangka menunjang program, kegiatan dan sub
kegiatan Pemerintah Daerah dicantumkan dalam RKPD TA 2023 berdasarkan hasil yang merupakanpelaksanaan program dan kegiatan
; dan/ atau masyarakat,
evaluasi Kepala SKPDatas usulan tertulis dari calon penerima bantuan sosial. Pemerintah Daerah yang tercantum dalam RPJMD,
• mengal
kelomapmi risikoyangsosial;
• Dalam hal pengelolaanbantuan sosial tertentu diatur lain dengan peraturan perundang- serta
ok • lembaga non pemerintahan bidang  keadaan tidak stabil yang terjadi secara tiba-tiba
undangan, maka pengaturan pengelolaan bantuan sosial dikecualikan dari peraturan
pendidikan, mengenai pengelolaan keuangan daerah. sebagai akibat dari situasi krisis sosial, ekonomi,
keagamaan,
melindungidan in bidi
dang
vidu,lainkelyang
ompok, berperan
dan/atau
untuk • Penganggaran bantuan sosial dalam APBD TA 2023 mempedomani Perkada yang politik, bencana, dan fenomena alam sebagaimana
masyarakat yang mengalami keadaan yang mengatur tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, dimaksud pada penjelasan Pasal 15 ayat (1) Undang-
tidak stabil sebagai dampak risiko sosial. pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi bantuan sosial, Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sosial.
KEBIJAKAN BELANJA
• MODAL
Pemerintah Daerah harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada APBD Tahun Anggaran 2023 untuk pembangunan dan
pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan publik serta pertumbuhan ekonomi daerah
• Segala biaya yang dikeluarkan setelah perolehan awal aset tetap (biaya rehabilitasi/renovasi) sepanjang memenuhi batas minimal
kapitalisasi aset, dan memperpanjang masa manfaat atau yang memberikan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas, atau peningkatan mutu produksi atau peningkatan kinerja dianggarkan dalam belanja modal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam rangka efisiensi dan efektifitas, Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang luasnya tidak lebih dari 5 (lima) hektar, dapat
dilakukan:
a. secara langsung oleh instansi yang memerlukan tanah dengan pihak yang berhak, dengan cara jual beli, tukar menukar, atau cara
• Belanja modal digunakan untuk lain
menganggarkan pengeluaran yang dilakukan yang disepakati; atau
dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset b. dengan menggunakan tahapan pengadaan tanah.
lainnya. c. penetapan lokasi untuk tahapan diterbitkan oleh bupati/wali kota dengan mempedomani Pasal 126 Peraturan Pemerintah Nomor 19
• Nilai aset tetap yang dianggarkan dalam • Penganggaran
Tahun 2021pengadaan
tentang Penyelenggaraan
barang Pengadaan
milik daerah Tanah
dilakukan Bagidengan
sesuai Pembangunan Untuk
kemampua Kepentindan
n keuangan gankebutuhan
Umum. daerah berdasarkan prinsip
belanja modal tersebut adalah sebesar harga efisiensi, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel denganmengutamakan produk dalam negeri.
beli atau bangun aset ditambah seluruh • Penganggaran pengadaan dan pemeliharaan barang milik daerah didasarkan pada:
belanja yang terkait dengan a. perencanaankebutuhan barang milik daerah yang mendukung tugas dan fungsi SKPDserta ketersediaan barang milik daerah
pengadaan/pembangunan aset sampai aset yang ada;
siap digunakan b. daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah;
•Bela njanjmodal
bel dirinci
a modal menurut jenis belanja yang
tanah; • Pemeri
c. standar barang,mengal
ntah Daerah standar kebutuhan
okasi dan/atau
kan anggaran standar
belanj a pemelharga.
iharaan untuk menjamin aset yang telah diserahkan dari
•terdiri atas:
belanj a modal peralatan dan mesin; kementerian/lembaga kepada Pemerintah Daerah agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
• belanja modal bangunan dan gedung; • Pengadaan barang milik daerah dimaksuddalam pelaksanaannya harus sesuai dengan standarisasi sarana dan prasarana kerja
• belanja modal jalan, jaringan, dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
irigasi; • Standarharga pemeliharaan untuk satuan biaya pemeliharaan gedung atau bangunan dalam negeri, kendaraan dinas dan sarana
• belanja modal aset tetap lainnya; kantor
• belanja aset lainnya; ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEBIJAKAN BELANJA TIDAK
TERDUGA

• pengeluaran untuk keadaan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya. Keadaan darurat meliputi bencana alam, bencana non-alam,
bencana sosial dan/atau kejadian luar biasa, pelaksanaan operasi pencarian dan
pertolongan, dan/atau kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu
kegiatan pelayanan publik.
• Keperluan mendesak sesuai dengan karakteristik masing-masing Pemerintah
Daerah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Kriteria keadaan darurat dan keperluan mendesak ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang APBDTahun Anggaran 2022
• pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya untuk menganggarkan pengembalian atas kelebihan pembayaran atas
penerimaan daerah yang bersifat tidak berulang yang terjadi pada tahun
sebelumnya;
• Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.

• Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggaran penanganan Corona Virus


Disease 19 dan dampaknya pada Belanja Tidak Terduga dengan memperhatikan
kebijakan kesehatan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.
KEBIJAKAN BELANJA TIDAK
TERDUGA
Penggunaan belanja tidak terduga, penyediaan anggaran untuk penanggulangan keadaan penyedian anggaran tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan perubahan
darurat, dan alokasi anggaran pra bencana dan pasca bencana, diatur ketentuan: Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2023 dan
penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai keadaan darurat dalam rangka kebutuhan dilaporkan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Peraturan
tanggap darurat bencana, penghentian konflik dan rekonsiliasi pasca konflik, dan/atau kejadian Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2023 atau ditampung dalam LRA
luar biasa dilakukan dengan PEMBEBANAN LANGSUNG kepada belanja tidak terduga. bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD Tahun Anggaran
2023.

kepala PPKDselaku
SKPD BUD penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai keperluan mendesak dankeadaan
darurat di luar kebutuhan tanggap darurat bencana, penghentian konflik dan
rekonsiliasi pascakonflik, dan/atau kejadian luar biasa dilakukan dengan
kepala daerah
menetapkan status
PERGESERAN ANGGARAN dari belanja tidak terduga
Rencana Rencana
tanggap darurat Kebutuhan Kebutuhan
Belanja (RKB)
a. dalam hal belum tersedia anggarannya, penggunaan belanja tidak terduga
Belanja (RKB) paling lambat 1 diformulasikan dalam RKA-SKPD yang membidangi keuangan daerah;
(satu) hari kerja
terhitung sejak b. dalam hal belum cukup tersedia anggarannya, penggunaan belanja tidak
a. penggunaandana kebutuhan belanja dicatat pada BKU tersendiri diterimannya RKB
oleh BP/BPP; terduga diformulasikan dalam Perubahan DPA-SKPD; dan
b. kepala SKPD bertanggungjawab secara fisik dan keuangan c. RKA-SKPD dan/atau Perubahan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada huruf a
terhadap penggunaan dana kebutuhan belanja dimaksud yang dan huruf b menjadi dasar dalam melakukan perubahan Peraturan Kepala
dikelolanya yang dibuktikan dengan penandatanganan Surat dana kebutuhan Daerah tentang Penjabaran APBDdan dilaporkan kepada pimpinan DPRD, untuk
Pertanggungjawaban Mutlak; dan belanja melalui
c. pertanggungjawaban atas penggunaan dana kebutuhan belanja mekanisme TU selanjutnya dianggarkan dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD
dimaksud disampaikan oleh kepala SKPD kepada PPKD dengam atau dituangkan dalam Laporan Realisasi Anggaran bagi Pemerintah Daerah
melampirkan bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap serta yang tidak melakukan perubahan APBD atau telah melakukan perubahan
BP/
Surat Pertanggungjawaban Mutlak atas penggunaan belanja. APBD.
BPP
KEBIJAKAN BELANJA
TRANSFER
Belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari PEMDA kepada PEMDA lainnya dan/atau dari PEMDA
BELANJA BAGI HASIL kepada pemerintah DESA. Belanja transfer dianggarkan pada SKPDselaku SKPKD.
• Bersumber dari pendapatan pajak daerah provinsi Besaran alokasi belanja bagi hasil pajak daerah dianggarkan secara bruto, yaitu
kepada jumlah pendapatan daerah yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja
kabupaten/kota. yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau
• Kebijakan penganggaran belanjabagi hasil pajak daerahdianggarkan dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil
dalam APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
undangan.
BELANJABAGI HASILPAJAK DAERAH PROVINSI DIANGGARKANDALAMAPBDTA
• Hasil penerimaan pajak daerah provinsi sebagian diperuntukkan
• 2023
bagi pemerintah kabupaten/kota di wilayah provinsi yang Penganggaran belanja bagi hasil pajak daerah provinsi tersebut memperhitungkan rencana
bersangkutan
DENGAN pendapatan pajakdaerah pada TA 2023.
KETENTUAN: • Penyaluran bagi hasil pajak daerah dapatdilakukan setiap bulan berikutnya sesuai dengan hasil
hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama penerimaan pajak daerah provinsi.
30% Kendaraan
• Dalam hal terdapat pelampauan realisasi penerimaan target pajak daerah pemerintah provinsi
pada akhir TA 2022, disalurkan kepada pemerintah kabupaten/kota pada TA 2023 sesuai
Bermotor diserahkan kepada kabupaten/kota dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
70% hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diserahkan
kepada
• Larangan penganggaran belanja bagi hasil yang bersumber dari retribusi daerah provinsi
untuk dianggarkan dalam APBD TA 2023 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
kabupaten/kota undangan.
70% hasil penerimaan Pajak Rokok diserahkan kepada
kabupaten/kota
PENDAPATANPAJAK DAERAH KABUPATEN/KOTAKEPADA PEMERINTAHANDESA.
• Pemerintah kab/kota menganggarkan belanjabagi hasil pajak daerah kepada pemerintah desa
paling sedikit 10 dari rencana pendapatan pajakdaerah kab/kota pada TA 2023 sesuai
50% hasil penerimaan Pajak Air Permukaan diserahkan kepada kabupaten/kota PUU.
• Besaran alokasi bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota kepada pemerintah
Khusus untuk penerimaan Pajak Air Permukaan dari sumber air yang berada desa dianggarkan secara bruto

80% hanya pada 1 (satu) wilayah kabupaten/kota, hasil penerimaan Pajak Air
Permukaan dimaksud diserahkan kepada kabupaten/kota yang bersangkutan
• Penyaluran bagi hasil pajak daerah dimaksud dilakukan setiap bulan berikutnya sesuai dengan
hasil pendapatan pajak daerah.
• Dalam hal terdapat pelampauan realisasi penerimaan target pajak daerah pemerintah
KEBIJAKAN BELANJA
TRANSFER
Belanja bantuan keuangan dapat dianggarkan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan
BELANJA BANTUAN pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan serta alokasi belanja yang diwajibkanoleh peraturan perundang-undangan, kecualiditentukan lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
KEUANGAN • Dalam hal Bantuan Keuangan Bersifat Khusus, PEMDA dan/atau pemerintah DESA sebagai PENERIMAtidak menggunakan sesuai peruntukan yang
bantuan keuangan antar-daerah
ditetapkan oleh PEMDA selaku PEMBERI, PEMDA dan/atau pemerintah DESAsebagai PENERIMAwajib mengembalikan kepada PEMDA PEMBERI.
provinsi • Pemberi bantuan keuangan bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APBD atau anggaran pendapatan dan belanja
desa penerima bantuan.
bantuan keuangan antar-daerah kabupaten/kota • Dalam hal pemberi bantuan keuangan bersifat khusus mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APBD, penerima bantuan keuangan dapat
bantuan keuangan daerah provinsi ke daerah melakukan perubahanPerkada tentang penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam
Perda tentang perubahan APBDTA 2023 atau ditampung dalam LRAbagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBDTA 2023.
kabupaten/kota di wilayahnya dan/atau
daerah kabupaten/kota di luar wilayahnya PEMERINTAHKABUPATEN/KOTA
bantuan keuangan daerah kabupaten/kota ke • menganggarkan alokasi DD yang diterima dari APBNdalam jenis belanja bantuan keuangankepada pemerintah desadalam APBDkab/kota TA 2023
daerah provinsinya dan/atau daerah provinsi untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat sesuai
lainnya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• yang memiliki desa menganggarkan DD yang diterima dari APBN dalam jenis belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa dalam APBD
bantuan keuangan daerah provinsi atau kabupaten/kota TA 2023 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
kabupaten/kota kepada desa • yang memiliki desa harus menganggarkan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk pemerintah desadalam jenis belanja bantuan keuangankepada pemerintah
Bantuan keuangan yang bersifat UMUM peruntukan desa paling sedikit 10 (sepuluh persen) dari DTU (DAU dan DBH) yang diterima oleh kabupaten/kota yang memiliki desa dalam APBD TA 2023
dan pengelolannya diserahkan kepada Pemerintah tidak termasuk DBH-CHT,DBH-SDAKehutanan Dana Reboisasi, dan Tambahan DBHMinyakdan Gas Bumi dalam rangka otonomi khusus sebagaimana
Daerah dan/atau pemerintah desa penerima diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
bantuan. • ADDdiprioritaskan penggunaannya untuk kebutuhan pembayaran Penghasilan Tetap (Siltap) aparat desa.
• ADD dapat digunakan sebagian untuk mendaftarkan peserta PBPU yang didaftarkan oleh Pemerintah Desa yang belum tercakup dalam
Bantuan keuangan yang bersifat KHUSUS kepesertaan
peruntukannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah JKN.
pemberi bantuan dan pengelolaannya diserahkan • Dalam hal ADDyang dialokasikan dalam APBDtidak tersalur 100 , Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang memiliki desa menganggarkan sisa ADD
sepenuhnyakepada penerima bantuan. yang belum tersalur tersebut dalam APBD tahun berikutnya sebagai tambahan ADD kepada pemerintah desa. Sisa ADD tersebut merupakan
kurang bayar ADDTA 2022 dan terpisah dari ADDTA 2023.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata cara penganggaran, • dapat memberikan bantuan keuangan lainnya kepada pemerintah desa, sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan • Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring
pelaporan serta monitoring dan evaluasi belanja bantuan keuangan dan
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. evaluasibelanja bantuan keuangan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
• Penganggaran belanja daerah pada saat kejadian bencana sesuai dengan Dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) dan
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
DAERAH
Penerimaan o Silpa Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya
Pembiayaan o Pencairan Dana Cadangan (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional
o Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahakan dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun
o Penerimaan Kembali atas Pemberian Pinjaman Anggaran 2022 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya
o PenerimaanPinjaman Daerah
o pengeluaran pada Tahun Anggaran 2023 yang tidak dapat didanai akibat
Penerimaan Pembiayaan Lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. tidak tercapainya SiLPAyang direncanakan.

Pengeluaran o Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo;


Pembiayaan o Penyertaan Modal Daerah;
o Pembentukan Dana Cadangan;
o Pemberian PinjamanDaerah; dan/atau
o Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Dalam hal terdapat SiLPA yang telah ditentukan penggunaannya berdasarkan peraturan perundang- SiLPAbersumber dari:
undangan pada Tahun Anggaran sebelumnya, Pemerintah Daerah wajib menganggarkan SiLPA • pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan pendapatan
dimaksud sesuai penggunaannya. transfer, pelampauan penerimaan lain-lain PendapatanDaerah yang
• Dalam hal SiLPA daerah tinggi dan kinerja layanan tinggi, SiLPA dapat diinvestasikan dan/atau sah, pelampauan penerimaan Pembiayaan,
digunakan untuk pembentukan Dana Abadi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- • penghematan belanja,
undangandengan memperhatikan kebutuhan yang menjadi prioritas daerah yang harus dipenuhi. • kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum
• Dalam hal SiLPA daerah tinggi dan kinerja layanan rendah,Pemerintah Daerah dapat mengarahkan terselesaikan, dan/atau
penggunaan SiLPA dimaksud untuk belanja infrastruktur pelayanan publik daerah yang berorientasi • sisa dana akibat tidak tercapainya capaian target kinerja dan sisa
pada pembangunan ekonomi daerah. dana pengeluaran pembiayaan.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pencairan Dana Cadangan Pembentukan Dana Cadangan
• Pencairan Dana Cadangan dianggarkan sesuaiketentuan peraturan perundang- • Pembentukan dana cadangan ditetapkan dalam Perda tentang Pembentukan Dana
undangan Cadangan. Perda tersebut paling sedikit memuat penetapan tujuan pembentukan dana
cadangan, program, kegiatan dan sub kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan,
besaran dan rincian tahunan dana cadanganyang harus dianggarkan dan ditransfer ke
rekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan Tahun Anggaran pelaksanaan
dana cadangan.
• Perda tentang Pembentukan Dana Cadangan dimaksud ditetapkan sebelum persetujuan
Kepala Daerah bersama DPRD atas rancangan Perda tentang APBD.

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah Pemberian Pinjaman Daerah


• Penganggaran Penerimaan kembalipemberian pinjaman daerah mengutamakan prinsip
kehati-hatian serta memperhatikan tren realisasi penerimaan Tahun Anggaran
sebelumnya. Pemerintah Daerah agar menganggarkan kegiatan inventarisasi penerima
pinjaman guna mengukur tingkat kolektibilitas penerimaan daerah yang bersumber
dari Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah.
• Penerimaan kembali pemberianpinjaman daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Penerimaan Pembiayaan lainnya sesuai PUU Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai PUU
Penerimaan pembiayaan lainnya digunakan untuk menganggarkan penerimaan Pengeluaran pembiayaan lainnya digunakan untuk menganggarkan
pembiayaan pengeluaran
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Penyertaan Modal (1)
• Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dianggarkan • Penyertaan Modal Daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam TA 2023 telah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ditetapkan dalam Perda mengenai penyertaan modal daerah bersangkutan dan pelaksanaannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Perda dimaksud ditetapkan sebelum persetujuan Kepala Daerah bersama DPRD atas rancangan Perda
tentang APBD.
• Pemerintah Daerah dalammelakukan penyertaan modal daerah memperhatikan ketentuan:
1.Dalam hal akan melaksanakan penyertaan modal, Pemerintah Daerah harus menyusun perencanaan
investasi Pemerintah Daerah dan analisis penyertaan modal daerah sebelum disetujui oleh Kepala
Daerah.
2.Analisis penyertaan modal daerahdilakukan oleh penasehat investasi yang independen dan profesional,
dan ditetapkan oleh Kepala Daerah.
3.Penyertaan modal daerah bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah, pertumbuhan
perkembangan perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat guna memperoleh
manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya.
4.Dalam rangka pemenuhan penyertaan modal yang telah tercantum dalam Perda mengenai penyertaan
modal pada tahun sebelumnya, Pemerintah Daerah diperkenankan tidak menerbitkan Perda tersendiri
sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang
telah ditetapkan pada Perda mengenai penyertaan modal.
5.Dalam hal Pemerintah Daerah akan menambah jumlah penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan
modal yang telah ditetapkan dengan Perda mengenai penyertaan modal, Pemerintah Daerah melakukan
perubahan Perda mengenai penyertaan modaldimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH PENGELUARAN
PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Penyertaan Modal
•dipisahkan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dianggarkan •(2)Dalam rangka memperkuat struktur permodalan pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Daerah dapat menambah modal yang disetor dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal pada
BUMD, sehingga BUMD tersebut dapat lebih berkompetisi, tumbuh dan berkembang. Untuk BUMD sektor
perbankan, Pemerintah Daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modaldimaksud guna menambah
modal sebagaimana dipersyaratkan Otoritas Jasa Keuangan dan untuk memenuhi Capital Adequacy Ratio
(CAR).
• Pemerintah Daerah diminta memenuhi modal inti minimum Bank Pembangunan Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan paling lambat 31 Desember 2024.
• Pemerintah Daerah yang merupakan pemegang saham pengendali, melakukan penyertaan modal kepada
BUMD Perseroda guna memenuhi kepemilikan saham menjadi 51 (lima puluh satu persen) atau lebih.
• Pemenuhan kepemilikan saham minimal 51 (lima puluh satu persen) oleh 1 (satu) daerah tersebut,
dilakukan paling lama 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118
Tahun 2018 tentang Rencana Bisnis, Rencana Kerja Dan Anggaran, Kerja Sama, Pelaporan Dan Evaluasi
Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Daerah dapat menganggarkan investasi jangka
panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir.
• Dalam penyaluran dana bergulir, Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama dengan BUMD Lembaga
Keuangan Perbankan, Lembaga Keuangan Non Perbankan atau Lembaga Keuangan lainnya.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH PENGELUARAN
PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Penyertaan Modal
•dipisahkan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dianggarkan (3)
• Dalam rangka mendukung pencapaian target Sustainable Development Goal’s (SDG’s) Tahun 2025 yaitu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan cakupan pelayanan air minum perpipaan di wilayah perkotaan sebanyak 80 (delapan puluh
wi
persen)
layah dan
perdesaan
di sebanyak 60 (enam puluh persen), Pemerintah Daerah perlu memperkuat struktur
permodalan Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM). Penguatan struktur permodalan tersebut dilakukan
dengan menambah penyertaan modal Pemerintah Daerah yang antara lain bersumber dari pemanfaatan
laba bersih PDAM.
• Penyertaan modal dimaksud dilakukan untuk penambahan, peningkatan, perluasan prasarana dan sarana
sistem penyediaan air minum, serta peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan. Selain
itu, Pemerintah Daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal guna peningkatan kuantitas, dan
kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat untuk mencapai SDGs’ dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
• Penerimaan Pinjaman (1) • Pembayaran Cicilan Pokok UtangYang Jatuh Tempo
• Pembiayaan UtangDaerah digunakan untuk membiayai urusan pemerintahan yang menjadi • Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo didasarkan pada jumlah yang harus dibayarkan
kewenangan daerah. sesuai dengan perjanjian pembiayaan utang dan pelaksanaannyamerupakan prioritas utama dari
• Pemerintah Daerah dilarang melakukan pembiayaan langsung dari pihak luar negeri. seluruh kewajiban Pemerintah Daerah yang harus diselesaikan dalam Tahun Anggaran berkenaan
• Nilai bersih maksimal PembiayaanUtang Daerah dalam 1 (satu) Tahun Anggaran terlebih dahulu berdasarkan perjanjian pembiayaan utang.
mendapat persetujuan DPRD. • Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo merupakan pembayaran pokok pembiayaan
• Persetujuan DPRD diberikan pada saat pembahasan APBD. utang yang menjadi beban Pemerintah Daerah harus dianggarkan pada APBDsetiap tahun sampai
• Pembiayaan Utang Daerah berpedomanpada ketentuan peraturan perundang-undangan. dengan selesainyakewajiban dimaksud.
• Dalam hal alokasi anggaran dalam APBD tidak mencukupi untuk pembayaran cicilan pokok utang,
• Pembiayaan Utang Daerah terdiri dari: Kepala Daerah dapat melakukan pelampauan pembayaran mendahului perubahan APBD, dengan
1. Pinjaman daerah melakukan perubahan Perkada tentang penjabaran APBD TA 2023 dan dilaporkan kepada
a. Pinjaman Daerah adalah pembiayaan utang Daerah yang diikat dalam suatu perjanjian Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023
pinjaman danbukan dalam bentuk surat berharga, yang mengakibatkan Daerah menerima atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA
sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain, sehingga Daerah 2023.
tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
b. PinjamanDaerah dapat bersumber dari:
• Pemerintah;
• Pemerintah Daerah lain;
• lembaga keuangan bank; dan/atau
• lembaga keuangan bukan bank.
c. Pinjaman Daerah yang bersumber dari Pemerintah diberikan melalui menteri yang
menyelenggarakan Urusan Keuangan setelah mendapatkan pertimbangan menteri yang
menyelenggarakanUrusan Pemerintahan Dalam Negeri dan menteri yang menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan di bidang Perencanaan Pembangunan Nasional.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
• Penerimaan Pinjaman (2) • Pembayaran Cicilan Pokok UtangYang Jatuh Tempo
d. Pinjaman Daerah yang bersumber dari Pemerintah dapat dilakukan melalui penugasan kepada
lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan bukan bank.
e. Pinjaman Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf ii, huruf iii, dan huruf iv dilaksanakan
sesuai
dengan ketentuanpemberi pinjaman.
f. PinjamanDaerah dapat berbentuk konvensional atau syariah.
g. PinjamanDaerah dilakukan dalam rangka:
• pengelolaan kas;
• pembiayaan pembangunan infrastruktur Daerah;
• pengelolaan portofolio utang Daerah; dan/atau
• penerusanpinjaman dan/atau penyertaan modal kepada BUMD.
h.Pinjaman Daerah dalam rangka pengelolaan kas dilakukan tidak dengan persetujuan DPRD
dan
harus dilunasi dalam Tahun Anggaran berkenaan.
i. Pinjaman Daerah dalam rangka penerusanpinjaman dan/atau penyertaan modal kepada BUMD
berupa penugasan dari pemerintah/Pemerintah Daerah kepada BUMD untuk membiayai
program/kegiatan yang bersifat strategis nasional atau penugasan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
j. Penugasan Pemerintah Daerah kepada BUMD yang bukan merupakan program/kegiatan yang
bersifat strategis nasional harus mendapatkan persetujuan menteri yang menyelenggarakan
urusan Pemerintahan Dalam Negeri.
k. Dalam hal pinjaman selain dari pinjaman daerah yang bersumber dari pemerintah, Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri tidak memberikan pertimbangan
pinjaman daerah dan Pemerintah Daerah cukup melakukan penyampaian salinan perjanjian
pinjaman daerah yang telah ditanda tangani kepala dan pemberi pinjaman kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
• Penerimaan Pinjaman (3) • Pembayaran Cicilan Pokok UtangYang Jatuh Tempo
2.Obligasi daerah dan Sukuk Daerah
a. Obligasi Daerah adalah surat berharga berupa pengakuan utang yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah.
b. Sukuk Daerah adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas
bagian
penyertaan aset Sukuk Daerah yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah.
c. PenerbitanObligasi Daerah dan Sukuk Daerah dilakukan dalam rangka:
• pembiayaan pembangunan infrastruktur Daerah;
• pengelolaan portofolio utang Daerah; dan/atau
• penerusan pinjaman dan/atau penyertaan modal kepada BUMD atas dana hasil
penjualan Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah.
d. Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah diterbitkan melalui pasar modal domestik dan dalam
mata
uang Rupiah.
e. PenerbitanObligasi Daerah danSukuk Daerah dalam rangka pembiayaan pembangunan
infrastruktur Daerah dilakukan untuk penyediaan sarana dan prasarana Daerah.
f. PenerbitanObligasi Daerah dan Sukuk Daerah dilakukan dengan persetujuanMenteri setelah
mendapat pertimbangan menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dalam
negeri.
g. Penerbitan Sukuk Daerah dilakukan setelah mendapat pernyataan kesesuaian Sukuk Daerah
terhadap prinsip-prinsip syariah dari ahli syariah pasar modal.
h. Barang milik Daerah dan/atau objek Pembiayaanyang dibiayai dari Sukuk Daerah dapat
digunakan sebagai dasarpenerbitan Sukuk Daerah.
i. Barang milik Daerah disebut sebagai aset Sukuk Daerah, dapat berupa:
• tanah dan/atau bangunan; dan
• selain tanah dan/atau bangunan.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
• Penerimaan Pinjaman (4) • Pembayaran Cicilan Pokok UtangYang Jatuh Tempo
i. BMD sebagimana dimaksud huruf ix dapat berupa barang berwujud ataupun barang tidak
berwujud dan/atau memiliki aliran penerimaan kas.
j. Aset Sukuk daerah tidak dapat dipindahtangankan dan/atau dihapuskan sampai dengan jatuh
tempo Sukuk Daerah.
k. Penerbitan obligasi daerah/sukuk daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Dalam hal
obligasi daerah/sukuk daerah yang diterbitkan membutuhkan jaminan, Peraturan Daerah
mengenai penerbitan obligasi daerah/sukuk daerah harus memuat ketentuan mengenai
kegiatan yang dibiayai dari obligasi daerah/sukuk daerah beserta barang milik daerah yang
melekat dalam kegiatan tersebut yang akan dijadikan jaminan. Kepala Daerah wajib
menyampaikan Peraturan Daerah mengenai penerbitan obligasi daerah/sukuk daerah
kepada otoritas di bidang pasar modal sebelum pernyataan efektif obligasi daerah/sukuk
daerah dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

• Pemerintah Daerah dilarang memberikan jaminan atas Pembiayaan utang pihak lain.
• Barang milik daerah tidak dapat dijadikan jaminan atau digadaikan untuk mendapatkan Pembiayaan
Utang Daerah.
• Pemerintah Daerah wajib membayar kewajiban pembiayaan utangdaerah pada saat jatuh tempo.
• Dana untuk membayar kewajiban pembiayaan utangdaerahdianggarkan dalam APBDsampai
dengan
berakhirnya kewajiban.
• Dalam hal Pemerintah Daerah tidak menganggarkan pembayaran kewajiban pembiayaan utang
daerah, Kepala Daerah dan DPRD dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkannya hak
keuanganyang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6 (enam) bulan..
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
• Penerimaan Pinjaman (5) • Pembayaran Cicilan Pokok UtangYang Jatuh Tempo
• Dalam hal daerah tidak membayar kewajiban pinjaman daerah yang bersumber dari Pemerintah
dan Lembaga yang mendapat penugasan dari Pemerintah yang telah jatuh tempo, Menteri dapat
melakukan pemotongan dana TKD yang tidak ditentukan penggunaannya.
• Pemotongan dilakukan setelah berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan dalam negeri.
• Pemerintah Daerah yang akan melakukan Pembiayaan Utang Daerah berupa pinjaman bersumber
dari Pemerintah, obligasi daerah dan sukuk daerah, mengajukan dan mendapat pertimbangan
terlebih dahulu dari Menteri Dalam Negeri, dengan paling sedikit melampirkan:
1. salinan berita acara pelantikan Kepala Daerah;
2. kerangka acuan kegiatan;
3. RPJMD;
4. RKPD;
5. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah selama 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit BPK;
6. APBDTahun Anggaran berjalan;
7. Rancangan Perda tentang APBDtahun pinjaman berkenaan.
• Penerimaan pembiayaan utang daerah didasarkan pada jumlah pembiayaan utang yang akan
diterima dalam Tahun Anggaran berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam perjanjian
pembiayaan utang bersangkutan.
• Penerimaan pembiayaan utang daerah digunakan untuk menganggarkan penerimaan pinjaman
daerah, dan penerimaan atas penerbitan obligasi daerah atau sukuk daerah yang akan diterima
pada Tahun Anggaran berkenaan.
• Pemerintah Daerah dapat melakukan pembiayaan utangdaerah berdasarkan peraturan perundang-
undangan di bidang pembiayaan utangdaerah dan sinergi pendanaan.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
• Penerimaan Pinjaman (6) • Pembayaran Cicilan Pokok UtangYang Jatuh Tempo
• Bagi Pemerintah Daerah yang berencana untuk melakukan pembiayaan utang daerah harus
dianggarkan terlebih dahulu dalam rancangan Perda tentang APBD TA berkenaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pemerintah Daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman utang luar
negeri dan/atau dalam negeri.
• Pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman utang luar negeri dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan setelah memperoleh pertimbangan
Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman dilakukan antara menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan danKepala Daerah.

Pemerintah Daerah menganggarkan Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) TA 2023 bersaldo nihil.
a. Dalam hal perhitungan penyusunan rancangan Perda tentang APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif, Pemerintah Daerah harus memanfaatkannya
untuk penambahan program, kegiatan dan sub kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program, kegiatan, sub kegiatan yang telah dianggarkan,
dan/atau pengeluaran pembiayaan.
b. Dalam hal perhitungan penyusunan rancangan Perda tentang APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan negatif, Pemerintah Daerah melakukan pengurangan
bahkanpenghapusan pengeluaran pembiayaan yangbukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program, kegiatan, dan sub kegiatan yang kurang
prioritas dan/atau penguranganvolume program, kegiatan dan sub kegiatan.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
NO KOMPONEN PERHITUNGAN LAINNYA
JUMLAH
1. a. Urusan Bidang Pendidikan: Rp xxx
1) Belanja Operasi: MandatorySpending - FUNGSI PENDIDIKAN
a) belanja pegawai; Rp xxx
b) belanja barang dan jasa; Rp
c) belanja hibah;
d) belanja bantuan sosial.
xxx
Rp xxx
• Dalam rangka peningkatan pelayanan bidang pendidikan, Pemerintah
b.
2) Belanja Modal;
Urusan Bidang Kebudayaan: xxx
Rp Daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus
1) Belanja Operasi: Rp xxx mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan paling sedikit 20 (dua
a) belanja pegawai; R
b) belanja barang dan jasa; p puluh persen) dari belanja daerah sebagaimana diamanatkan dalam
c) belanja hibah;
d) belanja bantuan sosial. x ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Belanja Modal; x
c. Urusan Bidang Perpustakaan:
1) Belanja Operasi:
x • Alokasi anggaran fungsi pendidikan dimaksud disesuaikan dengan
a) belanja pegawai;
b) belanja barang dan jasa;
Rp xxx
Rp
program prioritas bidang pendidikan yang tercantum dalam Peraturan
c) belanja hibah; xxx Menteri Dalam Negeri mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Kerja
d) belanja bantuan sosial. Rp xxx
2) Belanja Modal; Rp Pemerintah Daerah Tahun 2023.
d. Urusan Bidang Kepemudaaan dan Olahraga: xxx
1) Belanja Operasi: Rp xxx
a) belanja pegawai; R
b) belanja barang dan jasa; p
c) belanja hibah;
d) belanja bantuan sosial. x
2) Belanja Modal; x
e. Belanja di luar Urusan Pendidikan, Urusan Kebudayaan, Urusan x
Perpustakaan dan Urusan Kepemudaan dan Olahraga yang
menunjang kebutuhan masyarakat dibidang Pendidikan, antara Rp xxx
lain: Rp
1) Belanja Transfer: xxx
Belanja bantuan keuangan… Rp xxx
2) Sub Kegiatan .... pada
xxx
Rp
SKPD …. dst .... Rp xxx
R
p

x
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH
MandatorySpending - FUNGSI KESEHATAN
1. a. Urusan bidang Kesehatan: Rp xxx
1) Belanja Operasi:
a) belanja pegawai; Rp xxx • Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, Pemerintah Daerah
b) belanja barang dan jasa; Rp secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan
c) belanja hibah; xxx anggaran kesehatan minimal 10 (sepuluh persen) dari total belanja
d) belanja bantuan sosial. Rp xxx
APBDdiluar gaji sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan peraturan
2) Belanja Modal; Rp
b. Belanja pada sub kegiatan di luar Urusan bidang xxx Rp xxx
perundang- undangan
Kesehatan yang menunjang Kesehatan, antara lain: Rp xxx • bagi daerah yang telah menetapkan lebih dari 10 (sepuluh persen) agar
1) Belanja Transfer:
Rp xxx tidak menurunkan jumlah alokasinya dan bagi daerah yang belum
Belanja bantuan keuangan…
mempunyai kemampuan agar dilaksanakan secara bertahap.
2) Sub Kegiatan .... pada SKPD
…. dst ....
Rp xxx • alokasi anggaran kesehatan dimaksud diarahkan untuk mendukung
Rp
xxx
transformasi kesehatan dan pencapaian indikator Standar Pelayanan
2. Anggaran Kesehatan (a+b) Rp xxx Minimal (SPM) bidang kesehatan dan program prioritas bidang
kesehatan lainnya yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam
3. Total Belanja Daerah Rp xxx
4. Gaji ASN (Rp xxx)
Negeri mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2023.
5. Total Belanja Daerah di luar Gaji ASN (3-4) Rp xxx

Rasio anggaran Kesehatan (2:5) x 100% xxx%


KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYASpending - FUNGSI KESEHATAN
Mandatory

prioritas bidang kesehatan sebagai mandatory spending belanja kesehatan minimal 10 dari APBDguna mempercepat capaian keberhasilan
pembangunan
kesehatan danmewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggi5.
1. penguatan promosi kesehatan dan deteksi dini penyakit;
nyapenguatan
antara lain:
jejaring layanan primer, melalui
2. peningkatan kesehatan ibu, anak & penurunan stunting: pemenuhan:
a) sarana dan prasarana Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sesuai Permenkes Nomor
a. peningkatan skrining anemia remaja putri; 43 Tahun 2019; termasuk prasarana Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
b. konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja putri; (PONED);
c. pemeriksaankehamilan (Antenatal Care); b) sarana prasarana posyandu prima dan posyandu;
d. konsumsi TTD ibu hamil; c) obat esensial, obat gizi, obat kesehatan ibu dan anak, obatprogram lainnya dan Bahan Medis
e. pemberian makanan tambahan bagi ibu Kurang Energi Kronik (KEK); Habis Pakai
6. penguatan jejaring(BMH P); rujukan dengan pemenuhan sarana prasarana rumah sakit untuk
layanan
f. pemantauan tumbuh kembang balita, termasuk penyediaan antropometri set; layanan 4 jenis penyakit tidak menular (kanker, stroke, jantung, dan uronefrology) dan sarana
g. pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan; rumah sakit mampu PONEK;
h. pemberian makanan tambahan protein hewani bagi bayi yang berusia di bawah 7. penguatan ketahanan kesehatan melalui pemenuhan sarana prasarana laboratorium kesehatan
dua tahun (baduta); masyarakat(labkesmas) dan laboratorium kesehatan daerah (labkesda);
i. tatalaksana dan rujukan balita dengan masalah gizi (weight flatteing, wasting, 8. penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan, dengan pemenuhan:
dan a) 9 (sembilan) tenaga kesehatan di puskesmas sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
stunting); Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan 2 (dua) orang tenaga
j. peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi; penunjang dengan kapasitas pengelola keuangan dan manajemen informasi;
3. k.pencegahan
edukasi remaj
danapengendal
putri, ibuiahami l, dantmenul
n penyaki keluarga
ar, balita;
terutama b) perawat dan bidan pada entitas posyandu prima;
a) Tuberkulosis (TBC); c) 7 (tujuh) jenis dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sesuai Peraturan
b) Human lmmunodeficiency Virus (HlV); Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit,
c) malaria; termasuk dokter spesialis untuk 4 jenis penyakit tidak menular (kanker, stroke, jantung, dan
4. pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, uronefrology);
a) Diabetes
terutama: d) tenaga kesehatan di laboratorium kesehatan daerah;
Melitus; e) insentif usaha kesehatan masyarakat untuk tenaga kesehatan di puskesmas;
b) Hipertensi; f) peningkatan kapasitas & insentif kader posyandu.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Contoh FormatBelanja Infrastruktur Pelayanan MandatorySpending - FUNGSI INFRASTRUKTUR
Publik:
NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH
1. Total Belanja Daerah Rp xxx
Pemerintah Daerah mengalokasikan belanja infrastruktur pelayanan publik
2. belanja bagi hasil dan/atau transfer puluh
paling
persen)
rendah
dari total
40 belanja APBD diluar belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah
kepada daerah dan/atau desa: dan/atau desa. Belanja bagi hasil dan/atau transfer
(empat kepada daerah/desa dilaksanakan sesuai dengan
a. belanja bagi hasil Rp xxx ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. bantuan keuangan Rp xxx
Jumlah (a+b) Rp xxx • dalam hal persentase belanja infrastruktur pelayanan publik belum mencapai 40 (empat puluh persen),
3. Selisih (1-2) Rp xxx Pemerintah Daerah menyesuaikan porsi belanja infrastruktur pelayanan publik daerah secarabertahap dalam
4. Minimal Belanja Infrastruktur Rp xxx waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022, sehingga batas akhir
Pelayanan Publik (40% x Selisih) Pemerintah Daerah mengalokasikan belanja infrastruktur sekurang-kurangnya40 sampai dengan TA 2027;
• belanja infrastruktur pelayanan publik adalah belanja infrastruktur daerah yang langsung terkait dengan
Contoh Format Perhitungan Belanja Infrastruktur
Daerah percepatan pembangunan dan/atau pemeliharaan fasilitas pelayanan publik yang berorientasi pada
NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH
pembangunan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan
mengurangi kesenjanganpenyediaan layanan publik antar-daerah;
1. a) Belanja Modal: Rp xxx
1) tanah; Rp xxx • belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah dan/atau desa adalah belanja bagi hasil dan/atau
2) peralatan dan mesin; Rp transfer yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, antara lain bagi hasil
3) bangunan dan gedung; xxx Pajak provinsi kepada kabupaten/kota, bagi hasil Pajak dan Retribusi kabupaten/kota kepada desa, dan
4) jalan, jaringan, dan irigasi; Rp xxx transfer kepada desa yang berasal dari DD dan ADD.
5) aset tetap lainnya; Rp
6) aset lainnya. xxx Dalam rangka percepatan penyediaan infrastruktur dan/atau program prioritas lainnya sesuai urusan
a) Belanja Pemeliharaan Rp xxx yang menjadi kewenangan daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan sinergi pendanaan, dengan
Rp
xxx ketentuan:
R 1. sinergi pendanaan dapat dilaksanakan melalui berbagai sumber pendanaan baik dari APBDmaupun di luar
p APBD;
2. pendanaan di luar APBDdapat berupa:
x a. kerja sama dengan Pemerintah Daerah lain, pihak ketiga, lembaga atau Pemerintah Daerah di luar
x
x negeri/di dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. belanjakementerian/lembaga dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Dalam rangka mendanai urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang
ditetapkan
dengan SPM, Pemerintah Daerah dalam APBD TA 2023 mempedomani antara lain:
1. urusan pendidikan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
32
Tahun 2022 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;
2. urusan kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada SPMBidang Kesehatan;
3. urusanpekerjaan umum dan penataan ruangsesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Nomor 29/PRT/M/2018 tentang Standar Teknis SPMPekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat;
4. urusan sosial sesuai dengan Peraturan MenteriSosial Nomor 9 Tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota; dan
5. urusanpemerintahan bidang ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat:
a. bidang urusan bencana sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal bidang Urusan Bencana
Daerah Kabupaten/Kota;
b. bidang urusan kebakaran sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2018
tentang Standar TeknisPelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal bidang Urusan Kebakaran
Daerah Kabupaten/Kota; dan
c. bidang urusan ketenteraman dan ketertiban umum sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 121 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar bidang Urusan Ketenteraman
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA • Biaya Operasional disediakanuntuk mendukung kelancaran tugas dan wewenang KDH
Hak Keuangan, Biaya Sarana dan Prasarana, Biaya Mobilitas
dan Wa KDH, terdiri dari:
dan Biaya Operasional Kepala Daerah (KDH) 1) biaya rumah tanggadipergunakan untuk membiayai kegiatan rumah tangga KDH
danWakil Kepala Daerah (Wa KDH) dan Wa KDH;
2) biaya pembelian inventaris rumah jabatan dipergunakan untuk membeli barang-
Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota agar menganggarkan Hak barang inventaris rumah jabatan KDH dan Wa KDH;
Keuangan, Biaya Sarana dan Prasarana, Biaya Mobilitas dan Biaya Operasional 3) biaya Pemeliharaan Rumah Jabatan dan barang-barang inventaris dipergunakan
Kepala Daerah (KDH) dan Wakil Kepala Daerah (Wa KDH) berdasarkan Peraturan untuk pemeliharaan rumah jabatan dan barang-barang inventaris yang dipakai
Pemerintah Nomor 109Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan atau dipergunakan oleh KDH dan Wa KDH termasuk biaya pemakaian air,
Wakil Kepala Daerah, dengan ketentuan sebagai berikut: listrik, telepon, dan gas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
• Hak keuangan terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya. kemampuan keuangan daerah;
4) biaya pemeliharaan kendaraan dinas dipergunakan untuk pemeliharaan
Gaji Pokok, tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya ditetapkan sesuai dengan
kendaraan dinas yang dipakaiatau dipergunakanoleh KDH dan Wa KDH;
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pejabat negara,
5) biaya pemeliharaan kesehatan dipergunakan untuk pengobatan, perawatan,
kecualiditentukan lain dengan peraturan perundang-undangan.
• KDH dan Wa KDH tidak dibenarkan menerima penghasilan dan atau fasilitas rehabilitasi, tunjangan cacat danuangduka bagi KDH dan Wa KDH beserta
anggota keluarga;
rangkap dari negara.
• Selain Hak keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, KDH dan Wa KDH 6) biaya Perjalanan Dinas dipergunakan untuk membiaya perjalanan dinas dalam
rangka pelaksanaan tugas KDH dan Wa KDH;
dapat menerima Hak Keuangan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
7) biaya PakaianDinas dipergunakan untuk pengadaan pakaian dinas KDH dan Wa
perundang- undangan.
• Sarana dan Prasarana disediakan masing-masing sebuah rumah jabatan KDH berikut atributnya, Pakaian Sipil Harian, Pakaian Sipil Resmi,Pakaian Sipil
Lengkap, dan PakaianDinas Upacara; dan
beserta perlengkapannya dan biaya pemeliharaan. Bantuan biaya untuk
8) biaya penunjang operasional dipergunakan untuk koordinasi, penanggulangan
menunjang kebutuhan minimal terselenggaranya rumah tangga KDH dan Wa
kerawanan sosial masyarakat, pengamanan dan kegiatan khusus lainnya guna
KDH, sebatas kemampuan keuangan daerah.
• Biaya Mobilitas berupa disediakan kendaraan Dinas. mendukung pelaksanaan tugas. Kegiatan khusus seperti kegiatan kenegaraan,
promosi dan protokoler lainnya.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Hak Keuangan, Biaya Sarana dan Prasarana, Biaya Mobilitas
dan Biaya Operasional Kepala Daerah (KDH)
dan Wakil Kepala Daerah (Wa KDH)

1. Dalam hal Pemerintah Daerah belum memiliki rumah negara bagi KDH dan Wa KDH, KDH dan Wa KDH disewakan rumah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Dalam hal KDH dan Wa KDH yang dikenai sanksi pemberhentian sementara tidak mendapatkan biaya sarana dan prasarana, biaya mobilitas dan
biaya penunjang operasional termasuk hak protokoler serta hanya diberikan hak keuangan berupa gaji pokok, tunjangan anak, dan tunjangan
istri/suami.
3. Dalam hal KDH dan/atau Wa KDH berhalangan sementara karena tersangka ditahan atau cuti di luar tanggungan negara hanya diberikan Hak
Keuangan
berupa gaji pokok, tunjangan anak, dan tunjangan istri/suami.
4. Penjabat KDH, Penjabat Sementara KDH dan Pelaksana Tugas KDH sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diberikan biaya sarana
dan prasarana, biaya mobilitas dan biaya penunjang operasional termasuk hak protokoler serta tidak diberikan Hak Keuangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a.

Tata cara pelaksanaan dan pertanggungjawaban biaya penunjang operasional termasuk porsi pembagian besaran biaya penunjang operasional antara KDH
dan Wa KDH agar diatur lebih lanjut dalam peraturan kepala daerah mengenai pengelolaan keuangan daerah dengan berpedoman pada peraturan
perundang- undangan.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Kegiatan Asosiasi Penguatan Perencanaan Pencegahan dan Pengendalian AIDS –
Daerah Tuberkulosis
• Pemerintah Daerah dapat menganggarkan iuran dan kegiatan asosiasi pada – Malaria (ATM)
SKPD terkait dan dirinci menurut obyek, rincian obyek dan sub rincian • Dalam rangka Penguatan Perencanaan Pencegahan dan Pengendalian AIDS –
obyek pada program, kegiatan dan sub kegiatan sesuai dengan tugas dan Tuberkulosis – Malaria (ATM) di Daerah, Pemerintah Daerah agar menganggarkan ATM
fungsi perangkat daerah terkait. pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan UPTD Dinas Kesehatan dengan
• Asosiasi antara lain asosiasi Pemerintah Daerah Provinsi, asosiasi menggunakan 5 (lima) nomenklatur untuk kegiatan pencegahan dan pengendalian
Pemerintah Daerah Kabupaten, asosiasi Pemerintah Kota, asosiasi DPRD ATM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
provinsi, asosiasi DPRD Kabupaten, asosiasi DPRD Kota dan asosiasi
lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Meningkatkan Penyadaran, Pemberdayaan Dan Pengembangan Percepatan Pembangunan Kota
Pemuda Di Daerah Baru
• Dalam rangka percepatan pembangunan Kota Baru sesuai arah kebijakan
• Dalam rangka meningkatkan penyadaran, pemberdayaan dan
pengembangan kawasan perkotaan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
pengembangan
pemuda di daerah, pemerintah daerah: Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 serta untuk mempercepat
penyelenggaraan pemerintahan, agar menganggarkan dukunganpendanaan pada APBD:
• menyediakan pendanaan peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) • provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Bulungan untuk pembangunan Kota Baru
dan Mandiri Tanjung Selor yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di daerah; Utara berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2018 tentang Percepatan
• mengelola Tim Koordinasi, Sekretariat, dan Kelompok Kerja terkait Pembangunan Kota Baru Mandiri Tanjung Selor; dan
koordinasi strategis lintas sektor penyelenggaraan pelayanan kepemudaan • provinsi Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Barat dan Kota Tidore untuk
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 tentang pembangunan Kota Baru Mandiri Sofifi yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan
Koordinasi Stratrgis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Provinsi Maluku Utara.
Kepemudaan;
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
PeningkatanPelayanan Publik
Dalam rangka peningkatan pelayanan publik pengelolaan tatalaksana, kualitas, terpadu, terintegrasi dan percepatan pelayanan perizinan, perizinan berusaha
berbasis risiko dan nonperizinan, serta untuk mendukung pencapaian target kemudahan berusaha, (Ease of Doing Bussiness/EoDB), sebagai tindak lanjut
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Peraturan Pemerintah Turunan dan Peraturan Presiden Nomor 89 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik yang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, Pemerintah Daerah menganggarkan pendanaan untuk:
• pembentukan/pengembangan kelembagaan dalam rangka Penyelenggaraanpelayanan perizinan berusaha berbasis risiko dan nonperizinan pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP);
• penyelenggaraan pelayanan perizinan berusaha berbasis risiko dan nonperizinan pada DPMPTSPberbasis elektronik;
• pengadaan/pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pada DPMPTSPyang merupakan pembangunan gedung baru atau rehabilitasi
bangunan lama atau sewa/pinjam pakai gedung sesuai standar pelayanan yang akuntabel dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan guna menjamin efektivitas, penguatan koordinasi, dan pengawasan;
• Penyelenggaraan pelayanan terpadu dan terintegrasi dengan pembentukan/penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik (MPP) guna meningkatkan
kecepatan,
kemudahan, jangkauan, kenyamanan,dan keamanan pelayanan;
• pembinaan, peningkatan kapasitas, pengawasan SDM dalam rangka pemantapan tugas-tugas pada DPMPTSPsesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• penyelenggaraan pelayanan publik terkait pelayanan perizinan, perizinan berusaha dan nonperizinan serta pemberian tunjangan penghasilan pegawai
dan insentif tambahan atau dengan sebutan lainnya kepada ASN perangkat daerah penyelenggara pelayanan publik terkait pelayanan perizinan,
perizinan berusaha dan nonperizinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• penyelesaian permasalahan dan hambatan perizinan, perizinan berusaha berbasis risiko dan nonperizinan; dan
• monitoring, evaluasi dan pengembangan penyelenggaraan perizinan, perizinan berusaha berbasis risiko dan nonperizinan.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Dalam rangka mendukung percepatan Implementasi Tranformasi Digital Nasional, Pemerintah 2. Percepatan penerapan transformasi digital di pemerintah daerah dilakukan denganmenyusun
Daerah agar mengalokasikan anggaran dalam APBD sesuai dengan ketentuan peraturan rencana dan anggaran SPBE:
perundang- undangan, sebagai upaya: a. secara terpadu;
1. Mendukung implementasi Transformasi Digital di bidang: b. sesuai dengan proses perencanaan dan penganggaran tahunan pemerintah; dan
a. Infrastruktur Digital antara lain melalui:
c. berpedoman pada arsitektur SPBE pemerintah daerah dan peta rencana SPBE pemerintah
• Fasilitasi/koordinasi/dukunganregulasi/kebijakan penyediaan infrastruktur TIK; dan
• Fasilitasi pengumpulan data titik layananpublik/OPD/UPT (puskesmas, kantor pemerintahan, daerah masing- masing.
sekolah, rumah sakit) yang memiliki & tidak memiliki akses internet di wilayah 4G.
3. Menyusun dan/atau memfasilitasi penyusunan masterplan provinsi/kabupaten/kota cerdas,
b. Pemerintahan Digital antara lain melalui: mengimplementasikan masterplan provinsi/kabupaten/kota cerdas serta melakukan monitoring
• Penyusunan arsitektur dan peta rencana SPBEpemerintah daerah; implementasi program di dalam masterplan provinsi/kabupaten/kota cerdas.
• Penyediaan Infrastruktur SPBE pemerintah daerah, yaitu akses internet, Jaringan Intra 4. Meningkatkan kualitas pengelolaan informasi dan komunikasi publik, pelayanan informasi publik
pemerintah daerah, dan Sistem Penghubung Layanan Pemerintah Daerah untuk Perangkat serta melakukan kontra narasi berita bohong (hoaks) di daerah dengan mempertimbangkan
Daerah/UPT; ekosistem komunikasi digital, Pemerintah daerah menyediakan alokasi anggaran dalam APBD
• Pengelolaan data elektronik dan informasi elektronik; untuk perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi
• Digitalisasi layanan administrasi pemerintahan, layanan publik dan layananwarga negara; dan informatika yang antara lain meliputi:
• Peningkatan kapasitas ASNpengelola SPBE; a. perumusan kebijakan teknis dan sosialisasi kebijakan bidang informasi dan komunikasi
• Pelaksanaan promosi literasi SPBE; publik;
• Penerapan Manajemen SPBE; dan
b. monitoring informasi kebijakan, serta opini
• Penyelenggaraan Audit TIK.
publik dan aspirasi publik terkait penyelenggaraan
c. Ekonomi Digital antara lain melalui:
• Fasilitasi pemanfaatan teknologi digital (aplikasi, IoT, robotik) untuk menyelesaikanpermasalahan
pemerintahan daerah;
c. penyusunan strategi komunikasi publik;
sesuai karakteristik daerah melalui kemitraan dengan startup digital, institusi, dan/atau lembaga
lain; dan d. penyusunan konten;
• Fasilitasi dan koordinasi pemanfaatan aplikasi oleh pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah e. diseminasi informasi dan pengelolaan media komunikasi publik;
(UMKM f. pelayanan informasi publik;
Go Online); g. relasi media;
d. Masyarakat Digital antara lain melalui: h. kemitraan komunikasi dengan pemangku kepentingan;
• fasilitasi penyuluhan literasi digital untuk masyarakat, ASN, dan pelaku usaha; i. penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik;
• fasilitasi pelatihan kompetensi digital bagi mahasiswa/i, lulusan baru SMK/D1-D4/Perguruan j. dukungan administratif, keuangan, dan tata kelola komisi informasi di daerah dalam
Tinggi, pegawai yang bekerja minimum 2 tahun, masyarakat umum, ASN, wirausaha pemula; dan rangka penyelesaiansengketa informasi.

KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Desain Besar Olahraga Nasional (DBON)

Dalam rangka meningkatkan pembinaan dan pengembangan olahraga di daerah, Pemerintah Daerah:
• wajib menyediakan anggaran dalam APBD yang dijabarkan dalam bentuk program, kegiatan dan sub kegiatan pada Perangkat Daerah yang membidangi
urusan pemuda dan olahraga dan/atau dalam bentuk hibah kepada badan/lembaga yang bergerak di bidang keolahragaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
• dapat menyediakan dukunganpendanaan melalui hibah kepada Masyarakat dalam rangka membangun industri olahraga berbasis home industri dengan
mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan;
• dilarang menganggarkan dalam APBD pendanaan organisasi cabang olahraga profesional dikarenakan menjadi tanggung jawab induk organisasi cabang
olahraga dan/atau organisasi olahraga profesional yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka melaksanakan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang
Desain Besar Olahraga Nasional,Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota melaksanakan kegiatan sekurang-kurangnya meliputi:
• menyelenggarakan DBON secara bertahap dengan memedomani peta jalan DBON berdasarkan periode DBON;
• mengelola paling sedikit 1 (satu) cabang olahraga unggulan berdasarkan DBON;
• membentuk tim koordinasi tingkat daerah provinsi dan kabupaten/kota dalammenyelenggarakan DBON di daerah;
• menyediakan anggaran yang bersumber dari APBDsesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan mempertimbangkan target capaian DBON yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah;
• menyediakan dukungan anggaran dalam APBDdalam rangka pengukuran Sport Developmen Index (SDI) di daerah.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Pemerintah Daerah dalam mendukung pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak pada tahun 2024 menganggarkan dukungan pendanaan kegiatan pemilu dan pilkada
serentak sesuai dengan tahapan, jadwal,dan program kegiatan pemilihan yangdimulai tahun 2022 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, antara
lain:
a. Pemerintah Daerahmenyediakan alokasi anggaran yang memadai TA 2022-2025 pada perangkat daerah Kesatuan Bangsa dan Politik yang melaksanakan unsur Pemerintahan Umumdi daerah
dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan memelihara stabilitas politik dalam negeri. Adapun program, kegiatan dan sub kegiatan yang dimaksud antara lain:
• pendidikan politik bagi partai politik dan masyarakat;
• pembinaan forum kerukunan umat beragama;
• gerakan kemitraan bersama organisasi kemasyarakatan sipil dan perguruan tinggi mensukseskan pemilu serentak tahun 2024;
• PembinaanForum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) dan Forum Koordinasi Pimpinan di Tingkat Kecamatan (FORKOPIMCAM) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2022 tentang Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah;
• pembumian nilai-nilai pancasila dan wawasan kebangsaan bagi masyarakat mendukung pemilu serentak dan pilkada serentak tahun2024;
• forum komunikasi sosial politik dalam rangka sukses pemilu dan pilkada serentak 2024;
• pembentukandan operasionalisasi tim pemantauan, dan monitoring serta evaluasi penyelenggaraan dan tahapan pemilu dan pilkada serentak 2024;
• penguatan iklan layanan pendidikan politik;
• pembinaan karya seni dan budaya sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa dalam mendukung pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak 2024;
• Pembentukan dan pembinaanForumPembauran Kebangsaan (FPK) dalam mendukung pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak tahun 2024;
• Gerakan Indonesia Bersatu dalam ke-Bhineka Tunggal Ika-an mendukung pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak tahun 2024; dan
• Peningkatan kapasitas ASNdan anggota FKDM dalam rangka deteksi dini potensi ancaman tantangan hambatan dangangguan (ATHG) penyelenggaraan pemilu dan pilkada serentak Tahun
2024
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2019 tentang perubahan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2018 tentang kewaspadaan dini.
b. Penganggaran dukungan anggaran biaya pengamanan (TNI, Polri dan Satpol PP) dalam bentuk sub kegiatan pada SKPDterkait atau belanja hibah pada SKPDyang menyelenggarakan urusan
pemerintahan umum.

Dalam rangka pilkada serentak tahun 2024, Pemerintah Daerah menyediakan pendanaan kegiatan pemilihan bersama antara provinsi dan kabupaten/kota yang bersangkutan yang dibebankan pada
APBD masing-masing Pemerintah Daerah secara proporsional sesuai beban kerja masing-masing sesuai dengan tahapan pilkada serentak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2019 tentang Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 41Tahun 2020tentang Perubahan atas PeraturanMenteri Dalam Negeri 54 Tahun 2019.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Dalam rangka menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Pemerintah Daerah sesuai dengan Surat
Edaran Bersama Nomor 027/1022/SJ dan Nomor 1 Tahun 2022 tentang Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan
Pemerintah Daerah, agar Gubernur/Bupati/Wali Kota:
• Membentuk Tim Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan ketentuan:
a. beranggotakan unsur Pemerintah Daerah dan unsur dunia usaha untuk melakukan koordinasi, sosialisasi, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan P3DN dalam Pengadaan Barang/Jasa di
Pemerintah Daerah masing-masing;
b. Tim P3DN melaksanakan tugas;
c. Pembentukan Tim P3DN dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak Surat EdaranBersama ini ditetapkan.
• Melaksanakan pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan Pasal 65, Pasal 66 dan 67 Peraturan Presiden Nomor 12Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
a. Pemerintah daerah wajib menggunakan produk usaha kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri dengan mengalokasikan paling sedikit 40 (empat puluh persen) dari nilai
anggaran
pengadaan Barang/Jasa yang terdiri atas Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal diluar Belanja Modal Tanah;
b. Pemerintah daerah wajib menggunakan produk dalam negeri yang telah memiliki nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai BobotManfaat Perusahaan (BMP) paling
rendah 40 (empat puluh persen); dan
c. memberikan preferensi harga pada Pengadaan Barang/Jasa dengan ketentuan diberikan terhadap Barang yang memiliki TKDN paling rendah 25 (duapuluh lima persen).
• Meningkatkan jumlah transaksi belanja Pengadaan Barang/Jasa kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) lokal yang tergabung dengan Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PPMSE)/Marketplace dalam Toko Daring yang dikelola oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP).
• Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas tata kelola pengadaan Barang/Jasa serta kemudahan dalam Pengadaan Barang/Jasa di Pemerintah Daerah dengan:
a. membentuk, mengelola dan/atau mengembangkan Katalog Elektronik Lokal;
b. mencantumkan produk lokal dalam Katalog Elektronik Lokal;
c. melaksanakan E-purchasing melalui Katalog Elektronik Lokal untuk produk lokal yang ditetapkan sesual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. melakukan perjanjian/perikatan melalui surat pesanan dalampelaksanaan E-purchasing.
• Melakukanpengawasan sesuai dengan ketentuan Pasal 76 Peraturan Presiden Nomor 12Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah terkait denganpenggunaan Produk Dalam Neger serta pencadangan dan pelaksanaan belanja yang diperuntukkan pada paket untuk UMK.
KEBIJAKAN HAL KHUSUS
LAINNYA
Penyelenggaran jaminan sosial dilaksanakan dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan
Sosial, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
a.jenis program jaminan sosial ketenagakerjaan merupakan jaminan kecelakaan kerja, f. dalam rangka optimalisasi pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan
jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun yang diselenggarakan oleh dan untuk menjamin perlindungan kepada pekerja penerima upah dilingkungan
BPJS Ketenagakerjaan. Pemerintah Daerah, dengan ketentuan:
b.Pemerintah Daerah mendaftarkan program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan • menyusun dan menetapkan regulasi serta mengalokasikan anggaran untuk
kematian bagi non ASN yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah, selain itu bagi mendukung pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan di
Pemerintah Daerah yang memiliki kemampuan anggaran dapat jugamendaftarkanuntuk wilayahnya;
kepersertaan program untuk jaminan hari tua dan jaminan pensiun. • mengambil langkah-langkah agar seluruh pekerja baik penerima upah
c. Dalam rangka memberikan perlindungan bagi aparatur pemerintahan desa, RT/RW dan maupun
pekerja rentan, Pemerintah Daerah yang memiliki kemampuan anggaran dapat bukan penerima upah termasuk pegawai pemerintah dengan status Non
mendaftarkan pada programperlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Aparatur Sipil Negara, dan penyelenggara pemilu di wilayahnya terdaftar
d.Besaran iuran minimal Program BPJS ketenagakerjaan untuk Non ASN, aparatur sebagai peserta aktif dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan;
pemerintah desa, RT/RW sesuai dengan ketentuan Pasal 16 dan Pasal 18 Peraturan • meningkatkan pembinaan dan pengawasan dalam rangka meningkatkan
Pemerintah Nomor 44 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan kepatuhanpelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan;,
Kecelakaan Kerja dan JaminanKematian, yaitu: • mendorong komisaris/pengawas, direksi, dan pegawai dari badan usaha milik
• jaminan kecelakaan kerja sebesar 0,24 (nol koma dua puluh empat persen) daerah beserta anak perusahaannya terdaftar sebagai peserta aktif dalam
UMP/UMK dan jaminan kematian 0,30 (nol koma tiga puluh persen) dari
dari program jaminan sosial ketenagakerjaan; dan
• jUami
MPn/U
anMKhari
; tua 5,70 (lima koma tujuh puluh persen) dari UMP/UMK, • melakukan upaya agar seluruh pelayanan terpadu satu pintu/pelayanan
jaminu
pensi an
n 3,00 (nol koma tiga puluh persen) dari UMP/UMK dengan administrasi terpadu mensyaratkan kepesertaan aktif program jaminan sosial
pembagian sesuai dengan peraturan perundang-undangan. ketenagakerjaan sebagai salah satu kelengkapan dokumen pengurusan izin.
e. penganggaran Penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan dibebankan pada APBD g. Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggaran untuk membayar iuran
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian bagi pekerja rentan sesuai
SIKLUS PERENCANAAN ANGGARAN
DAERAH

KUA RKA- Evaluasi Ranc Perda


RKP RAPB APB APBD& Ranc
& SKP Perkada Penjabaran
D PPAS D D D APBD

Apabila tidak sepakat, 60 (enam puluh) Hari


paling lama 6 Minggu Kepala Daerah wajib Tanggal 31
Minggu ke-II mengajukanPerda
rancangan
sejak disampaikan APBDdisertai penjelasan
tentang Rancangan rda
Kesepakatan Ranc KUA Pe APBD dantentang an
dan Ranc PPAS dan dokumen pendukung
rancang tentangPerkada
kepada DPRD
penjabaran
RKPD JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER APBD

Minggu Ke-II Minggu ke-III Minggu Ke-II / Ke-IV


NOVEMBER DESEMBER
KDH menyampaikan Menyusun RKA- Penyampaian Rancangan
Ranc SKPD Peraturan Daerah
KUA dan Ranc PPAS tentang APBDkepada
DPRD
SIKLUS PERENCANAAN ANGGARAN
DAERAH

P-KUA RKA
P- RP- P-
& P- -
Minggu Ke-III
Penerbitan SE Kepala
RKPD PPAS SKP APBD APBD
Daerah, Penyusunan
Penetapan D
RKA- SKPD& Perubahan
Perda
DPA- SKPDserta
Perubabhan
Penyusunan Raperda
APBD
Perubahan APBD &
Raperkada Penjabaran PL7 Hari
Perubahan APBD Penyempurnaan
dari Hasil Evaluasi
Minggu ke-II
PL Tanggal 30
Pembahasan dan
kesepakatan antara Persetujuan Bersama PL15Hari
KepalaDaerahdan Kepala Daerah dan Hasil
DPRD DPRD Evaluasi
PERUBA JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
HAN RKA Minggu Ke-II Minggu ke-I Minggu Ke-II
PL3 Hari
SKPD & Laporan Realisasi Penyampaian Rancangan Penyampaian Rancangan Penyampaian
SemesterPertama Perubahan KUA dan Peraturan Daerah Penyusunan Raperda
DPA-SKPD APBD Rancangan Perubahan tentang Perubahan APBD Perubahan APBD &
PPAS oleh Kepala kepada DPRD Raperkada Penjabaran
Daerah kepada DPRD Perubahan APBDuntuk
dievaluasi
TERIMAKASIH

You might also like