You are on page 1of 46

Perencanaan beton

Oleh: HIJRIAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL I FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS BOSOWA


LANGKAH – LANGKAH PERENCANAAN BETON

1. 2. 3.
PEMERIKSA MERANCAN PELAKSANA
AN BAHAN- G MIX ANPENCAM
BAHAN DESIGN PURAN
PEMERIKSAAN BAHAN - BAHAN
PERENCANAAN BETON NORMAL
PEMERIKSAAN BAHAN – BAHAN :
1. PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
2. PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT
3. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
4. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
5. PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT HALUS, AGREGAT KASAR, DAN SEMEN
6. PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT HALUS DAN KASAR
1. PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
BAHAN – BAHAN :

[ PASIR ] [ KERIKIL ]
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN:

[ TIMBANGAN ] [ OVEN ]
1. PEMERIKSAAN KADAR AIR
KADAR AIR PASIR

No. Uraian Hasil Percobaan

1. Berat Pasir Semula (W1) 448,8 g

2. Berat Pasir Setelah di Oven (W2) No. 440 g Uraian Hasil Percobaan

W1  W2 1. Berat Bt Pecah Semula (W1) 581 g


3. Prosentase =  100% 2%
W2
2. Berat Bt Pecah Setelah di Oven (W2) 559,9 g

W1  W2
3. Prosentase =  100% 3,7 %
W2

KADAR BATU PECAH


2. PEMERIKSAAN KADAR
LUMPUR PASIR
Bahan yang digunakan:

AIR
[ PASIR ] [ AIR ]

Alat-alat yang digunakan:

[ GELAS UKUR ] [ PENGGARIS ]


2. PEMERIKSAAN KADAR
LUMPUR PASIR
No. Uraian Keterangan

1. Tinggi pasir + lumpur (H1) 12,21 cm

2. Tinggi pasir kering oven (H2) 11,96 cm

𝐇𝟏 −𝐇𝟐
3. 𝐏𝐫𝐨𝐬𝐞𝐧𝐭𝐚𝐬𝐞 = 𝐇𝟏
x 100% 2%

NB: Syarat pasir untuk campuran beton


yaitu memiliki kandungan lumpur
maksimum sebesar 5 %.
2. PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT
KASAR
Bahan yang digunakan: Alat-alat yang digunakan:

AIR
[ KERIKIL ] [ AIR ]

No. Uraian Hasil Percobaan


1.
Berat Kerikil Kering Oven (V1) 418,5 g [ NERACA ] [ CAWAN ] [ OVEN ]
Berat Kerikil Kering Oven Setelah Dicuci
2. 417,7 g NB: Syarat kerikil untuk campuran beton yaitu
Tertahan Saringan No. 200 (V2)
memiliki kandungan lumpur maksimum sebesar 1 %.
V1  V2
3. Prosentase  100% 0,2 %
V1
3. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AGREGAT HALUS
Bahan yang digunakan:

AIR
[ PASIR KERING OVEN ] [ AIR ]

Alat-alat yang digunakan:

[ NERACA ] [ CAWAN ] [ PIKNOMETER ] [ OVEN ]


3. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AGREGAT HALUS
4. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AGREGAT KASAR
Bahan yang digunakan:

AIR
[ KERIKIL KERING OVEN ] [ AIR ]

Alat-alat yang digunakan:

[ TIMBANGAN ] [ KERANJANG KAWAT ] [ TEMPAT AIR ]


4. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AGREGAT KASAR
5. PEMERIKSAAN BERAT ISI
Bahan yang digunakan:

[ PASIR ] [ KERIKIL ] [ SEMEN ]


Alat-alat yang digunakan:

[ BEJANA (Container) ]
5. PEMERIKSAAN BERAT ISI
ADA 2 CARA DALAM PEMERIKSAAN BERAT ISI :

1. CARA SOVELLING : Dengan memasukkan bahan ke dalam container tanpa ditumbuk


5. PEMERIKSAAN BERAT ISI
2. CARA RODDING : Dengan memasukkan bahan ke dalam container dalam tiga lapisan. Lapisan I
masukkan pasir setinggi 1/3 tinggi container, kemudian ditumbuk sebanyak 25 kali.
Lapisan II setinggi 2/3 tinggi container dan ditumbuk sebanyak 25 kali. Lapisan III dengan
mengisi container sampai penuh dan ditumbuk sebanyak 25 kali, kemudian diratakan.

Dari hasil pengujian didapat berat


rata-rata :
- Semen = 1,15 g/cm3
- Pasir = 1,45 g/cm3
- Batu Pecah = 1,25 g/cm3
6. PEMERIKSAAN GRADASI (SIEVE ANALYS)
Bahan yang digunakan: Alat-alat yang digunakan:

[ PASIR KERING OVEN]

[ NERACA ] [ CAWAN ] [Satu set ayakan ASTM E-11 ] [MESIN PENGGETAR]


6. PEMERIKSAAN GRADASI (SIEVE ANALYS)
CONTOH HASIL DARI PROSES PENGAYAKAN (SIEVE ANALYS)
UNTUK AGREGAT HALUS
6. PEMERIKSAAN GRADASI (SIEVE ANALYS)

SYARAT BATAS – BATAS TIAP ZONA (PASIR)

100 100
100
90
90
90
80
80
80 70

70
70 60

60 50
(%)
(%)
Lolos (%) 60
40
Lolos
Persen Lolos

50
50
30 Batas
Batas Atas
BatasAtas
Atas
Persen
Persen

Hasil
Hasil Analisis
HasilAnalisis
Analisis
40
40 Batas Bawah
20 Batas
BatasBawah
Bawah

30 10
30

0
20
20
01 15 3 6 2 4 8 6
0 0. 0. 0. 1. 2. 4. 9.
00
101000
0
0 00
0
7 50 00
.0
0.0750000000000001
00.0750000000000001 0.75
0.75 7.5
7.5 75
75
Ukuran
UkuranAyakan
Ukuran Ayakan(mm)
Ayakan (mm)
(mm)
6. PEMERIKSAAN GRADASI (SIEVE ANALYS)
CONTOH HASIL DARI PROSES
PENGAYAKAN (SIEVE ANALYS)
UNTUK AGREGAT KASAR
6. PEMERIKSAAN GRADASI (SIEVE ANALYS)

SYARAT BATAS – BATAS TIAP ZONA (KERIKIL)

100
100

90
90

80
80

70
70

60
60

(%)
Lolos (%)
Persen Lolos
50
50
Batas
Batas Atas
Atas

Persen
Hasil
Hasil Analisis
Analisis
40
40
Batas
Batas Bawah
Bawah
30
30

20
20

10
10

00
44 40
40 400
400
Ukuran
Ukuran Ayakan
Ayakan (mm)
(mm)
HASIL PEMERIKSAAN BAHAN

AGREGAT HALUS = ZONA 2


AGREGAT KASAR = ZONA 1
PERENCANAAN MIX DESIGN
PERENCANAAN BETON NORMAL
MIX DESIGN
HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM MEMBUAT MIX DESIGN :

• Kuat tekan beton yang disyaratkan f’c adalah kuat tekan yang ditetapkan oleh perencana
struktur (berdasarkan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm) ;
• Kuat tekan beton yang ditargetkan fcr adalah kuat tekan rata rata yang diharapkan dapat
dicapai yang lebih besar dari f’c ;
• Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampur ke dalam beton untuk mencapai
konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat ;

• Factor air semen adalah angka perbandingan antara berat air bebas dan berat semen
dalam beton ;

• Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan dalam mm
ditentukan dengan alat kerucut abram.
1. KUAT TEKAN KARAKTERISTIK YANG
DIISYARATKAN

DATA BAHAN RANCANGAN CAMPURAN BETON

Kuat tekan yang direncanakan pada umur 28 hari


dengan bagian tak memenuhi syarat 5% adalah
Mutu Beton K-300 = 300 kg/cm2 = 30 MPa
2. STANDAR DEVIASI & NILAI TAMBAH (MARGIN)

Standar deviasi telah ditetapkan sebesar 6 MPa. Untuk mencari kekuatan rata-rata yang ditargetkan, haruslah
menghitung nilai tambah (margin).
Berdasarkan buku SK SNI T- 03- 2834-2000 ayat 4.2.3.1 butir 2, nilai tambah dihitung menurut rumus:

dimana:
M : nilai tambah
k : tetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentasi hasil uji yang
lebih rendah dari f’c. Dalam hal ini diambil nilai k = 1,64
s : deviasi standar, dalam hal ini diambil deviasi standar 6 MPa
sehingga:

Bila data uji lapangan untuk menghitung deviasi standar yang memenuhi persyaratan butir 4.2.3.1 1) di atas
tidak tersedia, maka kuat tekan rata-rata yang ditargetkan f cr harus diambil tidak kurang dari (f ,c +12 MPa);
3. KUAT RATA-RATA YANG DITARGETKAN

KUAT RATA-RATA YANG DITARGETKAN

4. JENIS SEMEN ADALAH SEMEN TIGA RODA (PORTLAND CEMENT TIPE 1)

5. JENIS AGREGAT HALUS ADALAH PASIR (ALAMI)

6. JENIS AGREGAT KASAR ADALAH BATU PECAH


7. FAKTOR AIR SEMEN HITUNG
Dalam menghitung faktor air semen, langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan menghitung kuat tekan beton. Untuk
mengetahui kuat tekan beton, dapat melihat Tabel

JADI FAKTOR AIR SEMEN HITUNG DIDAPAT 0,54


8. FAKTOR AIR SEMEN MAKSIMUM
JUMLAH SEMEN NILAI FAKTOR
MINIMUM PER m3 AIR SEMEN
BETON (kg) MAKSIMUM
Beton di dalam ruang bangunan:

a. Keadaan keliling non-korosif 275 0,60

b. Keadaan keliling korosif 325 0,52


disebabkan oleh kondensasi
atau uap korosif
Beton diluar ruangan bangunan:
FAKTOR AIR SEMEN MAKSIMUM YANG
a. Tidak terlindung dari hujan
dan terik matahari langsung
325 0,60 DIGUNAKAN ADALAH 0,60
b. Terlindung dari hujan dan 275 0,60
terik matahari langsung
Beton yang masuk kedalam tanah:

a. Mengalami keadaan basah 325 0,55


dan kering berganti-ganti

b. Mendapat pengaruh sulfat Lihat tabel 4


dan alkali dari tanah
Beton yang continueberhubungan:

a. Air tawar
Lihat tabel 5
b. Air laut
9. SLUMP
Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan dalam mm ditentukan dengan alat
kerucut abram. Slump ditetapkan sesuai dengan kondisipelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang
mudah dituangkan, didapatkan dan diratakan.

Dalam MIX DESIGN kali ini ditetapkan nilai SLUMP adalah antara 60 mm – 180 mm
10. UKURAN BUTIR AGREGAT MAKSIMUM

Berdasarkan hasil percobaan dari sieve analysis


butiran agregat kasar maksimum yang tertahan di
ayakan adalah pada nomor ayakan 25,40 mm,
dengan ukuran agregat maksimum dibulatkan
menjadi 30 mm.
11. KADAR AIR BEBAS
Kadar Air Bebas dapat ditentukan dengan melihat tabel dibawah ini :

Perkiraan jumlah air agregat halus (Wh) = 175 kg/m3


Perkiraan jumlah air agregat kasar (Wk) = 205 kg/m3

Kadar air bebas (W) = 2/3 Wh + 1/3Wk


= 2/3.175 + 1/3. 205
= 185 kg/m3
12. KADAR SEMEN
Kadar semen diperoleh dari hasil bagi kadar air bebas dengan nilai faktor air semen bebas.
Nilai faktor air semen yang digunakan adalah nilai faktor air semen terkecil karena nilai faktor air
semen maksimum (0,6) lebih besar dari faktor air semen hitung (0,54), maka yang dipakai adalah
nilai faktor air semen hitung (0,54).
13. KADAR SEMEN MINIMUM
JUMLAH SEMEN NILAI FAKTOR
MINIMUM PER m3 AIR SEMEN
BETON (kg) MAKSIMUM
Beton di dalam ruang bangunan:

a. Keadaan keliling non-korosif 275 0,60

b. Keadaan keliling korosif 325 0,52


Beton akan digunakan di luar ruang bangunan disebabkan oleh kondensasi
atau uap korosif
yang terlindung dari hujan dan terik matahari Beton diluar ruangan bangunan:
langsung. khusus dengan nilai faktor air semen
a. Tidak terlindung dari hujan 325 0,60
maksimum 0,6 maka didapat jumlah semen dan terik matahari langsung
minimum per m3 beton (kg) adalah 275 kg/m3 b. Terlindung dari hujan dan 275 0,60
sesuai dengan ( SK SNI 03- 2834- 2000 ) terik matahari langsung
Beton yang masuk kedalam tanah:

a. Mengalami keadaan basah 325 0,55


dan kering berganti-ganti

b. Mendapat pengaruh sulfat Lihat tabel 4


dan alkali dari tanah
Beton yang continueberhubungan:

a. Air tawar
Lihat tabel 5
b. Air laut
14. FAKTOR AIR SEMEN DISESUAIKAN
Ada 2 f.a.s yang di peroleh, yakni 0,54 (minimum) diperoleh dari perhitungan air semen hitung dan 0,60
(maksimum) yang diperoleh dari tabel. Faktor air semen tidak perlu penyesuaian karena faktor air semen
hitung sudah lebih kecil dari faktor air semen maksimum dan yang digunakan adalah faktor air semen yang
lebih kecil.
15. SUSUNAN AGREGAT HALUS
Setelah melakukan percobaan untuk mencari susunan butir agregat halus, dan menghubungkan antara jumlah
butir yang lolos ayakan dengan syarat gradasi agregat halus, maka didapat Susunan butir agregat halus berada
100
pada zona 2.
90

80

70

60
Persen Lolos (%)

50
Batas Atas
Hasil Analisis
40
Batas Bawah

30

20

10

0
0.0750000000000001 0.75 7.5 75
Ukuran Ayakan (mm)
16. PRESENTASE AGREGAT
Persen Agregat Halus didapat dari grafik dibawah ini:

Persen agregat halus berdasarkan grafik


tersebut yaitu :
Batas Bawah = 32%
Batas Atas = 40%

Sehingga agregat halus :


= (32+40)/2
= 36%

Persentase agregat halus = 36 %

Persentase agregat kasar = 100 % - 36 %


= 64 %
17. BERAT JENIS AGREGAT GABUNGAN

Berat jenis agregat gabungan = (% agregat halus x BJ agregat halus ) + (% agregat kasar x BJ agregat kasar)
= (36% x 2,47) + (64% x 2,24)
= 2,3 gram/cm3
= 2300 kg/m3
18. BERAT JENIS BETON

JADI BERAT JENIS BETON ADALAH 2175 kg/m3

Kadar air bebas (W) = 2/3 Wh + 1/3Wk


= 2/3.175 + 1/3. 205
= 185 kg/m3
KADAR AGREGAT
19. Kadar agregat gabungan = Berat Jenis Beton – Kadar Semen – Kadar Air Bebas
= 2175 – 343 – 185
= 1647 kg/m3

20. Kadar agregat halus = % Agregat Halus x Kadar Agregat Gabungan


= 36 % x 1647 kg/m3
= 593 kg/m3

21. Kadar agregat kasar = Kadar Agregat Gabungan – Kadar Agregat Halus
= 1647 – 593
= 1054 kg/ m3
RENCANA CAMPURAN
No Uraian Nilai
1 Kuat tekan yang direncanakan pada umur 28 hari dengan 30 Mpa
syarat bagian yang tidak memenuhi syarat 5%
2 Deviasi Standar 6 Mpa
3 Kekuatan Rata-Rata yang ditargetkan 39,84 Mpa

4 Jenis Semen (Portland Tipe 1)

5 Jenis agregat halus Pasir alami


6 Jenis agregat kasar Batu pecah
7 Faktor air semen hitung 0,54
8 Faktor air semen maksimum 0,60
9 Nilai Slump 60-180 mm
10 Ukuran agregat maksimum 30 mm
11 Kadar air bebas 185 kg
12 Kadar semen 343 kg
13 Kadar semen minimum 275 kg
14 Faktor air semen yang disesuaikan -
15 Susunan butir agregat gabungan Zona 2
16 Persen agregat halus 36 %
17 Persen agregat kasar 64 %
18 Berat jenis agregat gabungan 2,3
19 Berat jenis beton 2175 kg/m3
20 Kadar agregat gabungan 1647 kg/m3
21 Kadar agregat halus 593 kg/m3
22 Kadar agregat kasar 1054 kg/m3
RANCANGAN CAMPURAN BETON
Kondisi SSD

Campuran Berat Air (kg) Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg)
Per m3 beton 185 343 593 1054
Perbandingan Berat
Semen : Pasir : Kerikil
1: 1,73 : 3,07

Campuran Volume Air (lt) Semen (lt) Pasir (lt) Kerikil (lt)
Per m3 beton 185 298 409 843
Perbandingan Berat
Semen : Pasir : Kerikil
1: 1,37 : 2,83
RANCANGAN CAMPURAN BETON
Kondisi Lapangan

Air = 185 + ( 3,6 % x 593 ) - (0,2% x 1054) = 204 kg


Semen = 343 kg
Pasir = 593 – (3,6% x 593) = 572 kg
Kerikil = 1054 + (0,2% x 1054) = 1056 kg
RANCANGAN CAMPURAN BETON
Kondisi Lapangan

Campuran Berat Air (kg) Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg)
Per m3 beton 204 343 572 1056
Perbandingan Berat
Semen : Pasir : Kerikil
1: 1,67 : 3,08

Campuran Volume Air (lt) Semen (lt) Pasir (lt) Kerikil (lt)
Per m3 beton 204 298 394 845
Perbandingan Berat
Semen : Pasir : Kerikil
1: 1,32 : 2,84
PEMBUATAN BENDA UJI
Campuran Kondisi Lapangan (10 kubus dan 1 balok)

Kebutuhan material pembuat benda uji


Volume 10 benda uji kubus = 10 x (0,15 x 0,15 x 0,15 = 0,03375 m3
Volume 1 benda uji balok = 1 x (0,15 x 0,15 x 0,60) = 0,0135 m3
Volume benda uji = (0,03375+0,0135) x 120% = 0,0567 m3

Proporsi pengadukan campuran beton :


Air = 0,0567 x 204 = 12 kg
Semen = 0.0567 x 343 = 19 kg
Pasir = 0,0567 x 572 = 32 kg
Batu pecah = 0,0567 x 1056 = 59 kg
SEKIAN
TERIMA KASIH

You might also like