Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya, besar, dan beragam. Dalam berbahgai
kelebihan yang dimiliki Indonesia tersebut ada kalanya menuai keuntungan ada kalanya
menuai kekhawatiran. Hal tersebut dikarenakan sungguh besarnya bangsa Indonesia sehingga
memunculkan ancaman-ancaman yang terduga maupun yang terduga.
Dalam perjalanan suatu bangsa, sesuatu yang menjadi tujuan bersama adalah
terwujudnya perkembangan bangsa menuju kemajuan yang sesungguhnya. Tentu saja hal
tersebut bukanlah hanya keinginan yang sebatas anggan, perlu adanya suatu tatanan usaha
mengiring dan sebagai tuntunan dalam menjalanklan mobilitas suatu bangasa, supaya selalu
sesuai yang diharapkan dan memiliki dasar yang kuat demi menanggkis segala kemungkinan
yang terjadi.
Politik dan Strategi Nasional merupakan suatu tata cara melaksanakan politik/ kebijakan
nasional, yang tentu saja diselenggarakan oleh pemerintah negara untuk mendikte atau sebagai
tuntunan dalam menjalankan kebijakan/ politik suatu negara, dan dalam hal ini menyangkut
akan tuntunan pembangunan nasional dan pertahanan kesatuan bangsa.
Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian mendalam akan hal ini, mengingat hal ini
adalah hal yang mendasar dalam perjalanan suatu bangsa. Sehingga perlu adanya perhatian
denganya.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia yang
akar katanya adalah polis dan teia. Polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri,
yaitu Negara dan teia berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik mempunyai makna
kepentingan umum warga Negara suatu Negara.
Dalam bahasa inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara,
dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Sedangkan
policy (yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan kebijakan) adalah penggunaan
pertimbangan-pertimbangan yang dianggap menjamin teraksananya suatu usaha, cita-cita
atau tujuan yang dikehendaki. Pengambilan kebijakan biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin yang memiliki otoritas (kekuasaan). Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya
adalah adanya:
proses pertimbangan
menjamin terlaksananya suatu usaha
pencapaian cita-cita/keinginan
Jadi politik adalah tindakan dari suatu kelompok individu mengenai suatu masalah
dari masyarakat atau negara.
a. Negara
Adalah suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang
ditaati oleh rakyatnya. Dapat dikatakan negara merupakan bentuk masyarakat
dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.
b. Kekuasaan
Adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang
atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Yang perlu diperhatikan dalam
3
kekuasaan adalah bagaimana cara memperoleh kekuasaan, bagaimana cara
mempertahankan kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu dijalankan.
c. Pengambilan keputusan
Politik adalah pengambilan keputusan melaui sarana umum, keputusan yang diambil
menyangkut sektor publik dari suatu negara. Yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan keputusan politik adalah siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa
keputusan itu dibuat.
d. Kebijakan umum
Adalah suatu kumpulan keputusan yang diambill oleh seseorang atau kelompok politik
dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya the art of the
general atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von
Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang
penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan, sedangkan perang adalah
kelanjutan dari politik.
Dalam abad modern dan globalisasi ini penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas
pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan secara
luas termasuk dalam ilmu ekonomi maupun olah raga. Dalam pengertian umum, strategi
adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencaipan suatu tujuan. Dengan
demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal atau bidang militer, tetapi
telah meluas ke berbagai bidang kehidupan.
4
Strategi nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional, misalnya strategi
jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Jadi, strategi adalah cara melaksanakan
politik nasional.
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berdasarkan ideologi Pancasila, UUD
1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam manajemen
nasional sangat penting sebagai kerangka acuan dalam penyususan politik strategi nasional,
karena didalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategi bangsa
Indonesia.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, maka dilakukan pembangunan nasional di
segala aspek kehidupan bangsa dengan menggunakan totalitas potensi dan kekuatan nasional.
Dalam pembangunan nasional tersebut Polstranas berfungsi sebagai pedoman yang
memberikan arah haluan (pola umum) dan tata cara pelaksanaanya.
5
tergambar: identitas dan - Sejarahnya terhadap diri dan
integritasnya. - Geografisnya lingkungannya.
- Kulturnya Sebagai bentuk
IMPLEMENTASI
PANCASILA
Kondisi setiap bangsa Setiap bangsa harus Dirumuskan dalam
selalu dihadapkan pada memiliki “Kondisi “Ketahanan Nasional” bagi
Perubahan Sosial yang Dinamis Bangsanya” Bangsa Indonesia yang
tidak terhindarkan (sebagai (sebagai ketahanan bangsa) meliputi:
dinamika kehidupan sehingga mampu Aspek TRIGATRA
masyarakat dan bangsa, memelihara: (alamiah)
agar mampu “beradaptasi”) - Identitas Aspek PANCAGATRA
- Integritas (Sosial)
- Kelangsungan hidup
- Cita-cita Nasionalnya
Proses perubahan menuju Dirumuskan Diwujudkan dalam konsep
kondisi leih baik dalam”POLSTRANAS” pembangunan yang
(dituangkan setiap bangsa untuk: visioner antara lain:
dalamPembangunan Memperjelas arah Pembangunan Jangka
Nasional) sebagai tujuan Pembangunan Panjang
Konsekuensi dari Nasional Program Pembangunan
Dinamika Kehidupan Mempermudah Nasional
Sosial dalam Berbangsa tercapainya Cita-cita Sistem Manajemen
dan Bernegara. Nasional. Nasional
Pola-pola
Pembangunan Nasional
Dasar penyusunan Politik dan Strategi Nasional adalah bersumber pada Pancasila
sebagai dasar negara, Wawasan Nusantara, Geopolitik yang memberi arah kepada suatu
kegiatan politik serta geografi dengan tuntutan perkembangan negara, geostrategi yang
memberikan arah tentang strategi pembangunan di masa depan yang lebih baik, serta
ketahanan nasional untuk mengembangkan kekuatan nasional menghadapi ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan.
Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
merupakan "suprastruktur politik". Lembaga-lembaga tersebut adalah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden, Dewan
Pertimbangan Agung (DPA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan MA.
6
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai "infrastruktur
politik," yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik,
organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan
kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat
bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.
Proses Politik dan Strategi Nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran yang
akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik nasional,
penyelenggaraan Negara harus mengambil langkah pembinaan terhadap semua lapisan
masyarakat dengan mencantumkan sasaran sektoralnya.
7
Presiden secara langsung oleh rakyat pada tahun 2004. Karena Presiden dipilih langsung oleh
rakyat maka dalam menjalankan pemerintahan berpegang pada visi dan misi Presiden yang
disampaikan pada waktu sidang MPR setelah pelantikan dan pengambilan sumpah dan janji
Presiden/Wakil Presiden. Visi dan misi inilah yang dijadikan politik dan strategi dalam
menjalankan pemerintahan dan melaksanakan pembangumnan selama lima tahun.
Sebelumnya Politik dan Strategi Nasional mengacu kepada GBHN yang dibuat dan ditetapkan
oleh MPR.
Politik nasional adalah suatu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional bangsa. Sedangkan strategi nasional adalah
cara melaksanakan politik nasional dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional. Dapat dikatakan bahwa strategi nasional disusun untuk
mendukung terwujudnya politik nasional.
Sebelum tahun 2004 Presiden merupakan mandataris MPR. Dipilih dan diangkat
oleh MPR, serta menjadikan GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR sebagai acuan
bagi politik dan strategi nasional. Kebijakan ini kemudian ditiadakan setelah diadakanya
pemilihan langsung oleh rakyat terhadap Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2004.
GBHN yang sebelumnya dipergunakan sebagai acuan penyusunan Polstranas kemudian
digantikan oleh pidato visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden yang disampaikan pada
saat sidang MPR, pidato visi dan misi ini diperdengarkan setelah Presiden dan Wakil
Presiden secara resmi dilantik, diambil sumpah dan janjinya. Menjadi kewajiban mutlak
bagi Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk memenuhi janji yang sebelumnya ia
sampaikan kepada masyarakat. Janji-janji ini lah yang mereka gunakan sebagai dasar
penyusunan visi dan misi (politik dan strategi nasional) dalam tujuannya untuk
membangunan bangsa dan negara selama satu periode pemerintahan.
8
Apabila dalam berjalannya proses pemerintahan tidak sesuai dengan apa yang
sebelumnya mereka janjikan, masyarakat dapat mempertanyakan hal ini kepada
pemerintah dan wujud pertanggungjawaban terakhir adalah mundurnya Presiden dan
Wakil Presiden dari kursi Kepresidenan. Eksekutif negara menjadikan visi dan misi
Presiden sebagai acuan dalam proses penyusunan polstranas. Strategi nasional
dilaksanakan oleh para manteri dan pimpinan lembaga-lembaga negara setingkat menteri
dengan arahan langsung dari Presiden. Polstranas hasil penyusunan Presiden harus memuat
tujuan-tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupa bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Mulainya pemerintahan era orde baru diawali ketika presiden Soeharto diangkat
menjadi Presiden oleh MPRS pada tahun 1966 dan diakhiri ketika presiden soeharto
dilengserkan pada tahun 1998. Pada 32 tahun kekuasaannya, presiden Soeharto
menggunakan Garis-garis besar haluan negara(GBHN) sebagai acuan politik dan strategi
nasional yang sebelumnya telah disusun oleh MPR.
GBHN ini menekankan pada program rencana pembangunan lima tahun yang
terbagi menjadi 4 tahap yaitu :
1) Repelita I (1969 – 1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur
dengan penekanan pada bidang pertanian.
2) Repelita II (1974 – 1979) bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau
selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.
3) Repelita III (1979 – 1984) menekankan bidang industri padat karya untuk
meningkatkan ekspor.
4) Repelita IV (1984 – 1989) bertujuan menciptakan lapangan kerja baru dan
industri.
5) Repelita V (1989 – 1994) menekankan bidang transportasi, komunikasi dan
pendidikan.
Sebagian besar anggota MPR pada masa itu adalah orang-orang pilihan Soeharto
sehingga dapat dipastikan bahwa polstranas pada saat itu adalah polstranas pesanan
Soeharto. Pemerintahan yang dipimpinnya memang sukses dalam memajukan ekonomi
makro, namun ekonomi mikro sangat lemah. Pembangunan cenderung berpusat di
pemerintahan pusat. Pada tahun 1998-1999 Presiden B. J. Habibie merupakan tokoh yang
membawa perubahan bagi bangsa Indonesia menuju era reformasi. Dalam pemerintahan
yang dijalankannya, tonggak reformasi tertanam dengan baik sehingga tidak ada perubahan
pun berlangsung lancar.
Lalu tahun 1999-2001 Abdurrahman Wahid, kemudian tahun 2001-2004 menjabat
Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Republik Indonesia. Masa-masa ini merupakan
masa euphoria reformasi. Indonesia seperti dilahirkan kembali, menjadi sebuah bangsa
9
yang terbebas dari berbagai macam ketidakadilan pemerintah. Reformasi didengungkan di
segala bidang. Selama kurang lebih enam tahun masa reformasi ini polstranas Indonesia
masih mengacu kepada GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR. Pada kurun waktu
ini bangsa Indonesia mengalami perubahan hampir di seluruh aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara. Merupakan masa-masa transisi dari orde baru milik Soeharto menuju
pemerintahan yang demokratis di seluruh aspek kehidupan.
Terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan umum secara
langsung tahun 2004 menandai pula perubahan dalam perumusan polstranas. Pada masa
ini polstranas disusun berdasarkan visi dan misi langsung Presiden dalam pidato
kenegaraan di hadapan segenap anggota MPR, DPR dan anggota lembaga tinggi negara
lainnya. Visi dan misi inilah yang dipergunakan sebagai politik strategi nasional dalam
menjalankan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan selama lima tahun. Sampai
pada akhirnya terpilih kembali pada tahun 2009.
Periode ini ditandai oleh tiga poin penting, yaitu:
1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan APBN.
2. Ditiadakannya GBHN sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional.
3. Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintah dalam NKRI.
Sebagai akibat dari ditiadakannya GBHN setelah masa reformasi, pada periode ini
dirumuskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sebagai acuan
penerapan Polstranas yang mirip dengan GBHN.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan paling mencolok dari pola penyusunan
polstranas antara periode orde baru dan periode reformasi adalah dari asal pembuatannya.
Pada masa orde baru polstranas ditentukan dari GBHN yang telah dibuat oleh MPR.
Sedangkan pada periode reformasi, tepatnya pada saat pemerintahan SBY, polstranas
disusun berdasarkan visi dan misi langsung Presiden.
10
c) Keputusan atau instruksi presiden, berisi kebijakan-kebijakan penyelenggaraan
pemerintah yang wewenang pengeluarannya berada di tangan presiden dalam
rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan perundang-undangan yang berlaku
(UUD 1945 Pasal 4 ayat (1)).
d) Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan Maklumat presiden.
b. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti tercantum
pada pasal 10 sampai 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan puncak termasuk
kewenangan Presiden sebagai kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan nasional
yang ditentukan oleh kepala negata dapat berupa dekrit, peraturan atau piagam kepala
negara.
11
a. Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di Daerah terletak
pada Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerahnya
masing-masing.
b. Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan
persetujuan DPRD. Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tingkat I
atau II. Menurut kebijakan yang berlaku sekarang, jabatan gubernur dan bupati atau
walikota dan kepala daerah tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan yang disebut
Gubernur/KepalaDaerah tingkat I, Bupati/Kepala Daerah tingkat II atau
Walikota/Kepala Daerah tingkat II.
Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan politik bangsa
Indonesia harus dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia. Untuk itu, pembangunan di segala
bidang perlu dilakukan. Dengan demikian, politik pembangunan nasional harus berpedoman
pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.
12
2.5.1 Makna Pembangunan Nasional
Manajemen nasional pada dasarnya merupakan sebuah sistem, sehingga lebih tepat
jika kita menggunakan istilah “sistem manajemen nasional”. Layaknya sebuah sistem,
pembahasannya bersifat komprehensif-strategis-integral. Orientasinya adalah pada
penemuan dan pengenalan (identifikasi) faktor-faktor strategis secara
menyeluruh dan terpadu. Dengan demikian sistem manajemen nasional dapat menjadi
kerangka dasar, landasan, pedoman dan sarana bagi perkembangan proses
13
pembelajaran (learning process) maupun penyempurnaan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan yang bersifat umum maupun pembangunan.
Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara tata nilai,
struktur, dan proses untuk mencapai kehematan, daya guna, dan hasil guna sebesar
mungkin dalam menggunakan sumber dana dan daya nasional demi mencapai tujuan
nasional. Proses penyelenggaraan yang serasi dan terpadu meliputi siklus kegiatan
perumusan kebijaksanaan (policy formulation), pelaksanaan kebijaksanaan (policy
implementation), dan penilaian hasil kebijaksanaan (policy evaluation) terhadap berbagai
kebijaksanaan nasional.
1. Negara sebagai "organisasi kekuasaan" mempunyai hak dan peranan atas pemilikan,
pengaturan, dan pelayanan yang diperlukan dalam mewujudkan cita-cita bangsa,
termasuk usaha produksi dan distribusi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat
umum (public goods and services).
2. Bangsa Indonesia sebagai unsur "Pemilik Negara" berperan dalam menentukan sistem
nilai dan arah/haluan kebijaksanaan negara yang digunakan sebagai landasan dan
pedoman bagi penyelenggaraan fungsi-fungsi negara.
3. Pemerintah sebagai unsur "Manajer atau Penguasa" berperan dalam penyelenggaraan
fungsi-fungsi pemerintahan umum dan pembangunan ke arah cita-cita bangsa dan
kelangsungan serta pertumbuhan negara.
4. Masyarakat adalah unsur "Penunjang dan Pemakai" yang berperan sebagai kontributor,
penerima, dan konsumen bagi berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan fungsi
pemerintahan tersebut di atas.
Dilihat dari sisi prosesnya, SISMENNAS berpusat pada satu rangkaian pengambilan
keputusan yang berkewenangan, yang terjadi pada tatanan dalam TAN dan TLP. Kata
14
kewenangan di sini mempunyai konotasi bahwa keputusan-keputusan yang diambil adalah
berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh si pemutus berdasarkan hukum.
Penyelenggaraan TPKB mernertukan proses Arus Masuk yang dirnulai dari TKM
melewati TPN. Aspirasi dari TKM dapat berasal dari ralwat, baik secara maupun melalui
organisasi kemasyarakatan, partai politik, kelompok penekan, organisasi kepentingan, dan
pers.
Sementara itu, terdapat suatu proses umpan balik sebagai bagian dari siklus kegiatan
fungsionai SISMENNAS yang menghubungkan Arus Keluar dengan Arus Masuk maupun
dengan Tatanan Pengambilan Keputusan Berkewenganan (TPKB). Dengan demikian
secara prosedural SISMENNAS merupakan satu siklus yang berkesinambungan.
Fungsi di sini dikaitkan dengan pengaruh, efek atau akibat dari terselenggaranya
kegiatan terpadu sebuah organisasi atau sistem dalam rangka pembenahan (adaptasi) dan
penyesuaian (adjustment) dengan tata lingkungannya untuk memelihara kelangsungan
hidup dan mencapai tujuan-tujuannya. Dalam proses melaraskan diri serta pengaruh-
mempengaruhi dengan lingkungan itu, SISMENNAS memiliki fungsi pokok:
“pemasyarakatan politik.” Hal ini berarti bahwa segenap usaha dan kegiatan SISMENNAS
diarahkan pada penjaminan hak dan penertiban kewajiban rakyat. Hak rakyat pada
pokoknya adalah terpenuhinya berbagai kepentingan. Sedangkan kewajiban rakyat
pada pokoknya adalah keikutsertaan dan tanggung jawab atas terbentuknya situasi dan
kondisi kewarganegaraan yang baik, di mana setiap warga negara Indonesia terdorong
untuk setia kepada negara dan taat kepada falsafah serta peraturan dan perundangannya.
Dalam proses Arus Masuk terdapat dua fungsi, yaitu pengenalan kepentingan dan
pemilihan kepemimpinan. Fungsi pengenalan kepentingan adalah untuk menemukan dan
15
mengenali serta merumuskan berbagai permasalahan dan kebutuhan rakyat yang terdapat
pada struktur Tata Kehidupan Masyarakat (TKM). Di dalam Tata Politik Nasional (TPN)
permasalahan dan kebutuhan tersebut diolah dan dijabarkan sebagai kepentingan nasional.
Ketiga fungsi TPKB tersebut merupakan proses pengelolaan lebih lanjut secara
strategis, manajerial dan operasional terhadap berbagai keputusan kebijaksanaan.
Keputusan-keputusan tersebut merupakan hasil dari fungsi-fungsi yang dikemukakan
sebelumnya, yaitu fungsi pengenalan kepentingan dan fungsi pemilihan kepemimpinan
yang ditransformasikan dari masukan politik menjadi tindakan administratif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada arus keluar SISMENNAS
memiliki tiga fungsi utama berikut: pembuatan aturan (rule making), penerapan aturan
(rule aplication), dan penghakiman aturan (rule adjudication) yang mengandung arti
penyelesaian perselisihan berdasarkan penentuan kebenaran peraruran yang berlaku.
16
2.6 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015 – 2019
17
Tantangan lainnya, adalah meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat akan bahaya
terorisme bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan meningkatkan kesiapsiagaan,
baik di antara lembaga- lembaga pemerintah dan juga di tingkat masyarakat. Ancaman
terorisme bersifat laten dan tidak berpola, dan berpotensi mengganggu keamanan
negara dan menciptakan instabilitas sosial dan politik yang dapat menghambat proses
pembangunan nasional.
Di lain sisi, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak hukum,
khususnya Polri, juga merupakan tantangan serius yang harus diselesaikan dalam
rangka menciptakan stabilitas keamanan. Kepercayaan merupakan modal penting
dalam membangun kemitraan antara masyarakat dan Polri. Melalui upaya peningkatan
profesionalisme anggotanya dengan fokus pada orientasi pelayanan publik, Polri akan
dapat tumbuh menjadi institusi yang disegani dipercaya oleh masyarakat.
Kekuatan pertahanan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas
politik dan keamanan. Semakin kuatnya pertahanan Indonesia ditunjukkan dengan
bertambahnya gelar kekuatan Alutsista di seluruh matra. Dengan adanya peningkatan
tersebut, tantangan yang harus diantisipasi ke depan adalah pemenuhan pemeliharaan
dan perawatan bagi Alutsista tersebut sehingga kesiapan operasional dan tempur dapat
terjamin, serta peningkatan profesionalisme prajurit sebagai elemen utama kekuatan
pertahanan.
2. Pembangunan tata kelola untuk menciptakan birokrasi yang efektif dan efisien.
Kualitas tata kelola pemerintahan belum dapat memberikan kontribusi yang optimal
untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing nasional
karena masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Oleh karena itu, agar dapat
mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing nasional,
tantangan utamanya adalah meningkatkan integritas, akuntabilitas; efektifitas, dan
efisiensi birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan
pelayanan publik.
Untuk mempercepat proses tersebut, pemerintah harus proaktif dalam mengembangkan
terobosan dan inovasi pengelolaan pembangunan khususnya mencari solusi yang
optimum bagi kepentingan nasional dengan melibatkan semua unsur pembangunan.
3. Pemberantasan korupsi.
Pemberantasan korupsi masih akan merupakan tantangan serius bagi pembangunan di
Indonesia. Korupsi sangat menghambat efektivitas mobilisasi dan alokasi sumber daya
pembangunan bagi pengentasan kemiskinan dan kelaparan, pembangunan
infrastruktur, sehingga akan sangat menghambat pencapaian pembangunan yang
18
berkelanjutan (sustainable development), pada akhirnya akan memunculkan beragam
dampak buruk bagi masyarakat luas.
Tantangan utama untuk melaksanakan pemberantasan korupsi adalah bagaimana
mengefektifkan penegakan hukum. Hal ini memerlukan perbaikan kualitas dan
integritas aparat penegak hukum, di samping upaya menyempurnaan regulasi dan
peraturan perundangan. Tantangan lain dalam pemberantasan korupsi adalah
bagaimana mengoptimalkan upaya pencegahan tindak pidana korupsi dengan
meningkatkan efektifitas reformasi birokrasi serta lebih meningkatkan kepedulian dan
keikutsertaan masyarakat luas melalui pendidikan antikorupsi bagi masyarakat luas.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:
19
c) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
d) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
e) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
f) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
g) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor- sektor strategis
ekonomi domestik.
h) Melakukan revolusi karakter bangsa.
i) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-
2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup :
(1) sasaran makro;
(2) pembangunan manusia dan masyarakat;
(3) sasaran pembangunan sektor unggulan;
(4) sasaran dimensi pemerataan;
(5) sasaran pembangunan wilayah dan antar wilayah
(6) sasaran politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.
Sumber daya manusia adalah modal utama dalam pembangunan nasional. Oleh
karena itu kualitas SDM perlu terus ditingkatkan sehingga mampu memberikan daya saing
yang tinggi yang antara lain ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), yang
dicapai melalui pengendalian jumlah penduduk, peningkatan taraf pendidikan, dan
peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat.
Mengacu pada sasaran utama serta analisis yang hendak dicapai serta
mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan yang akan dihadapi bangsa
Indonesia, maka arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019, yaitu :
(1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan;
(2) meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya alam (SDA) yang
berkelanjutan;
(3) mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan;
20
(4) meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam, dan penanganan
perubahan iklim;
(5) penyiapan landasan pembangunan yang kokoh;
(6) meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan;
(7) mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah.
21
BAB III
ANALISA KASUS
22
jasanya karena minimnya infrastruktur itu tadi, ini menyebabkan semakin memperpanjang
panceklik mereka untuk memiliki pendapatan,” urainya.
Melihat kondisi tersebut, Marwan menyarankan agar pemerintah segera melakukan
merealisasikan rencana pembangunan daerah yang sudah dipetakan di dalam Rencana
Pembangan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Kebutuhan infrastruktur yang mendesak yang jelas daerah yang berada di kawasan
tertinggal, dan perbatasan. Disana banyak wilayah potensial seperti NTB, Papua,
Kalimantan, tapi tidak terserap karena kendala mobilitas,” terangnya.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kompetensi masyarakat di wilayah
tersebut agar mampu bersaing dengan masyarakat di daerah lain yang lebih berkembang.
“Perlu dicanangkan target peningkatan masa pendidikan di daerah-daerah
tertinggal dan terpencil, (pengentasan buta aksara dan pengembangan keterampilan bagi
masyarakat yang tidak mampu melanjutkan pendidikan lebih lanjut untuk menjawab
kebutuhan tenaga kerja baik di daerahnya sendiri maupun di daerah lain,” kata dia.
Dari contoh kasus ketimpangan wilayah yang diambil, dapat Kami kaitakan dengan
teori pada bab 2. Berikut Kami paparkan hal-hal yang terkait, yaitu:
1) Pada poin 2.1.1 dipaparkan bahwa politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
distribusi. Distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (value) dalam
masyarakat. Nilai tersebut harus dibagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana
pembagian dan pengalokasian nilai secara mengikat.
2) Pada poin 2.1.3 dipaparkan bahwa politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan
pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Tujuan
politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan politik bangsa
Indonesia harus dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia. Untuk itu, pembangunan di segala
bidang perlu dilakukan.
3) Pada poin 2.2 dipaparkan bahwa polstranas berfungsi sebagai pedoman yang memberikan
arah haluan (pola umum) dan tata cara pelaksanaanya.
4) Pada poin 2.3 dalam penyusunan polstranas sendiri dikatakan bahwa mekanisme
penyusunan polstranas diatur oleh Presiden dibantu oleh berbagai lembaga tinggi negara
lainnya seperti Dewan otonomi daerah. Dimana otonomi daerah berfungsi untuk
23
mengatur serta mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
daerah tersebut yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5) Pada poin 2.4 dimana sebagai dasar penyusunan polstranas, geostrategi memberikan arah
tentang strategi pembangunan di masa depan yang lebih baik dan ketahanan nasional
untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan.
6) Pada poin 2.5.1 dipaparkan bahwa tujuan pembangunan adalah sebagai usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh Bangsa Indonesia. Dengan adanya kasus
ketimpangan wilayah ini, maka kesejahteraan tidak dirasakan masyarakat di semua
wilayah Indonesia. Pembangunan bersifat lahiriah dimana untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan. Tetapi dalam kasus, ada beberapa daerah yang pembangunannya
belum dirasakan penuh oleh masyarakat.
7) Pada poin 2.5.2 dalam unsur, struktur dan proses dapat dikaitkan dengan kasus yang
diambil, yaitu:
9) Pada poin 2.6 dipapar bahwa arah pembangunan nasional 2015-2019 adalah
1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan;
2. meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya alam (SDA) yang
berkelanjutan;
3. mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan;
4. meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam, dan penanganan
perubahan iklim;
5. penyiapan landasan pembangunan yang kokoh;
6. meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan;
7. mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah.
24
3.3 SOLUSI
25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Politik Nasional merupakan asas, haluan uasaha dan kebijaksanaan negara dalam
pembinaan dan penggunaan totalitas potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Strategi nasional merupakan “tata cara” pelaksanaan politik nasional tersebut.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, maka dilakukan pembangunan nasional di
segala aspek kehidupan bangsa dengan menggunakan totalitas potensi dan kekuatan nasional.
Dalam pembangunan nasional tersebut Polstranas berfungsi sebagai pedoman yang
memberikan arah haluan (pola umum) dan tata cara pelaksanaanya.
Fungsi Polstranas dalam hal pembangunan nasional adalah untuk selalu
mengupayakan pengawasan dan pengendalian pembangunan nasional supaya sesuai dengan
acuan dasar negara dan nantinya mendapatkan hasil yang sesuai.
Sesuai dengan pengertian Polstranas yang dijelaskan sebelumnya, bahwa Polstranas
hakikatnya adalah perwujudan upaya yang dipikirkan sebagai perilaku penjagaan supaya
perjalanan suatu negara sesuai dengan apa yang dirancang dan diharapkan. Sebagai aktor dari
itu semua, warganegara memiliki peranan yang begitu luarbiasa dalam hal ini. Peran
warganegara dapat dijelaskan dan difungsikan dalam dasar teori yang dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara (Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani).
4.2 SARAN
Untuk menentukan suatu perjalanan bangsa, perlu adanya suatu pemetaan rencana yang
sesuai dengan harapan dan keinginan seluruh warganegara. Oleh karenanya dibentuk suatu
cara atau prosedural untuk mewujudkan keinginan bangsa yaitu Politik dan strategi nasional.
Hendaknya Polstranas memang benar-benar menggambarkan keinginan warganegara secara
keseluruhan, sehingga muncul kesadaran seluruh warganegara untuk mengupayakan
perwujudanya.
Dari hal ini, tentu saja bahwa Polstranas adalah penting keberadaanya. Namun semua
itu bukan cukup sekedar ada, namun dibutuhkan kesadaran dan peran partisipasi aktif
warganegara untuk bersama-sama mengamalkanya dan mengawal perjalanan Polstranas
dalam perwujudanya demi pembangunan nasional dan pertahanan persatuan bangsa.
26