You are on page 1of 4

Pendahuluan

Neutron adalah partikel elementer penyusun inti atom yang tidak mempunyai
muatan listrik. Atom tersusun dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron
sebagai penyusun inti atom, sedangkan elektron bergerak mengelilingi inti atom.
Neutron dalam inti seperti sinar gamma dapat menembus suatu bahan dengan mudah.
Interaksi neutron dengan inti atom berbeda dengan interaksi partikel radioaktif. Energi
diam sebuah neutron hampir sama dengan massa sebuah proton, yaitu sebesar 1,67492
x 10-24 gram atau 939,6 MeV/c2 (Susetyo, 1988). Neutron bukan partikel yang mantap
di luar inti. Neutron bebas meluruh secara radioaktif menjadi sebuah proton, sebuah
elektron dan sebuah antineutrino dengan umur rata-rata 15,5 menit. Neutron memiliki
energi diam 937,57 MeV dan momen magnetik ( N) sebesar -1,9135. Neutron
dihasilkan dalam reaksi pembelahan, bergerak dengan kecepatan tinggi di dalam teras
dan berinteraksi dengan berbagai material, berdifusi serta kemudian diperlambat,
neutron berada dalam berbagai tingkatan energi dan bergerak ke segala arah.

Perilaku neutron fisi ketika berinteraksi dengan bahan menentukan fenomena


reaksi neutron berantai yang terjadi. Untuk dapat mempertahankan reaksi berantai,
minimal satu neutron yang dihasilkan dari tiap reaksi fisi mampu bertahan dalam bahan
hingga akhirnya kembali mengalami reaksi fisi. Perilaku neutron fisi pada reaktor
nuklir bergantung kepada energi kinetik neutron fisi tersebut serta fenomena ketika
melaju pada bahan dan berinteraksi dengan inti. bahan. Hal yang paling penting terkait
interaksi neutron adalah konsep penampang lintang, yaitu luas penampang lintang inti
dari sudut pandang neutron. Penampang lintang inti, kebergantungannya terhadap
energi kinetik neutron, juga probabilitas relatif bahwa tumbukan antara neutron dengan
inti akan berlanjut dengan reaksi hamburan, penangkapan, atau fisi merupakan data
fisis mendasar yang menentukan sifat reaksi berantai.

1. Penampang Lintang Neutron


Neutron merupakan partikel netral. Elektron orbital bermuatan negatif sekitar
inti maupun medan listrik yang disebabkan oleh inti bermuatan positif tidak akan
mempengaruhi lintasan neutron. Oleh karena itu neutron bergerak dengan lintasan
yang lurus, dan keluar dari lintasan tersebut hanya ketika neutron bertumbukan dengan
inti yang membuatnya terhambur ke lintasan dengan arah baru atau hilang karena
terabsorpsi. Sejarah kehidupan neutron terdiri atas beberapa kali tumbukan hamburan
yang akhirnya mengalami reaksi absorpsi yang menyebabkan neutron hilang atau mati.
Bagi neutron yang bergerak pada bahan padatan, ruang bahan akan tampak sangat
kosong. Karena neutron tak berinteraksi dengan elektron, maka ketika neutron melaju
pada bahan hanya inti atom bahan yang menjadi `hambatan` neutron. Oleh karena itu,
neutron mampu menembus jarak hingga jutaan kali lapisan atom pada bahan sebelum
akhirnya bertumbukan dengan inti atom. Bila material target tipis, misalnya selembar
kertas, maka hampir semua neutron dapat menembus kertas tersebut tanpa mengalami
tumbukan. Sehingga definisi penampang lintang (cross-section) adalah untuk
menunjukan probabilitas interaksi antara neutron dengan inti.

1.1 Penampang lintang mikroskopik

Dalam pembahasan mengenai reaksi pada neutron, terdapat besaran


penampang lintang mikroskopik yang menunjukan besar probabilitas terjadinya suatu
reaksi pada energi tertentu. Secara garis besar penampang lintang reaksi dibagi dalam
penampang lintang absorpsi dan scattering (tumbukan). Penampang lintang absorbs
terbagi dalam bermacam-macam yang melibatkan proses absorbs neutron oleh nuklida
seperti, fisi dan capture (penangkapan). Dalam persamaan matematis ditulis:

dimana σf merepresentasikan induksi fisi dan σc merepresentasikan induksi


capture.

Total penampang mikroskopis dapat dinyatakan sebagai jumlah dari


penampang absorpsi dan penampang melintang scattering. Memang, penampang
absorpsi merupakan probabilitas bahwa neutron diserap (dan kemudian menginduksi
fisi atau menangkap), dan penampang melintang scattering menunjukan probabilitas
bahwa neutron tersebar. Maka dapat dituliskan dalam persamaan matematis:

dimana σs dan σa merepresentasikan penampang melintang scattering dan penampang


lintang absorbs.

Penampang mikroskopis dapat dianggap sebagai area interaksi. Semakin besar


area, semakin tinggi probabilitas interaksi. Perhatikan bahwa besarnya "area" ini tidak
bergantung pada ukuran atom itu sendiri, faktanya itu memperhitungkan energi partikel
yang masuk, neutron dalam kasus ini, di antara faktor-faktor lainnya. Sebagai area, unit
dari penampang mikroskopis adalah m2. Area yang dibahas sangat kecil (dari 10-24
cm2). Satuan lainnya untuk penampang lintang mikroskopik adalah barn (b) dalam
satuan m2 sama dengan 10-28.

1.2 Penampang lintang makroskopik

Besaran lain adalah penampang lintang makroskopis yang merupakan jumlah


seluruh penampang lintang mikroskopis sebuah reaksi yang disebabkan oleh semua
atom/unit volume berinteraksi dengan neutron per satuan waktu. Untuk jalur pendek
antara neutron menuju inti, probababilitas tabrakan sangat kecil, namun untuk jalur
yang lebih panjang, probabilitas interaksi meningkat. Probabilitas dapat ditulis sebagai
Σ .dx dimana Σ adalah koefisien proporsionalitas penampang lintang makroskopik.
Perhitungan probabilitas interaksi neutron pada jarak x dimulai dari titik awal neutron
hingga titik dimana neutron mengalami tabrakan pertama adalah sebagai berikut:

Jika tabrakan pertama terjadi antara x dan x+dx:


1. Jika neutron tidak terjadi tabrakan pada jarak 0 dan x, maka probabilitas di
denotasikan Q(x)
2. Jika neutron terjadi tabrakan pada jarak x dan x+dx, maka probabilitas Σ
.dx

Maka, probabilitas terjadinya tabrakan pada jarak x + dx adalah

Dimana p(x) merupakan fungsi kerapatan probabilitas.

You might also like