You are on page 1of 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Menurut Saleha (2009), masa nifas adalah masa setelah melahirkan
selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam. Proses ini
dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai
akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena prose
persalinan.
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika organ-organ reproduksi kembali seperti keadaan
sebelum hamil. (Ambarwati,2009)
Menurut Marmi (2012:11), masa nifas merupakan masa selama
persalinan dan segera setelah persalinan yang meliputi minggu-minggu
berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak
hamil yang normal, masa nifas memerlukan waktu 6-12 minggu.
b. Periode Nifas
Periode nifas ada 3 periode menurut Marmi (2012), yaitu
1) Puerperium dini yaitu suatu masa kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial yaitu suatu masa kepulihan menyeluruh
dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam sampai
delapan minggu.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu apabila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa postpartum menurut
Bobak (2005) diantaranya yaitu :
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Proses involusi merupakan proses kembalinya uterus pada
keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai
setelah plasenta keluar yang terjadi akibat adanya kontraksi
otot-otot polos uterus. Relaksasi dan kontraksi secara periodik
dapat menimbulkan rasa nyeri yang bertahan sepanjang masa
awal pueperium.
b) Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah melahirkan. Delapan
belas jam pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya
menjadi lebih padat dan dapat kembali pada bentuk semula.

c) Vagina
Vagina yang pada mulanya cukup teregang akan kembali secara
bertahap ke ukuran semula sebelum lahir, dengan jangka waktu
selama depalan minggu setelah bayi lahir. Selama awal
postpartum jaringan sekitar perineum akan mengalami edema
dan laserasi.
2) Sistem Endokrin
1) Hormon Plasenta
Selama periode pascapartum, terjadi perubahan pada hormone.
Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok
setelah plasenta keluar.
2) Hormon Hipofisis
Waktu dimulai ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui
dan tidak menyusui berbeda. Wanita menyusui, kadar prolaktin
tetap meningkat sampai minggu keenam pascapartum.
3) Abdomen
Dinding abdomen akan kembali normal dalam waktu enam minggu
setelah melahirkan. Pengembangan tonus otot bergantung kepada
kondisi tonus sebelum hamil.
4) Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa nifas (kadar steroid tinggi)
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan kadar steroid
setelah wanita melahirkan terjadi penurunan fungsi ginjal selama
masa postpartum.
5) Sistem Cerna
Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia
boleh mengkonsumsi makanan ringan. Buang air besar secara
spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu
melahirkan, hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama
proses persalinan.
6) Payudara
Konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara
selama hamil (estrogen, proesteron, human chorionic
gonadotropin, prolaktin, kortisol, dan insulin) menurun dengan
cepat setelah bayi lahir. Apabila bayi belum menghisap (atau
dihentikan) laktasi berhenti dalam beberapa hari sampai satu
minggu.
7) Sistem Kardiovaskuler
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat
setelah 30 hingga 60 menit pasca persalinan disebabkan oleh
kembalinya sirkulasi darah dari sirkulasi uteroplasenta ke sirkulasi
normal.
8) Sistem Neurologi
Perubahan neurologi selama masa postpartum merupakan
kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan
disebabkan oleh trauma bersalin dan melahirkan. Nyeri kepala
pascapartum disebabkan oleh beberapa hal, termasuk hipertensi
kehamilan dan stress.
9) Sistem Muskoskeletal
Adaptasi pasca persalinan pada sistem muskoskeletal ibu
mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas
sendi serta perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim.
10) Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang
seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,
abdomen, paha dan panggul akan memudar tetapi tidak hilang
sepenuhnya.
d. Adaptasi Psikologis Postpartum
Menurut Reva Rubin, setelah melahirkan ibu akan mengalami fase-
fase sebagai berikut :
1) Fase Taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung
pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat
itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman
selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini
membuat cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2) Fase Taking Hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini
merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat bayi.
3) Fase Letting Go merupakan fase menerima tanggung jawab akan
peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan.
Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya
seduah meningkat.
Proses penyesuaian menjadi ibu, sangat rentan terhadap gangguan
emosi terutama selama kehamilan, persalinan dan postpartum. Sistem
dukungan yang kuat dan konsisten merupakan faktor utama
keberhasilan melakukan penyesuaian bagi ibu. Dukungan yang paling
efektif didapat dari suami. Pada periode postpartum awal, ibu
membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas rumah
tangganya seperti menyiapkan makanan, mencuci pakaian dan
berbelanja, dan juga ibu membutuhkan dorongan, penghargaan, dan
pernyataan bahwa ia adalah ibu yang baik. (Murray, et al. 2001).
Dukungan anggota keluarga lainnya juga ikut mempengaruhi
kesejahteraan ibu. Kehadiran orang tua sebagi model peran sebagai ibu
sangat mendukung kesiapan psikologis ibu untuk menjalankan peran
sebagai ibu dan demikian juga anggota keluarga lainnya termasuk
saudara, anak yang sudah dewasa dan pekerja di rumah tangga, juga
membantu ibu sebagai tempat mengekspresikan perasaan atau tempat
meminta bantuan dalam mengerjakan rumah tangga selama periode
postpartum awal (Bick et al, 2003).
e. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Kebutuhan dasar ibu nifas menurut Marmi (2012) yaitu :
1) Nutrisi dan Cairan
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh ibu saat menyusui,
terkait dengan pemenuhan gizi bagi bayi, antara lain :
a. Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari
Jumlah kalori yang dikonsumsi pada ibu menyusui
mempengaruhi kuantitas dari ASI yang diproduksi.
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral, dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 1-1,5 liter air setiap hari
2) Ambulasi
Pada ibu post partum normal ambulasi dini dilakukan
paling tidak 6-12 jam post partum, sedangkan pada ibu dengan
partus section secarea ambulasi dini dilakukan paling tidak setelah
12 jam postpartum setelah ibu sebelumnya beristirahat.
3) Eliminasi
Pada persalinan normal, pasien dapat melakukan BAK
secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Pengeluaran urin
akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5
setelah melahirkan.
4) Hygiene
Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara
mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan
alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
5) Perawatan perineum dan vagina
Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara
mencuci daerah genital dengan air sabun setiap kali BAK/BAB
yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kemudian daerah
anus. Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari.
6) Istirahat
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama
segera setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari
yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena persalinan
dan kesulitan beristirahat karena nyeri perineum. Rasa tidak
nyaman dikandung kemih, nyeri perineum, tangisan bayi dapat
menyebabkan kesulitan tidur. Selama satu atau dua malam yang
pertama, ibu pasca salin mungkin memerlukan obat tidur yang
ringan.
Yang sangat diidamkan ibu baru adalah dia lebih banyak
istirahat di 2 minggu dan 2 bulan pertama setelah melahirkan, bisa
mencegah depresi dan memulihkan tenaganya yang terkuras habis.
Banyak orang yang mengalami sulit tidur. Orang dewasa
butuh rata-rata 7-8 jam untuk tidur. Secara umum, ibu pasca
persalinan akan mengalami gangguan tidur karena ia harus
menyusui bayinya. Kebutuhan tidur ibu nifas pada waktu siang
kurang lebih selama 1-2 jam/selama bayinya tertidur. Sedangkan
untuk malam hari, ibu nifas sering bangun pada malam hari karena
harus menyusui bayi, oleh karena itu diusahakan ikut tidur saat
bayi tidur sehingga kekurangan tidur pada saat malam hari dapat
teratasi (Bobak,2005).
Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan stress,
kegelisahan, atau depresi yang membuat lelah, kesal, dan tak dapat
berkonsentrasi. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal :
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusio uterus dan meingkatkan
perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
f. Karakteristik ibu postpartum (Limoa,2010)
a. Umur
Umur adalah lama ukuran waktu untuk hidup atau adanya
seseorang, terhitung sejak dilahirkan hingga waktu umur itu
dihitung. Sebagian besar masyarakat mempercayai bahwa usia
yang tepat bagi seorang perempuan untuk melahirkan yaitu pada
usia 20-35 tahun, hal ini dapat mendukung periode perawatan bayi
yang optimal. Faktor usia kehamilan dan persalinan sering kali
dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan untuk menjadi
seorang ibu.
b. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki
oleh seorang wanita. Postpartum blues lebih banyak ditemui pada
ibu primipara, hal ini terjadi karena peran ibu dalam mengurus
bayinya merupakan situasi yang masih baru dan memerlukan
penyesuaian terhadap peran yang dilakukannya, serta dapat
menimbulkan terjadinya stress.
c. Tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan
berkelanjutan yang sudah ditetapkan kembaga terkait.Perempuan
yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan social dan konflik
peran antara tuntutan perempuan untuk bekerja dan melakukan
aktivitas diluar rumah dengan peran mereka sebagai ibu rumah
tangga yang mengasuh anak-anaknya.
d. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dikerjakan
seseorang untuk mendapatkan nafkah, hasil atau pencaharian.
Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi,
maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Postpartum Blues
a. Pengertian Postpartum Blues
Menurut Mansur (2014), postpartum blues adalah suasana hati
yang dirasakan oleh wanita setelah melahirkan yang berlangsung
selama 3-6 hari dalam 14 hari pertama pascamelahirkan yang perasaan
ini berkaitan dengan bayinya.
Menurut Marmi (2012:110), postpartum blues merupakan
kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya
muncul smenetara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu
sejak kelahiran bayi.
b. Gejala postpartum blues
Menurut Marmi (2012:112), beberapa gejala yang dapat timbul
pada klien yang mengalami postpartum blues diantaranya cemas tanpa
sebab, menangis tanpa sebab, tidak sabar, tidak percaya diri, sensitive,
mudah tersinggung, merasa kurang menyayangi bayinya, cemas atau
kurang perhatian pada bayi, sulit tidur.
c. Penyebab postpartum blues
Menurut Mansur (2014:136), penyebab terjadinya postpartum
blues yaitu :
1) Faktor hormonal, berupa perubahan kadar estrogen, progesterone,
prolaktin, dan estriol yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kadar
estrogen turun secara bermakna setelah melahirkan.
2) Faktor demografi, yaitu umur dan paritas. Umur yang telalu muda
untuk melahirkan, sehingga dia memikirkan tanggung jawabnya
sebagai seorang ibu untuk mengurus anaknya. Sedangkan
postpartum blues banyak terjadi pada ibu primipara, mengingat dia
baru memasuki perannya sebagai seorang ibu, tetapi tidak menutup
kemungkinan juga terjadi pada ibu yang pernah melahirkan.
3) Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan. Kesulitan-
kesulitan yang dialami ibu selama kehamilannya akan turut
memperburuk kondisi ibu pascamelahirkan. Sedangkan pada
persalinan, hal-hal yang tidak menyenangkan bagi ibu mencakup
lamanya persalinan serta intervensi medis yang digunakan selama
proses persalinan, seperti ibu yang melahirkan dengan cara operasi
Caesar akan dapat menimbulkan perasaan takut terhadap peralatan
dan jarum. Ada dugaan bahwa semakin besar trauma fisik yang
terjadi selama proses persalinan, akan semakin besar pula trauma
psikis yang muncul.
4) Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti
tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak
diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, status social
ekonomi, serta keadekuatan dukungan sosial dari lingkungannya
(suami, keluarga, dan teman).

5) Fisik. Kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui,


memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari
bahkan tak jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga.
Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga
yang lain, sehingga menyebabkan istirahat/tidur ibu nifas kurang.
Menurut Marmi (2012:111), beberapa penyebab postpartum blues,
yaitu :
1) Perubahan Hormon
2) Stress
3) ASI tidak keluar
4) Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis, dan gumoh
5) Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi
6) Suami yang tidak memabantu, tidak mau mengerti perasaan
istri maupun persoalan lainnya dengan suami.
7) Kurang istirahat/tidur
8) Problem dengan orangtua dan mertua
9) Takut kehilangan bayi
10) Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu
11) Takut untuk memulai hubungan suami istri (ML), anak akan
terganggu
12) Bayi sakit
13) Rasa bosan si ibu
14) Problem dengan si Sulung
d. Pencegahan postpartum blues
Menurut para ahli, stress dalam keluarga dan kepribadian si ibu
memengaruhi terjadinya depresi ini. Stress di keluarga bisa akibat
faktor ekonomi yang buruk atau kurangnya dukungan kepada sang ibu.
Hampir semua wanita, setelah melahirkan akan mengalami stress yang
tak menentu, seperti sedih dan takut. Perasaan emosional inilah yang
mempengaruhi kepekaan seorang ibu pasca melahirkan.
Menurut Marmi (2012:116), terdapat beberapa cara untuk
mengurangi resiko postpartum blues yaitu :
1) Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai postpartum blues,
sehingga ibu sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, ibu akan
segera mendapatkan bantuan secepatnya.
2) Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang
terbaik dengan makan dan tidur yang cukup.
e. Penatalaksanaan postpartum blues
Menurut Suryani (2009:148), penatalaksaan postpartum blues yaitu :
1) Minta bantuan suami atau keluarga yang lain, jika membutuhkan
istirahat untuk menghilangkan kelelahan.
2) Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah
dukungan dan pertolongannya.
3) Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat
bayi karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin
terampil dan percaya diri.
4) Carilah hiburan dan luangkan waktu untuk dirinya sendiri.
Pengananan ganguan mental postpartum pada prinsipnya tidak
berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen
lainnya. Para ibu yang mengalami postpartum blues membutuhkan
partolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukungan
dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus
juga dipenuhi.
Menurut Marmi (2012:115), cara mengatasi gangguan psikologi
pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu :
1) Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan
baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya
dengan cara :
a) Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
b) Dapat memahami dirinya
c) Dapat mendukung tindakan konstruktif
d) Dapat mendukung tindakan konstruktif
2) Dengan cara peningkatan support mental
Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan
keluarga diantaranya :
a) Sekali-kali ibu memina suami untuk membantu dalam
mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus
bayinya, memasak, menyiapkan susu, dll
b) Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam
menghadapi kesibukan merawat bayi.
c) Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya
dan lebih perhatian terhadap istrinya.
d) Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang
akan lahir.
e) Memperbanyak dukungan dari suami
f) Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
g) Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang
baru saja melahirkan
h) Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
i) Mengganti suasana, dengan bersosialisasi
j) Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya.
f. Epidemiologi postpartum blues
Menurut Pusparwadani (2011) hal ini terjadi karena tubuh sedang
mengadakan perubahan fisikal yang besar setelah melahirkan, hormon
hormon dalam tubuh juga akan mengalami perubahan besar dan baru
saja mengalami proses persalinan yang melelahkan, perasaan sedih dan
gundah yang di alami oleh sekitar 50-80% wanita setelah melahirkan,
dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat setelah
persalinanan, (Adi, 2006) mengatakan bahwa stres pada ibu setelah
melahirkan atau yang biasa disebut dengan baby blues syndrome
kondisi yang biasa terjadi dan mengenai hampir 50% ibu baru, biasa
terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan cenderung lebih
buruk sekitar hari ketiga atau keempat persalinan. Pada hasil penelitian
yang dilakukan oleh Desfanita (2015) sebanyak 77,8% mengalami
postpartum blues karena rendahnya dukungan suami, sebnayak 91,2%
mengalami postpartum blues karena ketidaksiapan hamil, sebanyak
81,8% mengalami postpartum blues karena berusia kurang dari 20
tahun.
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS PADA NY.A UMUR 22 TAHUN
DENGAN
POSTPARTUM BLUES
DI RB DR. JOHAN SURAKARTA

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS

IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI


1. Nama : Ny. A Nama : Tn. D
2. Umur : 22 Tahun Umur : 24 Tahun
3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Pucang Sawit 01/05 Jebres Surakarta Jawa Tengah

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)


Tanggal Masuk : 03 mei 2015 pukul/waktu :16.00WIB
1. Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan baru saja melahirkan pada tanggal 01 mei 2015 pukul
20.00 WIB
2. Keluhan
Ibu mengatakan merasa terganggu karena bayinya rewel sehingga ibu sulit
tidur dan tidak nafsu makan.
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita sakit apapun seperti batuk,
pilek, panas
b. Riwayat penyakit sistemik
1. Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri dada sebelah
kiri serta tidak mudah lelah dan tidak pernah keringat dingin saat
aktivitas rinngan
2. Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada pinggang kanan dan
kiri dan tidak pernah sakit saat BAK
3. Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas
4. TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu serta
tidak pernah batuk berdarah
5. Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sakit kuning pada
mata, kuku, dan kulit
6. DM : Ibu mengatakan tidak sering lapar, haus, dan BAK pada malam
hari
7. Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah lebih dari
140/90 mmHg
8. Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai mengeluarkan
busa dari mulutnya
9. Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain
seperti HIV dan AIDS
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga nya dan keluarga suami tidak ada yang
menderita penyakit menurun (hipertensi, jantung, DM) dan penyakit
menular (HIV, AIDS. HEPATITIS)
d. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari keluarga nya dan keluarga suami tidak ada yang
memiliki keturunan kembar
e. Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun
4. Riwayat menstruasi
a. Menarch : Ibu mengatakan haid pertama umur ± 13 tahun 50
b. Siklus : Ibu mengatakan jarak haid tiap bulan ± 28 hari
c. Lama : Ibu mengatakan lama haid nya ±7 hari
d. Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2-3 kali/hari
e. Teratur / Tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur
f. Sifat Darah : Ibu mengatakan darah haid yang keluar merah segar dan ada
sedikit gumpalan
g. Disminorhoe : Ibu mengatakan kadang merasa nyeri haid tapi tidak sampai
mengganggu aktivitas
5. Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
selama perkawinan
6. Riwayat perkawinan
a. Status Perkawinan : Syah, kawin 1 kali
b. Kawin : Umur 20 tahun dengan suami umur 22 tahun,
lamanya 2 tahun dan belum punya anak
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

a. Tgl/th Partus : 01 Mei 2015


b. Tempat Partus : Ruang bersalin
c. Usia Kehamilan : 39 minggu
d. Jenis partus : Spontan
e. Penolong : Bidan
f. Jenis kelamin : Laki-laki
g. Keadaan sekarang : Baik
h. Berat badan : 3000 gram
i. Panjang badan : 49cm
j. Keadadaan : Sehat
8. Riwayat hamil ini
a. HPHT : 02 Agustus 2014
b. HPL : 09 Mei 2015
c. Keluhan-Keluhan pada
1. Trimester I : Ibu mengatakan mual mutah tapi tidak sampai
2. mengganggu aktivitas
3. Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Trimester III : Ibu mengatakan sering BAK
d. ANC
1. Trimester I : Ibu mengatakan periksa kehamilan 2 kali. Umur kehamilan 4
minggu dan 8 minggu
2. Trimester II : Ibu mengatakan periksa kehamilan 3 kali. Umur
kehamilan 12 minggu, 14 minggu, dan 20
minggu
3. Trimester III : Ibu mengatakan periksa kehamilan 5 kali. Umur
kehamilan 26 minggu, 30 minggu, 32 minggu, 36 minggu, 38 minggu
e. Penyuluhan yang pernah di dapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tablet Fe dan
persiapan persalinan
f. Imunisasi TT
1. TT1 : Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT pada saat umur kehamilan 3
bulan tanggal 25 Oktober 2015
2. TT2 : Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT ulangan pada saat umur
kehamilan 4 bulan tanggal 25 November 2015
g. Gerakan janin
Ibu mengatakan sudah mulai merasakan gerakan janin saat usia
kehamilan 4 bulan
9. Riwayat persalinan Ini
a. Tempat persalinan : RB, penolong : Bidan
b. Tanggal / jam : 01 Mei 2015, pukul : 20.00 WIB
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Tindakan lain : Tidak ada
e. Komplikasi : Tidak ada
Perinium
- Ruptur/tidak : Ya, derajat 2
-Dijahit/tdak : Ya, hecting jelujur
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
- Diet makanan : Ibu mengatakan tidak ada diet makanan selama nifas
- Perubahan pola makan : Tidak ada perubahan pola makan hanya porsinya
berkurang karena ibu nya tidak nafsu makan
b. Eliminasi
- BAK : Ibu mengatakan BAK4-5 kali/hari warna kuning jernih, bau khas
urine
- BAB : Ibu mengatakan BAB 1-2 kali/hari warna kecoklatan, konsistensi
lunak, bau khas
c. Istirahat
Ibu mengatakan sulit tidur. Tidur malam ± 4 jam dan tidur siang ± 1 jam
d. Personal hygine
Ibu mengatakan kurang memperhatikan kebersihan dirinya setelah
habis melahirkan
e. Keadaan psikososial
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan nya dan keadaan bayinya
f. Riwayat sosial budaya
-Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarga suaminya kurang
mendukung selama hamil
-Keluarga yang tinggal serumah: Ibu mengatakan serumah tinggal
dengan suaminya
-Pantang makanan : Ibu mengatakan tidak berpantang makanan
apapun
-Kebiasaan adat istiadat: ibu mengatakan ada kebiasaan syukuran
kelahiran bayi setelah melahirkan
-Penggunaan obat/ rokok: Ibu mengatakan tidak merokok begitupun
dengan suaminya serta tidak menggunakan obat-obatan diluar dari tenaga
kesehatan begitupun dengan suaminya

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


1. Status generalis
a.Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda - Tanda Vital
-Tekanan Darah : 110/70 mmHg
-Suhu : 36,7 º c
-Nadi : 82 x/i
-Respirasi : 22 x/ i
d. Tinggi Badan : 158 cm
e. BB sebelum hamil : 52 kg
f. BB sekarang : 59 kg
g. LLA : 24 cm
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala
1. Rambut : Hitam, berminyak, sedikit rontok
2. Muka : Simestris, tidak oedema, tidak pucat, kusam
3. Mata
a)Oedema : Tidak oedema
b)Conjungtiva : Merah muda
c)Sklera : Putih
4. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak
ada sekret
5.Telinga : Simetris, bersih, tidak ada benjolan,
tidak ada serumen
6. Mulut/gigi/gusi : Simetris, bersih, tidak pucat, tidak
pecah-pecah, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah
b. Leher
1. Kelenjar gondok : Tidak terdapat benjolan
2.Tumor/benjolan : Tidak terdapat benjolan
3. kelenjar limfe : Tidak terdapat pembesaran
c. Dada dan axilla
Mammae
a. Pembengkakan : Tidak terdapat pembengkakan
b. Tumor : Tidak terdapat benjolan
c. Simetris : Simetris kanan dan kiri
d. Aerola : Hyperpigmentasi
e. Puting susu : Menonjol
f. Kolostrum / ASI : Sudah keluar
d. Anogenital
1. Vulva vagina
a. Varises : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
b. Kemerahan : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
c. Nyeri : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
d. Lochea : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
2. Perinium
a. Keadaan luka : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
b. Bengkak/kemerahan : Tidak bersedia dilakukan
pemeriksaan
3. Anus
a. Haemoroid : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
b. Lain-lain : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
Inspekulo
4. Vagina : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
5. Portio : Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : HB: 12 gr %
b. Pemeriksaan penunjang lain: Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal Masuk : 03 mei 2015 pukul : 16.25 WIB


A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ny. A P1A0 Umur 22 tahun, postpartum hari ke 2 dengan postpartum
blues.

DATA DASAR
DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan bernama Ny. A umur 22 tahun
2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya tanggal 01 mei 2015
pukul 20.00 WIB dan berjenis kelamin laki-laki
3. Ibu mengatakan ini anak pertama dan belum pernah keguguran
4. Ibu mengatakan sulit tidur dan tidak nafsu makan
5. Ibu mengatakan merasa terganggu karena bayinya rewel sehingga ibu
sulit tidur dan tidak nafsu makan

DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum : Cukup
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda
Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,7 ºC
Nadi : 82 x/i Respirasi: 22 x/i
4. Rambut : Hitam, berminyak, sedikit rontok
5. Muka : Simestris, tidak oedema, tidak pucat, kusam
6. TFU : 1 jari dibawah pusat
7. Kontraksi : Keras

B. MASALAH
Ibu cemas dengan keadaannya dan keadaan bayinya

C. KEBUTUHAN
Dukungan moril dan suport mental

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Depresi postpartum

IV. TINDAKAN SEGERA


Konsultasi dengan tenaga kesehatan seperti bidan, dokter spesialis jiwa atau
psikiater

V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal Masuk : 03 mei 2015 pukul : 16.30 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Beritahu pada ibu bahwa dirinya adalah ibu yang baik
3. Beritahukan ibu untuk memperlakukan dirinya dengan baik
4. Anjurkan ibu untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain yang
ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat.
5. Anjurkan ibu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk
mengurangi kekhawatirannya.
6. Berikan ibu KIE tentang tanda bahaya masa nifas

VI. PELAKSANAAN TINDAKAN


Tanggal Masuk : 03 mei 2015 pukul : 16.35 WIB
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu sedang mengalami
sindrome postpartum bues
b. Memberitahu ibu bahwa dirinya adalah ibu yang baik dan mampu merawat
anaknya dengan baik
c. Memberitahu ibu untuk memperlakukan dirinya dengan baik, dengan
cara:
1. Makan makanan yang bergizi.
2. Banyak istirahat dan tidur.
3. Pergi keluar untuk mendapat cahaya matahari.
4. Berlatih secara rutin (berjalan selama 20 menit atau lebih).
5. Menyediakan waktu untuk diri sendiri (untuk sejenak menghindari
tugas-tugas dan urusan bayi).
6. Melewatkan waktu bersama teman-teman.
d. Menganjurkan ibu untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain
yang ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat.
e. Menganjurkan klien untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk
mengurangi kekhawatirannya
f. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas dengan cara:
1. Menjelaskan tentang perdarahan yang keluar dari jalan lahir secara tiba-
tiba dan bertambah banyak, yang ditandai ganti pembalut 2 kali selama
30 menit
2. Menjelaskan tentang pengeluaran dari jalan lahir yang berbau busuk
3. Menjelaskan tentang rasa sakit atau nyeri di bagian perut atau punggung
4. Menjelaskan tentang tanda-tanda hipertensi diantaranya tekanan darah
lebih dari 140/90 mmHg, sakit kepala yang terus menerus dan menetap,
nyeri ulu hati, pandangan mata kabur, oedema pada muka dan tangan
5. Menjelaskan tentang tanda-tanda infeksi diantaranya demam, muntah,
rasa sakit saat BAK, atau tidak enak badan
6. Menjelaskan tentang permasalahan pada payudara diantaranya payudara
berubah jadi merah, panas, terasa sakit, bengkak, puting lecet atau
keluar nanah
7. Menjelaskan tentang kehilangan nafsu makan selama masa nifas
8. Menjelaskan tanda-tanda tromboplebitis diantaranya betis terasa nyeri
atau sakit, kemerahan, dan panas
9. Menjelaskan tentang sindrome baby blues diantaranya perasaan yang
sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri
10. Menjelaskan tentang perasaan yang letih atau nafas yang terengah-
engah
11. Memberitahu ibu untuk melakukan tindakan jika mengalami tanda
bahaya untuk segera datang ke tenaga kesehatan. Keterangan terlampir
dalam SAP

VII. EVALUASI
Tanggal Masuk : 03 mei 2015 pukul : 17.10 WIB
1. Ibu sudah tahu ibu hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah mengerti bahwa dirinya adalah ibu yang baik
3. Ibu bersedia untuk memperlakukan dirinya dengan baik
4. Ibu bersedia untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain yang
ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat.
5. Ibu bersedia untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengurangi
kekhawatirannya
6. Ibu sudah tahu tentang tanda bahaya masa nifas

DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 04 mei 2015 pukul : 16.30 WIB
S:
1. Ibu mengatakan masih sulit tidur
2. Ibu mengatakan masih tidak nafsu makan
3. Ibu mengatakan merasa terganggu ketika bayinya rewel
O:
1. Keadaan umum : Cukup
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,7 ºC
Nadi : 82 x/i Respirasi: 22 x/i
4. Rambut : Hitam, berminyak, sedikit rontok
5. Muka : Simestris, tidak oedema, tidak pucat, kusam
6. Keadaan : Tampak cemas
7. TFU : 1 jari dibawah pusat
8. Kontraksi : Keras

A: Ny. A P1A0 Umur 22 tahun, postpartum hari ke 3 dengan postpartum


blues

P:
1. Memotivasi ibu untuk selalu menyusui bayinya tanpa terjadwal
atau maksimal setiap 2 jam.
2. Memotivasi ibu untuk tetap berdoa dan berserah diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa untuk selalu memanjatkan puji syukur
3. Memotivasi ibu untuk tetap beristirahat cukup seperti tidur siang ± 2
jam, dan malam ± 8
4. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi dengan
makan makanan bergizi
5. Anjurkan ibu bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru yaitu ibu yang
baru saja mempunyai anak bayi.

Evaluasi:
1. Ibu bersedia menyusui bayinya tanpa terjadwal atau aksimal 2 jam
2. Ibu bersedia untuk tetap berdoa dan menjalankan kewajibannya
sebagai umat beragama
3. Ibu bersedia untuk istirahat cukup
4. Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan gizi seimbang
5. Ibu bersedia untuk bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru atau ibu
yang baru saja mempunyai anak

DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 05 mei 2015 pukul : 17.00 WIB
S:
1. Ibu mengatakan sudah dapat beristirahat
2. Ibu mengatakan nafsu makan nya sudah bertambah
3. Ibu mengatakan bayinya sudah tidak rewel
4. Ibu mengatakan sudah lebih terbuka untuk bercerita tentang apa yang
dirasakan kepada orang terdekat
O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3.Tanda -Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,7 ºC
Nadi : 82 x/i Respirasi: 22 x/i
6. Keadaan : Tampak senang dan sudah memerlihatkan hubungan yang
harmonis dengan bayi dan keluarga
5. TFU : Pertengahan pusat dan simpisis
6. Kontraksi : Keras

A: Ny. A P1A0 Umur 22 tahun, postpartum hari ke 4 normal


P:
1. Memotivasi dan mengajarkan ibu dan keluarga tentang perawatan bayi
sehari-hari dengan cara:
a. Memberikan ASI sesuai dengan keinginan bayi, diberikan setiap 2-
3 jam atau paling sedikit setiap 4 jam mulai dari hari pertama
b. Menganjurkan agar bayi selalu dengan ibu agar aman, nyaman dan
hangat
c. Menjelaskan cara menjaga kebersihan bayi agar hangat dan kering
d. Menjelaskan perawatan tali pusat dengan cara dibalut dengan kassa
steril tanpa di beri tambahan apapun. Diganti setiap basah atau setelah
mandi
e. Mengukur suhu tuuh bayi dan memberitahu hasilnya pada ibu
f. Dan lain sebagainya.
2. Menganjurkan ibu untuk berolah raga ringan seperti jalan-jalan di pagi
hari bersama bayi dan suami atau keluarga disekitar halaman rumah
agar ibu tidak merasa bosan
3. Menganjurkan suami dan keluarga untuk lebih memperhatikan ibu
dengan memberikan perhatian pada ibu dan sering komunikasi serta
berkumpul dengan ibu.
Evaluasi:
1. Ibu dan keluarga bersedia untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari
sesuai anjuran
2. Ibu bersedia melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan di pagi hari
bersama bayi dan suami atau keluarga disekitar
halaman rumah
3. Suami dan keluarga bersedia untuk lebih memperhatikan ibu .

You might also like