Professional Documents
Culture Documents
BAB I ......................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ..................................................................................................... ii
BAB II.........................................................................................................................1
PEMBAHASAN .........................................................................................................1
C. Pengertian Khobar...............................................................................................3
PENUTUP ..................................................................................................................7
A. Kesimpulan .........................................................................................................7
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bahasa arab terdapat ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa arab.
Ilmu tata bahasa arab merupakan bagian ilmu terpenting dalam agama islam,
karena faktanya seluruh sumber asli ajaran islam seperti Alquran dan Alhadis
berbahasa arab. Salah satu bahasan dari ilmu tata bahasa arab/ilmu nahwu adalah
bab tentang jumlah ismiyah, atau dalam artian jumlah yang terdiri dari isim
(mubtada’ dan khobar).
Mubtada’ ialah isim marfu’(isim yang dibaca rofa’) yang bebas dari awamil
lafdhiyah. Dengan kata lain bersifat maknawi, yaitu dimarfu’kan وoleh karena
menjadi ibtida’/mubtada’ atau permulaan kata.1
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan lebih lanjut dalam pembahasan berikut
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian jumlah ismiyah?
2. Pengertian mubtada’?
d, h. 145.
ii
3. Pengertian khobar?
4. Kaidah-kaidah yang Terkait dengan Jumlah ismiyah?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian jumlah ismiyah
2. Mengetahui pengertian mubtada
3. Mengetahui pengertian khobar
4. Mengetahui kaidah-kaidah yang Terkait dengan Jumlah ismiyah
iii
BAB II
PEMBAHASAN
3
كل جملة تتر كب من مبتد ا وخبرتسمى جملة اسمية
Jadi jumlah ismiyah yaitu kalimat yang terdiri dari mubtada (pokok kalimat) dan
khabar (kabar). Adapun pendapat lain mengatakan bahwa “Jumlah ismiyah
merupakan susunan kalimat yang diawali dengan Isim (kata benda).”4
Kata األستاذpada contoh diatas merupakan bagian dari kata benda (isim/nama) atau
kata yang tidak terikat dengan waktu, kedudukanya yaitu sebagai pokok kalimat.
Adapun kata جميلkedudukanya ialah sebagai kabar yang menerangkan tentang
األستاذ.
3
Moh. Thalib, Tata Bahasa Arab, (Bandung: PT al-Ma’rif, 2002) h. 68
4
Shahib Khaironi, ( العراب لغير العربيةBeirut: al-Maktabah al-Ashiriah), 1984. h. 132
1
B. Pengertian Mubtada’
. هواالسم المرفوع العارى عن العوامل اللفظية: المبتدأ
Mubtada’ adalah isim marfu’ yang bebas dari awamil lafdhiyah. Dengan kata
lain bersifat maknawi, karena menjadi ibtida’/mubtada’ (permulaan kata)5.
Contoh :
ِ زَ يْد ن
َاصر
Contoh:
اَنَا قَائِم
5
Sayyid Ahmad bn Zaini Dahlan, Syarah Mukhtashor Jiddan ‘ala Matn al-Ajurumiyyah,
(Indonesia: Daru Ihya’ al-Kutub al-Arabiyyah, t.th.), h. 15.
2
C. Pengertian Khobar
.الخبر هو اإلسم المرفوع المسند إليه
Contoh:
1. Dalam jumlah ismiyah akhir kata ditandai dengan rofa` (dommaah, wau
dan alif).6 Namun terkadang juga fathah jika isim tersebut mabni.
Contoh :
6
Manuddin sukamto, Tata Baha Arab Sisitematis ( Cet .X; Yogyakarta: Nurma Media Idea,
2005), h. 82.
3
diakhirikata terdapat alif.
Contoh :
7
Manuddin sukamto, Tata Baha Arab Sisitematis ( Cet .X; Yogyakarta: Nurma Media Idea,
2005), h. 83.
4
3. khabar (kabar) dari jumlah ismiyah merupakan isim nakirah. 8 Yang
dimaksud dengan isim nakirah yaitu isim yang maknanya masih bersifat
umum. Biasanya ditandai dengan tanwin.
Contoh :
Contoh :
8
ibid, h 85.
9
Manuddin sukamto, Tata Baha Arab Sisitematis ( Cet.X;Yogyakarta: Nurma Media Idea,
2005), hlm. 87.
5
juga muzakkar. زَ يْد َج ِميْل
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan jumlah ismiyah yang telah saya paparkan dalam
pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa: jumlah ismiyah yaitu
susunan kaliamt yang terdiri dari mubtada’ dan khabar. Mubtada’ adalah isim
yang dii’rab rafa’ sebagai pokok kalimat dan biasanya berada di awal susunan
kalimat. Sedangkan khabar adalah isim yang di’i’rab rafa’ yang menerangkan
tentang mubtada’. Ataupun sesuatu yang dapat menyempurnakan makna
mubtada’. Dan kaidah yang terkait dengan jumlah ismiyah. Dintaranya: 1. Dalam
jumlah Ismiah akhir kata ditandai dengan rofa`. Yaitu; dommaah, wau dan alif.
Namun terkadang juga fathah jika isim tersebut mabni. 2. Pokok kalimat
(mubtada’) harus berupa Isim Ma’rifah. Yang di maksud Isim Ma’rifah adalah
Isim yang sudah jelas maknanya. 3. Kabar (khabar) dari jumlah ismiyah
merupakan isim nakirah. 4. Pokok kalimat (Mubtada’) dan kabar (khobar) harus
sistimatis dalam hal muannas dan muzakar serta mufrod, musanna dan jama’nya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Khoironi Shahib. العراب لغير العربيةBeirut: al-Maktabah al-Ashiriah. 1984.
Sukamto, Manuddin, Tata Baha Arab Sisitematis, Yogyakarta: Nurma Media Idea.
2005.