You are on page 1of 33

FRAMEWORK COBIT 4.

1
UNTUK AUDIT SISTEM INFORMASI
PADA PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN)
PROVINSI ABCD

Indah Hartati, S.Kom., M.T.I.


Program Studi Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
Mitra Lampung
Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.07 Gedung Meneng Rajabasa Bandar Lampung 35145,
Indonesia.
e-mail : indah_hartati@umitra.ac.id., kareena_indah@yahoo.co.id

ABSTRACT

Agency 's National Population and Family Planning (BKKBN) ABCD Province (BKKBN) has the
main task to prepare a national plan policies sceara comprehensive and integrated so as to realize a
happy little family welfare by limiting the number of births and spacing pregnancies by making
family planning. At this time there is no information system audit in Sub Section Equipment and
Supplies, especially on the level of service performance measurement procurement, maintenance,
care and borrowing that can meet the needs of the organization, so that institutions do not yet
know with certainty the existence of problems in the procurement of services, maintenance,
maintenance must be addressed. Performance measurement refers to the standard COBIT 4.1
framework on Domain DS1, DS10 and DS12.

Key Performance Indicator (KPI) DS 01 that must be implemented are: Increased operational
services to the user continuously. Review agreements and contracts every 1 week in order to stay
updated information systems technology. Key Performance Indicator (KPI) DS10 that must be
implemented are: Training/training to address the issues/problems that are routinely encountered
has been done faithfully 3 (three) months. DS12 implemented Key Performance Indicators
monitoring the use of the assets given, supervision of the use of formal facilities,
evaluation/monitoring.

The results obtained conclusions, the DS1, DS10 and DS12 on Domain Delivery and Service are
supplied by the Sub-Section Equipment and Supplies to the BKKBN ABCD Province in general
are defined at the level of process maturity, there is evidence that the institution is aware of the
problems that must be addressed, and have been processed using methods that have been
standardized in the solution, has clearly defined the steps that will be used to support the service .
In general, the approach to the management of the process has been well organized.

Keywords : COBIT 4.1 Framework, Information Systems Auditing, BKKBN


ABSTRAK

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasioal (BKKBN) Provinsi ABCD mempunyai
tugas pokok menyiapkan kebijakan rencana nasional sceara menyeluruh dan terpadu sehingga
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dengan membatasi angka kelahiran dan mengatur
jarak kehamilan dengan melakukan Keluarga Berencana. Pada saat ini belum ada audit sistem
informasi di Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan terutama mengenai tingkat pengukuran
kinerja layanan pengadaan, pemeliharaan, perawatan serta peminjaman yang dapat memenuhi
kebutuhan organisasi, sehingga institusi belum mengetahui secara pasti adanya permasalahan di
dalam layanan pengadaan, pemeliharaan, perawatan yang harus diatasi. Pengukuran kinerja
dilakukan mengacu pada standar frameWork Cobit 4.1 pada Domain DS1, DS10 dan DS12.

Key Performance Indicator (KPI) DS 01 yang harus dilaksanakan yaitu : Peningkatan layanan
operasional kepada user secara kontinyu, Review perjanjian dan kontrak setiap 1 minggu agar
teknologi sistem informasi tetap update. Key Performance Indicator (KPI) DS10 yang
harus dilaksanakan yaitu : Training/pelatihan untuk mengatasi masalah/problem yang sering
dihadapi telah dilakukan secara rutin setia 3 (tiga) bulan. Key Performance Indicators DS12
dilaksanakan pemantauan penggunaan asset yang diberikan, pengawasan terhadap penggunaan
fasilitas secara formal, evaluasi/monitoring.

Hasil penelitian diperoleh simpulan, proses DS1, DS10, dan DS12 pada Domain Delivery and
Service yang diberikan oleh Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan kepada BKKBN Provinsi
ABCD secara umum berada pada tingkat kematangan defined process, yaitu terdapat bukti bahwa
institusi mengetahui adanya permasalahan yang harus diatasi, dan telah diproses menggunakan
metode yang telah distandarkan dalam penyelesaiannya, telah mendefinisikan dengan jelas
langkah-langkah yang akan dipergunakan dalam menunjang pelayanan. Secara umum pendekatan
kepada pengelolaan proses telah terorganisasi secara baik.

Kata Kunci : Framework Cobit 4.1, Audit Sistem Informasi, BKKBN


I. PENDAHULUAN Perlengkapan dan Perbekalan Perwakilan
BKKBN Provinsi ABCD memiliki sistem
1.1 Latar Belakang Masalah informasi yang baik. Pada saat ini belum ada
audit sistem informasi di Sub Bagian
Badan Kependudukan dan Keluarga Perlengkapan dan Perbekalan terutama
Berencana Nasioal (BKKBN) Provinsi mengenai tingkat pengukuran kinerja
ABCD (BKKBN) adalah suatu lembaga Non layanan pengadaan, pemeliharaan,
Departemen yang bertanggung jawab perawatan serta peminjaman yang dapat
langsung kepada Presiden dan mempunyai memenuhi kebutuhan organisasi, sehingga
tugas pokok menyiapkan kebijakan rencana institusi belum mengetahui secara pasti
nasional sceara menyeluruh dan terpadu adanya permasalahan di dalam layanan
sehingga mewujudkan keluarga kecil pengadaan, pemeliharaan, perawatan yang
bahagia sejahtera dengan membatasi angka harus diatasi, dan apakah layanan
kelahiran dan mengatur jarak kehamilan pengadaan, pemeliharaan, perawatan
dengan melakukan Keluarga Berencana. tersebut telah diproses menggunakan metode
yang telah distandarkan dalam
Di dalam organisasi rumah tangganya, penyelesaiannya? serta apakah telah
Perwakilan BKKBN Provinsi ABCD tidak didefinisikan dengan jelas langkah-langkah
terlepas dari adanya perlengkapan dan yang akan dipergunakan dalam menunjang
perbekalan yang dibutuhkan untuk mencapai pelayanan?, apakah semua proses tersebut
tujuan seperti yang tersebut di atas. Hal ini tersebut telah terorganisasi secara baik?.
yang mengharuskan adanya layanan
pengadaan, pemeliharaan, perawatan serta Memperhatikan uraian di atas maka perlu
peminjaman asset di Sub Bagian dilakukan pengukuran dan perhitungan
Perlengkapan dan Perbekalan yang untuk menentukan posisi saat ini dan akan
merupakan salah satu cara yang dapat dicari solusi apa yang akan diambil, untuk
dipergunakan untuk mencapai tujuan dari itu diperlukan alat analisis data yang
BKKBN tersebut. diperoleh.

Sehubungan dengan semakin meningkatnya Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan


kegiatan dari Perwakilan BKKBN Provinsi audit sistem informasi Sub Bagian
ABCD dalam hal kegiatan informasi Perlengkapan dan Perbekalan Perwakilan
mengenai Keluarga Berencana, kebutuhan BKKBN Provinsi ABCD menggunakan
adanya perlengkapan dan perbekalan di frame Work COBIT 4.1.
Perwakilan BKKBN Provinsi ABCD
mengalami peningkatan (growing trend), 1.2 Batasan Masalah
selain itu juga terdapat peningkatan
kebutuhan (growing demand) dari para Dalam penelitian ini permasalahan yang
penduduk dalam hal ini para penduduk yang dibahas meliputi :
menginginkan informasi mengenai keluarga 1. Lokasi penelitian dilakukan di Sub
berencana, untuk diberikan pelayanan Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
informasi lebih cepat dan lebih baik. Perwakilan BKKBN Provinsi ABCD
dengan dibatasi permasalahan pada
Pada saat ini terdapat 33 (tiga puluh tiga) layanan pengadaan, pemeliharaan,
perwakilan BKKBN di seluruh Indonesia. perawatan serta peminjaman asset.
Ini merupakan tantangan tersendiri bagi 2. Pengukuran kinerja dilakukan mengacu
Perwakilan BKKBN Provinsi ABCD agar pada standar frameWork Cobit 4.1 pada
menjadi organisasi kependudukan yang Domain DS1, DS10 dan DS12
terpilih di Propinsi ABCD khususnya, a) DS1, mendifinisikan dan mengelola
Indonesia pada umumnya. tingat layanan pengadaan,
pemeliharaan, perawatan serta
Pelayanan dapat optimal apabila didukung peminjaman asset yang memenuhi
oleh sistem informasi yang baik dan mampu kebutuhan organisasi dan untuk
memberikan respon yang cepat, hal itulah membangun pemahaman umum
yang mengharuskan Sub Bagian
dari tingkat layanan yang 2. Rekomendasi yang dihasilkan
diperlukan diharapkan dapat dijadikan acuan
b) DS10, menyelesaikan/mengelola perbaikan kualitas layanan pada Sub
masalah-masalah yang timbul dari Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
pengadaan, pemeliharaan, Perwakilan BKKBN Provinsi ABCD
perawatan serta peminjaman asset pada proses pelayanan pengadaan,
dan memastikan bahwa masalah- pemeliharaan, perawatan serta
masalah yang datang dapat peminjaman asset.
diselesaikan dan penyebabnya
diselidiki untuk mencegah
terulangnya kejadian. II. LANDASAN TEORI
c) DS12, mengelola fasilitas layanan
pengadaan, pemeliharaan, 2.1 Teori-teori Sistem Informasi
perawatan serta peminjaman yang
memenuhi kebutuhan bisnis dan 2.1.1 Pengertian Sistem
memberikan perlindungan kepada
peralatan terhadapn bahaya. Menurut Mulyadi (diterjemahkan oleh Devi
Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, 2002),
1.3 Ruang Lingkup Masalah sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk
Penelitian ini meliputi audit sistem informasi melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
pada Sub Bagian Perlengkapan dan
Perbekalan Perwakilan BKKBN Provinsi Menurut James A. O’Brien (
ABCD, pada proses layanan pengadaan, diterjemahkan Devi Fitriasari dan Deny
pemeliharaan, perawatan serta peminjaman Arnos Kwary, 2005), sistem adalah
pada Sub Bagian Perlengkapan dan sekelompok komponen yang saling
Perbekalan. berhubungan, bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dengan
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian menerima input serta menghasilkan output
dalam proses transformasi yang teratur.
1.4.1 Tujuan Penelitian
Menurut Tata Sutabri (2004), suatu sistem
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian pada dasarnya adalah sekelompok unsur
ini ialah sebagai berikut : yang erat hubungannya satu dengan yang
1. Menganalisa current dan expected lain, yang berfungsi bersama – sama untuk
maturity level, mencapai tujuan tertentu.
2. Menganalisa gap antara current dan
expected maturity level Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
3. Membuat rekomendasi perbaikan kumpulan dari beberapa elemen yang saling
terhadap pelayanan pengadaan, berhubungan atau berinteraksi untuk
pemeliharaan, perawatan serta mencapai satu tujuan dan terintegrasi.
peminjaman asset.
2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Jeffery L.Whitten, Lonnie D.


1.4.2 Manfaat Penelitian Bentley dan Kevin C. Dittman (
diterjemahkan oleh Ardi, 2004), informasi
Manfaat yang ingin dicapai dari Tesis ini adalah data yang telah diproses atau
adalah : diorganisasi ulang menjadi bentuk yang
1. Mengetahui current dan expected berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi
maturity level, serta gap antara current yang diharapkan memiliki arti ke penerima.
dan expected maturity level pada proses
pelayanan pengadaan, pemeliharaan, Menurut James A. O’Brien ( diterjemahkan
perawatan serta peminjaman asset. oleh Devi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary,
2005), informasi adalah data yang telah
diubah menjadi kontek yang berarti dan material, money, information)
berguna bagi para pemakai akhir tertentu. dikoordinasikan untuk mengubah input (
data sumberdaya ) menjadi output (
Menurut George H.Bonar dan William informasi barang jadi ) guna mencapai
S.Hopwood (diterjemahkan oleh Amir sasaran – sasaran perusahaan.
Abadi Jusuf dan Rudi M.Tambunan, 2000),
informasi adalah data yang berguna yang 2.2 Konsep Audit
diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambi keputusan yang tepat. 2.2.1 Pengertian Audit

Menurut Turban Rainer Potter (2003), Menurut A.Arens dan James K.Loebbeck
“Information is a collection of fact (2001), audit adalah proses sistematis untuk
(data) organized in some manner so that menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti
they are meaningful to a recipient“. secara obyektif mengenai asersi-asersi
(informasi adalah suatu kumpulan dari fakta tentang berbagai tindakan dan kejadian
( data ) yang terorganisir dalam beberapa ekonomi untuk menentukan tingkat
cara sedemikian rupa sehingga mereka kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
penuh arti bagi seorang penerima. dengan kriteria yang telah ditentukan dan
menyampaikan hasilnya kepada para
Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi pemakai yang berkepentingan.
adalah data yang sudah diolah yang
mempunyai arti khusus dan dapat digunakan Selanjutnya menurut A.Arens dan James
sebagai bahan pengambilan keputusan. K.Loebbecke (2001) dalam bukunya yang
diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, “
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Auditing adalah proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti berupa
Menurut Jeffery L.Whitten, Lonnie D. informasi yang dapat diukur mengenai suatu
Bentley dan Kevin C. Dittman entitas ekonomi yang dilakukan seorang
(diterjemahkan oleh Andi, 2004), sistem yang kompeten dan independen untuk dapat
informasi adalah pengaturan, orang, data, menentukan dan melaporkan kesesuaian
proses, dan teknologi informasi yang informasi dimaksud dengan kriteria –
berinteraksi untuk mengumpulkan, kriteria yang telah ditetapkan.
memproses, menyimpan, dan menyediakan
sebagai output informasi yang diperlukan Menurut James Hall (2001) dalam bukunya
untuk mendukung sebuah organisasi. yang diterjemahkan oleh Jusuf, “
Auditing adalah salah satu bentuk pengujian
Menurut James A. O’Brien ( diterjemahkan independen yang dilakukan oleh seorang
oleh Devi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, ahli yang menunjukkan pendapatnya tentang
2005), sistem informasi adalah sistem yang kejujuran ( fairness ) sebuah laporan
menerima sumberdaya ( data ) keuangan.
sebagai input dan memprosesnya menjadi
produk ( informasi ) sebagai outputnya. Menurut A.Arens dan James K.Loebbecke
(2003) “Auditing is the accumulation and
Menurut Turban Rainer Potter (2003), “ An evaluation of evidence about information
information system ( IS ) collects, processes, to determine and report on the degree of
stores, analyzes, and disseminates correspondence between the information
information for a specific purpose “. (Suatu and established criteria. Auditing should be
sistem informasi (SI ) mengumpulkan, done by a competent, independent person”. (
memproses, menyimpan, meneliti, dan Auditing adalah proses pengumpulan dan
menyebarkan informasi untuk suatu tujuan penilaian bahan bukti tentang informasi
yang spesifik ). untuk menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dengan kriteria –
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan
informasi adalah suatu kerangka kerja oleh orang yang kompeten dan independen )
dimana sumberdaya (man, machine, .
Jadi dapat disimpulkan bahwa audit adalah 1. Sistem analisa dan programmer
suatu sistem yang digunakan untuk yang mendesain dan
melakukan pemeriksaan terhadap empat mengimplementasikan sistem
laporan keuangan ( neraca, arus kas, aplikasi dapat diwawancarai
perubahan modal dan rugi/laba ), apakah sehingga auditor lebih mengerti
laporan keuangan tersebut wajar menurut akan fungsi dan kontrol sistem .
prinsip – prinsip dasar akuntansi dan 2. User juga dapat di wawancarai
mengevaluasi bukti – bukti audit. untuk menjelaskan seberapa besar
kualitas dari sistem yang mereka
2.2.2 Jenis – Jenis Audit gunakan.
3. Pengendalian organisasi dapat di
Menurut Arens dan Loebbecke (2001), ada wawancarai untuk
tiga jenis audit, yaitu: mengidentifikasinya sistem yang
a. Audit Laporan Keuangan ( General kritis yang terdapat dalam
Financial Statement Audit ) organisasi .
Audit laporan keuangan bertujuan b. Check list
untuk menentukan apakah laporan Adalah membuat daftar pertanyaan
keuangan secara keseluruhan yang yang ditujukan kepada pihak yang
merupakan informasi terukur yang terkait diperusahaan, khususnya bagian
akan diverifikasikan telah disajikan penjualan untuk mengetahui kondisi
sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. yang sebenarnya.
b. Audit Operasional atau Manajemen ( c. Observasi
Operational or Management Audit) Adalah memeriksa dengan
Audit operasional merupakan menggunakan panca indera terutama
penelaahan atas bagian manapun dari mata, yang dilakukan secara berulang –
prosedur dan metode operasi suatu ulang selama kurun waktu tertentu
organisasi untuk menilai efisiensi dan untuk membuktikan sesuatu keadaan
efektivitasnya. Umumnya, pada saat atau masalah.
selesainya audit operasional, auditor
akan memberikan sejumlah saran 2.2.4 Audit Sistem Informasi
kepada manajemen untuk memperbaiki
jalannya operasi perusahaan. 2.2.4.1 Pengertian Audit Sistem Informasi
c. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Audit ketaatan bertujuan Menurut Weber, R. (2001), ” Information
mempertimbangkan apakah klien telah systems auditing is the process of collecting
mengikuti prosedur atau aturan tertentu and evaluating evidence to determine
yang telah ditetapkan pihak yang whether a Computer system safeguards
memiliki otorisasi lebih tinggi, assets, maintains data integrity, allows
misalnya pemeriksaan surat perjanjian organizational goals to be achieved
dengan banyak dan atau kreditur lain effectively, and users resources efficiently.”
untuk memastikan bahwa perusahaan (Audit sistem informasi adalah proses
tersebut telah memenuhi ketentuan pengumpulan dan pengevaluasian bukti
hukum yang berlaku. – bukti untuk menentukan apakah
sistem aplikasi komputerisasi telah
2.2.3 Instrumen Audit menetapkan dan menerapkan sistem
pengendalian intern yang memadai, semua
Menurut Weber, R (2001), instrumen audit aktiva dilindungi dengan baik untuk
yang digunakan untuk mengumpulkan data menjamin integritas data, kehandalan serta
adalah sebagai berikut : efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
sistem informasi berbasis komputer tersebut
a. Wawancara ).
Dalam audit, auditor menggunakan
teknik interview atau wawancara
dengan beberapa alasan, yaitu:
2.2.4.2 Tujuan Audit Sistem Informasi d. Menjaga asset perusahaan karena
nilai hardware, software, dan personil
Menurut Ron Weber (2001), tujuan audit yang lazimnya tinggi.
sistem informasi dapat dibagi menjadi e. Mendeteksi error komputer.
empat, yaitu ; f. Menjaga kerahasiaan, maksudnya
a. Meningkatkan keamanan asset adalah bahwa sistem informasi berbasis
perusahaan komputer hendaknya mempunyai
Asset suatu peusahaan seperti kemampuan untuk memproteksi aman,
perangkat keras ( hardware ), perangkat terjaganya privasi para penggunanya
lunak ( software), sumber daya dan sebagainya.
manusia, dan file data harus g. Mendeteksi resiko penyalahgunaan
mempunyai sistem pengendalian intern komputer.
yang baik agar tidak terjadi
penyalahgunaan asset perusahaan.
b. Meningkatkan integritas data
Integritas data adalah suatu konsep 2.2.4.4 Jenis – jenis Audit Sistem
dasar yang sistem informasi. Data Informasi
memiliki atribut – atribut tertentu
seperti kelengkapan, kebenaran, dan Menurut Weber, R. (2001), jenis – jenis
keakuratan. Jika integritas data tidak audit sistem informasi adalah sebagai
terpelihara maka suatu perusahaan tidak berikut :
akan memiliki laporan yang benar a. Audit secara bersamaan (
bahkan perusahaan dapat menderita Concurrent Audit )
kerugian. Auditor merupakan anggota dari tim
c. Meningkatkan efektifitas sistem pengembangan sistem, mereka
Efektifitas sistem informasi perusahaan membantu tim dalam meningkatkan
memiliki peranan dalam pengambilan kualitas dan pengembangan untuk
keputusan. Suatu sistem informasi sistem spesifikasi yang mereka bangun
dapat dikatakan efektif apabila suatu dan akan diimplementasikan.
sistem sudah sesuai dengan kebutuhan b. Audit setelah implementasi (
user. Post Implementation Audit )
d. Meningkatkan efisiensi Auditor membantu organisasi untuk
Suatu sistem dapat dikatakan efisien belajar dari pengalaman pengembangan
jika sistem informasi dapat dari sistem aplikasi. Mereka
memenuhi kebutuhan user dengan mengevaluasi apakah sistem perlu
sumber daya informasi minimal. dihentikan, dilanjutkan atau di
modifikasi.
2.2.4.3 Perlunya Pengendalian dan Audit c. Audit Umum ( General Audit )
Sistem Informasi Auditor mengevaluasi kontrol
pengembangan sistem secara
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya keseluruhan, memberi opini audit
pengendalian dan audit sistem informasi tentang pernyataan keuangan ataupun
menurut Ron Weber (2001) adalah untuk : tentang keefektifitasan dan keefisienan
a. Mendeteksi agar komputer tidak sistem.
dikelola secara kurang terarah, tidak
ada visi, misi, perencanaan sistem 2.2.4.5 Tahapan Audit
informasi pimpinan tertinggi organisasi
kurang peduli, tidak ada pelatihan dan Menurut Ron Weber (2001), tahapan audit
pola karir personal yang baik, dan sistem informasi dibagi menjadi lima
sebagainya. tahapan, antara lain :
b. Mendeteksi resiko kehilangan data. a. Perencanaan audit ( Planning the Audit)
c. Mendeteksi resiko pengambilan Perencanaan adalah tahap awal. Pada
keputusan yang salah akibat informasi tahap ini auditor harus menentukan
hasil proses sistem komputerisasi yang tingkat preliminary material untuk audit
salah atau tidak lengkap. serta mencoba memperoleh pengertian
mengenai pengendalian intern yang Fungsi audit SI harus bebas ( tidak
digunakan dalam organisasi. ada conflict of interest ) dari area
b. Pengujian pengendalian ( Test of yang diperiksa untuk dapat
Control) menyelesaikan tugas audit dengan
Auditor harus melakukan pengujian baik.
atas pengendalian tertentu untuk
mengevaluasi apakah mereka c. S3 - Professional Ethics Standards
beroperasi secara efektif. 1. Code of Professional Ethics
c. Pengujian transaksi ( Test of Auditor dari sistem informasi
Transactions ) harus menghormati dan menaati
Auditor menjalankan pengujian etika profesional dari Information
substantive untuk mengevaluasi apakah System Audit and Control
ada kesalahan material atau salah Association.
penyajian dari akuntansi yang terjadi 2. Due Professional Care
ataupun yang mungkin terjadi. Standards auditing Professional
d. Pengujian balanced atau hasil harus diterapkan dalam segala
keseluruhan ( Tests of Balances or aspek dalam pekerjaan yang
Everall results) Auditor mencari untuk dilakukan oleh auditor sistem
mendapatkan bukti yang cukup untuk informasi.
membuat keputusan akhir tingkat
kesalahan atau salah penyajian yang d. S4 - Professional Competence
telah tejadi atau yang mungkin terjadi. 1. Auditor SI harus mampu secara
e. Penyelesaian audit ( Completion of the profesional, mempunyai
audit ) pengetahuan dan keahlian teknis
Auditor memberi opini apakah ada untuk melakukan penugasan tugas
kesalahan material ataupun salah audit.
penyajian yang telah terjadi ataupun 2. Auditor SI harus memelihara
yang mungkin terjadi. kemampuan profesionalnya
dengan pendidikan dan pelatihan
2.2.4.6 Standar Audit berkelanjutan.

Menurut Information System Audit and e. S5 - Audit Planning


Control Association (ISACA), Standar 1. Auditor SI harus membuat rencana
Audit adalah sebagai berikut : kerja audit SI, mencakup tujuan
a. S1 - Audit Charter audit, dan bahwa kegiatan –
1. Tujuan, tanggungjawab, otorisasi, kegiatan auditnya akan sesuai
dan akuntabilitas fungsi audit SI dengan aturan, hukum dan standar
pada suatu organisasi / perusahaan Professional audit yang ada.
ataupun penguasa audit harus 2. Auditor SI harus melakukan teknik
dengan dibuat tertulis ( pendekatan audit berbasis resiko (
didokumentasikan ) dalam audit risks – based audit ) dan
charter atau engagement letter. mendokumentasikannya dengan
2. Audit Charter atau engagement baik.
letter harus disetujui dan 3. Auditor SI harus menyusun
ditandatangani oleh pimpinan rencana kerja audit, mencakup
organisasi. rincian tentang hakekat dan tujuan
audit, periode atau waktu yang
b. S2 - Independence diperlukan, dan sumber daya yang
1. Independensi Professional diperlukan untuk penugasan audit
Dalam segala hal yang berkaitan tersebut.
dengan audit, auditor harus 4. Auditor SI harus menyusun
independen dalam sikap dan rencana kerja audit dan / atau
penampilan. program audit, mencakup prosedur
2. Independensi Organisasi audit yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas audit itu.
f. S6 - Performance of Audit Work 5. Laporan hasil audit harus
1. Supervisi ditandatangani, dibubuhi tanggal
a. Staff audit SI harus pelaporan, dan didistribusikan
disupervisi untuk sesuai ketentuan pada audit
memperoleh keyakinan charter / letter of engagement.
memadai bahwa tujuan audit h. S8 - Follow Up Activities
yang telah dicapai sesuai 1. Setelah laporan hasil audit yang
dengan standar profesional mengemukakan temuan dan
audit. rekomendasi, auditor SI harus
2. Bukti audit mengevaluasi informasi yang
a. Dalam pelaksanaan tugasnya relevan untuk memperoleh
auditor SI harus memperoleh keyakinan apakah tindak – lanjut
bukti yang cukup, reliable, yang diperlukan (atas
dan relevan untuk pencapaian rekomendasi) telah dilaksanakan
tujuan audit. Temuan hasil oleh pihak manajemen sesuai
audit harus didasarkan pada jadwal yang diusulkan ( tepat
ketersediaan bukti yang waktu ).
cukup, dianalisis dan di
interprestasikan / dievaluasi i. S9 - Irregularities of Audit Work
dengan baik / tepat. 1. Dalam perencanaan dan
3. Dokumentasi pelaksanaan audit untuk
a. Proses audit harus mengurangi resiko audit, auditor
didokumentasikan, SI harus mempertimbangkan
menjelaskan pelaksanaan resiko ketidakteraturan dan illegal
kegiatan audit, dan bukti audit acts.
yang mendukung kesimpulan 2. Auditor SI harus bersikap
/ temuan audit. profesional skeptis dalam
pelaksanaan audit, p aham
g. S7 - Reporting kemungkinan misstatements yang
1. Auditor SI harus membuat laporan material dapat saja terjadi karena
hasil audit dalam format yang adanya irregularities dan illegal
tepat segera setelah selesai acts, di luar evaluasi yang telah
melakukan tugas auditnya. dilakukan.
Laporan hasil audit harus memuat 3. Auditor SI harus memahami
organisasi, pihak yang dituju, dan organisasi dan lingkungannya,
batasan – batasan sirkulasi ( jika termasuk sistem pengendalian
ada ). internal bidang yang diperiksa.
2. Laporan audit harus menyebutkan 4. Auditor SI harus memiliki bukti
ruang – lingkup, tujuan periode audit yang lengkap dan kompeten
dan waktu pelaksanaan untuk menentukan apakah
pemeriksaan. manajemen atau pihak lainnya
3. Laporan audit harus berisi dalam organisasi mengetahui
temuan, kesimpulan dan aktual, curiga atau yang diduga
rekomendasi, serta pengungkapan keras terdapat ketidakteraturan dan
mengenai penyediaan, / atau tindakan – tindakan yang
kualifikasi atau pembatasan ilegal.
cakupan audit yang dialami oleh 5. Dalam menjalankan prosedur audit
auditor SI dalam melaksanakan untuk memahami organisasi dan
tugasnya. lingkungannya, auditor SI
4. Temuan hasil audit yang harus dapat
dilaporkan harus didukung bukti mempertimbangkan kemungkinan
audit yang cukup, lengkap dan hubungan tak terduga atau bisa
kompeten untuk mendukung terjadinya resiko misstatemens
laporan hasil pemeriksaan itu. akibat ketidakteraturan dan / atau
tindakan – tindakan ilegal.
6. Auditor SI harus merancang level manajemen yang tepat
dan menjalankan prosedur sesegera mungkin.
untuk menguji ( test ) kecukupan 14. Jika auditor SI
pengendalian intern dan resiko mengidentifikasikan irregularities
manajemen mengesampingkan dan illegal acts yang melibatkan
pengendalian intern. manajemen atau personil yang
7. Jika auditor SI berperan dalam internal control,
mengidentifikasikan adanya auditor intern harus
misstatements, auditor SI harus mengkomunikasikan hal itu
menilai apakah kepada pihak yang
misstatements tersebut terjadi bertanggungjawab dalam
akibat irregularities dan illegal tatakelola perusahaan.
acts, jika ya, auditor SI harus 15. Auditor SI harus memberi advice
memikirkan kemungkinan kepada tingkat manajemen yang
dampaknya ke bidang lain, bertanggungjawab atas kelemahan
khususnya berkaitan dengan rancangan dan implementasi
representations of management. internal control dalam mencegah
8. Auditor SI harus memperoleh dan mendeteksi irregularities dan
representasi tertulis dari illegal acts yang mendapat
manajemen, dilakukan sedikitnya perhatian auditor dalam
setiap tahun atau lebih sering lagi melaksanakan penugasan
bergantung pada penugasan audit pemeriksaannya.
yang antara lain : 16. Jika auditor SI menemui kondisi
9. Pengakuan tanggungjawab yang tidak biasa yang berdampak
manajemen untuk merancang dan pada kelanjutan pelaksanaan audit
mengimplementasikan kontrol sebagai akibat misstatements yang
internal untuk mencegah dan material dan / atau tindakan ilegal,
mendeteksi irregularities dan auditor harus mempertimbangkan
illegal acts. tanggungjawab legal dan
10. Mengungkapkan kepada auditor profesional, termasuk
mengenai penilaian resiko jika kemungkinan auditor untuk
terdapat kemungkinan memberitahu kepada pihak – pihak
misstatements yang material ( lain ) yang mendapat penugasan,
sebagai akibat irregularities dan penanggungjawab perusahaan,
illegal acts. atau pihak berwenang, dan bila
11. Mengungkapkan kepada auditor perlu mengundurkan diri dari
tentang pengetahuannya terhadap penugasan.
rregularities dan illegal acts, 17. Auditor SI harus
dampaknya kepada organisasi mendokumentasikan semua
dan kaitannya dengan manajemen komunikasi, perencanaan, hasil,
maupun karyawan yang evaluasi, dan kesimpulan yang
mempunyai peran penting dalam berhubungan dengan irregularities
sistem pengendalian intern. dan illegal acts yang sudah
12. Mengungkapkan kepada auditor dikomunikasikan kepada
jika mengetahui atau menduga manajemen, pihak
adanya irregularities dan bertanggungjawab lain, atau
illegal acts atau disampikan pihak berwenang, dan lainnya.
oleh karyawan, eks karyawan,
pihak regulator atau yang lain. j. S10 – IT Governance
13. Jika auditor SI 1. Auditor SI harus melakukan
mengidentifikasikan adanya peninjauan dan penilaian apakah
irregularities dan illegal acts atau fungsi SI sudah selaras dengan
memperoleh informasi mengenai visi, misi, tata – nilai, dan strategis
hal itu, auditor harus serta tujuan organisasi.
mengkomunikasikan ini kepada
2. Auditor SI melakukan Computer dapat dilatih dengan
peninjauan apakah fungsi SI mudah untuk melaksanakan audit.
memiliki pernyataan yang jelas
mengenai kinerja yang diharapkan Kelemahannya adalah jika lingkungan
oleh organisasi ( efektif dan efisien berubah, kemungkinan system itu akan
) dan dinilai apakah hal –hal berubah dan perlu penyesuaian system
tersebut sudah tercapai. atau program – programnya, bahkan
3. Auditor SI harus meninjau dan mungkin struktur data atau file,
menilai efektivitas sumberdaya SI sehingga auditor tidak dapat menilai
dan kinerja proses manajemennya. atau menelaah apakah system masih
4. Auditor SI harus meninjau dan berjalan dengan baik.
menilai kepatuhan terhadap legal,
lingkungan dan kualitas informasi, b. Audit melalui Computer (Audit
dan keamanan. Through The Computer)
5. Dalam pemeriksaan dan evaluasi Dalam pendekatan ini, auditor
fungsi SI, auditor sebaiknya melalukan pemeriksaan langsung
menggunakan pendekatan audit terhadap program – program dan file
berbasis resiko ( risk – based audit Computer yang ada pada audit system
approach ). informasi berbasis Computer. Auditor
6. Auditor SI harus meninjau dan menggunakan bantuan software
menilai lingkungan pengendalian Computer langsung atau dengan cek
auditan. logika atau listing program untuk
7. Auditor SI harus meninjau dan menguji logika program dalam rangka
menilai resiko yang mungkin pengujian pengendalian yang ada dalam
terjadi dalam lingkungan sistem kompter. Selain itu, auditor juga dapat
berbasis teknologi informasi. memintak penjelasan dari para teknisi
2.2.4.7 Teknik dan praktek Audit Computer mengenai spesifikasi system
Sistem Informasi dan program yang diperiksanya.

Menurut Gondodiyoto (2007), dalam Keunggulan menggunakan pendekatan


melakukan audit system informasi dapat ini adalah :
dilakukan dengan tiga pendekatan : 1. Auditor dapat menilai
a. Audit disekitar Computer (Audit kemapuan system Computer
Around The Computer) tersebut untuk menghadapi
Dalam pendekatan ini, auditor dapat perubahan lingkungan.
melangkah pada perumusan pendapat 2. Auditor memperoleh
hanya dengan menelaah struktur kemampuan yangbesar
pengendalian dan melakukan pengujian dan efektif dalam
transaksi dan persedur verifikasi saldo melakukan pengujian terhadap
perkiraan dengan cara sama seperti system Computer.
pada system manual (bukan system 3. Auditor akan merasa lebih yakin
informasi berbasis Computer). Auditor terhadap kebenaran hasil kerjanya.
tidak perlu menguji pengendalian Kelemnahannya adalah
system informasi berbasis Computer pendekatan ini memerlukan biaya
klien (yaitu terhadap file program/data yang besar dan memerlukan tenaga
didalam Computer), melainkan cukup ahli yang terampil.
terhadap input dan output system
aplikasi saja. c. Audit dengan Computer (Audit with
The Computer)
Keunggulan mengunakan pendekatan Pendekatan ini dilakuan dengan
ini adalah : menggunakan Computer dan software
1. Pelaksanaan auditnya lebih untuk mengotomatisasi prosedur
sederhana. pelaksanaan audit. Pendekatan ini
2. Auditor yang memiliki merupakan cara audit yang sangat
pengetahuan minimal dibidang bermanfaat, khususnya dalam
pengujian substantif atas file dan record kekayaan dan ketepatan komputasi.
perusahaan. Software audit yang Computer sangat berguna dalam
diguanakan merupakan program pengujian ini dan auditor dapat
Computer auditor untuk membantu menggunakan software audit yang
dalam pengujian dan evaluasi umum untuk mengecek apakah
kehandalan data, file atau record pembayaran bunga dari bank telah
perusahaan. dikalkulasi secara tepat.
d. Pengujian atas keseimbangan atau hasil
Keunggulan menggunakan pendekatan keseluruhan (Tests of Balances or
ini adalah: Overall Results)
1. Merupakan program Computer Auditor melakuan pengujian ini agar
yang diproses untuk membantu bukti penting dalam penilaian akhir
pengujian pengendalian system kehilangan atau pencatatan yang keliru
Computer klien itu sendiri. yang menyebabkan fungsi system
2. Dapat melaksanakan tugas audit informasi gagal dalam memelihara data
yang terpisah dari catatan klien, secara keseluruhan dan mencapai
yaitu dengan mengambil copy data system yang efektif dan efesien.
atau file untuk dites dengan Dengan kata lain, dalam tahap ini
Computer lain. Kelemahan adalah mementingkan pengamatan asset dan
upaya dan biaya untuk integritas data yang obyektif.
pengembangan relatif besar e. Penyelesaian audit (Completion of The
Audit)
2.2.4.8 Prosedur Audit Sistem Tahap terakhir ini, auditor
Informasi eksternal melakukan beberapa
pengujian tambahan untuk mengkoleksi
Menurut Weber (2001), tahapan – tahapan bukti unutk ditutup, dengan
audit system informasi terdiri dari : memberikan pernyataan pendapat.
a. Merupakan tahapan pertama dalam
audit bagi auditor eksternal yang berarti 2.3 COBIT (Control Objektive for
menyelidiki dari awal atau melanjutkan information and related Technology)
yang ada untuk menentukan apakah
pemeriksaan tersebut dapat diterima, COBIT, yaitu Control Objektive for
penempatan staf audit yang sesuai information and related Technology
melakukan pengecekan informasi latar (COBIT) adalah sekumpulan best practice
belakang klien, mengerti kewajiban (Praktik terbaik) atau frameWork (kerangka
utama dari klien dan mengidentifikasi kerja) untuk manajemen IT yang dibuat oleh
area resiko. Information System Audit and control
b. Pengujian atas control (Tests of Association (ISACA) dan IT Governance
Controls) Institute (ITGI). Cobit menyediakan para
Tahap ini dimulai dengan manajer, auditor dan para pengguna IT
pemfokusan pada pengendalian sekumpulan pengukuran yang telah diakui
menejemen, apabila hasil yang ada secara umum, indicator, proses dan best
tidak sesuai dengan harapan, maka practices untuk membantu mereka
pengendalian menejemen tidak berjalan memaksimalkan keuntungan yang diperoleh
sebagai mana mestinya. Bila auditor dari penggunaan teknologi informasi dan
menemukan kesalahan yang serius pada juga membantu mengembangkan IT
pengendalian menejemen, maka mereka Governance yang tepat (IT Government
akan mengemukakan opini atau Institute, 2000)
mengambil keputusan dalam pengujian
transaksi dan saldo untuk hasilnya. Menurut IT Governance Institute (ITGI)
c. Pengujian atas transaksi (Tests of audit teknologi informasi adalah
Transaction) pengawasan dan pengendalian dari
Pengujian yang termasuk adalah infrastruktur teknologi informasi secara
pengecekan jurnal yang masuk dari menyeluruh. Audit Teknologi informasi ini
dokumen utama, menguji nilai dapat berjalan bersama-sama dengan audit
financial dan audit internal, atau dengan memungkinkan penerapan FrameWork dan
kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang Control objective dapat berjalan mudah.
sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal Tatanan atau ketentuan tersebut selanjutnya
dengan audit pemrosesan data elektronik, digunakan oleh para manajer dunia usaha
dan sekarang audit teknologi informasi maupun auditor dalam menjalankan
secara umum merupakan proses profesinya. Sedangkan Visi dari COBIT
pengumpulan data dan evaluasi dari semua adalah dijadikan COBIT sendiri sebagai
kegiatan system informasi dalam satu-satunya model pengurusan dan
perusahaan itu. pengendalian teknologi informasi
(Information Technology Governance).
COBIT memiliki misi melakukan riset,
mengembangkan, mempublikasikan, dan COBIT dirancang terdiri dari 34 Control
mempromosikan makalah-makalah, serta objective yang tercermin didalam 4 domain.
meng update tatanan atau ketentuan TI Berikut adalah 4 domain COBIT, yaitu :
Control objective yang dapat diterima umum 1. Plan and Organise (PO)
(generally accepted control objective) 2. Acquire and Implement (AI)
berikut panduan pelengkap yang dikenal 3. Delivery and Support (DS)
sebagai Audit Guidelines yang 4. Monitor and Evaluasi (ME)

aplikasi disalam system IT dan hasilnya, dan


2.3.1 Delivery and support juga proses dukungan yang memungkinkan
(Penyampaian dan dukungan /DS) eksekusi system IT yang efektif dan efesien.
Proses dukungan ini meliputi pelatihan dan
Pada Ranah ini berfokus pada aspek hasil issu keamanan.
keluaran dari IT. Ranah ini meliputi area
seperti pengeksekusian

Tabel 2.1 Daftar High Level Control Objectives dari Delivery And Support
DS1 Mendefinisikan dan Mengelola tingkat layanan
DS2 Mengelola layanan pihak ketiga
DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas
DS4 Memastikan layanan yang berkelanjutan
DS5 Memastikan keamanan sistem
DS6 Mengidentifikasi dan mengalokasi biaya
DS7 Mendidik dan melatih pengguna
DS8 Mengelola Service dan insiden
DS9 Mengelola konfigurasi
DS10 Mengelola Permasalahan
DS11 Mengelola Data
DS12 Mengelola lingkungan fisik
DS13 Mengelola operasi
Secara organisasional dan infrastruktur
2.3.2 Plan and Organize (Perencanaan untuk mencapai hasil optimal dan untuk
dan Organisasi / PO) menghasilkan keuntungan terbaik dari
pengguna IT. Tabel 1.2. Memperlihatkan
Ranah ini meliputi penggunaan IT dan daftar high level control objectives dari
bagaimana cara terbaik menggunakannya ranah ini.
dalam sebuah perusahaan untuk membantu
perusahaan tersebut mencapai tujuannya.
Ranah ini juga menekankan bentuk IT

Tabel 2.2. High Level Control Objektives dari Plan and Organize
PO1 Mendefinisikan rencana strategi TI
PO2 Mendefinisikan arsitektur informasi
PO3 Menentukan arahan teknologi
PO4 Mendefinisikan proses TI, organisasi dan keterhubungan
PO5 Mengelola investasi
PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen
PO7 Mengelola sumber data TI
PO8 Mengelola Kualitas
PO9 Menaksir dan mengelola resiko TI
PO10 Mengelola proyek
perusahaan saat ini. Ranah ini juga ditujukan
2.3.3 Acquire and Implement (Akuisisi untuk pengembangan rencana perawatan
dan Implementasi / AI) yang perusahaan harus miliki dengan tujuan
memperpanjang system IT dan komponen-
Ranah ini meliputi pengidentifikasian komponennya.
kebutuhan IT, Kepemilikian teknologi, dan
implementasinya kedalam proses bisnis

Tabel 2.3. Daftar high level control objectives dari ranah ini.
AI1 Mengidentifikasi Solusi Otomatis
AI2 Memperoleh dan memelihara perangkat lunak aplikasi
AI3 Memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi
AI4 Memungkinkan operasional dan penggunaan
AI5 Memenuhi Sumber Data TI
AI6 Mengelola Perubahan
AI7 Instalasi dan akreditasi solusi beserta perubahannya
kebutuhan relugasi. Monitoring juga terkait
dengan issu assessment yang independen
2.3.4 Monitoring and Evaluate terhadap keefektifan system IT dalam
(Pengawasan dan Evaluasi/ME) kemampuan memenuhi tujuan bisnis. Tabel
1.4 memperlihatkan daftar high level
Ranah ini berhubungan dengan strategi objectives dari ranah ini.
perusahaan dalam meng-acces kebutuhan
perusahaan dan apakah system IT yang ada
saat ini masih memenuhi tujuan desainnya
dan control yang dibutuhkan terhadap
Tabel 2.4. High Level Control Objective dari Monitoring
ME1 Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI
ME2 Mengawasi dan mengevaluasi control internal
ME3 Memastikan pemenuhan terhadap kebutuhan eksternal
ME4 Menyediakan tata kelola TI
kinerga layanan peminjaman Sarana &
Keempat Domain tersebut dapat pula Prasarana di Perwakilan BKKBN Provins
digambarkan dalam bentuk gambar dibawah ABCD dimana aktivitas layanan tersebut
ini yang juga terdapat 34 High level menjadi tanggungjawab kerja suatu sub
objectives dan 6 Publikasi. bagian yaitu sub bagian perlengkapandan
perbekalan.
Tata kelola TI atau IT (Information
Technology) Governance merupakan 2.3.5 Maturity Models
struktur hubungan dan proses untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi COBIT mempunyai model kematangan
untuk mencapai tujuannya dengan (maturity models) (5) untuk mengontrol
menambahkan nilai ketika menyeimbangkan proses-proses TI dengan menggunakan
risiko dibandingkan dengan TI dan metode penilaian (scoring) sehingga suatu
prosesnya. Dalam tesis ini akan dihasilkan organisasi dapat menilai proses-proses TI
suatu rekomendasi IT Governance yang yang dimilikinya dari skala dari 0 sampai 5).
merupakan pengembangan dari IT Maturity model yang ada pada COBIT
Governance yang dilaksanakan oleh Institusi dapat dilihat pada tabel II.1 berikut ini :
Perwakilan BKKBN Provins ABCD,
Rekomendasi ini dibuat guna meningkatkan

Tabel 2.5 Deskripsi Maturity model COBIT


PILIHAN KRITERIA
Level 0 Organisasi belum mengenal isu-isu yang berkaitan proses TI.
(Non-existent)

Level 1 a. Aktifitas TI telah dikenal dan telah menyadari akan pentingnya


(Initial) aktifitas tersebut, tetapi belum ada usaha untuk melaksanakannya.
Kalaupun ada hanya hanya bersifat perorangan, tidak konsisten
(perkasus).
b. Tidak ada penilaian yang standard dan monitoring hanya
dilakukan apabila aktifitas TI telah menimbulkan kerugian bagi
institusi.

Level 2 a. Aktifitas TI dilakukan secara berulang, berjalan sebagai


(Repeatable) kebiasaan/budaya tanpa adanya prosedur yang tertulis secara
jelas.
b. Indicator kinerja sedang dalam pengembangan .
c. Tidak ada pembagian tugas yang jelas dan tidak tertulis secara
jelas sehingga seorang petugas dapat menangani banyak aktifitas
TI.

Level 3 a. Pentingnya menerapkan tata kelola TI yang baik telah dipahami


(Defined) dan diterima.
b. Aktifitas TI dilaksanakan mengacu pada procedure yang baku ,
tertulis secara jelas dan didokumentasikan.
c. Pihak manajemen telah mengkomunikasikan standarisasi
procedure yang telah dibakukan.
d. Pembagian tugas dilakukan dengan jelas ,tertulis dan
didokumentasikan.

a. Konsep tata kelola TI yang baik telah diterapkan secara


Level 4 keseluruhan pada setiap lapisan yang terlibat (pengelola dan
(Managed and pemakai ) dan disertai latihan formal.
Measurable) b. Dikelola dengan baik, ukuran kinerja aktifitas TI dapat dinyatakan
dalam bentuk kwalitatif dan dapat dimonitor serta dianalisa
tingkat kepatuhannya terhadap prosedur yang telah ditetapkan
c. Didefenisikan toleransi terhadap efisiensi dan efektifitas hasil
pelaksanaan aktifitas .
d. Pembagian tugas/Tanggung-Jawab didefenisikan secara jelas
(pemilik/pelaksana aktifitas ditetapkan), tertulis, terdokumentasi
dan dimonitor.
e. Semua stakeholders yang terlibat (pengelola dan user ) menyadari
resiko, arti penting penerapan tata kelola TI dengan baik dan
benar.

Level 5 a. Pelaksanaan aktifitas telah mengacu pada proses pembelajaran


(Optimised) terhadap pengalaman institusi ybs dan institusi lain.
b. TI digunakan secara luas (ekstensif), terintegrasi dan dilakukan
secara optimal untuk mengotomatisasi Workflow dan tersedia
tools untuk meningkatkan mutu dan efektivitas.
c. Resiko dan hasil pelaksanaan dari proses IT didefenisikankan,
dikomunikasikan dan disesuaikan antar Institusi.
d. Penggunaan teknologi yang optimal untuk mendukung
monitoring, pengukuran, analisa, pelatihan dan komunikasi.

manajemen mengenai hasil yang didapatkan


Setelah semua nilai pernyataan maturity agar supaya penilaian sistem informasi yang
model diisi, maka semua nilai tersebut dilakukan merupakan kondisi riil dari
dijumlahkan. Kuesioner tersebut diisi pengelolaan yang sedang berjalan di
berdasarkan hasil pengamatan dan observasi perusahaan.
yang dilakukan, serta kemudian dilakukan
diskusi dan cross-check dengan pihak
Tabel 2.6 Representasi Tingkat Kematanga COBIT
Sumber : ITGI 2007)
0 – 0.5 0 : Non Existent (Tidak ada)
0.51 – 1.5 1 : Initial / Ad Hoc (Inisial)
2.51 – 3.5 2 : Repeatable But Intuitive (Pengulangan proses berdasarkan intuisi)
2.51 – 3.5 3 : Defined Process (Proses telah didefinisikan)
3.51 – 4.5 4 : Managed and Measurable (Dikelola dan terukur)
4.51 – 5 5 : Optimised (Optimalisasi)
domain dikalikan dengan bobot skala
Indeks Kematangan Atribut setiap modul kemudian dibagi dengan jumlah responden
domain dipoeroleh dari menjumlahkan seperti berikut ini :
jumlah responden yang menjawab untuk
setiap skala sikap pada setiap module

Penghitungan Indeks Kematangan Atribut

∑(Total Jawaban x Bobot)


Indeks Kematangan Atribut = Jumlah Responden
Penghitungan Indeks Kematangan
∑Indeks Kematangan Atribut
Indeks Kematangan =
∑ Activities

(DR. Suhono Harsa Supangkat dan I Made Ari Jaya N., 2006)
3. Target perbaikan bagi perusahaan – ke
Framework COBIT disusun dengan mana perushaaan ingin dibawa
karakteristik berfokus pada bisnis (business 4. Jalur pertumbuhan yang diperlukan
focused), berorientasi pada proses (process- antara “as – is” dan “to – be”
oriented), berbasis pada pengendalian
(controls-based) dan terarah kepada Secara umum, tingkat kematangan proses TI
pengukuran (measurement-driven). Model dibagi menjadi enam tingkat mulai dari
kematangan (maturity models) adalah alat tingkat kematangan 0 sampai dengan tingkat
bantu yang dapat digunakan untuk kematangan 5. Selain keenam tingkat
melakukan benchmarking dan self-assement tersebut, Tingkat Kedewasaan disusun oleh
oleh manajemen TI untuk menilai atribut-atribut sebagai berikut :
kematangan proses TI. 1. Awareness and Communication (AC)
2. Policies, Standards and Procedures
Dengan model kematangan, manajemen bisa (PSP)
mengidentifikasi :
1. Kinerja aktual dari perusahaan – di 3. Tools and Automation (TA)
mana posisi perusahaan saat ini. 4. Skills and Expertise (SE)
2. Status industri sat ini – perbandingan 5. Responsibility and Accountabilyty (RA)
6. Goal Setting and Measurement (GSM)

Tabel 2.7 Tingkat Kedewaaan umum dalam COBIT 4.1


Level Kriteria Kedewasaan
0 : Non Existent Perusahaan bahkan tidak mengetahui bahwa terdapat permasalahan
yang harus diatasi
1 : Initial / Ad Tidak terdapat proses standar, namun menggunakan pendekatan ad hoc
Hoc yang cenderung diperlukan secara individu atau per kasus.
2 : Repeatable Proses dikembangkan ke dalam tahapan di mana proses yang serupa
But Intuitive diikuti oleh pihak-pihak yang berbeda untuk pekerjaan yang sama
3 : Defined Prosedur distandarisasi dan didokumentasikan kemudian
Process dikomunikasian melalui pelatihan.
4 : Managed and Manajemen mengawasi dan mengukur kepatutan terhadap prosedur dan
Measurable mengambil tindakan jika proses tidak dapat dikerjakan secara efektif.
5 : Optimised Proses telah dipilih ke dalam tingkat praktek yang baik berdasarkan
hasil dari perbaikan berkelanjutan dan permodelan kedewasaan dengan
perusahaan lain.
yang mana harus diperbaiki. Proses analisis
gap mencakupo penetapan, dokumentasi,
dan sisi positif keragaman keinginan dan
Analisis GAP (jarak) adalah suatu metode / kapabilitas (sekarang). Analisis gap untuk
alat membantu suatu lembaga sistem informasi dalam pengelolaan
membandingkan performansi aktual dnegan pelayanan di Sub Bagian Perlengkapan dan
performansi potensi. Operasionalnya dapat Perbekalan BKKBN Perwakilan Provinsi
diungkapkan dengan dua pertanyaan berikut ABCD dengan melihat dari kenyataan yang
: “di mana kita sekarang?” dan “di mana kita ada sekarang dan dengan harapan ke
inginkan?”. Tujuan analisis gap untuk depannya memunculkan gap-gap sebagai
mengidentifikasi gap antara alokasi optimis berikut :
dan integrasi input, serta ketercapaian 1. Perbedaan antara spesifikasi kualitas
sekarang. Analisis gap membantu pelayanan pada Sub Bagian
organisasi/lembaga dalam mengungkapkan Perlengkapan dan Perbekalan BKKBN
Perwakilan Provinsi ABCD dengan b) Ketiadaan atau kekurangan
penyampaian pelayanan yang nyata. integritas dan resiko kerahasiaan
Gap ini dapat diatasi dengan c) Efisiensi biaya dan operasi
standarisasi cara pelayanan kepada d) Konfirmasi reliabilitas
user. Dapat dilihat sekaran kualitas e) Efektivitas dan Pemenuhan
pelayanan di Sub Bagian Perlengkapan
dan Perbekalan BKKBN Perwakilan
Provinsi ABCD yang masih dapat 3) Key Performance Indicators (KPI)
ditingkatkan lagi, sedangkan Menetapkan ukuran untuk menentukan
harapannya adalah pihak Sub Bagian bagaimana proses TI dilaksanakan
Perlengkapan dan Perbekalan BKKBN dengan baik yang memungkinkan
Perwakilan Provinsi ABCD sendiri tujuan tersebut tercapai. Secara ringkas
dapat menambah atau meningkatkan dapat diuraikan sebagai berikut :
layanan agar dirasakan oleh seluruh a) CSF, untuk mendapatkan proses
user yang terkait. dalam pengendalian
2. Perbedaan antara kualitas pelayanan b) KGI, untuk memantau pencapaian
yang diharapkan dengan yang dirasakan tujuan proses
pemakai layanan. c) KPI, untuk memantau kinerja
3. Adanya kesenjangan antara layanan dalam setiap proses.
yang diinginkan oleh pengguna dengan
layanan yang diberikan oleh Sub III. METODOLOGI PENELITIAN
Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
BKKBN Perwakilan Provinsi ABCD. Langkah-langkah pelaksanaan audit sistem
Dengan adanya perbedaan performance informasi ini akan mengacu pada contoh
actual dan performance potensi ini yang baik (best practice) dengan kerangka
dapat digunakan oleh Sub Bagian kerja COBIT. Dalam pelaksanaanya, akan
Perlengkapan dan Perbekalan BKKBN digunakan prosedur uji kepatutan di mana
Perwakilan Provinsi ABCD sebagai auditor akan mengevaluasi keadaan eksisting
bahan pertimbangan untuk evaluasi organisasi dengan standar pengelolaan
kebijakan manajemen. Apa yang bisa proses TI yang didefinisikan dalam kerangka
dilakukan perusahaan? Apa yang harus kerja COBIT.
dilakukan perusahaan? Apa yang harus
diketahui perusahaan? Apa yang
perusahaan ketahui?

Selain itu, dalam kerangka kerja COBIT 3.1 Perencanaan (Planning)


juga memaskkan bagian-bagian seperti :
1) Critical Success Factors (CSF) Melakukan studi literatur terhadap dokumen
Menetapkan masalah terpenting atau Badan Kependudukan dan Keluarga
tindakan untuk manajemen mencapai Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi
pengendalian proses TI. CFS harus ABCD yang berkaitan dengan Visi dan Misi,
mengatur orientasi pedoman sasaran tujuan dan rencana strategis Badan
implementasi dan mengidentifikasi hal Kependudukan dan Keluarga Berencana
terpenting yang dilakukan secara Nasional (BKKBN) Provinsi ABCD serta
strategis, teknis, organisasional atau strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait
prosedur. dengan pengelolaan investasi IT.
2) Key Goal Indicators (KGI)
Menetapkan ukuran yang mengarahkan 3.1.1 Tujuan Audit
manajemen setelah fakta apakah proses
IT telah mencapai kebutuhan bisnisnya, Pada tahap ini peneliti harus menentukan
biasanya digambarkan atas kriteria bidang apa saja yang akan dilakukan audit.
informasi : Audit sistem informasi pada Badan
a) Ketersediaan informasi diperlukan Kependudukan dan Keluarga Berencana
untuk mendukung kebutuhan bisnis Nasional (BKKBN) Provinsi ABCD ini
dilakukan di Sub Bagian Perlengkapan dan
Perbekalan dengan fokus pada proses 3.1.2 Ruang Lingkup Audit Sistem
pelayanan pengadaan barang, inventarisasi Informasi
dan pemutakhiran data, dan perawatan.
Dalam mengelola proses tersebut Sub Ruang lingkup kerangka kerja COBIT
Bagian Perlengkapan dan Perbekalan berawal dari wawancara yang dilakukan
menggunakan beberapa aplikasi bantu. peneliti kepada pihak yang terkait, dapat
Pihak internal IT membangun aplikasi dilihat pada tabel 3.1
pendukung. Sampai saat ini
pengimplementasian aplikasi tersebut belum
pernah diaudit untuk memastikan
keselarasan dengan tujuan bisnis TI.
Proses Pengendalian Sistem Faktor resiko yang harus dievaluasi, serta bagaimana
Informasi teknologi informasi dapat memenuhi manajemen informas
DS1 Menetapkan dan mengatur tingkat layanan (define
and manage service levels)

DOMAIN DS10 Mengelola kegiatan dan permasalahan (manage


problems and incidents)

DS12 Mengelola fasilitas (manage facilities)

3.1.2.1 DS1 Menetapkan dan mengatur DS12. 1. Pemilihan lokasi dan


tingkat layanan (define and tata letak
manage service levels) DS12. 2. Tindakan keamanan
fisik
DS1. 1. Layanan tingkat DS12. 3. Akses fisik
manajemen DS12. 4. Perlindungan terhadap
DS1. 2. Definisi Layanan faktor lingkungan
DS1. 3. Perjanjian Layanan DS12. 5. Fasilitas fisik manajemen
DS1. 4. Perjanjian Operasional
DS1. 5. Pemantauan dan Berdasarkan pengelompokkan tersebut,
pelaporan pencapaian layanan dapat dijabarkan proses-proses TI yang
DS1. 6. Review perjanjian dan terkait dengan domain yang telah ditentukan.
kontrak Setelah diperoleh tujuan TI yang sesuai
dengan perspektif proses pelayanan internal,
3.1.2.2 DS10 Mengelola kegiatan dan maka selanjutnya adalah proses TI yang
permasalahan (manage problems mendukung tujuan TI tersebut.
and incidents)
Pelaksanaan audit pada dasarnya melakukan
DS10. 1. Identifikasi dan pencarian bukti proses TI yanga da dalam
klarisikasi masalah institusi dengan menyesuaikan standar
DS10. 2. Pelacakan masalah dan proses TI yang didefinisikan dalam COBIT.
solusi Bukti tersebut akan digunakan untuk
DS10. 3. Penutupan / pengakhiran melaksanakan perhitungan standar
masalah pelayanan sehingga dapat temuan yang
DS10. 4. Integrasi konfigurasi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
manajemen, kejadian dan masalah dalam penentuan tingkat pelayanan.
Responden dalam penelitian ini dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu user dan
manajemen.
3.1.2.3 DS12 Mengelola fasilitas (manage
facilities) 3.1.3 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan Perbekalan pada BKKBN Provinsi ABCD
mengumpulkan beberapa teori, metode atau dan melalui data-data yang telah dipublikasi
model pada sub bagian perlengkapan dan secara internal dan dapat dijaga
perbekalan di bidang sistem informasi keabsahannya. Description of maturity level
atapun teknologi informasi pada umumnya. terdiri dari enam level (0 sampai 5) yang
Teori metode ataupun tersebut merupakan menggambarkan tingkat kehandalan
metode yang banyak digunakan dan menjadi aktivitas pengendalian sistem informasi yang
acuan dalam kegiatan akademis, industri dirangkum oleh ISACA dari konsensus
maupun praktisi teknologi informasi pada berbagai pendapat ahli dan praktek terbaik
umumnya. di bidang teknologi informasi yang bersifat
generik dan telah dijadikan sebagai standar
Adapun sasaran dari pustaka itu sendiri internasional. Adapun jumlah populasi
adalah : sebanyak 407 orang dan berdasarkan rumus
1) Untuk dapat melihat gambaran umum pada pengambilan sampel didapati
mengenai metode dan kerangka kerja responden berjumlah 69 orang,
yang digunakan dalam ruang lingkup pengukuran dilakukan terhadap fakta-fakta
audit sistem informasi. kematangan pengendalian proses yang
2) Membandingkan kerangka kerja yang terjadi di dalam organisasi dengan
ada, dengan melakukan identifikasi mneggunakan kuesioner yang dirancang
pola serta mencari kesepadanan dalam melalui COBIT Management Guidelines.
kerangka kerja tersebut yang dijadikan Description of maturity level dapat
sebagai alat untuk mengkaji digambarkan sebagai sekelompok
pengelolaan investasi teknologi pernyataan yang terstruktur di mana masing-
informasi perusahaan. masing deskripsi berisi pernyataan yang
dapat bernilai sesuai atau tidak sesuai, dan
3.2 Pemeriksaan Lapangan (Field Work) sebagian sesua atau sebagian tidak sesua.
Data yang diperoleh dapat dengan berbagai
Penelitian ini bersifat pendekatan survei. metode yaitu :
Alat analisis yang digunakan dalam a. Kuisioner, yaitu dengan cara
penelitian ini adalah dengan prosedur membagikan kuisioner kepada setiap
standar COBIT (Control Objective for bagian yang tergolong manajemen.
Information and Related Technology) yang Adapun jumlah manajemen yang
dikeluarkan oleh ISACA (Information tersebar sejumlah 19. Selain itu
systems Audit and Control Association). kuisioner yang disebarkan kepada user
sejumlah 50 responden sehingga secara
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini keseluruhan didapat total responden 69
adalah data primer dan sekunder yang orang dengan rincian dapat dilihat pada
diperoleh dengan metode kuisioner tentang tabel 3.2 berikut.
pelayanan di Sub Bagian Perlengkapan dan
No Kategori Responden
1 Manajemen 1. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi ABCD
2. Sekretaris
3. Auditor
4. Kepala Bidang Informatika Keluarga dan Analisis Program
5. Kepala Bidang Pengendalian KB dan Kes. Reproduksi
6. Kepala Bidang Pengendalian K.S dan Pemberdayaan
Keluarga
7. Kepala Bidang Pelatihan dan Pengembangan
8. Ka. Subbag Perencanaan
9. Ka. Subbag Hukum dan Kepegawaian
10. Ka. Subbag Tata Usaha
11. Ka. Subbag Perlengkapan dan Perbekalan
12. Ka. Subbag Supervisi Program Ketenagaan
13. Ka. Subbag Supervisi Umum
14. Ka. Subbag Pengolahan Pelayanan Informasi dan Dokumen
15. Ka. Subbag Analisis dan Evaluasi Program
16. Ka. Subbag Pelaporan dan Statistika
17. Ka. Subbag Remaja dan perlindungan Hak-Hak Reproduksi
18. Ka. Subbag Advokasi, Komunikas, Informasi dan
Dokumentasi
19. Ka. Subbag Jaminan Pelayanan KB
2 User 1. Seksi Supervisi Program Ketenagaan 4 orang
2. Seksi Supervisi Umum 4 orang
3. Seksi Pengolahan Pelayanan Informasi dan Dokumen 5
orang
4. Seksi Analisis dan Evaluasi Program 5 orang
5. Seksi Pelaporan dan Statistika 4 orang
6. Seksi Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi 5
orang
7. Seksi Peningkatan Partispasi Pria 3 orang
8. Seksi Penanggulangan Masalah PMKR dan KHIBA 2 orang
9. Seksi Jaminan Pelayanan KB 1 orang
10. Seksi Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Dokumentasi 1
orang
11. Seksi Institusi dan Peran Serta 1 orang
12. Seksi Pengembangan Keluarga dan Peningkatan Keluarga
Lingkungan Keluarga 2 orang
13. Seksi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga 2 orang
14. Seksi Penyelenggaraan 3 orang
15. Seksi Program dan Evaluasi 3 orang
16. Widya Iswara 5 orang
mengukur maturity model dengan langkah-
b. Studi Pustaka, yaitu dengan cara langkah sbeagai berikut :
mempelajari literatur yang relevan a. Rentang jawaban dibagi dalam 5 skala
dengan penelitian guna memperoleh yaitu : 1-2-3-4-5 dengan pemenuhan
gambaran teoritis mengenai (compliance value) terhadap masing-
pengevaluasian keutuhan TI dengan masing skala yaitu : 1 – 2 – 3 – 4 – 5
metode maturity level pada kerangka masing-masing bobot dari pemenuhan
kerja COBIT. Selain itu untuk tersebut menunjukkan tingkat
menunjang kelengkapan dan ketajaman persetujuan terhadap pertanyaan.
analisis, diperlukan sumber referensi b. Setiap angka pada maturity level
seperti : teksbook, prosiding, internet compliance value (C) kemudian dibagi
dan makalah ilmiah yang relevan dengan total keseluruhan perolehan
dengan penelitian ini. maturity level compliance value,
c. Rencana kegiatan penelitian yang akan sehingga akan diperooleh normalized
dilakukan adalah penyebaran kuisioner maturity level compliance value.
dan melakukan wawancara dengan c. Setiap angka pada maturity level (M)
pihak terkait untuk mendapatkan data kemudian dikalikan dengan normalized
yang akan diproses / dihitung maturity level compliance value dari
menggunakan rumusan maturity level. masing-masing level (D) sehingga
nantinya akan diperoleh nilai kontribusi
3.2. Teknik Pengolahan Data untuk setiap maturity level.

Pengolahan data ini bertujuan untuk Selaras dengan metode COBIT, Skala Likert
menentukan posisi maturity model digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
berdasarkan pendekatan COBIT yang telah dan persepsi seseorang atau sekelompok
dicapai perusahaan pada saat ini. Dalam orang tentang fenomena sosial. Dengan
penelitian ini, digunakan penilaian yang Skala Likert, variabel akan diukur
dikemukakan oleh ITGI (2007) untuk dapat dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item- sampai sangat negatif, yang dapat berupa
item instrumen yang dapat berupa kata-kata antara lain : Sangat Penting (SP),
pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting
item instrumen yang menggunakan Skala (TP), Sangat Tidak Penting (STP).
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
Tabel 3.3 Representasi Tingkat Kematangan COBIT
0 – 0.5 0 : Non Existent (Tidak Ada)
0.51 – 1.5 1 : Initial / Ad Hoc (Inisial)
1.5 – 2.5 2 : Repeatable But Intuitive (Pengulangan Proses berdasarkan Intuisi)
2.51 – 3.5 3 : Defined Process (Proses telah didefinisikan)
3.51 – 4.5 4 : Managed and Measurable (Dikelola dan Terukur)
4.51 – 5 5 : Optimised (Optimalisasi)
Sumber : ITGI (2007)
3.3 Pelaporan (Reporting) pelaksanaan audit sistem informasi
manajemen asset yang baru nilai
Setelah kuisioner disebarkan, maka akan kematangan tiap-tiap proses, serta temuan
didapat data yang akan diproses untuk hingga membuat rekomendasi untuk
dihitung berdasarkan perhitungan maturity meningkatkan kematangan keberlangsungan
level. Untuk selanjutnya dilakukan beberapa proses bisnis di kemudian hari.
tahapan dalam pelaporan, yaitu :
- Hasil audit berisi temuan sekarang 4.1 Hasil Evaluasi Maturity Level saat
(current maturity level) dan harapan ini (Performance)
pada masa yang akan datang (expected
maturity level) Sistem Informasi pada Sub Bagian
- Dilakukan analisis gap untuk Perlengkapan dan Perbekalan BKKBN
melakukan analisa interprestasi hasil Provinsi ABCD yang ada pada saat ini
current maturity level dan expected. berdasarkan pengamatan peneliti, masih
- Rekomendasi berisi tindakan korektif terdapat kekurangan pada menertibkan
mengatasi gap yang dilakukan untuk perjanjian dengan user yang terkait dan
mendapai perbaikan yang dilakukan operasional, bagaimana melakukan
untuk institusi tersebut. Tindakan ini pemantauan dan pelaporan pencapaian
bagaimana menghasilkan nilai sistem layanan, review perjanjian kontrak,
infomrasi yang optimal. menyelesaikan masalah yang ada dan
mengantisipasi agar tidak terjadi
3.4 Tindak Lanjut (Follow Up) permasalahan yang sama, dan terakhir
Setelah rekomendasi diserahkan kepada adalah bagaimana melakukan tindakan
BKKBN Provinsi ABCD, maka untuk keamanan terhadap aset secara fisik serta
selanjutnya wewenang perbaikan menjadi bagaimana pengaturan tata letak agar aset
tanggung jawab pihak BKKBN Provinsi dapat dimaksimalkan kegunaannya.
ABCD apakah akan diterapkan atau hanya
menjadi acuan untuk perbaikan di masa yang Secara umum sistem informasi TI saat ini
akan datang. dapat dilihat dari hasil perhitungan
kematangan (maturity level) sistem
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN informasi pada Sub Bagian Perlengkapan
dan Perbekalan BKKBN Provinsi ABCD
pada level manajemen yang selengkapnya
Pada bab ini membahas hasil analisa yang
dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2.
diperoleh dari penyebaran kuesioner, selama
Tabel 4.1 Tabel Tingkat Kematangan Maturity Level Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
responden kategori manajemen
Current Expected
Domain Proses
Maturity Maturity
DS1.1 Layanan Tingkat Manajemen 3.40 4.36
DS1.2 Definisi Layanan 3.34 4.26
DS1.3 Perjanjian Layanan 3.17 4.44
DS1.4 Perjanjian Operasional 3.36 4.28
DS1.5 Pemantauan dan Pelaporan Pencapaian Layanan 3.38 4.27
DS1.6 Review Perjanjian dan Kontrak 3.36 4.26
DS10.1 Identifikasi dan Klasifikasi Masalah 3.42 4.25
DS10.2 Pelacakan Masalah dan Solusi 3.44 4.25
DS10.3 Penutupan / Pengakhiran Masalah 3.50 4.38
DS10.4 Integrasi Konfigurasi Manajemen, Kejadian dan 3.40 4.22
Masalah
DS12.1 Pemilihan Lokasi dan Tata Letak 3.41 4.29
DS12.2 Tindakan Keamanan Fisik 3.50 4.38
DS12.3 Akses Fisik 3.44 4.29
DS12.4 Perlindungan terhadap faktor lingkungan 3.48 4.35
DS12.5 Fasilitas Fisik Manajemen 3.54 4.60

Tabel 4.2 Tabel Tingkat Kematangan Maturity Level Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
responden kategori user
Current Expected
Domain Proses
Maturity Maturity
DS1.1 Layanan Tingkat Manajemen 3.39 3.92
DS1.2 Definisi Layanan 3.47 4.69
DS1.3 Perjanjian Layanan 3.76 4.31
DS1.4 Perjanjian Operasional 3.46 4.21
DS1.5 Pemantauan dan Pelaporan Pencapaian Layanan 3.48 3.90
DS1.6 Review Perjanjian dan Kontrak 3.44 3.94
DS10.1 Identifikasi dan Klasifikasi Masalah 3.50 4.00
DS10.2 Pelacakan Masalah dan Solusi 3.57 4.09
DS10.3 Penutupan / Pengakhiran Masalah 3.48 4.04
DS10.4 Integrasi Konfigurasi Manajemen, Kejadian dan 3.31 4.40
Masalah
DS12.1 Pemilihan Lokasi dan Tata Letak 3.50 4.15
DS12.2 Tindakan Keamanan Fisik 3.66 4.01
DS12.3 Akses Fisik 3.37 4.15
DS12.4 Perlindungan terhadap faktor lingkungan 3.77 4.38
DS12.5 Fasilitas Fisik Manajemen 3.72 4.32

Maturity Level pada tabel 4.1 diperoleh dari Current Maturity Level saat ini
hasil rata-rata kuesioner yang disebar kepada (performance) pada Sub Bagian
69 responden yang dibagi menjadi 2 Perlengkapan dan Perbekelan responden
kategori, user dan manajemen secara rinci kategori user dan manajemen dapat juga
dapat dilihat pada lampiran 1 (satu). digambarkan 4.1 dalam grafik radar berikut :
DS1.1
DS12.5 5 DS1.2
4
DS12.4 DS1.3
3
2
DS12.3 DS1.4
1
Current Maturity
0
DS12.2 DS1.5 Expected Maturity

DS12.1 DS1.6

DS10.4 DS10.1
DS10.3 DS10.2

Gambar 4.1 Performance User dan Manajemen

Secara umum maturity level Sub Bagian


Perlengkapan dan Perbekalan dengan
menjumlah dan merata-ratakan dari rata-rata
setiap kategori maka didapat tingkat
kematangan (maturity level) sistem inforasi
Sub Bagian Perlengkapan dan perbekalan
pada BKKBN Provinsi ABCD yang
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Nilai Maturity Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekelan pada BKKBN Provinsi ABCD
menurut responden kategori user dan kategori manajemen saat ini (performance).
Domain Proses Current Maturity
Delivery and Support Manajemen 3.50
Delivery and Support User 3.40
Nilai Maturity menurut Manajemen dan User 3.45
pendekatan kepada pengelolaan proses
Dari gambar dan tabel 4.3 dapat dilihat sudah terorganisasi.
bahwa rata-rata tingkat kematangan saat ini
(current maturity level) untuk domain 4.2 Analisa Kesenjangan Manajemen
Deliver and Support berada di sekitar level 3
(Defined). Hal ini dapat dikatakan bahwa Acuan dalam sistem informasi Sub Bagian
dalam proses sistem informasi Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan BKKBN
Perlengkapan dan Perbekalan BKKBN Provinsi ABCD yang diberikan oleh
Provinsi ABCD terdapat beberapa pelayanan dengan menggunakan kerangka
permasalahan yang harus diketahui oleh kerja COBIT 4.1 adalah maturity level. Dari
perusahaan, adanya permasalahan yang gambar 4.1 dan hasil kuesioner yang
harus diatasi dalam waktu yang cepat, disebarkan terdapat expected maturity level
bagaimanapun juga tidak terdapat proses di level managed and measurable adalah
standar, namun menggunakan pendekatan pada level 4. Ternyata hasil perhitungan
defined yang cenderung diperlakukan secara current maturity level untuk proses Sub
individu atau per kasus. Secaraumum Bagian Perlengkapan dan Perbekalan yang
berjalan saat ini berada dibawah expected
maturity level. Berikut ini gap tingkat Provinsi ABCD yang digabamrkan dalam
kematangan sistem informasi Sub Bagian tabel 4.4 berikut:
Perlengkapan dan Perbekalan BKKBN

Tabel 4.4 Gap tingkat kematangan sistem informasi Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
Current Expected
Domain Proses
Maturity Maturity
DS1 Defined and manage services levels 3.33 4.31
DS 10 Manage problems and incidents 3.44 4.22
DS12 Manage Facilities 3.47 4.32
akan datang diharapkan dapat memenuhi
Tingkat kematangan saat ini (current proses yang dirasakan kurang pada
maturity level) yang terendah dalam domain performance yaitu : sudah tertibnya
DS berada pada proses DS1 yaitu perjanjian dengan user, konsisten melakukan
menetapkan dan mengatur tingkat layanan pemantauan dan pelaporan pencapaian
kepada user yang berada pada level 3.33, layanan, review perjanjian kontrak,
disebabkan pada proses DS1.3 yaitu menyelesaikan masalah yang ada dan sudah
perjanjian layanan, sementara itu tingkat memiliki standar penyelesaian pada masalah
kematangan saat ini (current maturity level) yang terjadi, dan terakhir adalah
yang tertinggi dalam domain DS berada menjelaskan prosedur tingkat keamanan
pada proses DS12 yaitu mengelola fasilitas terhadap asset secara fisik serta pengaturan
yang berada pada level 3.47. tata letak asset yang sesuai dengan standar
Untuk lebih jelasnya data perolehan dari yang ada.
respoden dan pengolahannya dapat dilihat
pada lampiran rekap hasil kuesioner. Secara umum sistem informasi TI saat ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan tingkat
kematangan (maturity level) sistem
4.3 Hasil Evaluasi Maturity Level yang informasi Sub Bagian Perlengkapan dan
diharapkan (Expectacy) perbekalan di BKKBN Provinsi ABCD pada
level manajemen yang selengkapnya dapat
Sistem informasi pada Sub Bagian dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6.
Perlengkapan dan Perbekalan di masa yang

Tabel 4.5 Expected Maturity Level Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan responden kategori
manajemen
Expected
Domain Proses
Maturity
DS1.1 Layanan Tingkat Manajemen 4.36
DS1.2 Definisi Layanan 4.26
DS1.3 Perjanjian Layanan 4.44
DS1.4 Perjanjian Operasional 4.28
DS1.5 Pemantauan dan Pelaporan Pencapaian Layanan 4.27
DS1.6 Review Perjanjian dan Kontrak 4.26
DS10.1 Identifikasi dan Klasifikasi Masalah 4.25
DS10.2 Pelacakan Masalah dan Solusi 4.25
DS10.3 Penutupan / Pengakhiran Masalah 4.38
DS10.4 Integrasi Konfigurasi Manajemen, Kejadian dan Masalah 4.22
DS12.1 Pemilihan Lokasi dan Tata Letak 4.29
DS12.2 Tindakan Keamanan Fisik 4.38
DS12.3 Akses Fisik 4.29
DS12.4 Perlindungan terhadap faktor lingkungan 4.35
DS12.5 Fasilitas Fisik Manajemen 4.60
Tabel 4.6 Expected Maturity Level Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan responden kategori
user
Expected
Domain Proses
Maturity
DS1.1 Layanan Tingkat Manajemen 3.92
DS1.2 Definisi Layanan 4.69
DS1.3 Perjanjian Layanan 4.31
DS1.4 Perjanjian Operasional 4.21
DS1.5 Pemantauan dan Pelaporan Pencapaian Layanan 3.90
DS1.6 Review Perjanjian dan Kontrak 3.94
DS10.1 Identifikasi dan Klasifikasi Masalah 4.00
DS10.2 Pelacakan Masalah dan Solusi 4.09
DS10.3 Penutupan / Pengakhiran Masalah 4.04
DS10.4 Integrasi Konfigurasi Manajemen, Kejadian dan Masalah 4.40
DS12.1 Pemilihan Lokasi dan Tata Letak 4.15
DS12.2 Tindakan Keamanan Fisik 4.01
DS12.3 Akses Fisik 4.15
DS12.4 Perlindungan terhadap faktor lingkungan 4.38
DS12.5 Fasilitas Fisik Manajemen 4.32
digambarkan 4.2 dalam grafirk radat berikut
Expected Maturity level pada Sub Bagian :
Perlengkapan dan Perbekalan responden
kategori user dan manajemen dapat juga

Gambar 4.2 Current dan Expectacy Manajemen dan User


kematangan (maturity level) sistem
Secara umum maturity level Sub Bagian informasi Sub Bagian Perlengkapan pada
perlengkapan dan perbekalan dengan BKKBN Provinsi ABCD yang selengkapnya
menjumlah dan merata-ratakan dari rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.7.
setiap kategori, maka didapat tingkat

Tabel 4.7 Nilai Maturity Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekelan pada BKKBN Provinsi ABCD
menurut responden kategori user dan kategori manajemen saat ini (performance).
Domain Proses Expected Maturity
Delivery and Support Manajemen 4.16
Delivery and Support User 4.32
Nilai Maturity menurut Manajemen dan User 4.24
Dari gambar 4.2 dan tabel 4.7 dapat dilihat 4.4 Analisa Kesenjangan User
bahwa rata-rata tingkat kematangan saat ini
(current maturity level) untuk domain Acuan dalam sistem informasi Sub Bagian
Deliver and Support berada di sekitar level 4 Perlengkapan dan Perbekalan BKKBN
(Managed and Measurable). Hal ini dapat Provinsi ABCD yang diberikan oleh
dikatakan bahwa dalam proses sistem pelayanan dengan menggunakan kerangka
informasi Sub Bagian Perlengkapan dan kerja COBIT 4.1 adalah maturity level. Dari
Perbekalan BKKBN Provinsi ABCD tidak hasil kuesioner yang disebarkan terdapat
terdapat permasalahan, permasalahan yang expected maturity level di level managed
ada dapat diatasi dalam waktu cepat. Harus and measurable adalah pada level 4. Hasil
terdapat proses standar, telah menggunakan perhitungan current maturity level untuk
pendekatan managed and measurable yang proses Sub Bagian Perlengkapan dan
cenderung diperlakukan sesuai dengan Perbekalan yang berjalan saat ini berada di
standar yang ada. Secara umum pendekatan bawah expected maturity level.
kepada pengelolaan proses sudah
terorganisasi dengan baik.

Tabel 4.8 Gap tingkat kematangan maturity level domain Deliver and Support
Current Expected
Domain Proses
Maturity Maturity
DS1 Defined and manage services levels 3.46 4.16
DS 10 Manage problems and incidents 3.50 4.13
DS12 Manage Facilities 3.54 4.20

Tingkat kematangan saat ini (current Untuk lebih jelasnya data perolehan dari
maturity level) yang terendah dalam domain respoden dan pengolahannya dapat dilihat
DS berada pada proses DS1 yaitu pada lampiran rekap hasil kuesioner.
menetapkan dan mengatur tingkat layanan
kepada user yang berada pada level 3.46, Sementara itu tingkat kematangan saat ini
disebabkan pada proses DS1.3 yaitu (current maturity level) dan tingkat
perjanjian layanan, sementara itu tingkat kematangan yang diharapkan expected
kematangan saat ini (current maturity level) maturity level dapat digambarkan pada
yang tertinggi dalam domain DS berada gambar 4.3.
pada proses DS12 yaitu mengelola fasilitas
yang berada pada level 3.54.
Gambar 4.3 Analisa Kesenjangan User
DS1 menggunakan Framework COBIT,
4.5 Analisa Gap Maturity Level proses- berada pada Level 3 (Defined Process),
proses TI dalam Pelaksanaan Sistem dengan kriteria kedewasaan : “Telah terdapat
Informasi pada Sub Bagian kesadaran akan pelayanan dan telah
Perlengkapan dan Perbekalan dipromosikan oleh manajemen”.

Berdasarkan dari tabel 4.8 dan gambar 4.3 Prosedur pelayanan IT telah didefinisikan
hasil perhitungan current maturity level dan dan selaras dengan kebijakan IT.
expected yang dihasilkan dengan Tanggungjawab untuk pelayanan TI telah
menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1, diberikan dan dipahami, namun tidak
sebagai acuan untuk mengukur maturity konsisten ditegakkan. Sebuah rencana
level dalam sistem informasi TI, di mana pelayanan TI dan solusi pelayanan telah
tingkat kematangan atau maturity level yang tersedia, didorong oleh analisis resiko.
diharapkan (expected maturity level) adalah Pelaporan mengenai pelayanan tidak
pada level 3 (defined process), perhitungan mengandung fokus bisnis yang jelas.
maturity level untuk proses TI yang ada pada Pengujian pelayanan Ad Hoc (misalnya,
saat ini current maturity level masih di pengujian instruksi) telah dilakukan.
bawah maturity level yang diharapkan Pelatihan pelaanan untuk TI dan bisnis telah
(expected maturity level). Untuk itu harus tersedia, tetapi hanya dijadwalkan dan
diakukan analisis menutupi gap antara dkelola secara informal.
current maturity level dan expected maturity
level tersebut. Tabel 4.8 memperlihatkan gap 4.6.2 Implikasi Manajemen pada
antara maturity level untuk setiap proses DS10
COBIT dalam domain DS01, DS10, dan
DS12 pada Sistem Informasi Sub Bagian Berdasarkan hasil evaluasi responden
Perlengkapan dan Perbekalan. kategori manajemen maupun kategori user,
model kematangan IT Sub Bagian
4.8 Implikasi Manajemen Perlengkapan dan Perbekalan pada Domain
DS10 menggunakan framework Cobit,
4.6.1 Implikasi Manajemen pada DS1 berada pada level 3 (defined process) dengan
kriteria kedewasaan: “personil mengenali
Berdasarkan hasil evaluasi responden kebutuhan untuk mengelola dan
kategori manajemen maupun kategori user, menyelesaikan penyebab masalah. Personil
model kematangan Sub Bagian kunci berpengetahuan memberikan beberapa
Perlengkapan dan Perbekalan pada Domain bantuan terhadap masalah yang berkaitan
dengan bidang keahlian mereka, tangung perilaku yang bersifat kritis terhadap
jawab atas manajemen masalah telah keberhasilan pencapaian tujuan, yaitu :
ditugaskan. Informasi telah disebarkan, a. Pelayanan dan pengolahan perjanjian
sehingga mengurangi masalah yang akan layanan dan operasional TI harus
datang, tetapi metode dalam pengelolaan ditingkatkan, dengan meningkatnya
kegiatan dan penyelesaian masalah perlu pelayanan TI maka kualitas TI pun akan
ditingkatkan lagi agar lebih dirasakan oleh meningkat.
seluruh penerima layanan Sub Bagian b. Manajemen harus rutin dalam
Perlengkapan dan Perbekalan pada BKKBN melakukan evaluasi dan monitoring
Provinsi ABCD”. pelaporan dan pelayanan agar hasil dan
kekurnagna dapat terpantau dan dapat
4.6.3 Implikasi Manajemen pada segera diperbaiki.
DS12 c. Review Perjanjian dan Kontrak telah
dilakukan sesuai dengan prosedur.
Berdasrakan hasil evaluasi responden
kategori manajemen maupun kategori user, 4.6.4.2 Key Performance Indicator (KPI)
model kematangan IT pada Domain DS12 pada DS01
menggunakan framework Cobit, berada pada
level 3 (defined process) dengan kriteria Key Performance Indicator (KPI) yang
kedewasaan : “menyediakan lingkungan harus dilaksanakan yaitu :
fisik yang sesuai yang melindungi sumber a. Peningkatan layanan opreasional kepada
daya dan personil terhadap bahaya buatan user secara kontinyu
manusia dan alam. Manajemen sarana dan b. Evaluasi dan monitoring pelayanan dan
peralatan telah dikelola dan terukur secara pelaporan dilakukan setiap 1 minggu
baik. Personil dapat bergerak di dalam c. Review perjanjian dan kontrak setiap 1
fasilitas yang sangat mendukung dalam minggu agar teknologi sistem informasi
mengelola fasilitas yang telah disediakan tetap update.
oleh BKKBN Provinsi ABCD. Manajemen
selalu memonitor pengendalian fasilitas
lingkungan atau pergerakan personil.” 4.6.4.3 Key Goal Indicator (KGI) pada
DS01
Usulan pengelolaan proses pada Sub Bagian
Perlengkapan dan Perbekalan, berdasarkan 1. Aktifitas layanan pengadaan,
hasil analisa kebutuhan dihasilkan model pemeliharaan, perawatan serta
tata kelola IT pada masing-masing proses peminjaman pada Sub Bagian
model tersebut meliputi : Perlengkapan dan Perbekalan dapat
memenuhi kebutuhan user hingga
4.6.4 Critical Success Factor (CSF), mencapai 95%.
Key Performance Indicator (KPI) 2. Meminimalisasikan kesalahan hingga
pada Delivery and Support (DS) 0% dalam pembuatan pelaporan
pengadaan, pemeliharaan, perawatan
Usulan pengelolaan proses pada Sub Bagian serta peminjaman pada Sub Bagian
Perlengkapan dan Perbekalan berdasrakan Perlengkapan dan Perbekalan.
hasil analisa kebutuhan yang dihasilkan 3. Tidak ada lagi kendala dalam
model tatakelola IT pada masing-masng penggunaan sistem informasi
proses. Model tersebut meliputi : pengadaan, pemeliharaan, perawatan
serta peminjaman pada Sub Bagian
4.6.4.1 Critical Success Factor (CSF) Perlengkapan dan Perbekalan.
pada DS01 4. Ketepatan waktu penyampaian untuk
setiap perjanjian pengadaan,
Menetapkan dan mengatur tingkat layanan pemeliharaan, perawatan serta
untuk Sub Bagian Perlengkapan dan peminjaman pada Sub Bagian
Perbekalan pada BKKBN Provinsi ABCD Perlengkapan dan Perbekalan yang
untuk mencapai pengendalian proses TI. dibutuhkan.
Merupakan kondisi-kondisi, kompetensi dan
4.6.4.4 Critical Success Factor (CSF) 4.6.4.7 Critical Success Factor (CSF)
pada DS10 pada DS12

Menetapkan masalah terpenting atau Menetapkan prosedur pengelolaan IT


tindakan untuk Sub Bagian Perlengkapan terhadap fasilitas yang ada untuk Sub Bagian
dan Perbekalan pada BKKBN Provinsi Perlengkapan dan Perbekalan pada BKKBN
ABCD untuk mencaai pengendalian proses Provinsi ABCD untuk mencapai pengelolaan
TI. Merupakan kondisi-kondisi, kompetensi proses TI. Merupakan kondisi-kondisi,
dan perilaku yang bersifat kritis terhadap kompetensi dan perilaku yang bersifat
keberhasilan pencapaian tujuan, yaitu : penting terhadap keberhasilan pencapaian
a. Pendefinisian masalah dan akar tujuan yaitu :
permasalahan dapat segera dicarikan a. Pengelolaan Keamanan fasilitas TI
solusi harus ditingkatkan, dengan menempati
b. Identifikasi dan klasifikasi masalah aset sesuai kebutuhan.
telah menggunakan prosedur atau cara b. Manajemen harus rutin dalam
yang sesuai dengan kondisi yang ada. melakukan evaluasi dan monitoring
c. Integrasi dan konfigurasi manajemen terhadap fasilitas yang ada.
atas kejadian c. Perlindungan aset terjamin dan
gangguan faktor manusia dan
4.6.4.5 Key Performance Indicator (KPI) lingkungan.
Pada DS10 d. Fasiitas yang disiapkan diletakkan
sesuai dengan kebutuhan.
Key Performance Indicator (KPI) yang
harus dilaksanakan yaitu : 4.6.4.8 Key Performance Indicators
a. Training/pelatihan untuk mengatasi (KPI) Pada DS12
masalah/problem yang sering dihadapi
telah dilakukan secara rutin setia 3 (tiga) Key Performance Indicators yang harus
bulan. dilaksanakan yaitu :
b. Pencarian akar masalah telah dilakukan a. Adanya pemantauan penggunaan asset
agar penyelesaian masalah tidak yang diberikan
memberikan kesan berpihak. b. Adanya pengawasan terhadap
c. Selalu dilakukan pengawasan penggunaan fasilitas secara formal
penyelesaian masalah agar tidak c. Adanya evaluasi/monitoring rutin setiap
berdampak negatif terhadap lingkungan. akhir bulan atau minggu keempat agar
d. Penyelesaian masalah diarahkan kepada kegunaan dan keberadaan fasilitas
kedua belah pihak dan tidak terjaga dari hal-hal yang merugikan
berkepanjangan. manajemen BKKBN Provinsi ABCD.

4.6.4.6 Key Goal Indicator (KGI) pada 4.6.4.9 Key Goal Indicator (KGI) pada
DS10 DS12

a. Terdapat beberapa metode yang jelas a. Penggunaan asset yang ada telah
dasar hukumnya dalam penyelesaian dikontrol secara sistematis
masalah. b. Tidak ada lagi asset yang tidak masuk
b. Mengatasi masalah yang akan datang dalam pengawasan manajemen
dengan prosedur yang telah disepakati c. Efisiensi biaya dari proses dan operasi
oleh manajemen. yang telah dilakukan dengan menjaga
c. Mengatasi permasalahan dan kegiatan dan mengoptimalisasikan fasilitas yang
dengan cepat dan efisien. diberikan.
d. Ketepatan waktu penyelesaian untuk d. Menghasilkan pelaporan yang sesuai
setiap penyelesaian masalah yang dengan standar yang ada, dan
dibutuhkan akan memberikan reaksi mencirikan fasilitas yang telah
positif dari user. optimalkan dioptimalkan.
4.7 Strategi Peningkatan Kualitas Berikut adalah beberapa indikator yang
Layanan Sistem Informasi Sub digunakan untuk mengukur pencapaian
Bagian Perlengkapan dan proses DS1 yaitu :
Perbekalan a. Besarnya prosentase tingkat
kepuasan dari stakeholder bisnis
Berdasarkan hasil maturity level pada tabel yang menerima layanan.
4.1 dan 4.2, diketahui bahwa maturity level b. Banyaknya jumlah layanan yang
sistem informasi Sub Bagian Perlengkapan belum tersedia dalam prosedur
dan Perbekalan sebagian besar berada pada layanan
level 3 (defined process), sesuai dengan c. Banyaknya pertemuan formal
maturity level yang diharapkan yakni level 4 peninjauan SLA dnegan sasaran
(managed and measurable). Agar bisnis per semester.
keseluruhan proses TI mencapai level yang
diharapkan, maka perlu dibuat strategi 2. DS10 Manage Problems (mengelola
perbaikan di seluruh proses TI pada domain masalah)
DS. Berikut ini adalah strategi kebijakan Fokus utama proses DS10 adalah
yang harus dilakukan oleh pihak manajemen merekam, melacak dan menyelesaikan
BKKBN Provinsi ABCD berdasarkan masalah operasional, menyelidik akar
Control Objective pada COBIT 4.1 agar masalah bagi semua permasalahan yang
tingkat kematangan yang diinginkan ada, dan mendefinisikan penyelesaian
(Expected Maturity Level) dapat terdapai bagi identifikasi masalah pengoperasian.
disertai dengan indiator pengukurannya. Langkah yang harus dilakukan agar
proses DS10 dapat mencapai maturity
1. DS1 Defined and Managed Service level 4 adalah sebagai berikut.
Level (menetapkan dan mengelola a. Mengidentifikasi masalah yang ada
tingkat layanan) dan mengklasifikasi berdasarkan
Fokus utama pada DS1 yaitu tingkat kerumitan masalah yang
mengidentifikasikan kebutuhuan dihadapi.
layanan, membuat kesepakatan tingkat b. Memeriksa status masalah,
layanan servis serta mengawasi melakukan analisis terhadap akar
pencapaian mutu layanan. permasalahan dan menyelesiakan
masalah.
Langkah yang harus dilakukan agar c. Mendokumentasikan permasalahan
proses DS1 dapat mencapai maturity yang dihadapi, menginventarisir
level 4 adalah sebagai berikut : yang dapat diselesiakan atau yang
a. Membuat kerangka kerja untuk belum dapat diselesaikan.
mendefinisikan layanan TI apa saja
yang dibutuhkan dan disediakan Berikut adalah beberapa indikator yang
bagi pelayanan kepada seluruh digunakan untuk mengukur pencapaian
user. proses DS10 yaitu :
b. Membuat buku panduan layanan a. Banyaknya masalah yang
c. Membuat kesepakatan dengan mempunyai tingkat kesulitan yang
pihak ketiga berupa service level berbeda dan dapat diselesaikan
aggrement (SLA) serta dengan prosedur dan pengambilan
menetapkan Operating Level keputusan yang tepat.
Agreement (OLA) untuk b. Besarnya prosentase masalah yang
mendukung SLA. diselesaikan sesuai dengan waktu
d. Melakukan pengawasan, membuat yang ditentukan.
laporan rutin terhadap kinerja c. Frekuensi pelaporan masalah yang
layanan dalam bentuk formal. diselesaikan meningkat dan sangat
e. Melakukan peninjauan terhadap membantu dalam mengurangi
kesepakatan dengan pihak ketiga masalah.
serta memperbaharui SOP layanan.
f. Membuat rencana pengembangan
layanan.
3. DS12 Managed the Pyhisical 2. Acuan dalam sistem informasi Sub
Environment (mengatur lingkungan fisik) Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
Fokus utama proses DS12 adalah pada BKKBN Provinsi ABCD yang
menyediakan dan memelihara diberikan oleh pelayanan dengan
infrastruktur TI dari akses, gangguan menggunakan kerangka kerja COBIT
dan pencurian. 4.1 adalah maturity level. Dari hasil
Langkah yang harus dilakukan agar kuesioner yang disebarkan terdapat
proses DS12 dapat mencapai maturity expected maturity level di level
level 4 adalah sebagai berikut : managed and measurable pada level 4.

a. Menentukan tingkat kebutuhan 3. Gap yang ada baik itu tingkat user
akan perlindunan infrastruktur maupun manajemen tidak menunjukkan
b. Memilih dan mengelola data, gap yang besar sehingga dapat diambil
peralatan dan berbagai asset yang kesimpulan apa yang diharapkan oleh
diberikan manajemen rata-rata sudah terpenuhi
c. Mendefinisikan dan menerapkan dan sistem sudah dijalankan.
prosedur untuk otorisasi akses fisk
serta pemeliharaan. 4. Rekomendasi yang dapat peneliti
ajukan adalah tambahkan domain-
Berikut beberapa indikator yang domain yang dinilai sehingga hasilnya
digunakan untuk mengukur pencapaian akan menjadi lebih baik dari saat ini.
proses DS12, yakni :
a. Banyaknya kejadian yang ada 5.2 Saran
akibat kelalaian dan kurangnya
pemeliharaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
b. Banyaknya kejadian karena dijadikan salah satu referensi dalam sistem
pelanggaran keamanan fisik. informasi TI secara lebih komprehensif.
Frekuensi penilaian dan peninjauan resiko- Penulis menyarankan BKKBN Provinsi
resiko yang akan terjadi pada infrastruktur. ABCD harus meminta Sub Bagian
Perlengkapan dan Perbekalan untuk
melakukan perbaikan berikut ini :
V. SIMPULAN DAN SARAN 1. BKKBN Provinsi ABCD harus
melakukan analisa yang lebih
5.1 Simpulan mendalam mengenai kualitas layanan
jasa yang telah dilakukan oleh Sub
Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
1. Dari hasil penelitian diperoleh
dengan mengacu kepada framework
simpulan, proses DS1, DS10, dan DS12
COBIT 4.1.
pada Domain Delivery and Service
2. BKKBN Provinsi ABCD harus
yang diberikan oleh Sub Bagian
melakukan perbaikan berdasarkan skala
Perlengkapan dan Perbekalan kepada
prioritas kepentingan tertinggi yang
BKKBN Provinsi ABCD secara umum
dapat mengganggu jalannya program
berada pada tingkat kematangan defined
BKKBN Provinsi ABCD untuk
process, yaitu terdapat bukti bahwa
menghindari kerugian besar apabila
institusi mengetahui adanya
terjadi gangguan yang diakibatkan oleh
permasalahan yang harus diatasi, dan
kualitas layanan Sub Bagian
telah diproses menggunakan metode
Perlengkapan dan Perbekalan.
yang telah distandarkan dalam
3. BKKBN Provinsi ABCD harus
penyelesaiannya, telah mendefinisikan
menentukan target waktu kepada Sub
dengan jelas langkah-langkah yang
Bagian Perlengkapan dan Perbekalan
akan dipergunakan dalam menunjang
dalam melakukan perbaikan layanan.
pelayanan. Secara umum pendekatan
4. Dapat dikembangkan untuk penelitian
kepada pengelolaan proses telah
lebih lanjut dengan penambahan
terorganisasi secara baik.
domain.
DAFTAR PUSTAKA Finance dengan menggunakan
model Maturity Level pada
Kerangka Kreja COBIT dan
Alexander Setiawan, Seminar Nasional Domain Plan and Organise,
Aplikasi Teknologi Informasi 2008, Program Magister Sistem Informasi,
Evaluasi Penerapan Teknologi Universitas Mercubuana, 2010
Infomrasi di Perguruan Tinggi
Swasta dengan Menggunakan Pederiva A. The COBIT, Maturity Model in
Model Cobit Framework, a Vendor Evaluation Case
Yogyakarta. 2008/ “Journal of Information System
Audit. ISACA. USA. 2003
Alvin A. Arens. James K. Loebbecke.
Auditing. Edisi Indonesia. Jakarta. Romi Asku, Rancangan Tatakelola
2003 Teknologi Informasi untuk Pabrik
Pupuk Information Research Group,
Ardi Hamzah, Seminar Nasional Aplikasi Teknik Informatika, Sekolah Teknik
Teknologi Informasi, Tatalaksana Elektro dan Informasika – ITB,
Teknologi Informasi Metode 2010
COBIT, Yogyakarta. 2006
Sugiri. Evaluasi Peran Sistem Informasi
Devi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Manajemen Koperasi Jasa
Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Keuangan Syariah BMT Makmur
Audit sistem Informasi dengan Mandiri dengan menggunakan
Kerangka Kerja COBIT untuk Model Maturity Level pada
Evaluasi Manajemen Teknologi kerangka kerja COBIT pada
Informasi di Universitas XYZ. Domain Plan and Organise,
2002 Universitas Gunadarma, 2010

Fauzi Robby, Perencanaan Tatakelola Suhono Supangkat, Pengembangan Metode


Teknologi Informasi berdasakan Pengukuran Sistem IT (Kasus :
framework COBIT (Studi Kasus Perguruan Tinggi d Indonesia)
pada Direktorat Metrologi), Prosiding Konferensi Nasional
Sekolah Tinggi Manajemen Teknologi Infomrasi dan
Informatika dan Komputer (STMIK Komunikasi untuk Indonesia,
Bandung ), 2010 Teknologi Bandung. 2006
Weber, Ron (1999), Information Systems
Gallegos Cs, Information System Control Control and Auditing, The University of
And Audit, The Institute of Queensland, Prentice Hall
Cartered Accountants of India.
2000

Information System Audit and Control


Asscociation (ISACA). IS
Standards, Guideliness and
Procedures for Auditing and
Control Profesionals. 2003

IT Governance Institute. COBIT, Control


Practices – Guidance to Achieve
Control Objectives for Succesful IT
Governance. Second Edition,
USA.

Nina Ruliana, Evaluasi Peran Sstem


Informasi Manajemen PT Mandala

You might also like