You are on page 1of 11

KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”

SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

KETENTUAN LOMBA BULAN BAHASA 2021


“Bahasa Wujudkan Kreativitas Tanpa Batas”
SMP ISLAM AL AZHAR 20 CIANJUR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

YAYASAN PESANTREN ISLAM AL AZHAR


SMP ISLAM AL AZHAR 20 CIANJUR
Jl. Dr. Muwardi no. 182, By Pass – Cianjur 43216
Telp/Fax. (0263) 272679 Email : admsmpia20@gmail.com
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

KETENTUAN-KETENTUAN LOMBA BULAN BAHASA 2021


SMP ISLAM AL AZHAR 20 CIANJUR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

I. KETENTUAN UMUM:
a. Kegiatan Lomba Bulan Bahasa dilaksanakan pada.
- Lomba dalam bentuk video dimulai Senin, 25 Oktober dan dikumpulkan Kamis, 28
Oktober 2021 ke wali kelas masing-masing.
- Lomba selain bentuk video dilaksanakan Kamis, 28 Oktober 2021.
b. Seluruh peserta Lomba Bulan Bahasa adalah murid-murid SMP Islam Al Azhar 20
Cianjur.
c. Seluruh murid WAJIB hadir. Wali kelas akan mencatat absensinya pada daftar hadir
murid.
d. Murid hadir seperti biasa melalui aplikasi zoom meeting dengan memakai baju seragam
hari Kamis (pramuka).

II. MATA LOMBA:


a. Lomba Literasi
1. Setiap kelas mengirimkan perwakilan 1 orang sebagai penanggung jawab lomba
sekaligus peserta yang melakukan presentasi.
2. Menyertakan jurnal literasi yang sudah disediakan secara lengkap, urut, dan rapi.
3. Peserta lomba memilih salah satu judul buku yang sudah dibaca kemudian
mempresentasikan ulasan buku tersebut dalam bentuk canva talking presentation. Isi
power poin:
a. sinopsis;
b. keunggulan buku;
c. kelemahan buku.
4. Selain membuat power poin, peserta membuat poster peta konsep (mind mapping)
literasi.
5. Kriteria Penilaian:
a. Kerapihan/keindahan poster peta konsep (mind mapping) literasi;
b. Kelengkapan jumlah buku;
c. Konten jurnal hasil baca;
d. Materi presentasi (desain slide, urutan slide, kesesuaian gambar, kontras);
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

e. Cara penyampaian (suara, kepercayaan diri, ekspresi, kelancaran, proses tanya


jawab).

b. Lomba Video Cipta dan Baca Puisi


1. Setiap kelas mengirimkan perwakilan 1 orang sebagai penanggung jawab lomba video
cipta dan baca puisi.
2. Cipta dan Baca Puisi diselenggarakan dalam dua tahap.
1) Tahap 1: Cipta Puisi
a. Peserta menciptakan puisi sesuai dengan tema “Bahasa Wujudkan Kreativitas
Tanpa Batas.”, menggunakan Bahasa Indonesia.
b. Karya puisi ditik dengan ketentuan:
- dalam bentuk Microsoft Word format kertas ukuran A4,
- format penulisan menggunakan Times New Roman, ukuran 12, spasi 1.15,
margin normal.
c. Karya puisi bersifat orisinil dan belum pernah memenangkan di perlombaan
manapun.
d. Karya puisi bukan merupakan saduran, terjemahan, plagiat, baik sebagian
maupun keseluruhan dari karya orang lain.
e. Hak publikasi puisi menjadi milik panitia.
2) Tahap 2: Baca Puisi
a. Peserta membacakan puisi hasil karyanya sendiri dalam bentuk video.
b. Video bersifat orisinil dan tidak boleh melalui proses editing.
c. Durasi maksimal 15 menit.
3. Peserta menggunakan seragam sekolah.
4. Kriteria Penilaian.
1) Tahap 1 meliputi: a) kesesuaian dengan tema, 2) keselarasan antar baris dan bait,
dan 3) diksi dan gaya bahasa.
2) Tahap 2 meliputi: a) penampilan, 2) pelafalan, 3) vokal, dan 4) ekspresi.

c. Lomba Membuat Video Cover Lagu Daerah


1. Setiap kelas mengirimkan satu video cover Lagu Daerah.
2. Durasi video cover Lagu Daerah tidak dibatasi.
3. Lagu yang dinyanyikan merupakan Lagu Daerah, bukan Lagu Modern yang
berbahasa daerah.
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

4. Lagu yang dinyanyikan oleh peserta boleh dari daerah mana saja.
5. Peserta dapat melakukan cover/aransement se-kreatif mungkin.
6. Peserta lomba menggunakan seragam sekolah.
7. Kriteria penilaian meliputi: ekspresi, penjiwaan, artikulasi, dan teknik vokal.

d. Lomba Ikrar 3 Bahasa


1. Setiap kelas mengirimkan perwakilan 1 orang sebagai penanggung jawab lomba ikrar
3 bahasa.
2. Lomba ikrar dilaksanakan melalui zoom meeting.
3. Ikrar 3 bahasa dihapal tidak boleh dibaca.
4. Peserta lomba menggunakan seragam sekolah.
5. Kriteria penilaian meliputi: hafal, intonasi, pelafalan, dan penghayatan.

e. Lomba Ngadongeng
1. Setiap kelas mengirimkan perwakilan 1 orang sebagai penanggung jawab lomba
ngadongeng.
2. Lomba ngadongeng dilaksanakan melalui zoom meeting.
3. Naskah dongeng disediakan panitia.
4. Peserta menggunakan seragam sekolah.
5. Peserta menggunakan kekuatan suara (tidak menggunakan mic).
6. Peserta tidak menggunakan properti.
7. Peserta tidak boleh mengganggu peserta lain yang sedang tampil.
8. Kriteria penialain meliputi.
a. Vokal (intonasi, tempo, artikulasi)
b. Menguasai isi (penjiwaan)
c. Kemampuan menguasai panggung (komunikasi, ekspresi, gestur)

f. Lomba Story Telling


1. Setiap kelas mengirimkan perwakilan 1 orang sebagai penanggung jawab lomba story
telling.
2. Lomba story telling dilaksanakan melalui zoom meeting.
3. Naskah disiapkan oleh peserta dengan tema legend/fable/fairytale dan diserahkan satu
hari sebelum pelaksanaan lomba kepada wali kelas.
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

4. Naskah story telling ditik dalam kertas A4, margin normal, Times New Roman 12,
spasi 1,15.
5. Kostum bebas dan sopan disesuaikan dengan tema naskah.
6. Durasi waktu maksimal 7 menit.
7. Setiap peserta harus bersiap 3 menit sebelum penampilan dimulai.
8. Kriteria penilaian meliputi: pronounciation (pengucapan), fluency
(kefasihan/kelancaran), gesture/body language/expression, timing, dan costume and
property (additional score).

g. Lomba Cipta Cerpen


1. Setiap kelas mengirimkan perwakilan 1 orang sebagai penanggung jawab lomba cipta
cerpen.
2. Tema Cerpen: Bahasa Wujudkan Kreativitas Tanpa Batas.
3. Cerpen tidak berpotensi menimbulkan masalah SARA, kekerasan, dan pornografi.
4. Cerpen ditik dengan ketentuan:
- menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,
- dalam bentuk Microsoft Word format kertas ukuran A4,
- format penulisan menggunakan Times New Roman, ukuran 12, spasi 1.15, margin
normal.
- Panjang cerpen minimal 4 halaman.
5. Cerpen bersifat orisinil dan belum pernah memenangkan di perlombaan manapun.
6. Cerpen bukan merupakan saduran, terjemahan, plagiat, baik sebagian maupun
keseluruhan dari karya orang lain.
7. Hak publikasi setiap cerpen menjadi milik panitia.
8. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

h. Lomba Membuat Video Perkenalan Diri Bahasa Arab


1. Setiap kelas mengirimkan minimal satu video perkenalan diri Bahasa Arab.
2. Video di-upload di instagram masing-masing dan di-tag (tandai) ke akun
@smpislamalazhar20cjr serta @humassmpialazhar20cjr, menggunakan identitas
nama lengkap dan kelas.
3. Durasi video minimal 1 menit.
4. Buat video sekreatif dan sebagus mungkin.
5. Setiap peserta berpakaian seragam sekolah.
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

6. Kriteria penilaian meliputi fashohah, kreativitas. suara/intonasi, adab, dan sarana yang
mendukung, jumlah likers menjadi penilaian tambahan.

i. Lomba Video Kreasi Memperingati Sumpah Pemuda


1. Setiap kelas mengirimkan perwakilan 1 orang sebagai penanggung jawab lomba video
kreasi memperingati Sumpah Pemuda.
2. Tema Video: Bahasa Wujudkan Kreativitas Tanpa Batas.
3. Video tidak berpotensi menimbulkan masalah SARA, kekerasan, dan pornografi.
4. Peserta lomba menggunakan seragam sekolah dan atribut sumpah pemuda.
5. Kriteria penilaian meliputi: penjiwaan, kostum dan kreatifitas.
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

LEMBAR PENDAFTARAN LOMBA BULAN BAHASA 2021


SMP ISLAM AL AZHAR 20 CIANJUR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Kelas : _____________ Wali Kelas: ____________________

No Jenis Lomba Nama Lengkap Peserta

1. Lomba Literasi
2. Lomba Video Cipta dan Baca Puisi
3. Lomba Video Cover Lagu Daerah
4. Lomba Ikrar 3 Bahasa
5. Lomba Ngadongeng
6. Lomba Story Telling
7. Lomba Cipta Cerpen
Lomba Video Perkenalan Diri Bahasa
8.
Arab
Lomba Video Kreasi Memperingati
9.
Sumpah Pemuda

Keterangan:
- Lomba bisa diikuti oleh murid putra/putri.
- Lomba berbentuk video dikumpulkan ke wali kelas.

Cianjur,
Wali Kelas

____________________
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

NASKAH DONGÉNG

SI KABAYAN NGALA ROAY

Dina hiji peuting Si Kabayan diajak ngala roay ku mitohana. Isukna isuk-isuk,
bral ka haruma, rada jauh ti lemburna. Di jalan taya nu ngomong sakemék-kemék
acan, sumawonna Si Kabayan mah da puguh tunduheun kénéh. Tuman héés nepi ka
beurang, ari ieu isuk kénéh geus digugubrag dititah hudang.
“Teu kaharti ku mitoha,” cék dina pikirna, “sakitu geus kolot, na aya
kadedemes-kadedemes teuing kana dunya téh. Na keur naon dunya ari lain keur
nyenangkeun awak? Ari ieu bet kalah jadi hukuman. Keun sia geura engké ....”
Barang nepi ka huma pék ngarala roay. Mitohana pohara getolna. Ari Si
Kabayan mah meueus-meueus randeg, meueus-meueus janteng teu kaur
beubeunangan balas ngahuleng jeung ngarahuh bawahing sangeuk digawé. Siga-
sigana mah rada mumuleun Si Kabayan téh.
Luak-lieuk, béh karérét karung wadah roay. Jol aya ingetan pikasenangeun.
Gelenyu Si Kabayan imut; imut kanjut nu leleb téa.
“Mitoha! Mitoha!”
“Heuy!”
“Kaula rék ka cai heula ieu mules beuteung. Bisi rada lila, dagoan nya! Ati-ati
mun mitoha ninggalkeun!”
“Heug! Ulah lila teuing baé.”
“Kumaha engké wé, da kasakit mah ari datang kawas kilat, ari undur kundang
iteuk!”
Bari ngomong téh mitohana tonggoy baé ngalaan roay teu luak-lieuk. Si
Kabayan, sup asup kana karung wadah roay. Awakna dipurungkutkeun bari
ngareumpeukan manéh ku roay nepi ka teu katémbong.
Barang bro mitohana ngabrukkeun roay kana karung, dideuleu karung geus
metung, ret ku manéhna dicakupkeun dipocong ditalian, dijungjung-jungjung. “Aduh
beurat naker,” omongna. Geus kitu, gék diuk ngadagoan Si Kabayan.
Si Kabayan didagoan ambleng baé, sedeng poé geus reupreupan. “Naha Si
Kabayan bet ambleng baé?” cék mitohana ngomong sorangan. “Moal salah, meureun
terus balik da gering. Éta mah Si Kabayan, naha aya mangkeluk. Benerna mah bébéja
heula ka kolot rék balik téh. Ieu mah léos baé. Aya jelema.”
Rigdig karung roay dipanggul. “Édas beurat naker,” omongna. “Didedet
teuing, ieu mani teuas kieu,” bari dirampa-rampa karungna.
Barang datang ka imah, sok diteundeun di dapur dina raranjangan. Tuluy
dibuka beungkeutan karung téh ku mitoha awéwé, bari ngomong, “Euleuh cukul
pelak roay urang téh, nya! Mani sakieu lobana.”
“Hih tacan kaala kabéh éta gé, da kaburu pinuh, karungna leutik teuing.”
jawab mitoha lalaki. “Kakara gé saparona meureun. Bari étaeun, manéhna teu
ngadéngé Si Kabayan kumaha geringna?”
“Baruk gering? Teu nyaho kaula mah. Panyana jeung andika ka huma.”
“Puguh baé tadi isuk, tapi ti dituna balik ti heula, nyeri beuteung.”
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

“Aéh-aéh kutan! Cik manéhna ieu bantuan ngudulkeun roay, bet beurat
naker.”
Ana bro téh diudulkeun ku duaan, burulu roay bijil sabagian da sereg dina
liang karung. Ku sabab mereketengteng karungna dihantem digeujleu-geujleug na ...
ana boréngkal téh Si Kabayan ragrag kana raranjangan morongkol. Mitoha awéwé
ngajerit bawahing ku reuwas. Mitoha lalaki ngejat mundur ka tukang awahing ku
kagét.
Si Kabayan, “Hé, hé, da capé!”, bari balaham-béléhém.
“Si Bedul téh, geuning sia Kabayan,” cék mitoha awéwé.
“Da capé, mitoha! Jeung leuh, ku ngeunah dipunggu ku mitoha téh.”
“Aya adat-adatan, na sia kitu peta ka kolot téh!”, cék mitoha awéwé. Ari
mitoha lalaki mah léos baé ka imah. Haténa ngunek-ngunek ambek, hayang males.
“Isuk mah anggeuskeun ngala roay téh jeung bapa, Kabayan! Sing bener, ulah
goréng polah kitu ka kolot téh pamali deuleu matak doraka,” cék mitoha awéwé.
“Heug, moal mitoha.”
Isukna bral Si Kabayan jeung mitoha lalaki ka huma deui. Datang-datang
rétop metikan roay, garetol naker. Mitohana rét deui-rét deui ngarérét ku juru panon
ka Si Kabayan. Si Kabayan tonggoy baé ngalaan roay. Sigana mah ingeteun kana
papatah mitoha awéwé, éstuning junun ayeuna mah kana gawéna téh.
Nempo Si Kabayan jongjon digawé, kuliwed les baé mitohana téh. Si Kabayan
mah terus baé ngalaan roay nepi ka karungna téa pinuh pisan. Ret dipangrodkeun
liang karung téh. Reketek ditalian. “Na ka mana mitoha bet euweuh? Moal salah
ninggalkeun meureun, keuheuleun kénéh urut kamari. Kajeun ah! Aing gé rék balik.
Rék digusur baé ieu karung téh, da teu kabawa dipanggul mah,” bari ngomong kitu,
bluk karung téh digulingkeun. Durugdug digusur.
“Kabayan! Kabayan!” cék sora jero karung, “Ieu aing, mitoha sia ulah
digusur!”
Reg Si Kabayan eureun, “Ah puguh roay, roay!” bari gaplok dipeupeuh
karung téh. Durugdug deui digusur.
“Kabayan! Bapa deuleu ieuh, lain roay!” “Roay! Roay!”, bari terus digugusur.
Barang datang ka dapur, gebrug ditinggangkeun ka raranjangan, “Ek!”, sora jelema nu
titeundeut. “Tah mitoha awéwé, roay sakarung!”, bari léos manéhna mah indit ka cai.
Barang diudulkeun eusina, gurubug salakina ragrag bari gegerungan. Awakna
daronglak raraheut urut digugusur anu sakitu jauhna. Pamajikanana teu kira-kira
kagéteunana. Tuluy diubaran ku cilebu. Meunang dua poé mitoha lalakina teu bisa
hudang-hudang acan.

(Ottih Rostoyati, Si Kabayan: Sebuah Studi tentang Sistem Nilai Budaya dan
Sikap Hidup Masyarakat Sunda)
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

NGADEUPAAN LINCAR

Dina hiji lembur aya jelema ngaranna si Kabayan. Éta jelema geus boga
pamajikan, geus imah-imah sorangan ngan malarat, imahna gé ngan sagedé gondok.
Ku tina kamalaratanana, turug-turug adatna teu pati parok jeung batu, ku
tatanggana tara dipaduli, dimomorékeun pisan. Dina usum sisidekahan tara
diarondang, katélér-télér baé, ngan ukur sok aya nu méré sahuap-sakopeun. Manéhna
ogé tara ngondang ka batur, da tara sidekah, ku tina kamalaratanana téa.
Dina hiji mangsa aya tatanggana, anu rada cukup, sidekah mulud, teu wudu
rada rongkah, maké meuncit domba naon-naon. Ondanganana ogé loba, malah aya
anu ti jauhna. Ari si Kabayan, anu sakitu deukeutna, imahna méh pahareup-hareup,
henteu kaogan, ku tina geus biasa téa. Tapi harita mah si Kabayan kacida nyeri
haténa, sabab moncongok teuing.
Sanggeus oganan-oganan kumpul kabéh si Kabayan geus poho dikaéra, tuluy
nyampeurkeun kanu keur sidekah téh bari ditaranjang, tapi henteu unggah, cicing
dipipir bari ngadeupaan lincar cara budak, pokna, “Sadeupa, dua deupa, tilu
deupa ....”
Ondangan-ondangan karagéteun pisan, malah sawaréhma aya nu rék lumpat,
marukan si Kabayan gélo.
Tidinya aya saurang anu ngomong, pokna, “Kabayan, naha kitu pepetaan, cara
budak baé.”
Wangsulna, “Wah, lamun kolot ogé meureun diogan.”
Nu boga imah éraeun naker, tuluy norojol bijil, bari ngomong ka si Kabayan,
pokna, “Kaditu heula, disamping, engké kadieu deui, milu ngariung; kapan tadi ogé
diogan.”
Jawabna, “Mangga atuh!”
KETENTUAN LOMBA “BULAN BAHASA 2021”
SMP ISLAM AL-AZHAR 20 TP.2021-2022

Mang Bacun Tukang Nayor

Di Sukabumi mah, salian ti aya délman aya nayor deuih. Nayor téh pakakas
akut nu dikenyed ku kuda. Nayor mah gilindingna leutik, pakakas diukna gé leutik
hareurin usik. Sirikna tuur jeung tuur pakétrok. Lamun diukna di jajaran katuhu malik
ka hareup, geus pasti diuk di jajaran kénca kudu malik ka tukang; kana panto-enya da
ngan nayor nu aya pantoan mah. Lamun teu kitu, moal asup, da suku pabeulit tuur
pacorok. Maenya kudu asup kana antara suku batur (paselup jeung palangkangan).
Jadi, naék nayor mah kudu silih élédan, silih éléhan. Rada béda jeung délman mah,
komo jeung kéréték mah. Laluasa diuk dina délman jeung kéréték mah.
Di Nagrak, nu kawéntar boga nayor téh Mang Bacun. Anjeunna boga nayor
jeung geus ngusiran ti taun 50-an. Harita can aya saéngan angkutan umum, aya wahon
gé taun 70-an, da biasa urang Nagrak mah sok leumpang baé ka kota (Cibadak) téh.
Tah bakating ku kahot-kahotna Kusir Bacun jeung nayorna. Teu sirikna geus
teu sieuneun ku jurig nyiliwuri sétan mindah rupa téh. Atuda harita mah nu ngaranna
Jelegong, Bungursarang, Santiong-ngaran wewengkon nu kaliwatan ti Nagrak ka
Cibadak téh iiihhh, tong dicatur. Ayeuna gé tangkal-tangkal mahoni masih rarajeg,
pakebonan pategalan masih tingjalembrung hara-haraeun. Sakapeung mah kotoplakna
kuda Mang Bacun jeung Mang Bacunna nu dianggap jurig téh bakating ku pantes
ngabandingan kaayaan harita.
Tapi aya carita lucu ngeunaan Mang Bacun jeung nayorna. Kieu caritana.
Sakali mangsa rebun-rebun Mang Bacun geus nepi ka Bungursarang. Lantaran
pelebah dinya poék pisan ku indung peuting nu masih kénéh kandel, Mang Bacun teu
ningalieun jalan koral saperti sasarina, padahal dibaturan ku lantéra ngentit. Geus kitu
baé deuih kuduna, nayorna ngagejlug tina tanjakan kana pudunan, teu katempoeun
aya Aki Kotok nu ngabengkot nanggung cau.
“Gejlug!”
“Gubrag!”
“Alah ieuuunnnggg!” Aki Kotok ngagorowok.
Tangtu baé Mang Bacun reuwaseun aya nu ngagorowok, keur mah eukeur
nayorna tiguling, bet aya nu katindihan deuih. Sanggeus sawatara lila ugal-ugil duaan
jeung papada kaciri beungeut, tungtungna mah duanana kapiasem tuluy patingarakey
bari ngawawaas kajadian tadi. Teu ditolih cau Aki Kotok nu pabalatak jeung
tanggunganana semplak mah. Ti harita Mang Bacun lamun ka pasar tara rebun-rebun
teuing lantaran sieun tiguling jeung nindihan jelema deui, kitu deui mun mulangna
tara wanci magrib, sok asaran baé, lantaran nyingkahan dianggap jurig ku jelema réa.
Ti harita ogé aya sisindiran nu kawentar ku kajadian éta. Kajadian tigulingna
nayor Mang Bacun nu ninggang Aki Kotok, jadi geuhgeuyan. Kieu sisindiranana téh:
Kéong racun dina piring
Tikotok dina palupuh
Mang Bacun anu tiguling
Aki Kotok anu ripuh.

(Chye Retty Isnendes, Habli Rohmat Hadid: Mama Lurah Sakti jeung Ki Mandahong)

You might also like