You are on page 1of 12

MANAJEMEN PENGELOLAAN SARANA & PRASARANA

Vol. .. No .. pp ..-..

KEOLAHRAGAAN
AGUNG NUGROHO 1 ADE EVRIANSYAH LUBIS 2 DINNI KHAIRIAH SIPAYUNG 3
HAMILDTHON LOWRY LAGRAN SEBAYANG 4

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


SEKOLAH TINGGI OLAHARAGA DAN KESEHATAN BINA GUNA

ARTICLE INFO ABSTRACT

This study aimed to determine the management of physical


education facilities and infrastructure in Bina Guna Elementary
Schools (SD) and Junior High Schools (SMP). This research was
Management, conducted at SD and SMP Bina Guna. This type of research is
qualitative descriptive research with a naturalistic approach
Infrastructure, Sports model. —dataollection techniques in the form of observation,
interviews, documentation, and data triangulation. Data analysis
techniques use interactive models through three components:
data reduction, data presentation, and drawing conclusions or
verification. The results of this study, the planning management of
physical education facilities and infrastructure in SD and SMP Bina
Guna, has be, en running according to the mechanmachineding to
the technical guidelines for managing funds from foundations and
central funds through BOS in school RKA. In the field of
management, the provision of facilities and infrastructure has
been carried out well in stages by schools every year, as can be
seen from the budget planning document in the form of
procurement of facilities by 15% and procurement of
infrastructure by 10% of the Budget Work Plan (RKA). In the field
of storage management for physical education facilities and
infrastructure, the implementation is still not optimally carried
out by SD, and SMP Bina Guna institutions, storage sports facilities
is still stored in the teacher's room. Ok, facilities are s in the STOCK
Bina Guna campus library. The field of management of
maintenance of facilities and infrastructure has been carried out
by SD and SMP well, indicators of implementation are that each
facility in the form of facilities, equipped ment, and books are
inventoried and given coding for each type of item/equipment a,
andanotherer maintenance on school infrastructure assets has
been budgeted for its regular financing taken from foundation
funds by 5%.

1
JSH (Journal of Sport and Health)

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahuimanajemen pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan jasmani di Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bina Guna. Penelitian ini dilakukan
di SD dan SMP Bina Guna. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan model pendekatan naturalistik. Teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan
triangulasi data.Teknik analisis data menggunakan model interaktif
melalui tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini, pada manajemen
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD dan SMP
Bina Guna telah berjalan dengan mekanisme sesuai petunjuk teknis
pengelolaan dana dari yayasan maupun dana pemerintah pusat melalui
BOS pada RKA sekolah. Pada bidang manajemen pengadaan sarana dan
prasarana telah dilaksanakan dengan baik secara bertahap oleh
sekolah setiap tahunnya terlihat dari dokumen perencanaan anggaran
berupa pembelian sarana-sarana sebesar 15 % dan pengadaan
prasarana sebesar 10 % dari Rencana Kerja Anggaran (RKA). Pada
bidang manajemen penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
jasmani dalam implementasinya masih belum optimal dilaksanakan
oleh lembaga SD dan SMP Bina Guna, penyimpanan sarana-prasarana
olahraga masih disimpan di ruangan guru, fasilitas buku di
perpustakaan kampus STOK Bina Guna. Bidang manajemen
pemeliharaan sarana dan prasarana telahdilaksanakan oleh SD dan
SMP dengan baik, indikator pelaksanaanyasetiap fasilitas
berupasarana, perlengkapan, buku-buku di inventarisasi dan diberi
pengkodean untuk setiap jenisbarang/alatnya dan pemeliharaan lain
pada aset prasarana sekolah telah dianggarkan pembiayaannya secara
rutin diambil dari dana yayasan sebesar 5%.

Katakunci: Manajemen, Sarana Prasarana, Keolahragaan

Introduction
Pembangunan manusia dalam bidang pendidikan merupakan salahsatu upaya peningkatan
kualitas Indonesia yang ditempuh melalui upaya peningkatan kesehatanjasmani dan rohani, sikap
disiplin dansportifitas serta pengembanganprestasi untuk membangkitkan rasakebangsaan nasional.
Berbagaikemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan keolahragaan akanbermuara pada
meningkatnya budayaserta prestasi olahraga pelajar itusendiri (Mahendra, 2017). Pendidikan jasmani,
olahraga, dankesehatan itu sendiri merupakanbagian integral dari pendidikan secarakeseluruhan yang
bertujuan untukmengembangkan aspek kebugaranjasmani, keterampilan gerak,keterampilan berfikir
kritis,keterampilan sosial, penalaran,stabilitas emosional, tindakan moral,aspek pola hidup sehat
danpengenalanlingkungan bersih melalui aktifitasjasmani, olahraga, dan kesehatanterpilih yang
direncanakan secarasistematis dalam rangka mencapaitujuan pendidikan nasional tercakupke
dalamruang lingkup mata pelajaranpendidikan jasmani olahraga dankesehatan yang ada di
sekolahmeliputi aspek permainan olahraga, aktifitas pengembangan, aktifitas senam, aktifitas ritmik,
dan kesehatan (Priyono, 2012).

2
JSH (Journal of Sport and Health)

Indikator di dalam melakukanpembangunan pendidikan ditentukanoleh banyak faktor


diantaranyaberkaitan dengan keberhasilan mengelola sumber daya manusia,sarana dan prasarana
yang merupakanalat untuk menjalankan proses belajarmengajar di sekolah. Sarana dan
prasaranapendidikan merupakan salah satusumber daya yang penting dalammenunjang proses
pembelajaran disekolah. Keberhasilan programpendidikan di sekolah sangatdipengaruhi oleh kondisi
sarana danprasarana pendidikan yang dimilikisekolah dan oleh optimalisasipengelola dan
pemanfaatannya (Rahmat, 2018).Untukmewujudkan dan mengatur haltersebut,Pemerintah pusat
melalui PPNo. 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan yangmenyangkut standar sarana
danprasarana pendidikan nasional padaBab VII Pasal 42 PP/2013 dengan tegas disebutkan bahwa: 1)
Setiap satuan pendidikan wajibmemiliki sarana yang meliputiperabot, peralatanpendidikan,media
pendidikan,buku dan sumber belajarlainnya,bahan habis pakai, sertaperlengkapan lain yangdiperlukan
untuk menunjangproses pembelajaran yangteratur dan berkelanjutan. 2) Setiap satuan pendidikan
wajibmemiliki prasarana yangmeliputi lahan, ruang kelas,ruang pimpinan satuanpendidikan, ruang
pendidik,ruang tata usaha, ruangperpustakaan, ruanglaboratorium, ruang bengkelkerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,tempat berolahraga, tempatberibadah, tempat
bermain,tempat berkreasi, danruang/tempat lain yangdiperlukan untuk menunjangproses
pembelajaran teratur danberkelanjutan (Rawe, 2018)
Keberhasilan di dalampemenuhan sarana dan prasaranapendidikan yang didalamnya
tercakuppulasarana dan prasarana pendidikan jasmani jugaditentukan juga dengan
komponensumberdaya manusia yang berhasildan menata keberadaan sarana danprasarana tersebut di
atas.Keberhasilan mengelola komponen-komponen tersebut harus puladikaitkan dengan
keberhasilanpelaksanaan fungsi-fungsi manajemenyakni : perencanaan, pengorganisasian,
pengontrolan ataupengawasan serta evaluasi (A. A. Saputro & Synthiawati, 2021). Komponen
manajemen sarana danprasarana pendidikan jasmani olahragadan kesehatan sebagai salah satu
matapelajaran yang dikurikulumkan didalam lembaga sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah
pertama(SMP), dalam implementasinya pulamembutuhkan kualitas sumber dayayang mumpuni untuk
mengelolanya,karena yang menjalankan semuafungsi manajemen adalah manusia,sementara
komponen yang lainmerupakan pendukung, sehingga didalam pengelolaanya dibutuhkankualitas
sumber daya manusia dalam hal ini guru yang memiliki integritasuntukme-managenya (Sunarno,
2018).

Dalam perspektif pemerintah,kegiatan manajemen sarana danprasarana pendidikan dalam hal


inisarana dan prasarana pendidikan jasmani, setidak-tidaknya memiliki delapan mata rantaikegiatan
pengelolaannya yaitu :1) perencanaan sarana dan prasaranapendidikan; 2) pengadaan sarana
danprasarana pendidikan; 3) penyaluransarana dan prasarana pendidikan; 4) penyimpanan sarana dan
prasaranapendidikan; 5) pemeliharaan saranadan prasarana pendidikan; 6) pendayagunaan sarana
dan prasaranapendidikan; 7) inventarisasi saranadan prasarana pendidikan dan 8) penghapusan
sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan untukmencapai tingkat pengamanan yangsemaksimal

3
JSH (Journal of Sport and Health)

mungkin terhadapkekayaan milik negara. Dengan adanyaperubahan pada pola pemerintahan,yaitu


dengan diberlakunya otonomidaerah yang berdampak kepadaotonomi pendidikan, maka
polamanajemen di sekolah terkaitpengelolaan sarana dan prasaranapendidikan juga berubah.
Manajemensekolah yang semula terpusat, kinidiotonomikan ke sekolah. Sekolahdituntut harus
memiliki kemandiriandalam mengatur dan menguruskepentingan sekolah menurutkebutuhan dan
kemampuan sendiriberdasarkan pada aspirasi danpartisipasi warga sekolah dengan tetapmengacu
pada peraturan danperundang-undangan yang berlaku (Parena et al., 2017).

Sekolah Dasar dan SekolahMenengah Pertama Bina Guna, yangmerupakan sekolah swasta
yangberada di Kecamatan Medan Deli yang didalam pembentukannya diinisiasi olehYayasan Binaguna
Kota Medan pada tahun 1987 dan sudahterakreditasi oleh Badan AkreditasiNasional Sekolah Madrasah
(BANSM), sebagai salah satu lembagayangdiberikan otonomi langsung di dalampenyelenggaran
kegiatan pendidikanbersama dengan sekolah-sekolahlainnya di Indonesia ini, tentunyadiharapkan
untuk mampu berdirisebagai sebuah institusi yang sehatdalam upaya mencerdaskan
danmengembangkan potensi setiappeserta didik secara optimal agarmemperoleh kemampuan
yangberguna bagi dirinya untuk hidup dimasyarakat kelak (Haryadi et al., 2017).SD dan SMPBina Guna
merupakan bentuk minimal darimanajemen penyelenggaraanpendidikan di wilayah Indonesia bagian
barat, khususnya di provinsi Sumatera Utara, yang harusterus dikembangkan secarakonseptual, strategi
danpengembangan implementasinya padasatuan pendidikan, melalui upayapeningkatan, pengadaan
serta prosesmanajerial penyelengaraan mutu dankualitas pembelajaran di sekolah,salah satunya
berkaitan dengan saranadan prasarana penunjang kegiatanpembelajaranitu sendiri (Syahroni et al.,
2019).

Sekolah swasta sendiri di dalampenyelenggaraan kegiatanpembelajaran termasuk pemenuhan


kebutuhan akan tersedianya sarana danprasarana pembelajaran pendidikan jasmani yangrepresentatif
tentunya akan berbedadengan kebutuhan sarana danprasarana pada sekolah negeri padaumumnya
dari sisi penganggaran sertasumber alokasi dana bantuan, jelasmenjadi tantangan bagi sekolah
swastayang sumber keuangannya bersandarpada pos-pos anggaran dari yayasanserta sumber dana lain
yang minimdalam pengelolaan sertapenggunaanya. Hal ini tentunya membutuhkanmanajemen sekolah
yang sehat yangdidalamnya terdapat pula manajemenpengelolaan sarana dan prasarana mata pelajaran
pendidikan jasmani di sekolah tersebut (Arsani, 2014).

Manajemen sebenarnya adalahalat suatu organisasi atau suatulembaga yang digunakan


untukmencapai tujuan. Menurut adanyaorganisasi dapat digerakkansedemikian rupa
sehinggamenghindari sampai tingkat seminimmungkin pemborosan waktu, tenaga,materil dan uang
guna mencapaitujuan organisasi yang telahditetapkan terlebih dahulu (Mulyadiono, 2021). Dengankata
lain, organisasi atau suatulembaga publik dapat digerakkan agarsegala sesuatu dapat berjalan
secaraefektif (tepat guna) dan efisien(tepatwaktu, tenaga, dan biaya).Manajamen berfungsi untuk
mengaturserta membuat tatanan terstrukturlebih rapi, sehingga sesuatu yangsebelumnya tidak teratur
akanmenjaditeratur dan pola baru. Segala fungsiserta tugas akan terlihat pencapaian hasilnya apabila

4
JSH (Journal of Sport and Health)

setiap personal atauindividu mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen tersebut denganbaik


(Rumini, 2015).

Menurut menjelaskan bahwa dalam sebuahmanajemen yang ideal terdapat enamfungsi


manajemen yaitu meliputi: 1) Pengorganisasian (Organizing) 2) Perencanaan (Planning) 3) Penentuan
Keputusan (Discussing Making) 4) Pembimbingan atau Kepemimpinan (Directing) 5) Pengendalian
(Contolling) 6) Penyempurnaan (Improvement). Proses menajemensebuah organisasi atau suatu
lembagasekolah tentunya akan memberikanmakna apabila di dalamnya terjadisebuah proses
kerja.Proses kerja yangdimaksud tentunya membutuhkanpemberdayaan sumber daya manusiayang
terimplementasi dalamtugas,fungsi pokok seluruh elemenyang terdapat pada sebuah perangkatkerja.
Upaya meningkatkan sebuahhasil merupakan tujuan akhir darisebuah organisasi, sehingga
untukmencapai hal tersebut proses mengatur(manage) semua komponen tersebutsangatlah diperlukan
dalam halpendayagunaan dari fungsi-fungsimanajemen yang ada, sehinggamanajemen sarana
prasarana pendidikan jasmani serta fasilitas belajar yang diharapkanakan memberikan dampak
yangpositif terhadap peningkatan secarakuantitatif maupun kualitatif sehinggadapat dimanfaatkan
secara optimaluntuk kepentingan proses pendidikandan pengajaran baik oleh guru sebagai pengajar
maupun murid-murid sebagaipelajar (Saputra, 2017).

Sarana adalah sesuatu yangdapat digunakan dan dimanfatkandalam pelaksanaan kegiatan


olahragaatau pendidikan jasmani. sarana pendidikanjasmani. adalah segala sesuatu yangdapat dipakai
sebagai alat dalammencapai maksud dan tujuan. Sarana dapat dibedakan menjadi duakelompok yaitu:
1) Peralatan (apparatus), ialah sesuatu yang digunakan, contoh:peti loncat, palang tunggal,palang
sejajar, gelang-gelang,gawang lompat , dll. 2) Perlengkapan (device), yaitu: a) Sesuatu yang melengkapi
kebutuhan prasarana,misalnya:net,bendera untuktanda, garis batas,dan lain-lain. b) Sesuatu yang
dapatdimainkan atau dimanipulasidengan tangan atau kaki,misalnya: bola, raket,pemukul, dan lain-lain
(A. Saputro et al., 2019).

Berdasarkan Permendiknas No 24 tahun 2007 tentang standar sarana-sarana yang menunjang


dalampembelajaran jasmani olahraga dankesehatan diuraikanberdasarkan jenis,rasio dan deskripsi
sarana, sepertidalam tabelberikut ini:

Tabel 1: Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga


No. Jenis Rasio
1 Peralatan Olahraga Permainan Bola Besar & Bola Kecil 1 set/sekolah
2 Peralatan Olahraga Senam 1 set/sekolah
3 Peralatan Olahraga Atletik 1 set/sekolah

Prasarana pendidikanmerupakan Sesuatu yangmempermudah atau memperlancartugas


pelaksanaan pembelajaran disekolahdan memiliki sifat yang relatifpermanen. menyatakan bahwa
prasaranaatau perkakas adalah sesuatu yangdiperlukan dalam pembelajaranpendidikan jasmani dan
bersifatpermanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan. Fasilitas atau prasaranadimaksud yakni

5
JSH (Journal of Sport and Health)

lapangan (sepak bola, bola voli, bola basket, bulu tangkis, tenis meja, senam, dan atletik). Fasilitas harus
memenuhi standar minimal untuk pembelajaran,antara lain ukuran sesuai dengan kebutuhan, bersih,
terang, pergantian udara lancar, dan tidak membahayakan di dalam penggunaannya (Rahmawati, 2017)

Di Indonesia, standar minimalfasilitasprasaranapendidikan jasmaniuntuk sekolah telah


ditetapkan olehDitjen Dikluspora melalui lokakaryafasilitas olahraga pada tahun 1978–1979, diuraikan
yaitu pada StandarPendidikanterdiri dari:
• Lapangan olahraga, luas bruto: 20m²/ murid
• Gedung olahraga, luas efektif: 0,6m²/ murid
Pendidikan jasmani merupakan bagian sistim pendidikan. Pendidikan jasmaniadalah proses
pendidikan melaluiaktfitas jasmani dalam usahamencapai tujuan pendidikan. MenurutBadan Standar
Nasional Pendidikan(BSNP) mengemukakan yangdimaksuddenganPendidikan jasmani
adalahsuatuproses pembelajaranmelalui aktivitasjasmani yang didesain untukmeningkatkan
kebugaran jasmani,mengembangkan keterampilanmotorik, pengetahuan dan perilakuhidup sehat dan
aktif, sikap sportif,dan kecerdasan emosi. Tujuan dariPendidikan Jasmani menurutPermendiknas
Nomor 22 Tahun 2006yakni: 1)Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam
upayapengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta polahidup sehat melalui
berbagaiaktivitas jasmani dan olahragayang terpilih. 2) Meningkatkan pertumbuhan fisikdan
pengembangan psikis yanglebih baik. 3) Meningkatkan kemampuan danketerampilan gerak dasar. 4)
Meletakkan landasan karaktermoral yang kuat melaluiinternalisasi nilai-nilai yangterkandung di dalam
pendidikanjasmani, olahraga dan kesehatan. 5) Mengembangkan sikap sportif,jujur, disiplin,
bertanggung jawab,kerja sama, percaya diri dandemokratis. 6) Mengembangkan keterampilanuntuk
menjaga keselamatan dirisendiri, orang lain danlingkungan. 7) Memahami konsep aktivitasjasmani dan
olahraga dilingkungan yang bersih sebagaiinformasi untuk mencapaipertumbuhan fisik yangsempurna,
pola hidup sehat dankebugaran, terampil sertamemiliki sikap yang positif (Natal, 2018).
Pentingnya penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah yang besarmanfaatnya bagi
perkembangan anakdi sekolah. Hal ini tertuang dalamruang lingkup materi pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah yaitu: 1) Permainan dan olahraga, meliputi olahraga tradisional,
permainan,eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, danmanipulatif, atletik,
kasti,rounders, sepakbola, bolabasket,bolavoli, tenis meja, tenislapangan, bulu tangkis, danbeladiri serta
aktivitas lainnya. 2) Aktivitas pengembangan,meliputi: mekanika sikap tubuh,komponen kebugaran
jasmani,dan bentuk postur tubuh sertaaktivitas lainnya. 3) Aktivitas senam, meliputi:ketangkasan
sederhana,ketangkasan tanpa alat,ketangkasan dengan alat, dansenam lantai serta aktivitaslainnya. 4)
Aktivitas ritmik, meliputi: Gerakbebas, senam pagi, SKJ, dansenam aerobik serta aktivitaslainnya.
5)Aktivitas air,meliputi: permainandi air, keselamatan air,keterampilan bergerak di air, danrenang
serta aktivitas lainnya. 6) Pendidikan luar sekolah, meliputi:piknik/karyawisata,
pengenalanlingkungan, berkemah, menjelajahdan mendaki gunung. 7) Kesehatan, meliputi:
penanamanbudaya hidup sehat dalamkehidupan sehari-hari, memilihmakanan dan minuman

6
JSH (Journal of Sport and Health)

yangsehat, mencegah dan merawatcedera, mengatur waktu istirahatyang tepat dan berperan
aktifdalam kegiatan P3K dan UKS.Dengan melihat ruang lingkup pendidikan jasmani pada satuan
pendidikandi atas,maka tentulah sangat dibutuhkanketercukupan sarana dan prasarana dari segi
kuantitas dan kualitas untukmemperlancar proses pembelajaranpendidikan jasmani di sekolah
(Purnama, 2017).

Method
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif denganpendekatannaturalistik.
Penelitian inilebih menekankan pada kegiatanmaupun informasi tentang keadaansecara natural atau
alamiah yangsedang berlangsung dan lebihmenekankan pada proses dan maknaterkait manajemen tata
kelola saranadan prasarana pendidikan jasmani. Jenis datayang digunakan dalampenelitian ini
menggunakan datadeskriptif yang bertujuan untukmendapatkan pemahaman danpenafsiran yang
menyeluruh mengenaipelaksanaan manajemen pengelolaansarana dan prasarana pendidikan jasmani.
Penelitianini dilaksanakan pada SD dan SMPBina Guna yang berlokasi di wilayah Kecamatan Medan Deli
Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara melalui tiga tahapan penelitian yaknitahapsurvey, tahap
pengambilandata, dan tahap pengolahan data (Lubis & Nugroho, 2021). Dalam penelitianini proses
pengumpulan datanyamenggunakan data kualitatif yangterdiri atas proses menelaah seluruhdokumen
atau arsip yang dikumpulkansebagai data pendukung atau datasekunder, mengobservasi (observation)
dan mewawancarai secara mendalam (in-deph interview)kepada seluruh pihak yang berkaitandengan
proses manajerial sarana danprasarana pendidikan jasmani di masing-masing lembaga pendidikan
tersebut yaitu Kepala Yayasan Binaguna, Bendahara Yayasan Binaguna, Kepala SD dan SMP Bina Guna,
Bendahara SD dan SMP Bina Guna, dan Guru Pendidikan Jasmani SD dan SMP Bina Guna, semua pihak
ini merupakan unsur yang terlibat aktif di dalam proses manajemenperencanaan sarana dan
prasaranaserta pelaku pengguna sarana danprasarana yang ada di sekolahtersebut.Data yang telah
dikumpulkanselanjutnya akan dianalisis denganmenggunakan teknik analisis modelinteraktif yang
terdiri atas tigakomponen yaitu reduksi data, sajiandata, dan penarikan kesimpulan atauverifikasi
(Nugroho & Lubis, 2021).

Findings and Discussion


Findings
Dari data hasil observasi,wawancara, dan dokumentasi yangtelah dikumpulkan dan
dianalisisdengan memferifikasi data dari tigateknik pengumpulana data lapangan diatas maka peneliti
menyimpulkanbahwa proses manajemen sarana danprasarana pendidikan jasmani yang terdapat
padaSD dan SMP Bina Guna sebagai satukesatuan sekolah di bawah payung yayasan yang sama
dalamimplementasinya terdiri dari: 1) Perencanaan sarana danprasarana, 2) Pengadaan sarana
danprasarana, 3) Penyimpanan sarana danprasarana 4) Pemeliharaan sarana danprasarana pendidikan
jasmani yang akan diuraikan sebagai berikut:

7
JSH (Journal of Sport and Health)

• Perencanaan sarana dan prasarana. Pada aspek ini ditemukan bahwaproses perencanaan
terkaitpeningkatan sarana dan prasarana pendidikan jasmani telah berjalan sesuaimekanisme
yang ada, yaitu terdapatnya perencanaansistematis yang tertuang dalamdokumen RKA (Rencana
Kerja Anggaran) sekolah baik untukpengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang
peruntukannya sebesar 20 % padatahun 2019 maupun dana dari yayasan sebesar 5%, yang
direncanakan dan diputuskan pengangarannya setiap awal tahunpelajaran melalui raker (rapat
kerja) yang memuat itemperencanaan peningkatan saranadan prasarana berupa pembeliansarana
belajar, perawatanprasarana khusus pendidikan jasmani.
• Pengadaan sarana dan prasaranaBerdasarkan hasil observasi,dokumentasi dan wawancara
padaaspek pengadaan sarana danprasarana telah dilakukan olehsekolah yang sifatnya
bertahapuntuk setiap tahunnya. Pengadaansarana dan prasarana berupapembelian sarana
sertapemeliharaan fasilitas maupunprasarana. Khusus penganggarandari dana BOS
dilakukansebanyak 3 tahap menyesuaikandengan tersalurnya dana tersebutdari pemerintahpusat,
sedangkan untuk dana hibah dari yayasandilakukan 1 tahap yakni dipertengahan tahun
pelajaran.Aspek pengadaan sarana-saranaberupa (buku siswa maupun bukupegangan guru, alat
peraga, dan lain-lain) yang dilakukanproses pengadaanya olehbendahara yang dilengkapidengan
nota pembelian daritempat pembelian sarana danfasilitas tersebut sebesar 15 %dari total anggaran
BOS, sementara untuk pengadaan maupun perawatan sarana-prasarana sebesar 10% yaknidari
hibah yayasan sebesar 5% dan sisa BOS sebesar 5%.
• Penyimpanan sarana danprasaranaDari hasil penelitian berupaobservasi wawancara
sertadokumentasi ditemukan bahwamanajemen terkait penyimpanansaranadan prasaranamasih
belumoptimal diimplemetasi olehlembaga SD dan SMP Bina Guna.Hal ini lebih kepada
tidakdimilikinyaruangan khusus untukmenyimpan sarana-saranaolahraga,
sehinggapenyimpanannya masih disimpandi ruangan guru baik SD maupunSMP. Sedangkan untuk
fasilitaslain berupa buku-buku siswa sertabuku pembelajaran lainnya danalat-alat peraga masih
dititipkan di perpustakaan kampus STOK Bina Guna yang juga di bawahpayung yayasan yang
samadengan SD dan SMP Bina Guna. Hasil wawancara dengan kepaladivisi pendididikan dasar
danmenengah yayasan membenarkan hal tersebut di atas. Kebijakan inidi buat untuk
menyelamatkansarana serta fasilitas agar tidakhilang dan rusak sambilmenunggu perpustakan
terpadu SD dan SMP serta gudangperalatan yang akan dibangunoleh yayasan di tahun 2021.
• Pemeliharaan Sarana danprasaranaManajemen pemeliharaan saranadan prasarana telah
dilaksanakanoleh SD dan SMP dengan baik,indikator pelaksanaan ini yaknisetiap fasilitas berupa
sarana,perlengkapan, buku-buku diinventarisasi dan diberipengkodean untuk setiap
jenisbarang/alatnya. Ini terlihat daribuku induk barang yang memuatjenis, jumlah dan keadaan
darisetiap sarana-sarana pendidikanyang ada di SD maupun di SMPBina Guna sejak pembelian awa
lsampai dengan keadaan terakhir. Pemeliharaan lain pada asetprasarana sekolah juga telah
dianggarkan pembiayaannyasecara rutin yangdananya diambil dari dana yayasan sebesar 5%.

8
JSH (Journal of Sport and Health)

Kesimpulan
Berdasarkan hasil diatas yang didasarkan pada standar idealpengelolaan sarana dan
prasaranasesuai petunjuk dalam BSNP tahun 2016 yang terdiri atas manajemenperencanaan,
manajemen pengadaan,manajemen penyimpanan sertamanajemen pemeliharaan
merupakankomponen utuh yang memuatdokumen perencanaan anggaransarana dan prasarana,
dokumenpelaksanaan pembelian sarana danprasarana serta dokumen pemeliharaandan perawatan
untuk masing-masingsarana maupun prasaranayang ada disekolah. Prosesmanajemen sarana
danprasarana pendidikan jasmani yang dijalankanoleh SD dan SMP Bina Guna, dalamimplementasinnya
juga mengacu padastandar tersebut yaitu manjemenperencanaan sarana dan prasarana,manjemen
pengadaan sarana danprasarana, manajemen penyimpanansarana dan prasarana dan
manjemenpemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani.
Pada aspek manajemenperencanaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD dan SMP
Bina Gunatelah berjalan dengan mekanisme yangada sesuai petunjuk teknis pengelolaandana dari
yayasan maupun dana daripemerintah pusat yang tersalur melalui BOS,yang semuanya itu telah
masukke dalam dokumen kerja anggaran, yang memuat sejumlah itemperecanaan-perencanaan
terkatpeningkatan sarana prasarana melaluipengadaan sarana dan prasarana sertapemeliharaan atau
perawatan saranadan prasarana tersebut. Untuk setiaptahunnya dokumen rencana kerja anggaran
(RKA) pembiayaan khusus sarana dan prasarana diputuskanmelalui rapat kerja para guru
denganyayasan, sehingga dokumen anggarantersebut tinggal dijalankan ketika danadicairkan. Untuk
perencanaanya tiaptahun sebesar 20% dari total danaBOS yang diperoleh oleh masing-masing sekolah,
serta 5% dari hibahyayasan untuk SD maupun SMP. Dokumen ini telah mengacu kepadasyarat minimal
pemenuhan standar manajemen perencanaan anggaransarana dan prasarana di setiap sekolah.

Pada bidang manajemenpengadaan sarana dan prasaranapengadaan sarana dan prasarana


telahdilakukan oleh sekolah telahdilaksanakan dengan baik sesuaistandar pengelolaan pada
manajemenpengadaan yang secara bertahapuntuk tiap tahunnya terdapat dokumenperencanaan
anggaran yang ada pada RKA sekolah yang telah ditetapkan.Pengadaan sarana dan prasarana berupa
pembelian sarana sertapemeliharaan fasilitas maupunprasarana. Aspek pengadaan sarana-prasarana
berupa (buku siswa maupunbuku pegangan guru, alat peraga, dan lain-lain) yang dilakukanproses
pengadaanya oleh bendaharasekolahyang dilengkapi dengan notapembelian dari tempat pembelian
sarana dan fasilitas tersebut sebesar 15% dari total anggaran BOS, sementarauntuk pengadaan
prasarana maupunperawatan sebesar 10% yakni dari hibah yayasansebesar 5 % dan sisa BOS sebesar
5%.

Pada bidang manajemenpenyimpanan sarana dan prasarana pendidikan jasmani dalam


implementasinya masihbelum optimal dilaksanakan karenabelum sesuai dengan standar
idealpengelolaanya yakni wajib memilikigedung penyimpanan barang atausarana dan prasarana di
setiap sekolah.Hal inididasari oleh tidak dimilikinyaruangan khusus untuk menyimpansarana-sarana
serta fasilitas olahragatersebut, sehingga penyimpanannyamasih disimpan di ruangan guru baikSD

9
JSH (Journal of Sport and Health)

maupun SMP yang dirasa tidakrepresentatif lokasi penyimpanannya.Sementara itu penyimpanan


untukfasilitas lain berupa buku-buku siswaserta buku pembelajaran lainnyasertaalat-alat peraga
olahraga masihdititipkan di perpustakaanyang juga dibawah payung yayasan yang samadengan SD dan
SMP Bina Guna,Kebijakan ini diambil dengan tujuanuntuk menjamin keadaan dari saranaserta fasilitas-
fasilitas yang ada untuktidak rusak ataupun hilang, namunperlu dipikirkan oleh yayasan
sebagailembaga penyelenggaraan keduasekolah ini untuk dibangun ruangankhusus untuk
penyimpanan barangserta perpustakaan yang baik agarsarana serta fasilitas tersebut lebih tepat guna
untuk disimpan diruangannya masing masing. Hal inijelas tidak memenuhi standar
minimalpenyimpanan sarana dan prasaranaolahraga yang diamanatkan padaperaturan Menteri
PendidikanNasional nomor 24 tahun 2007, yaknisetiap sekolah wajib memiliki satugedung untuk
penyimpanan fasilitasmaupun sarana-sarana pendidikan.

Manajemen pemeliharaan saranadan prasarana pendidikan jasmani yang ada di SDdan SMP
Bina Guna ini dalamimplementasi juga telah dilaksanakandengan baik,indikator ketercapaian inisesuai
dengan standar pemeliharaansarana dan prasarana yangmenyebutkan bahwa untuk setiapfasilitas
berupa sarana-saranapendidikan, perlengkapan, buku-bukuuntuk wajibdi inventarisasi dan
diberipengkodean untuk setiap jenisbarang/alatnya. Ini terlihat dari bukuinduk barang yang memuat
jenis,jumlah dan keadaan dari setiap sarana-sarana pendidikan yang ada di SDmaupun di SMP Bina
Guna sejakpembelian awal sampai dengankeadaan terakhir telah tertata denganbaik. Pemeliharaan lain
pada asetprasarana sekolah juga telahdianggarkan pembiayaannya secararutin dan direalisasi yang
dananya diambildari dana yayasan sebesar 5%.

Conclusion
Hasil penelitiandan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkanbahwa
manajemenpengelolaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama Bina Guna dalam penerapannya terdiri atas empat bentuk
manajemen yakni perencanaan sarana dan prasarana, pengadaan sarana dan prasarana,
penyimpanan sarana dan prasarana, serta pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
jasmani. Pada aspek manajemen perencanaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD
dan SMP Bina Guna telah berjalan dengan mekanisme yangada sesuai petunjuk teknis
pengelolaan dana dari yayasan maupun dana dari pemerintah pusat yang tersalur melalui BOS.
Untuk perencanaan sarana danprasarana perlu untuk ditingkatkanlagi dari sisi pembiayaan
danpenganggaran khususnya pada dana dari yayasan yang masih minimalokasi,manajemen
pengadaan saranadan prasarana telah dilaksanakandengan baik secara bertahap oleh
SDmaupun SMP untuk setiap tahunnyasesuai pada dokumen perencanaananggarannya, untuk
ditingkatkanalokasi setiap tahunnya, sehinggajumlah sarana secara kuantitatif dapat terpenuhi
untuk digunaka setiap peserta didik. Pada bidang manajemen penyimpanan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani dalam implementasinya masihbelum optimal dilaksanakan
10
JSH (Journal of Sport and Health)

olehlembaga SD dan SMP Bina Guna sesuai dengan amanat dalamPermendiknas no 24 tahun
2007. Hal ini dipengaruhi belum dimilikinyaruangan khusus untuk menyimpansarana-sarana
serta fasilitas olahragatersebut, sehingga pihak yayasan perlumembagun gedung fasilitas agar
lebihterjamin pemeliharaan sarana sertafasilitas pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang ada di SD dan SMP
Bina Guna ini dalam implementasi juga telah dilaksanakan dengan baik, sehingga fasilitas
yangada saat ini dan yang akan diadakan ditahun-tahun berikutnya perlu dijagadan dirawat
sehingga secara kualitasmaupun kuantitas sarana maupunprasarana yang ada di sekolah
tersebutsudah bisa digunakan secara optimal.

References
Arsani, N. L. K. A. (2014). Manajemen gizi atlet cabang olahraga unggulan di kabupaten Buleleng. JST
(Jurnal Sains Dan Teknologi), 3(1).
Haryadi, W. M., Pratidina, G., & Seran, M. Y. G. G. (2017). Studi manajemen pembinaan olahraga sepak
bola di klub persatuan sepak bola kota bogor oleh kantor pemuda dan olahraga kota bogor. Jurnal
Governansi, 2(1), 45–50.
Lubis, A. E., & Nugroho, A. (2021). First Aid Training Model for Physical Education Teachers. TEGAR:
Journal of Teaching Physical Education in Elementary School, 4(2).
Mahendra, A. (2017). Pengembangan Manajemen Kelas Olahraga: Pokok-pokok Pikiran tentang
Pengembangan Pembinaan Olahraga Bagi Pelajar. JTIKOR (Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan),
2(2), 96–105.
Mulyadiono, A. (2021). PENTINGNYA MANAJEMEN OLAHRAGA TERHADAP PERKEMBANGAN
PRESTASI DAN PEMBINAAN TIM FUTSAL SUMUR WARU. Jurnal Edukasimu, 1(3).
Natal, Y. R. (2018). Manajemen Pembinaan Olahraga Atletik Lari Jarak Jauh 10.000 Meter pada
Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 5(1), 15–23.
Nugroho, A., & Lubis, A. E. (2021). Model Estafet Games pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk
Siswa Tunagrahita. Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha, 9(3).
Parena, A. A., Rahayu, T., & Sugiharto, S. (2017). Manajemen Program Pembinaan Olahraga Panahan
pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Jawa Tengah. Journal of Physical
Education and Sports, 6(1), 1–6.
Priyono, B. (2012). Pengembangan Pembangunan Industri Keolahragaan Berdasarkan Pendekatan
Pengaturan Manajemen Pengelolaan Kegiatan Olahraga. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 2(2).
Purnama, S. (2017). Pengaruh Manajemen Fasilitas Olahraga dan Layanan Guru Terhadap Efektivitas
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Journal Sport Area, 2(2), 105–114.
Rahmat, Z. (2018). EVALUASI MANAJEMEN PENGELOLAAN PELATIHAN KLUB OLAHRAGA ATLETIK
BINAAN DISPORA PROVINSI ACEH. Jurnal Penjaskesrek, 5(1), 87–96.
Rahmawati, I. D. (2017). Manajemen Sumber Daya Olahraga Tenis Lapangan. PINUS: Jurnal Penelitian
Inovasi Pembelajaran, 3(1), 25–31.
Rawe, A. S. (2018). Analisis Manajemen Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Meningkatkan
Prestasi Olahraga di Kabupaten Ende. SPORTIVE: Journal Of Physical Education, Sport and
Recreation, 1(2), 1–17.
Rumini, R. (2015). Manajemen Pembinaan Cabang Olahraga Atletik di Pusat Pendidikan dan Latihan
Pelajar (PPLP) Provinsi Jawa Tengah. Journal of Physical Education Health and Sport, 2(1), 20–27.
Saputra, A. F. D. (2017). Manajemen Pembinaan Olahraga Prestasi KONI Kabupaten Tuban. Jurnal
Prestasi Olahraga, 1(1), 2017.
Saputro, A. A., & Synthiawati, N. N. (2021). EFEKTIFITAS WHATSAPPS GROUP PADA PEMBELAJARAN
JARAK JAUH MATA KULIAH MANAJEMEN OLAHRAGA SELAMA COVID-19. STAND: Journal Sports
Teaching and Development, 2(1), 20–25.

11
JSH (Journal of Sport and Health)

Saputro, A., Setyo, H., & Indardi, N. (2019). ANALISIS MANAJEMEN OLAHRAGA REKREASI CAVING GOA
PANCUR KABUPATEN PATI TAHUN 2016. Journal of Sport Science and Fitness, 5(1), 26–31.
Sunarno, A. (2018). Peningkatan Kapasitas Manajemen Olahraga Pengurus Provinsi Cabang Olahraga di
Sumatera Utara. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 17(1), 1–4.
Syahroni, M., Pradipta, G. D., & Kusumawardhana, B. (2019). Analisis Pembinaan Prestasi terhadap
Manajemen Olahraga Sekolah Sepak Bola (SSB) Se-Kabupaten Pati Tahun 2019. JOSSAE (Journal of
Sport Science and Education), 4(2), 85–90.

12

You might also like