You are on page 1of 3

**Latar Belakang**

Dalam era digital yang terus berkembang pesat, teknologi informasi telah merevolusi berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk cara berbelanja. Fenomena ini sangat nyata dalam bentuk platform e-
commerce, di mana transaksi jual beli dilakukan secara daring melalui aplikasi dan situs web. Di
Indonesia, salah satu platform e-commerce yang meraih popularitas tinggi adalah Tokopedia.
Platform ini telah mengubah cara tradisional berbelanja menjadi lebih praktis, efisien, dan
memberikan akses ke berbagai produk termasuk produk fashion.

Pada saat yang sama, penggunaan strategi pemasaran yang efektif menjadi semakin penting dalam
kompetisi bisnis di platform e-commerce. Salah satu strategi yang telah terbukti mampu menarik
perhatian konsumen dan memengaruhi keputusan pembelian adalah pemberian voucher potongan
harga. Voucher potongan harga atau diskon merupakan insentif yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen dengan merangsang pembelian lebih banyak atau lebih cepat.

Di sisi lain, industri fashion merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak oleh tren dan
perubahan gaya hidup. Konsumen fashion seringkali mempertimbangkan berbagai faktor seperti tren
terkini, merek, kualitas produk, dan harga sebelum membuat keputusan pembelian. Oleh karena itu,
penggunaan voucher potongan harga di platform e-commerce seperti Tokopedia dapat memiliki
dampak yang signifikan pada keputusan konsumen dalam membeli produk fashion.

Namun, meskipun pentingnya penggunaan voucher potongan harga telah ditekankan dalam literatur
pemasaran, belum ada banyak penelitian yang secara khusus menggali dampak penggunaan voucher
potongan harga terhadap keputusan konsumen di platform e-commerce Indonesia, khususnya dalam
kategori produk fashion di Tokopedia. Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan perhatian
pada hubungan antara penggunaan voucher potongan harga dan keputusan konsumen dalam
membeli produk fashion di aplikasi Tokopedia.

Dengan memahami interaksi antara voucher potongan harga dan keputusan konsumen, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang efektivitas strategi
pemasaran ini dalam konteks aplikasi e-commerce. Selain itu, penelitian ini juga akan memberikan
manfaat bagi pelaku bisnis, khususnya penjual produk fashion di Tokopedia, untuk merancang
strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran guna meningkatkan penjualan dan meraih kepercayaan
konsumen. Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan yang sangat relevan dan berpotensi
memberikan kontribusi signifikan dalam pemahaman kita tentang perilaku konsumen dan strategi
pemasaran di era e-commerce.

Goodstats.

Kebiasaan berbelanja secara daring telah menjadi rutinitas bagi banyak individu, terutama dalam
beberapa tahun terakhir. Terlebih lagi, Indonesia memiliki posisi dominan sebagai pasar e-commerce
terbesar di wilayah Asia Tenggara. Berdasarkan data yang disajikan oleh Wearesocial dan Hootsuite,
hampir 90% pengguna internet di Indonesia pernah melakukan transaksi belanja secara online.

Pada tahun 2022, industri e-commerce di Indonesia berhasil mencapai nilai sebesar $40 miliar dalam
hal kapitalisasi pasar. Proyeksi untuk tahun 2023 menunjukkan peningkatan nilai tersebut, mengingat
pergeseran menuju digitalisasi yang semakin termanifestasi. Salah satu faktor utamanya adalah
pertumbuhan yang pesat dari kelas menengah di Indonesia, yang mencapai 21% dari total populasi
atau sekitar 57,3 juta individu pada tahun 2019. Faktor ini juga tercermin dalam peningkatan
pengeluaran masyarakat untuk berbelanja barang konsumen secara daring.

Tidak hanya itu, faktor lain yang mendorong kemajuan e-commerce adalah tingkat penetrasi internet
yang semakin luas dan jumlah pengguna perangkat mobile yang terus meningkat. Ini memungkinkan
lebih banyak orang untuk mengakses berbagai platform belanja online, mulai dari situs toko daring,
aplikasi pasar daring, hingga media sosial, dan banyak lagi.

Secara tren kunjungan, rata-rata situs e-commerce mengalami penurunan kunjungan selama bulan
Januari-Februari 2023. Namun, terjadi peningkatan pada bulan Maret 2023 seiring dengan
mendekatnya bulan Ramadan.

Databoks.

Adapun Ketua Dewan Pembina Asosiasi E-Commerce Indonesia, Rudiantara, menilai e-


commerce masih menjadi penopang ekonomi digital dalam negeri pada 2023.

TEmpo

Menurut laporan Statista mengenai data pengguna e-commerce yang ada di


Indonesia, pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi meningkat hingga
189,6 juta pengguna pada 2024. Sejak 2017, sudah ada 70,8 juta pengguna e-
commerce dan jumlahnya tiap tahun meningkat.

Pada 2018, mencapai 87,5 juta pengguna e-commerce di Indonesia. Sementara


pada 2020, mencapai 129,9 juta pengguna e-commerce. Pada 2021, diprediksi
mencapai 148,9 juta pengguna, sedangkan pada 2022 mencapai 166,1 juta
pengguna dan 2023 mencapai 180,6 juta pengguna.

Databoks

Berdasarkan hasil riset dari JakPat, nampaknya mayoritas penduduk Indonesia


cenderung lebih memilih berbelanja produk pakaian melalui platform e-
commerce daripada di toko fisik. Temuan survei ini menunjukkan bahwa selama
semester pertama tahun 2022, sebanyak 58% dari responden memilih
menggunakan e-commerce sebagai sarana berbelanja produk fashion,
sementara hanya 29% yang memilih toko fisik sebagai opsi belanja untuk
produk serupa.

You might also like