You are on page 1of 7

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PENGUATAN JALUR INFORMAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS


INPUT PENDIDIKAN KEJURUAN KE DEPAN

Oleh:
Muhammad Yahya & Darmawang *

ABSTRACT
Input jalur pendidikan formal dan nonformal adalah output dari jalur informal, sehingga
dalam perencanaan pendidikan yang komprehensif, jalur tersebut tidak boleh diabaikan.
Tempaan lingkungan keluarga akan menjadi nilai bagi anak didik untuk dikembangkan
pada jalur pendidikan formal atau non formal. Ketika menelusuri literatur tentang
hubungan lingkungan keluarga dengan bentukan etos kerja, sikap apresiasi kerja dan jiwa
entrepreneur, ditemukan bukti bahwa lingkungan keluarga memiliki signifikansi terhadap
keberhasilan pilihan karier seseorang baik itu di lembaga pendidikan maupun dunia kerja.
Salah satu contoh, yang bisa dilihat adalah warga keturunan dan etnik tertentu yang
menelorkan jiwa enterpreneur pada anaknya. Makalah singkat ini sebagai bahan untuk
menjadi renungan bahwa pembenahan pendidikan informal perlu mendapat perhatian
pula.

Kata kunci: jalur pendidikan formal, nonformal, informal, etos kerja, apresiasi kerja, jiwa
entrepreneur.

* Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

A. Pendahuluan Permasalahan yang dihadapi


Pengembangan pendidikan yang pendidikan informal dalam hubungannya
tidak komprehensif akan mengakibatkan dengan pendidikan kejuruan, adalah
terabaikannya jalur pendidikan lain belum adanya program pendidikan yang
padahal hal tersebut merupakan faktor berorientasi kejuruan yang bisa diterapkan
penting yang ikut menentukan dalam lingkungan keluarga. Kondisi ini
keberhasilan pembangunan pendidikan, tentu dapat berpengaruh terhadap
seperti kurangnya perhatian pada perkembangan anak didik ketika
pendidikan informal yang terjadi dalam melanjutkan pendidikan ke jalur formal.
keluarga akan menimbulkan berbagai Pada tingkat SMK ditemukan rendahnya
dampak terbentuknya anak bangsa yang kemampuan lulusan berwirausaha,
tidak sesuai dengan yang diharapkan. terutama dari aspek soft skill. Hal ini
Input pendidikan formal dan non formal sesuai hasil penelitian Samani (2002)
berasal dari pendidikan informal, bahwa kompetensi utama yang dibutuhkan
sehingga kualitas luaran pendidikan dunia usaha adalah; kejujuran,
informal sangat penting artinya bagi kedisiplinan, tangung jawab, kerja sama,
kedua jalur pendidikan tersebut. Kondisi memecahkan masalah, penguasaan
ini sebenarnya sudah disadari para bidang kerja. Kompetensi tersebut dapat
pakar sebagaimana yang dikemukakan diperoleh lebih dini lewat pendidikan
Hope J. Leichter (1979) yang dengan informal. Kompetensi ini dapat dibangun
tegas menyatakan..”a fuller and richer sejak dini lewat pendidikan dalam
understanding of education within social keluarga.
units termed families is essential for an Dengan mengingat hal tersebut, maka
adequate theory of education”, ini diperlukan suatu konsern yang lebih
bermakna bahwa teori pendidikan akan komprehensif terhadap masalah
tidak/kurang sempurna kalau masalah pendidikan, sehingga dapat dikembangkan
pendidikan dalam keluarga tidak suatu ilmu pendidikan yang tidak hanya
difahami, akibat kurang diperhatikan, berkembang dalam kaitannya dengan
dengan baik dan mendalam. persekolahan, tapi juga mampu
memandangnya dalam perspektif budaya

953
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

masyarakat secara keseluruhan, ini merupakan salah satu kegiatan


diharapkan dapat menjadi dasar pembelajaran, agar apa yang dibiasakan
pengembangan ilmu pendidikan yang menjadi sesuatu yang melekat, sehingga
mampu memberikan pedoman kepada terjadilah perubahan ke arah kedewasaan,
bangsa dalam melaksanakan jenis yakni kemampuan untuk mandiri dalam
berbagai kegiatan pendidikan (Buchori, menjalani kehidupannya di masyarakat,
2006). manakala orang dewasa sudah tiada.
Berdasarkan hal tersebut maka sangat
B. Pembahasan perlu pembenahan di sektor informal agar
Menyimak permasalahan tersebut pendidikan kejuruan yang ditanamkan
maka diperlukan suatu pendekatan sesuai batas kematangan usia anak,
agar permasalahan tersebut dapat di dilihat dari jenis pekerjaan, beban
atasi. Salah satunya adalah dengan pekerjaan, dan porsi waktu yang
pendekatan penguatan pada sektor digunakan untuk melakukan agar memberi
pendidikan informal. Berikut disajikan kesan yang menyenangkan bagi anak
pendekatan pendidikan dalam yang menjadi benih kecintaannya
lingkungan keluarga sebagai berikut: terhadap pekerjaan.
Selain kegiatan-kegiatan yang bersifat
1. Pendidikan di lingkungan naluriah, nampak bahwa dalam suatu
Keluarga keluarga penanaman nilai-nilai sejak
Keluarga merupakan unit sosial manusia itu lahir ke dunia, menurut Takdir
terkecil yang di dalamnya terjadi suatu Alisjahbana (1986) adalah tidak mungkin
interaksi yang akan membawa pada keluarga itu sebagai kesatuan, dengan
perubahan-perubahan tertentu sesuai tugasnya mendidik anak, tidak berminat
dengan nilai-nilai budaya yang kepada nilai-nilai, termasuk nilai-nilai
melingkupinya, dalam interaksi tersebut agama. Ini berarti bahwa pendidikan
terdapat orang dewasa (orang tua) dan dalam keluarga cenderung lebih menitik
orang yang sedang berproses ke arah beratkan pada penanaman nilai-nilai, dan
kedewasaan. Dalam interaksi tersebut merupakan komponen yang
terdapat fihak yang dominan dan menggambarkan keluarga sebagai
cenderung mendominasi dalam lembaga pendidikan Engkoswara (2002).
membentuk interaksi serta substansi Semua pendidikan mulai dari rumah,
interaksi, seperni nilai-nilai, sehingga keluarga menjamin kaitan antara
pengetahuan, keterampilan kejujuran, perasaan dan intelek, dan meneruskan
kedisiplinan, yang harus dimiliki dan nilai-nilai dan standard-standard (Delors,
menjadi sikap fihak yang belum dewasa, 1999). Sementara itu, dalam perspektif
yaitu anak-anak dalam keluarga agama Ma’ruf Zurayk (1996) menyatakan
tersebut. sebagai berikut :
Menurut Emile Durkheim (Taufik ”…anak lahir dalam keadaan fitrah,
Abdullah, 1986), bahwa bagaimana anak keluarga dan lingkungan anaklah yang
dibesarkan dan di didik dalam keluarga mempengaruhi dan membentuk
merupakan proses yang panjang secara kepribadian, perilaku, dan
terus menerus pada anak-anak tentang kecenderungannya sesuai dengan bakat
cara memandang dan bertindak yang yang ada dalam dirinya. Tetapi, pengaruh
tidak dapat dicapai secara spontan. Dari yang kuat dan cukup langgeng adalah
sejak awal hidupnya, orang tua mengajar kejadian dan pengalaman pada masa kecil
untuk makan, minum, tidur pada waktu- sang anak yang tumbuh dari suasana
waktu tertentu, mengenal kebersihan, keluarga yang ia tempati”
ketenangan, kepatuhan, menghormati Pernyataan di atas mengandung arti
orang lain, menghormati adat kebiasaan, bahwa basis dari semua pendidikan formal
perlunya kerja, dan bagaimana cara dan non formal diawali dari pendidikan di
bekerja yang umumnya mengikuti profesi lingkungan keluarga, oleh karena itu
kedua orang tuanya. Pendidikan upaya untuk membangun dan
memang memerlukan pembiasaan yang

954
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

meningkatkan kualitas pendidikan baik tersebut akhirnya tergantung pada


formal maupun nonformal tidak dapat lingkungan keluarga apabila telah
terlepas dari upaya untuk membangun menyelesaikan pendidikan formal dan atau
pendidikan dalam tingkatan keluarga nonformal, meskipun demikian hasil
(pendidikan informal), sebab semua pendidikan formal dan atau nonformal juga
peserta didik yang menjadi input bagi akan mempengaruhi kualitas interaksi
lembaga pendidikan formal dan atau dalam lingkungan keluarga.
nonformal pasti datang dari keluarga
dengan interaksi pendidikan. Oleh 2. Memperkuat Pendidikan di
karena itu bagaimana hasil pendidikan lingkungan Keluarga
formal dan nonformal Keluarga merupakan suatu unit sosial,
dipengaruhi/ditentukan oleh kualitas kumpulan unit sosial ini membentuk suatu
input dalam bentuk peserta didik, yang masyarakat, secara sederhana dapat
merupakan hasil pendidikan di dalam difahami bahwa budaya masyarakat pada
keluarga. Dalam konteks input ini, dasarnya merefleksikan budaya dalam
hubungan langsung antara pendidikan keluarga, dan sekaligus juga
informal/keluarga dengan pendidikan mempengaruhi bagaimana suatu keluarga
formal dan nonformal lebih bersifat satu mendidik anak-anaknya, oleh karena itu
arah antara keluarga dengan masyarakat terjadi
Hasil penelitian para pakar suatu interaksi yang terus menerus.
pendidikan yang diungkapkan dalam Dengan berkembangnya masyarakat dan
buku Families as Learning Environments makin rumitnya hubungan sosial, terjadi
for Children dengan editor Laosa, dan diferensiasi dan spesialisasi peran,
Sigel (1982) dalam Saputra (2007) akibatnya banyak kegiatan yang tadinya
menunjukan bagaimana besarnya ditangani secara keseluruhan oleh
pengaruh pendidikan di lingkungan keluarga memperoleh penanganan yang
keluarga dalam pertumbuhan anak, independen di luar keluarga. Hal ini
sehingga ketika mereka mengikuti nampaknya berlaku dalam kaitannya
pendidikan formal dan atau nonformal, dengan berkembangnya lembaga
sebenarnya bentukan awal anak tersebut pendidikan baik pendidikan formal maupun
terjadi dilingkungan keluarga, baik pendidikan nonformal (Faisal, 2000)
melaui upaya pendidikan maupun Kondisi tersebut mendorong pada
peristiwa pendidikan, dan kualitas makin kuatnya ketergantungan keluarga
bentukan ini jelas akan menentukan dan masyarakat pada lembaga pendidikan
kualitas hasil pendidikan selanjutnya, tersebut, sehingga perbincangan
baik pendidikan formal maupun mengenai pendidikan cenderung selalu
nonformal. mengacu pada persekolahan, hal ini
Sementara itu dari sudut proses, secara tersirat menunjukan makin
pendidikan keluarga juga akan sangat kurangnya perhatian masyarakat akan arti
menentukan pada keberhasilan proses pentingnya pendidikan di luar
pendidikan formal dan atau nonformal, persekolahan, ini sebagai akibat
hal ini dikarenakan berbagai kompetensi perubahan-perubahan dalam kehidupan
yang diharapkan tumbuh dalam manusia sebagaimana dikemukakan oleh
pendidikan formal dan atau nonformal Ma’ruf Zurayk (1996:21) dalam
akan dipengaruhi oleh bagaimana pernyataan berikut :
keluarga memberikan dukungan yang ”pada masa sekarang ini, pengaruh
positif, serta mewujudkan situasi yang keluarga mulai melemah dikarenakan
kondusif bagi perwujudan dan perubahan sosial, politik, dan budaya yang
peningkatan kemampuan peserta didik terjadi. Keadaan ini memiliki andil yang
sesuai dengan yang diharapkan terjadi besar terhadap terbebasnya anak dari
oleh pendidikan formal dan atau kekuasaan orang tua. Keluarga telah
nonformal, bahkan keberlanjutan kehilangan fungsinya dalam pendidikan”
terpeliharanya kemampuan peserta didik Kondisi ini jelas memerlukan perhatian
yang serius dari masyarakat dan pakar

955
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pendidikan agar pembangunan mesin cuci dan sebagainya. Tentunya


pendidikan menjadi suatu yang aspek keselamatan ikut diperhatikan.
komprehensif dan terbadu dalam b. Penguatan bagi calon Orang tua.
konteks sosial budaya masyarakat Cara ini dapat dilakukan dengan
dimana pendidikan itu terjadi. memperluas peran Depag/KUA dalam
Dalam banyak kasus kenakalan memberikan pembinaan kepada calon
siswa sekolah lanjutan atas, banyak pengantin, isi pembinaan dapat diperluas
terjadi pada SMK yang inputnya dalam materinya, tidak hanya berkaitan
kebanyakan berasal dari keluarga yang dengan hukum dan akibat hukum dari
tidak mampu secara ekonomi dan sosial. suatu pernikahan, tapi juga diberikan
Apakah fenomena ini karena orang tua materi-materi yang berkaitan dengan cara-
tidak mampu memberikan pendidikan cara mendidik anak, baik aspek psikologi
dalam keluarga secara benar? Tentunya pendidikan/psikologi perkembangan,
masih perlu dikaji lebih lanjut. maupun metodologi praktis yang menuntut
Dalam hubungan ini, upaya anak mandiri, dan memiliki etos kerja
penguatan pendidikan di keluarga untuk mempertahankan dirinya kelak.
menjadi suatu yang penting bila c. Pembentukan kelembagaan formal
mengingat kondisi pendidikan sekarang baru
ini kurang mendapat perhatian pakar Pemerintah mengangkat pamong/guru
pendidikan dan pemerintah, sehingga keluarga dengan tugas membina orang
cenderung dibiarkan berjalan secara tua dalam bidang pendidikan anak, serta
alamiah. Bila hal ini terjadi, maka tujuan melakukan pemantauan berkaitan dengan
pendidikan sebagaimana yang menjadi pelaksanaan pendidikan anaknya, dalam
komitmen bangsa akan sulit untuk hal ini pamong keluarga juga berperan
dicapai, untuk itu diperlukan cara-cara sebagai orang yang dapat memberikan
melaksanakan penguatan keluarga saran/tempat konsultasi bagi para orang
dalam bidang pendidikan yang dapat tua apabila menghadapi masalah dengan
meningkatkan kapabilitas keluarga/orang pendidikan anaknya, dan apabila anak-
tua dalam berperan sebagai pendidik. anak dari keluarga tersebut telah
a. Penguatan Orang tua/keluarga bersekolah, pamong keluarga juga
sebagai pendidik berperan sebagai fihak yang membantu
Upaya memperkuat kapabilitas memberikan dukungan bagi keberhasilan
keluarga dalam bidang pendidikan anak dalam mengikuti pendidikan formal
mengandung arti perlunya peningkatan maupun nonformal. Model ini pernah
kompetensi orang tua dalam dicobakan dalam Home-centered Family
melaksanakan peran pendidik dalam Education Project (Rossi dan Freeman,
keluarga. Upaya ini tentu saja 1985) di Amerika, dimana Home Visitors
memerlukan dukungan baik dari mengunjungi keluarga untuk bekerjasama
masyarakat maupun pemerintah. Pada dengan para ibu menciptakan situasi
tahap awal suatu hal yang penting kondusif bagi proses pendidikan/
adalah perlunya melihat masyarakat pembelajaran, hubungan dengan keluarga
sebagai suatu entitas pendidikan, bukan dijalin terus serta melakukan monitoring
hanya sebagai entitas ekonomi maupun dan evaluasi hasil/dampak pendidikan
politik, sehingga perspektif pendidikan pada anak, anak yang ditangani berusia 0
akan menjadi dasar bagi kondusifitas tahun sampai dengan usia 4 tahun dengan
situasi untuk memperkuat keluarga titik berat pada perkembangan kognitif.
sebagai pendidik (Family as educator). d. Pemberdayaan SDM Pendidik di
Pendidikan kejuruan dapat diterapkan Masyarakat
dalam lingkungan tempat tinggal, Pemberdayaan SDM Pendidik yang
misalnya melibatkan anak dalam ada di masyarakat dapat dilakukan
pekerjaan, mengenalkan pada mereka dengan pemberian tugas tambahan bagi
tentang produk teknologi yang digunakan para guru dan atau mereka yang
dalam rumah, seperti; kipas angin, TV, mempunyai pemhaman dalam bidang
seterika, pompa air, pemanas, komputer, pendidikan untuk ikut membina masalah

956
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Pendidikan keluarga dalam padahal sebagaimana telah


lingkungannya. Cara ini dapat dilakukan dikemukakan di atas, pendidikan dalam
dengan mengintegrasikannya dengan keluarga amat penting dan punya
lembaga pendidikan dimana guru itu pengaruh bagi perkembangan anak
bekerja, dimana kegiatan tersebut punya dalam menjalani kehidupannya di
nilai bagi pengembangan karir mereka, masyarakat. Hal ini sudah tentu
atau semata-mata didasarkan kepada memerlukan pemahaman mendalam dari
penumbuhan tanggungjawab pribadi para pakar pendidikan, agar diperoleh
guru itu sendiri untuk berperan dalam suatu pandangan tentang pendidikan
membangun pendidikan dalam keluarga, yang komprehensif, dan dengan
sementara untuk yang bukan guru dasar pandangan yang demikian, kemudian
utamanya adalah kesadarandan dikembangkan ilmu pendidikan yang
tanggungjawab sebagai warga lebih sesuai dengan konteks sosial
masyarakat. budaya masyarakat dan bangsa
indonesia.
C. Pendidikan Informal hubungannya
dengan dunia kerja D. SIMPULAN
Dalam sambutannya pada acara Anak lahir dalam keadaan fitrah,
pembukaan lokakarya nasional, keluarga dan lingkunganlah yang
mendiknas mengemukanan bahwa jika membentuk kepribadian, perilaku, bakat,
lulusan sekolah menengah juga dibekali dan karir yang ada dalam dirinya.
dengan pendidikan informal, mereka Sehingga baik atau buruknya anak sangat
akan lebih memenuhi kebutuhan dunia ditentukan oleh lingkungan tempat
kerja. Mengapa demikian? Alasannya tinggalnya. Berikut ditarik kesimpulan
sangat sederhana, yaitu bahwa input sebagai berikut:
pendidikan informal dan nonformal 1. Membangun manusia seutuhnya harus
basisnya pada lingkungan keluarga. dimulai dari lingkungan keluarga. Oleh
Lingkungan keluarga memberikan sebab itu diperlukan suatu pendekatan
waktu lebih banyak bagi anak untuk yang komprehensif terhadap
meniru dan mengikuti aktivitas keluarga, pembinaan jalur pendidikan informal.
misalnya saja; ketika anak dibesarkan 2. Input pendidikan formal dan non formal
dari keluarga pedagang secara tidak berasal dari pendidikan informal,
langsung anak sudah ikut berdagang sehingga kualitas pendidikan informal
meskipun awalnya hanya ikut main-main, jelas akan menentukan kualitas hasil
lama kelamaan jadi terbiasa dan pendidikan selanjutnya, baik itu formal
menyenangi, jika orang tua dokter maupun nonformal.
anaknya yang ikut dalam aktvitas 3. Peserta didik SMK umunya berasal
keluarga lama kelamaan jadi menyukai dari keluarga menengah ke bawah,
dan mengagumi pekerjaan ayahnya, identik dengan kekerasan, sering
ketika anak dibesarkan dalam tawuran, berkelahi dan sebagainya.
lingkungan pertanian secara tidak Mungkinkah ini bentukan dari
langsung anak memahami dan ikut keluarga? Sepertinya ada
bekerja dalam pertanian, dan kecenderungan ke arah tersebut.
sebagainya. Artinya bahwa lingkungan 4. Pendidikan informal yang baik dapat
informal sangat mendukung anak menanamkan pendekatan kualitas,
berhasil dalam pekerjaan. Disini penting daya fakir, daya qalbu, daya fisik
ditanamkan penanaman nilai-nilai bakat dan keilmuan melalui tata kerama,
untuk menumbuhkan minat anak pada adat istiadat, dan agama.
pekerjaan tertentu. 5. Pendidikan informal berhasil
Kondisi yang ada saat ini bila menanamkan nilai entrepreneurship,
mengacu pada UU no. 20/2003 tentang seperti kejujuran, etos kerja,
Sisdiknas, nampaknya banyak kegiatan tanggungjawab, kerja tim dan problem
dan interaksi dalam keluarga tidak solving dalam lingkungan rumah
dapat tercakup dalam pendidikan, tinggal.

957
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

6. Pendidikan informal yang benar dalam lingkungan tempat tinggal,


dapat menanamkan kecintaan pada seperti; menggunakan seterika, mesin
dunia kerja sejak dini, dan cuci, pengisap debu, menghidupkan tv,
kemampuan adaptasi dan antisipasi menggunakan komputer,
terhadap perkembangan variasi dan menghidupkan pompa air dan
bidang pekerjaan sebagainya.
7. Pendidikan informal dapat dilakukan
lewat pengenalan teknologi dasar

REFERENCE
Abdullah, Taufik. (ed) (1986). Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, Yayasan
Obor, Jakarta
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Renstra Depdiknas 2005-2009. Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka
Panjang 2025, Versi 18 April 2006
Adinoto (2007). Pendidikan Formal vs Informal penting mana? Adinoto’s Blog.htm, Akses
5 Februari 2008.
Alisjahbana, S. Takdir. (1986). Antropologi Baru, Dian Rakyat, Jakarta
BSNP, (2006). Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,
BSNP. Jakarta
Buchori, Mochtar (2001) Transformasi Pendidikan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
Cetakan Kedua
Delors, Jacques. (1999). Belajar, Harta Karun di dalamnya, Laporan pada UNESCO dari
Komisi Internasional tentang Pendidikan untuk Abad XXI,1996, (terj, W.P. Napitupulu),
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Jakarta
Engkoswara (2002) Lembaga Pendidikan sebagai Pusat Pembudayaan, Yayasan Amal
Keluarga, Bandung. Cetakan Pertama.
———-, (2001) Paradigma Manajemen Pendidikan menyongsong otonomi Daerah,
Yayasan Amal Keluarga. Bandung, Cetakan Kedua..
Faisal, Sanapiah, (2000). Sosiologi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Hope Jensen Leichter (1979) Families and communities as educator, Teachers College
Press, Columbia University, new York :
Laosa, Luis M, dan Sigel, Irving E. (1982). Families as Learning Environments for
Children. Plenum Press, New York
Louise A Kaczmarek, Howard Goldstein, John Douglas Florey, Aurelia Carter, Sheila
Cannon. (2004). Supporting Families: A Preschool Model in Early Childhood Special
Education. Austin: Winter 2004. Vol. 24, Iss. 4; pg. 213, 14 pgs http://proquest.
umi.com/ pqdweb Name=PQD
Leichter, Hope J. (1979). Families and Communities as Educators, Teachers College
Press, New York.
Luis M. Laosa and Irving E. Sigel. (1982). Families as Learning Environment for Children,
Plenum Press, New York.
Samani,M. (2008). Handout: Issue Mutakhir Pada Pendidikan Vokasional. Pasca Sarjana
UNY: Yogyakarta.
Nasution, S. (1983). Sosiologi Pendidikan, Jemmars, Bandung.
Rossi, Peter H., Freeman, Howard E. (1985). Evaluation : A Systematic Approach, Sage
Publication, London
Soelaiman Joesoef dan Slamet Santosa, (1981). Pendidikan Sosial, Usaha
Nasional,Surabaya
Sudjana SF, Djudju. (1983). Pendidikan Nonformal (Wawasan-Sejarah-Azas), Theme,
Bandung.

958
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Tilaar, H.A.R (2001) Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Globalisasi,
Grasindo, Jakarta, Cetakan Pertama.
———- (2004) Paradigma Pendidikan Nasional, Rineka Cipta, Jakarta. Cetakan Kedua.
Zurayk, Ma’ruf. (1996), Kaifa Nurabbi Abna’ana, terj M. Syaifuddin, Al Bayan, Bandung
Saputra, S. (2007). Memperkuat pendidikan informal. http:// Pendidikan Informal. Suhar
suharsaputra.htm.
Soekartawi. (2005). Ada Apa dengan Pendidikan Kita? Kompas Tgl. 5 maret 2005.
http://kompas.htm, Akses 5 Februari 2008.

959

You might also like