You are on page 1of 19

TUBERCULOSIS PARU

PEMBIMBING : dr.Irma Tabrani,sp.P

NIA NOVE MALIA (102117017)


DEFINISI
• Tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang hidup
terutama di paru atau di berbagai organ tubuh yang lainnya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi.Kuman ini juga
mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya
sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam
dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung dengan
lambat.Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu
penularannya terutama terjadi pada malam hari.
EPIDEMIOLOGI
• Di perkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana
1,1 juta orang (13%) adalah psien TB dengan HIV positif. 75%
pasien tersebut berada di wilayah afrika.
• Padatahun 2012 di perkirakan terdapat 450.000 orang yang
menderita TBMDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia.
• Kasus dan kematian TB besar terjadi pada pria tetapi angka
kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga tinggi. 2,9 juta kasus
Tb tahun 2012 jumlah kematian mencapai 410.000 kasus termasuk
diantaranya adalah 160.000 orang wanita HIV positif.
ETIOLOGI
• Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium
tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x
0,3-0,6 mikron dan bentuk dari bakteri ini yaitu batang, tipis, lurus
atau agak bengkok, bergranul, tidak mempunyai selubung tetapi
kuman ini mempunyai lapisan luar yang tebal yang terdiri dari lipoid
(terutama asam mikolat).
PATOFISIOLOGI
• Kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei
dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam
udara bebas 1 – 2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultaviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana
lembab dan gelap, kuman dapat tahan berhari – hari sampai
berbulan – bulan. Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia
akan menempel pada saluran napas atau jaringan paru. Partikel
dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5 mikrometer. Kuman
akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh
makrofag. Kebanyakkan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh
makrofag keluar dari percabangan trankeobronkial bersama
gerakan silia dengan sekretnya.

• Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam
sitoplasma makofag. Disini dapat terbawa masuk ke organ tubuh
lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk
sarang atau apex primer atau sarang (fokus) Ghon. Sarang primer
ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai
ke pleura, maka terjadilah efusi pleura. Kuman dapat masuk melalui
saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, dan kulit, terjadi
limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan
menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila
masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh
bagian paru menjadi TB milier.
• Tuberkulosis Primer

• Tuberkulosis Pasca Primer (Tuberkulosis Sekunder)


Klasifikasi Tuberkulosis
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)
Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:
• Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil
BTA positif
• Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif
dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
• Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif
dan biakan positif
• Tuberkulosis paru BTA (-)
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,
gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis
aktif
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan
biakan M. tuberculosis
2. Berdasarkan tipe pasien
• Kasus baru
• Kasus kambuh (relaps)
• Kasus defaulted atau drop out
• Kasus gagal
• Kasus kronik
• Kasus Bekas TB
MANIFESTASI KLINIS
Gejala sistemik/umum:
• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah)
• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakanmalam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demamseperti influenza dan bersifat hilang timbul
• Penurunan nafsu makan dan berat badan
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Gejala khusus:
• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatansebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
akibat penekanankelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara “mengi”,suara nafas melemah yang disertai
sesak.
• Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertaidengan keluhan sakit dada.
• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yangpada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dandisebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demamtinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
PENATALAKSANAAN
Tahap awal (intensif)
• Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan
perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi
obat.
• Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu.
• Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
(konversi) dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan
• Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama
• Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan.

• Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian


Tuberkulosis di Indonesia:
• Kategori 1: 2(HRZE)/ 4(HR)3.
• Kategori 2: 2(HRZE)S/ (HRZE)/ 5(HR)3E3.
PROGNOSIS
• Prognosis pada umumnya baik apabila pasien melakukan terapi
sesuai dengan ketentuan pengobatan.Untuk TB dengan komorbid,
prognosis menjadi kurang baik.

You might also like