DEFINISI • Tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi.Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung dengan lambat.Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari. EPIDEMIOLOGI • Di perkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) adalah psien TB dengan HIV positif. 75% pasien tersebut berada di wilayah afrika. • Padatahun 2012 di perkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TBMDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia. • Kasus dan kematian TB besar terjadi pada pria tetapi angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga tinggi. 2,9 juta kasus Tb tahun 2012 jumlah kematian mencapai 410.000 kasus termasuk diantaranya adalah 160.000 orang wanita HIV positif. ETIOLOGI • Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dan bentuk dari bakteri ini yaitu batang, tipis, lurus atau agak bengkok, bergranul, tidak mempunyai selubung tetapi kuman ini mempunyai lapisan luar yang tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). PATOFISIOLOGI • Kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas 1 – 2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultaviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap, kuman dapat tahan berhari – hari sampai berbulan – bulan. Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran napas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakkan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan trankeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya. • • Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sitoplasma makofag. Disini dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang atau apex primer atau sarang (fokus) Ghon. Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi pleura. Kuman dapat masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier. • Tuberkulosis Primer
• Tuberkulosis Pasca Primer (Tuberkulosis Sekunder)
Klasifikasi Tuberkulosis 1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA) Tuberkulosis paru BTA (+) adalah: • Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif • Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif • Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif • Tuberkulosis paru BTA (-) • Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif • Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis 2. Berdasarkan tipe pasien • Kasus baru • Kasus kambuh (relaps) • Kasus defaulted atau drop out • Kasus gagal • Kasus kronik • Kasus Bekas TB MANIFESTASI KLINIS Gejala sistemik/umum: • Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah) • Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakanmalam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demamseperti influenza dan bersifat hilang timbul • Penurunan nafsu makan dan berat badan • Perasaan tidak enak (malaise), lemah Gejala khusus: • Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatansebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanankelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,suara nafas melemah yang disertai sesak. • Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertaidengan keluhan sakit dada. • Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yangpada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. • Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dandisebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demamtinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang- kejang. PENATALAKSANAAN Tahap awal (intensif) • Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. • Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. • Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. Tahap Lanjutan • Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama • Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
• Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia: • Kategori 1: 2(HRZE)/ 4(HR)3. • Kategori 2: 2(HRZE)S/ (HRZE)/ 5(HR)3E3. PROGNOSIS • Prognosis pada umumnya baik apabila pasien melakukan terapi sesuai dengan ketentuan pengobatan.Untuk TB dengan komorbid, prognosis menjadi kurang baik.