You are on page 1of 80

KESELAMATAN

KESEHATAN KERJA
DI RUMAH SAKIT
Bandung
02 Januari 1955

Anesthesi RSHS UNPAD, 1981

MARS, Univ. Indonesia


Jakarta, 1991

Doktor Kebijakan Kesehatan Publik


Padjadjaran Univ. 2007

Jln. Merkuri Selatan XV/8


Margahayu Raya Bandung

Telp. 022-7500570/ 0818223928


Email: dadangkusnadi@ymail.com
RUMAH SAKIT
HOSPITALITY BACKGROUND

Unique and Complex


- - Labor Intensive
• . - - Solid Profesion
- Capital Intensive
• . - - Solid Tecknology
- - Solid On problem
- - Solid Industry
UNDANG-UNDANG BIDANG
KESEHATAN
UU
Setiap orang
1. Undang-undang berhak
Nomor 29/2004 memperoleh
pelayanan Pelayanan
2. Undang-undang kesehatan kesehatan meningkatkan
Nomor 36/2009 Yang derajat kesehatan
Aman, masyarakat
3. Undang-undang Negara Bermutu, setinggi-
Nomor 44/2009 berkewajiban Dan tingginya.
menyediakan terjangkau
4. Undang-undang fasilitas
pelayanan
Nomor 24/2011 kesehatan
DASAR HUKUM

 UNDANG-UNDANG NOMOR. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN


 UNDANG-UNDANG NOMOR. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
 UNDANG-UNDANG NOMOR. 38 TAHUN 2012 TENTANG KEPERAWATAN
 KEMENKES NO.432 TAHUN 2007 TTG : PEDOMAN MANAJEMEN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT
 KEMENKES NO. 1204 TAHUN 2004 TTG : PERSYARATAN KESLING RUMAH
SAKIT
 KEMENKES NO.1087 TAHUN 2010 TTG : STANDAR KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT
 KEMENKES NO. 1691 TAHUN 2011 TTG : KESELAMATAN PASEN DI RUMAH
SAKIT
 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASEN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2006
PENGERTIAN MANAJEMEN RESIKO
COT
SIMBOL RESIKO
PURPOSE:
Risk Management is the process of making and carrying out our decisions
that will minimize the adverse effects of accidental losses to the organization
Risk Management will strive to reduce both the frequency and severity of losses to
the organization via risk control and risk financing techniques.
All staff participates in risk management activities in their day-to-day operations
The purpose of Risk Management is to prevent injury and to prevent or limit
financial loss to the institution.
Commitment, cooperation, and support from the Governing Board,
Administration, Department Heads and all staff and associates are key to any
successful Risk Management Program.
TUJUAN MANAJEMEN RESIKO
TUJUAN DAN MANFAAT
RISK MANAGEMENT IN A CAPSULE
THE BIG A AND THE 25 CS

1. Competence 14. Check list


2. Communication 15. Coordination
3. Consent THE 16. Collections
4. Compassion
BIG A IS 17. Calls
5. Consultation 18. Customer
6. Chaperone
: 19. Courage
7. Confirmation ANTICI 20. Credential
8. Completion PATE 21. Confidentiality
9. Correction 22. Comments
10. Caution
23. Counsel
24. Current
11. Contract
25. Calm
12. Common sense
13. Complaints
o s ofi ien
l
Fi
n pas re) HOSPITAL PATIENT
s u ha t ca
A
a tien RISK CENTRED
(P MANAGEMENT CARE
(PELAYANAN
FOKUS
PASIEN)

“Safety is a fundamental
• MUTU principle of patient care
• PATIENT and a critical component
SAFETY of Quality Management.”
3 Fondasi
Asuhan pasien (World Alliance for Patient
Safety, Forward Program WHO,
• Asuhan Medis
• Asuhan Keperawatan
ETIK • EBM 2004)

• Asuhan Gizi
• VBM
• Asuhan Obat • Evidence Based Medicine
• Value Based Medicine
SISTEM MANAJEMEN RESIKO
PROSES MANAJEMEN RESIKO
KATEGORI RESIKO
TARGET CAPAIAN PROSES
IDENTIFIKASI HAZARD DI RS

 Identifikasi hazards di Rumah Sakit.   Faktor Fisik (mis : bising, panas, radiasi,
debu, listrik, dsb.), faktor Kimiawi (baik bahan-bahan   kimia laboratorium
maupun bahan obat di Farmasi), faktor Biologis (mis : bakteria, virus, parasite),
faktor Psikososial (mis : kejenuhan, stress, kelelahan serta konflik), faktor
Ergonomi (mis : patient handling, dsb), serta potensi kecelakaan) semua
merupakan faktor risiko yang harus dikontrol. Identifikasi didasarkan kepada
setiap bagian yang menunjang aktifitas di Rumah Sakit.
MENCEGAH HAZARD KIMIA
 a.       Karbon monoksida dan Nitrogen Oksida
       Sumber utama karbon monoksida adalah dari asap rokok, pembakaraan yang tidak sempurna, asap dari kendaraan dariemisi buangan kendaraan bermotor.
Efek yang ditimbulkan : pusing, mual, iritasi mata dan saluran pernapasan.
 b.      Ozon
       Sumber utama ozon dari sarana sterilisasi yaitu air ozon yang merupakan sumber air minum dari mesin fhoto copy. Efek yang ditimbulkan: iritasi mata dan
saluran pernapasan, pusing dapat menimbulkan kelainan genetik.
 c.       Etilen Oksida
       Bahan kimia ini digunakan untuk desinfektan dan bahan untuk mensterilisasikan alat. Pernapasan umumnya terjadi karena aerasi yang kurang tepat pada
wadah penampungan etilen oksida setelah proses sterilisasi selesai. Efek yang ditimbulkan : iritasi saluran pernapasan, mata, diare, perubahan prilaku, anemia,
infeksi saluran nafas sekunder, sensitisasi pada kulit, gangguan reproduksi dan karsinogen.
 d.      Metil Matakrilat (MMA)
       Umumnya digunakan untuk proses fiksasi sedian di labortorium. Efek kesehatan akut; iritasi mata, kulit dan membrane mulosa. Efek yang ditimbulkan:
sangat bervariasi mulai dari penurunan tekanan darah hingga serangan jantung. Efek kesehatan kronik : degenerasi, mutagenesis dan teratogenesis.
 e.       Formaldehid
       Efek kesehatan akut : iritasi pada mata dan pernapasan, nyeri ulu hati, mual, hilang kesadaran (jika tertelan dalam jumlah yang besar). Efek kesehatan
kronis: terpapar dalam konsentrasi yang tinggi dalam uap pormalin selama beberapa waktu dapat menyebabkan laryngitis , bronchitis, atau bronkopneumonia.
Terpapar dalam jangka waktu lama  dapat menyebabkan conjungtivitas dan diperkirakan dapat menyebabkan kanker.
 f.       Tolueene dan Xylene
       Bahan kimia ini digunakan untuk proses fiksasi sfesimen jaringan dan pembersihan noda. Umumnya ditemukan di laboratorium histology, hemology,
makrobiology, dan sitilogy.
       Efek kesehatan akut: uap maupun cairannya dapat menyebabkan iritasi mata dan lapisan mukosa, hilangan kesadaran, pusing dan penurunan mental.
Tertelan atau absorbsi bahan kimia ini melalui kulit dapat menyebabkan kulit terbkar dan bersifat mudah terbakar.(flammable). Efek kesadaran kronik: jika
bahan kimia ini mengandung campuran benzena, maka dapat menyebabkan leukemia. Kontak kulit yang berkepanjangan dapat menyebabkan dermatitis.
Toluene diperkirakan dapt menyebabkan kerusakan sistem reproduksi.
Mencegah Hazard Psikososial

 Hazard (bahaya) Psychosocial adalah suatu bahaya non fisik yang timbul karena
adanya interaksi dari aspek-aspek job description, desain kerja dan organisasi
serta managemen di tempat kerja serta konteks lingkungan sosial yang berpotensi
menimbulkan gangguan fisik, sosial dan psikologi.
 Bahaya psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis
maupunorganisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat memberi
dampak pada aspek fisik dan mental pekerja. Seperti misalnya pola kerja yang tak
beraturan, waktu kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi
kapasitas mental, tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang
terpisah atau terlalu ramai dll (Sunaryo 2004)
TEMPAT KERJA

 "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau


terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering
dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci
dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan,
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
atau berhubung dengan tempat kerja tersebut;
PENGERTIAN KECELAKAAN

 KECELAKAAN ADALAH SUATU KEJADIAN TIDAK TERDUGA DAN


TIDAK DIKEHENDAKI YANG MENGACAUKAN PROSES SUATU
AKTIVITAS YANG TELAH DIATUR.
 JENIS KECELAKAAN : KECELAKAAN AKIBAT LANGSUNG
PEKERJAAN DAN ATAU KECELAKAAN TERJADI PADA SAAT
PEKERJAAN SEDANG DILAKUKAN.
 KELOMPOK KECELAKAAN : KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI
PERUSAHAAN, KECELAKAAN ALLU LINTAS DAN KECELAKAAN DI
RUMAH.
PENYEBAB KECELAKAAN

 UNSAFE ACTION : KETIDAK SEIMBANGAN FISIK TENAGA KERJA, YAITU :


POSISI TUBUH, CACAT FISIK, CACAT SEMENTARA, KEPEKAAN PANCA
INDRA, KURANG PENDIDIKAN, PEKERJAAN TIDAK SESUAI KEWENANGAN,
PEKERJAAN TIDAK SESUAI KEAHLIAN ATAU KETERAMPILAN, KESALAHAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI, MENANGKAT BEBAN
YANG BERLEBIHAN DAN BEKERJA BERLEBIHAN JAM KERJA.
 UNSAFE CONDITION : KECELAKAAN YANG DISEBABKAN SARANA DAN
PRASARANA, YAITU : PERALATAN YG TIDAK LAYAK PAKAI, ADA PAI DI
TEMPAT BAHAYA, PENGAMANAN GEDUNG YG KURANG STANDAR,
TERPAPAR BISING, TERPAPAR RADIASI, PENCAHAYAAN DAN VENTILASI YG
KURANG ATAU BERLEBIHAN, KONDISI SUHU YG MEMBAHAYAKAN,
PENGAMANAN YNG BERLEBIHAN, SISTEM PERINGATAN YG BERLEBIHAN,
SIFAT PEKERJAAN YG MENGANDUNG POTANSI BAHAYA.
KLASIFIKASI KECELAKAAN

 KLASIFIKASI MENURUT JENIS KECELAKAAN : TERJATUH, TERTIMPA


BENDA, TERKENAN BENDA, TERJEPIT BENDA, TERKANA ARUS
LISTRIK, KONTAK BAHAN RADIASI.
 KLASIFIKASI MENURUT PENYEBAB : MESIN-MESIN, ALAT ANGKUT
DAN ANGKAT, PERALATAN PEMANAS, BAHAYA ZAT RADIASI/
MELEDAK, LINGKUNGAN KERJA .
 KLASIFIKASI MENURUT SIFAT LUPA ATAU KELAINAN : PATAH
TULANG, DISLOKASI, REGANG OTOT, MEMAR, AMPUTASI, GEGAR/
REMUK, LUKA BAKAR, KERACUNAN, MATI LEMAS, PENGARUH
LISTRIK/ RADIASI.
 KLASIFIKASI MENURUT LETAK KELAINAN ATAU LUKA DI TUBUH :
KEPALA, LEHER
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN

 KERUGIAN EKONOMI : KERUSAKAN ALAT, BANGUNAN, BAHAN,


BIAYA PENGOBATAN, TUNJANGAN KECELAKAAN, JUMLAH
PRODUKSI MENURUN, KOMPENSASI KECELAKAAN, PENGGANTIAN
TENAGA KERJA YG MENGALAMAI KECELAKAAN.
 KERUGIAN NON EKONOMI : PENERITANAAN KORBAN DAN
KELUARGA, HILANGNYA WAKTU SELAMA SAKIT, KORBAN/
KELUARGA, KETERLAMBATAN AKTIVITAS AKIBAT TENAGA KERJA,
HILANGNYA WAKTU KERJA.
ASAS PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
 ASAS KECELAKAAN KERJA DI BIDANG KESEHATAN KERJA DENGAN
MENERAPKAN K3 ( KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA).
 MANAJEMEN PERUSAHAAN : EVALUASI PERLINDUNGAN
KARYAWAN, PELATIHAN, BIMBINGAN BERKALA, DEMONSTRASI APD,
HOUSKEEPING YG BAIK, SANKSI KARYAWAN, INSENTIF KARYAWAN.
 TENAGA KERJA : MEMAKAI APD, SADAR AKAN KESELAMATAN
KERJA, PERATURAN KERJA.
PENGERTIAN

 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang


memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-
syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan
tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident).
INVESTASI

 Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya


pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus
dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
KESEHATAN KERJA

 Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu


kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,
atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan –gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
KESELAMATAN KERJA

 Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.


 Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
 a. Sasarannya adalah manusia
 b. Bersifat medis.
TANDA BAHAYA
PENYAKIT AKIBAT KERJA

 PENCAHAYAAN
 POLUSI
 VENTILASI
 RADIASI
 TOKSIOLOGI
 KEBISINGAN
SIMBOL PERLINDUNGAN
BAHAYA DI LANTAI PRODUKSI

 TERTIMPA BENDA KERAS


 TERPOTONG BENDA TAJAM
 TERJATUH DARI TEMPAT TINGGI
 TERBAKAR ATAU TERKENA ALIRAN LISTRIK
 TERKENA ZAT KIMIA
 RUSAK PENDENGARAN KARENEA KEBISINGAN
 RUSAK PENGLIHATAN KARENA CAHAYA BERLEBIHAN
 TERKENA RADIASI, DLL.
KECELAKAAN API DAN
KEBAKARAN
 DASAR HUKUM PENGENDALIAN KEBAKARAN
 JENIS KECELAKAAN API
 KIMIA API
 PEMBAKARAN
 NYALA API
 BARA API
 SEGITIGA API
 TEORI API
 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 DAMPAK KEBAKARAN
MENCEGAH KESELAMATAN
KERJA
LINGKUNGAN

 Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan pekerjaannya.
 Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat
dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan
atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih
ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta
pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
PERALATAN K-3
BLOOM

Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni
:

 1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /


anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan
sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
 2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
 3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi, dan
 4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
KES INDUSTRI

 Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu


kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit umum.
 Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar
“kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya
kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya.
  
KESELAMATAN KERJA

 Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,


alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).
 Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
 a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
 b. Bersifat teknik.
ALAT PELINDUNG KERJA
KESELAMATAN KERJA

 Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau


sebaliknya) bermacam macam ; ada yang menyebutnya
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan
ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing
dikenal Occupational Safety and Health.
KEUTUHAN

 Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering
disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
budaya dan karyanya.
 Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
PELINDUNG KEPALA
SIMBUL RAMBU-RAMBU
MERUGIKAN

 Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau
kerugian terhadap proses.
 Dewasa ini pembangunan nasional tergantung banyak kepada kualitas,
kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia termasuk praktisi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
 Dari segi dunia usaha diperlukan produktivitas dan daya saing yang baik agar
dapat berkiprah dalam bisnis internasional maupun domestik. Salah satu faktor
yang harus dibina sebaik-baiknya adalah implementasi K3 dalam berbagai
aktivitas masyarakat khususnya dalam dunia kerja.
RUSAK HARTA

 Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan


insiden (incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-
miss” atau “near-accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa
yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda
akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda
atau kerugian terhadap proses kerja.
KELALAIAN

 Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama


hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja
nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang
disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak
kondusif.
  
RAMBU-RAMBU LARANGAN
PERLINDUNGAN

Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :


 a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek
manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.
 b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
 c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan
industri barang maupun jasa.
 d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha
hyperkes.
RAMBU-RAMBU
 Percetakan Id Card
Rambu Bahaya
Rambu Benda Bebahaya
Rambu Darurat
Rambu Dilarang Merokok
Rambu Forklif
Rambu Larangan
Rambu Mudah Terbakar
Rambu P3K
Rambu Parkir
Rambu Pemadam Api
Rambu Perhatian / Caution
Rambu Peringatan
Rambu Pintu Darurat
Rambu Toilet
Rambu Utamakan Keselamatan
CONTOH RAMBU
ATURAN KESELAMATAN

 Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan


kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
TEMPAT KERJA

 Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :
 dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan;
 dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan atau
bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;
 dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
 dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
Alat Pelindung Kerja
TEMPAT KERJA

 dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam
lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik di permukaan atau di dalam
bumi, maupun di dasar perairan;
 dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
 dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang;
 dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
 dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
 dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
 dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting ;
JENIS ALAT PELINDUNG
TEMPAT KERJA

 dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;


 terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
 dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
 dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon;
 dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang
menggunakan alat teknis;
 dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air;
 diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
PERSYARATAN

 Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja


untuk : 
 mencegah dan mengurangi kecelakaan;
 mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
 mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
 memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
 memberi pertolongan pada kecelakaan;
 memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
 mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
ALAT PELINDUNG DIRI
PERSYARATAN

 mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan.
 memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
 menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
 menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
 memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
 memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
 mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
 mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
 mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
PEMAKAIAN GELANG

 Pemakaian Gelang Identitas Pasien Dibedakan Berdasarkan Warna,


diantaranya:
 Merah muda untuk pasien berjenis kelamin perempuan
 Biru muda untuk pasien berjenis kelamin laki-laki.
 Merah untuk pasien alergi obat-obatan
 Kuning untuk pasien dengan risiko jatuh
 Hijau untuk pasien alergi latek
 Ungu untuk pasien DNR (Do Not Resusitation)
 Abu-abu untuk pasien dengan pemasangan bahan radioaktif (kemoterapi)
 Putih untuk pasien dengan kondisi jenis kelamin ganda (ambigu)
LIMA WARNA GELANG

 Ada 5 macam warna gelang identitas pasien yang digunakan dan masing-masing warna
memiliki fungsi identifikasi yang berbeda, yaitu:
 Biru Muda, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis
kelamin laki-laki;
 Merah Muda/ Pink, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien
berjenis kelamin perempuan;
 Kuning, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien yang berisiko
jatuh;
 Merah, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien yang memiliki
riwayat alergi terhadap suatu jenis obat;
 Ungu, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien dengan kategori
'do not resuscitate' (DNR) .yaitu pasien atau keluarga yang memilih tidak melanjutkan
tindakan medis.
JENIS APD

 KEPALA : HELMET
 MATA : SAFETY GLOSSES, SAFETY GOGLE
 WAJAH : FACE SHIELD, PELINDUNG JARI
 TANGAN : SAFETY GLOVES, PELINDUNG JARI
 KULIT : CREAM PELINDUNG
 KAKI : SAFETY SHOES
 PERNAPASAN : MASKER, BREATHING APPARATUS
 TELINGA : EAR PLUG
SARUNG TANGAN

 MELINDUNGI TANGAN DARI BAHAN INFEKSIUS DAN MELINDUNGI


PASIEN DARI MIKROORGANISME PADA TANGAN PETUGAS.AALAT INI
MERUPAKAN PEMBATAS FISIK UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN
INFEKSI DAN HARUS DIGANTI UNTUK MENCEGAH INFEKSI SILANG.
ADA 3 JENIS SARUNG TANGAN

 1. SARUNG TANGAN BEDAH, DIGUNAKAN KETIKA MELAKUKAN


TINDAKAN INFASIF DATAU PEMBEDAHAN.
 2. SARUNG TANGAN PEMERIKSAAN, DIPAKAI UNTUK MELINDUNGI
PETUGAS KESEHATAN SEWAKTU MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAU
PEKERJAAN RUTIN.
 3. SARUNG TANGAN RUMAH TANGGA, DIPAKAI SEWAKTU
MEMPROSES PERALATAN, MENAGANI BAHAN-BAHAN
TERKONTAMINASI, DAN SEWAKTU MEMBERSIHKAN YANG
TERKONTAMINASI.
SARUNG TANGAN BEDAH DAN
PEMERIKSAAN
SARUNG TANGAN RUMAH
TANGGA
APD RADIOLOGI = APRON

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.

Alat Pelindung Diri atau Perlengkapan proteksi yang biasa digunakan oleh pekerja radiasi
adalah : Apron Radiologi

Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau


fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp harus menyediakan
sekurang – kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah hitam
harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut
APD RADIOLOGI

You might also like