Professional Documents
Culture Documents
k3 Keselamatan Kerja Rumah Sakit
k3 Keselamatan Kerja Rumah Sakit
KESEHATAN KERJA
DI RUMAH SAKIT
Bandung
02 Januari 1955
“Safety is a fundamental
• MUTU principle of patient care
• PATIENT and a critical component
SAFETY of Quality Management.”
3 Fondasi
Asuhan pasien (World Alliance for Patient
Safety, Forward Program WHO,
• Asuhan Medis
• Asuhan Keperawatan
ETIK • EBM 2004)
• Asuhan Gizi
• VBM
• Asuhan Obat • Evidence Based Medicine
• Value Based Medicine
SISTEM MANAJEMEN RESIKO
PROSES MANAJEMEN RESIKO
KATEGORI RESIKO
TARGET CAPAIAN PROSES
IDENTIFIKASI HAZARD DI RS
Identifikasi hazards di Rumah Sakit. Faktor Fisik (mis : bising, panas, radiasi,
debu, listrik, dsb.), faktor Kimiawi (baik bahan-bahan kimia laboratorium
maupun bahan obat di Farmasi), faktor Biologis (mis : bakteria, virus, parasite),
faktor Psikososial (mis : kejenuhan, stress, kelelahan serta konflik), faktor
Ergonomi (mis : patient handling, dsb), serta potensi kecelakaan) semua
merupakan faktor risiko yang harus dikontrol. Identifikasi didasarkan kepada
setiap bagian yang menunjang aktifitas di Rumah Sakit.
MENCEGAH HAZARD KIMIA
a. Karbon monoksida dan Nitrogen Oksida
Sumber utama karbon monoksida adalah dari asap rokok, pembakaraan yang tidak sempurna, asap dari kendaraan dariemisi buangan kendaraan bermotor.
Efek yang ditimbulkan : pusing, mual, iritasi mata dan saluran pernapasan.
b. Ozon
Sumber utama ozon dari sarana sterilisasi yaitu air ozon yang merupakan sumber air minum dari mesin fhoto copy. Efek yang ditimbulkan: iritasi mata dan
saluran pernapasan, pusing dapat menimbulkan kelainan genetik.
c. Etilen Oksida
Bahan kimia ini digunakan untuk desinfektan dan bahan untuk mensterilisasikan alat. Pernapasan umumnya terjadi karena aerasi yang kurang tepat pada
wadah penampungan etilen oksida setelah proses sterilisasi selesai. Efek yang ditimbulkan : iritasi saluran pernapasan, mata, diare, perubahan prilaku, anemia,
infeksi saluran nafas sekunder, sensitisasi pada kulit, gangguan reproduksi dan karsinogen.
d. Metil Matakrilat (MMA)
Umumnya digunakan untuk proses fiksasi sedian di labortorium. Efek kesehatan akut; iritasi mata, kulit dan membrane mulosa. Efek yang ditimbulkan:
sangat bervariasi mulai dari penurunan tekanan darah hingga serangan jantung. Efek kesehatan kronik : degenerasi, mutagenesis dan teratogenesis.
e. Formaldehid
Efek kesehatan akut : iritasi pada mata dan pernapasan, nyeri ulu hati, mual, hilang kesadaran (jika tertelan dalam jumlah yang besar). Efek kesehatan
kronis: terpapar dalam konsentrasi yang tinggi dalam uap pormalin selama beberapa waktu dapat menyebabkan laryngitis , bronchitis, atau bronkopneumonia.
Terpapar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan conjungtivitas dan diperkirakan dapat menyebabkan kanker.
f. Tolueene dan Xylene
Bahan kimia ini digunakan untuk proses fiksasi sfesimen jaringan dan pembersihan noda. Umumnya ditemukan di laboratorium histology, hemology,
makrobiology, dan sitilogy.
Efek kesehatan akut: uap maupun cairannya dapat menyebabkan iritasi mata dan lapisan mukosa, hilangan kesadaran, pusing dan penurunan mental.
Tertelan atau absorbsi bahan kimia ini melalui kulit dapat menyebabkan kulit terbkar dan bersifat mudah terbakar.(flammable). Efek kesadaran kronik: jika
bahan kimia ini mengandung campuran benzena, maka dapat menyebabkan leukemia. Kontak kulit yang berkepanjangan dapat menyebabkan dermatitis.
Toluene diperkirakan dapt menyebabkan kerusakan sistem reproduksi.
Mencegah Hazard Psikososial
Hazard (bahaya) Psychosocial adalah suatu bahaya non fisik yang timbul karena
adanya interaksi dari aspek-aspek job description, desain kerja dan organisasi
serta managemen di tempat kerja serta konteks lingkungan sosial yang berpotensi
menimbulkan gangguan fisik, sosial dan psikologi.
Bahaya psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis
maupunorganisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat memberi
dampak pada aspek fisik dan mental pekerja. Seperti misalnya pola kerja yang tak
beraturan, waktu kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi
kapasitas mental, tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang
terpisah atau terlalu ramai dll (Sunaryo 2004)
TEMPAT KERJA
PENCAHAYAAN
POLUSI
VENTILASI
RADIASI
TOKSIOLOGI
KEBISINGAN
SIMBOL PERLINDUNGAN
BAHAYA DI LANTAI PRODUKSI
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat
dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan
atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih
ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta
pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
PERALATAN K-3
BLOOM
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni
:
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering
disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
budaya dan karyanya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
PELINDUNG KEPALA
SIMBUL RAMBU-RAMBU
MERUGIKAN
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau
kerugian terhadap proses.
Dewasa ini pembangunan nasional tergantung banyak kepada kualitas,
kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia termasuk praktisi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Dari segi dunia usaha diperlukan produktivitas dan daya saing yang baik agar
dapat berkiprah dalam bisnis internasional maupun domestik. Salah satu faktor
yang harus dibina sebaik-baiknya adalah implementasi K3 dalam berbagai
aktivitas masyarakat khususnya dalam dunia kerja.
RUSAK HARTA
Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :
dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan;
dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan atau
bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
Alat Pelindung Kerja
TEMPAT KERJA
dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam
lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik di permukaan atau di dalam
bumi, maupun di dasar perairan;
dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang;
dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting ;
JENIS ALAT PELINDUNG
TEMPAT KERJA
mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan.
memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
PEMAKAIAN GELANG
Ada 5 macam warna gelang identitas pasien yang digunakan dan masing-masing warna
memiliki fungsi identifikasi yang berbeda, yaitu:
Biru Muda, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis
kelamin laki-laki;
Merah Muda/ Pink, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien
berjenis kelamin perempuan;
Kuning, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien yang berisiko
jatuh;
Merah, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien yang memiliki
riwayat alergi terhadap suatu jenis obat;
Ungu, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien dengan kategori
'do not resuscitate' (DNR) .yaitu pasien atau keluarga yang memilih tidak melanjutkan
tindakan medis.
JENIS APD
KEPALA : HELMET
MATA : SAFETY GLOSSES, SAFETY GOGLE
WAJAH : FACE SHIELD, PELINDUNG JARI
TANGAN : SAFETY GLOVES, PELINDUNG JARI
KULIT : CREAM PELINDUNG
KAKI : SAFETY SHOES
PERNAPASAN : MASKER, BREATHING APPARATUS
TELINGA : EAR PLUG
SARUNG TANGAN
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.
Alat Pelindung Diri atau Perlengkapan proteksi yang biasa digunakan oleh pekerja radiasi
adalah : Apron Radiologi