You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BIDAN DESA DENGAN KINERJA


BIDAN DESA DALAM PENCATATAN DAN PENGOLAHAN DATA PWS-KIA DI
KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG

Ramandhani Dwi Setyo Pambudi


Bagian Biostatistik dan Ilmu Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro Semarang

Abstract
Improving the quality of maternal and child health can be seen from the coverage
of each area of work. Basic program of PWS - KIA is the collection and
processing of maternal and child health data conducted by midwifes. Midwife’s
work on PWS-KIA data collection and processing can be influenced by the
individual characteristics of midwife. The purpose of this study was to known the
strength of the relationship between individual characteristics with collection and
processing of data PWS - KIA in Sub-District Banyubiru District Semarang . This
study used a cross-sectional design . The sample of this study all of midwife in
Sub-district Banyubiru as much as 9 people. Data were analyzed using
descriptive and analytic by using relationship strength test Rank Spearman
Correlation (ρs ). The results showed that all the variables of individual
characteristics were positively correlated , which means having a meaningful
relationship with the collection and processing of data PWS - KIA . The variable
characteristics of individuals who have the greatest strength of the relationship is
work period with the Rank Spearman correlation coefficient value (ρs ) 0.548
which is in the average category , while the smallest is training with the Rank
Spearman correlation coefficient (ρs ) 0.297 which is in a weak category. Advice
for health centers to implement special training of PWS-KIA data processing in
accordance with the existing guidelines , the midwife coordinator have to firmer to
the midwife who did not the collection and processing data PWS - KIA in
accordance with existing guidelines , while for midwives who classified old work
period have to guidance to the midwife who have work period relatively new and
midwife attend spesific training of the collection and processing PWS - KIA .data

Keywords : Data Collection and Processing, Midwife, Individual


Characteristics

PENDAHULUAN dilakukan dengan melakukan


Indikator Kelangsungan program KIA di wilayah kerja yang
hidup ibu dan anak yang dapat memiliki permasalahan KIA yang
diterima secara umum adalah angka tingggi. Agar pelaksanaan program
kematian ibu (AKI), angka kematian KIA dapat berjalan lancar, besarnya
anak (AKA) dan angka kematian cakupan pelayanan KIA di suatu
bayi (AKB). Survei Demografi wilayah kerja perlu dipantau secara
Indonesia (SDKI) 2012 memberikan terus menerus. Untuk memantau
data bahwa Angka Kematian Ibu cakupan pelayanan KIA tersebut
(AKI) adalah 359 per 100.000 dikembangkan sistem Pemantauan
kelahiran hidup sedangkan Angka Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
Kematian Bayi (AKB) adalah 32 per dan Anak (PWS KIA).3
1.000 kelahiran hidup.2 Upaya Pemantauan Wilayah
penurunan AKI dan AKB dapat Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

698
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(PWS-KIA) sebagai alat manajemen dan pengolahan data PWS-KIA di


untuk melakukan pemantauan Kecamatan Banyubiru Kabupaten
program KIA di suatu wilayah kerja. Semarang. Penelitian ini dilakukan
Program KIA yang dimaksud dengan menilai karakteristik individu
meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bidan desa yang meliputi Umur,
bersalin, ibu nifas, ibu dengan status pernikahan, tempat tinggal,
komplikasi kebidanan, keluarga pendidikan dan masa kerja bidan
berencana, bayi baru lahir, bayi baru desa serta hubungannya dengan
lahir dengan komplikasi, bayi, dan kinerja bidan desa dalam pencatatan
balita. Kegiatan PWS-KIA terdiri dari dan pengolahan data PWS-KIA
pengumpulan, pengolahan, analisis
dan intepretasi data serta METODE PENELITIAN
penyebarluasan informasi ke Penelitian ini merupakan
penyelenggara program dan penelitian deksriptif analitik dengan
pihak/.instansi terkait untuk tindak pendekatan kuantitatif. Pendekatan
lanjut.3 kuantitatif digunakan untuk
Bidan desa memiliki peran memberikan gambaran mengenai
penting dalam monitoring kesehatan pencatatan dan pengolahan data
ibu dan anak diwilayah kerjanya.4 PWS-KIA bidan desa di Kecamatan
Setiap bulan Bidan di desa Banyubiru Kabupaten Semarang.
mengolah data yang tercantum Jenis penelitian ini merupakan
dalam buku kohort dan dijadikan penelitian deskriptif analitik dengan
sebagai bahan laporan bulanan KIA. tipe Explanatory Research karena
Seorang bidan desa adalah menjelaskan hubungan antara
termasuk individu dan mempunyai variabel bebas yaitu karakteristik
karakteristik. Perilaku bidan desa individu dengan variabel terikat yaitu
akan memengaruhi kinerjanya dalam pencatatan dan pengolahan data
melakukan pelayanan kepada ibu. PWS-KIA bidan desa
Menurut Gibson, ada tiga faktor Penjelasan hubungan
yang berpengaruh terhadap kinerja dilakukan dengan pertanyaan
personal, yang dikelompokkan penelitian, serta pendekatan waktu
dalam tiga variabel yaitu variabel pengumpulan data menggunakan
individu, psikologi dan variabel rancangan potong lintang (cross
organisasi. Variabel individu terdiri sectional) dimana data yang
dari kemampuan dan ketrampilan menyangkut variabel bebas dan
(fisik & mental, latar belakang variabel terikat akan dikumpulkan
keluarga (tingkat sosial & dalam waktu yang bersamaan.
pengalaman), demografi (umur, Subyek pada penelitian ini
etnis, jenis kelamin).4 merupakan seluruh bidan desa di
Pada studi pendahuluan Kecamatan Banyubiru Kabupaten
atau observasi awal yang dilakukan Semarang yang berjumlah 9 bidan
oleh peneliti di Puskesmas desa. Sumber data primer penelitian
Banyubiru Kecamatan Banyubiru ini adalah Variabel-Variabel
Kabupaten Semarang, ditemukan penelitian yang terdiri dari
masih ada beberapa bidan yang karakteristik individu dan pencatatan
belum melakukan pengolahan data dan pengolahan data PWS-KIA yang
PWS-KIA. Berdasarkan uraian di diperoleh melalui observasi secara
atas penulis ingin meneliti hubungan langsung kepada bidan desa
karakteristik bidan desa dengan Kecamatan Banyubiru Kabupaten
kinerja bidan desa dalam pencatatan Semarang. Sedangkan sumber data

699
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sekunder penelitian ini adalah Data desa dalam pencatatan dan


yang diperoleh dari pihak lain diluar pengolahan data PWS-KIA
responden yang dikumpulkan dalam salah satunya adalah
bentuk laporan. Data sekunder yang menyebabkan penurunan
dikumpulkan dalam penelitian ini ketrampilan bidan desa
adalah kohort ibu hamil, kohort bayi, dalam menyelesaikan
kohort balita, kohort KB dan formulir- pekerjaanya dan juga dapat
formulir lain yang mendukung seperti menyebabkan bidan desa
data monografi wilayah Kecamatan menolak teknologi baru yang
Banyubiru Kabupaten Semarang. lebih efektif sehingga dapat
Analisis yang digunakan membantu bidan desa dalam
adalah univariat dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaanya.
menggambarkan variabel umur, Usia juga memiliki dampak
status pernikahan, status pekerjaan, positif diantaranya semakin
status pekerjaan, pendidikan, bertambahnya usia bidan
pelatihan, masa kerja, skor desa,semakin bertambah
pencatatan dan pengolahan data pula pengalaman bidan desa
PWS-KIA bidan desa dan Analisis dan juga semakin matang
bivariat yang digunakan untuk pertimbangan bidan desa,
melakukan uji kekuatan hubungan selain itu semakin kuat juga
antara karakteristik individu bidan etika kerja dan dapat
desa dengan kinerja bidan desa menjaga komitmen mutu
dalam pencatatan dan pengolahan kerja bidan desa . Pada
data PWS-KIA menggunakan uji rentang usia 30-40 tahun
statistik korelasi rank spearman bidan desa pada umumnya
lebih memiliki motivasi untuk
meningkatkan kinerja agar
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat memperoleh prestasi
1. Karakteristik Individu Bidan Desa dan kesuksesan.5
a. Umur b. Status pernikahan
Dari hasil penelitian Berdasarkan data
dapat diketahui bahwa umur dilapangan, diketahui bahwa
bidan desa tertua adalah 48 status pernikahan seluruh
tahun sedangkan yang bidan desa yaitu sudah
termuda adalah 35 tahun. menikah
Dengan rata-rata umur bidan c. Status pekerjaan
desa adalah 40 tahun. Dari hasil dilapangan,
Variabel umur memiliki diketahui bahwa status
kekuatan korelasi sebesar ρs pekerjaan seluruh bidan desa
= 0,376 (0.20 – 0.399) dan yaitu Pegawai Negeri Sipil
berkorelasi positif yang berarti d. Pendidikan
variabel umur mempunyai Berdasarkan tabel di
pengaruh yang lemah dan atas, diketahui bahwa hampir
semakin tua umur bidan desa seluruh bidan desa
maka semakin baik juga menempuh pendidikan
pencatatan dan pengolah terakhir DI/DIII. Sedangkan
data PWS-KIA yang dilakukan bidan desa yang pendidikan
oleh bidan desa. terakhirnya D4 Kebidanan
Usia dapat sebanyak 1 orang.
mempengaruhi kinerja bidan

700
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Variabel pendidikan Rata-rata banyaknya


memiliki kekuatan korelasi pelatihan yang diikuti adalah 2
sebesar ρs = 0.490 (0.40 – kali.
0.599 hal ini menunjukkan Berdasarkan uji
bahwa kedua variabel kekuatan hubungan dapat
mempunyai kekuatan diketahui bahwa pelatihan
hubungan sedang dan memiliki kekuatan hubungan
berkorelasi positif yang berarti yang lemah dengan kekuatan
semakin tinggi jenjang korelasi sebesar ρs = 0,297
pendidikan yang ditempuh (0.20 – 0.399) dan
maka pencatatan dan berkekuatan positif. Hal ini
pengolahan data PWS-KIA menunjukkan bahwa semakin
akan semakin baik banyak pelatihan yang diikuti
Pendidikan merupakan semakin baik pengolahan dan
salah satu faktor yang penting pencatatan data PWS-KIA
dalam kinerja bidan desa. Perlatihan berfungsi
Lama pendidikan yang meningkatkan kemampuan
ditempuh bidan desa dapat dan ketrampilan bidan desa
dapat dijadikan indikator dalam menyelesaikan
kemampuan bidan desa pekerjaan yang sedang
dalam melakukan pencatatan dijalani. Pelatihan juga dapat
dan pengolahan data PWS- menambah motivasi agar
KIA. 6 Pendidikan yang telah bidan desa dapat
ditempuh bidan desa dapat mendapatkan hasil kerja yang
menambah pengetahuan optimal dan sesuai standar.
bidan desa dalam Dengan banyaknya pelatihan
menyelesaikan pekerjaan yang telah diikuti bidan desa ,
dengan lebih cepat dan tepat. bidan desa dapat
Dengan demikian semakin meningkatkan kemampuan,
tinggi pendidikan yang ketrampilan, dan juga
ditempuh semakin baik kinerja motivasi dalam melakukan
bidan desa dalam melakukan pencatatan dan pengolahan
pencatatan dan pengolahan data PWS-KIA sesuai
data PWS-KIA.7 pedoman PWS-KIA.8 Selama
e. Pelatihan menjadi bidan desa , bidan
Dari hasil dilapangan desa kecamatan banyubiru
dapat diketahui bahwa belum pernah mendapatkan
separuh dari seluruh bidan pelatihan khusus tentang
desa hanya mengikuti pencatatan dan pengolahan
pelatihan sebanyak 2 kali data PWS-KIA. Pelatihan
diantaranya adalah Peran khusus tentang Pencatatan
Nutrisi dan PPGDON dan pengolahan data PWS-
sedangkan bidan desa belum KIA sesuai dengan pedoman
pernah mengikuti pelatihan yang sudah ada penting untuk
khusus pencatatan dan dilakukan agar bidan dapat
pengolahan data PWS-KIA melakukan pencatatan dan
yang sesuai dengan pedoman pengolahan data PWS-KIA
PWS-KIA. Sedangkan sesuai standar yang sudah
pelatihan terbanyak hanya ditetapkan oleh pemerintah
diikuti oleh 2 bidan desa. sehingga pihak pembuat

701
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

keputusan dapat meningkat pula kinerja bidan


menghasilkan suatu dalam pencatatan dan
keputusan tindak lanjut teknis pengolahan data PWS-KIA.10
dan non-teknis.9
2. Pencatatan dan Pengolahan Data
f. Masa Kerja PWS-KIA
Dari hasil penelitian, 3 a. Pencatatan Data PWS-KIA
bidan desa telah menjadi Berdasarkan tabel di
bidan selama 19 tahun. masa atas, seluruh bidan desa
kerja termuda 13 tahun dan melakukan pencatatan data
masa kerja terlama yaitu 23 sasaran yang meliputi jumlah
tahun dengan rata-rata masa ibu hamil, ibu bersalin, ibu
kerja 18 tahun nifas, jumlah bayi, dan jumlah
Variable masa kerja balita. Sedangkan untuk data
memiliki kekuatan korelasi sasaran jumlah PUS hanya
terbesar dengan pencatatan ada 1 orang (11.1%) yang
dan pengolahan data PWS- melakukan pencatatan data
KIA bidan desa sebesar ρs = sasaran jumlah PUS, 8 orang
0.548 (0.40 – 0.599) dan lainnya (88.9%) tidak
berkorelasi positif hal ini mengerjakan pencatatan data
menunjukkan masa kerja sasaran jumlah PUS karena
memiliki hubungan yang pendataan PUS dan jumlah
sedang dengan pencatatan KB dilakukan oleh PLKB.
dan pengolahan data PWS- Seluruh bidan desa yang
KIA dan semakin lama masa berjumlah 9 orang (100%)
kerja bidan maka pencatatan juga melakukan pencatatan
dan pengolahan data PWS- data pelayanan.
KIA bidan desa akan semakin . Pada penelitian ini,
baik. pencatatan data sasaran dan
Lama kerja seorang data pelayanan bidan desa di
bidan desa dapat diidentikkan Kecamatan Banyubiru sudah
dengan banyaknya tergolong lengkap.
pengalaman yang sudah Ketersediaan data sasaran
dimiliki. Dengan banyaknya dan pelayanan yang lengkap
pengalaman yang dimiliki oleh dapat mendukung
seorang bidan desa maka pembuatan perencanaan
pengetahuan bidan desa juga yang baik untuk menentukan
bertambah dan dapat prioritas masalah khususnya
digunakan untuk melakukan mengenai Kesehatan Ibu dan
pencatatan dan pengolahan Anak di Kecamatan
data PWS-KIA. Pengalaman Banyubiru agar tidak terjadi
seorang bidan desa kesalahan dalam
merupakan sumber pengambilan keputusan. 3
pengetahuan untuk
menyelesaikan suatu b. Pengolahan data PWS-KIA
pekerjaan. Dengan demikian Pembuatan narasi pada
semakin lama masa kerja bidan desa Kecamatan
bidan maka semakin Banyubiru masih tergolong
bertambah pula pengalaman rendah hal ini dapat
yang dimilki dan semakin mempersulit pihak yang

702
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

terkait untuk menganalisis geografis seperti denah jalan


mutu pelayanan program KIA dan lokasi. Pembuatan peta
di Kecamatan Banyubiru. wilayah kerja bidan desa
Dengan adanya narasi dapat sudah tergolong sangat baik.
menggambarkan jumlah data Peta wilayah kerja diperlukan
sasaran dan data pelayanan untuk menentukan lokasi-
di masing-masing wilayah lokasi yang membutuhkan
kerja bidan desa. 3 Tabulasi penanganan yang lebih serius
dapat berupa perbandingan terhadap masalah kesehatan
dari cakupan dari data ibu dan anak.3
pelayanan atau cakupan Pembuatan analisis
perbandingan dari bulan lalu dibantu dengan pembuatan
dan bulan sekarang yang tabel dalam tabulasi silang
kemudian akan dianalisis oleh cakupan pelayanan tiap bulan
bidan desa. Hasil analisis dan cakupan tiap-tiap
dapat digunakan untuk indikator KIA. Analisis
mengetahui cakupan sederhana diperlukan untuk
pelayanan KIA desa yang membandingkan cakupan
masih rendah. Pembuatan pelayanan bulan yang lalu
tabulasi di Kecamtan dengan cakupan pelayanan
Banyubiru oleh bidan desa bulan ini sedangkan analisis
masih tergolong sangat lanjutan dilakukan untuk
rendah hal ini dapat mengetahui perbandingan
menyebabkan penanganan cakupan dari masing-masing
masalah kesehatan ibu dan indikator. Pembuatan analisis
anak yang kurang tepat dan sederhana bidan desa
tidak dapat melakukan Kecamatan Banyubiru
pemantauan secara terus tergolong masih rendah.
menerus pada desa yang Bidan desa hanya mengamati
memiliki tingkat permasalahan cakupan pelayanan
KIA yang tinggi.3 kesehatan dari kohort namun
Pembuatan 13 grafik tidak melakukan tabulasi
cakupan pelayanan KIA di silang yang kemudian
Kecamatan Banyubiru dideskripsikan.
tergolong cukup baik. Hampir Ketidaklengkapan analisis
seluruh bidan desa lanjutan dan sederhana dapat
melakukan pembuatan grafik menghambat pihak pembuat
cakupan pelayanan keputusan untuk melakukan
kesehatan. Pembuatan grafik rencana tindak lanjut dari
ini digunakan untuk membuat masalah-masalah yang ada
analisis cakupan pelayanan pada masing-masing.3
kesehatan di masing-masing Pengolahan data PWS-
wilayah kerja sehingga bidan KIA di Kecamatan Banyubiru
desa dapat menggambarkan masih belum mendekati baik.
pencapaian program KIA tiap Hal ini dikarenakan persepsi
desa dalam tiap bulan. bidan desa hanya diwajibkan
Peta wilayah kerja melakukan pencatatan data
digunakan untuk PWS-KIA saja sedangkan
menggambarkan kejadian untuk pengolahan data
berdasarkan gambaran menurut bidan desa untuk

703
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pengolahan data PWS-KIA pengolahan data PWS-KIA


dikerjakan jika memiliki waktu bidan desa
yang luang dan beban kerja 3. Pelatihan sebanyak 4 kali telah
yang tidak terlalu berat. diikuti oleh 2 orang bidan desa
Persepsi bidan desa tersebut (22.2%). Sedangkan 5 orang
dapat dipengaruhi oleh bidan desa (22.2%) hanya
pengalaman yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 2
dimiliki bidan desa selama kali. Dari hasil uji kekuatan
masa kerjanya.11 hubungan , pelatihan bidan
c. Total Skor pencatatan dan desa memiliki hubungan yang
Pengolahan Data lemah terhadap pencatatan dan
Total skor pencatatan pengolahan data PWS-KIA
dan pengolahan data PWS- bidan desa
KIA tertinggi yaitu 33 point 4. Bidan desa yang bekerja
dari Desa Banyubiru dan selama 19 tahun sebanyak 3
Ngrapah dengan skor 33. orang (33.3%), masa kerja
Sedangkan skor terendah terendah adalah 13 tahun dan
adalah desa Kebondowo masa kerja terlama yaitu 23
dengan skor 23. Sedangkan 3 tahun dengan rata-rata masa
desa (33.3%) memiliki total kerja 18 tahun. Dari hasil uji
skor 28 point yaitu di desa kekuatan korelasi , masa kerja
Wirogomo, Kemambang, dan bidan desa memiliki hubungan
Tegaron. Dengan rata-rata yang sedang terhadap
total skor pencatatan dan pencatatan dan pengolahan
pengolahan data PWS-KIA data PWS-KIA bidan desa.
adalah 29 dengan cakupan 5. Cakupan pencapaian
pencapaian pencatatan dan pencatatan dan pengolahan
pengolahan data bidan desa data PWS-KIA bidan desa
Kecamatan Banyubiru 72.5% Banyubiru mencapai 72,5%
dengan skor maksimal 33 dan
skor minimal 23.

KESIMPULAN SARAN
1. Umur bidan desa tertua adalah 1. Bagi Puskesmas
48 tahun dan termuda adalah 35 a. Pemimpin (Kepala
tahun. Umur bidan desa Puskesmas dan Bidan
memiliki hubungan yang lemah Koordinator) perlu
terhadap pencatatan dan memberikan pendidikan
pengolahan data PWS-KIA lanjut formal maupun
2. Bidan desa yang menempuh nonformal bagi bidan desa
pendidikan DI/DIII sebanyak 8 untuk dapat melakukan
orang (88.9%) Sedangkan bidan pencatatan dan pengolahan
desa yang pendidikan data PWS-KIA sesuai
terakhirnya D4 Kebidanan dengan pedoman yang ada
sebanyak 1 orang (11.1%). Dari b. Penambahan Kurikulum baru
hasil uj korelasi rank spearman, tentang pengolahan data
pendidikan bidan desa memiliki PWS-KIA untuk pendidikan
hubungan yang sedang bidan desa
terhadap pencatatan dan

704
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Departemen Kesehatan RI.


Pedoman Pemantauan Wilayah
2. Bagi Bidan Desa Setempat Kesehatan Ibu dan
a. Bidan desa yang memiliki Anak (PWS-KIA). Jakarta. 2009
masa kerja lebih lama 4. Ilyas, Yaslis. Kinerja Teori
melakukan pendampingan Penilaian dan Penelitian,
dan memberikan motivasi Cetakan pertama. Penerbit FKM
kepada bidan desa yang baru UI. Jakarta. 1999
menjadi bidan desa terkait 5. Robbins, S. Perilaku Organisasi.
pengolahan data PWS-KIA. Jakarta : PT Indeks Kelompok
b. Bidan desa yang tidak Gramedia. 2003
memiliki data jumlah PUS 6. Dessler, Gary. Manajemen
dan Cakupan pemakaian KB Sumber Daya Manusia. Jakarta
dapat meminta kepada PLKB : PT. Indeks. 2004
(Petugas Lapangan Keluarga 7. UI. Pelembagaan PWS KIA
Berencana) (online).http://staff.blog.ui.ac.id/r
3. Bagi Peneliti -suti/files/2010/03/buku-pws-
Melakukan penelitian tentang bab-vi.pdf, 2010. diakses
peran bidan koordinator dan tanggal 10 Mei 2014
hubungannya dengan kinerja 8. Kreitner, Kinicki E. Maging
bidan desa Productivity In Organization, A
Practical People Oriented
DAFTAR PUSTAKA Perspective. New York: MC
1. Soemantri, Soeharsono. Angka Graw Hill. Inc. 2006
Kematian Ibu di Indonesia : 9. Rulirianto dan Nurjahyani,
Telaah berbagai sumber data, Fulchiss. Manajemen Sumber
pendekatan pengukuran dan Daya Manusia. Edisi Revisi.
hasil pengukuran. Puslitbangkes Malang : PSAP Politeknik
Ekologi Kesehatan, Badan Universitas Brawijaya. 1996
Litbangkes, Jakarta.1997 10. Atkinson, dkk. Pengantar
2. BPS dan Tim. Laporan Psikologi Edisi Pertama.
Pendahuluan Badan Pusat Penerbit Erlangga. Jakarta.
Statistik. Survei Demografi dan 2004
Kesehatan Indonesia 2012. 11. Moenir. Manajemen Pelayanan
aman di Indonesia. Bumi
Aksara. Jakarta. 2006

705

You might also like