Professional Documents
Culture Documents
WORKING AT HEIGHTS
(BEKERJA DI KETINGGIAN)
(MHS 06)
This Major Hazard Standard has been approved for use by:
Mike Sylvester
Acting
Senior Vice President and Chief Executive Officer PT Inco
rd
23 September 2005
These Standards are designed to address the major safety hazards at PT Inco. For each major
hazard they define the full range of available controls that could be implemented to address all
aspects of the hazard in the context of industry best-practice.
Compliance with these Standards comprises a long-term management goal for the site, as does
our commitment to zero injury for all workers. It is not expected that all areas of operation could
be in complete compliance with all aspects of each Standard, just as it is not expected that all
risk can be eliminated from any mining and processing operation.
However, the concept of best practice includes a commitment to ongoing improvement, and
these Standards provide a means of measuring and guiding that progress. A baseline audit will
be conducted in 2006 to measure compliance with all 18 Major hazard Standards, and this in
turn will form the basis for improvement plans in all Departments that will result in progressive
reduction of risk of injury from accidents.
Standar ini dirancang untuk mengatur bahaya keselamatan utama di PT Inco. Untuk tiap
bahaya utama yang sudah mempunyai pengendalian dengan jangkauan penuh yang dapat
diterapkan untuk mengatur semua aspek bahaya dalam konteks praktek-praktek terbaik dalam
industri.
Pematuhan terhadap standar ini terdiri dari tujuan manajemen jangka panjang di lokasi,
sebagaimana halnya komitmen kami untuk menuju nihil cidera bagi pekerja. Tidaklah
diharapkan bahwa semua area operasi dapat seluruhnya mematuhi semua aspek dari setiap
standar, sebagaimana yang tak diharapkan bahwa semua resiko dapat dieliminasi dari setiap
operasi penambangan dan pengolahan.
Namun demikian, konsep tentang praktek-praktek terbaik termasuk merupakan suatu komitmen
untuk terus menerus mengupayakan peningkatan, dan Standar ini memberikan suatu cara untuk
mengukur dan memberikan pedoman kemajuan itu. Suatu audit sebagai garis dasar akan
dilakukan pada tahun 2006 untuk mengukur kepatuhan terhadap seluruh 18 Standar Bahaya
Utama, dan ini pada gilirannya akan membentuk suatu basis dalam melakukan peningkatan
yang bakal memberikan hasil pengurangan secara progressiv terhadap resiko cedera yang
terjadi akibat kecelakaan.
Purpose / Tujuan.......................................................................................................................... 4
1. Hazard Identification Risk Assessment and Control / Pengenalan Bahaya Penilaian dan Pengendalian
Resiko ................................................................................................................................................................ 4
2. Selection, Training, Competency and Authorisation / Seleksi, Pelatihan, Kompetensi dan Kewenangan ...... 9
5. Work Method and Condition Control / Metoda Kerja dan Pengendalian Kondisi ........................................... 23
9. Reporting, Assessment and Corrective Actions / Pelaporan, Penilaian dan Tindakan Koreksi..................... 39
Attachment A: Working at height Risk Assessment Checklist / Lampiran A: Daftar Periksa Risk
Assessment terhadap Bekerja Pada Ketinggian........................................................................ 42
Untuk meyakinkan bahwa praktek kerja yang aman diterapkan terhadap pekerjaan yang berkaitan dengan semua
pekerjaan yang dilaksanakan di ketinggian di daerah operasi PT Inco.
Standar ini berlaku terhadap semua karyawan PT Inco dan seluruh karyawan kontraktor yang harus bekerja pada
ketinggian 1.8 meter atau lebih tinggi di daerah proyek (Kontrak Karya) PT Inco.
REQUIREMENTS / PERSYARATAN
Objectives
Tujuan
Meyakinkan bahwa semua pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian dicatat dalam buku registrasi sentral.
Menerapkan proses pengelolaan terhadap resiko guna mengendalikan resiko yang berkaitan dengan operasi dan
pemeliharaan terhadap peralatan yang ada pada ketinggian di PT Inco.
Untuk meyakinkan bahwa semua pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian 1.8 meter atau lebih sudah
diidentifikasi terlebih dahulu dan resiko terjadinya cedera sudah diperhitungkan.
Mengharuskan diterapkannya suatu SOP (Standard Operating Procedure) atau dilengkapinya JSA (Job Safety
Analysis) sebelum suatu pekerjaan pada ketinggian tersebut dilaksanakan.
Untuk Meyakinkan bahwa jenjang pengendalian sudah diterapkan terhadap pekerjaan yang dilakukan pada
ketinggian.
3. Data entry.
3. Pemasukan data.
1.2 Risk Assessment – Working at Height Equipment Types / Risk PTI General PT Inco Risk
Assessment – Jenis Peralatan untuk Bekerja pada Ketinggian Managers Assessment
Procedure
All risk assessments on working at heights equipment or equipment types shall
follow the process outlined in the PT Inco Risk Assessment Procedure.
The risk assessment shall assess the hazards associated with the operation and
maintenance of working at heights equipment types to determine the suitability
for use at PT Inco and identify any limitations that must apply.
1. Operation;
¾ Qualifications and training required.
¾ Skills and knowledge required to conduct safe operation.
¾ Signage and demarcation required.
¾ Operating environment (working near powerlines, ground conditions).
¾ Safety devices (audible warning systems, emergency secondary
controls).
2. Maintenance;
¾ Type and quality of inspection and servicing.
¾ Frequency and currency of inspection and servicing.
Proses Risk Assessment ini harus menilai resiko bahaya yang terkait dalam
operasi dan pemeliharaan terhadap seluruh jenis peralatan untuk bekerja di
ketinggian, guna memastikan kesesuaian penggunaannya di PT Inco dan
mengenali batasan-batasan yang harus diterapkan.
1. Operasi;
¾ Kualifikasi dan pelatihan yang dibutuhkan.
¾ Keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
operasi yang aman.
¾ Rambu-rambu dan demarkasi yang dibutuhkan.
¾ Lingkungan dimana operasi dilaksanakan (bekerja di dekat kawat
bertegangan listrik, kondisi pentanahan).
¾ Peralatan keselamatan (sistem peringatan yang dapat didengar,
pengendalian terhadap kondisi darurat sekunder).
2. Pemeliharaan;
¾ Jenis dan kualitas inspeksi dan pemeliharaan yang dibutuhkan.
¾ Tingkat kekerapan dan tanggal terkini pelaksanaan inspeksi dan
pemeliharaan.
Semua JSA yang dilakukan terhadap pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian
harus mengikuti proses yang diuraikan dalam Prosedur JSA PT Inco.
JSA harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan pada ketinggian lebih
daripada 1,8 meter itu dilaksanakan, bilamana terdapat keadaan sebagai
berikut:
1. Pekerjaan itu bukan pekerjaan rutin dan SOP untuk pekerjaan itu belum
ada.
2. Pekerjaan itu termasuk pekerjaan rutin, SOP untuk pekerjaan itu sudah
ada, tetapi cakupan dan kondisi pekerjaannya sudah berubah.
3. Bilamana ada resiko bahaya yang membutuhkan pengendalian khusus
untuk meyakinkan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman.
1.4 Hierarchy of Controls for Working at Heights / Hirarki Pengendalian PTI General Working at
terhadap Pekerjaan Pada Ketinggian Managers and Height SOP
Contractor
If practicable, fall prevention controls must be utilised for all working at height Company
tasks to eliminate the risk of falling. Where the potential for falling cannot be Managers
eliminated using fall prevention controls then fall protection equipment must be
utilised.
1. Fall Prevention;
¾ Perform the task at ground level so as to eliminate the risk (eg bring the
job to the ground).
¾ Provide a physical barrier to protect personnel from falling. (eg handrails
and side protection on elevated work areas).
¾ Utilise an engineered work platform (eg elevated work platform,
scaffolding).
2. Fall Protection;
¾ Fall restraint system to prevent the person from falling (eg fall restraint
harness with restrain lanyard attached to a suitably engineered
anchorage point).
¾ Fall arrest system to control the descent once the person has fallen (eg
fall arrest harness with lanyard or a retractable lanyard with a shock
absorber fitted).
Objectives
Tujuan
Untuk meyakinkan bahwa orang yang diwajibkan melaksanakan Risk Assessment atau JSA memiliki kompetensi
yang dibutuhkan.
Untuk meyakinkan bahwa orang yang diwajibkan untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan yang
dipergunakan untuk bekerja pada ketinggian memiliki kompetensi yang dibutuhkan.
Mewajibkan semua orang yang bekerja pada ketinggian harus menyelesaikan pelatihan Bekerja Pada Ketinggian.
2.2 Training and Assessment System / Pelatihan dan Sistem Director HR Working at
Assessment Heights
Equipment
A training and competency system shall be implemented to ensure that all Skills Matrix
persons at PT Inco have adequate knowledge and skills pertaining to the
risks being being addressed by the MHS and the associated controls. This shall
include:
Harus pula dilakukan penilaian tempat kerja bagi personil yang bekerja di
ketinggian.
Penilaian tempat kerja ini harus dilakukan oleh Penilai Tempat Kerja (Workplace
Assessors) yang telah terlatih dalam teknik penilaian dan:
Objectives
To ensure personnel required to work at heights are provided with information to maintain their awareness of the
hazards they may encounter.
To require all personnel to complete awareness training during their induction for working at height.
Tujuan
Mengharuskan semua orang sudah menyelesaikan pelatihan selama mengikuti program induksi bekerja pada
ketinggian.
3.1 Awareness for Personnel Working at Heights / Kesadaran bagi PTI General
Orang yang Bekerja Pada Ketinggian Managers and
Contractor
Information must be provided to personnel who are required to work at height on Company
a regular (monthly) basis to ensure they maintain awareness of the hazards Managers
associate with working at height, remain current with equipment competence and
are provided with the opportunity to improve work methods.
Semua informasi yang dibutuhkan harus diberikan kepada semua orang yang
diharuskan bekerja pada ketinggian secara reguler (setiap bulan) untuk
meyakinkan bahwa kesadaran terhadap resiko bahaya yang berkaitan dengan
bekerja pada ketinggian tetap terjaga, sesuai dengan kebutuhan kompetensi
terkini, sesuai dengan peralatan yang ada dan diberi kesempatan untuk
meningkatkan metoda kerja menjadi lebih baik.
Objectives
To outline the need for purchasing specifications for working at heights equipment.
To require the designers, where possible, to eliminate the need to work at heights in the design, development and
acquisition of new facilities.
To outline the need to develop purchasing specifications for working at heights equipment.
To require fall prevention equipment compliance with the Decree of the Minister of Mines and Energy.
To outline commissioning requirements for elevated work platforms.
To define specifications for the identification, installation and use of anchorage points.
To define standards that must be followed for safety harnesses, static lines, permanent and temporary work
platforms, portable stands and access equipment.
Tujuan
Menjabarkan tentang keharusan untuk memberikan spesifikasi pembelian peralatan yang dipergunakan untuk
bekerja pada ketinggian.
Mengharuskan designer, bila perlu, untuk menghilangkan keharusan bekerja pada ketinggian pada saat membuat
rancangan (design), membangun dan mengakuisisi fasilitas kerja baru.
Menjabarkan kebutuhan untuk mengembangkan spesifikasi pembelian ketika membeli peralatan yang
dipergunakan untuk bekerja pada ketinggian.
Mensyaratkan bahwa peralatan Pencegah Bahaya Jatuh (Fall Prevention) memenuhi standar yang ditetapkan
dalam SK Menteri Pertambangan dan Energi.
Menjabarkan kebutuhan dalam melaksanakan persyaratan commisioning lantai kerja yang dapat ditinggikan.
Menentukan spesifikasi ketika melakukan identifikasi, instalasi dan penggunaan titik jangkar.
Menetapkan standar yang harus dipenuhi yang diberlakukan terhadap safety harness, tali statik, lantai kerja
permanen dan temporer, peralatan portabel yang dibutuhkan untuk masuk dan menahan lantai kerja.
The purchasing system for mobile equipment must follow the requirements
EHS Standard Originator Date Published
4.2 Design, Development and Acquisition of New Facilities / Design, PTI General
Pengembangan dan Akuisisi Fasilitas Baru. Managers and
Contractor
Designers of new facilities and modifications to existing facilities shall: Company
Managers
1. Develop procedures that ensure, where possible, the need to work at
height is eliminated.
2. Consider all construction, operating, modification and maintenance
activities for the foreseeable life of the asset.
3. Conduct a risk assessment, incorporating end users, aimed at considering
all relevant information on safe work at heights.
4. Use an appropriate design standard incorporating the hierarchy of controls.
5. Ensure designs conform to statutory regulations.
6. Clearly identify in specifications, provisions to prevent falls by eliminating,
where possible the need to work at heights.
Perancang fasilitas baru dan modifikasi terhadap fasilitas yang sudah ada harus:
All designs must comply with PTI Standard Design Specifications located in
Central Engineering via the PTI Central Engineering Standard Drawing Index.
4.4 Decree of the Minister of Mines and Energy / Keputusan Menteri PTI General
Pertambangan dan Energi Managers and
Contractor
The following Decree of the Minister of Mines and Energy must be complied with Company
(as a minimum) for working at heights: Managers
(1) If someone works at a height of more than 2.5 metres from the working
floor, he shall be protected against falling hazard with safety bars or
handrails. If such equipment is not practical, safety harness or belt shall be
used or safety net installed.
(2) If someone works on or in a building with the height or size that makes
scaffold, safety bar or safety net are impractical to use, a sturdy anchor
shall be used to suspend harness, plank or gondola.
Note: The height that will apply at PT Inco as an action level shall be 1.8 metres
instead of 2.5 metres as stipulated in Article 93 of Kepmen/ 555K
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi berikut ini harus dipatuhi (sebagai
syarat minimum) ketika bekerja pada ketinggian:
(1) Apabila seseorang bekerja pada tempat lebih tinggi dari 2,5 meter dari
lantai kerja, perlindungan terhadap kemungkinan terjatuh harus disediakan
dengan cara memberi pagar, pegangan tangan, atau tempat tangan
berpegang. Apabila perlindungan tersebut tidak praktis, maka sabuk
pengaman atau pelana pengaman harus dipakai atau dipasang jaring.
(2) Apabila seseorang harus bekerja di atas atau di dalam gedung yang
karena tingginya atau keterbatasan ruangan sehingga penggunaan
perancah (scafold), pagar atau jala pengaman tidak praktis, maka jangkar
yang kuat harus dipergunakan untuk tempat menggantungkan pelana
pengaman atau lantai gantung atau gondola.
(1) Apabila jalan masuk bertangga pada lantai bangunan atau jembatan kerja,
harus dilengkapi pagar pengaman dan bingkai lantai berukuran standar
atau, dilengkapi dengan pintu yang daunnya membuka ke atas sehingga
aman pada waktu terbuka.
(2) Setiap jalan bertangga yang mempunyai empat atau lebih anak tangga
harus dilengkapi dengan pegangan tangan dan bingkai lantai ukuran
standar.
(3) Jalan masuk ke lantai yang menjorok atau lantai gantung yang
memungkinkan seseorang dapat terjatuh setinggi lebih dari 1,2 meter,
harus dilindungi dengan rantai palang, palang atau pintu dan harus
dipasang papan peringatan.
4.5 Commissioning Elevated Work Platforms / Commissioning Lantai PTI General MHS 01
Kerja yang Dapat Ditinggikan Managers and Vehicle and
Contractor Mobile
All mobile elevated work platforms shall follow the commissioning requirements Company Equipment
as set out in section 4.6 of MHS 01 Vehicle and Mobile Equipment Condition. Managers Condition
Semua lantai kerja yang dapat ditinggikan dan digerrakkan mobile penggerak
harus mematuhi persyaratan commissioning yang dijabarkan dalam BaB 4.6
MHS 01 Kondisi Kendaraan dan Kendaraan Alat Berat.
Note: This requirement excludes the use of handrails as an anchorage point and
restrics connection to a maximum of 2 people to any single anchorage points..
Where no suitable fixed structure exists, mobile equipment may be used as an
anchorage point provided it complies with the following:
1. Weighs two tonnes or more; and
2. Has a closed anchorage point (eg towing ring, hole in bucket, but no open
hooks); and
3. Is isolated, tagged out and parked to stop any movement (eg bucket or
tines down, park brake on, wheels chocked, parked side on etc).
Pekerja yang memakai alat pelindung (penangkap ketika jatuh dan penahan
jatuh) ketika bekerja di ketinggian, harus memasang lanyardnya di suatu titik
jangkar dengan menggunakan jangkar dengan titik pengikatan yang disetujui
Bila titik jangkar yang permanent tidak tersedia, titik jangkar sementara harus
diidentifikasi sebagai struktur yang kaku (bukan handrails) dan terbuat dari
material sedemikian yang dapat menyediakan titik pengikatan yang aman.
Titik jangkar sementara harus dapat menahan beban 6 kN (600 kg) bila
digunakan pada penyesuaian penahan jatuh atau 15 kN (1.5 tonnes) untuk
penangkap jatuh..
Bilamana dibutuhkan jangkar permanen maka harus memenuhi syarat berikut:
1. Mampu menahan tenaga sebesar 15 kN.
2. Tertutup (bukan kait yang terbuka).
3. Sudah ditandai dengan jelas (misalnya dicat dengan warna orange yang
reflektif).
4. Diinspeksi sesaat sebelum dipergunakan untuk meyakinkan keutuhan
jangkar (harus kuat dan kokoh).
5. Ditandai dengan jelas dan dilepas / diperbaiki / diganti dengan segera
ketika diketahui bahwa sudah tidak kuat.
Titik jangkar harus dirancang dan dipasang oleh orang yang tepat dan memiliki
kompetensi yang sesuai.
6. Be painted yellow.
Platform kerja permanen dan struktur tetap yang memungkinkan akses setiap
saat ke area kerja harus dibangun menurut Standar Teknik PT Inco.
4.11 Temporary Work Platforms (Scaffolds) / Platform Temporer PTI General PTI Standard
(Scafolding) Managers and Design
Contractor Specifications
Scaffolds shall meet the following requirements: Company
¾ AS1576 Scaffolding.
¾ AS1577 Scaffolding Planks.
¾ AS4576 Guidelines for Scaffolding.
2. Clearly marked with the structure’s load capacity.
Note: See Attachment B for detailed requirements for scaffolding.
4.12 Portable Work Platform (Stands) / Platform (Penyangga) Portabel PTI General PTI Standard
Managers and Design
Portable work platforms shall be designed and purpose built to the PTI Contractor Specifications
Engineering Standard that takes into account the following factors: Company
Managers
1. Height of the stand.
2. Nature of the work.
3. Surface area of the stand.
4. Surface or ground stability.
5. Access and egress to the stand.
6. Requirements for edge protection.
7. Potential for a fall.
8. Likely consequences of a fall.
Where a portable stand is fitted with wheels, the wheels must be able to be
locked whenever the stand is being used.
Bilamana penyangga portabel ini dipasang roda, maka roda itu harus dapat
4.13 Access Equipment / Peralatan jalan masuk PTI General PTI Standard
Managers and Design
PTI Standard Design Specifications located in Central Engineering via the PTI Contractor Specifications
Central Engineering Standard Drawing Index shall be used for the design of all Company
access equipment which includes all ladders, stairs, lifts/elevator or scaffolding Managers
designed to provide access to work platforms.
The PTI Standard Design Specifications must be reviewed against, and where
possible incorporate the specifications set out in the Australian Standard AS
1657 Fixed platforms, walkways, stairways and ladders – design, construction
and installation.
Note: These specifications must satisfy the requirements outlined by the Decree
of the Minister of Mines and Energy Kep/Men/555 – Article 239 – General
Sections (2 – 5).
5. WORK METHOD AND CONDITION CONTROL / METODA KERJA DAN PENGENDALIAN KONDISI
Objectives
Tunjuan
5.1 Protection of Workers Below Work at Heights / Proteksi bagi Orang PTI General
yang Bekerja Dibawah Pekerjaan Pada Ketinggian Managers and
Contractor
Personnel performing work at heights must erect barricades and signage on Company
lower levels to warn other workers that work is being conducted above. Managers
The following Decree of the Minister of Mines and Energy must be complied with
(as a minimum) for working at heights:
Keputusan Menteri Pertambang dan Energi berikut ini harus dipatuhi (sebagai
syarat minimum) ketika bekerja pada ketinggian.
5.2 Mobile Elevated Work Platforms / Mobil yang Dilengkapi dengan PTI General
Platform Yang Dapat Ditinggikan Managers and
Contractor
The operation of mobile elevated work platforms shall meet the requirements of Company
the following PT Inco Standards: Managers
Operasi kendaraan alat berat yang dilengkapi dengan platform yang dapat
dinaikkan harus memenuhi persyaratan Standar PT Inco berikut ini:
1. Hanya orang yang sudah lulus pelatihan dan sudah ditunjuk oleh PT Inco
saja yang diperbolehkan membangun dan membongkar scafolding.
2. Orang yang mengawasi pembuatan dan pembongkaran perancah tidak
boleh mengawasi lebih dari empat perancah pada saat bersamaan.
3. Semua orang yang berwenang membangun dan membongkar perancah
(scaffolder), dan personil yang bekerja pada perancah, harus lulus
pelatihan bekerja pada ketinggian dan menunjukkan kompetensinya dalam
memanfaatkan peralatan proteksi bahaya jatuh.
4. Peralatan harus dinaikkan dan diturunkan dengan menggunakan metoda
yang sudah disetujui selama membangun dan membongkar scafolding.
5. Jalan masuk ke scafolding hanya dapat dilakukan melalui tangga yang
diikat kokoh (tidak boleh memanjat struktur scafolding).
6. Scafolding tidak boleh dipasangi alat angkat kecuali sudah disetujui oleh
orang yang kompeten dan berwenang.
7. Bilamana scafolding itu mempunyai roda, maka roda-roda itu harus dikunci
ketika scafolding sedang dipergunakan.
8. Semua SCAFOLDER yang berlisensi harus menginspeksi scafolding
setelah selesai dibangun dan mencatat hasil inspeksinya dalam lembar
sistem pelabelan scafolding (SCAFFTAG).
9. Semua scafolding harus diinspeksi setiap 7 hari dan disetujui untuk
dipergunakan dan label persetujuan ini diperbaharui oleh scafolder yang
berwenang.
Fall Arrest Harness shall be attached to an anchorage point and set up to ensure
the person cannot hit the ground, swing down or into structures or other
machinery hazards.
Harness Penangkap Ketika Jatuh (Fall Arrest Harness) harus diiikatkan pada
titik jangkar dan dipasang sedemikian untuk meyakinkan bahwa pengguna tidak
membentur tanah, terayun ke bawah atau membentur struktur atau mengenai
bahaya mesin/peralatan lain.
Harnes Penahan Bahaya Jatuh (Fall Restrain Harness) harus diikat pada titik
EHS Standard Originator Date Published
5.6 Electrical Work at Heights / Pekerjaan Listrik Pada Ketinggian. PTI General MHS 05
Managers and Electrical
When performing electrical work or when working near electrical installations Contractor Safety
only fibreglass or wooden ladders must be used in accordance to the Company
requirements of PT Inco Standard MHS 05 Electrical Safety. Managers
5.7 Tools and Equipment Used at Heights / Perkakas dan Peralatan PTI General
yang Dipergunakan dalam Bekerja pada Ketinggian Managers and
Contractor
All tools, equipment and personal items used when working at height must be Company
secured against falling. Managers
In addition, the following work method shall apply to all personnel using ladders
at PT Inco to gain access to a work area:
1. Ladder must be of a suitable height and placed in a suitable position for the
task to avoid reaching or stretching.
2. Personnel must maintain three (3) points of contact with the ladder when
ascending or descending a ladder.
3. Tools and equipment must not be carried by hand up or down a ladder.
4. Portable ladders must be secured at the top or have a person at the bottom
stabilising the ladder to prevent slippage.
5. Portable ladders must be positioned to achieve a 1:4 ratio (distance
between ladder base and the supporting structure should be about one
metre for every four metres of working ladder height).
6. Damaged ladders must not be used.
7. Only light work is undertaken from ladders where three points of contact
can be maintained and tools can be safely operated with one hand.
Note: Special case exist for workers who use a fall restraint device and
ladder (eg line workers) to enable both hands to be used for work and still
maintain 3 points of contact.
8. The ladder is always faced when climbing up or down.
9. The ladder is not positioned so that the weight of the ladder and any
person using the ladder is supported by the rungs.
10. Only wooden/fiber glass (non conducting) ladders can be used for electrical
work. (eg fiber glass)
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi berikut ini harus dipatuhi (sebagai
syarat minimum) dalam penggunaan tangga:
Sebagai tambahan, metoda kerja berikut ini harus diterapkan terhadap semua
orang yang menggunakan tangga di PT Inco ketika memanjat menuju daerah
1. Tangga harus memiliki panjang yang sesuai dan ditempatkan pada posisi
yang sesuai dengan tugas yang akan dilaksanakan untuk menghindarkan
pengguna melampaui daya jangkaunya.
2. Pengguna harus tetap menjaga tiga (3) titik kontak dengan tangga ketika
menaiki atau menuruni tangga.
3. Perkakas dan peralatan tidak boleh dibawa dengan tangan ketika
menuruni atau menaiki tangga.
4. Tangga portabel harus diikat pada puncaknya atau ada orang yang
menstabilkan di bagian bawah untuk mencegah tangga tergelincir.
5. Tangga portabel harus diposisikan untuk membuat rasio 1:4 (jarak antara
dasar tangga dengan struktur yang menopangnya harus sekitar satu meter
untuk setiap empat meter ketinggian).
6. Tangga yang rusak dilarang untuk dipergunakan.
7. Hanya pekerjaan-pekerjaan ringan saja yang boleh dilakukan dari tangga
dimana tiga titik kontak dapat selalu dipertahankan dan perkakas hanya
dapat dioperasikan dengan satu tangan saja.
Catatan: Kasus spesial terdapat pada pekerja yang menggunakan alat
penahan jatuh dan tangga ( contoh: line workers) untuk membuat kedua
tangan dapat digunakan untuk bekerja dan mempertahankan tiga titik
kontak.
8. Harus selalu menghadap ke tangga ketika memanjat atau menuruni
tangga.
9. Tangga tidak boleh diposisikan sedemikian sehingga beban dari tangga
dan orang yang memanjatnya hanya ditahan oleh anak tangga.
10. Hanya tangga kayu (bahan bukan konduktor) yang boleh dipergunakan
untuk pekerjaan listrik.
5.9 Working on Roofs / Bekerja di atas Atap PTI General SOP Working
Managers and on Roofs
A JSA must be completed before working on or accessing any roof. All control Contractor
measures aimed at preventing falls must be implemented and the structural Company
integrity of the roof shall be determined and confirmed to be sound before Managers
personnel can move on to, store materials on or rig from it.
Where the integrity of the roof cladding cannot be determined, but the supporting
structure is sound, access onto the roof shall be by boarding installed by a
competent and authorised person.
Where the slope of a roof exceeds 15o from the horizontal, edge protection shall
be provided or a safe system of work employed that prevents the possibility of
the person or tools sliding off the roof.
JSA harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum pekerja di atas atap atau
menaiki atap. Semua langkah pengamanan yang bertujuan mencegah bahaya
jatuh harus diterapkan dan keutuhan struktur atap harus sudah diketahui dan
dikonfirmasi bahwa benar-benar dalam keadaan kokoh sebelum seseorang
dapat bergerak di atasnya, menaruh material di atasnya atau membuat rigging di
atasnya.
5.10 Working in Ceiling Spaces / Bekerja dalam Ruang Plafon PTI General SOP Working
Managers and in Ceiling
A JSA must be completed before working in or accessing any ceiling space. All Contractor Spaces
control measures aimed at preventing falls must be implemented and the Company
structural integrity of the ceiling shall be determined and confirmed to be sound Managers
before personnel can move into the ceiling space.
The JSA must address the risk of falling caused by any of the following:
1. Accessing the ceiling space (eg falling from ladder).
2. Atmospheric conditions within the ceiling space (eg fainting due to heat).
3. Supporting surface strength and condition (eg falling through ceiling
material).
4. Electrical hazards (eg falling due to loosing conscious from an electric
shock).
5. Fire risks (eg creating a fire and falling trying to escape).
6. Chemical contamination (eg being overcome by breathing chemicals/lack
oxygen and falling).
7. Physical effects of working in the ceiling space (eg dehydration and lose of
consciousness causing a fall).
JSA harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum bekerja atau memasuki ruang
plafon. Semua langkah pengamanan yang bertujuan mencegah bahaya jatuh
harus diterapkan dan keutuhan struktur plafon harus diketahui dan dikonfirmasi
bahwa benar-benar dalam keadaan kokoh sebelum seseorang diperbolehkan
bergerak ke dalam ruang plafon itu.
JSA Harus mengatasi resiko bahaya jatuh yang disebabkan oleh hal berikut:
1. Memasuki ruang plafon (misalnya, jatuh dari tangga).
2. Kondisi atmosfir di dalam ruang plafon (misalnya, pingsan karena
kepanasan).
3. Kekuatan dan kondisi permukaan pendukung (misalnya, jatuh menerobos
bahan plafon).
4. Bahaya listrik (misalnya, jatuh karena pingsan akibat sengatan listrik).
5. Bahya kebakaran (misalnya, terjadi kebakaran dan tidak mampu lari
menyelamatkan diri).
6. Kontaminasi bahan kimia (misalnya; menghirup udara yang terkontaminasi
bahan kimia/kurang oksigen dan jatuh).
7. Dampak fisik bekerja di dalam ruangan plafon (misalnya dehidrasi dan
kehilangan kesadaran dan menyebabkan jatuh).
5.11 Working around Open Holes / Bekerja di sekitar Lubang PTI General
Managers and
A JSA must be completed before working around open holes in the ground or in Contractor
structures. All control measures aimed at preventing falls must be implemented Company
before personnel work around an open hole. Managers
Where it is necessary to have access past open holes to work areas, the JSA
should include controls such as barricades or a fall restraint system to prevent
the chance of falling into the hole.
5.12 Working on Mobile Equipment / Bekerja pada Kendaraan Alat berat PTI General
Managers and
No personnel shall work on mobile equipment where there is a risk of falling Contractor
without adequate fall prevention controls in place. Company
Managers
Platforms used for access to mobile equipment cabins may be used for direct
access from the ladder/stairway to the cabin only without using fall prevention
equipment.
When any work is carried out on the platform or around the cabin or on the
equipment that could result in a fall, then fall prevention equipment must be
used.
Tak seorang pun diperbolehkan bekerja pada kendaraan alat berat dimana ada
resiko jatuh tanpa adanya pencegahan yang sudah diterapkan dan memadai
sebagai pengendali bahaya.
Platform yang dipergunakan untuk masuk ke dalam kabin kendaraan alat berat
dapat dipergunakan untuk masuk langsung dari tangga / jalan bertangga menuju
kabin saja tanpa menggunakan peralatan pencegah bahaya jatuh.
Bilamana pekerjaan harus dilaksanakan di atas platform ini atau di sekitar kabin
atau pada kendaraan itu dan dapat menyebabkan jatuh, maka peralatan
pencegah bahaya jatuh harus digunakan.
Perkakas, material atau peralatan tidak boleh dibawa dengan tangan ketika
memanjat dan menuruni tangga, tetapi harus menggunakan metoda yang aman
1. A man cage permit must be authorised before any work can be conducted
from a man cage.
2. A minimum of two (2) personnel at any time must occupy the man cage
and one of the persons must be a qualified rigger.
3. Personnel working from a man cage must have their fall protection
equipment attached at all times to the anchorage point provided in the man
cage.
4. Personnel are not permitted to leave the confines of the man cage, unless
the work required has been planned using a full risk assessment,
authorised by the Area General Manager, that clearly defines the additional
controls required to prevent a fall.
5. Communication with the crane driver must be maintained.
Persyaratan berikut ini harus dipatuhi ketika bekerja dari dalam Sangkar Orang
(Man Cage):
5.15 Working at Height Near Water / Bekerja Pada Ketinggian Dekat Air PTI General
Managers and
Where personnel are required to work at heights above water where there is a Contractor
possibility of a fall, the requirements set out in MHS 11 Working Near Water Company
shall apply. Managers
Bilamana orang diharuskan bekerja pada ketinggian diatas air dimana ada
kemungkinan jatuh, persyaratan yang dinyatakan dalam MHS 11 Bekerja Dekat
Air harus diterapkan.
6. MAINTENANCE / PEMELIHARAAN
Objectives
Tujuan
Membuat kerangka persyaratan dalam melakukan pemeliharaan Platform Untuk Bekerja Pada Ketinggian.
Objectives
To outline the need for competent emergency response for an emergency at heights.
To require the development of a rescue plan before any work at heights is commenced.
Tujuan
Menjabarkan kebutuhan respon dari pihak regu penyelamat (FES) yang kompeten untuk merespon adanya
keadaan darurat di ketinggian.
Mengharuskan dikembangkannya rencana penyelamatan sebelum pekerjaan pada ketinggian itu dilaksanakan.
The supervisor of the work group working at heights must ensure that the Duty
Station Officer for Fire and Emergency Services has been notified that a working
at heights task is being carried out
FES shall develop rescue plans for working at heights tasks were required.
These may be generic or specific depending upon the circumstances.
Supervisor dari kelompok kerja yang bekerja pada ketinggian harus meyakinkan
bahwa Petugas Jaga Fire & Emergency Service sudah dihubungi bahwa
pekerjaan yang berbahaya sedang dilaksanakan pada ketinggian sehingga FES
(Fire & Emergency Services) dapat mempersiapkan diri.
Objectives
Tujuan
8.2 Inspection Program for Fall Prevention Equipment / Program PTI General
Inspeksi bagi Peralatan yang Dipergunakan Untuk Bekerja Pada Managers and
Ketinggian Contractor
Company
There must be a program to ensure that all Fall Prevention equipment recorded Managers
in the PT Inco Working at Heights Equipment Register is inspected on a six
monthly basis by a competent and authorised person
The inspection program for all fall prevention equipment will ensure:
1. Schedules for conducting inspections.
2. Requirements for inspections to be undertaken in accordance with
manufacturer specifications and operational experience.
3. The recording of all inspections conducted.
4. Inspections being carried out by a competent person.
Harus ada program yang berfungsi untuk meyakinkan bahwa semua Peralatan
Fall Prevention (Pencegahan Bahaya Jatuh) yang tercatat dalam Buku Register
Peralatan Bekerja Pada Ketinggian PT Inco itu sudah diinspeksi setiap enam
bulan oleh orang yang kompeten dan berwenang.
8.3 Inspection Program for Fall Protection Equipment / Program PTI General
Inspeksi bagi Perlatan Proteksi Bahaya Jatuh Managers and
Contractor
There must be a program to ensure that all Fall Protection equipment recorded Company
in the PT Inco Working At Heights Equipment Register is inspected on a six Managers
monthly basis by a competent and authorised person.
The inspection program will ensure that all fall protection equipment:
1. Physical damage.
2. Identification of wear, corrosion or erosion.
3. Identification of distortion and deformation.
Harus ada program yang berfungsi untuk meyakinkan bahwa semua peralatan
Proteksi Bahaya Jatuh yang tercatat dalam Buku Register Peralatan Bekerja
Pada Ketinggian PT Inco itu sudah diinspeksi setiap enam bulan oleh orang
yang kompeten dan berwenang.
Program inspeksi itu harus meyakinkan bahwa semua peralatan proteksi bahaya
jatuh itu:
1. Diberi identitas dengan nomor khusus yang unik (tidak sama dengan
identitas alat lainnya).
2. Tercatat dalam Buku Register Peralatan.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan sudah dilakukan sesuai spesifikasi pabrik
pembuatnya.
4. Label dengan kode warna tertentu dimanfaatkan untuk menunjukkan
bahwa inspeksi terhadap semua peralatan proteksi bahaya jatuh sudah
dilaksanakan dan terkini (up to date).
Program inspeksi harus menggunakan daftar-periksa dan memuat setidak-
tidaknya hal berikut:
1. Kerusakan pisik.
2. Identifikasi adanya keausan, korosi atau erosi.
3. Identifikasi adanya distorsi atau perubahan bentuk.
4. Penilaian terhadap adanya kelelahan/kerusakan pada bahan metal.
5. Penilaian terhadap adanya pemakaian tanda (jelas dandapat dimengerti).
6. Penilaian terhadap adanya pemakaian label (Instruksi keselamatan kerja
jelas dandapat dimengerti).
7. Keharusan sesuai peraturan perundang-undangan yang lain (bila
disyaratkan).
Titik-titik jangkar harus diinspeksi oleh orang yang kompeten dan berwenang
dalam interval tidak lebih dari enam bulan.
Apabila menurut pendapat Ahli Teknik Struktur atau Mesin bahwa suatu titik
jangkar sudah aus atau rusak sedemikian sehingga kekuatan menerima beban
sudah tidak sesuai, maka titik jangkar ini harus diberi label Out of Service
dengan menggunakan persyaratan yang dijabarkan dalam Standar PT Inco
MHS 04 Isolasi dan Lockout.
Titik jangkar yang sudah sub-standar harus dibongkar, diganti atau diperbaiki
oleh orang yang kompeten dan tindakan ini dicatat dalam Buku Register Bekerja
Pada Ketinggian PT Inco.
Objectives
To require all personnel authorised to use working at heights equipment to identify, report, correct and record
working at heights equipment hazards.
To require the de-commissioning of all working at heights equipment that is not safe for use.
Tujuan
Mensyaratkan kepada semua orang yang menggunakan peralatan bekerja pada ketinggian itu harus
mengidentifikasi, melaporkan, memperbaiki dan mencatat adanya bahaya yang muncul dari penggunaan
Datar periksa ini merupakan alat untuk membantu melakukan identifikasi adanya resiko yang berkaitan
dengan bekerja pada ketinggian dan harus dipergunakan untuk mengembangkan Risk Assessment
terhadap Bekerja Pada Ketinggian di PT Inco. Kewaspadaan harus selalu dijaga ketika melakukan
identifikasi dan pengendalian terhadap resiko yang berkaitan dengan bekerja pada ketinggian.
Task: Tugas
Primary purpose for use:Tujuan Utama Penggunaan Equipment Required: Peralatan yang Dibutuhkan
1. Common Hazards Associated with Environmental Condition / Bahya Umum yang Berkaitan
dengan Kondisi Lingkungan Kerja
Work is performed within electrical energy (overhead Visibility may hinder work (natural, artificial lighting).
powerlines, cable trays etc). Pekerjaan dilakukan di Jarak jangkau penglihatan yang dapat menghalangi
dalam daerah bertenaga listrik (kabel listrik di atas pekerjaan (alamiah, penerangan buatan).
kepala, kabel-tray dll).
Work area has exposed opening / drops greater than The work area has unprotected edges. Di daerah
1.8 metres. Di daerah kerja ada lubang terbuka/ kerja ada bagian tepi yang tidak terproteksi.
bahaya jatuh lebih tinggi dari 1.8 meter.
Work area is on a level work surface and can support The access to the work area is hindered or requires
the intended load. Daerah kerja berada pada level temporary means for access and egress. Jalan
yang sama dengan lantai kerja dan dapat menahan masuk ke tempat kerja terhalang atau membutuhkan
beban kerja sesuai dengan yang direncanakan. sarana temporer untuk jalan masuk dan keluar.
Weather conditions can hinder work (eg rain, wind, Natural obstruction result in workers being distracted
extreme heat etc). Kondisi cuaca dapat menghalangi in the work area (steel structures, plant, piping and
pekerjaan (misalnya; hujan, angin, panas yang ektrim equipment, vegetation). Penghalang menyebabkan
dll). pekerja harus terganggu di daerah kerjanya (misalnya;
struktur baja, pabrik, perpipaan dan peralatan,
tumbuhan).
The potential for objects falling into the work area (ore Work is affected by other work activities (working on
in chutes, conveyors, natural, vegetation). Potensi road verges, in workshops). Pekerjaan dipengaruhi
terjadinya benda jatuh ke daerah kerja (ore dalam oleh aktivitas pekerjaan lain (bekerja di pinggir jalan,
chute, conveyor, alam, atau tumbuhan). dalam bengkel).
EHS Standard Originator Date Published
Up stream or down stream process not properly The work is performed within a confined space or area
isolated. Proses hulu dan hilir tidak dapat diisolasi where restricted recovery could hinder a rescue.
dengan sempurna. Pekerjaan dilaksanakan di dalam ruang tertutup
(confined space) atau daerah dimana recovery yang
terbatas dapat menghalangi pelaksanaan
penyelamatan/rescue.
2. Hazards Associated with Working at Heights / Bahaya yang Berkaitan dengan Bekerja Pada
Ketinggian
Fall due to equipment failure (elevated work Unable to identify suitable anchor points (must hold 15 kN
platforms, man cages). Jatuh karena kegagalan minimum) resulting in unprotected fall. Tidak dapat
peralatan (platform yang dapat ditinggikan, sangkar menemukan titik jangkar yang sesuai (harus mampu
orang). menahan beban 15 kN minimum) sehingga
menyebabkan bahaya jatuh tidak dapat diproteksi.
Fall due to work platform becoming unstable Lanyard or harness webbing fails due to poor condition.
(elevated work platforms, scaffolding, man cages). Lanyard atau harness gagal karena kondisinya sudah
Jatuh karena platform kerja menjadi tidak stabil buruk.
(platform yang dapat ditinggikan, scafolding,
sangkar orang).
Fall from work platform due to handrails failure (not Fall onto surface due to incorrect lanyard selection.
to standard). Jatuh dari platform kerja karena Jatuh ke atas permukaan karena keliru memilih lanyard.
pegangan tangan patah (tidak memenuhi standar).
Being hit by a falling object, tool or equipment Fall due to not wearing harness during task or whilst
(working above other personnel). Terpukul oleh moving around the work area. Jatuh karena tidak
benda, perkakas atau equipment yang jatuh mengenakan harness selama bekerja atau ketika sedang
(bekerja di atas orang lain). bergerak di sekitar daerah kerja.
Contact with electrical energy – overhead Lanyards becoming twisted due to over attachment to the
powerlines due to incorrect operation of equipment one anchorage point. Lanyar terpelintir karena
(elevated work platforms, cranes). Kontak dengan pengikatan lebih terhadap titik jangkar.
tenga listrik – kabel listrik udara karena operasi
peralatan secara tidak tepat (platform kerja yang
dapat ditinggikan, crane).
Elevated work platforms not responding to controls Fall through exposed opening in the work area (not
(maintenance or component failure). Platform yang covered or barricaded). Jatuh lewat lubang yang terbuka
dapat ditinggikan tidak berfungsi dan tidak di daerah kerja (tidak ditutup atau di barikade).
mengikuti kontrolnya (kegagalan pemeliharaan
atau komponen).
Fall from ladder or work platform due to defects or Slipping from work surface due to contamination (oils,
damage to rungs and grab points. Jatuh dari detergents) or inadequate foot wear. Tergelincir dari
tangga atau platform kerja karena kerusakan anak permukaan kerja karena kontaminasi (minyak, deterjen)
tangga dan titik pegangan. atau sepatu yang tidak memadai.
Ladders falling during access or egress from work Slipping form work surface due to angle (roof pitch).
area due to not correctly secured or unstable Tergelincir dari permukaan kerja karena sudut kemiringan
footings. Tangga jatuh ketika sedang masuk atau (kemiringan atap).
keluar dari daerah kerja karena tidak diikat dengan
baik atau dasar dudukannya tidak stabil.
Fall due to personnel travelling on work platforms Fall due to muscle fatigue or discomfort from restricted
whilst they are being moved. Jatuh karena orang work methods. Jatuh karena kelelahan otot atau ketidak-
berjalan di atas platform sementara platform nyamanan akibat metoda kerja yang menghalangi.
sedang dipindahkan atau digerakkan.
The planking has no gaps greater than that required for the lashing. Lantai (Plank) tidak ada
kerenggangan lebih besar dari yang dibutuhkan untuk pengikatan.
The working surface is slip resistant, firm and level. Permukaan kerja memiliki sifat anti selip, kokoh
dan rata.
Planks or working surface to be secured. Plank atau lantai kerja diikat kuat.
The clear width of an access way to the platform, measured between the guardrails should be: Lebar jalan
masuk ke platform yang bebas halangan, diukur antara dua pagar pengaman, harus:
Not less than 675 mm for persons and material. Tidak kurang dari 675 mm untuk orang dan material.
Not less than 450 mm for persons and hand tools. Tidak kurang dari 450 mm untuk orang dan
perkakas.
The working platform should be level at all times. Platform kerja harus selalu dalam kondisi datar.
Planks shall extend 150 mm above the surface of the platform. Plank harus mencuat 150 mm di atas
permukaan platform.
Gap between the kick/toe board and the platform shall not exceed 10 mm. Jarak renggang antara kick
board ke permukaan platform tidak lebih dari 10 mm.
The kick/toe board shall be secured and extend around the entire work platform. Kick Board / Toe
Board harus diikat kuat dan memenuhi sekeliling platform kerja.
The kick/toe board is omitted due to access requirements to the work, the gap between the working
face or structure shall be less than 100 mm (to prevent objects or persons falling). Kick board/ toe
board dihilangkan karena kebutuhan jalan masuk ke daerah kerja, jarak renggang antara permukaan
kerja atau struktur harus lebih kecil dari 100mm (untuk mencegah orang atau benda jatuh).
Guardrails should be securely fixed and parallel to the platform. Rel pengaman harus diikat kuat dan
paralel terhadap platform.
A top rail should be between 900 mm and 1100 mm from the platform. Rel teratas harus terletak
antara 900 sampai 1100 mm dari platform.
A mid rail should be at 600 mm from the platform unless fitted with an infill panel. Rel tengah harus
terletak pada 600 mm dari platform kecuali dipasang panel penutup.
Stairs must be in straight flights and not less than 500 mm in width. Jalan bertangga harus lurus dan
lebarnya tidak kurang dari 500mm.
The minimum head room for stairs must be 1850 mm. Ruang kepala minimum untuk jalan bertangga
harus 1850 mm.
The minimum clearance above landings must be 1850 mm. Daerah bebas minimum di atas bordes
(landing) adalah 1850 mm.
Every access landing must have 450 mm clear area around the landing point. Setiap bordes/landing
sebagai jalan masuk harus memiliki daerah bebas 460 mm di sekita daerah titik bordes (landing).
Opening in hand railings for downward access from a platform, must be fitted with a bar or gate and
these are to be self-locking. Bukaan pada pagar pengaman untuk jalan masuk ke bawah dari
platform, harus dilengkapi dengan batang atau pintu dan memiliki mekanisme yang dapat mengunci
sendiri.
When constructing, altering or dismantling any scaffold, materials and equipment should not be thrown
to persons above or below. Ketika membangun, mengubah atau membongkar scafolding, material
dan peralatan tidak boleh dilemparkan kepada orang di bawahnya atau di atasnya.
While a scaffold is under construction and during dismantling, unless a safe system of work can
ensure there is no potential for a fall, fall protection equipment shall be worn and properly secured.
Ketika scafolding sedang dalam keadaan dibangun dan sedang dalam keadaan dibongkar, peralatan
proteksi bahaya jatuh harus dikenakan dan diikat dengan baik, kecuali sistem kerja yang aman dapat
meyakinkan tidak ada potensi bahaya jatuh.
The authorised scaffolder should display a “do not use Scaffold” tag at each access to a scaffold
during construction, alterations and dismantling. Scafolder yang berwenang harus memasang label
“Scafolding Tidak Boleh Digunakan” pada setiap jalan masuk selama konstruksi pembangunan,
perubahan dan pembongkaran.
All Scaffolding and associated equipment should be stored in a safe manner during construction and
dismantling. Semua scafolding dan peralatan yang terkait harus disimpan dengan cara yang aman
selama proses konstruksi pembanguan dan pembongkaran.
When the access through a structure is required the height of frame should be 2 m, and the width of
the walkway not less than 500 mm. Bila jalan masuk dari suatu strukstur dibutuhkan, ketinggian
kerangka harus 2 m, dan memiliki lebar jalan tidak kurang dari 500 mm.
Tube extensions should extend past the coupler by more than 10 mm. Tube extensions should be
protected where there is a risk of contact with personnel on or about the scaffold. Penyambung pipa
harus melampaui copling penyambung lebih dari 10 mm. Penyambung pipa harus dilindungi dimana
ada resiko kontak dengan orang ketika berada di atas atau di sekitar platform.
When lifting and lowering equipment to and from upper levels and approved method should be used.
Ketika menaikkan dan menurunkan peralatan ke dan dari level yang lebih tinggi, maka metoda yang
disetujui harus diterapkan.
A scaffold tagging system must be used at all times. (SCAFFTAG). Sistem pemberian label pada
scafolding harus selalu diterapkan (SCAFFTAG).
An appropriate barricade and signage should be erected below the work area and the scaffold.
Barikade dan pemberian tanda yang sesuai harus dipasang di bawah daerah kerja dan pada
scafolding.
When the access height is less than standard and access is required, precautions should be in place.
(eg foam is fixed to tubing and “caution – low head room” signs in place). Bilamana ketinggian jalan
masuk kurang dari standar dan jalan masuk dibutuhkan, maka pengamanan harus dipasang.
(misalnya; busa dipasang tetap pada pipa dan rambu “Awas Kepala, Bangunan Rendah” sudah
dipasang.
Access to all scaffolds should only occur after the scaffold is approved for use and the appropriate
approval tag is in place at the access point. Memasuki semua scafolding harus hanya terjadi setelah
scafolding disetujui penggunaannya dan label persetujuan yang sesuai sudah dipasang pada semua
jalan masuk.
Work to be carried out on a scaffold should be within the load rating of the scaffold. Pekerjaan yang
dilaksanakan di atas scafolding harus berada pada batas kemampuan daya dukung scafolding itu.
Where scaffolds are fitted with wheels the wheels should be locked whenever the scaffold is being
used. Bilamana scafolding itu memiliki roda, maka roda-roda itu harus dikunci ketika scafolding
sedang dipergunakan.
All equipment, materials and tools required at the work area should be lifted and lowered using a
method that has been approved by a competent and authorised person. Semua peralatan, material,
dan perkakas yang dibutuhkan di daerah kerja harus dinaikkan dan diturunkan dengan cara yang
sudah disetujui oleh orang yang kompeten dan berwenang.
At any time a person leaves the confines of the scaffold platform to carry out work at height, they must
conform to the requirements of the PT Inco Working from Heights Standard. Pada saat seseorang
meninggalkan daerah platform scafolding untuk melaksanakan pekerjaan pada ketinggian, maka
mereka harus mematuhi persyaratan yang dinyatakan dalam Standar PT Inco Bekerja Pada
Ketinggian.
9. Portable Ladders for Scaffold Access. Tangga Portabel untuk Masuk ke Scafolding Yes / No
All access ladders should be secured against movement and extend at least 1 m above the work
platform area. Semua tangga masuk harus diikat agar tidak bergerak dan melampaui sekurang-
kurangnya 1 m di atas daerah permukaan platform.
Ladders should be pitched at a minimum slope of one horizontal to four vertical measurements (1:4
ratio) and a maximum ratio of 1:6. Tangga harus diposisikan dengan kemiringan minimum dengan
perbandingan satu ukuran horisontal dibanding empat ukuran vertikal (rasio 1:4) dan maksimum pada
rasio 1:6.
The maximum height between successive landings serviced by a portable ladder should not exceed 6
metres. Ketinggian maksimum antara landing (bordes) berikutnya yang dilayani dengan tangga harus
tidak melebihi 6 meter.
Whilst securing the ladder there should be a person holding the base of the ladder to prevent
movement. Selama proses mengikat tangga harus ada orang yang memegangi untuk menahan dasar
tangga agar tidak bergerak.
Persons should not carry materials, equipment or tools when climbing a ladder, maintain three points
of contact at all times. Orang dilarang membawa barang, peralatan atau perkakas ketika sedang
memanjat tangga, jaga agar selalu membuat tiga titik kontak.
Scafftag is a complete scaffolding management system comprising durable, high visibility, weatherproof holders and
inserts.
This system is colour coded to provide visual recognition of the state of a scaffold.
1. Red (Do Not Use Scaffold) indicates a scaffold is under construction or has failed inspection and cannot be
used.
2. Green (Ready For Use) indicated scaffold completion and is safe for use.
3. Yellow (Regular Inspections) indicates statutory inspection at regular intervals recorded on the insert.
Scafftag merupakan sistem pengelolaan scafolding yang menyeluruh terbuat dari bahan yang sangat kuat, sangat
mudah terlihat, tahan cuaca.
Sistem ini menggunakan kode warna untuk membuat mudah dikenali satatus scafolding pada saat itu.
1. Merah (Jangan Dipakai) menunjukkan bahwa scafolding sedang dalam proses konstruksi atau sudah gagal
memenuhi syarat setelah diinspeksi dan tidak boleh dipergunakan.
2. Hijau (Siap Pakai) menunjukkan scafolding sudah selesai dibangun dan aman untuk dipergunakan.
3. Kuning (Inspeksi Reguler) menunjukkan status inspeksi sesuai tututan standar yang dilakukan dengan
interval tertentu dan hasil inspeksi dicatat pada kertas label kuning ini.
Pipa Minimum tensile strength = 340 MPa. Daya Regang Minimum = 340 MPa.
Outside diametre = 48.3mm (+0.5 tolerance). Diameter Luar = 48.3 mm (+ 0.5 toleransi).
Minimum tensile strength = 360 MPa. Kekuatan Tegangan Tarik Minimum = 360 MPa.
Outside diametre = 48.3mm (+0.5 tolerance). Diameter Luar = 48.3 mm (+0.5 toleransi).
Couplers Yield strength no less then 200 MPa. Kekuatan tegangan mulur tidak kurang dari 200 MPa.
Nuts shall not be less than 11mm thick. Baut tudak kurang dari 11 mm.
Shank shall not be less than 11mm diametre, threaded overall length not less than 12mm
diametre. Shank harus tidak kurang dari 11 mm diameter. Panjang ulir keseluruhan tidak
kurang dari 12 mm.
If used, washers shall not be less then 1.6mm thick. Bila memakai washer, ketebalannya
tidak boleh kurang dari 1.6 mm.
SWL Right-angle couplers 6.25kN (640 kg). Beban Kerja Aman (SWL) kopling yang
bersudut 900 = 6.25 kN (640 kg).
SWL Swivel couplers 6.25kN (640 kg). Beban Kerja Aman (SWL) kopling putar = 6.25 kN
(640 kg).
SWL Sleeve couplers 31kN (315 kg). Beban Kerja Aman (SWL) kopling selubung 3.1 kN
(315 kg).
Plat Dasar Minimum area is 150mm x 150mm. Ukuran daerah = 150 mm X 150 mm.
Shank shall not be less than 50mm long and not less than 16mm diametre. Shank harus
tidak kurang dari 50 mm panjang dan tidak kurang dari 16 mm diameter.
Tali untuk Elastic Wire 4mm diametre. Kawat elastis berdiameter 4 mm.
mengikat plank
Scaffold Special ratchet compatible with couplers. Ratchet khusus yang cocok dengan koplingnya.
Ratchet
Ratchet untuk
Scafolding
Rationalised inconsistent descriptors for accountabilities. (eg. All Managers, All PTI
1.2 19/05/2006 Managers and Relevant Managers were changed to PTI Managers to be consistent
descriptors in all standards) Note: No actual accountability was changed.
If permanent anchorage points are not available, temporary anchorage points must be
identified that are fixed structures (not handrails) and made of suitable materials so as to
provide a sucure attachment point.
Was changed to
Where permanent anchorage points are required they must be:
1. Designed to withstand :
a. 15 kN (1.5 tones) breaking force to support 1 person, or
b. 21 kN (2.1 tonnes) breaking force to support a maximum 2 person
2. Closed (eg no open hooks).
3. Clearly identified (eg painted fluorescent orange) and inspected at regular intervals.
4. Inspected immediately prior to use to ensure integrity of the anchor (shall be sound and
firm).
Note: This requirement excludes the use of handrails as an anchorage point and restrics
connection to a maximum of 2 people to any single anchorage points..
The following words were removed:
Fall protection equipment must not be attached to the anchor point by looping through and
back locking the rope. Slings or shackles with a minimum rating of two (2) tonnes must be
used. Shackles used must be the pin and safety clip type (bow shackles) not the screw pin
type.
Add note
7. Only light work is undertaken from ladders where three points of contact can be
maintained and tools can be safely operated with one hand.
Note: Special case exist for workers who use a fall restraint device and ladder (eg line
workers) to enable both hands to be used for work and still maintain 3 points of contact.
Section 4.1: Purchasing specifications must be developed for all working at heights
equipment, including Changed to A purchasing process must exist that ensures purchasing
1.6 06/11/2007 specifications are developed for all working at heights equipment, including:
Section 5.3: Inspections every 14 days changed to weekly for consistency with section 8.4.
Section 2.3 incorporated into sections 2.2 and revised to reflect new workplace assessor
requirements
Section 7.2 revised to reflect when rescue plans are needed (when there is any risk of
suspension in a harness) and that FES develop the rescue plans.
Section 1.1:
The approval of all additions or alterations to working at heights equipment types based on
a based on risk assessment.
Section 1.2:
All risk assessments on working at heights equipment or equipment types shall follow the
process outlined in the PT Inco Risk Assessment Procedure.
Section 4.9:
Change: All static lines used at PT Inco shall comply with the AS 1891 Part 2 Static Lines
or comparable standard.
2 June 2009 to
All static lines used at PT Inco shall comply with an appropriate internationally recognised
standard (e.g. AS 1891 Part 2 Static Lines).