You are on page 1of 10

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)


PERLU DUKUNGAN KEPALA SEKOLAH

Azizul Mahendrartha1, Tobari2, Tohirin3, Harnadi4


1
SMP Negeri 5 Prabumulih
2
Universitas PGRI Palembang
3,4
SMP Negeri 9 Prabumulih
email: azizulmahendrartha2019@gmail.com

Abstract—Principal has a very important role in school management. High and low
quality of the school can not be separated from the role of the Principal. Qualified or
professional principals are able to show good performance and have an impact on
improving the quality of the school they lead, therefore it is highly demandedby the
principal's support in managing and managing all available resources including
managing the School Literacy Movement (GLS) program. The purpose of this study
was to determine the School Literacy Movement Program (GLS) in SMP Negeri 9
Prabumulih and the support given by the school principal. This research is a type of
qualitative research with data collection techniques in the form of observation,
documentation, and interviews. The effort to implement literacy has been developed
by the Head of SMP Negeri 9 Prabumulih by various ways including the program to
enter the library once a week, collection of books in the library, reading corners,
making reading halls, wall magazines, selection of reading ambassadors, and
putting up posters about literacy and bring a mobile library from the Prabumulih City
Library. The School Literacy Movement (GLS) program has been running well even
though it still requires more tangible and continuous follow-up. The benefits of this
research are in addition to knowledge, references or contributions of ideas to add
insight into the world of education.

Keyword—-School Literacy Movement (GLS), school principal support

Abstrak—Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan


sekolah. Tinggi rendahnya kualitas sekolah tidak lepas dari peran Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah yang berkualitas atau profesional mampu menunjukkan kinerja
yang baik dan berdampak pada meningkatnya kualitas sekolah yang dipimpinnya,
karena itu sangat dituntut dukungan kepala sekolah dalam mengatur dan
mengelola semua sumber daya yang ada termasuk mengelola program Gerakan
Literasi Sekolah (GLS).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Program
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 9 Prabumulih serta dukungan yang
diberikan kepala sekolah.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan
teknik pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara.Upaya
pelaksanaan literasi sudah dikembangkan oleh Kepala SMP Negeri 9 Prabumulih
dengan melakukan berbagai cara yaitu antaralain programmasuk perpustakaa
nsetiap satu minggu sekali, koleksi buku di perpustakaan, pojok baca, membuat
pondok baca, majalah dinding, pemilihan duta baca, dan memasang poster
tentang literasi serta mendatangkan perpustakaan keliling dari Perpustakaan Kota
Prabumulih. Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini telah berjalan dengan
baik meskipun begitu masih memerlukan tindak lanjut yang lebih nyata dan
berkesinambungan. Manfaat penelitian ini adalah sebagai tambahan ilmu
pengetahuan,rujukanatausumbangan pemikiran untuk menambah wawasan dalam
dunia pendidikan.

Kata Kunci—Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dukungan kepala sekolah

—————————— ◆ ——————————

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


206
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

PENDAHULUAN
Kepala Sekolah memiliki peran yang mencapai visi, dan misi, serta tujuan satuan
sangat penting dalam pengelolaan pendidikan.
sekolah.Tinggi rendahnya kualitas sekolah Menurut Mulyasa (2011) Kepala
tidak lepas dari peran Kepala Sekolah.Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan taraf
Sekolah yang berkualitas atau profesional satuan pendidikan yang harus mempunyai
mampu menunjukkan kinerja yang baik dan dasar kepemimpinan yang tangguh. Ahmad
berdampak pada meningkatnya kualitas (2013) mengatakan bahwa sebagai seorang
sekolah yang dipimpinnya.Mengacu pada pemimpin kepala sekolah harus mampu
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan memberikan bimbingan, menuntun,
Nasional Nomor 13 mengarahkan, dan mendorong timbulnya
Tahun2007 bahwa Kompetensi Kepala kemauan yang penuh semangat, percaya diri
Sekolah ada 5 macam, antara lain: (1) kepada para guru, staf, dan siswa dalam
kompetensi kepribadian adalah kemampuan melaksanakan tugas serta memberikan
kepala sekolah dalam menampilkan dirinya insfirasi dalam mencapai tujuan. Berdasarkan
sebagai pribadi yang bertanggungjawab, pendapat tersebut dapat dipahami bahwa
kreatif, memiliki motivasi, (2) kompetensi kepemimpinan kepala sekolah merupakan
sosial adalah kemampuan kepala sekolah tokoh kunci dalam membentuk budaya
dalam membina hubungan dengan berbagai sekolah, harus mempunyai dasar
pihak serta aktif dalam kegiatan organisasi kepemimpinan yang tangguh, mampu
profesi, (3) kompetensi supervisi akademik membawa keberhasilan pada guru, staf dan
adalah kemampuan kepala sekolah dalam siswa dengan berbagai prestasinya guna
melaksanakan pengawasan akademik yakni mencapai tujuan sekolah. Oleh karenaitu,
menilai dan membina guru dalam rangka sangat dituntut kemampuan manajerial kepala
mempertinggi kualitas proses pembelajaran sekolah untuk mengatur dan mengelola
yang dilaksanakannya agar berdampak semua sumber daya yang ada termasuk
terhadap kualitas hasil belajar siswa, (4) mengelola program Gerakan Literasi Sekolah
kompetensi kewirausahaan adalah (GLS).
kemampuan untuk mengembangkan Pada tahun 2000 dalam hal literasi
kepentingan pendidikan di satuan pendidikan membaca, I ndonesia menempati peringkat
yang bersifat sosial (inovatif, bekerja keras 39 dari 41 negara; tahun 2003 peringkat 39
motivasi yang kuat, pantang dari 40 negara; dan pada tahun 2006
pantang menyerah dan selalu ingin mencari peringkat 48 dari 56 negara; tahun 2009
solusi terbaik, dan memiliki naluri peringkat 57 dari 65 negara; pada tahun 2015
kewirausahaan) bukan untuk kepentingan Indonesia menempati peringkat 69 dari 76
komersial, (5) kompetensi manajerial adalah negara. Dalam sebuah penelitian yang
Kemampuan mengendalikan seluruh sumber bersumber dari John Miller dan Michael C. Mc
daya dalam satuan pendidikan untuk Kenna dalam bukunya BambangTrim (2016)

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


207
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

menyebutkan dalam sebuah tabelsebagai Prabumulih mulai memprihatinkan dalam


berikut. membaca dan menulis.
Tabel 1. Tentang Peringkat Literasi
Pengertian Kompetensi
Nama Nama
No No Menurut Purnawanto (2010)
Negara Negara
Singapura 36 Afrikaselatan 56 kompetensi atau keterampilan adalah perilaku
Chili 37 Kolombia 57 yang memperlihat kan kemampuan
Meksiko 38 Maroko 58
seseorang dalam melaksanakan tugas fisik
China 39 Thailand 59
Yunani 40 Indonesia 60 dan mental tertentu yang dapat diamati.
Botswana 61 Sedangkan menurut Mulyasa (2008)
kompetensi dapat diartikan sebagai
Berdasarkan data tersebut jelas pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
menunjukkan bahwa literasi di negara kita dasar yang direfleksikan dalam kebiasan
sangat mengkhawatirkan karena berpikir dan bertindak. Pengertian tersebut
tergolongnegarayang sangat malas membaca memberikan gambaran bahwa kompetensi
padahal literasi adalah sebuah keharusan adalah kecakapan atau kemampuan
bagi seseorang terlebih lagi pelajar dan seseorang dalam melaksanakan tugasnya
mahasiswa. Oleh karena itu pemerintah melalui kebiasaan berpikir dan bertindak. Oleh
membuat peraturan No. 23 tahun 2015, karena itu orang yang berkompeten adalah
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan orang yang benar-benar memilki keunggulan
mewajibkan setiap siswanya untuk membaca dibandingkan dengan orang lain.
buku sebelum memulai jam pelajaran. Upaya
penerapan literasipun mulai dicanangkan, Pengertian Manajemen
bahkan sudah dikembangkan oleh Kepala Menurut Hasibuan (2016) manajemen
SMP Negeri 9 Prabumulih dengan adalah ilmu dan seni mengatur proses
melakukan berbagai upaya dan cara yaitu pemanfaatan sumber daya manusia dan
antara lain program masuk perpustakaan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
setiap satu minggu sekali, program koleksi efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
buku diperpustakaan, program pojok baca, Menurut Andriany (2019) manajemen
membuat pondok baca, majalah dinding, merupakan suatu proses pencapaian
pemilihan duta baca, dan memasang poster sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang
tentang literasi serta program mendatangkan efektif dan efisien melalui perencanaan,
perpustakaan keliling dari Perpustakaan Kota pengorganisasian, kepemimpinan, dan
Prabumulih. Program Gerakan Literasi pengawasan sumber daya organisasi. Wilmer,
Sekolah (GLS) ini sangat ditekankan oleh dkk, (2017) mengatakan bahwa manajemen
kepala sekolah melalui rapat dewan guru adalah sebuah froses formal dimana pimpinan
bersama siswa yang diwakili OSIS karena bekerja secara wajar melalui pembelajaran
melihat bahwa siswa di SMP Negeri 9 yang sistematis dengan menyesuaikan
tindakan dan hasil. Manajemen merupakan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


208
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

proses kekuatan yang dapat kembangkan budaya literasi membaca dan


mengintegrasikan semua sumber daya menulis siswa di sekolah, meningkatkan
manusia sehingga dapat terorganisir dengan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar
baik. Berdasarkan pendapat ketiga ahli literat, menjadikan sekolah sebagai taman
tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar yang menyenangkan dan ramah anak
manajemen adalah ilmu dan seni mengatur agar warga sekolah mampu mengelola
sumber daya manusia dan sumber-sumber pengetahuan, menjaga keberlanjutan
lainnya melalui proses formal guna pembelajaran dengan menghadirkan beragam
mengembang kan organisasi dan peningkatan buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi
kerja dengan efektif dan efisien untuk membaca. 2. Sasaran yaitu Sasaran Gerakan
mencapai tujuan. Literasi Sekolah ini adalah ekosistem sekolah
pada satuan pendidikan SMP Negeri 9
Dukungan Kepala Sekolah Dalam Proram
Prabumulih. 3. Prinsip Pelaksanaan yaitu
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yaitu:
sesuai dengan tahapan perkembangan
a. Menyusun Perencanaan Program
peserta didik berdasarkan karakteristiknya,
Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
dilaksanakan secara berimbang;
Menurut Bagheri (2016) perencanaan menggunakan berbagai ragam teks dan
merupakan proses yang terorganisir dan memperhatikan kebutuhan peserta didik,
sistematis untuk membuat dasar keputusan berlangsung secara terintegrasi dan holistik di
dan membangun rencana yang ditetapkan semua area kurikulum, kegiatan literasi
berdasarkan tujuan organisasi. Augier, dkk, dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan
(2017) mengatakan bahwa perencanaan kegiatan kecakapan berkomunikasi. 4.
dapat dipahami sebagai suatu kegiatan yang Strategi Pelaksanaan yaitu Mengondisikan
didasarkan pada ide-ide, kerangka kerja dan lingkungan fisik ramah literasi, mengupayakan
konsep-konsep. Berdasarakan pendapat lingkungan sosial dan afektif, mengupayakan
tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah sebagai lingkungan akademik yang
perencanaan merupakan kegiatan untuk literat, mempersiapkan sarana seperti
menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta perpustakaan, pojok baca kelas, teras baca,
cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. memfasilitasi kegiatan membaca dengan
Perencanaan program Gerakan Literasi menyediakan buku bacaan di area sekolah,
Sekolah (GLS) SMP Negeri 9 Prabumulih selain ruang perpustakaan, membentuk tim
adalah: 1. Tujuan Penyusunan Program. literasi sekolah untuk menunjang
Tujuan Umum yaitu menumbuh kembangkan keterlaksanaan berbagai kegiatan, antara lain
budi pekerti peserta didik melalui merancang, mengelola, dan mengevaluasi
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang program literasi.
diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah
agar mereka menjadi pembelajar sepanjang
hayat. Tujuan Khusus yaitu menumbuh

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


209
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

b. Mengelola Guru, P e g a w a i , dan (2017) yang tercantum dalam buku panduan


Komite Sekolah dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Pelaksanaan Program Gerakan Literasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sekolah (GLS). adalah: 1. Memberikan keteladanan
Menurut Triwiyanto (2015) kepala berliterasi kepada seluruh warga sekolah. 2.
sekolah menjalankan fungsi kepemimpinan Melaksanakan kegiatan literasi dalam konteks
puncak dalam sistem manajemen sekolah. intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Menurut Ahmad (2013: 5) untuk mencapai 3. Menyusun RKS dan RKAS yang
standar kelayakan dan kinerja yang baik, mengakomodasi program GLN. 4.
sekolah perlu dipimpin oleh seorang kepala Mewujudkan budaya sekolah yang
sekolah yang berkualitas yang memiliki mendukung pelaksanaan program GLN. 5.
pengetahuan luas tentang manajemen Memfasilitasi pendidik dan tenaga
sekolah, memiliki budaya kerja, dan budaya kependidikan dalam mengimplementasikan
organisasi, serta memiliki ketahan malangan program GLN di sekolah. 6. Mendampingi
dalam menghadapi segala bentuk pendidik dan tenaga kependidikan dalam
permasalahan, hambatan dan kesulitan. mengimplementasikan program GLN. 7.
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut Mendukung terbentuknya relasi yang baik
dapat dikatakan bahwa kepala sekolah adalah antar pendidik, peserta didik, dan seluruh
pemimpin tertinggi dan dituntut untuk memiliki komunitas sekolah di dalam kelas dan di luar
kualitas yang mumpuni, memiliki penge kelas dalam berliterasi. 8. Menyediakan
tahuan yang luas, budaya kerja yang baikagar sarana dan prasarana untuk mendukung
dapat menghadapi segala permasalahan dan kegiatan literasi di sekolah. 9. Melaksanakan
tantangan yang timbul dengan baik. pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
Manajemen sekolah merupakan program GLN di sekolah. 10. Melakukan
prosedur atau proses pencapaian hasil tindak lanjut berdasarkan hasil pengawasan
dengan mendaya gunakan sumber daya yang dan evaluasi. 11. Membuat dokumentasi
tersedia secara produktif. Kepala sekolah pelaksanaan kegiatan GLN.
dituntut untuk mendapatkan dan memilih Fungsi dan peran tersebut
anggota yang terampil dan cakap, membantu menempatkan kepala sekolah sebagai posisi
anggota menyesuaikan diri dan bertanggung kunci untuk mengembangkan dan
jawab pada tugas-tugas barunya, mendaya mewujudkan Program Gerakan Literasi
gunakan anggota dengan lebih efektif dan Sekolah (GLS) yaitu dengan melakukan
efisien, serta menciptakan kesempatan komunikasi antara kepala sekolah dengan
kepada anggotanya untuk dapat guru, pegawai,komite sekolah, siswa dan
berkembang secara berkesinambungan. pihak terkait lainnya.

Fungsi dan peranan kepala sekolah


untuk mendukung program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) menurut Atmazaki, dkk,

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


210
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

c. Mengelola Pengembangan Kurikulum menumbuhkan minat baca peserta didik serta


yang Diintegrasikan dengan Program meningkatkan keterampilan membaca agar
Gerakan Literasi Sekolah (GSL). pengetahuan dapat dikuasai secara lebih
Pasal 1 ayat 19 Undang-undang baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti,
Nomor 20 Tahun 2003 tentang berupa kearifan lokal, nasional, dan global
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disampaikan sesuai tahap
menyatakan bahwa "Kurikulum adalah perkembangan peserta didik.
seperangkat rencana dan pengaturan Untuk memaksimalkan pelaksanaan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran GLS di SMP Negeri 9 Prabumulih, maka
serta cara yang digunakan sebagai pedoman diperlukan suatu program pelaksanaan yang
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melibatkan semua pihak.
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. a. Tahap pelaksanaan kegiatan literasi di
"Menurut Nasution (2012) setiap kurikulum SMP Negeri 9 Prabumulih adalah : 1.
mencerminkan keinginan, cita-cita, tuntutan, Tahap Pembiasaan yaitu penumbuhan
dan kebutuhan masya rakat. Sekolah didirikan minat baca melalui kegiatan 15 menit
oleh dan untuk masyarakat, sudah sewajar membaca sebelum waktu belajar dimulai
nya pendidikan memerhatikan dan merespon (Permendikbud 23/2015). Buku yang
suara masyarakat. Berdasarkan pendapat dibaca adalah buku non pelajaran.
tersebut kurikulum dapat diartikan sebagai Kegiatan ini dilaksanakan untuk
seperangkat rencana dan aturan yang sesuai menumbuhkan minat membaca peserta
dengan kebutuhan masyarakat. Saat ini didik serta meningkatkan keterampilan
tengah diimplementasikan kurikulum 2013 (K- membaca agar pengetahuan dapat
13).Dua hal yang diintegrasikan dalam K-13 dikuasai lebih baik. Materi baca berisi nilai-
adalah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal,
dan gerakan literasi.Pemerintah saat ini nasional, dan global yang disampaikan
memandang bahwa dua hal ini sangat penting sesuai tahap perkembangan peserta didik.
diintegrasikan dalam kurikulum karena kondisi 2.Tahap Pengembangan yaitu
bangsa yang tengah mengalami krisis meningkatkan kemampuan literasi melalui
karakter dan mengalami rendahnya minat kegiatan menanggapi buku pengayaan
baca. (ada tagihan nonakademik).
GLS memperkuat gerakan b. Jenis Kegiatan Pengembangan yaitu
penumbuhan budi pekerti sebagaimana menulis komentar singkat terhadap buku
dituangkan dalam Peraturan Menteri yang dibaca di jurnal membaca harian dan
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun menanggapi isi buku secara lisan maupun
2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tulisan.
tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca c. Mengembangkan Iklim Literasi Sekolah.
buku nonpelajaran sebelum waktu belajar Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk untuk mengembangkan lingkungan sosial

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


211
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

dan afektif, antara lain: penghargaan agar dikaji ulang faktor-faktor


“pembaca tahun ini”, kunjungan ke penghambatnya. Kompetensi manajerial
perpustakaan di luar sekolah, seperti kepala sekolah dalam melakukan evaluasi
Perpustakaan Daerah Kota Prabumuih, terhadap pelaksanaan program GLS adalah
mengundang perpustakaan keliling atau dengan monitoring semua kegiatannya mulai
mobil pintar, perayaan hari-hari tertentu, dari perencanaan, pelaksanaan,dan hasil
hari nasional, kegiatan class meeting yang telah dicapai.
dengan bertemakan literasi.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
d. Melakukan Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Gerakan Literasi Sekolah (GLS). merupakan salah satu program Kemendikbud
Menurut Rusman (2011), evaluasi pada RI. Program ini dicetuskan oleh mantan
hakekatnya merupakan suatu proses Mendikbud RI Anies Baswe dan. Program ini
membuat keputusan suatu nilai dari suatu lahir untuk memperkuat Permendikbud RI
objek. Keputusan evaluasi (value judgement) Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan
tidak hanya didasarkan pada pengukuran Budi Pekerti yang salah satunya adalah upaya
(quantitatif description), dapat pula didasarkan penumbuhan budaya literasi pada siswa
pada hasil pengamatan (qualitatif description). dengan kegiatan membaca buku non
Baik yang didasarkan pada hasil pengukuran pelajaran selama 15 menit sebelum
(measurement) maupun bukan pengukuran pembelajaran dimulai. Menurut Suwandi
(nonmeasurement) pada akhirnya (2019) seseorang yang memiliki kemampuan
menghasilkan keputusan nilai tentang suatu literasi adalah seseorang yang bisa
program yang dievaluasi. Menurut Rohiat membaca, mau membaca, dan terbiasa
(2010) monitoring adalah suatu kegiatan yang membaca. Jika ketiga hal ini dilakukan secara
bertujuan mengetahui perkembangan kolektif, maka budaya baca itu terbentuk.
pelaksanaan penyelenggaraan sekolah Menurut Morison (2016) literasi adalah
potensial, apakah sesuai dengan yang kemampuan seseorang dalam hal membaca,
direncanakan atau tidak, sejauh mana menulis, berbicara, dan mendengar kan
kendala dan hambatan ditemui, dan dengan penekanan terhadap kemampuan
bagaimana upaya-upaya yang sudah dan membaca dan menulis. Berdasarkan
harus ditempuh untuk mengatasi kendala dan pendapat kedua ahli tersebut dapat
hambatan yang muncul selama pelaksanaan disimpulkan literasi adalah kemampuan
program dalam sekolah potensial. seseorang dalam hal membaca dan menulis
Program GLS yang direncanakanoleh untuk menambah pengetahuan. Gerakan
kepala sekolah bersama warga sekolah Literasi Sekolah (GLS) adalah bentuk
sangat penting untuk dilakukan monitoring kesadaran pemerintah akan pentingnya
dan evaluasi. Hal ini untuk mengukur membangun budaya literasi dalam dunia
ketercapaian dari yang ditargetkan sekaligus pendidikan supaya tercipta budaya membaca
untuk mengetahui yang belum dilakukan dan menulis di lingkungan sekolah sebagai

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


212
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

upaya terwujudnya pembelajaran sepanjang METODE PENELITIAN


hayat. Gerakan ini melibatkan semua warga Metode yang digunakan dalam
sekolah baik guru, peserta didik, orang penelitian ini adalah metode kualitatif.
tua/wali murid, dan masyarakat, sebagai Menurut Gunawan (2016) penelitian kualitatif
bagian dari ekosistem pendidikan sehingga adalah sebuah metode penelitian yang
membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai digunakan dalam mengungkapkan
elemen. Selain itu, Kegiatan GLS ditujukan permasalahan dalam kehidupan kerja
bagi pemantapan Kurikulum 2013 bagi semua organisasi pemerintah, swasta,
mata pelajaran dengan menerapkan strategi kemasyarakan, kepemudaan, perempuan,
literasi dalam pembelajaran dengan olah raga, seni dan budaya, sehingga dapat
merujukpada higherorder thinking dijadikan kebijakan untuk dilaksanakan demi
skills (HOTS, keterampilan bernalar tingkat kesejahteraan bersama. Menurut Bungin
tinggi), kompetensi abad XXI (kemampuan (2013)) pendekatan kualitatif adalah proses
berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kerja penelitian yang sasarannya terbatas,
kolaboratif), dan penguatan pendidikan namun kedalaman datanya tak terbatas.
karakter. Semakin dalam dan berkualitas data yang
diperoleh atau dikumpulkan maka semakin
Jenis Kegiatan Literasi
berkualitas hasil penelitian tersebut. Peneliti
a. Membaca
bermaksud untuk mendeskripsikan,
Berikut adalah contoh jurnal
menggambarkan, dan menguraikan
membacaharian untuk tahap pembiasaan:
bagaimana Kepala SMP Negeri 9 Prabumulih
Tabel 2. Contoh Jurnal Membaca
melaksanakan program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) dari segi dukungan kepala
sekolah dalam menyusun perencanaan,
mengelola guru, staf, siswa dan komite,
mengelola kurikulum, dan melakukan evaluasi
termasuk dukungan kepala sekolah dalam
program Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Penelitian ini dilaksanakan selama enam
b. Menulis bulan.
Tabel 3. Contoh Format Jurnal Menulis
Data diperoleh dari teknik:1) observasi
partisipasi, 2) wawancara yang mendalam,
dan 3) dokumentasi. 1. Menurut Ibrahim
(2018) obeservasi partisipasi adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara berpartisipasi atau terlibat langsung
dalam situasi alamiah objek yang diteliti.2.
Mantja (2007) wawancara mendalam

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


213
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

mencakup dua proses dasar, yaitu keliling sehingga Progam Gerakan Literasi
mengembangkan hubungan baik (rapport) Sekolah (GLS) di SMP Negeri 9 Prabumulih
dan mengejar perolehan informasi. Keduanya berjalan dengan baik. Dukungan Kepala
penting dan menuntut perhatian khusus Sekolah Dalam Proram Gerakan Literasi
peneliti. Rapport tidak harus diartikan sebagai Sekolah (GLS) yaitu: a. Menyusun
hubungan yang sangat rapat. Rapport adalah Perencanaan Program Gerakan Literasi
hubungan yang harmonis antara Sekolah (GLS). Perencanaan Program
pewawancara dan informan. 3. Menurut Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah
Sugiyono (2008) dokumen adalah catatan- dilaksanakan dengan baik yaitu dengan
catatan peristiwa yang telah lalu, yang bisa menentukan tujuan penyusunan program,
berbentuk tulisan, gambar, atau karya sasaran, prinsip pelaksanaan, dan strategi
monumental seseorang. Langkah selanjutnya pelaksanaan serta memilki landasan hukum.
adalah analisa data. Menurut Gunawan b. Mengelola Guru, Pegawai, dan Komite
(2016) analisa data adalah sebuah kegiatan Sekolah dalam Pelaksanaan Program
untuk mengatur, mengurutkan, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah
mengelompokkan, memberi kode/tanda dan dilaksanakan dengan menerbitkan SK
mengategorikannya sehingga dipe roleh Pembagian Tugas kepada Guru, Pegawai,
suatu temuan berdasarkan fokus atau dan Komite Sekolah. c. Mengelola
masalah yang ingin dijawab. Setelah data Pengembangan Kurikulum yang
berhasil dikumpulkan langkah berikutnya Diintegrasikan dengan Program Gerakan
adalah mengorganisir data sesuai Literasi Sekolah (GSL) telah dilaksanakan
klasifikasinya kemudian di analisis secara dengan baik yaitu dengan membuat program
kritis dan komparatif dengan teori atau yaitu 1. Tahap pelaksanaan yang terdiri dari
pendapat ahli yang tertuang dalam kajian tahap pembiasaan, dan tahap
pustaka dengan memperhatikan struktur pengembangan. 2. Jenis Kegiatan
rumusan masalah yang diajukan. Kemudian Pengembangan. 3. Mengembangkan Iklim
dibuat kesimpulan penelitian sebagai hasil Literasi Sekolah. d. Melakukan Evaluasi
temuan. Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
juga telah dilaksanakan dengan baik melalui
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengamatan secara langsung terhadap
Kepala SMP Negeri 9 Prabumulih
situasi dan kondisi sekolah, studi
telah berupaya dengan maksimal agar
dokumentasi, penyebaran angket, dan
gerakan literasi berjalan dengan lancar dan
wawancara pada semua warga sekolah yang
sukses. Telah banyak usaha yang dilakukan
terlibat.
untuk mendukung progam tersebut
diantaranya dengan membuat pondok baca, KESIMPULAN DAN SARAN

pojok baca di setiap kelas, kunjungan ke Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

perpustakaan, majalah dinding, pemilihan bahwa dukungan Kepala Sekolah dalam

duta literasi dan mendatangkan perpustakaan Progam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


214
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

SMP Negeri 9 Prabumulih sudah berjalan Manajemen Pendidikan. Malang: Elang


Mas.
dengan baik terutama empat program yang
11. Morrison, George S. 2016. Pendidikan
telah dilaksanakan yaitu perencanaan, Anak Usia Dini saat Ini. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
mengelola guru, pegawai dan komite sekolah,
12. Mulyasa, H.E. 2008. Kurikulum Berbasis
pengembangan kurikulum dan evaluasi Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja
Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Rosdarika.
Untuk lebih mensukseskan program ini 13. Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
hendaklah seluruh warga sekolah berperan
Bumi Aksara.
dengan aktif tidak hanya bertumpu pada SK 14. Nasution, S. 2012. Kurikulum dan
pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Pembagian Tugas saja tetapi mempunyai
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
motivasi yang tinggi agar minat baca siswa Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar
Kepala Sekolah / Madrasah.
semakin meningkat dan berhasil meraih
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan
prestasi. Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan
Budi Pekerti.
DAFTAR PUSTAKA
17. Purnawanto, Budy. 2010. Manajemen
1. Ahmad, Syarwani. 2013. Ketahan SDM Berbasis Proses. Jakarta: PT
malangan Kepemimpinan Kepala Grasindo.
Sekolah: Salah Satu Faktor Penentu 18. Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah: Teori
Keberhasilan Kepala Sekolah. Yogya Dasar dan Praktik. Bandung: PT Refika
karta: Pustaka Felicha. Aditama.
2. Andriany, Debby. 2019. Manajemen 19. Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum.
Peserta Didik Sekolah Plus: Konsep, Jakarta: Rajawali Pers.
Strategi, dan Implementasi. Jakarta: Mitra 20. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian
Wacana Media. Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
3. Atmazaki dkk, 2017. Buku Panduan 21. Suwandi, Sarwiji. 2019. Pendidikan
Gerakan Literasi Nasional Kementerian Literasi Membangun Budaya Belajar,
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Profesionalisme Pendidik, dan Budaya
4. Augier, Mie, dkk. 2017. Organizational Kewirausahaan untuk Mewujudkan
Persistence in the Use of War Gaming and Marwah Bangsa. Bandung: PT Remaja
Scenario Planning. Internasional Journal Rosdakarya.
Long Range Planning. 22. Trim, Bambang. 2016. Melejitkan Daya
5. Bagheri, Jalil. 2016. Overlaps Between Literasi Indonesia: Sebuah Kajian
Human Resources’ Strategic Planning and Pendahuluan. Jakarta: Institut Penulis
Strategic Management Tools in Public Indonesia.
Organization. Inter nasional Jurnal 23. Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen
Procedia-Social and Behavioral Sciences. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT
6. Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Bumi Aksara.
Penelitian Sosial danEkonomi. Jakarta: 24. Wilmer, Hailey, dkk (2017). Collaborative
Kencana Prenada Media. Adaptive Rangeland Management
7. Gunawan, Imam. 2016. Metode Penelitian Fosters Management-Science
Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT Partnerships. Rangeland Ecology and
Bumi Aksara. Management.
8. Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen
Dasar, Pengertian, danMasalah. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
9. Ibrahim. 2018. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
10. Mantja, W. 2007. Etnografi Desain
Penelitian Kualitatif Pendidikan dan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


215

You might also like