You are on page 1of 13

DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 3 (2) (2019) 162-174

DWIJA CENDEKIA
Jurnal Riset Pedagogik
https://jurnal.uns.ac.id/jdc

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Terintegrasi Dengan Nilai Agama


Pada Mata Pelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Karakter Disiplin

Irfan Supriatna¹, Salati Asmahasanah ²

Universitas Bengkulu¹, Universitas Ibn Khaldun Bogor²


irfansupriatna@unib.ac.id

Sejarah Artikel
diterima 01/10/2019 disetujui 29/10/2019 diterbitkan 13/12/2019

Abstract
The purpose of this study was to determine the feasibility of developing student worksheets
integrated religious values in natural science subjects in improving the character of the
discipline. The research method used is the research and development method which consists
of three stages, namely introduction, development, and testing. Data collection techniques using
the LKS validation questionnaire, discipline character observation sheets, and student response
questionnaire. Analysis of LKS validation questionnaire data and student response
questionnaire using average calculations; and disciplinary character observation sheet data
analysis using the SPSS 20. The results of the questionnaire validation analysis of material
experts got a 87.28%, the results of the analysis of the linguistic validation questionnaire got a
68.57%, the results of the questionnaire analysis of student responses got a 86,11%, the results
of the independent sample t-test analysis of the disciplinary character test obtained sig 2-tailed
0.0000 and showed that there was an influence of using LKS. The implication of this study is to
give a positive value on improving the character of student discipline. The conclusion is that the
development of LKS is deemed appropriate to be used to improve the character of discipline.
Keywords: students worksheet, integration of religious, character of discipline.

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan pengembangan lembar kerja siswa
terintegrasi nilai agama pada mata pelajaran IPA dalam meningkatkan karakter disiplin. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode research and development yang terdiri dari tiga tahap
yaitu pendahuluan, pengembangan, dan pengujian. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket validasi LKS, lembar observasi karakter disiplin, dan angket respon siswa. Analisis data
angket validasi LKS dan angket respon siswa menggunakan perhitungan rata-rata; dan analisis
data lembar observasi karakter disiplin menggunakan aplikasi SPSS 20. Hasil analisis angket
validasi ahli materi mendapat 87,28%, hasil analisis angket validasi ahli bahasa mendapat
68,57%, hasil analisis angket respon siswa mendapatkan 86,11%, hasil analisis test-t
independent samples test karakter disiplin memperoleh sig 2-tailed 0,0000 dan menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh penggunan LKS. Implikasi dari penelitian ini adalah memberikan nilai
positif pada peningkatan karakter disiplin siswa. Kesimpulannya bahwa pengembangan LKS
dinyatakan layak digunakan untuk meningkatkan karakter disiplin.
Kata kunci: lembar kerja siswa, integrasi agama, karakter disiplin.

e-ISSN 2581-1835 p-ISSN 2581-1843

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0


International License.
PENDAHULUAN

Pendidikan yang baik tidak melakukan berbagai kegiatan yang


hanya mempersiapkan siswa untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan
suatu profesi, tetapi juga pembelajaran seperti kegiatan diskusi
mempersiapkan siswa untuk dapat dan/praktik. Sebagaimana yang
menyelesaikan berbagai masalah dikemukakan oleh Budi setyawan
yang dihadapinya dalam kehidupan “LKS merupakan sarana
sehari-hari (Susilowati dkk., 2018). pembelajaran yang dapat digunakan
Tujuan pendidikan yang hakiki tidak dalam kegiatan eksperimen,
hanya mengembangkan pengetahuan demonstrasi, diskusi, dan dapat juga
dan keterampilan, tetapi juga digunakan sebagai tuntunan dalam
mengembangkan karakter siswa. tugas kulikuler” (Putri dan
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Widiyatmoko, 2013). Namun, fakta
(Kumalasari dkk., 2019) bahwa yang terjadi yaitu LKS yang digunakan
konsep dasar pendidikan adalah dalam proses kegiatan pembelajaran
pendidikan nilai yang tujuannya ialah tidak membuat siswa aktif dalam
untuk memfasilitasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut
mengembanngkan potensi dasar yang disebabkan karena LKS yang
dimiliki dan diorientasikan untuk digunakan bukan berisi langkah-
pembinaan dan pengembangan langkah kegiatan pembelajaran,
kepribadian, watak, dan karakter melainkan hanya berisi kumpulan
manusia seutuhnya. Kegiatan soal, sehingga siswa hanya
pembelajaran tentunya membutuhkan mengerjakan soal-soal yang terdapat
bahan ajar dalam menunjang proses pada LKS dan siswa menjadi kurang
kegiatan pembelajaran. Salah satu aktif.
bahan ajar yang diperlukan dalam Sebagaimana yang
kegiatan pembelajaran yaitu lembar dikemukakan oleh (Fitri dkk., 2017)
kegiatan siswa (LKS). Pada LKS bahwa LKS yang selama ini
memuat tugas atau langkah kegiatan digunakan dalam proses
yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran merupakan “LKS yang
proses kegiatan pembelajaran. hanya memuat soal-soal evaluasi
Sebagaimana yang dikemukakan oleh saja, tanpa memuat tentang
Trianto dalam (Suhenriyadi dkk., serangkaian kegiatan pembelajaran
2015) LKS yaitu berisi sekumpulan yang dilakukan siswa dalam
kegiatan mendasaryangdilakukan oleh memahami materi pelajaran.” Selain
siswa. Sejalan dengan pendapat itu, LKS yang digunakan di sekolah
Trianto, (Ernawati dkk., 2017) pada umumnya belum tersusun
mengemukakan bahwa LKS adalah secara terorganisir dan isi LKS masih
lembaran-lembaran yang berisi menekankan aspek kognitif saja,
informasi dan intruksi untuk tanpa mengembangkan aspek afektif
mengerjakan suatu kegiatan belajar (Frisca dkk., 2014). Aspek afektif yang
sesuai dengan materi pembelajaran kurang diperhatikan dalam kegiatan
guna mencapai tujuan pembelajaran. pembelajaran menyebabkan
Sejatinya dalam kegiatan lemahnya karakter yang dimiliki siswa.
pembelajaran siswa tidak hanya Kemudian menurut Ata (dalam
mengerjakan berbagai soal yang Ayva, 2000:80-81) menyatakan bahwa
terdapat pada LKS, tetapi juga “states that the use of worksheets in

163
history courses is closely related to Seperti yang dikemukakan oleh
the favored view of history and (Majid, 2014) bahwa LKS yang
education and is based on the idea digunakan berfungsi untuk memicu
that it develop students ability to dan membantu siswa melakukan
analyze and synthesize” yang mana kegiatan belajar dalam rangka
maksudnya bahwa lembar kerja siswa menguasai suatu pemahaman,
dapat mengembangkan kemampuan keterampilan, dan/atau sikap serta
siswa untuk menganalisis dan membantu mengarahkan
mensintesis. pembelajaran sehingga lebih efesien
Dalam kamus bahasa dan efektif. Lembar kerja siswa juga
Indonesia “karakter” adalah tabiat, memiliki tujuan untuk meningkatkan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi penguasaan materi maupun
pekerti yang membedakan seseorang kemandirian; seperti yang
dengan yang lain, dan watak; maka dikemukakan oleh Belawati yaitu LKS
karakter identik dengan kepribadian bertujuan untuk memudahkan siswa
atau akhlak (Margariena dkk., 2016). berinteraksi dengan materi,
Karakter disiplin adalah karakter yang meningkatkan penguasaan materi
patuh dan taat pada ketentuan atau siswa, melatih kemadirian belajar
peraturan. Hal ini sejalan dengan siswa dan memudahkan dalam
pendapatDjojonegoro dalam pemberian tugas (Shobirin dkk.,
Soemarno yang dipetik dalam jurnal 2013).
penelitian (Suradi, 2017 ) Pentingnya pengembangan LKS
mengemukakan disiplin adalah “suatu terintegrasi nilai agama ini diharapkan
kondisi yang tercipta dan terbentuk mampu membantu siswa dalam
melalui proses dari serangkaian proses pembelajaran khususnya
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai pembelajaran IPA sehingga mampu
ketaataan, kesetiaan, keteraturan, dan meningkatkan karakter disiplin siswa
ketertiban. ”Kurang berkembang SD.
karakter disiplin dibuktikan dengan Karakter disiplin dapat di
relatif banyaknya pelanggaran integrasikan yaitu pengintegrasian
kedisiplinan yang dilakukan oleh nilai agama dengan mata pelajaran
siswa, seperti bolos sekolah, IPA sehingga menjadi satu kesatuan
terlambat datang ke sekolah, tidak yang utuh dalam pembelajaran.
mengumpulkan tugas tepat waktu, Selain itu, Lembar kerja siswa
dan lain sebagainya. Pada halaman yang baik hendaknya terdiri dari
berita online JabarEkspres, memuat format penulisan dan komponen
berita mengenai pelajar yang bolos kelayakan yang baik. Format
sekolah. Sebanyak 47 siswa yang penulisan LKS terdiri dari judul,
terdiri dari siswa sekolah dasar dan kompetensi dasar yang akan dicapai,
menengah terjaring operasi razia waktu penyelesaian, tujuan
pelajar bolos sekolah yang dilakukan penggunaan LKS, alat dan bahan,
oleh dinas pendidikan dan satuan informasi singkat mengenai materi,
polisi pamong praja (Satpo PP) Kota langkah kerja dan/ tugas yang harus
Cimahi (JabarEkspress, 2018). dilakukan, serta penilaian. Adapun
Pengembangan karakter komponen kelayakan LKS menurut
disiplin dapat melalui kegiatan (Departemen Pendidikan Nasional,
pembelajaran dengan menggunakan 2008) yaitu komponen kelayakan isi,
LKS yang tersusun dengan baik.

164
komponen kebahasaan, komponen Mengintegrasikan IPA dengan
penyajian, dan komponen kegrafikan. nilai agama merupakan suatu langkah
Ilmu pengetahuan alam dalam menghasilkan ilmu yang utuh,
merupakan pengetahuan yang yang mana IPA sebagai ilmu
sistematis dan tersusun secara pengetahuan dan nilai agama sebagai
teratur. Ilmu pengetahuan alam landasan moral maupun akhlak akan
memiliki unsur yang terdiri dari membuat siswa tidak hanya
produk, proses, sikap, dan aplikasi. berpengetahuan yang luas tetapi juga
Keempat unsur tersebut menekankan memiliki akhlak yang baik. Hal ini
bahwa dalam pembelajaran IPA tidak selaras dengan pendapat (Nurhayati,
hanya mengembangkan pengetahuan 2017) bahwa setelah mengikuti
dan keterampilan siswa, tetapi juga pembelajaran menggunakan LKS IPA
mengembangkan sikap siswa. berbasis Al Quran, siswa memberikan
Terbentuknya sikap sebagai respon positif terhadap penerapan
salah satu dimensi pembelajaran IPA LKS IPA berbasis Al Quran. Selain itu,
dapat diwujudkan melalui integrasi pada penelitian yang dilakukan oleh
nilai-nilai Islam didalamnya (Yatini & (Wulandari dkk., 2017)
Triwoelandari, 2018). Nilai agama mengemukakan bahwa penggunaan
yang dimasukkan dalam LKS IPA layak digunakan untuk
pembelajaran, baik berupa sisipan mengembangkan karakter siswa.
dalam materi IPA maupun dalam Pada LKS terintegrasi nilai
proses kegiatan pembelajaran IPA agama terdapat nilai-nilai agama yang
dengan dilakukan sisipan pembiasaan dapat membuat siswa menyadari
nilai agama. Sebagaimana yang pentingnya kedisiplinan dalam
dikemukakan oleh (Djudin, 2012) kehidupan sehari-hari. Diharapkan
integrasi IPA dan nilai agama yaitu dengan siswa memiliki kesadaran
dengan menyisipkan ayat-ayat Al- pentingnya kedisiplinan akan
Quran (ayat kauniyah) yang relevan mengembangkan karakter disiplin
dengan topik atau bahasan tertentu pada diri siswa. Berdasarkan fakta
dalam IPA. Integrasi yang dimaksud dan teori yang mendukung, tujuan
adalah menjadikan Al-Quran dan penelitian ini yaitu untuk
Sunnah sebagai grand theory mengembangkan lembar kerja siswa
pengetahuan (Chaeruddin.B, 2016). terintegrasi nilai agama untuk
mengembangkan karakter disiplin.

METODOLOGI

Metode penelitian yang penelitian ini yaitu siswa kelas 5


digunakan yaitu penelitian dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah,
pengembangan atau Research and dengan jumlah siswa yaitu 146 orang.
Development (R&D). Menurut Adapun teknik pengambilan sampel
(Sukmadinata, 2013) “Penelitian dan dilakukan secara random. Teknik
pengembangan merupakan langkah- pengumpulan data dilakukan
langkah yang ditujukan untuk menggunakan angket validasi, lembar
mengembangkan suatu produk baru observasi karakter disiplin, dan angket
atau menyempurnakan produk yang respon siswa. Tujuan angket respon
telah ada, dan dapat siswa yaitu untuk mengetahui tingkat
dipertanggungjawabkan.” Subjek presepsi siswa dalam penggunaan

165
LKS (kemudahan menggunakan standar kompetensi (SK) atau
LKS). Langkah penelitian yang kompetensi isi (KI) dan kompetensi
digunakan pada penelitian dan dasar (KD); kesesuaian dengan
pengembangan ini merujuk pada perkembangan anak; kesesuaian
langkah-langkah penelitian dan dengan kebutuhan bahan ajar;
pengembangan yang dikembangkan kebenaran substansi materi
oleh Sukmadinatayang terdiri dari tiga pembelajaran; manfaat untuk
tahap yaitu studi pendahuluan, penambahan wawasan; kesesuian
pengembangan, dan pengujian. dengan nilai moral, nilai-nilai sosial;
Berikut ini penjabaran langkah- menekankan pada proses untuk
langkah penelitian yang dilakukan menemukan konsep-konsep; dan
(Sukmadinata, 2013): mendorong siswa terlibat aktif dalam
1. Studi pendahuluan juga disebut pembelajaran.
dengan penelitian pendahuluan. 2. Komponen kebahasaan
Tahap ini dapat dikatakan tahap Indikator komponen
awal atau persiapan untuk kebahasaan terdiri dari keterbacaan;
pengembangan yang terdiri dari kejelasan informasi; kesesuaian
tiga langkah yaitu studi pustaka, dengan kaidah bahasa Indonesia
survei lapangan, dan penyusunan yang baik dan benar; pemanfaatan
produk. bahasa secara efektif dan efesien
2. Pengembangan adalah tahap (jelas dan singkat); dan susunan
kedua pada penelitian dan kalimat maupun kosakata yang
pengembangan. Tahap digunakan baik.
pengembangan ini terdiri dari dua Indikator disiplin yang
langkah yaitu uji coba terbatas, digunakan pada lembar observasi
dan uji coba luas. karakter disiplin merujuk pada
3. Pengujian adalah tahap akhir dari pendapat(Yuliyanto dkk., 2018)
penelitian dan pengembangan. diantaranya tepat waktu masuk ke
Pengujian dilakukan dengan kelas; menggunakan seragam dan
menggunakan metode atribut secara lengkap; berada di
eksperimental. dalam kelas selama kegiatan
Terdapat kriteria yang harus pembelajaran berlangsung. Maka
dipenuhi sebagai ahli materi maupun indikator karakter disiplin dirumuskan
bahasa yaitu harus berkompeten pada dan dikembangkan yaitu ketaatan
bidangnya masing-masing dan dalam menggunakan fasilitas belajar;
berpengalaman dalam melakukan taat pada waktu kehadiran belajar
validasi. Butir penilaian pada angket (tepat waktu masuk kelas); disiplin
validasi materi dan bahasa telah dalam menggunakan waktu pada
sesuai dengan indikator kelayakan kegiatan pembelajaran (menggunakan
LKS. Adapun indikator kelayakan LKS waktu dengan efektif); taat terhadap
merujuk pada pendapat (Departemen penugasan pelajaran; mematuhi
Pendidikan Nasional, 2008)dan peraturan yang ditetapkan dalam
dilengkapi dengan pendapat(Yasir kegiatan pembelajaran (ketaatan
dkk., 2013). Berikut ini indikator dalam mengikuti kegiatan
kelayakan LKS: pembelajaran); menyelesaikan tugas
1. Komponen kelayakan isi pada waktunya; mematuhi aturan
Indikator komponen kelayakan sekolah; mengumpulkan tugas pada
isi terdiri dari kesesuaian dengan waktunya.

166
Data hasil observasi karakter terhadap LKS dianalisis dengan cara
disiplin siswa yang telah diperoleh dihitung rata-ratapresentasenya
dianalisis mengunakan aplikasi SPSS menggunakan rumus sebagai berikut:
20. Adapun data hasil validasi ahli Presentase = Perolehan skor X
materi, ahli bahasa, danrespon siswa 100% Skor maksimal

PEMBAHASAN

1. Studi Pendahuluan siswa terintegrasi nilai agama pada


Studi pendahuluan terdiri dari mata pelajaran IPA untuk
tiga tahap yaitu studi kepustakaan, mengembangkan karakter disiplin.
survei lapangan, dan penyusunan Draf produk LKS yang telah disusun,
produk. Studi kepustakaan dan survei kemudian divalidasi oleh ahli materi
lapangan dilakukan sebelum dan ahli bahasa. Validasi dilakukan
penyusun draf produk LKS. Studi dengan cara memberikan angket
kepustakaan dan survei lapangan validasi kepada ahli dan LKS yang
dilakukan untuk menyeleksi materi akan divalidasi.Skala penilaian LKS
yang sesuai maupun memperdalam pada angket validasi yaitu skor 5
pemahaman materi atau konsep (sangat baik), skor 4 (baik), skor
berkaitan dengan penyusunan LKS. 3(cukup), skor 2 (kurang), skor 1
Draf produk yang dikembangkan pada (sangat kurang).
penelitian ini yaitu lembar kegiatan

Tabel 1.
Kriteria Interpretasi Skor Kevalidan LKS
Presentasi (%) Tingkat Kevalidan
81-100 Sangat Valid
61-80 Valid
41-60 Cukup Valid
21-40 Tidak Valid
0-20 Sangat Tidak Valid

Sumber : (Riduwan, 2012)

Berdasarkan tingkat kevalidan penilaian yang diberikan oleh


di atas, maka LKS dinyatakan cukup validator. Validasi dilakukan oleh 1
valid apabila memenuhi kriteria 41%- ahli materi dan 1 ahli bahasa. Ahli
60%; namun, LKS membutuhkan materi berasal dari ahli materi IPA dan
revisi (perbaikan) sesuai dengan agama.

Tabel 2. Data Hasil Validasi Ahli Materi


No Kriteria Penilaian Aspek Kelayakan Isi Skor
1 Materi sesuai dengan kompetensi inti 4
2 Materi sesuai dengan kompetensi dasar 5
3 Menumbuhkan berpikir kritis 5
4 Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan materi 4
5 Kebenaran konsep materi pembelajaran 5

167
6 Mendorong rasa ingin tahu 4
7 Kedalaman materi 4
8 Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar 4
9 Langkah kegiatan menuntut siswa menemukan konsep 4
10 Pertanyaan mendorong siswa menemukan konsep 4
11 Mendorong siswa aktif 5
Perolehan skor 48
Skor maksimal 55

Berdasarkan data yang terintegrasi nilai agama pada mata


terdapat pada Tabel 2 di atas, maka pelajaran IPA untuk mengembangkan
presentase hasil penilaian ahli materi karakter disiplin adalah sebagai
terhadap lembar kegiatan siswa berikut :

Presentase = Perolehan skor X 100% Skor maksimal


Presentase = 48 X 100%
55 = 87,28%
presentase kevalidan LKS;
Tingkat kevalidan LKS pada maka LKS dinyatakan sangat valid
aspek materi dapat diketahui pada aspek materi dengan skor yang
berdasarkan data yang terdapat pada diperoleh 87,28%.
Tabel 2 dan hasil perhitungan

Tabel 3.
Data Kuantitatif Hasil Validasi Ahli Bahas
No Pertanyaan Skor
1 LKS dapat membuat saya semangat dalam belajar 233
2 Penggunaan LKS dapat memudahkan saya dalam 227
belajar
3 Saya dapat memahami materi pelajaran yang ada di 229
dalam LKS
4 Petunjuk yang digunakan di dalam LKS sangat jelas 229
5 Selama menggunakan LKS ini saya tidak menemukan 217
kata-kata yang sulit dipahami
6 Gambar pada LKS jelas 234
7 Jenis huruf dan ukuran yang terdapat di dalam LKS 243
mudah dibaca
8 Soal-soal yang terdapat pada LKS sangat mudah 228
dipahami
9 Tampilan LKS ini menarik 226
10 Nilai agama terdapat pada LKS membuat saya 238
memahami pentingnya karakter disiplin
11 Kegiatan pada LKS membuat saya aktif dalam 221
pembelajaran
12 Kalimat yang terdapat pada LKS mudah dipahami 226
Jumlah skor 2790
Skor maksimal 3240

168
Berdasarkan data yang terintegrasi nilai agama pada mata
terdapat pada Tabel 3. di atas, maka pelajaran IPA untuk mengembangkan
presentase hasil penilaian ahli bahasa karakter disiplin adalah sebagai
terhadap lembar kegiatan siswa berikut :

Presentase = Perolehan skor X 100% Skor maksimal


Presentase = 24 X 100%
35
= 68,57%
Hasil perhitungan presentase 3. Pengujian
kevalidan LKS pada aspek bahasa Pengujian menggunakan
mendapat skor 68,57%. Berdasarkan metode experimental dengan desain
kriteria skor kevalidan LKS pada pretest pottest control group desain
Tabel 1, LKS sudah memenuhi kriteria yang terdiri dari kelompok eksperimen
kevalidan dan dinyatakan valid. dan kelompok kontrol. Kedua
Namun,terdapat beberaparevisi. kelompok diberi pretest; kemudian
Revisi dilakukan satu kali; dan setelah kelas eksperimen diberi perlakuan
revisi dilakukan, LKS tidak dilakukan dengan menggunakan LKS
validasi ulang oleh ahli bahasa. terintegrasi nilai agama sedangkan
Adapun beberapa hal yang direvisi pada kelas kontrol tidak; setelah itu
yaitu pada aspek ketepatan tata kedua kelompok diberi posttest.
bahasa dan ketepatan ejaan yang Kelompok eksperimen berjumlah 51
terdapat pada LKS. orang siswa dan kelompok kontrol
2. Pengembangan berjumlah 56 orang siswa. Angket
Pengembangan terdiri dari dua respon siswa terhadap LKS hanya
tahap yaitu uji terbatas dan uji luas. Uji diberikan kepada kelompok
terbatas dilaksanakan pada satu eksperimen; karena hanya kelompok
kelompok dengan jumlah siswa 12 ekspermen yang meggunakan LKS
orang. Uji luas dilaksanakan pada terintegrasi nilai agama, sedangkan
satu kelompok yang jumlah siswa kelompok kontrol tidak. Item-item
lebih banyak yaitu 27 orang. Hasil uji pada angket respon siswa terhadap
pretest dan posttest karakter disiplin LKS bukan indikator yang mewakili
pada uji terbatas dan luas indikator peningkatan disiplin siswa,
menunjukkan bahwa LKS layak melainkan digunakan untuk
digunakan untuk mengembangkan mengetahui tingkat presepsi siswa
karakter disiplin. Hal ini dibuktikan dalam menggunakan LKS
dengan hasil analisis uji t paired (kemudahan siswa dalam
samples test karakter disiplin yang menggunakan LKS). Instrument
mendapatkan sig 2-tailed 0,0000 pada angket respon siswa telah divalidasi
tingkat signifikansi (a) = 5% setara oleh ahli bahasa sehingga instrument
dengan 95%. Hasil sig 2-tailed kurang ini layak untuk digunakan. Berikut ini
dari 0,05; maka dapat dinyatakan adalah data hasil penilaian respon
bahwa terdapat pengaruh siswa terhadap LKS :
penggunaan LKS terintegrasi nilai
agama dalam mengembangkan
karakter disiplin siswa.

169
Tabel 4.
Data Hasil Penilaian Respon Siswa Terhadap LKS Terintegrasi Nilai Agama
No Pertanyaan Skor
1 LKS dapat membuat saya semangat dalam belajar 233
2 Penggunaan LKS dapat memudahkan saya dalam 227
belajar
3 Saya dapat memahami materi pelajaran yang ada di 229
dalam LKS
4 Petunjuk yang digunakan di dalam LKS sangat jelas 229
5 Selama menggunakan LKS ini saya tidak 217
menemukan kata-kata yang sulit dipahami
6 Gambar pada LKS jelas 234
7 Jenis huruf dan ukuran huruf yang terdapat di dalam 243
LKS mudah dibaca
8 Soal-soal yang terdapat pada LKS sangat mudah 228
dipahami
9 Tampilan LKS ini menarik 226
10 Nilai agama yang terdapat pada LKS membuat saya 238
memahami pentingnya karakter disiplin
11 Kegiatan LKS membuat saya aktif dalam 221
pembelajaran
12 Kalimat yang terdapat pada LKS mudah dipahami 226
Jumlah skor 2790
Skor maksimal 3240

Berdasarkan data hasil respon Adapun presentase hasil respon siswa


siswa terhadap LKS yang terhadap LKS IPA terintegrasi nilai
dikembangkan pada Tabel 4 jumlah agama yaitu sebagai berikut :
skor yang didapatkan yaitu 2790.
Presentase = Perolehan skor X 100% Skor maksimal
Presentase = 2490 X 100% 3240
= 86,11%
Hasil analisis respon siswa digunakan.Pada LKS yang
terhadap LKS terintegrasi nilai agama dikembangkan, nilai agama
mendapat persentase 87,28% artinya terintegrasi dengan materi
tingkat kemudahan penggunaan LKS pembelajaran IPA. Lembar kegiatan
sangat kuat. Pengambilan keputusan siswa (LKS) memuat konsep
tesebut sesuai dengan kriteria islamisasi ilmu yaitu dengan adanya
intepretasi yaitu skor 81%-100% integrasi ayat-ayat Al-Quran yang
termasuk kriteria sangat kuat disesuaikan dengan materi
(Riduwan, 2012). pembelajaran IPA.Konsep islamisasi
Lembar LKS siswa terintegrasi ilmu pada LKS telah sesuai dengan
nilai agama pada mata pelajaran IPA konsep islamisasi ilmu yang
telah divalidasi oleh ahli materi dan dikembangkan oleh Ismail al-Faruqi.
ahli bahasa, serta telah diuji coba Al-Faruqi mengemukakan bahwa
lapangan. Hasil validasi ahli materi pendekatan yang digunakan dalam
yaitu 87,28% artinya LKS sangat valid Islamisasi ilmu yaitu dengan
pada aspek materi dan layak untuk menuangkan kembali seluruh

170
khazanah pengetahuan barat dalam test t independent samples test
kerangka Islam yang dalam praktiknya menunjukkan sig-2 tailed 0,000 pada
dengan usaha penulisan kembali tingkat signifikansi (a) = 5% setara
berbagai buku teks berbagai disiplin dengan 95%. Hasil sig 2-tailed kurang
ilmu dengan wawasan ajaran Islam dari 0,05; maka terdapat pengaruh
(Nata, 2018). Integrasi nilai agama penggunaan LKS terintegrasi nilai
dan pembelajaran IPA sangat terlihat agama dalam mengembangkan
pada LKS, hal tersebut sejalan karakter disiplin siswa.
dengan pendapat (Hasanah dan Berdasarkan hasil analisi validasi
Zuhaida, 2018) yang mengemukakan ahli materi dan bahasa; analisis uji t
bahwa integrasi agama dan sains independent samples test; serta
dapat terlihat pada komponen analisis hasil respon siswa terhadap
pelaksanaan bahan pembelajaran lembar kegiatan siswa, menunjukkan
yaitu pada materi ajar dan kegiatan bahwa LKS layak digunakan untuk
pembelajaran. mengembangkan karakter disiplin
Hasil presentase validasi ahli siswa. Lembar Kerja Siswa membuat
bahasa yaitu 68,57%.Hasil validasi pembelajaran menjadi lebih terarah
bahasa tersebut menyatakan bahwa sehingga siswa lebih tertib dalam
LKS valid dan layak untuk digunakan. melaksanakan kegiatan pembelajaran.
LKS menggunakan kosa kata maupun Nilai agama yang terdapat pada LKS
kalimat yang mudah dimengerti oleh yang dikembangkan dapat
siswa. Hasil respon siswa terhadap mengembangkan karakter siswa,
LKS yang dikembangkan mendapat karena nilai agama yang terdapat
presentase 86,11% artinya tingkat pada LKS membuat siswa memahami
kemudahan penggunaan LKS sangat dan menyadari pentingnya
kuat. Hasil respon siswa terhadap kedisiplinan.
LKS juga menunjukkan bahwa siswa Hasil penelitian ini, selaras
senang dan mudah dalam dengan pendapat (Djudin, 2012)
menggunakan LKS sehingga siswa bahwa integrasi IPA dengan nilai
terbantu dalam melaksanakan agama akan membuat pengajaran
kegiatan pembelajaran dengan lebih lebih bermakna. Lembar Kerja Siswa
aktif dan terarah.Adapun data hasil terintegrasi nilai agama dapat
observasi karakter siswa pada mengembangkan karakter disiplin,
kelompok eksperimen didapatkan selaras dengan pendapat (Muspiroh,
perbedaan rata-rata karakter disiplin 2013) integrasi nilai-nilai Islam
siswa sebelum dan sesudah memiliki tujuan utama agar siswa tidak
menggunakan LKS yaitu 5,31373; hanya bertambah pengetahuannya,
sedangkan perbedaan rata-rata tetapi juga bertambah kesadaran akan
karakter disiplin pada kelompok lebih dekatnya siswa kepada Allah
kontrol sebelum dan sesudah yaitu SWT, hingga menjadikan perbaikan
1,60715. pada akhlaknya; integrasi IPA dan
Hasil uji pretest-posttest karakter nilai-nilai Islam memberikan kekuatan
disiplin dianalisis uji t menggunaan pada ranah afektif, psikomotorik, dan
SPSS 20. Sebelum uji t, data telah kognitif.
diuji normalitas dan homogenitas Kemudian, Hasil penelitian ini
sebagai syarat untuk melakukan juga, relevan dengan hasil penelitian
analisis uji t, dan data dinyatakan sebelumnya yaitu (Sasmito dan
normal dan homogen. Hasil analisis Mustadi, 2015) yaitu LKS yang dapat

171
mengembangkan karakter siswa layak pendidikan karakter, sedangkan pada
digunakan dalam kegiatan penelitian ini LKS bukan berbasis
pembelajaran. Penelitian yang pendidikan karakter tetapi LKS
dilakukan Sasmito dan Mustadi terintegrasi nilai agama untuk
merupakan pengembangan lembar mengembangkan karakter disiplin.
kerja peserta didik berbasis

SIMPULAN

Skor presentase hasil validasi tersebut menunjukan bahwa terdapat


ahli materi terhadap lembar kegiatan pengaruh penggunaan LKS
siswa terintegrasi nilai agama pada terintegrasi nilai agama dalam
mata pelajaran IPA yaitu 87,28% dan mengembangkan karakter disiplin.
LKS dinyatakan sangat valid pada Berdasarkan hasil validasi ahli materi,
aspek materi; Skor hasil ahli bahasa ahli bahasa, hasil respon siswa, dan
terhadap LKS terintegrasi nilai agama analisis test-t independent samples
yaitu 68,57% dan LKS dinyatakan test karakter disiplin; LKS terintegrasi
valid pada aspek bahasa; dan skor nilai agama pada mata pelajaran IPA
hasil angket respon siswa terhadap layak digunakan dalam
LKS terintegrasi nilai agamayaitu mengembangkan karakter disiplin
86,11% dan hasil tersebut siswa.
menunjukkan bahwa tingkat Implikasi dari penelitian ini
kemudahan penggunaan LKS sangat adalah memberikan nilai positif pada
kuat.Hasil analisis test-t independent peningkatan karakter disiplin siswa
samples test karakter disiplin SD.
mendapatkan sig 2-tailed 0,0000; hasil

DAFTAR PUSTAKA

Ayva, Ozge. (2012). Developing dalam Pembelajaran Sains.


Students Ability to Read, Mempelajari Sains, Mengimani
Understand and Analyze Sang Pencipta : Menyisipkan
Scientific Data Through the Use Nilai-Nilai Religius Dalam
of Worksheets that Focus on Pembelajaran Sains, 3(1), 8–14.
Studying Historical Documents. Ernawati, A., Ibrahim, M. M., & Afiif, A.
Procedia-Social and Behavioral (2017). Pengembangan Lembar
Sciences 46 (5128-5132). Kerja Siswa Berbasis Multiple
Chaeruddin.B. (2016). Ilmu-Ilmu Intelligences Pada Pokok
Umum dan Ilmu-Ilmu Keislaman Bahasan Substansi Genetika
(Suatu Upaya Integrasi). Jurnal Kelas Xii Ipa Sma Negeri 16
Inspiratif Pendidikan, 5(1), 209– Makassar. Jurnal Biotek, 5(2), 1–
222. 18.
Departemen Pendidikan Nasional. Fitri, R. A., Noviana, E., & Fendrik, M.
(2008). Panduan Pengembangan (2017). Pengembangan Lembar
Bahan Pelajaran. Kerja Siswa ( LKS ) Pada Mata
Djudin, T. (2012). Mempelajari Sains, Pelajaran Matematika Kelas 5
Mengimani Sang Pencipta : Sekolah Dasar (Penelitian
Menyisipkan Nilai-Nilai Religius Pengembangan Dengan Materi

172
Volume Kubus Dan Balok Di SD Muspiroh, N. (2013). Integrasi Nilai
IT Al-Fityah). Jurnal Online Islam Dalam Pembelajaran IPA
Mahasiswa Fakultas Keguruan (Perspektif Pendidikan Islam).
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jurnal Pendidikan Islam UIN
Riau, 1–12. Sunan Gunung Djati,28(3), 484–
Frisca, C., Rosidin, U., & Ertikanto, C. 498.
(2014). Pengembangan LKS Nata, A. (2018). Islam dan Ilmu
Dalam Pembelajaran Sains Pengetahuan. Jakarta:
Bermuatan Nilai Ketuhanan Dan PRENADAMEDIA GROUP.
Kecintaan Terhadap Lingkungan. Nurhayati, P. (2017). Pengembangan
Jurnal Pembelajaran Fisika, 2(2), Lembar Kerja Pembelajaran IPA
77–88. Berbasis Al Quran Untuk Siswa
Hasanah, N., & Zuhaida, A. (2018). MI. AL IBTIDA : Jurnal Pendidikan
Pengembangan Lembar Kerja Guru MI, 4(1), 61–74.
Desain Madrasah Sains Integratif: Putri, B. K., & Widiyatmoko, A. (2013).
Intergrasi Sains-Agama Dalam Pengembangan LKS IPA terpadu
Pelaksanaan dan Perangkat berbasis inkuiri tema darah di
Pembelajaran. Edukasia: Jurnal smp n 2 tengaran. Jurnal
Pendidikan Islam, 13(1), 155– Pendidikan IPA Indonesia, 2(2),
179. 102–106.
Ismail, Masthurhah. et al. (2013). https://doi.org/10.15294/jpii.v2i2.2
Educational Strategies to Develop 709
Discipline Among Students from Riduwan. (2012). Skala Pengukuran
the Islamic Perspective. Variabel-variabel Penelitian.
Procedia-Social and Behavioral Bandung: ALFABETA.
Sciences 107 (80-87). Rusdiana, A. (2014). Integrasi
Jabar Ekspress. (2018). Razia Pelajar Pendidikan Agama Islam Dengan
Bolos Sekolah. JabarEkspress. Sains Dan Tekonologi. Jurnal
Kumalasari, I., Luciana, N., & Wijaya, Istek, 8(2), 123–143.
C. (2019). Integrasi Pendidikan Sasmito, L. F., & Mustadi, A. (2015).
Nilai Dalam Membangun Karakter Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Di Sekolah Dasar Peserta Didik Tematik-Integratif
Jampalan Kecamatan Simpang Berbasis pendidikan Karakter
Empat Kabupaten Asahan Pada Peserta Didik Sekolah
Provinsi Sumatera Utara. Dasar. Jurnal Pendidikan
Ristekdik (Jurnal Bimbingan Dan Karakter, 5(1), 70–81.
Konseling), 4(1), 1–11. Shobirin, M., Subyanto, & Rusilowati,
Majid, A. (2014). Strategi A. (2013). Pengembangan
Pembelajaran. Bandung: PT Lembar Kerja Siswa Bahasa
Remaja Rosdakarya. Inggris Bermuatan Nilai
Margariena, I. N., Imron, A., & Pendidikan Karakter Kelas V
Burhanuddin. (2016). Madrasah Ibtidaiyah Semarang.
Mengintergrasikan Pendidikan Journal of Primary Education :
Karakter Dalam Pembelajaran Di JPE, 2(2), 63–70.
Sekolah Dasar. Seminar Nasional Suhenriyadi, A., Suyanto, E., &
Pengembangan Profesionalisme Wahyudi, I. (2015).
Pendidik Untuk Membangun Pengembangan lks model
Karakter Anak. pembelajaran kooperatif tipe stad

173
dengan pendekatan saintifik. & Wulandari, H. (2018).
Jurnal Pembelajaran Fisika, 3(4), Pendekatan Saintifik Untuk
63–71. Mengembangkan Karakter
Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Disiplin Dan Tanggung Jawab
Penelitian Pendidikan. Bandung: Siswa Sd. Metode Didaktik Jurnal
PT Remaja Rosdakarya. Pendidikan Ke-SD-An, 13(2), 87–
Suradi, S. (2017). Pembentukan 98
Karakter Siswa melalui
Penerapan Disiplin Tata Tertib
Sekolah. Briliant: Jurnal Riset
Dan Konseptual, 2(4), 522–533.
https://doi.org/10.28926/briliant.v2
i4.104
Susilowati, A, M. H. A., & Hasri.
(2018). Pengembangan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) Untuk
Meningkatkan Kreativitas Belajar
Matematika Siswa Kelas VIIA
SMPN 1 Kalaena Kecamatan
Kalaena Kabupaten Luwu Timur.
11(1), 55–72.
Wulandari, Triwoelandari, R., &
Asmahasanah, S. (2017).
Pengembangan Model Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis
Inkuiri Untuk Menumbuhkan
Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa
Kelas 5 Di SDIT Kota Bogor.
Proceeding 2nd Internasional
Multiliteracy Conference And
Workshop For Students And
Teachers, 421–429.
Yasir, M., Susantini, E., & Isnawati.
(2013). Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Strategi Belajar Metakognitif
untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Pewarisan
Sifat Manusia. BioEdu, 2(1), 77–
83.
Yatini, & Triwoelandari, R. (2018).
Pengaruh Metode Insersi Pada
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Terhadap Karakter
Religius Siswa Kelas 5 SD Al-
Azhar Syifa Cibinong. Jurnal
Akrab Pekanbaru, 3(3), 75–84.
Yuliyanto, A., Fadriyah, A., Yeli, K. P.,

174

You might also like