Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Tabel 6 Persentase Ketepatan Distribusi Obat Indikator Pustu III Tahun 2008
kode Nilai Persentase Ketepatan Distribusi Obat Indikator Perbulan Tahun 2008 (%)
No
obat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 A 100 - - 100 - - 100 - - - 100 100
2 B 100 100 100 100 100 100 100 100 - 100 100 100
3 C - 100 100 - - 100 100 - 100 - - -
4 D 50* 100 - 100 - - 100 - 100 100 100 100
5 E 100 - - 100 - 100 100 - - 100 - 100
6 F 100 - - - - 100 100 - - - - -
7 G 100 - - 100 - - 100 - - - 100 100
8 H - - - - - 100 - - 100 - 100 -
9 I 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
10 J 100 - - 100 - - 100 - - - 100 100
Keterangan :
A = Gliserin guayakolat 100 mg; B = Amoksisilin kaplet 500 mg; C = Antasida tablet doen; D = Parasetamol 500
mg; E = Klorfeniramina maleat (CTM); F = Asam askorbat (Vitamin C); G = Deksametason 0,5 mg; H =
Prednison 5 mg ; I = Piridoksin (Vitamin B6) 10 mg ; J = Vitamin B komplek.
0 = nilai persentase ketepatan permintaan obat yang buruk sekali
< 60%* = nilai persentase ketepatan permintaan obat yang buruk
≥ 60% = nilai persentase ketepatan permintaan obat yang cukup baik
≥ 70% = nilai persentase ketepatan permintaan obat yang baik
≥ 85% = nilai persentase ketepatan permintaan obat yang baik sekali
- = tidak ada transaksi (permintaan - penerimaan)
obat Keadaan dengan tidak adanya kekosongan
4. Waktu Kekosongan Obat indikator obat tiap bulannya menggambarkan bahwa
Tabel 7. Waktu Kekosongan Obat Indikator di jumlah setiap obat indikator yang tersedia tiap
Puskesmas 1 Denpasar Barat Tahun bulan sesuai dengan kebutuhan obat yang
2008. digunakan tiap bulan, sehingga proses distribusi
Waktu Kekosongan Obat Indikator Perbulan di obat menjadi lancar. Namun pada bulan tertentu
kode Puskesmas I Denpasar Barat
No terjadi pula kekosongan obat ditunjukkan dengan
obat Tahun 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 nilai kurang dari 0 yaitu, terjadi pada obat
1 A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Piridoksin dan obat Vitamin B Komplek. Nilai ini
3 C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 menunjukkan terjadinya kekosongan obat akibat
4 D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 dari persediaan obat yang ada di puskesmas lebih
5 E 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kecil dari pemakaiannya.
6 F 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 G 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 H 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Berdasarkan hasil yang didapatkan pada
I
- persentase waktu kekosongan obat indikator
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,36*
- perbulan di puskesmas I denpasar barat tahun
J
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.62* 2008 menunjukkan hasil yang relatif baik yaitu
Keterangan : tidak terjadi kekosongan obat. Keadaan ini
A = Gliserin guayakolat 100 mg; B = Amoksisilin kaplet
500 mg; C = Antasida tablet doen; D = Parasetamol 500
menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai
mg; E = Klorfeniramina maleat (CTM); F = Asam askorbat oleh Puskesmas I Denpasar Barat dalam
(Vitamin C); G = Deksametason 0,5 mg; H = Prednison 5 memenuhi kebutuhan akan obat tiap bulannya
mg ; I = Piridoksin (Vitamin B6) 10 mg ; J = Vitamin B Namun pada bulan tertentu terjadi pula
komplek. persentase waktu kekosongan obat ditunjukkan
0 = tidak terjadi kekosongan obat
<0 = terjadi kekosongan obat
dengan nilai kurang dari 0% yaitu obat
Piridoksin dan obat Vitamin B Komplek.
Berdasarkan hasil yang didapatkan terlihat bahwa Semakin kecil nilai persentase waktu
sebagian besar obat indikator tiap bulannya kekosongan obat yang dicapai menunjukkan
selama tahun 2008 memilki nilai waktu bahwa semakin sedikit pula persentase tingkat
kekosongan obat adalah 0 yang menunjukkan ketersediaan obat tersebut. Keadaan ini akan
hasil relatif baik yaitu tidak terjadi kekosongan membawa dampak kekosongan obat
Tabel 8. Persentase Waktu Kekosongan Obat Indikator di Puskesmas 1 Denpasar Barat Tahun 2008.
Persentase Waktu Kekosongan Obat Indikator Perbulan di Puskesmas I
kode Denpasar Barat Tahun 2008 (%)
No
obat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 A 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
2 B 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
3 C 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
4 D 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
5 E 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
6 F 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
7 G 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
8 H 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% -
I
9 136%*
10 J 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% -62%*
Keterangan :
A = Gliserin guayakolat 100 mg; B = Amoksisilin kaplet 500 mg; C = Antasida tablet doen; D =
Parasetamol 500 mg; E = Klorfeniramina maleat (CTM); F = Asam askorbat (Vitamin C); G =
Deksametason 0,5 mg; H = Prednison 5 mg ; I = Piridoksin (Vitamin B6) 10 mg ; J = Vitamin B
komplek.
0% = tidak terjadi kekosongan obat
< 0% = terjadi kekosongan obat
5. Persentase Dan Nilai Obat Rusak Dari hasil yang didapat untuk persentase
Akibat Kurang Baiknya Sistem dan nilai obat rusak akibat kurang baiknya
Distribusi Obat. sistem distribusi obat selama tahun 2008
tidak terjadi kerusakan obat akibat kurang
Tabel 9. Nilai Obat Rusak Akibat Kurang baiknya sistem distribusi obat. Dengan
Baiknya Sistem Distribusi Obat di keadaan ini maka permintaan akan obat
Puskesmas 1 Denpasar Barat oleh Puskesmas dapat terpenuhi dengan
tahun 2008. jumlah serta kualitas obat yang baik serta
no kode obat x y (Rp) z Keterangan kedatangan obat yang tepat waktu.
1 A 0 3370 0 baik
2 B 0 650 0 baik
3 C 0 2220 0 baik SIMPULAN
4 D 0 370 0 baik
5 E 0 1864 0 baik
1. Tingkat ketersediaan obat indikator di
6 F 0 2324 0 baik Puskesmas 1 Denpasar Barat tahun 2008
7 G 0 3810 0 baik relatif baik, hanya beberapa obat indikator
8 H 0 10 0 baik seperti Piridoksin (Vitamin B6) 10 mg
9 I 0 5745 0 baik
yang mengalami terjadinya tingkat
10 J 0 3053 0 baik
Keterangan :
ketersediaan obat yang buruk.
A = Parasetamol 500 mg; B = Klorfeniramina maleat 2. Persentase ketepatan permintaan obat di
(CTM); C = Vitamin B komplek; D = Amoksisilin kap 500 Puskesmas 1 Denpasar Barat tahun 2008
mg; E = Asam askorbat (Vitamin C); F = Gliserin
guayakolat 100 mg; G = Prednison 5 mg; H = Piridoksin
relatif baik namun terdapat persentase
(Vitamin B6) 10 mg; I = Deksametason 0,5 mg; J = ketepatan permintaan obat yang buruk
Antasida tablet doen. yaitu obat Amoksisilin kaplet 500 mg,
Keterangan:
x = jumlah obat yang rusak Antasida tablet doen, Asam askorbat, dan
y = harga satuan obat indikator (dalam Rupiah) Prednison 5 mg.
z = nilai obat indikator yang rusak (x.y) 3. Persentase ketepatan distribusi obat
0 = tidak terjadi obat rusak
>0 = terjadi obat rusak indikator pada masing-masing Pustu
Puskesmas 1 Denpasar Barat tahun 2008,
Tabel 10. Persentase obat rusak akibat kurang yaitu:
baiknya sistem distribusi obat di a) Pustu I Puskesmas 1 Denpasar Barat
Puskesmas 1 Denpasar Barat tahun 2008, relatif baik. Adapun
tahun 2008. beberapa obat yang mengalami
no kode obat x y obat rusak (%) Persentase ketepatan distribusi obat
1 A 0 117.000 0 yang buruk adalah Gliserin guayakolat
2 B 0 108,000 0 100 mg, Amoksisilin 500 mg,
3 C 0 85,000 0 Parasetamol 500 mg, Klorfeniramina
4 D 0 75,600 0
maleat (CTM), Deksametason 0,5 mg,
5 E 0 85,000 0
Vitamin B komplek.
6 F 0 41,000 0
7 G 0 39,000 0
8 H 0 25,600 0 b) Pustu II dan Pustu III Puskesmas 1
9 I 0 34,000 0 Denpasar Barat tahun 2008, relatif
10 J 0 31,000 0 baik. Adapun beberapa obat yang
mengalami Persentase ketepatan
Keterangan : distribusi distribusi obat yang buruk
A = Gliserin guayakolat 100 mg; B = Amoksisilin kaplet 500 adalah Parasetamol 500 mg, yang
mg; C = Antasida tablet doen; D = Parasetamol 500 mg; E =
Klorfeniramina (CTM); F = Asam askorbat (Vitamin C); G = terjadi pada bulan Januari tahun 2008.
Deksametason 0,5 mg; H = Prednison 5 mg ; I = Piridoksin 4. Waktu kekosongan obat indikator di
(Vitamin B6) 10 mg ; J = Vitamin B komplek. Puskesmas 1 Denpasar Barat tahun 2008,
x = jumlah jenis obat yang rusak pada saat
kedatangan obat relatif baik, namun 2 obat indikator yaitu
y = total jenis obat yang tersedia Piridoksin (Vitamin B6) 10 mg dan
obat rusak (%) = x.y Vitamin B komplek menunjukkan terjadi
0 = tidak terjadi obat rusak
>0 = terjadi obat rusak kekosongan obat pada bulan Desember
tahun 2008.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonima. 2007. Kondisi Umum Denpasar
Barat. Available from : DepKes R.I. 2003. Pedoman Pengelolaan
http://www.denbar. denpasarkota.go.id. Obat Publik Dan Perbekalan
Opened : 09 mei 2009. Kesehatan Di Puskesmas. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
Anonimb. 2008. Kondisi Geografis Denpasar. Dan Makanan Departemen Kesehatan
Available from : http:// Republik Indonesia.
www.pertanian.denpasarkota.go.id.
Opened : 09 mei 2009. DepKes R.I. 2004. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Tantang
Anonimc . 2008. Profil Puskesmas I Denbar Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Dan Kondisi Umum. Available Masyarakat. Jakarta: Departemen
from:http://www.pertanian. Kesehatan Republik Indonesia.
denpasarkota.go.id. Opened : 09 mei
2009. DepKes R.I. 2006. Pedoman Pengelolaan
Puskesmas Di Perkotaan. Jakarta:
Aziz, S., M.J.Herman., Abdul Mun’im. 2005. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
Kemampuan Petugas Menggunakan Dan Makanan Departemen Kesehatan
Pedoman Evaluasi Pengelolaan Dan Republik Indonesia. .
Pembiayaan Obat, Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. II, No.2, Agustus DepKes R.I. 2007. Pedoman Pengelolaan
2005, 62-73. Available Obat Publik Dan Perbekalan
from:http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2 Kesehatan Di Daerah Kepulauan.
005/v02n02/sriana0202,pdf. Oponed: Jakarta: Departemen Kesehatan
12 Mei 2009. Republik Indonesia.
DepKes R.I. 1990. Pedoman Perencanaan Setiawan. D., dkk., 2005. Indikator
Dan Pengelolaan Obat. Jakarta: Pengelolaan Obat. Fakultas Farmasi.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Jakarta: UGM.
Dan Makanan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Seto, Soerjono., Yunita Nita,Lily Triana. 2004.
Manajemen Farmasi. Airlangga
DepKes R.I. 1992. Pedoman Pengelolaan Universitas Press. Surabaya.
Dasar di Puskesmas. Jakarta: