You are on page 1of 13

The Use of Online Waste Management System in Bank Sampah Induk Bantul [Sari Wulandari, dkk.

THE USE OF ONLINE WASTE MANAGEMENT SYSTEM


IN BANK SAMPAH INDUK BANTUL

Sari Wulandari1*), Putra Fajar Alam2)


1)
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa IndustriUniversitas Telkom
2)
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom
*Email: sariwulandariit@telkomuniversity.ac.id

ABSTRACT

In developing countries, including Indonesia, household waste is a multidimensional


problem, namely that in its completion it involves many aspects so that the
application of community-based solutions is needed. Waste banks are one solution to
reduce household waste. A waste bank is a community-based waste management
system that actively engages the community. The surrounding neighborhood can
exchange trash into other forms that have economic value. The waste bank that is a
model for other waste banks in Indonesia is the Bank Sampah Induk Bantul, which
was established in 2008 and has used an online-based waste management system as
of 2015. An online-based waste management system is one of the efforts to facilitate
the activities of managers and customers ofwaste bank. However, its use in Bank
Sampah Induk Bantulis stilllimited. Therefore, a preliminary study was conducted to
determine the extent to which the online waste management system is used, so that
appropriate actions can be taken to increase the use of the online system. This study
uses a qualitative approach, namely field observations, semi-structured interviews
and informal discussions. The results of this study indicate that the use of online-
based waste management systems is not optimal because the online system does not
accommodate the activities and problem solving faced by the Waste Bank. Besides,
in the online-based waste management system, there are several features needed by
the Waste Bank, but their use is limited due to technology acceptance from the Waste
Bank management which is still relatively low.

Keywords: Waste Bank; Waste Management System; Bank Sampah Induk Bantul.

1. PENDAHULUAN 2015). (Singhirunnusorn, Donlakorn, &


Kaewhanin, 2012) dalam penelitiannya
Sampah rumah tangga terutama menemukan bahwa penerapan sistem
sampah solid merupakan masalah bank sampah secara signifikan
multidimensional yang terjadi pada mengurangi tumpukan sampah,
negara berkembang (Indrianti, 2016). membantu komunitas dalam mengelola
Salah satu upaya yang telah dilakukan sampah kering dengan baik, membantu
untuk mengurangi sampah dan mengatasi masalah kesehatan,
memperbaiki kebersihan lingkungan sertamenghasilkan lingkungan hidup
adalah dengan menerapkan sistem bank yang lebih baik. Menurut (Asteria &
sampah. Bank sampah merupakan sistem Heruman, 2016), bank sampah
pengelolaan sampah berbasis komunitas mengajarkan masyarakat untuk
yang memungkinkan masyarakat secara melakukan kegiatan pemilahan sampah,
aktif mengelola sampah di menumbuhkan kesadaran masyarakat
lingkungannya (Wijayanti & Suryani, agar mengolah sampah secara bijak

ECOTROPHIC ⦁ 12(2) : 185 – 197 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395 185


ECOTROPHIC ⦁ VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2018 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

sehingga dapat mengurangi sampah yang Yogyakarta, (Rusqiyati, 2018),


diangkut ke TPA. Selain itu, bank mengatakan bahwa setidaknya
sampah memungkinkan masyarakat diperlukan jumlah nasabah sebanyak dua
sekitar untuk menukar sampah rumah per tiga dari total bank sampah
tangga mereka ke dalam bentuk uang keseluruhan agar operasional Bank
atau bentuk lainnya seperti sembako, Sampah dapat berjalan dengan baik.
pulsa telepon atau pulsa listrik. Sampah Pada tahun 2016, terdapat 131 bank
yang diterima kemudian disalurkan dan sampah, 10 diantaranya tidak aktif atau
dijual kepada pengepul dan pengrajin kegiatannya tidak produktif (Sidik,
lokal untuk diolah menjadi barang yang 2016), sedangkan pada tahun 2018,
memiliki nilai jual. Oleh karena itu, menurut data pada komunitas Jejaring
keberadaan bank sampah juga Pengelola Sampah Mandiri ada sebanyak
memberikan keuntungan eknomis 64 bank sampah yang aktif dengan
kepada masyarakat sekitar seperti jumlah nasabah sebanyak 2.496.
menciptakan lapangan pekerjaan, Berdasarkan data tersebut dapat
sumber pendapatan tambahan, sementara diketahui bahwa terdapat penurunan
pemerintah kota dapat mengurangi biaya jumlah bank sampah yang aktif dan rata-
penanganan dan pembuangan sampah rata bank sampah hanya memiliki 39
untuk daerah setempat (Singhirunnusorn, nasabah aktif.Di sisi lain, masyarakat
Donlakorn, & Kaewhanin, 2012). sekitar Bantul baik sebagai pengelola
Ide "menabung sampah" dengan dan nasabah merasakan manfaat yang
sistem Bank Sampah pertama kali sangat besar dari keberadaan bank
diperkenalkan di Thailand pada tahun sampah. Bank Sampah Induk Bantul
2006 (Wijayanti & Suryani, 2015). Di memberdayakan ibu rumah tangga dan
Indonesia, Bank Sampah Induk Bantul anak muda sekitar Bantul untuk
merupakan pionir didirikannya Bank mengelola sampah menjadi produk akhir
Sampah. Bank Sampah Induk Bantul yang dapat dijual dan menghasilkan
didirikan pada tahun 2007 oleh Bambang uang. Uang tersebut kemudian akan
Suwerda, oleh karenanya dapat diketahui kembali kepada nasabah, sehingga
bahwa Bank Sampah Induk Bantul sudah nasabah pun mendapatkan pemasukan
berdiri kurang lebih selama 11 tahun. tambahan untuk kebutuhan sehari-hari.
Bank Sampah Induk Bantul merupakan Namun, ternyata masih banyak
bank sampah induk yang dijadikan masyarakat sekitar yang belum aktif
sebagai percontohan untuk bank sampah menjadi nasabah Bank Sampah. Oleh
di Indonesia bahkan luar negeri karenanya, Bank Sampah Induk Bantul
(Kusmargana, 2018). Bank Sampah berupaya untuk terus berkomitmen
Induk Bantul dikelola bersama dengan dalam pengelolaan sampah dan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) melakukan perbaikan sehingga dapat
Kabupaten Bantul, Yogyakarta didirikan mengatasi masalah sampah dan
sebagai respon terhadap permasalahan berkontribusi terhadap peningkatan
sampah di Provinsi Yogyakarta. kesejahteraan masyarakat sekitar Bantul.
Penelitian yang dilakukan (Sudibyo, Berdasarkan hasil wawancara
Pradana, Budiman, & Budhijanto, kepada Pak Bambang selaku pendiri dan
2017)menunjukkan bahwa di sampah di pengelola Bank Sampah Induk Bantul
Provinsi Yogyakarta mencapai 470 ton diketahui bahwa terdapat beberapa
setiap harinya dengan kenaikan 8% kendala dalam mengelola Bank Sampah
setiap tahunnya. Selain itu, menurut Induk Bantul diantaranya pengelolaan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), data nasabah masih dilakukan secara

186
The Use of Online Waste Management System in Bank Sampah Induk Bantul [Sari Wulandari, dkk.]

manual yaitu menggunakan kertas dan 2. METODOLOGI


buku catatan sehingga sangat rentan
akan kesalahan perhitungan dan Penelitian ini menggunakan
hilangnya buku nasabah, kepengurusan pendekatan kualitatif sebagai metode
pengelola bank sampah seringkali penelitian. Data diperoleh dengan
berganti karena bersifat sukarela menggunakan teknik pengambilan data
sehingga ketika terjadi pergantian semi terstruktur dan diskusi
kepengurusan seringkali informasi informaldengan nasabah bank sampah
sebelumnya banyak yang hilang atau (sebanyak 6 responden nasabah),
belum tersampaikan dengan baik kepada komunitas pengelola sampah, dan
kepengurusan yang baru, serta fokus pengelola Bank Sampah yaitu Direktur
pengurus masih terbagi-bagi karena (Bapak Bambang Suwerda), Sekretaris
seringkali pengurus juga memiliki (Ibu Yunita), Koordinator Daur Ulang
pekerjaan selain menjadi pengurus bank Plastik (Ibu Sri Hartini) dan Koordinator
sampah. Selain itu, dari sisi nasabah juga Kompos (Bapak Rojihan).Selain itu,
terdapat beberapa masalah diantaranya dilakukan observasi lapangan terkait
adalah kurangnya kesadaran masyarakat proses tabung sampah dari awal hingga
untuk hidup bersih, masih banyak akhir. Pada penelitian ini juga dilakukan
masyarakat yang belum membiasakan analisis dokumen, khususnya yang
menabung sampah, dan mayoritas berdasar padadata Komunitas Jejaring
nasabah merupakan orang tua sedangkan Pengelola Sampah Mandiri sebagai data
potensi nasabah sangat besar untuk pendukung penelitian. Beberapa hasil
masyarakat dengan usia muda.Untuk studi literatur juga dilakukan untuk
menjawab permasalahan tersebut, mengetahui bagaimana bank sampah
aplikasi pengelolaan sampah berbasis berkembang di Indonesia, khususnya di
online dapat dijadikan sebagai solusi. Bantul.
Aplikasi pengelolaan sampah berbasis
online merupakan aplikasi pengelolaan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
bank sampah dan nasabahnya untuk
melakukan proses tabung sampah. Di 3.1. Profil Bank Sampah Induk Bantul
Surabaya, bahkan diadakan kompetisi 3.1.1 Kepengurusan Bank Sampah
pembuatan aplikasi Bank Sampah Induk Bantul
sebagai pendekatan inovatif untuk Struktur kepengurusan Bank
meningkatkan penyerapan proyek Bank Sampah Induk Bantul dapat dilihat pada
Sampah (Wijayanti & Suryani, 2015). Gambar 1. yaitu terdiri dari 4 layer
Bank Sampah Induk Bantul telah utama. Layer pertama merupakan
menggunakan aplikasi tersebut dalam direktur, layer kedua terdiri dari
pengelolaan bank sampah sejak tahun sekretaris dan bendahara, layer ketiga
2015. Namun penggunaannya oleh terdiri dari koordinator pendamping
nasabah masih dapat dikatakan rendah, lapangan dan teller bank sampah, layer
nasabah merasa lebih nyaman menabung keempat merupakan koordinator daur
secara offline. Oleh karena itu, untuk ulang styrofoam, koordinator daur ulang
meningkatkan penggunaan aplikasi plastik, koordinator kompos, petugas
online pada Bank Sampah Induk Bantul pemilah sampah, petugas kebersihan dan
diperlukan studi pendahuluan mengenai petugas pengangkut sampah. Pada layer
bagaimana sistem manajemen sampah empat tersebut, masing-masing posisi
secara onlinedigunakan. diisi oleh 1 orang petugas.Pengurus bank
sampah yang kemudian disebut sebagai

187
ECOTROPHIC ⦁ VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2018 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

pengelola bank sampah merupakan mengelola bank sampah sebagai


sukarelawan yang menjadikan tugas pekerjaan sampingan.

Direktur
Bambang Suwerda SST., Msi

Bendahara Sekretaris
Freddy Bimo Leksono Yunita Amanah

Koor. Pendamping Lapangan Teller


Zuanah & Tri Rohani Hesti Wijayanti

Koor. Daur Koor. Daur Koor. Petugas Pemilah Petugas Petugas Pengangkut
Ulang Styrofoam Ulang Plastik Kompos Sampah Kebersihan Sampah
Nur Sahid Sri Hartini Rojihan Partini Ponirah Basori

Gambar 1.
Struktur Kepengurusan Bank Sampah Induk Bantul

Bank Sampah Induk Bantul sudah bank sampah lainnya untuk daerah
beberapa kali mengalami perubahan tersebut. Oleh karenanya, kebanyakan
kepengurusan dan belum ada media atau nasabah mengetahui dan melakukan
aktivitas transfer pengetahuan dari proses tabung sampah pada bank sampah
kepengurusan sebelumnya. Selain itu, tersebut. Bank Sampah Induk Bantul
pembagian tugas pengelola bank sampah membawahi 60 bank sampah di daerah
sudah jelas namun pada pelaksanaannya Bantul.
semua pengelola melakukan semua tugas Tabel 1. Statistik Bank Sampah Induk
atau fungsi yang dibutuhkan pada bank Bantul Tahun 2015 - 2017
sampah. Hal tersebut menyebabkan Keterangan Tahun Tahun Tahun
pengelola tidak fokus pada satu 2015 2016 2017
pekerjaan saja. Tidak adanya komitmen Tonase 5,66 55,63 70,42
dan arahan yang kuat dari pihak direktur Sampah ton ton ton
maupun pengelola dalam melakukan Saldo 67,22 117,14 208,03
digitalisasi proses pengelolaan bank Tabungan juta juta juta
Jumlah 1.453 10.764 7.412
sampah, menghambat bank sampah
Transaksi
untuk menggunakan aplikasi sebagai alat
Nasabah 1.070 4.451 2.949
operasional harian bank sampah. Aktif
3.1.2 Statistik Bank Sampah Induk
Bantul Data pada Tabel 1. merupakan data
Bank Sampah Induk Bantul profil Bank Sampah Induk Bantul
merupakan bank sampah pionir di terhitung dari semenjak Bank Sampah
Indonesia dan menjadi percontohan bagi Induk Bantul menggunakan sistem

188
The Use of Online Waste Management System in Bank Sampah Induk Bantul [Sari Wulandari, dkk.]

manajemen sampah berbasis online. terjadi peningkatan nasabah aktif pada


Berdasarkan data pada Tabel 1.tersebut tahun 2016 namun jumlahnya menurun
diketahui bahwa terjadi peningkatan pada tahun 2017, begitu pula dengan
jumlah tonase sampah yang sangat jumlah transaksinya. Walaupun
signifikan pada tahun 2016 yaitu dari demikian, pada tahun 2017 jumlah
5,66 ton pada tahun 2015 menjadi 55,63 tonase sampah, saldo tabungan
ton. Penelitian yang dilakukan oleh menunjukan peningkatan dari tahun
(Soni, Patil, & Argade, 2016) sebelumnya.Tahun 2015 merupakan
menyatakan bahwa dibandingkan tahun pertama Bank Sampah Induk
melihat sampah anorganik sebagai Bantul menggunakan sistem manajemen
sampah yang tidak bermanfaat, akan sampah berbasisonline. Jika data tahun
lebih baik melihatnya sebagai suatu 2016 dan 2017 dibandingkan dengan
sumber energi, yang jika dikelola dengan tahun 2015, dapat diketahui bahwa
baik berpotensi untuk diolah menjadi aktivitas tahun 2015 merupakan aktivitas
biodiesel, bio CNC, minyak etanol dan terendah semenjak sistem online
pupuk cair. Hal ini tentu membutuhkan digunakan. Hal ini dikarenakan pada
proses pendataan yang baik melalui tahun 2015, bank sampah masih
sistem manajemen sampah berbasis melakukan penyesuaian dan beberapa
online. Selain itu, menurut (Sahwan, data belum terdokumentasikan dengan
2004), jika menerapkan konsep TPA baik. Berdasarkan data tersebut, maka
terpadu, dari setiap 100 ton sampah dapat disimpulkan bahwa penggunaan
dengan komposisi 70 ton sampah sistem manajemen sampah
organik dan 30 ton sampah anorganik berbasisonline membantu proses
dapat menghasilkan 17 ton kompos dan pendataan dengan baik dan membantu
bahan daur ulang. bank sampah dalam meningkatkan
Selain itu, pada tahun 2016, saldo awareness masyarakat akan kegiatan
tabungannya meningkat hampir 2 kali penabungan sampah yaitu terlihat dari
lipat dari tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan tonase sampah di setiap
tersebut juga ditunjukan dari besarnya tahunnya. Berikut Gambar 2. Hingga
jumlah transaksi pada tahun 2016 yaitu Gambar 4. data setoran sampah
sebanyak 10.764 transaksi. Pada data sepanjang per tahun 2015 – 2017.
tersebut juga dapat diketahui bahwa

Gambar 2.
Setoran Sampah Tahun 2015

189
ECOTROPHIC ⦁ VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2018 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

Gambar 3.
Setoran Sampah Tahun 2016

Gambar 4.
Setoran Sampah Tahun 2017

3.1.3 Kendala Operasional Bank Sampah Induk Bantul (6 nasabah),


Sampah Berdasarkan dapat diidentifikasi potensi masalah
Tahapan Proses Tabung baik dari sisi bank sampah maupun
Sampah nasabah bank dalam proses tabung
Berdasarkan hasil observasi sampah. Berikut adalah hasil
proses tabung sampah dan wawancara pemetaan potensi masalah berdasarkan
informal terhadap pengelola bank kendala yang dialami bank sampah
sampah serta beberapa nasabah Bank dan nasabah bank.

Tabel 2. Pemetaan Kendala Berdasarkan Tahapan Proses Tabung Sampah


No. Tahapan Proses Kendala Bank Sampah Kendala Nasabah Bank
1 Pemilahan Tenaga pemilah sangat minim Nasabah enggan
melakukan pemilahan
Tenaga pemilah tidak selalu karena tidak nyaman
tersedia dengan bau dan kondisi
sampah yang kotor

190
The Use of Online Waste Management System in Bank Sampah Induk Bantul [Sari Wulandari, dkk.]

No. Tahapan Proses Kendala Bank Sampah Kendala Nasabah Bank


Minimnya pengetahuan
nasabah mengenai kategori
sampah yang dapat dijual
Tidak tersedia cukup
informasi mengenai
kategori sampah
2 Penyetoran Bank sampah tidak buka setiap Lokasi rumah yang jauh
waktu (hanya hari-hari tertentu) dengan bank sampah
Banyaknya sampah yang
Tenaga penjemput sampah tidak harus dibawa
selalu tersedia Beberapa nasabah bahkan
Tidak semua jenis / kategori menitipkan sampahnya
sampah dapat ditampung pada kepada nasabah lain yang
bank sampah hendak melakukan setor
sampah
3 Pencatatan Aktivitas pencatatan berulang Buku tabungan seringkali
pada rekap saldo nasabah tertinggal atau terselip
(buku induk tabungan dan Nasabah lupa menaruh
pencatatan pada komputer) buku tabungan
Ketika buku tabungan
Pencatatan dilakukan manual hilang, maka
dengan menggunakan 2 slip membutuhkan waktu yang
dokumen cukup lama untuk melihat
posisi terakhir rekening
Nasabah menghitung
secara manual saldo
mereka
4 Penyimpanan Keterbatasan lahan untuk Nasabah perlu
menampung sampah yang menyediakan kantong
diterima dan belum terjual atau khusus untuk menyimpan
terolah sampah terpilah dan tidak
Sampah yang bau atau belum semua nasabah siap
terpilah dengan baik dapat
mengganggu, karena lokasi
yang dekat dengan pemukiman
warga
5 Penjualan sampah – Mitra pengepul terbatas hanya 3 *tidak berhubungan
Pengepul – 4 pengepul dengan pengepul
*Bagi hasil : 75% untuk
Harga tergantung pada nasabah dan 25% untuk
penawaran pengepul bank sampah
Pengepul hanya menerima
beberapa jenis sampah saja

6 Pengolahan sampah Keterbatasan variasi olahan *tidak berhubungan


sampah dengan pengolah sampah
Kualitas olahan sampah yang
sangat bervariasi – tergantung
pada kondisi sampah

Minimnya alat bantu pengolah


sampah

191
ECOTROPHIC ⦁ VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2018 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

No. Tahapan Proses Kendala Bank Sampah Kendala Nasabah Bank


Terdapat potensi pengolahan
sampah residu namun masih
sedikit orang yang bersedia
mengolahnya
Keterbatasan tenaga pengolah
sampah – akses komunitas
pengolah sampah.
7 Penjualan sampah – olahan Produk olahan sampah hanya *Nasabah mendapatkan
sampah dipajang pada etalase bank 10% hasil penjualan
sampah olahan sampah
Penjualan cenderung rendah
Belum bisa menerima pesanan
dalam jumlah besar
Produk olahan sampah yang
akan diekspor belum konsisten
memenuhi standar minimal
mutu
8 Pengambilan saldo Stok penukaran terbatas (tidak Nasabah harus datang
selalu tersedia) langsung untuk mengambil
hasil konversi rekening
Item barang penukaran sampah
(Jika stok yang tersedia
diantaranya pulsa, sembako, alat
adalah barang), beberapa
elektronik
nasabah keberatan, karena
jaraknya yang jauh
Barang yang dapat
ditukarkan terkadang tidak
sesuai dengan keinginan
nasabah (tergantung pada
ketersediaan barang yang
ada)

Berdasarkan Tabel 2. dapat sampah yang sudah dipilah tidak


diketahui kendala yang dialami dicampur kembali. Sistem
pengelola dan nasabah bank sampah manajemen sampah
berdasarkan proses tahapan tabung berbasisonline sudah
sampah. Adapun peluang perbaikan atau memberikan fitur informasi
penambahan fitur pada sistem kategori sampah yang dapat
manajemen sampah berbasis online digunakan oleh nasabah sebagai
berdasarkan tahapan proses tabung panduan dalam memilah sampah,
sampah adalah sebagai berikut : hanya saja nasabah belum
1. Pemilahan – Pada tahapan ini memanfaatkan fitur tersebut
kendala nasabah adalah dikarenakan adanya perbedaan
terbatasnya pengetahuan nasabah informasi kategorisasi sampah
mengenai kategorisasi sampah pada sistem online dan offline
yang dapat diterima bank pada bank sampah. Sebaiknya
sampah. Menurut (Murdiman, sistem online dapat
Mahendra, & Adhika, 2017), mengakomodasi penyesuaian
proses optimalisasi sampah yang kategorisasi sampah untuk setiap
sudah dipilah melalui bank sampah melalui akun
pengangkutan swadaya dan pengelola bank sampah dan
penyediaan sarana angkut menyediakan informasi visual
penting untuk dilakukan agar maupun bergerak dalam bentuk

192
The Use of Online Waste Management System in Bank Sampah Induk Bantul [Sari Wulandari, dkk.]

video sebagai media yang dapat sehingga harga jual pun tidak
mempermudah nasabah untuk dapat ditawar terlalu tinggi. Oleh
mempelajari kategorisasi. karena itu, sistem online
2. Penyetoran – Pada tahapan ini, sebaiknya dapat memberikan
kendala yang perlu diperhatikan akses penjualan sampah ke
adalah keterbatasan tenaga pengepul yang berada di sekitar
penjemput sampah. Sistem bank sampah.
onlinetelah mengakomodasi fitur 6. Pengolahan sampah menjadi
jemput sampah, namun fitur produk – Selama ini, proses
perlu dikembangkan kembali pengolahan sampah dilakukan
yaitu memberikan akses lebih oleh masing-masing koordinator
luas kepada tenaga penjemput daur ulang sampah yang
sampah pada bank sampah jumlahnya terbatas. Sistem
lainnya yang tersedia, sehingga manajemen sampah berbasis
dapat meningkatkan peluang online dapat mengakselerasi
ketersediaan tenaga penjemput aktivitas tersebut dengan
sampah ketika ada permintaan. memberikan askes kepada
3. Pencatatan – Pada tahapan ini pengrajin sampah sekitar bank
ditemukan kegiatan pendataan sampah ataupun menjalin
yang berulang dan dapat kerjasama dengan komunitas
dieliminasi melalui sistem pengrajin sampah, sehingga
manajemen sampah berbasis sampah yang diterima dapat
online. Kendala ini dapat diatasi diolah secara optimal.
dengan memberlakukan 7. Penjualan olahan sampah –
kebijakan yang dapat Kegiatan penjualan olahan
membiasakan pengelola maupun sampah merupakan salah satu
nasabah untuk menggunakan aktivitas penting, karena menurut
sistem onlinedalam pendataan (Ibrahim & Nanis, 2016),
(Pencatatan setor dan ambil pemberian insentif dan
saldo). keringanan pajak untuk kegiatan
4. Penyimpanan – Pada tahapan ini, daur ulang merupakan salah satu
masalah yang perlu diperhatikan faktor yang dapat mendorong
adalah ketersediaan ruang dan praktik terbaik dalam
fasilitas penyimpanan sampah pengelolaan sampah. Hasil dari
yang memadai. Namun kendala penjualan olahan sampah bisa
ini tidak cukup dapat menjadi salah satu insentif yang
diselesaikan dengan sistem didapatkan dari proses tersebut.
online. Sistem manajemen sampah
5. Penjualan sampahkepada berbasisonlinesudah
pengepul – Kendala utama pada menyediakan marketplace untuk
tahapan ini adalah harga jual membantu penjualan produk
sampah yang bergantung pada olahan sampah, namun sampai
penawaran pengepul. Saat ini, saat ini belum ada penjualan
Bank Sampah Induk Bantul yang dihasilkan dari marketplace
hanya memiliki 3 – 4 pengepul tersebut. Agar penjualan produk
yang siap membeli sampah yang olahan sampah (daur ulang
diterima, hal ini menyebabkan sampah) optimal, maka produk
posisi tawar pengepul tinggi, olahan sampah dapat dijadikan

193
ECOTROPHIC ⦁ VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2018 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

sebagai pilihan untuk pengangkut sampah. Armada


pengambilan saldo. penjemputan sampah telah tersedia
8. Pengambilan saldo – Fitur yang namun petugas seringkali tidak ada di
memungkinkan nasabah untuk tempat. Rendahnya penggunaan user
memberikan permintaan terkait nasabah pada sistem online, salah
bentuk pengambilan saldo yang satunya disebabkan karena perubahan
mereka inginkan, sehingga pihak harga sampah yang tidak diperbaharui
bank sampah dapat menyediakan oleh pengelola bank sampah. Walaupun
stok yang sesuai dengan fitur pembaharuan data harga sampah
permintaan. sudah tersedia, pengelola bank sampah
belum menggunakan fitur tersebut.Hal
3.2. Penggunaan aplikasi pada Bank ini menyebabkan perbedaan info harga
Sampah Induk Bantul sampah pada sistem online dan bank
Sosialisasi penggunaan aplikasi sampah offline. Fitur lainnya yang cukup
pengelolaan sampah online pernah penting dan dibutuhkan nasabah adalah
dilakukan sekali kepada pengelola bank fitur pengambilansaldo rekening bank
sampah dan beberapa nasabah bank. sampah melalui ATM pada sistem online
Sosialiasi tersebut memberikan arahan sudah siap, namun data rekening
dan penjelasan mengenai bagaimana nasabah seringkali belum diperbaharui
cara penggunaan aplikasi dari sisi pada sistem online. Bank sampah
pengelola yaitu menggunakan aplikasi melakukan pembaharuan data saldo
BankSampah.id dan dari sisi nasabah transaksi rekening pada sistem online
yaitu menggunakan mySmash. Sebagian secara kumulatif setiap 1 – 2 bulan sekali
besar peserta sosialiasi sudah memiliki bahkan tidak menentu, sehingga nasabah
ponsel pintar atau smartphone yang merasa lebih nyaman melakukan
sudah mendukung untuk penggunaan pengambilan saldo pada bank sampah
aplikasi, namun sangat minim secara offline. Hal ini terindikasi dari
pengetahuan mengenai cara mengunduh data Gambar 5. Hingga Gambar 7.
aplikasi tersebut. Feedbackpengelola mengenai data transaksi saldo pada
bank sampah mengenai aplikasi tahun 2015 hingga 2017 yang
diantaranya adalah aplikasi sudah cukup menunjukan masih sangat rendahnya
mudah untuk digunakan dan mampu setoran dan pengambilan saldo yang
menyederhanakan proses pengelolaan tercatat pada sistem manajemen sampah
data, sedangkan nasabah merasa sangat berbasisonline. Namun pada Gambar 7.
terbantu dengan adanya aplikasi tersebut, yaitu gambar transaksi saldo tahun 2017,
kebutuhan nasabah akan informasi jika dibandingkan dengan data transaksi
rekening dan bank sampah terakomodasi saldo pada tahun 2015 dan 2016, gambar
melalui aplikasi. Adapun fitur yang data transaksi saldo tahun 2017
dibutuhkan nasabah diantaranya adalah menunjukan adanya beberapa aktivitas
layanan jemput sampah, informasi setoran dan pengambilan saldo yang
kategori sampah beserta harga, serta cukup di setiap harinya, sehingga dapat
pengambilan saldo rekening bank disimpulkan bahwa fitur setor dan tarik
sampah melalui ATM. Fitur layanan saldo pada sistem online mulai diterima
jemput sampah pada aplikasi tidak oleh nasabah walaupun fitur tersebut
didukung dengan ketersediaan petugas belum digunakan secara optimal.

194
The Use of Online Waste Management System in Bank Sampah Induk Bantul [Sari Wulandari, dkk.]

Gambar 5.
Transaksi Saldo Tahun 2015

Gambar 6.
Transaksi Saldo Tahun 2016

Gambar 7.
Transaksi Saldo Tahun 2017

195
ECOTROPHIC ⦁ VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2018 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

4. SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Hasil penelitian ini menunjukan Indrianti, N. (2016). Community-based


bahwa penggunaan sistem manajemen Solid Waste Bank Model for
sampah berbasis online belum optimal Sustainable Education. 6th
dikarenakan sistem online belum International Research
mengakomodasi aktivitas dan Symposium in Service
penyelesaian masalah yang dihadapi Management (ss. 158-166).
Bank Sampah. Beberapa kendala yang Kuching: Procedia - Social and
dihadapi diantaranya tidak tersedianya Behavioral Sciences.
cukup informasi mengenai kategori
sampah, tenaga penjemput sampah tidak Wijayanti, D.;& Suryani, S. (2015).
selalu tersedia, aktivitas pencatatan Waste Bank as Community-
berulang pada rekap saldo nasabah (buku based Environmental
induk tabungan dan pencatatan pada Governance: A Lesson Learned
komputer) dan nasabah harus from Surabaya. 5th Arte Polis
menghitung secara manual saldo mereka. International Conference and
Selain itu, kendala lainnya yang dihadapi Workshop (ss. 171-179).
yaitu harga sampahyang bergantung Bandung: Procedia - Social and
pada penawaran pengepul serta Behavioral Sciences.
keterbatasan tenaga pengolah sampah
dan akses komunitas pengolah sampah Singhirunnusorn, W.;Donlakorn, K.;&
merupakan masalah utama yang Kaewhanin, W. (2012).
dihadapi oleh Bank Sampah. Contextual Factors Influencing
Selain itu, pada sistem manajemen Household Recycling
sampah berbasis onlineterdapat beberapa Behaviours: A Case of Waste
fitur yang dibutuhkan Bank Sampah Bank Project in Mahasarakham
namun penggunaannya masih terbatas Municipality. ASEAN Conference
dikarenakan penerimaan teknologi dari on Environment-Behaviour
pengurus Bank Sampah yang masih Studies (ss. 688-697). Bandung:
tergolong rendah. Beberapa fitur yang Procedia - Social and Behavioral
belum digunakan dengan optimal Sciences.
diantaranya fitur layanan jemput
sampah, informasi kategori sampah Kusmargana, J. (24. Januari 2018). Bank
beserta harga, serta pengambilan saldo Sampah Gemah Ripah Bantul
rekening bank sampah melalui ATM. Jadi Percontohan, Ini Kiatnya.
Untuk penelitian lanjutan mengenai Noudettu osoitteesta Cendana
penggunaan sistem manajemen sampah News:
berbasis online, sebaiknya dilakukan http://www.cendananews.com
penelitian mengenai model adopsi sistem
informasi berbasis online untuk Sidik, H. (23. Agustus 2016). 10 Bank
menunjang kesuksesan implementasi Sampah di Bantul tidak aktif.
sistem manajemen sampah berbasis Noudettu osoitteesta Antara
online pada Bank Sampah. News:
http://jogja.antaranews.com/

Rusqiyati, E. (6. Maret 2018). Bank


Sampah Induk Yogyakarta

196
The Use of Online Waste Management System in Bank Sampah Induk Bantul [Sari Wulandari, dkk.]

kekurangan nasabah. Noudettu


osoitteesta Antara News: Soni, A.;Patil, D.;& Argade, K. (2016).
http://jogja.antaranews.com Municipal Solid Waste
Management. Procedia
Ibrahim, M.;& Nanis, M. (2016). Environmental Sciences, 119-
Towards Sustainable 126.
Management of Solid Waste in
Egypt. Procedia Environmental Sudibyo, H.;Pradana, Y.;Budiman, A.;&
Sciences, 336-347. Budhijanto, W. (2017).
Municipal Solid Waste
Sahwan, F. (2004). Strategi Pengelolaan Management in Indonesia - A
Sampah di Kepulauan Seribu. Study about Selection of Proper
Balai Pengkajian dan Penerapan Solid Waste Reduction Method
Teknologi, 12-16. in D.I. Yogyakarta Province.
Energy Procedia, 494-499.
Murdiman;Mahendra, M.;& Adhika, I.
(2017). Pola Persepsi dan Asteria, D.;& Heruman, H. (2016). Bank
Partisipasi Masyarakat terhadap Sampah sebagai Alternatif
Pengelolaan Sampah Rumah Strategi Pengelolaan Sampah
Tangga dan Bank Sampah di Berbasis Masyarakat di
Kecamatan Denpasar Timur Tasikmalaya. Jurnal Manusia
Provinsi Bali. Ecotrophic, 94- dan Lingkungan, 136-141.
100.

197

You might also like