You are on page 1of 11

MAKALAH FITOKIMIA

PEMANFAATAN SENYAWA METABOLIT SEKUNDER NIKOTIN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa pada sel dan
group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress tertentu. Senyawa ini
diproduksi hanya  dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus untuk mempertahankan diri 
dari habitatnya dan tidak berperan penting dalam proses metabolism utama (primer). Pada
tanaman, senyawa metabolit sekunder memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai
atraktan (menarik serangga penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan, pelindung dari
serangan hama/penyakit (phytoaleksin), pelindung terhadap sinar ultra violet, sebagai zat
pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati). Senyawa metabolit
sekunder memiliki struktur yang lebih komplek dan sulit disintesa, jarang dijumpai di
pasaran karena masih sedikit (15%) yang telah berhasil diisolasi sehingga memiliki nilai
ekonomi tinggi (mahal harganya). Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder Senyawa
metabolit sekunder diproduksi melalui jalur di luar biosinthesa karbohidrat dan protein.
Ada tiga jalur utama untuk pembentukan metabolit sekunder, yaitu 1) jalur Asam Malonat
asetat, 2) Asam Mevalonat asetat dan 3) Asam Shikimat. a. Jalur Asam Malonat Senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan melalui jalur asam malonat diantaranya: asam lemak
(laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat, linolenic), gliserida, poliasetilen,
fosfolipida, dan glikolipida. Tanaman yang menghasilkan senyawa ini antara lain:  Jarak
pagar, kelapa sawit, kelapa, jagung, kacang tanah, zaitun, bunga matahari, kedelai, wijen,
kapas, coklat, dan alpukat. b.  Jalur Asam Mevalonat Senyawa metabolit sekunder dari
jalur ini diantaranya adalah Essential oil, Squalent,  Monoterpenoid, Menthol,
Korosinoid, Streoid, Terpenoid, Sapogenin, Geraniol, ABA, dan GA3. c.Jalur Asam
Sikhimat Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur asam shikimat diantaranya
adalah Asam Sinamat, Fenol, Asam benzoic, Lignin, Koumarin, Tanin, Asam amino
benzoic dan Quinon.
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan
organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang
satu dan lainnya. Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau
model untuk membuat obat baru, contohnya adalah nikotin yang terdapat pada tumbuhan
tembakau.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Mengapa nikotin termasuk pada golongan metabolit sekunder alkaloid ?
1.2.2. Apa fungsi untuk tanaman dan manusia dari metabolit sekunder nikotin ?
1.2.3. Bagaimana cara memperoleh alkaloid nikotin ?
1.2.4. apa saja contoh sediaan jadi dari alkaloid nikotin ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1. Mengetahui definisi dari metabolit sekunder alkaloid nikotin.
1.3.2. Mengetahui fungsi dari nikotin untuk tanaman dan manusia.
1.3.3. Mengetahui asal bagaimana cara memperoleh alkaloid nikotin.
1.3.4. Mengetahui beberapa contoh sediaan jadi dari alkaloid nikotin.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Metabolit Sekunder


Metabolit sekunder adalah golongan senyawa yang terkandung dalam tubuh
mikroorganisme, flora dan fauna yang terbentuk melalui proses metabolisme sekunder
yang disintesis dari banyak senyawa metabolisme primer, seperti asam amino, asetil
koenzim A, asam mevalonat dan senyawa antara dari jalur shikimate (Herbert, 1995).
Salah satu golongan senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid. Sebagai salah satu
golongan besar dari metabolit sekunder, senyawa-senyawanya banyak yang memiliki
khasiat sebagai obat (De Luca dan St-pierre, 2000). Salah satu metabolit sekunder
alkaloid yaitu nikotin.
Nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara
alami oleh berbagai macam tumbuhan, seperti suku terung-
terungan solanaceae dan tembakau. Nikotin bertindak sebagai agonis (senyawa yang
akan menimbulkan efek) di kebanyakan sel-sel reseptor asetilkolin nikotin (nAChRs) di
dalam tubuh, terkecuali di dua subunit reseptor nikotinik (nAChRα9) dan (nAChRα10),
dimana nikotin bertindak sebagai reseptor antagonis (tidak menimbulkan efek).
Pada tembakau, kadar nikotin dapat mencapai 0,6 sampai 3% dari berat kering tembakau.
Nikotin juga terkandung di dalam berbagai tumbuhan yang sering dikonsumsi sebagai
makanan, seperti terung, kentang, dan tomat, walaupun dalam kadar di bawah 200
nanogram per gram berat kering (kurang dari 0,00002%). Nikotin dapat meningkatkan
kemampuan tanaman untuk melawan serangan serangga dan binatang herbivora lainnya,
sehingga pada masa lalu sering digunakan sebagai insektisida.
Nikotin bersifat adiktif. Dalam rata-rata, sebatang rokok memberikan asupan 2mg
nikotin yang terserap dalam tubuh. Senyawa inilah yang membuat perokok mengalami
ketergantungan terhadap rokok dan produk yang mengandung nikotin lainnya. Ciri-ciri
adiksi dan ketergantungan nikotin diantaranya adalah perubahan perilaku, penggunaan
berlebihan, kembali ke kebiasaan merokok setelah berhenti,
ketergantungan fisik dan psikologis, serta toleransi obat. Selain ketergantungan, dalam
jangka pendek dan jangka panjang, nikotin tidak dikategorikan berbahaya bagi orang
dewasa. Walaupun demikian, dalam dosis yang sangat tinggi, nikotin dapat
menyebabkan keracunan dan berpotensi mematikan.
Dikaitkan dengan usaha pengendalian tembakau, produk-produk pengganti nikotin
telah digunakan untuk membantu perokok dalam usaha berhenti merokok dan
berdasarkan bukti ilmiah memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan
rokok konvensional. Tidak ada bukti penelitian yang cukup yang menunjukkan nikotin
memiliki keterkaitan dengan kanker pada manusia. Nikotin dikatakan memiliki
daya karsinogenik terbatas karena menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk
melawan sel-sel kanker, dan bukan penyebab munculnya sel-sel kanker. Produk-produk
yang digunakan dalam terapi pengganti nikotin memiliki risiko kanker yang lebih kecil
bila dibandingkan merokok. Dalam konteks konsumsi rokok, nikotin tidak seberbahaya
zat lain yang terkandung dalam rokok, yaitu TAR.

2.2. Klasifikasi Jenis Tanaman


Tembakau adalah tanaman musiman yang tergolong dalam tanaman perkebunan.
Pemanfaatan tanaman tembakau terutama pada daunnya yaitu untuk pembuatan rokok.
Tanaman tembakau diklasifikasikan sebagai berikut :
Famili : Solanaceae
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotianae
Spesies : Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica (Cahyono, 1998).
Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica mempunyai perbedaan yang jelas. Pada
Nicotiana tabacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah,
mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada ujung
runcing, kedudukan daun pada batang tegak, merupakan induk tembakau sigaret dan
tingginya sekitar 120 cm. Adapun Nicotiana rustica, daun mahkota bunganya berwarna
kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit
gelombang, bentuk daun bulat yang pada ujungnya tumpul, dan kedudukan daun pada
batang mendatar agak terkulai. Tembakau ini merupakan varietas induk untuk tembakau
cerutu yang tingginya sekitar 90 cm (Cahyono, 1998).
Dalam spesies Nicotiana tabacum terdapat varietas yang amat banyak jumlahnya, dan
untuk tiap daerah terdapat perbedaan jumlah kadar nikotin, bentuk daun, dan jumlah
daun yang dihasilkan. Proporsi kadar nikotin banyak bergantung kepada varietas, tanah
tempat tumbuh tanaman, dan kultur teknis serta proses pengolahan daunnya (Abdullah,
1982).

2.3. Bagian–bagian Tanaman Tembakau


Tanaman tembakau mempunyai bagian–bagian sebagai berikut:
2.3.1. Akar
Tanaman tembakau berakar tunggang menembus ke dalam tanah sampai
kedalaman 50–75 cm, sedangkan akar kecilnya menyebar ke samping. Tanaman
tembakau juga memiliki bulu akar. Perakaran tanaman tembakau dapat tumbuh
dan berkembang baik dalam tanah yang gembur, mudah menyerap air dan subur.
2.3.2. Batang
Batang tanaman tembakau agak bulat, lunak tetapi kuat, makin ke ujung makin
kecil. Ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, dan batang
tanaman tidak bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain
ditumbuhi daun juga tumbuh tunas ketiak daun, dengan diameter batang 5 cm.
Fungsi dari batang adalah tempat tumbuh daun dan organ lainnya, tempat jalan
pengangkutan zat hara dari akar ke daun, dan sebagai jalan menyalurkan zat hasil
asimilasi ke seluruh bagian tanaman.
2.3.3. Daun
Bentuk daun tembakau adalah bulat lonjong, ujungnya meruncing, tulang daun
yang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Daun bertangkai
melekat pada batang, kedudukan daun mendatar atau tegak. Ukuran dan ketebalan
daun tergantung varietasnya dan lingkungan tumbuhnya. Daun tembakau tersusun
atas lapisan palisade parenchyma pada bagian atasnya dan spongy parenchyma
pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman berkisar 28–32 helai,
tumbuh berselang–seling mengelilingi batang tanaman.
Daun tembakau cerutu diklasifikasikan menurut letaknya pada batang, yang
dimulai dari bawah ke atas dibagi menjadi 4 klas yakni : daun pasir (zand blad),
kaki (voet blad), tengah, (midden blad), atas (top blad). Sedangkan daun
tembakau Virginia pada dasarnya dibagi menjadi 4 kelas, yakni: daun pasir
(lugs), bawah dan tengah (cutters), atas (leaf), dan pucuk (tips).
Bagian dari daun tembakau Virginia yang mempunyai nilai tertinggi adalah
daun bawah dan tengah menyusul daun atas, sedang daun pasir dan pucuk hampir
tidak bernilai kecuali untuk tembakau rajangan (Abdullah, 1982).

Klasifikasi daun tembakau Virginia berdasarkan letak daun pada batang terdapat
pada gambar 1.

Gambar 1. Klasifikasi daun tembakau Virginia berdasarkan letak daun pada


batang (Abdullah, 1982)

2.3.4. Bunga
Bunga tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang terdiri dari beberapa
tandan dan setiap tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan
panjang. Warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atasnya
sedang bagian lain berwarna putih. Kelopak memiliki lima pancung, benang sari
berjumlah lima tetapi yang satu lebih pendek dan melekat pada mahkota bunga.
Kepala putik atau tangkai putik terletak di atas bakal buah di dalam tabung bunga.
Letak kepala putik dekat dengan benang sari dengan kedudukan sama tinggi

2.3.5. Buah
Buah tembakau akan tumbuh setelah tiga minggu penyerbukan. Buah tembakau
berbentuk lonjong dan berukuran kecil berisi biji yang sangat ringan. Biji dapat
digunakan untuk perkembangbiakan tanaman. Tanaman tembakau dapat dilihat
pada gambar 2.

Gambar 2. Tanaman tembakau (http://discoveringannuals.com/manual.html)


2.4. Jenis Tembakau
Berdasarkan penggunaannya, tanaman tembakau spesies Nicotiana tabacum dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu:
2.4.1. Jenis tembakau cerutu
2.4.2. Tembakau Sigaret
2.4.3. Jenis tembakau pipa
2.4.4. Jenis tembakau asepan
2.4.5. Jenis tembakau asli

2.5. Fungsi Nikotin


Nikotin adalah zat alkaloid yang ada secara natural di tanaman tembakau. Nikotin juga
didapati pada tanaman-tanaman lain dari famili biologis Solanaceae seperti tomat,
kentang, terung dan merica hijau pada level yang sangat kecil dibanding pada tembakau.
Zat alkaloid telah diketahui memiliki sifat farmakologi, seperti efek stimulan dari kafein
yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
Berikut beberapa manfaat dari nikotin :
2.5.1. Mengatasi gugup
Gugup bisa saja terjadi pada setiap orang. Mulai dari orang dewasa sampai
dengan anak kecil. Namun biasanya ada beberapa orang yang memang
memanfaatkan nikotin sebagai obat penenang sehingga ia tidak akan merasakan
gugup dan lebih tenang ketika melakukan pembicaraan di depan umum atau
seperti halnya presentasi.
2.5.2. Meningkatkan sistem imun pada manusia
Banyak orang yang berkata bahwa nikotin memiliki bahaya yang sangat
berbahaya bagi manusia namun pada kenyataannya memang ketika dikonsumsi
terlalu banyak akan membawa bahaya buruk bagi manusia Namun apabila
mengonsumsinya itu tidak berlebihan maka akan membantu imun tubuh menjadi
lebih dapat bekerja dengan sempurna. Hal ini disebabkan karena ketika adanya
nikotin yang masuk ke dalam tubuh imun tubuh akan bekerja dengan baik
sehingga hal tersebut akan membentuk imun tubuh terus terus terus berkembang
dan imun tersebut akan menjadi lebih kuat
2.5.3. Mengurangi Parkinson
Sudah banyak yang membuktikan bahwa ternyata nikotin yang ada di dalam
rokok dapat membuat Parkinson terlawan dalam artian hal ini berarti nikotin
dapat mencegah tubuh untuk terkena penyakit parkinson.
2.5.4. Hubungan temporal lebih baik
Nikotin memang merupakan salah satu zat yang dapat disebut sebagai zat
penenang. Maka dari itu tentu zat ini akan membantu untuk sifat-sifat temporal
yang dimiliki manusia lebih terjaga.
2.5.5. Dapat mengurangi serangan jantung
Pada nikotin  yang ada di dalam rokok membuat  adanya terdapat pula karbon
monoksida di mana ternyata karbon monoksida ini memiliki keefektifan untuk
mengurangi serangan jantung dan juga untuk mengurangi serangan jantung.
2.5.6. Mengatasi strok
Manfaat nikotin yang lain adalah dengan adanya kandungan nikotin terutama
akibat pembakaran tembakau atau pula daun tembakau ini yang banyak tersebut
nikotin dapat menyembuhkan penyakit stroke.
2.5.7. Menghindari susut gusi
2.5.8. Karena banyaknya kandungan manfaat yang didapatkan dari nikotin salah
satunya pula adalah dapat mencegah gusi menjadi susut Maka sangat baik bagi
mereka yang menginginkan gusi yang tidak mudah kusut dengan cara
mengkonsumsi nikotin. Meskipun tidak boleh berlebihan dalam
mengkonsumsinya tetapi sangat baik untuk mengkonsumsinya.
2.5.9. Mencegah Alergi Pada Membran Mata
Dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa nikotin memiliki  manfaat yang
baik untuk mengatasi alergi pada membran mata. Hal ini dibuktikan pada
penelitian yang dilakukan di swedia bahwa beberapa anak yang ibunya
mengkonsumsi rokok paling tidak di mana pasang setiap harinya memiliki
peluang yang sangat rendah terhadap penyakit alergi membran mata.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa nikotin memiliki manfaat yang
sama karena di dalam rokok mengandung nikotin sehingga manfaat tersebut juga
menjadi lensa yang perlu diketahui.
2.5.10. Membunuh Kuman
Ternyata terdapat manfaat nikotin yang jarang diketahui. Adapun mentaati
adalah dapat membunuh kuman yang menyebabkan penyakit tuberkulosis
sesuatu terdapat senyawa yang dapat menghentikan pertumbuhan berbagai jenis
kuman yang menyebabkan tubercolosis. Meskipun hanya digunakan sedikit saja
senyawa tersebut. Meskipun demikian namun tidak boleh terlalu banyak
mengkonsumsi karena dapat memberikan efek bahaya jika melebihi dosis
penggunaan.
2.5.11. Mencegah Kanker Kulit
Kandungan Nikotin ternyata tidak hanya baik untuk membunuh kuman yang
menyebabkan tuberkulosis tetapi pada sebuah penelitian seorang peneliti
berpendapat bahwa merokok yang mengandung nikotin dapat mencegah
terjadinya kanker terutama kanker kulit. Hal ini dilakukan pada orang tua di
wilayah mediterania dan juga italia selatan israel serta yunani. Manfaat nikotin
ini bagi perokok dapat di peroleh bagi mereka yang merokok menggunakan
tembakau
2.5.12. Mencegah Penyakit Langka
Dalam Sebuah studi menyatakan bahwa jangan merokok yang memiliki
kandungan nikotin dari tembakau ini dapat menghindari dari beberapa penyakit
langka.
2.5.13. Kanker Payudara
Selain bermanfaat untuk mencegah kanker kulit kandungan nikotin dalam rokok
ternyata juga mampu mencegah kanker pada payudara. Hal ini dibuktikan pada
penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti yang diulas dalam jurnal national
cancer institute bahwa seorang perokok yang mengandung nikotin memiliki
statistik penurunan yang signifikan terhadap kejadian kanker payudara bila
dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
2.5.14. Mengatasi Radang Usus Besar
Nikotin ternyata mampu untuk mengurangi aktivitas pada usus besar terutama
aktivitas otot yang melingkar. Hal ini terjadi melalui pelepasan nitrat oksida
yang menyebabkan radang usus. Dari pernyataan tersebut maka manfaat nikotin
salah satunya adalah dapat mengatasi radang usus terutama pada usus besar.

2.5.15. Mengatasi Hipertensi


Dalam nikotin mengandung berbagai kandungan yang dapat mengatasi
hipertensi. Yang dimaksud hipertensi disini adalah hipertensi pada ibu yang
sedang hamil. Pada dasarnya ibu hamil akan lebih mudah terangsang  Emosinya
sehingga ibu hamil lebih cepat mengalami hipertensi atau darah tinggi. Pada ibu
hamil terutama bagi ibu yang hamil di usia yang masih muda akan menyebabkan
pre-eklampsia bertambah di mana pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab
hipertensi.
Meskipun pre-eklampsia dapat menyebabkan hipertensi, namun ketika
memanfaatkan kandungan nikotin dalam tembakau ternyata dipercaya efektif
untuk menurunkan kadar pre-eklampsia sehingga tidak menyebabkan hipertensi.
2.5.16. Nikotine sebagai Insektisida
Nikotin pertama kali digunakan sebagai insektisida pada tahun 1763, dan
alkaloid murninya diisolasi tahun 1828 oleh Posset dan Reimann, kemudian
disintesis tahun 1904 oleh Piclet dan Rotschy. Alkaloid nikotin, nikotin sulfat
dan senyawa nikotin lainnya digunakan sebagai racun kontak, fumigasi, dan
racun perut. Insektisida ini diperdagangkan sebagai Black Leaf 40R mengandung
40 % nikotin, untuk mengendalikan serangga yang lunak tubuhnya (Baehaki,
1993).

Nikotin didapatkan dari Nicotiana tabaccum dengan kadar 2 – 5 % dan


Nicotiana rustica dengan kadar 5 – 14 %. Nikotin diekstrak dengan alkali dan
didistilasi uap air menggunakan benzene, trikloro etilen, atau eter. Nikotin pada
umumnya terdiri atas 97 % alkaloid dari tembakau (Baehaki, 1993)a).

2.6. Cara memperoleh


Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2- pirolidil) piridin.
Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat
ketika bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan
cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan.

3'
4
4'
5 3 2'

5'
2 N
6 1'
N
1 CH3

Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier,
bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH tersebut, sebanyak 31% nikotin berbentuk
bukan ion dan dapat melewati membran sel. Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk
ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya
terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok.
Alkaloid nikotin mengalami proses metabolisme, yaitu suatu proses dimana nikotin
mengalami perubahan struktur karena adanya senyawa–senyawa kimia di sekitarnya.
Proses metabolisme nikotin dalam tembakau disajikan dalam gambar 4.

CN

(Z)
N OH P yr N+ N
P yr CN
P yr

CH3 CH3 CH3

Karbinolamin Iminium Sianonikotin

N O
N P yr Pyr N
P yr
CH CH3

3
H N o rn ik o tin
Nikotin Konitin laktam

CN
P yr P yr
+
N N
Pyr N

C H 2O H CH2 C H 2C N

N-Hidroksimetil Metil aminium N -Sianometil


nornikotin nornikotin

Gambar 4. Skema metabolisme nikotin dalam tembakau (Wolff, 1994).


Sebagian besar in vivo metabolit dari nikotin adalah konitin laktam. Transformasi
metabolit ini mewakili semua oksidasi 4–elektron. Studi in vitro menunjukkan
hilangnya nikotin dari campuran inkubasi tidak dihambat, walaupun pembentukan
nikotin diblok secara sempurna.
Metabolisme oksidatif pada nikotin dengan pembuatan mirkosomal hati kelinci
dengan adanya ion sianida ditunjukkan dengan adanya isomer kedua senyawa siano
nikotin. Pembentukan struktur N-(sianometil) nornikotin didapatkan dari penyerangan
nukleofilik oleh ion sianida pada senyawa antara jenis metil iminium. Senyawa ini
dibentuk dengan ionisasi. jenis N hidroksimetil nornikotin. Senyawa antara
karbinolamin yang sama terlihat pada N-demetilasi dari nikotin menjadi nornikotin
(Wolff, 1994).
Nikotin dapat disintesis dari sebuah asam amino yaitu ornitin. Biosintesis nikotin dari
asam amino ornitin dapat dibuat skema seperti gambar 5.

metilasi deaminasi O
C
dekarboksilasi NH
H
COOH HN H 2N
H2N H2N

CH3
Ornitin CH3

C O 2H

N Asam nikotinat
N
N
CH3
CH3
N
Nikotin

Gambar 5. Biosintesis nikotin (Arifin, 2001).

Pada biosintesis nikotin, cincin pirolidin berasal dari asam amino ornitin dan cincin
piridin berasal dari asam nikotinat yang ditemukan dalam tumbuhan tembakau. Gugus
amino yang terikat pada ornitin digunakan untuk membentuk cincin pirolidin dari
nikotin.

You might also like