You are on page 1of 11

Critical jurnal review

Mata kuliah : Perkembangan hewan

METAMORFOSIS AMFIBI SEBAGAI MODEL UNTUK MEMPELAJARI


TINDAKAN PERKEMBANGAN HORMON TIROID

OLEH :

NAMA : CYNTIA SIAHAAN


NIM : 4153141009
KELAS : BIOLOGI PENDIDIKAN C 2015

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
critical journal review ini. Tentu banyak hambatan dan kendala yang saya hadapi
dalam penyusunan makalah critical journal review ini. Namun, berkat bantuan
semua pihak, terutama bimbingan dan petunjuk Dosen bidang studi, akhirnya saya
dapat menyelesaikan makalah critical journal review ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya mempersembahkan
makalah critical journal review ini. Semoga dapat membuahkan hasil yang besar
bagi seluruh kalangan. Serta kritik dan saran senantiasa saya harapkan dari
pembaca sebagai bahan perbandingan dalam pengembangan makalah saya
selanjutnya.

Medan, 14 Maret 2017

Penulis
BAB I

PENGANTAR

Proses metamorfosis pada Amphibi dikontrol oleh hormon tiroid T3 dan T4.
L-tiroksin (T4) dan 3, 3 '5-triiodo-L- thyronine (T3) sebagai hormon tiroid,
sekresi kelenjar tiroid yang dikenal untuk mengatur pertumbuhan dan
pembangunan di berbagai vertebrata Beberapa larva yang telah diberi ekstrak
kelenjar tiroid mamalia menjalani metamorfosis menjadi dewasa sebelum
waktunya spon-simultan. Tiroid hormon L-tiroksin dan triiodo-L- thyronine
memiliki efek mendalam pada pengembangan postembryonic dari kebanyakan
vertebrata Mekanisme kerja T3 dan T4 pada tingkat gen di mediasi lewat reseptor
yang berada pada inti sel, perubahan ekspresi gen sebagai akibat hormon ini
bermacam-macam dan bervariasi dari satu tipe sel ke tipe sel yang lain. Waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan metamorfosis atau lamanya periode larva
adalah komponen penting untuk kemampuan perkembangan Amphibi saat masih
hidup di perairan. Berudu hidup pada kesatuan kecil di air yang terisolasi dan
mengalir. Mereka bertahan hidup di air selama beberapa minggu.

 IDENTIFIKASI JURNAL
Judul : Amphibian Metamorphosis As A Model For Studying
The Developmental Actions Of Thyroid Hormone
(Metamorfosis Amfibi Sebagai Model Untuk
Mempelajari Tindakan Perkembangan Hormon Tiroid)
Jenis jurnal : Penelitian
Volume dan Halaman :- , Hal 1 - 14
Tahun : 1998
Penulis : Tata Jamshed R
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL / HASIL PENELITIAN

Tiroid hormon L-tiroksin dan triiodo-L- thyronine memiliki efek mendalam


pada pengembangan postembryonic dari kebanyakan vertebrata . Metamorfosis
amfibi dapat melakukan semua manifestasi fisiologis beragam postembryonic
pada embrio hidup bebas dan larva. L-tiroksin dan 3, 3 '5-triiodo-L- thyronine
sebagai hormon tiroid, sekresi kelenjar tiroid yang dikenal untuk mengatur
pertumbuhan dan pembangunan di berbagai vertebrata. L-tiroksin diubah
intraseluler ke triiodo-L- thyronine ,yang dianggap sebagai bentuk aktif dari
hormon tiroid (TH). Beberapa larva yang telah diberi ekstrak kelenjar tiroid
mamalia menjalani metamorfosis menjadi dewasa sebelum waktunya spon-
simultan. Metamorphosis adalah obligatorally tergantung pada hormon tiroid.

Hormone tidak menentukan program pembangunan. Hormone directlyon


setiap jaringan target untuk mengatur ke dalam gerakan program yang prede-
sama termined genetik seperti di seluruh berudu. Hal ini telah dibuktikan untuk
budaya organ kulit larva, hati, tunas anggota tubuh, usus dan ekor. Dalam sebuah
studi di mana ekor dan anggota tubuh tunas dari kecebong yang sama dikultur
secara paralel, L-tiroksin diinduksi morfogenesis dalam satu jaringan tapi
kematian sel yang lai.

TH bekerja langsung pada target faktor-faktor endokrin penting adalah


hormon glukokortikoid, CRF (corticotrophin-releasing hormone) dan prolaktin
(PRL). Hormon ini juga akan menghambat aksi TH dalam budaya jaringan
individu. Meskipun interaksi antara TH dan PRL dan glukokortikoid dan
mekanisme seluler dan molekuler dari interaksi ini yang kurang dipahami,
modulasi tindakan TH oleh glukokortikoid dan PRL telah menyediakan alat yang
berguna dalam menganalisis aksi TH, terutama dalam budaya organ jaringan
kecebong .
Mekanisme yang TR mengatur transkripsi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi
tiga fitur penting dari reseptor relevan. Pertama, tidak seperti reseptor nuklir
lainnya, unli- ganded TR bertindak sebagai penekan yang kuat, represi yang lega
oleh ligan. Kedua, meskipun TR monomer dan homodimer dapat berinteraksi
dengan TRE. Ketiga, dua kelompok protein yang baru diidentifikasi sebagai co-
represor (COR) atau co-aktivator (COAC) dianggap penting untuk fungsi
transactivation dari reseptor. Peran hormon mengikat ke domain ligan-mengikat
TR akan menyebabkan disosiasi cor dari kompleks tidak aktif dengan reseptor
sementara pada saat yang sama memfasilitasi perekrutan COAC untuk
membentuk kompleks transactivational. TH mengatur metamorfosis amfibi,
karena menentukan keragaman tissue manifestasi spesifik program ekspresi gen
diferensial terlihat pada metamorfosis amfibi.

Dalam Xenopus berudu metamorfosis normal tidak dimulai sampai larva


kelenjar thyroid menjadi fungsional, yang dapat menjadi sekitar 6 minggu setelah
pembuahan. Kompetensi untuk menanggapi eksogen TH didirikan pada awal 1
minggu setelah pembuahan berarti bahwa TR fungsional hadir jauh sebelum
sekresi hormon. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa kedua TRα dan
βmRNA dan protein dapat dideteksi pada sebagian besar jaringan larva awal
premetamorphic menunjukkan ekspresi konstitutif TRS pada tingkat rendah. Ada
juga korelasi yang kuat antara akumulasi TR mRNA dan protein dan
meningkatnya tingkat TH. Setelah menyelesaikan metamorfosis konsentrasi
ketiga konstituen menurun sangat tajam.

TR berkorelasi baik dengan meningkatkan sensitivitas dari berudu Xenopus


ke T3 pengembangan berlangsung dan proses terjadi di semua jaringan terlepas
dari apakah atau tidak mereka menjalani de novo morfogenesis, regresi
keseluruhan atau re-strukturisasi. Keuntungan dari belajar reseptor autoinduction
dalam kultur jaringan tidak hanya lebih presisi mendirikan kinetika tetapi juga
memungkinkan seseorang untuk menyelidiki mekanisme proses dengan transfeksi
DNA. Sejumlah besar dn TRβ1 reseptor mutan pada manusia, terkait dengan
sindrom resistensi hormon tiroid umum, telah terbukti mengikat tres, tapi tidak
TH, dan menghambat transaktivasi dengan tipe liar TRs secara dominan-negatif.
Oleh karena itu penting bahwa TRβs mutan manusia dan mutan sintetis Xenopus
TRβ mampu menghambat duction autoin- dari tipe liar TRβ ketika transfected ke
XTC-2 sel. Transfeksi otot kecebong ekor in vivo menunjukkan bahwa TRS
muatan dan dicegah tipe liar TRβ autoinduction di premetamorphic jaringan
kecebong Xenopus. Ada korelasi yang baik antara penghambatan dan potensiasi
dari metamorfosis oleh PRL dan glukokortikoid, masing-masing, dan
penghambatan atau hancement en- dari autoinduction gen TR dan RXR di
beberapa jaringan kecebong selamaalam atau T3 metamorfosis imbas. Korelasi ini
khususnya sangat ditandai untuk antagonisme antara TH dan PRL. Kesimpulan
yang TR autoinduction diperlukan untuk aktivasi gen target hilir TR didukung
oleh penghambatan oleh PRL dari aktifasi gen hilir encoding albumin, 63 kDa
keratin dan stromelysin-3 gen. aksi PRL spesifik untuk TR sejak T3 menurunkan
akumulasi RXR mRNA tetapi PRL tidak menghalangi tindakan ini T3 seperti
halnya untuk TRS. PRL hanya akan menekan bahwa dari TR ketika semua tiga
hormon ditambahkan ke budaya organ premetamorphic ekor kecebong Xenopus.

Fakultatif amfibi neotenic seperti axolotl Meksiko atau salamander


harimau (Ambystoma), akan melakukannya jika exogenous TH diberikan,
sedangkan wajib amfibi neotenic seperti Necturus dan Proteus tidak menanggapi
TH secara paralel dengan respon parsial metamorf (kehilangan sirip ekor,
pertumbuhan anggota badan, ekskresi nitrogen sebagai urea), seperti pada
Xenopus. Paralelisme antara perubahan nasional struktural dan fungsi yang terjadi
di otak dan anggota tubuh perkembangan larva atau janin selama metamorfosis
amfibi dan pertengahan untuk perkembangan janin (atau perinatal) di akhir
mamalia ,di mana TH juga memainkan peran penting. Penelitian kultur jaringan
telah menunjukkan tindakan langsung dari TH pada diferensiasi beberapa jenis sel
neuron.
Gambar Regulasi Hormon Pada Metamorphosis Amfibi

BAB III
KEUNGGULAN

Jurnal tentang pengaruh hormon tiroid pada metamorphosis amfibi memiliki


keunggulan ,yaitu :
1. Kegayutan antar elemen
Jurnal ini memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
beberapa teori yang memang dapat di benarkan, apa yang di jelaskan pada
jurnal tersebut dengan penelitian yang digunakan cukup dapat dipercaya
dengan pernyataan-pernyataan yang jelas. Dan antara elemen satu dengan
elemen lainnya memiliki hubungan yang jelas/berkaitan.
2. Originalitas temuan
Penelitian yang dipaparkan pada jurnal ini cukup dapat dipercaya dengan
penjelasan teori yang jelas dengan menggunakan berudu yang masih
berembang sehingga dapat terlihat perubahan dari berudu jika dipengaruhi
oleh hormon tiroid serta terdapatnya gambar yang terpercaya sehingga
dapat memperjelas isi jurnal tersebut.
3. Kemutakhiran masalah
Masalah yang ada pada jurnal ini yang mendasari pada penelitian jurnal
ini, masalah yang dipakai pada jurnal ini adalah bagaimana pengaruh dari
hormone tiroid pada metamorphosis amfibi.
4. Kohesi dan koherensi isi penelitian
Jadi koherensi yang ada pada jurnal itu di buat karena adanya sebab yaitu
merupakan dasar dalam pembahasan yang menjadi gagasan dan pokok
dalam penelitian ini, jurnal ini juga memiliki fakta yang dapat dipercaya ,
karena teori –teorinya di dapat dari hasil dasar sebab adanya penelitian
yang terjadinya karena dasar-dasarnya yang cukup jelas dan dapat
dipercaya.

BAB IV
KELEMAHAN

Selain memiliki keunggulan,jurnal tersebut memiliki kelemahan,yaitu :


1. Kegayutan antar elemen
Dari elemen kita bisa menemukan kelemahannya, dimana elemen-
elemen di dalam jurnal tersebut hanya sebagai contoh dan bahan
penjelasan dan tidak menjadi bahan penlitian lain, serta tidak memiliki
metode penelitian .
2. Originalitas temuan
Pada segi temuan kita bisa lihat kekurangannya seperti kurangya
contoh dan metode dari penelitian tersebut sehingga kurang dapat
dipercaya.
3. Kemutakhiran masalah
Dari kekurangan masalah yang ada pada jurnal tersebut saya rasa
tidak banyak kekurangannya karena jika banyak permasalahan dalam
kemutakhiran pada penelitiannya maka junal tersebut tidak baik pada si
pembaca maka dari itu penjelasan kemutakhiran masalah yang ada pada
jurnal langsung di berikan pemecahan masalahnya agar lebih menjelaskan
jawaban dari masalah yang dipaparkan.
4. Kohesi dan koherensi isi penelitian
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga
teori yang ada pada jurnal tersebut hanya sedikit saja kekurangannya
seperti kurangnya penjelasan secara rinci, dengan sedikitnya kekurangan
dalam segi kohesi dan koherensi membuat poin yang menjadi keunggulan
dalam jurnal menjadi kurang jelas misalanya kurang nya pemaparan
mengenai teori metamorphosis baik tahap-tahap nya maupun pengertian
nya, maka dari itu saya hanya menyebutkan bahwa tidak banyak
kekurangan yang di temukan pada segi koherensi dan kohesinya.

BAB V
IMPLIKASI
1. Teori
Dari segi teori yang ada pada jurnal tersebut merupakan teori yang
benar mengenai metamorphosis, hanya saja pada jurnal ini kurang
mencantumkan mengenai hasil dari penelitian dengan jelas serta tidak
terdapat metode.
2. Program pembangunan di Indonesia
Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai pengaruh hormone
tiroid pada metamorphosis dari amfibi, diharapkan jurnal ini dapat
membantu pembelajaran pada sistem pendidikan di Indonesia dan
meningkatkan daya mutu pendidikan di Indonesia.
3. Pembahasan dan Analisis
Dalam jurnal ini pembahasan dan analisis dapat digunakan dalam
percobaan-percobaan yang lebih dapat dipercaya lewat teori-teorinya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dalam penelitian ini yang menjelaskan mengenai pengaruh
hormone tiroid pada metamorphosis amfibi yang menyebabkan perubahan
struktur dari amfibi, seperti penurunan panjang tubuh atau berat, tetapi
pengurangan yang signifikan terjadi pada kaki belakang. Tiroid hormon L-
tiroksin dan triiodo-L- thyronine memiliki efek mendalam pada
pengembangan postembryonic dari kebanyakan vertebrata. L-tiroksin dan
3, 3 '5-triiodo-L- thyronine sebagai hormon tiroid, sekresi kelenjar tiroid
yang dikenal untuk mengatur pertumbuhan dan pembangunan di berbagai
vertebrata. Keterbelakangan metamorfosis disebabkan oleh ETU telah
diasosiasikan dengan perubahan histologist dan tergantung konsentrasi
pada kelenjar tiroid dan peningkatan ekspresi mRNA dari TSH-beta di
pituitary33 tersebut. Dapat disimpilkan bahwa hormone tiroid juga
mempengaruhi metemorfosis dari amfibi.
2. Saran
Saran untuk jurnal ini hanya menambahkan mengenai beberapa hal
yang mungkin berhubungan dengan metamorphosis amfibi, jurnal ini juga
sebaiknya menambahkan hasil penelitian yang lebih jelas dengan
memeparkan metodel agar lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Tata,R Jamshed.1998. Amphibian Metamorphosis As A Model For Studying


The Developmental Actions Of Thyroid Hormone. Jurnal
Penelitian. Hal 1 - 14

You might also like