You are on page 1of 18

ANGKATAN KERJA

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Angkatan Kerja ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang
telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti
sekarang ini.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak
pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan
maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang
berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan.

Jakarta, Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja...................................... 3
B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja...................................................... 4
C. Dasar Hukum Angkatan Kerja dan Ketenagakerjaan........................... 5
D. Jenis-jenis Angkatan Kerja................................................................... 6
E. Manfaat Angkatan Kerja....................................................................... 7
F. Hubungan Jumlah Penduduk, Angkatan Kerja, dan Pengangguran..... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan
negara ini negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Masalah angkatan
kerja dan ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi
yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah
penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.
Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara
yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah
angkatan kerja, ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan Indonesia
sudah menjadi salah satu masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan
penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan menghalangi langkah
Indonesia untuk menjadi mengara yang lebih maju dan terus berkembang.
Karena pada umumnya di negara-negara berkembang memiliki tingkat
angkatan kerja yang rendah sedangkan pengangguran yang jauh lebih tinggi,
dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena
ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah
bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai
katup pengaman bagi pengangguran.
Oleh karena itu, harus adanya pembahasan yang mendasar dan dapat
memberikan solusi yang nyata terhadap permasalahan ketenagakerjaan dan
angkatan kerja di Indonesia saat ini. Karena masalah ketenagakerjaan di
Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan
ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah penganggur yang besar,
pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran
dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan
sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat,

1
2

sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial


dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian angkatan kerja dan tenaga kerja?
2. Bagaimana tingkat partisipasi angkatan kerja?
3. Apa dasar hukum angkatan kerja dan ketenagakerjaan?
4. Apa saja jenis-jenis angkatan kerja?
5. Apa manfaat angkatan kerja?
6. Bagaimana hubungan jumlah penduduk, angkatan kerja, dan
pengangguran?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja


1. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik
sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu
sebab, seperti petani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang
sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Di samping itu mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharapkan
dapat pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal disebut pengangguran.
Menurut ketentuan pemerintah Indonesia, penduduk yang sudah
memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia minimal 15 tahun sampai
65 tahun. Namun, tidak semua penduduk yang memasuki usia tadi disebut
angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi
tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja, seperti ibu rumah tangga,
pelajar, dan mahasiswa, serta penerima pendapatan (pensiunan).
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan
pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang
mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus
rumah tangga.
Sedangkan menurut pendapat Sumitro Djojohadikusumo (1987)
mengenai arti tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup
bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan
sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada
kesempatan kerja.
Untuk mengetahui banyaknya jumlah angkatan kerja yang dapat
diserap oleh pasar kerja, biasanya dipakai suatu ukuran yang dinamakan
tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Besarnya TPAK dapat dihitung
menggunakan rumus berikut.

3
4

TPAK = Jumlah Angkatan Kerja / Jumlah Tenaga Kerja × 100%


TPAK dinyatakan dalam ukuran persen. Untuk kepentingan analisis
lebih lanjut, TPAK dapat dipilah berdasarkan kepentingannya. Misalnya,
berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, dan lapangan pekerjaan.
Jadi kesimpulan angkatan kerja dan tenaga kerja dapat dilihat
perbedaannya, yakni Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah
memasuki usia kerja (berusia 15 - 65 tahun), baik yang sudah bekerja,
belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Tenaga kerja adalah
penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja
maupun aktif mencari kerja, yang masih mau dan mampu untuk
melakukan pekerjaan. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat. Berikut ini pembahasan tentang angkatan kerja, tenaga kerja,
masalah tenaga kerja, dan peran pemerintah dalam permasalahan tenaga
kerja.

B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah salah satu ukuran
ketenagakerjaan yang banyak digunakan. Pengukuran TPAK dilakukan
dengan cara menghitung jumlah absolut seluruh angkatan kerja dibagi dengan
seluruh tenaga kerja atau penduduk usia kerja kemudian dikalikan 100. Jika
TPAK 75 persen, artinya terdapat 75 orang angkatan kerja, yaitu mereka yang
bekerja dan sedang mencari pekerjaan, setiap 100 orang tenaga kerja.
Berdasarkan TPAK kita dapat melakukan perkiraan, berapa besar penduduk
usia kerja yang berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi.
Lebih tingginya TPAK pedesaan dibandingkan dengan perkotaan, paling
tidak dapat ditafsirkan dari dua sisi. Pertama, dilihat dari etos kerja, mungkin
masyarakat desa lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk perkotaan,
sehingga mereka kebanyakan bergiat dalam aktivitas ekonomi. Kedua, bisa
pula mereka masuk ke dunia kerja karena terpaksa, akibat adanya himpitan
5

kehidupan yang begitu kuat, sehingga mau tidak mau mereka harus bekerja
agar dapat bertahan hidup.

C. Dasar Hukum Angkatan Kerja dan Ketenagakerjaan


Hukum ketenagakerjaan kalau dipelajari lebih jauh cakupannya cukup
luas. Hukum ketenagakerjaan bukan hanya mengatur hubungan antara
pekerja/buruh dengan pengusaha dalam pelaksanaan hubungan kerja tetapi
juga termasuk seorang yang akan mencari kerja melalui proses yang benar
ataupun lembaga-lembaga pelaksana yang terkait.
Hukum ketenagakerjaan adalah merupakan suatu peraturan-peraturan
tertulis atau tidak tertulis yang mengatur seseorang mulai dari sebelum,
selama, dan sesudah tenaga kerja berhubungan dalam ruang lingkup di bidang
ketenagakerjaan dan apabila di langgar dapat terkena sanksi perdata atau
pidana termasuk lembaga-lembaga penyelenggara swasta yang terkait di
bidang tenaga kerja.
Pengertian ketenagakerjaan berdasarkan ketentuan UU No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
1. Pasal 1 (1) Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
2. Pasal 1 (2) Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Pengertian tenaga kerja menurut UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan
jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Undang-undang lainnya yang masih berhubungan dengan
ketenagakerjaan dalam arti selama bekerja adalah UU No. 3 Tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Definisi Jaminan sosial tenaga kerja
menurut Pasal 1 (1) Undang-undang ini: Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah
suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang
6

sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan
pelayanan akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, hari tua dan meninggal dunia.
Undang-undang yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dalam arti
sesudah bekerja diatur dalam UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial. Pengertian menurut ketentuan Pasal 1 (1)
perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan pendapat antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena
adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antara serikat pekerja / serikat
buruh dalam satu perusahaan. Sebagai peraturan pelaksana dari Undang-
undang terebut di atas diatur dalam Peraturan pemerintah (PP), Peraturan
Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) dan Keputusan menteri tenaga kerja.

D. Jenis-jenis Angkatan Kerja


Angkatan kerja atau labour force adalah jumlah penduduk dengan usia
produktif, yaitu 15-64 tahun yang sedang bekerja maupun mencari pekerjaan.
Usia produktif tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah sekelompok penduduk usia produktif
yang tidak bersedia bekerja atau belum bekerja. Misal, pelajar dan
mahasiswa yang masih bersekolah.
2. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah sekelompok penduduk usia produktif yang
sudah mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Artinya
sekelompok penduduk ini dalam usia kerja yang siap melakukan
pekerjaan, yaitu mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari
pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah
tangga. Pertumbuhan angkatan kerja dipengaruhi pula oleh struktur
7

penduduk berdasarkan jenis kelamin, usia penduduk, dan tingkat


pendidikan.
Makin banyak komposisi jumlah penduduk laki-laki dalam suatu
negara, semakin tinggi pula angkatan kerja di negara tersebut. Karena ibu
rumah tangga tidak digolongkan sebagai tenaga kerja. Sementara, usia
penduduk berpengaruh terhadap jumlah angkatan kerja dalam suatu
negara. Semakin besar jumlah penduduk yang berusia produktif, maka
semakin tinggi pula angkatan kerjanya. Semakin rendah tingkat
pendidikan penduduk suatu negara, maka akan makin rendah pula
angkatan kerjanya, karena saat ini tingkat pendidikan merupakan salah
satu syarat untuk memasuki dunia kerja.
Selain tingkat pendidikan terdapat kriteria lain yang ditetapkan oleh
perusahaan atau instansi dalam menerima calon tenaga kerja, seperti jenis
pendidikan, keahlian khusus, pengalaman kerja, kesehatan, dan sikap dan
kejujuran.
Agar dapat menyatukan keinginan perusahaan atau instansi yang
membuka kesempatan kerja dengan pencari kerja, maka dibutuhkan media
yang dapat mempertemukan mereka. Media ini umumnya disebut bursa
tenaga kerja. Di bursa tenaga kerja akan diperoleh informasi mengenai
lowongan kerja dari beberapa perusahaan yang membutuhkan tenaga
kerja, seperti jabatan yang tersedia, spesialisasi, kualifikasi, dan keahlian
yang dibutuhkan. Di Indonesia, badan atau lembaga yang bertindak
sebagai bursa tenaga kerja ialah Departemen Tenaga Kerja dan perusahaan
penggerak tenaga kerja.

E. Manfaat Angkatan Kerja


Dalam kehidupan sehari-hari angkatan kerja dan tenaga kerja memiliki
peran dan manfaat yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena
manfaat angkatan kerja dan tenaga kerja dapat dibagi menjadi 3 karakteristik,
yakni:
1. Manfaat bagi diri sendiri
8

a. Dapat memberikan penghasilan bagi diri sendiri. Karena apabila


seseorang dapat bekerja tentunya dia akan mendapatkan penghasilan
dan tentunya dia juga akan bisa memenuhi kebutuhannya baik untuk
dirinya sendiri ataupun untuk keluarganya.
b. Dapat mengoptimalkan kemampuan dan skill yang dimiliki oleh
seseorang yang ingin bekerja. Artinya seseorang dapat memanfaatkan
keahliannya yang dimiliki untuk dapat bekerja di dalam suatu
perusahaan.
c. Memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk terus berkembang.
Artinya seseorang yang sudah dapat bekerja dalam suatu perusahaan,
pastinya dirinya akan terus berkembang agar suatu saat bisa
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, di mana dapat kembali
bekerja untuk perusahaan, atau membuka perusahaan dan memberikan
pekerjaan kepada orang lain.
d. Menurunkan tingkat pengangguran yang ada. Karena apabila
seseorang dapat bekerja baik untuk dirinya sendiri atau orang lain,
maka secara otomatis dapat menurunkan tingkat pengangguran, dan
secara otomatis dapat meningkatkan tingkat produksi baik untuk diri
sendiri ataupun perusahaan, selain itu juga dapat meningkatkan
perekonomian secara nasional.
2. Manfaat bagi perusahaan
a. Memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam kegiatan
memproduksinya. Artinya dengan dibantu oleh para pekerja, kegiatan
produksi perusahaan dapat lebih mudah dikerjakan dan dapat lebih
cepat diselesaikan.
b. Dapat memberikan tingkat produksi yang lebih banyak. Di mana
dengan adanya tenaga kerja, tingkat produksi perusahaan menjadi lebih
meningkat.
c. Memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk terus memberikan
pelayanan yang baik dengan dibantu oleh tenaga kerja.
9

d. Membantu perusahaan untuk terus berkembang dengan lebih baik.


artinya ketika perusahaan mencoba untuk mengembangkan bisnisnya,
maka secara otomatis tenaga kerja akan membantu perusahaan untuk
berkembang ke arah yang lebih baik pula.
3. Manfaat bagi negara
a. Membantu negara dalam menurunkan tingkat pengangguran dan
menaikkan perekonomian negara. Karena apabila tenaga kerja semakin
banyak maka secara otomatis pendapatan negara melalui pajak akan
bertambah dan dengan pajak tersebut dapat membangun infrastruktur,
pendidikan, perekonomian secara nasional.
b. Menaikkan pendapatan per kapita dan pendapatan nasional. Artinya
apabila para pekerja dapat meningkatkan produktivitasnya, maka
secara otomatis konsumsinya akan meningkat pula dan dengan
penilaian itu maka pendapatan per kapitanya pun meningkat.
c. Membantu negara dalam menciptakan lapangan kerja bagi angkatan
kerja yang belum bekerja. Karena angkatan kerja yang dapat
menciptakan pekerjaan, sangat dibutuhkan oleh negara dalam
menurunkan tingkat pengangguran.
d. Menurunnya tingkat pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas bagi
negara. Dengan penduduk yang cukup banyak bekerja, maka
pengangguran yang dapat menciptakan kemiskinan yang berdampak
negatif bagi kehidupan sosial seperti pencurian, kriminalitas, dll, dapat
diturunkan dan dimimalisir jumlahnya.

F. Hubungan Jumlah Penduduk, Angkatan Kerja, dan Pengangguran


Jumlah penduduk adalah banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah
negara. Dari sisi tenaga kerja, penduduk suatu negara dapat dibagi dalam dua
kelompok, yakni kelompok penduduk usia kerja dan kelompok bukan usia
kerja. Penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur 10 hingga 65 tahun.
Namun dewasa ini usia kerja tersebut telah diubah menjadi yang berumur 15
hingga 65 tahun.
10

Penduduk usia kerja dapat pula kita bagi dalam dua kelompok, yakni
kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
adalah semua orang yang siap bekerja di suatu negara. Kelompok tersebut
biasanya disebut sebagai kelompok usia produktif. Dari seluruh angkatan kerja
dalam suatu negara tidak semuanya mendapat kesempatan bekerja. Di
antaranya ada pula yang tidak bekerja. Mereka inilah yang disebut
pengangguran. Pengangguran adalah angkatan kerja atau kelompok usia
produktif yang tidak bekerja.
Angkatan kerja banyak yang membutuhkan lapangan pekerjaan, namun
umumnya baik di negara berkembang maupun negara maju, laju pertumbuhan
penduduknya lebih besar dari pada laju pertumbuhan lapangan kerjanya. Oleh
karena itu, dari sekian banyak angkatan kerja tersebut, sebagian tidak bekerja
atau menganggur. Dengan demikian, kesempatan kerja dan pengangguran
berhubungan erat dengan ketersediaannya lapangan kerja bagi masyarakat.
Semakin banyak lapangan kerja yang tersedia di suatu negara, semakin besar
pula kesempatan kerja bagi penduduk usia produktifnya, sehingga semakin
kecil tingkat penganggurannya. Sebaliknya, semakin sedikit lapangan kerja di
suatu negara, semakin kecil pula kesempatan kerja bagi penduduk usia
produktifnya. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat penganggurannya.
1. Tingkat pengangguran yang tinggi
Pengangguran merupakan salah satu masalah tenaga kerja yang
berpengaruh besar bagi perekonomian Indonesia. Di Indonesia jumlah
angka pengangguran selalu mengalami peningkatan. Hal ini karena
disebabkan oleh beberapa faktor. Pengangguran dapat terjadi pada saat
pertambahan jumlah penduduk lebih besar daripada pertambahan lapangan
kerja. Akibatnya tidak semua penduduk produktif dapat ditampung oleh
lapangan kerja yang ada. Orang-orang yang tidak bisa bekerja ini akan
menjadi pengangguran. Terjadinya pengangguran juga disebabkan karena
rendahnya kualitas tenaga kerja. Mereka tidak mampu bersaing dengan
tenaga kerja yang memiliki kualitas yang lebih baik. Akibatnya orang-
orang yang mempunyai kualitas rendah akan menganggur. Selain itu
11

masalah pengangguran juga dapat disebabkan karena lowongan kerja yang


ada tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Orang-orang yang
mempunyai latar belakang berbeda dengan yang diharapkan perusahaan,
tidak dapat bekerja. Akibatnya pengangguran bertambah. Kondisi
perekonomian yang tidak baik juga dapat menjadi pemicu terjadinya
pengangguran. Terjadinya krisis ekonomi menyebabkan banyak
perusahaan-perusahaan atau industri yang gulung tikar (bangkrut). Banyak
tenaga kerja yang diberhentikan dari pekerjaannya. Orang-orang inilah
yang kemudian menambah jumlah angka pengangguran. Tingginya jumlah
pengangguran di Indonesia dapat menimbulkan berbagai dampak negatif
baik bagi masyarakat maupun bagi negara. Berikut ini beberapa dampak
dari pengangguran.
a. Tingkat kesejahteraan menurun.
b. Angka kriminalitas (kejahatan) meningkat, misalnya pencurian,
penjambretan, dan penodongan.
c. Kualitas hidup menurun, dengan ditandai lingkungan yang kotor (tidak
sehat).
d. Produktivitas masyarakat menurun.
e. Menurunnya tingkat kesehatan dan kekurangan pangan.
f. Peningkatan jumlah anak jalanan, kaum gelandangan, pengamen di
tempat-tempat umum, dan lain sebagainya
g. Menurunnya pendapatan negara dari penerimaan pajak penghasilan.
h. Bertambahnya biaya sosial negara.
2. Meningkatnya angkatan kerja
Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk. Semakin besar jumlah penduduk maka
angkatan kerja jadi semakin besar. Hal itu dapat menjadi beban tersendiri
bagi perekonomian. Karena jika meningkatnya angkatan kerja yang tidak
diimbangi dengan bertambahnya lapangan kerja akan menyebabkan
masalah pengangguran. Orang-orang yang menganggur ini secara otomatis
tidak akan memperoleh penghasilan. Akibatnya untuk memenuhi
12

kebutuhan pun mereka tidak bisa. Kondisi tersebut dapat menyebabkan


kesejahteraannya menurun. Hal tersebut sangat berlawanan dengan
harapan pemerintah, yaitu semakin banyaknya jumlah angkatan kerja
diharapkan dapat menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
3. Mutu tenaga kerja yang rendah
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berpendidikan rendah
dengan keterampilan dan keahlian yang kurang memadai, sehingga belum
memiliki keterampilan dan pengalaman untuk memasuki dunia kerja.
Dengan demikian mutu tenaga kerja di Indonesia tergolong rendah. Mutu
tenaga kerja yang rendah mengakibatkan kesempatan kerja semakin kecil
dan terbatas. Keterampilan dan pendidikan yang terbatas akan membatasi
ragam dan jumlah pekerjaan.
4. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Persebaran tenaga kerja di Indonesia tidak merata. Di daerah Pulau
Jawa tenaga kerja menumpuk sementara di luar Pulau Jawa kekurangan
tenaga kerja. Kondisi tersebut dapat menimbulkan dampak bahwa di Pulau
Jawa banyak pengangguran, sedangkan di luar Pulau Jawa pembangunan
akan terhambat karena kekurangan tenaga kerja untuk mengolah sumber
daya alam yang ada.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang
bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab,
seperti petani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang cuti,
sakit, dan sebagainya. Di samping itu mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan
atau bekerja secara tidak optimal disebut pengangguran. Sedangkan, Tenaga
kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan,
antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari
pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah
tangga.
Dalam mengukur tingkat angkatan kerja dapat melalui TPAK atau
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yakni salah satu ukuran ketenagakerjaan
yang banyak digunakan. Pengukuran TPAK dilakukan dengan cara
menghitung jumlah absolut seluruh angkatan kerja dibagi dengan seluruh
tenaga kerja atau penduduk usia kerja kemudian dikalikan 100. Jika TPAK 75
persen, artinya terdapat 75 orang angkatan kerja, yaitu mereka yang bekerja
dan sedang mencari pekerjaan, setiap 100 orang tenaga kerja. Berdasarkan
TPAK kita dapat melakukan perkiraan, berapa besar penduduk usia kerja yang
berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi.

B. Saran
Masyarakat dan pemerintah apabila ingin menurunkan dan
menghilangkan angkatan kerja yang masih belum dapat bekerja, harus dapat
memberikan solusi dan cara yang tepat agar permasalahan tersebut tidak dapat
terjadi kembali. Karena dengan berbagai pengertian, upaya, dan cara dapat
memberikan pemahaman kepada angkatan kerja yang nantinya akan dapat

13
14

mempersiapkan dirinya dan terus mengembangkan dirinya agar lebih baik


dalam bekerja baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Lazuardi. Khoirul. 2014. Pengertian Angkatan Kerja, Tenaga Kerja, Kesempatan


Kerja, dan Pengangguran. https://khoirullazuardi.wordpress.com.

Mankiw, Gregory, dkk. 2012. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba


Empat.

Mastugino. 2013. Angkatan dan Tenaga Kerja. http://mastugino.blogspot.co.id.

Muawanah. 2013. Pengertian tenaga kerja dan angkatan kerja.


http://muawanahcius.blogspot.co.id.

Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo


Persada.

Sule, Epol. 2015. Makalah Dampak Angkatan Kerja. http://sule-


epol.blogspot.co.id.

Wicaksono, Purwo. 2014. Makalah Tentang Tenaga Kerja Indonesia.


https://purwokowicaksono26.wordpress.com.

You might also like