Professional Documents
Culture Documents
Parwoto
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
parwotounm@yahoo.com
Abstract
The purpose of this research was to improve the quality of results and services in
education of kindergarten. The specific objective of this study was to develop a
model-based character education culture of peace (PKT-BD) as an effort to
develop the kindergarten children how to behave properly and reduce bullying in
school and outside the school environment. The type of research is research and
development. Data was collected used: questionnaires, interviews, observation
and documentation. Data was analyzed with descriptive qualitative. The results
showed: a). Learning the value of the material culture of peace with honesty,
peace, courage, self-discipline, loyalty, respect, compassion, empathy, mutual
help, harmony, and justice is needed to be implemented in kindergarten; b).
PKT-BD models developed consisting of components of the model are: the
rational, objectives, scope, target population, the working principle, system
services, the role of teachers, the process of implementation and evaluation of
programs, as well as implementation guidelines: otherwise have met the
eligibility content/conceptual according to experts and the feasibility of
empirical early childhood/operations based on the assessment of teachers in
schools. Results of the study have implications for the science of early childhood
education, problem solving cultural values of peace children, and reducing
conflict behavior and violence (bullying) for children.
786
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan”
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
787
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan”
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
788
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan”
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
789
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan”
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
Hasil asesmen kebutuhan yang dapat dalam kelas maupun di luar kelas sehingga
dijadikan dasar pertimbangan atau inspirasi dapat meningkatkan perilaku budi pekerti
dalam merancang model hipotetik, antara yang lebih baik. Dukungan sistem
lain: Pertama, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan sangat besar, utamanya dari
pembelajaran dalam pendidikan nilai budi guru, siswa dan orangtua merupakan pra
pekerti di sekolah dinyatakan tidak atau kondisi yang baik bagi terselenggaranya
belum mengkaitkan pendidikan nilai program pendidikan nilai kemanusiaan
kemanusiaan dalam setting acara terpadu.
pembelajaran untuk semua bidang studi atau Berdasarkan hasil kebutuhan, maka di
tematik. Kedua guru dan siswa serta orang tua desain sebuah model hipotetik pendidikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam nilai yang diberi nama ”model pendidikan
proses pendidikan nilai di sekolah; mengakui karakter berbasis budaya damai (PKT-BD)” .
bahwa mereka kurang mengetahui tentang Model PKT-BD ini dapat diimplementasikan
bentuk kegiatan acara pembelajaran nilai untuk meningkatkan perilaku moral anak,
moral yang dikaitkan dengan setiap acara model ini terbagi dari dua bagian yang
pembelajaran. Ketiga meskipun guru siswa, merupakan satu kesatuan, yaitu model
dan orangtua mengaku belum pernah pendidikan nilai kemanusiaan terpadu itu
melaksanakan dan tidak mengetahui tentang sendiri dan panduan model. Model
konsep pendidikan nilai kemanusiaan pendidikan nilai kemanusiaan terpadu, terdiri
terpadu, tetapi mereka mengaku konsep dari komponen-komponen, yaitu rasional,
pendidikan nilai kemanusiaan terpadu tujuan, ruang lingkup, populasi sasaran,
tersebut sangat dibutuhkan untuk asumsi dasar dan prinsip kerja, pendukung
silaksanakan di lembaga Taman Kanak- sistem layanan, peranan guru prosedur
kanak, selain itu mereka juga menyatakan pelaksanaan dan evaluasi program.
mendukung sepenuhnya bila pendidikan nilai Sedangkan panduan model merupakan
kemanusiaan terpadu di sekolah. Keempat; petunjuk teknis operasional dalam
analisis tentang nilai budi pekerti sebagai mengemplementasikan model. Panduan
materi pendidikan nilai kemanusiaan terpadu model memberi penjelasan emplementatif
sangat dibutuhkan untuk dilaksanakan dan mengenai butir-butir tahap implementasi
mereka sangat mendukung bila hal itu model.
direalisasikan di sekolah. Kelima, analisis Berdasarkan hasil validasi para ahli
faktor penghambat pelaksanaan nilai tentang model PKT-BD ini bahwa dimensi
kemanusiaan terpadu bahwa guru, siswa, dan model yang meliputi kerangka acuan,
orangtua menunjukkan kerjasama yang landasan pengembangan, tampilan daya tarik,
kurang, program pendidikan nilai yang tidak rasional, tujuan, ruang lingkup, populasi,
jelas arah dan tujuannya; dan pendidikan budi asumsi/prinsip kerja, peranana guru, prosedur
pekerti yang membosankan. Sementara pelaksanaan, evaluasai dan panduan
kemampuan guru yang memadai dan adanya pelaksanaan model telah memenuhi syarat
dukungan dari orangtua menjadi faktor kelayakan dalam membangun sebuah model.
pendukung program pendidkan nilai Para ahli juga merekomendasikan bahwa
kemanusiaan di sekolah. ditinjau dari aspek isi secara utuh model
Merujuk dari hasil asesmen kebutuhan PKT-BD layak dilanjutkan untuk dan dapat
di atas sangat dibutuhkan adanya model diimplementasikan di Taman Kanak-kanak.
pendidikan nilai yang memadukan dalam Terdapat sejumlah saran yang dapat dijadikan
setiap acara pembelajaran akdemik baik di bahan masukan dalam revisi model tahap
790
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan”
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
selanjutnya, yaitu: saran untuk dimensi materi jawab dan diskusi kelas. Setelah itu, peserta
yang lebih menekankan pada nilai kejujuran, melaukan analisis terhadap model, khususnya
tolong menolong, perdamaian, keberanian, mengenai kemungkinan penerapan dan
kerja sama, disiplin, kesucian, kepercayaan, pelaksanaannya di TK/RA. Di akhir
rasa hormat, sikap menyintai dan empati semiloka, semua peserta mengisi kuisioner
melalui metode bercerita, bermain peran dan tentang keberterimaan model dan dilakukan
nyanyian. Untuk dimensi daya tarik model interviu mendalam oleh peneliti.
yaitu perlunya penyederhanaan dan Pada validasi praktisi yang dilakukan
penegasan istilah dalam model yang mudah dalam bentuk semiloka itu, juga dibahas dan
dsipahami oleh guru dan siswa dan didiskusikan tentang strategi mengajarkan
menghindari adanya kupasan yang berulang. nilai-nilai kemanusiaan kepada anak yaitu
Saran untuk dimensi peranan guru dalam nilai kejujuran, keberanian, kerukunan, tolong
model PKT-BD perlu dipertegas agar guru menolong, cinta damai, disiplin diri,
tidak terjebak dalam kegiatan pendidikan kesucian, kesetiaan dan dapat dipercaya,
nilai budi pekerti sebagai kegiatan terpisah hormat, kasih sayang, baik hati dan empati
dalam acara pembelajaran. kepada orang lain.
Berdasarkan saran-saran dari para ahli, Upaya untuk mengetahui kemungkinan
maka sebelum dilanjutkan pada proses operasional atau implementasi model oleh
pengembangan model melalui uji empirik guru, maka diakhir pelaksanaan semi loka
pada tahap berikutnya, maka model perlu dilakukan pengumpulan data melalui
mengalami proses revisi. Untuk itu, model kuisioner kelayakan operasional atau
PKT-BD ini diperbaiki pada demensi-dimensi keberterimaan model. Sedangkan dalam
dan indikator-indikator yang disarankan. proses semiloka dilakukan juga pengumpulan
a. Validasi empirik data tentang keberterimaan guru terhadap
Validasi empirik (uji model terbatas) model melalui interviu.
dilakukan untuk memperoleh masukan dari Berdasarkan hasil interviu kepada
pihak yang menjadi pelaksana dalam guru sebagai peserta semiloka diperoleh
implementasi model, validasi empirik ini keterangan bahwa mereka pada umumnya
dilakukan oleh guru selaku pelaksana model, merasa senang dengan adanya model PKT-
dimaksudkan untuk mendapatkan informasi BD ini. Kehadiran model ini diyakini dapat
tentang kelayakan operasional model di memotivasi guru dalam pelaksanaan
sekolah. Informasi yang diperoleh dijadikan pembelajaran nilai-nilai kepada anak di
masukan untuk mengembangkan dan merefisi sekolah, menanggapi pertanyaan tentang
model hipotetik menjadi model operasional. kemungkinan penerapan model ini di TK atau
Metode dan bentuk kegiatan validasi dari di RA pada umumnya guru meyakini bahwa
praktisi dalam bentuk seminar dan lokakarya model ini dapat mereka implementasikan.
yang diikuti oleh guru-guru TK dan RA Menurut mereka, prosedur pelaksanaan
dalam wilayah kota Makassar sebanyak 20 model PKT-BD ini tidak terlalu rumit,
orang. langkah-langkah kerjanya jelas, materinya
Pelaksanaan semiloka untuk jelas dan menyediakan alat/bahan tidak
melakukan validasi model oleh praktisi terlalu sulit. Namun mereka menyatakan
sebanyak duapuluh orang guru diawali kemungkinan kendala yang dialami dalam
dengan penjelasan, rinci tentang model PKT- implementasi model PKT-BD ini terletak
BD dalam bentuk permainan, menyanyi, dan pada penyususnan rancangan pelaksanaan
bercerita, kemudian dilanjutkan dengan tanya pembelajaran harian (RPPH). Untuk itu,
791
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan”
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
mereka pada umumnya menyarankan adanya pendidikan nilai sulit untuk dilaksanakan
pelatihan penyususnan RPPH yang integratif dalam bentuk program akademik yang berdiri
pendidikan nilai kemanusiaan dalam setiap sendiri, sehingga perlu mengintegrasikan
acara pembelajaran akademik. kedalam setiap acara pembelajaran baik di
Berdasarkan hasil validasi model dalam kelas maupun di luar kelas. Untuk
praktisi model oleh guru, maka secara mengiplementasi model PKT-BD penting
keseluruhan model PKT-BD dapat dinyatakan diketahui konsep mengapa?, kapan?,
telah memenuhi syarat kelayakan operasional dimana?, siapa?, dan bagaiman?. Kapan nilai
atau implementatif. Meskipun demikian, harus diajarkan mungkin sudah jelas tetapi
untuk mewujudkan model ini menjadi layak kapan harus dimulai. Siapa yang harus
model operasional, maka beberapa saran dari mengajar mereka dan dimana adalah
guru TK/RA yang dijadikan bahan revisi pertanyaan yang perlu kita kaji kembali,
sebelum dilakukan uji efektifitas yaitu: satu, selain itu guru harus lebih memperhatikan
perlu dicantumkan rumusan, tujuan yang nilai-nilai apa yang harus diajarkan dan
mengakomudasi nilai-nilai kemanusiaan bagaimana mengajarkannya, karena kedua
dalam setiap acara pembelajaran untuk peretanyaan inilah diperlukan suatu panduan
tematik. Yang kedua, perlu dicantumkan bagu guru dalam implementasi model PKT-
alokasi waktu yang tepat untuk pelaksanaan BD ini. Pendidikan nlai kemanusiaan untuk
model baik di dalam kelas maupun di luar pendidikan di TK/RA hendaknya lebih
kelas. Ketiga, diperlukan adanya kegiatan diarahkan pada kegiatan-kegiatan di
yang jelas untuk meningkatkan pemahaman lingkungan alamiah dan situasi yang alamiah.
guru tentang implementasi model melalui Dengan demikian pembelajaran nilai sebagai
pelatihan. bagian yang integral dari program pendidikan
Hasil dan sarah validasi empirik atau sekolah lebih berorientasi pada kegiatan-
uji kelayakan operasional di atas dijadikan kegiatan kehidupan sehari yang penuh dengan
dasar dalam merefisi model PKT-BD. Proses situasi yang membutuhkan pendidikan nilai
revisi model pada tahap pengembangan ini itu dikembangkan dalam diri anak.
menghasilkan model operasional. Model Dalam riset pengembangan model ini
operasional inilah yang dijadikan dasar telah dirumuskan sebuah model tentatif atau
dalamaa melakukan uji efektifitas model hipotetik PKT-BD. Model ini terdiri dari
dalam upaya memperoleh model teruji secara aspek-aspek: rasional, tujuan, ruang lingkup,
operasional dan direkomendasikan untuk populasi sasaran asumsi dan prinsip-prinsip
diimplementasikan di TK/RA. dasar, peranan guru, prosedur pelaksanaan,
Ada kecenderungan baru dalam dan evaluasi program. Rumusan model
program pendidikan nilai-nilai kepada anak hipotetik ini merupakan hasil riset pada tahap
tahun-tahun terakhir yang menjadikan awal pengembangan.
program-program pendidkkan nilai yang Model hipotetik yang telah
dilaksanakan secara terpadu dalam setiap dirumuskan perlu dilakukan validasi untuk
acara pembelajaran, pendidikan nilai yang memperoleh model yang memiliki kelayakan
dimaksud adalah nilai rasa hormat, kejujuran, isi dan praksis. Berdasarkan validasi isi
keberanian, cinta damai, disiplin diri, model hipotetik, diperoleh hasil yang
kesetiaan, hormat, kasih sayang, empati, baik menunjukkan bahwa semua aspek atau
hati (tolong menolong) dan adil. Salah satu struktur yang membangun model dinilai oleh
alasan yang melandasai munculnya para ahli PAUD yang bertindak sebagai
kecenderungan tersebut sebab program vildator, memiliki taraf kelayakan konseptual
792
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan”
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
793
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan”
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
rasional, tujuan, ruang lingkup, National Center for Health Statistics (US), &
populasi sasaran, prinsip kerja, National Center for Health Services
peranan guru, prosedur pelaksanaan Research. (2001). Health, United
dan evaluasi program, serta panduan States. US Department of Health,
pelaksanaannya: dinyatakan telah Education, and Welfare, Public Health
memenuhi syarat kelayakan Service, Health Resources
isi/konseptual menurut para ahli Administration, National Center for
PAUD dan kelayakan empiris Health Statistics.
operasional berdasarkan penilaian
Plomp, T. (2009). Educational design
para guru TK/RA.
research: An introduction. An
introduction to educational design
DAFTAR PUSTAKA
research, 9-35. Netherlands: SLO
Art-Ong Jumsai Na-Ayudhya. (2008). Model
•Netherlands institute for curriculum
Pembelajaran Nilai-nilai
development
Kemanusiaan. Pendekatan yang efektif
untuk mengembangkan Nilai-nilai Schweinhart, L. J. (2004). The High/Scope
kemanusiaan atau Budi Pekerti pada Perry Preschool study through age 40:
Peserta Didik. Jakarta: Yayasan Summary, conclusions, and frequently
Pendidikan Sathya sai Indonesia. asked questions. High/Scope
Educational Research Foundation.
Berkovitz, M. W. (1995). The Education of
the Complete Moral Person. Aberdeen: Thomas Lickona. (1992). Educating for
Gordon Cook Foundation Character. How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibility.New
Borg, W. R., & Gall, M. D. (1983).
York: Bantam Book,.
Educational research: An introduction.
London: Longman Publishing. Tilaar, H.A.R. (2002). Perubahan Sosial dan
Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Dadang Sulaiman. (1988).
Teknologi/Metodologi Pengajaran.
Jakarta: Depdikbud. Ditjend Dikti
P2LPTK.
Jang Aisyah Muthalib. (2005). Anak
Indonesia Membangun Budaya Damai.
Jakarta: YABI..
Koentjoroningrat. (1996). Kebudayaan
Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
Majelis Pendidiksn Tinggi, Penelitian &
Pengembangan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah. (2002). Buku
Panduan workshop Pengembangan
Civic Education di PTM. Medan:
Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
794