You are on page 1of 2

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan metode pembelajaran fiqih di dayah Ummul
Ayman meliputi metode Meudrah, metode Meusurah,
Metode Hafalan/Tahfiz, Metode Muzakarah, Metode
ceramah dan metode tanya jawab. Sedangkan di dayah
Mudi Mesra penggunaan metode pembelajaran fiqih
meliputi metode boh bareh (Memberi Baris), metode
Niqasy, metode Muthala’ah, metode ceramah, metode
tugas, metode tanya jawab, metode praktek/demontrasi,
metode hafalan. Adapun perbedaannya yaitu di dayah
Ummul Ayman menggunakan metode meudrah, metode
hafalan, metode ceramah dan metode tanya jawab sebagai
landasan metode selama ini dalam pembelajaran fiqih,
sedangkan di dayah Mudi Mesra metode yang digunakan
dalam pembelajaran fiqih yaitu metode boh bareh
(Memberi Baris), metode Niqasy, metode Muthala’ah,
metode ceramah, metode tugas, metode tanya jawab,
metode praktek/demontrasi, metode hafalan. Adapun
persamaannya yaitu sama-sama menggunakan metode
surah, Metode Muzakarah, metode ceramah, metode tanya
jawab dalam pembelajaran fiqih di dayah ummul Ayman
dan dayah Mudi Mesra.
2. Faktor pendukung penggunaan metode dalam pembelajaran
fiqih di dayah Ummul Ayman yaitu lingkungan yang
nyaman dan Sarana Prasarana yang sudah memadai dalam
proses belajar mengajar di dayah. Sedangkan faktor
penghambat terdiri Kitab dan pengetahuan santri.
Sedangkan di dayah Mudi Mesra faktor pendukung yaitu
kewajiban memiliki bahan ajar, Sarana Prasarana, sistem
112
113

asrama dan loyalitas guru dan kedisiplinan santri,


sedangkan faktor penghambat posisi kelas yang berdekatan,
ketahanan Fisik Santri yang Berbeda-Beda, kejenuhan
Santri, dan materi Pelajaran yang terlalu padat.

5.2. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan.
Dalam hal ini, ada beberapa saran penulis yang ditujukan kepada:
1. Pimpinan dan pengurus dayah hendaknya sering
mengadakan komunikasi dengan para Teungku, hal ini
dilakukan agar mengetahui hambatan-hambatan atau
kesulitan-kesulitan para teungku selama proses
pembelajaran, sehingga dapat diambil langkah-langkah
untuk mengatasi secara cepat dan tepat.
2. Teungku diharapkan Mampu menentukan dan memilih
metode yang tepat dalam proses pembelajaran fiqih di
dayah, sehingga mudah dalam dipahami oleh santri, dan
juga harus selalu giat memberikan motivasi dan dorongan
kepada santri untuk selalu aktif dan bersemangat dalam
belajar pembelajaran fiqih dengan memberikan teladan yang
baik dalam bertingkah laku sebagai seorang muslim.
3. Santri diharapkan tidak hanya menghafal materi yang
diperoleh dari guru saja tetapi harus dapat mewujudkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

You might also like