You are on page 1of 28

MAKALAH

DESAIN KONTRAK PERJANJIAN SYARIAH


(Desain Akta Akad Pembiayaan Murabahah)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Desain Kontrak Perjanjian
Syariah pada Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Oleh:

MUH. ARFIAN ARIFIN 90500121023

INCE NUR RAHMI 90500121035

M. FIQRI APRIYANDI 90500121056

NUR WAASI 90500121062

Dosen Pengampu : Dr. Kamaruddin, SE., M.E.

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERISTAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

ِ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرسُوْ ِ)ل هللا‬ َّ ‫ْال َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِميْن َوبِ ِه نَ ْست َِعيْنُ عَل َى ُأ ُموْ ِر ال ُّد ْنيَا َوال ِّدي ِْن َو ال‬
‫ َأ َّما بَعْـ ُد‬,‫ال َك ِريْم خَاتِ ِم اَْأل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِعيْن‬:
ْ
Puji syukur kehadirat Allah swt. karena atas petunjuk, taufik, cahaya ilmu dan
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Desain Akta Akad Pembiayaan
Murabahah”, dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Desain Kontrak Perjanjian Syariah pada Program Studi
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan kepada tabi’in dan tabi’at yang
di rahmati Allah.

Selesainya makalah ini tidak lain dari usaha para penulis dan juga doa dari
orang tua, serta dukungan dari Bapak Dr. Kamaruddin, SE., M.E. , selaku dosen
pada mata kuliah Desain Kontrak Perjanjian Syariah. Penulis berharap makalah
ini dapat membantu menambah wawasan para pembaca tentang bagaimana apa
saja dan bagaimana Desain Kontrak Perjanjian Syariah itu.

Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena itu, penulis minta maaf apabila ada kekurangan dan juga
mengucapkan terima kasih atas kritikan serta saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk menunjang kesempurna-an pada makalah ini.

Gowa,16 Maret 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
A. Latar Belakang........................................................................................................2

B. Rumusan Masalah...................................................................................................3

C. Tujuan....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Pengertian Akta Akad Pembiayaan Murabahah.....................................................5

B.Landasan Filosofis Religius dan Landasan Syariah Akta Akad Pembiayaan

Murabahah............................................................................................................6

C. Landasan Filosofis, Yuridis dan Sosiologis Akta Akad Pembiayaan Murabahah....9

D. Subjek dan Objek Akta Akad Pembiayaan Murabahah.........................................10

E. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Akta Akad Pembiayaan Murabahah. . .11

F. Struktur Akta Akad Pembiayaan Murabahah.........................................................13

G. Struktur Minuta Akta Akad Pembiayaan Murabahah Secara Lengkap.................16

H. Contoh Salinan Akta Akad Pembiayaan Murabahah............................................23

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang banyak dilakukan
antara bank syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS) dengan nasabah,karena
dengan menggunakan akad ini akan terhindar sistem riba. Supaya pertalian atau
hubungan hukum antara para pihak menjadi kuat, maka harus dituangkan dalam
sebuah akta, yang disebut akta akad pembiayaan murabahah. Ada dua suku kata
yang terkandung dalam akta akad pembiayaanmurabahah, yang meliputi
1. akta, dan
2. akad pembiayaan murabahah.
Akta dikonsepkan sebagai surat tanda bukti. Pengertian akad pembiayaan
murabahah dapat dianalisis dari pengertian yang tercantum dalam undang-undang
dan doktrin atau pendapat ahli di bidang syariah. Pengertian itu, disajikan berikut
ini.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pengertian
akad murabahah tercantum dalam Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf d Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Dalam praktik perbankan syariah bahwa kesepakatan atau akad jual beli
dituangkan dalam bentuk akta autentik dan dibuat di muka dan di hadapan notaris.
Sehingga penulis, berpendapat bahwa tidak cukup menggunakan terminologi akad
murabahah, namun terminologi, yang digunakan, yaitu akta akad pembiayaan
murabahah. Akta akad pembiayaan murabahah dikonsepkan sebagai:“Surat tanda
bukti, yang dibuat di muka dan di hadapan notaris, yang memuat tentang klausula
atau aturan-aturan tentang hak dan kewajiban antara nasabah sebagai pemesan
untuk membeli, dan bank sebagai penyedia barang yang berasal dari milik pihak
ketiga, yang di dalam akadnya dinyatakan dengan jelas dan rinci mengenai
barang, harga beli, harga jual dan keuntungan yang diperoleh bank kepada
nasabah, serta persetujuan nasabah untuk membayar harga jual bank tersebut
secara tangguh, baik secara sekaligus atau secara angsuran”.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Akta Akad Pembiayaan Murabahah

2. Bagaimana Landasan Filosofis Religius dan Landasan Syariah Akta Akad

Pembiayaan Murabahah

3. Bagaimana Landasan Filosofis dan Yuridis Akta Akad Pembiayaan

Murabahah

4. Bagaimana Subjek dan Objek Akta Akad Pembiayaan Murabahah

5. Bagaimana Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Akta Akad

Pembiayaan Murabahah

6. Bagaimana Struktur Akta Akad Pembiayaan Murabahah

7. Bagaimana Struktur Minuta Akta Akad Pembiayaan Murabahah Secara

Lengkap

8. Bagaimana Contoh Salinan Akta Akad Pembiayaan Murabahah Secara

Lengkap

C. Tujuan

Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami


dan mengetahui konsep dan ketentuan tentang :

1. Akta Akad Pembiayaan Murabahah

2. Landasan Filosofis Religius dan Landasan Syariah Akta Akad Pembiayaan

Murabahah

3. Landasan Filosofis dan Yuridis Akta Akad Pembiayaan Murabahah

4. Subjek dan Objek Akta Akad Pembiayaan Murabahah

5. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Akta Akad Pembiayaan

Murabahah

4
6. Struktur Akta Akad Pembiayaan Murabahah

7. Struktur Minuta Akta Akad Pembiayaan Murabahah Secara Lengkap

8. Contoh Salinan Akta Akad Pembiayaan Murabahah Secara Lengkap

1.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akta Akad Pembiayaan Murabahah

Akta menurut KBBI adalah surat tanda bukti yang berisi pernyataan


(keterangan, pengakuan, keputusan dan sebagainya) tentang peristiwa hukum
yang dibuat menurut peraturan yang berlaku, disaksikan dan disahkan oleh pejabat
resmi).

Adapun definisi akta menurut Pasal 1868 KUH Perdata berbunyi:

Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan
undang-undang oleh atau di hadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu
di tempat akta dibuat.

Selanjutnya Pasal 1 angka 1 UU 2/2014 menyebutkan:

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta


otentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya.

Terkait dengan akta notaris, Pasal 1 angka 7 UU 2/2014 menentukan:

Akta Notaris yang selanjutnya disebut akta adalah akta otentik yang
dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang
ditetapkan dalam undang-undang ini. Jenis-Jenis Akta yang Dibuat Notaris
(Ghansam Anand, 2022).

Sedangkan Murabahah adalah prinsip yang diterapkan melalui mekanisme jual


beli barang secara cicilan dengan penambahan margin keuntungan bagi
bank. Porsi pembiayaan dengan akad Murabahah saat ini berkontribusi 60% dari
total pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia. Nilai keuntungan yang didapat
suatu bank bergantung pada margin laba.

Dalam praktiknya, murabahah adalah akad yang memberikan kemudahan bagi


perbankan syariah dalam proses perizinan dan pengawasan produk, membantu

6
memudahkan pelaksanaan dan pengembangan produk oleh pelaku industri, serta
memberikan kepastian hukum dan transparansi produk yang mendukung
terciptanya market conduct yang dapat mempengaruhi prinsip perlindungan
konsumen dalam layanan produk jasa perbankan syariah. Itu berarti sebuah
transaksi jual-beli amanah yaitu penjual memberikan transparansi terkait harga
modal dan margin secara jelas serta jujur kepada pembeli.

B. Landasan Filosofis Religius dan Landasan Syariah Akta Akad


Pembiayaan Murabahah

Menurut Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, pembangunan hukum


ekonomi diharapkan dapat menghasilkan peraturan perundang-undangan bidang
ekonomi yang lebih mengutamakan asas kekeluargaan untuk kemakmuran
rakyat.1

Salah satu indikasi kesejahteraan dalam bidang ekonomi adalah dengan adanya
sarana berupa lembaga keuangan, Lembaga keuangan yang berperan besar dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat adalah lembaga perbankan selain dari badan
usaha yang melaksanakan kegiatan di bidang keuangan antara lain asuransi,
koperasi simpan pinjam dan Bank.2

Pemikiran dan aktivitas ekonomi syariah di Indonesia akhir abad ke 20 lebih


berorientasi pada pendirian lembaga keuangan dan perbankan syariah
Perkembangan sistem perbankan syariah dalam kerangka Dual Banking System
memberikan alternatif lain dalam perbankan yang semakin lengkap bagi
masyarakat Indonesia, hal ini dikarenakan perbankan syariah merupakan sistem
perbankan yang memberikan konsep saling menguntung- kan bagi kedua belah
pihak, didukung dengan keanekaragaman produk-produknya yang dilakukan
secara transparan sehingga adil bagi kedua belah pihak.3

1
Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, Hukum Ekonomi sebagai Panglima,
Masmedia Buana Pustaka, Sidoarjo, 2009. Hlm. 43.
2
Afif Faisal Cs, Strategi dan Operasional Bank , PT Eresco Bandung.1996, Hlm. 3.
3
Neni Sri Imaniyati, Aplikasi Sistein Bagi Hasil Dalam Simpanan Nasabah pada Bank
Syariah , Hukum untuk Manusia, Kado (tak) Istimewa dari Fakultas Hukum Unisba untuk
Indonesia, 2012 Hlm. 59.

7
Landasan syariah pada transaksi murabahah adalah berasal dari Q.S. Al-
Baqarah[2]:275, yang berbunyi, “Dan Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.” Kemudian pada Q.S. An-Nisa[4]:29 yang artinya, “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah maha penyayang kepadamu.“4

a. subjek dan objek akta akad pembiayaan murabahah

b. syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam akta akad pembiayaan murabahah

c. struktur akta akad pembiayaan murabahah

d. struktur minuta akta akad pembiayaan murabahah secara lengkap

e. contoh salinan akta akad pembiayaan murabahah bank syariah

Landasan filosofis tentang murabahah tercantum dalam pertimbangan hukum


Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Murabahah. Dalam pertimbangan itu, disebutkan bahwa:

1. Masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran dana dari bank


berdasarkan pada prinsip jual beli;

2. Dalam rangka membantu masyarakat guna melangsungkan dan


meningkatkan kesejahteraan dan berbagai kegiatan, bank syariah perlu
memiliki fasilitas murabahah bagi yang memerlukannya, yaitu menjual
suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba;

3. Oleh karena itu, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang


Murabahah untuk dijadikan pedoman oleh bank syariah.

4
Hadafi fauzan mokoginta, Urgensi dan Kewenangan Notaris Dalam Pembuatan Akta
Secara Elektonik Pada Masa Pandemi Terhadap Akta-Akta Yang Tidak Dapat Ditunda
Pembuatannya, 2021.

8
Apabila diperhatikan pertimbangan di atas, maka filosofi religius dari
pembiayaan murabahah, yaitu dalam rangka membantu masyarakat guna
melangsungkan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Landasan lain dari adanya akta akad pembiayaan murabahah, yaitu landasan
syariah. Landasan syariah merupakan dasar hukum yang berkaitan dengan
pembiayaan murabahah yang berpatokan pada hukum Islam. Landasar syariah
dari akad murababah tercantum dalam konsiderans mengingat dari Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah. Ada
empat landasan syariah pembiayaan murabahah, yang meliputi

1. Al-Qur’an

Q.S. Al-Baqarah[2]:275, yang berbunyi, “Dan Allah menghalalkan jual beli


dan mengharamkan riba.” Kemudian pada Q.S. An-Nisa[4]:29 yang artinya, “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah maha penyayang kepadamu.“5

2. Hadis

Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR al-Baihaqi
dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)”.

3. Ijma dan Kaidah fikih

Landasan lain dari akad murabahah, yaitu ijma dan kaidah fikih. Mayoritas
ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara murabahah. Kaidah fikih adalah

5
Hadafi fauzan mokoginta, Urgensi dan Kewenangan Notaris Dalam Pembuatan Akta
Secara Elektonik Pada Masa Pandemi Terhadap Akta-Akta Yang Tidak Dapat Ditunda
Pembuatannya, 2021.

9
aturan-aturan yang terdapat dalam hukum Islam. Kaidah fikih yang membolehkan
murabahah, yaitu:

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya”.Kaidah fikih ini menjelaskan bahwa muamalah boleh
dilakukan, dengan syarat tidak ada yang mengharamkannya.

C. Landasan Filosofis, Yuridis dan Sosiologis Akta Akad Pembiayaan


Murabahah

Pengaturan tentang perbankan syariah telah ditentukan dalam Undang-Undang


Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Di dalam pertimbangan
hukum disebutkan bahwa:

“Tujuan pembangunan nasional Indonesia untuk mencapai terciptanya


masyarakat adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi, dikembangkan
sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan,
dan kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syariah”.

Ada empat nilai yang diperhatikan dalam landasan filosofis itu, yang

meliputi nilai

1. Keadilan,

2. Kebersamaan,

3. Pemerataan, dan

4. Kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Sementara itu, landasan yuridis dari keberadaan akad pembiayaan murabahah


telah ditentukan dalam ketentuan berikut ini.

1. Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 21 Tahun


2008 tentang Perbankan Syariah; dan

2. Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan Bank Indonesia Nomor:


7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Bagi

10
Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
Ketentuan ini mengatur tentang persyaratan dalam penyaluran dana dalam
bentuk pembiayaan berdasarkan murabahah.

Landasan sosiologis dari keberadaan akta akad pembiayaan murabahah adalah


karena banyaknya umat Islam yang menghendaki supaya dalam setiap transaksi
pembiayaan murabahah menggunakan cara-cara atau prinsip syariah sehingga
mereka terhindar dari dosa.

D. Subjek dan Objek Akta Akad Pembiayaan Murabahah

Subjek hukum, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan legal subjects,
sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan juridische vakken adalah:

“Orang perseorangan, persekutuan, atau badan usaha yang berbadan hukum


atau tidak berbadan hukum yang memiliki kecakapan hukum untuk mendukung
hak dan kewajiban”.6

Subjek hukum dalam definisi di atas cukup luas, karena terdiri atas :

1. orang perseorangan,

2. persekutuan,

3. badan usaha yang berbadan hukum, atau

4. badan usaha tidak berbadan hukum.

Syarat dari subjek hukum itu, yaitu memiliki kecakapan hukum. Kecakapan
hukum adalah kemampuan subjek hukum untuk melakukan perbuatan yang
dipandang sah secara hukum.7 Subjek hukum dikatakan cakap apabila ia telah
dewasa. Ukuran kedewasaan telah:

1. berumur 21 tahun dan/atau sudah menikah8; atau

2. paling rendah telah berumur 18 tahun atau pernah menikah.9


6
Pasal 1 angka 2 Buku I Kodifikasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).
7
Pasal 1 angka 2 Buku I Kodifikasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).
8
Pasal 330 KUH Perdata.
9
Pasal 2 ayat (1) Buku I Kodifikasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).

11
Objek akad pembiayaan murabahah, berupa

1. pembiayaan, dan

2. benda.

Benda atau amwal dikonsepkan sebagai:

“Benda yang dapat dimiliki, dikuasai, diusahakan, dan dialihkan, baik benda
berwujud maupun tidak berwujud, baik benda yang terdaftar maupun yang tidak
terdaftar, baik benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, dan hak yang
mempunyai nilai ekonomis”.10

E. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Akta Akad Pembiayaan


Murabahah

Ada dua syarat yang tercantum dalam Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis
Ulama Indonesia Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah, yang
meliputi:

1. ketentuan umum murabahah dalam bank syariah: dan

2. ketentuan murabahah kepada nasabah:

Ketentuan umum murabahah dalam bank syariah merupakan aturanaturan yang


berlaku dalam jual beli, tidak hanya bagi nasabah, tetapi juga bagi bank syariah.
Jadi, berlaku untuk semuanya. Ketentuan umum itu, meliputi:

1. bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba;

2. barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam;

3. bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya;

4. bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba;

10
Pasal 1 angka 9 Buku I Kodifikasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).

12
5. bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara utang;

6. bank menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga


jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus
memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut
biaya yang diperlukan;

7. nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada


jangka waktu tertentu yang telah disepakati;

8. untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,


pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah; dan

9. jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,
secara prinsip, menjadi milik bank.

Ketentuan murabahah yang ditujukan kepada nasabah artinya aturanaturan itu


hanya berlaku secara khusus bagi nasabah. Ketentuan itu, meliputi:

1. nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau


aset kepada bank;

2. jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih


dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang;

3. bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah


harus menerima atau membeli sesuai dengan janji yang telah
disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat; kemudian
kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli;

4. dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar
uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan;

5. jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank
harus dibayar dari uang muka tersebut;

13
6. jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh
bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah;

7. jika uang muka memakai kontrak sebagai alternatif dari uang muka,

Maka :

a. jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal


membayar sisa harga;

b. jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal
sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut;
dan

c. jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi


kekurangannya11

F. Struktur Akta Akad Pembiayaan Murabahah

Secara normatif bentuk akta autentik terdiri atas awal akta, badan akta, dan
penutup akta. Sementara itu, dari hasil kajian terhadap dokumen akta akad
pembiayaan murabahah, maka struktur akta akad pembiayaan murabahah terdiri
atas

1. Judul Akta

Judul akta akad murabahah, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan title
deed agreement of murabahah merupakan bagian dari akta yang memuat tentang
jenis perbuatan hukum yang dikehendaki oleh para pihak.

2. Pembukaan Akta

Pembukaan akad pembiayaan murabahah, the opening of of murabahah


financing agreement, merupakan bagian awal yang tercantum dalam akad

11
Salim HS dan Muhaimin, Teknik Pembuatan Akta Akad Pembiayaan Syariah, (Depok:
Rajawali Pers, 2018), hlm. 254-256)

14
pembiayaan murabahah. Berikut ini disajikan bunyi pembukaan akad pembiayaan
murabahah.

3. Komparisi

Komparisi akad pembiayaan murabahah, yang dalam bahasa Inggris disebut


dengan identity murabahah financing agreement, sedangkan dalam bahasa
Belanda disebut dengan identiteit murabahah financieringsovereenkomst
merupakan bagian yang memuat tentang identitas dari para pihak atau subjek
hukum yang mengadakan akad pembiayaan murabahah. Identitas para pihak itu,
meliputi

a. namanya,

b. titel kesarjanaannya,

c. tempat dan tanggal lahir,

d. kewarganegaraan,

e. jabatan,

f. domisili, dan

g. nomor KTP.

4. Resital

Resital, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan recitals merupakan


penjelasan resmi atau merupakan latar belakang atas suatu keadaan dalam suatu
perjanjian untuk menjelaskan mengapa terjadinya perikatan.12 Dalam resital juga
dicantumkan sebab atau causa yang halal masing-masing pihak, hal ini berguna
karena sebab yang halal merupakan salah satu syarat sahnya perjanjian.

5. Substansi

12
Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1996), hlm. 170.

15
Substansi akta akad pembiayaan murabahah, yang dalam bahasa Inggris,
disebut dengan the substance of the deed of murabahah financing agreement,
sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan de inhoud van de akte van
murabahah financierings-overeenkomst merupakan bagian yang memuat tentang
keinginan atau kehendak dan pernyataan para pihak tentang harga, barang dan
jumlah angsuran yang harus dilakukan oleh mereka.

6. Syarat-syaratnya

Syarat-syarat akta akad pembiayaan murabahah, yang dalam bahasa Inggris


disebut dengan The terms of the deed of murabaha financing agreement,
sedangkan dalam bahasa Belandanya disebut dengan de voorwaarden van de akte
van murabaha financieringsovereenkomst, merupakan hal-hal yang harus
diindahkan dilakukan dan dilaksanakan oleh para pihak, baik pada saat sebelum
ditandatangani ataupun sesudah ditandatangani akta. Syarat-syarat itu dituangkan
dalam akta akad pembiayaan murabahah. Ada enam hal yang tercantum dalam
akta akad pembiayaan murabahah, yang meliputi

a. Pengakuan utang,

b. Penyerahan barang jaminan,

c. Jangka waktu pembayaran dan denda,

d. Hukum yang berlaku,

e. Penyelesaian dan perselisihan, dan

f. Jangka waktu akad

7. Penutup

Salah satu bagian dari bentuk akta, yaitu bagian penutup. Bagian penutup, yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan parts of closing, merupakan bagian akhir
yang tercantum dalam akta akad pembiayaan murabahah.

8. Tanda Tangan

16
Tanda tangan, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan signature, merupakan
nama yang ditulis dengan tangan oleh para pihak, yaitu bank dan nasabah, saksi
dan notaris.

G. Struktur Minuta Akta Akad Pembiayaan Murabahah Secara Lengkap

Struktur minuta akta akad pembiayaan murabahah dikonsepkan sebagai


susunan akta asli akad pembiayaan murabahah. Struktur minuta akad pembiayaan
murabahah terdiri atas :

1. Judul Akta,

2. Pembukaan Akta,

3. Komparisi,

4. Substansi,

5. Resital,

6. Syarat-Syaratnya,

7. Penutup, Dan

8. Tanda Tangan

17
18
19
20
21
22
23
H. Contoh Salinan Akta Akad Pembiayaan Murabahah
A. Struktur Salinan Akta Akad Pem biayaan Murabahah
Secara Lengkap
Struktur salinan akta akad pembiayaan murabahah terdiri atas dua
bagian, yang meliputi bagian cover dan bagian isi. Berikut ini disajikan
struktur salinan akta akad pembiayaan murabahah secara lengkap.

NOTARIS
Dady Arja Kusuma, S.H.,M.Kn.
SURAT KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor:.............
Tanggal,.....................

Jalan Towuti Raya, Nomor 1 Mataram


Telp. (0370) 643035, Fax (0370) 643035; HP. 081853567;
Nusa Tenggara Barat

AKTA
AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH

Tanggal: 23 Januari 2015 No. 41


SALINAN

AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH


Nomor: 41
Pada hari ini, Jum’at, tanggal dua puluh tiga Januari tahun dua ribu lima belas (23-01-2015),
pukul 09.00 WITA (sembilan titik nol-nol Waktu Indonesia Tengah. -----------------------
- Di hadapan saya Dady Arja Kusuma, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di
Mataram, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang telah saya Notaris kenal, yang
nama-namanya akan disebutkan di bagian akhir akta ini: ------------------------------------
1. Tuan Syarafuddin, lahir di Sumbawa , pada tanggal 29 September 1968, bertempat
tinggal di Jalan Sagara Anak, nomor 51 B Ampenan, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan
Ampenan, Kota Mataram, pemegang Kartu Tanda Penduduk NIK. 52712909680001,
Warga Negara Indonesia;

24
25
26
DAFTAR PUSTAKA

Anand, Ghansam. “Jenis-Jenis Akta yang Dibuat Notaris.” (2022)

HS, Salim dan Muhaimin. Teknik Pembuatan Akta Akad Pembiayaan Syariah.
(Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 254-256).

Mokoginta, Hadafi Fauzan. "Urgensi Dan Kewenangan Notaris Dalam Pembuatan


Akta Secara Elektonik Pada Masa Pandemi Terhadap Akta-Akta Yang
Tidak Dapat Ditunda Pembuatannya." (2021).

Widjaatmadja, Dhody Ananta Rivandi, and Cucu Solihah. Akad Pembiayaan


Murabahah di Bank Syariah dalam Bentuk Akta Otentik: implementasi
rukun, syarat, dan prinsip syariah. Inteligensia Media, 2019.

27

You might also like