Professional Documents
Culture Documents
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Desain Kontrak Perjanjian
Syariah pada Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
Oleh:
ِصالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرسُوْ ِ)ل هللا َّ ْال َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِميْن َوبِ ِه نَ ْست َِعيْنُ عَل َى ُأ ُموْ ِر ال ُّد ْنيَا َوال ِّدي ِْن َو ال
َأ َّما بَعْـ ُد,ال َك ِريْم خَاتِ ِم اَْأل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِعيْن:
ْ
Puji syukur kehadirat Allah swt. karena atas petunjuk, taufik, cahaya ilmu dan
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Desain Akta Akad Pembiayaan
Murabahah”, dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Desain Kontrak Perjanjian Syariah pada Program Studi
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan kepada tabi’in dan tabi’at yang
di rahmati Allah.
Selesainya makalah ini tidak lain dari usaha para penulis dan juga doa dari
orang tua, serta dukungan dari Bapak Dr. Kamaruddin, SE., M.E. , selaku dosen
pada mata kuliah Desain Kontrak Perjanjian Syariah. Penulis berharap makalah
ini dapat membantu menambah wawasan para pembaca tentang bagaimana apa
saja dan bagaimana Desain Kontrak Perjanjian Syariah itu.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena itu, penulis minta maaf apabila ada kekurangan dan juga
mengucapkan terima kasih atas kritikan serta saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk menunjang kesempurna-an pada makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
A. Latar Belakang........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Pengertian Akta Akad Pembiayaan Murabahah.....................................................5
Murabahah............................................................................................................6
E. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Akta Akad Pembiayaan Murabahah. . .11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang banyak dilakukan
antara bank syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS) dengan nasabah,karena
dengan menggunakan akad ini akan terhindar sistem riba. Supaya pertalian atau
hubungan hukum antara para pihak menjadi kuat, maka harus dituangkan dalam
sebuah akta, yang disebut akta akad pembiayaan murabahah. Ada dua suku kata
yang terkandung dalam akta akad pembiayaanmurabahah, yang meliputi
1. akta, dan
2. akad pembiayaan murabahah.
Akta dikonsepkan sebagai surat tanda bukti. Pengertian akad pembiayaan
murabahah dapat dianalisis dari pengertian yang tercantum dalam undang-undang
dan doktrin atau pendapat ahli di bidang syariah. Pengertian itu, disajikan berikut
ini.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pengertian
akad murabahah tercantum dalam Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf d Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Dalam praktik perbankan syariah bahwa kesepakatan atau akad jual beli
dituangkan dalam bentuk akta autentik dan dibuat di muka dan di hadapan notaris.
Sehingga penulis, berpendapat bahwa tidak cukup menggunakan terminologi akad
murabahah, namun terminologi, yang digunakan, yaitu akta akad pembiayaan
murabahah. Akta akad pembiayaan murabahah dikonsepkan sebagai:“Surat tanda
bukti, yang dibuat di muka dan di hadapan notaris, yang memuat tentang klausula
atau aturan-aturan tentang hak dan kewajiban antara nasabah sebagai pemesan
untuk membeli, dan bank sebagai penyedia barang yang berasal dari milik pihak
ketiga, yang di dalam akadnya dinyatakan dengan jelas dan rinci mengenai
barang, harga beli, harga jual dan keuntungan yang diperoleh bank kepada
nasabah, serta persetujuan nasabah untuk membayar harga jual bank tersebut
secara tangguh, baik secara sekaligus atau secara angsuran”.
3
B. Rumusan Masalah
Pembiayaan Murabahah
Murabahah
Pembiayaan Murabahah
Lengkap
Lengkap
C. Tujuan
Murabahah
Murabahah
4
6. Struktur Akta Akad Pembiayaan Murabahah
1.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan
undang-undang oleh atau di hadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu
di tempat akta dibuat.
Akta Notaris yang selanjutnya disebut akta adalah akta otentik yang
dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang
ditetapkan dalam undang-undang ini. Jenis-Jenis Akta yang Dibuat Notaris
(Ghansam Anand, 2022).
6
memudahkan pelaksanaan dan pengembangan produk oleh pelaku industri, serta
memberikan kepastian hukum dan transparansi produk yang mendukung
terciptanya market conduct yang dapat mempengaruhi prinsip perlindungan
konsumen dalam layanan produk jasa perbankan syariah. Itu berarti sebuah
transaksi jual-beli amanah yaitu penjual memberikan transparansi terkait harga
modal dan margin secara jelas serta jujur kepada pembeli.
Salah satu indikasi kesejahteraan dalam bidang ekonomi adalah dengan adanya
sarana berupa lembaga keuangan, Lembaga keuangan yang berperan besar dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat adalah lembaga perbankan selain dari badan
usaha yang melaksanakan kegiatan di bidang keuangan antara lain asuransi,
koperasi simpan pinjam dan Bank.2
1
Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, Hukum Ekonomi sebagai Panglima,
Masmedia Buana Pustaka, Sidoarjo, 2009. Hlm. 43.
2
Afif Faisal Cs, Strategi dan Operasional Bank , PT Eresco Bandung.1996, Hlm. 3.
3
Neni Sri Imaniyati, Aplikasi Sistein Bagi Hasil Dalam Simpanan Nasabah pada Bank
Syariah , Hukum untuk Manusia, Kado (tak) Istimewa dari Fakultas Hukum Unisba untuk
Indonesia, 2012 Hlm. 59.
7
Landasan syariah pada transaksi murabahah adalah berasal dari Q.S. Al-
Baqarah[2]:275, yang berbunyi, “Dan Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.” Kemudian pada Q.S. An-Nisa[4]:29 yang artinya, “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah maha penyayang kepadamu.“4
4
Hadafi fauzan mokoginta, Urgensi dan Kewenangan Notaris Dalam Pembuatan Akta
Secara Elektonik Pada Masa Pandemi Terhadap Akta-Akta Yang Tidak Dapat Ditunda
Pembuatannya, 2021.
8
Apabila diperhatikan pertimbangan di atas, maka filosofi religius dari
pembiayaan murabahah, yaitu dalam rangka membantu masyarakat guna
melangsungkan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Landasan lain dari adanya akta akad pembiayaan murabahah, yaitu landasan
syariah. Landasan syariah merupakan dasar hukum yang berkaitan dengan
pembiayaan murabahah yang berpatokan pada hukum Islam. Landasar syariah
dari akad murababah tercantum dalam konsiderans mengingat dari Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah. Ada
empat landasan syariah pembiayaan murabahah, yang meliputi
1. Al-Qur’an
2. Hadis
“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR al-Baihaqi
dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)”.
Landasan lain dari akad murabahah, yaitu ijma dan kaidah fikih. Mayoritas
ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara murabahah. Kaidah fikih adalah
5
Hadafi fauzan mokoginta, Urgensi dan Kewenangan Notaris Dalam Pembuatan Akta
Secara Elektonik Pada Masa Pandemi Terhadap Akta-Akta Yang Tidak Dapat Ditunda
Pembuatannya, 2021.
9
aturan-aturan yang terdapat dalam hukum Islam. Kaidah fikih yang membolehkan
murabahah, yaitu:
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya”.Kaidah fikih ini menjelaskan bahwa muamalah boleh
dilakukan, dengan syarat tidak ada yang mengharamkannya.
Ada empat nilai yang diperhatikan dalam landasan filosofis itu, yang
meliputi nilai
1. Keadilan,
2. Kebersamaan,
3. Pemerataan, dan
10
Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
Ketentuan ini mengatur tentang persyaratan dalam penyaluran dana dalam
bentuk pembiayaan berdasarkan murabahah.
Subjek hukum, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan legal subjects,
sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan juridische vakken adalah:
Subjek hukum dalam definisi di atas cukup luas, karena terdiri atas :
1. orang perseorangan,
2. persekutuan,
Syarat dari subjek hukum itu, yaitu memiliki kecakapan hukum. Kecakapan
hukum adalah kemampuan subjek hukum untuk melakukan perbuatan yang
dipandang sah secara hukum.7 Subjek hukum dikatakan cakap apabila ia telah
dewasa. Ukuran kedewasaan telah:
11
Objek akad pembiayaan murabahah, berupa
1. pembiayaan, dan
2. benda.
“Benda yang dapat dimiliki, dikuasai, diusahakan, dan dialihkan, baik benda
berwujud maupun tidak berwujud, baik benda yang terdaftar maupun yang tidak
terdaftar, baik benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, dan hak yang
mempunyai nilai ekonomis”.10
Ada dua syarat yang tercantum dalam Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis
Ulama Indonesia Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah, yang
meliputi:
1. bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba;
3. bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya;
4. bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba;
10
Pasal 1 angka 9 Buku I Kodifikasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).
12
5. bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara utang;
9. jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,
secara prinsip, menjadi milik bank.
4. dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar
uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan;
5. jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank
harus dibayar dari uang muka tersebut;
13
6. jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh
bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah;
7. jika uang muka memakai kontrak sebagai alternatif dari uang muka,
Maka :
b. jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal
sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut;
dan
Secara normatif bentuk akta autentik terdiri atas awal akta, badan akta, dan
penutup akta. Sementara itu, dari hasil kajian terhadap dokumen akta akad
pembiayaan murabahah, maka struktur akta akad pembiayaan murabahah terdiri
atas
1. Judul Akta
Judul akta akad murabahah, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan title
deed agreement of murabahah merupakan bagian dari akta yang memuat tentang
jenis perbuatan hukum yang dikehendaki oleh para pihak.
2. Pembukaan Akta
11
Salim HS dan Muhaimin, Teknik Pembuatan Akta Akad Pembiayaan Syariah, (Depok:
Rajawali Pers, 2018), hlm. 254-256)
14
pembiayaan murabahah. Berikut ini disajikan bunyi pembukaan akad pembiayaan
murabahah.
3. Komparisi
a. namanya,
b. titel kesarjanaannya,
d. kewarganegaraan,
e. jabatan,
f. domisili, dan
g. nomor KTP.
4. Resital
5. Substansi
12
Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1996), hlm. 170.
15
Substansi akta akad pembiayaan murabahah, yang dalam bahasa Inggris,
disebut dengan the substance of the deed of murabahah financing agreement,
sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan de inhoud van de akte van
murabahah financierings-overeenkomst merupakan bagian yang memuat tentang
keinginan atau kehendak dan pernyataan para pihak tentang harga, barang dan
jumlah angsuran yang harus dilakukan oleh mereka.
6. Syarat-syaratnya
a. Pengakuan utang,
7. Penutup
Salah satu bagian dari bentuk akta, yaitu bagian penutup. Bagian penutup, yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan parts of closing, merupakan bagian akhir
yang tercantum dalam akta akad pembiayaan murabahah.
8. Tanda Tangan
16
Tanda tangan, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan signature, merupakan
nama yang ditulis dengan tangan oleh para pihak, yaitu bank dan nasabah, saksi
dan notaris.
1. Judul Akta,
2. Pembukaan Akta,
3. Komparisi,
4. Substansi,
5. Resital,
6. Syarat-Syaratnya,
7. Penutup, Dan
8. Tanda Tangan
17
18
19
20
21
22
23
H. Contoh Salinan Akta Akad Pembiayaan Murabahah
A. Struktur Salinan Akta Akad Pem biayaan Murabahah
Secara Lengkap
Struktur salinan akta akad pembiayaan murabahah terdiri atas dua
bagian, yang meliputi bagian cover dan bagian isi. Berikut ini disajikan
struktur salinan akta akad pembiayaan murabahah secara lengkap.
NOTARIS
Dady Arja Kusuma, S.H.,M.Kn.
SURAT KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor:.............
Tanggal,.....................
AKTA
AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH
24
25
26
DAFTAR PUSTAKA
HS, Salim dan Muhaimin. Teknik Pembuatan Akta Akad Pembiayaan Syariah.
(Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 254-256).
27