You are on page 1of 5

PROPOSAL DELIK-DELIK DILUAR KUHP

"OPTIMALISASI PENCEGAHAN, PERLIDUNGAN DAN ACCESS TO JUSTICE BAGI


KORBAN MELALUI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG
TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL"

DISUSUN OLEH :

KELAS D

ANGAKATAN 2021

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu


Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul "OPTIMALISASI
PENCEGAHAN, PERLIDUNGAN DAN ACCESS TO JUSTICE BAGI KORBAN MELALUI
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG TINDAK PIDANA KEKERASAN

SEKSUAL" dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Proposal ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan banyak terima
kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian proposal ini, terutama kepada bapak IRWANSYAH, S.H., M.H.
selaku dosen pengampu mata kuliah Delik-delik Diluar KUHP.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati,
penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan proposal ini.

Kendari, Mei 2023

Kelas D
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang dan rumusan masalah ....................................................1


B. Tujuan dan manfaat..................................................................................
C. Konsep tertulis ...………………………………………………………..

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................3

A. ..................................................................................................................3
B. ..................................................................................................................4
C. ..................................................................................................................5

BAB III PENUTUP......................................................................................13

A. Kesimpulan……………………………………………………………..13
B. Saran .......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Undang-Undang No. 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual


mulai diinisiasikan oleh Komnas Perempuan bersama jaringan masyarakat sipil
pada tahun 2012, serta disahkan pada 12 April 2022 tahun lalu. Baru setahun
disahkannya Undang-Undang ini pentingnya pengenalan bagi masyarakat di
Indonesia khususnya dalam lingkup Provinsi Sulawesi Tenggara di Desa
Soropia dalam mengetahui terkait Undang-Undang TPKS ini. Dapat dilihat
bahwa dalam ruang lingkup masyarakat sekarang ini mengenai permasalahan
kasus kekerasan seksual semakin marak dan semakin memprihatinkan.
Mayoritas kekerasan seksual dialami oleh perempuan dan anak-anak, Pelakunya
juga dari berbagai kalangan. Mirisnya lagi, kekerasan seksual seringkali terjadi
di tempat menimba ilmu seperti sekolah, kampus dan pondok pesantren . Maka
Kegiatan penyuluhan hukum yang kami selenggarakan mengangkat tema
‘optimalisasi pencegahan, perlindungan, dan access to justice bagi korban
melalui undang-undang nomor 12 tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan
seksual’ yang menurut kami sangat urgen dirasakan serta regulasi nasional yang
ada belum cukup untuk pencegahan dan penanganan kekerasan seksual yang
ada. Undang-undang penegakan kekerasan seksual belum begitu optimal dalam
pencegahan, perlindungan, akses keadilan, pemulihan terhadap korban TPKS
serta belum komprehensif hukum Acara pidana. Berbagai macam permasalahan
hukum semakin marak terjadi seiring dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Hal ini mengakibatkan pola
tingkah laku masyarakat ikut berubah menjadi semakin kompleks. Semakin
banyak pola tingkah laku manusia yang tidak sesuai dengan norma-norma yang
berlaku dimasyarakat. Perilaku-perilaku yang menyimpang inilah yang dapat
berujung pada suatu pelanggaran bahkan kejahatan. Salah satu persoalan yang
sering muncul ke permukaan dalam kehidupan masyarakat ialah tentang tindak
pidana kekerasan seksual, seperti pencabulan, perzinahan, pemerkosaan dan
lain-lain yang sangat meresahkan serta merugikan bagi masyarakat terutama
bagi kaum perempuan dan anak dibawah umur. Tindak kekerasan seksual bukan
hanya melalui fisik saja, tetapi secara non-fisik. Ironisnya kekerasan seksual
terhadap anak sering kali dilakukan oleh ayah kandung atau walinya sendiri
dalam sebuah rumah tangganya. Dengan adanya penyuluhan hukum ini terhadap
masyarakat di Desa Soropia mengenai pengenalan Undang-Undang TPKS, agar
dapat memberitahui kepada masyarakat bahwa jangan takut untuk melaporkan
apabila menjadi korban, dimana di dalam Undang-Undang ini memiliki 6 prinsip
dasar yaitu:
1). Penghargaan atas harkat dan martabat manusia;
2). Non-diskriminasi;
3. Kepentingan terbaik bagi korban;
4). Keadilan;
5). Kemanfaatan; dan
6). Kepastian hukum.

Serta dapat dilihat mengenai disahkannya Undang-Undang TPKS memiliki


tujuan sebagai berikut:

1). Mencegah segala bentuk kekerasan seksual;


2). Menangani, melindung dan memulihkan korban;
3). Melaksanakan penegakan hukum dan merehabiltasi pelaku;
4). Mewujudkan lingkungan tanpa kekerasan seksual; dan
5). Menjamin ketidakberulangan kekerasan seksual.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang sebelumnya dapat dirumuskan permasalahan
dalam hal ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tinjauan hukum pidana tentang laki-laki dewasa maupun anak-
anak yang menjadi korban kekerasan seksual menurut Undang-Undang No.
12 Tahun 2022?
2. Apa perbuatan kekerasan seksual dalam Undang-Undang No.12 Tahun
2022 yang memiliki sanksi terberat dan teringan?
3. Bagaimana tinjauan hukum pidana terhadap suami atau istri yang melakukan
pemaksaan terhadap pasangan yang menolak untuk melakukan hubungan
seks?
4. Bagaimana upaya preventif yang dapat dilakukan oleh masyarakat agar
dapat mencegah terjadinya kekerasan seksual di lingkungan sekitar?

You might also like