You are on page 1of 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERHADAP PASIEN ANAK STUNTING


DI PUSKESMAS SAWAHLEBAR

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

1. ALDA REIZA Y

2. DWINDA RARA OLVA

3. HADI YUDHA PRATAMA

4. JUNIKA RAHMADINI

5. MELLA OKTAVIANA

6. PUTRI RETNO WATI

7. RIANTI DZELVIA

8. VIRA DWI RIZKY

Mengetahui,
Pembimbing Lahan,

(Ns.Yulis, S.Kep)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023 / 2024

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Stunting


Sub pokok bahasan : pencegahan stunting
Sasaran : Keluarga dan pasien yang mengalami resiko bunuh diri
di Poliklinik jiwa RSKJ Soeprapto di Provinsi Bengkulu
Hari / Tanggal : 18 November 2023
Waktu : 08.30-09.00 Wib
Tempat : Ruang Tunggu Poliklinik Jiwa RSKJ Soeprapto provinsi
Bengkulu

A. LATAR BELAKANG
Sttuunnttiinngg mmeerruuppaakkaann iissttiillaahh uunnttuukk
ppeennyyeebbuuttaann aannaakk yyaanngg ttuummbbuuh tidak h
tidak
sseessuuaaii ddeennggaann uukkuurraann yyaanngg
sseemmeessttiinnyyaa ((bbaayyii ppeennddeekk))..
SSttuunnttiinngg(tubuh pendek) (tubuh pendek)
aaddaallaahh kkeeaaddaaaann ttuubbuuhh yyaanngg ssaannggaatt
ppeennddeekk hhiinnggggaa mmeellaampaui defisit 2 SD mpaui defisit 2
SD
ddiibbaawwaahh mmeeddiiaann ppaannjjaanngg aattaauu ttiinnggggii
bbaaddaann ppooppuullaassii yyang menjadi referensi ang menjadi
referensi
iinntteerrnnaassiioonnaall.. SSttuunnttiinngg aaddaallaahh
kkeeaaddaaaann ddiimmaannaa ttiinnggggi badan berdasarkan umur i
badan berdasarkan umur
rreennddaahh,, aattaauu kkeeaaddaaaann ddiimmaannaa ttuubbuuhh
aannaakk lleebbiihh ppeennddeekk dibandingkan dengan anak
dibandingkan dengan anak
–– aannaakk llaaiinn sseeuussiiaannyyaa ((MMCCNN,, 22000099))..
SSttuunntteedd aaddaallaahh ttiinnggggii bbaaddaann yyaanngg
kkuurraanngg mmeennuurruutt uummuur (<-2SD), ditandai r (<-2SD),
ditandai
ddeennggaann terlambatnya terlambatnya ppeerrttuummbbuuhhaann
anak anak yyaanngg mengakibatkan mengakibatkan
kkeeggaaggaallaann dalam dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted usia anak.
Stunted
mmeerruuppaakkaann kkeekkuurraannggaann ggiizzii kkrroonniiss
aattaauu kkeeggaaggaallaann ppeerrtumbuhan dimasa lalu dan
tumbuhan dimasa lalu dan
ddiigguunnaakkaann sseebbaaggaaii iinnddiikkaattoorr jjaannggkkaa
ppaannjjaanngg uunnttuukk ggiizi kurang pada zi kurang pada
aannaakk..
SSttuunnttiinngg ddaappaatt ddiiddiiaaggnnoossiiss mmeellaalluuii
iinnddeekkss aannttrrooppoommeettrriikk ttiinngggi badan gi badan
mmeennuurruutt uummuurr yyaanngg mmeenncceerrmmiinnkkaann
ppeerrttuummbbuuhhaann lliinniieerr yyang dicapai pada pra dan ang
dicapai pada pra dan
ppaassccaa ppeerrssaalliinnaann dengan indikasi dengan indikasi
kkeekkuurraannggaann ggiizzii jjaangka panjang, akibat ngka panjang,
akibat ddaarrii ggiizzii
yyaanngg ttiiddaakk mmeemmaaddaaii ddaann aattaauu
kkeesseehhaattaann..
Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting Sekitar 8,8 juta anak
Indonesia menderita stunting (tubuh pendek) (tubuh pendek)
kkaarreennaa kkuurraanngg ggiizzii.. DDaattaa RRiisseett
KKeesseehhaattaann DDaassaarr ((RRiisskesdas) 2013 mencatat angka
kesdas) 2013 mencatat angka
kkeejjaaddiiaann ssttuunnttiinngg nnaassiioonnaall mmeennccaappaaii
3377,,22 ppeerrsseenn.. AAnngka ini meningkat dari 2010 gka ini
meningkat dari 2010
sseebbeessaarr 3355,,66 persen (Rizma, 2016 persen (Rizma, 2016))..
Oleh karena itu Oleh karena itu ddaallaamm hhaall ini diperlukan ini
diperlukan
uuppaayyaa ppeenncceeggaahhaann ssttuunnttiinngg ssaallaahh
ssaattuunnyyaa ddeennggaann ppeennyyuluhan bagaimana cara uluhan
bagaimana cara
mmeenncceeggaahh ssttuunnttiinngg ddiibbeerriikkaann ppaaddaa
oorraannggttuuaa aannaakk..
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga dan klien yang
berkunjung ke poli jiwa RSKJ Soeprapto di Provinsi Bengkulu mampu
memahami materi yang diberikan tentang bunuh diri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 X 30 menit
diharapkan keluarga dan klien yang berkunjung ke poli jiwa RSKJ
Soeprapto di Provinsi Bengkulu dapat:
a. Mampu menjelaskan tentang arti bunuh diri.
b. Menyebutkan tentang penyebab bunuh diri.
c. Mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala orang yang ingin bunuh
diri.
d. Mampu menyebutkan tentang cara yang sering dilakukan untuk bunuh
diri.
e. Mampu merawat pasien resiko bunuh diri.
f. Mampu memahami tentang cara mencegah bunuh diri.

C. IDENTIFIKASI MASALAH
Klien dengan gangguan jiwa resiko bunuh diri
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan diri salam
3. Bina hubungan saling 2. Mendengarkan
percaya. 3. Menjawab
4. Menyampaikan tujuan pertanyaan
pokok materi
5. Menanyakan
pengetahuan peserta
tentang pencegahan putus
obat
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Ceramah 20 menit
1. Definisi bunuh diri 2. Menanyakan Dan
2. Penyebab bunuh diri materi yang leaflet
3. Tanda dan Gejala bunuh belum
diri dimengerti
4. Pencegahan tersier resiko
bunuh diri
5. Penyaji memberi
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
6. Menjawab pertanyaan
peserta
Penutup 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab Tanya 5 menit
a.Definisi bunuh diri pertanyaan jawab
b. Penyebab bunuh diri 2. Menjawab (diskusi)
c.Tanda dan Gejala salam
bunuh diri
d. Pencegahan tersier
resiko bunuh diri
2. Menarik kesimpulan
3. Menyampaikan hasil
evaluasi
4. Memberi reinforcement
positif kepada peserta
5. Menutup penyuluhan
(salam)

E. MATERI
( Terlampir )
F. Setting Tempat
B
Keterangan :
A
A = Penyaji
D D B = Pembawa Acara
C C C C
C = Peserta penyuluhan
D
C C C C D = Fasilitator
D
D
C C C C
D
C C C C

D D
D

G. METODE
Ceramah dan tanya jawab (diskusi) secara langsung dan terarah sesuai
materi penyuluhan.
H. MEDIA
Menggunakan Infocus, laptop, speaker, mic, leaflet dan PPT untuk media
penyuluhan.

I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. Kesiapan peserta penyuluhan (Min. 5 orang)
b. Kesiapan tempat pelaksanaan
c. Kesiapan tim penyaji
d. Kesiapan materi penyaji
e. Kesiapan media (Power Point, leaflet)
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji menyampaikan materi dengan lancar
b. Peserta mendengarkan dengan fokus
c. Peserta aktif dalam melakukan tanya jawab (minimal 5% dari yang
ada diruangan)
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Keluarga pasien jiwa peserta penyuluhan dapat menjelaskan Definisi
bunuh diri, Penyebab bunuh diri, Tanda dan Gejala bunuh diri dan
Pencegahan tersier resiko bunuh diri.
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi bunuh diri


Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri adalah Suatu upaya yang
disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar
dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati.

B. Jenis Bunuh Diri


Jenis Bunuh Diri Yosep (2010) menyatakan bunuh diri dan upaya
bunuh diri dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Bunuh diri Egoistik
Pada kasus ini individu cenderung tidak memiliki kemampuan
berinteraksi dengan masyarakat. Kebudayaan yang dimiliki oleh
individu yang berbeda dari masyarakat sekitar sehingga membuat
individu tersebut terlihat tidak memiliki berkepribadian.
b. Bunuh diri altruistik
Individu cenderung berupaya melakukan bunuh diri karena
individu merasa dirinya dikenal sebagai yang terbaik dari suatu
kelompok, individu merasa tertekan karena ekspektasi yang besar
dikelompoknya.
c. Bunuh diri anomik
Adanya gangguan keseimbangan unifikasi diantara masyarakat dan
individu yang terlibat, individu tersebut dianggap mengabaikan atau
melakukan hal yang bertentangan dengan aturan yang berlaku di
masyarakat, seringkali bagi masyarakat individu tersebut dianggap
tidak memiliki kaidah sebagai pedoman ataupun tujuan, dan
sebaliknya masyarakat dianggap tidak memiliki kemampuan dalam
memberikan kepuasan kepada individu karena peraturan dan
pengawasan terhadap kebutuhan individu tersebut tidak ada.
d. Psikodinamika bunuh diri
Erat kaitannya antara depresi dengan bunuh diri. Depresi yang
dialami individu dapat menyebabkan individu berupaya bunuh diri
demi terlepas dari rasa depresi. Namun sebagian besar dari mereka
tidak menunjukkan gejala klinis. Helbert Hendin dalam Maramis
(2009) mengatakan psikodinamika bunuh diri yaitu :
1) Kematian merupakan pelepasan pembalasan (death as retaliotary
abandonment) yang berarti bunuh diri merupakan upaya untuk
mengurangi preokupasi.
2) Kematian sebagai pembunuhaan terlentik (death asretroflexed
murder) artinya pada individu yang mengalami gangguan emosi
berat sehingga menyebabkan individu tersebut bunuh diri yang
diyakini dapat mengganti rasa marah atau kekerasan yang tidak
bisa direpresi.
3) Kematian sebagai penyatuan kembali ( death as reunion) dalam
hal kematian merupakan hal yang membuat bahagia pada individu
alasannya karena individu dapat bersama kembali bersama orang
yang telah meninggal.
4) Kematian dianggap menjadi hukuman atas diri (death as self
punishment) adalah individu menghakimi diri dan memutuskan
hukuman yang tepat dengan kematian individu itu sendiri karena
individu merasa gagal dalam melakukan pekerjaannya dengan
baik, hal ini cenderung jarang dilakukan oleh para wanita, namun
adakalanya seorang perempuan merasa tidak mencintai dirinya
sendiri, keinginan untuk bunuh diri bisa saja terlintas.

C. Penyebab bunuh diri


1. Dilanda keputusasaan dan depresi
2. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan
3. Gangguan kejiwaan/ tidak waras (gila)
4. Himpitan ekonomi atau kemiskinan (harta/ iman/ ilmu)
5. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan
D. Tanda dan gejala
1. Mempunyai ide untuk bunuh diri
2. Mengungkapkan keinginan unutk mati
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
4. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan
5. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
6. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian)
7. Menanyakan tentang obat dosis mematikan
8. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik,
marah, mengasibngkan diri)
9. Kesehatan mental (secara klinis klien terlihat sangat depresi, psikosis,
dam menyalahginakan alkohol)
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal)
11. Pengangguran
12. Kehilangan pekerjaan atau kegagagalan dalam karir
13. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan)
14. Pekerjaan
15. Konflik interpersonal
16. Latar belakang keluarga
17. Orientasi seksual
18. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil

E. Psikopatologi Bunuh Diri


Apapun tujuannya perilaku ingin bunuh harus ditanggapi dengan serius.
Biasanya orang yang ini melakukan bunuh diri memiliki rencana yang
spesifik untuk mati dan cenderung memiliki alasan serta nilai- nilai yang
kuat untuk melakukannya. Perilaku bunuh diri dapat dibagi 4 yaitu :
1. Isyarat Bunuh Diri
Isyarat bunuh diri biasanya tidak disertai ancaman dan percobaan
bunuh diri hanya saja pada kondisi ini pasien cenderung sudah
memiliki keinginan ataupun ide bunuh diri yang tidak diperlihatkan
secara langsung pada orang lain.
2. Ancaman Bunuh Diri
Adanya ancaman untuk mati dari pasien, pasien sudah aktif
memikirkan bunuh diri dan respon kita bisa mempengaruhi sikap
pasien.
3. Upaya Bunuh Diri
Pada kondisi ini klien aktif melakukan upaya bunuh diri , seperti
gantung diri, minum racun, menyayat urat nadi, atau menjatuhkan
diri dari tempat yang tinggi seperti jembatan atau gedung.
4. Bunuh Diri
Jika tidak berhasil dicegah orang-orang yang memiliki tanda-tanda
klinis ingin bunuh diri akan mungkin mati.

F. Cara Merawat Pasien Dengan Resiko Bunuh Diri


5. Tetap menemani sampai dipindahkan ketempat yang lebih aman
6. Menjauhkan semua benda yang berbahaya
7. Memastikan benar-benar telah minum obat
8. Menjelaskan dengan kembut bahwa anda akan melindunginya sampai
ia melupiakan kenginan bunuh diri

G. Cara Mengontrol Keinginan Bunuh Diri


1. Ingat bahwa emosi bisa berubah
2. Ingat orang yang disayang
3. Melakukan aktivitas yang disukai
4. Mencari solusi dan temoat yang aman

H. Peran Keluarga
1. Mengidentifikasi tanda-tanda dari stres dan kecenderungan bunuh diri.
Karena ekspresi kecenderungan bunuh diri sangat unik untuk setiap
satuan masyarakat, maka keluarga mesti mengenali kecenderungan
tersebut.
2. Membina hubungan yang erat dengan orang yang berisiko bunuh diri,
memberikan perhatian secara penuh, mendengarkan pembicaraan
dengan empati, menghargai perasaan serta memahami emosinya.
3. Menunjukkan diri bahwa keluarga ingin menolong orang yang berisiko
bunuh diri.
4. Lebih baik membangun potensi kekuatan pelaku dari pada terpaku
pada kelemahan setiap anggota keluarga.
5. Jangan tinggalkan seorang diri anggota keluarga yang mempunyai
keinginan bunuh diri.
6. Menjauhkan orang yang berisiko bunuh diri dari benda yang
membahayakan dirinya seperti: obat-obatan, racun, benda tajam, tali
dan lain-lain.
7. Secara bertahap terus berusaha membangkitkan kembali keinginan
untuk hidup.
8. Mengajari dan melatih cara penyelesaian masalah yang semestinya,
dan terus membangun rasa optimis dalam menjalani hidup.
9. Mencoba untuk meminimalkan konflik di rumah dan mengembangkan
latihan pemecahan masalah bersama dengan anggota keluarga yang
lain.
10. Mendorong anggota keluarga yang berisiko bunuh diri untuk mencari
pertolongan secara profesional, ke rumah sakit, klinik kesehatan, atau
LSM yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Ade Herman, S.D. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha


Medika.
Damaiyanti, M. Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika
Aditama
Keliat, B.A. 2002. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa. Jakarta: EGC.
Shives, L.R, 2000, Basic Concept Of Psyciatric Mental Health Nursing,
Philadelphia, Lippincott.
Stuart GW, Sundeen. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang: RSJD Dr.
Amino Gonohutomo
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,
Bandung, RSJP Bandung

You might also like