You are on page 1of 8

PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA


KELAS 9A MATERI RANGKAIAN LISTRIK
DI SMP NEGERI PAKUSARI JEMBER

1)
Sri Marhaening Utami
1)
SMP Negeri 1 Pakusari
Email: utamimarhen@gmail.com

Abstract: The learning outcomes of 9A grade students at Pakusari Public Comment [W1]: Penulisan abstrak
Middle School in 2018/2019 did not get optimal results, this is because the sudah lengkapmulai dari permasalahan,
tujuan, metode, data dan kesimpulan,
learning model used did not appreciate student learning outcomes as desired namun ada baiknya jika abstrak disajikan
in the curriculum targets. The formulation of the problem in this study is juga dalam bahasa Indonesia agar
memudahkan pembaca dalam melihat dan
whether the Two Stay Two Stray model can improve the learning outcomes of menganalisis melalui abstrak.
9A grade students in the electric circuit material at Pakusari State Junior
High School in Jember 2018/2019? Student learning outcomes in terms of
cognitive aspects have increased ie in the first cycle the number of students
who have completed learning is 24 students (72.72%), in the second cycle the
number of students who have finished learning increased to 29 students
(87.87%), affective aspects also experienced an increase, namely in the first
cycle of students who completed 19 students (57.57%) and those who were not
yet complete were 14 students (42.42%), the second cycle experienced an
increase, namely students who completed there were 31 students (93.93% )
and those who have not yet completed are 2 students (6.06%). Cycle 1
average percentage for descriptors (1) Positive Interdependence (75%), (2)
Direct Interaction between Individuals (62.5%). Individual Accountability
(68.75%), (4) Interaction Skills between Individuals and Groups (83.5%). In
cycle II, there was an increase for each descriptor, namely (1) Positive
Interdependence (93.75%), (2) Inter-Individual Interaction (100%), (3)
Individual Accountability (93.75%), (4) Interaction skills between individuals
and groups (100%). The conclusion of this study is that the Two Stay Two
Stray model can improve the learning outcomes of 9A grade students in the
electric circuit material at Pakusari State Junior High School in Jember
2018/2019.
Keywords: Two Stay Two Stray model, science learning outcomes, electrical
circuits

Comment [W2]: Pada pendahuluan


PENDAHULUAN maraknya angka kekerasan anak-anak sangat sedikit referensi yang digunakan
Penguatan pendidikan moral dan remaja, kejahatan terhadap melainkan hanya berupa narasi peneliti
(moral education) atau pendidikan teman, pencurian remaja, kebiasaan
karakter (character education) dalam menyontek, penyalahgunaan obat-
konteks sekarang sangat relevan obatan, pornografi sudah menjadi
untuk mengatasi krisis moral yang masalah pendidikan karakter yang
sedang melanda di negara kita. Krisis hingga saat ini belum dapat diatasi
tersebut antara lain berupa secara tuntas, oleh karena itu betapa
meningkatnya pergaulan bebas, pentingnya pendidikan karakter.

78
79 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 9 No 2, Juni 2020, hal 78-85

Pendidikan karakter telah menjadi ada komunikasi antara guru dengan


perhatian berbagai negara dalam siswa.
rangka mempersiapkan generasi yang Salah satu model
berkualitas, bukan hanya untuk pembelajaran yang dapat digunakan Comment [W3]: Terlihat jelas masalah
yang terdapat pada penelitian ini adalah
kepentingan individu warga negara, untuk meningkatkan hasil belajar IPA rendahnya pendidikan karakter pada
tetapi juga untuk warga masyarakat adalah model pembelajaran Two Stay sekolah yang disebabkan oleh beberapa
factor baik lingkungan maupun pergaulan.
secara keseluruhan. Pendidikan Two Stray. Model dari pembelajaran
karakter dapat diartikan sebagai the ini siswa dibentuk kelompok. Comment [W4]: Solusi yang
ditawarkan peneliti adalah pendidikan
deliberate us of all dimensions of Masing-masing kelompok karakter dengan bantuan model
school life to foster optimal character anggotanya empat orang. Siswa pembelajaran yang relevan yaitu model
pembelajaran Two Stay Two Stray.
development (usaha kita secara bekerja sama dalam kelompok dan
sengaja dari seluruh dimensi setelah selesai dua orang masing-
kehidupan sekolah/madrasah untuk masing kelompok menjadi tamu
membantu pembentukan karakter kelompok lainnya. Dua orang tinggal
secara optimal. dalam kelompok bertugas
Pendidikan karakter membagikan hasil kerja dan
memerlukan metode khusus yang informasi ke tamu mereka. Tamu
tepat agar tujuan pendidikan dapat mohon diri dan kembali ke kelompok
tercapai. Di antara metode mereka sendiri melaporkan temuan
pembelajaran yang sesuai adalah mereka dari kelompok lain.
metode keteladanan, metode Kelompok mencocokkan dan
pembiasaan, dan metode pujian dan membahas hasil kerja mereka
hukuman. (Suprijono, 2009:93-94). Comment [W5]: Referensi yang
digunakan kurang terbaru pada
Aktivitas belajar siswa Berdasarkan observasi awal pendahuluan yaitu >5 tahun terakhir.
merupakan salah satu faktor penting yang dilakukan, bahwa tingkat
dalam kegiatan belajar mengajar. Hal pemahaman siswa terhadap konsep
ini mengingatkan bahwa kegiatan materi masih kurang, dimana masih
belajar mengajar diadakan dalam banyak siswa yang nilainya kurang
rangka memberikan pengalaman- dari batas minimal standar ketuntasan
pengalaman belajar pada siswa. Jika belajar siswa atau masih dibawah
siswa aktif dalam kegiatan belajar KKM yaitu 73. Berikut ini adalah
kemungkinan besar siswa akan dapat nilai ulangan harian Sebagaimana
mengambil makna dari pembelajaran ditunjukkan pada Tabel 1.
tersebut. Kegiatan belajar terjadi jika
Tabel 1 Daftar Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 9 A
Sumber: Daftar Nilai pegangan guru kelas 9A.
Kelas Jumlah siswa Belum Tuntas Tuntas
< 72 % ≥ 72 %
9A 36 20 55% 16 45%
standar KKM dan hanya 16 siswa
Data Tabel 1 dapat dilihat bahwa atau 45 % yang mampu mencapai
hasil belajar yang diperoleh kurang nilai ketuntasan. Hal ini menunjukkan
optimal. Berdasarkan data tersebut siswa kelas 9A belum bisa mencapai
menunjukkan bahwa dari jumlah KKM yang telah ditetapkan di
siswa yakni 36 siswa, sebesar 55% sekolah.
atau sebanyak 20 siswa dibawah
Utami, Penerapan Model Two…. 80

Pemahaman di atas selaras Ketergantungan Positif (93,75%), (2)


dengan penelitian terdahulu, yakni Interkasi Antar Individu (100%), (3)
penelitian yang dilakukan oleh Akuntailitas Individu (93,75%), (4)
Lutfiyah (2010) dengan judul Ketrampilan Berinteraksi antar
penerapan pembelajaran Kooperatif individu dan Kelompok (100%).
Model Two Stay Two Stray (TSTS) Kesimpulan yang dapat diperoleh
untuk meningkatkan Keaktifan dan adalah penerapan pembelajaran
Hasil Belajar Siswa pada Mata kooperatif Two Stay Two Stray dapat
pelajaran matematika (Studi Kasus meningkatkan keaktifan dan hasil
pada Siswa Kelas 9 SMP Negeri 1 belajar siswa.
Turen) menunjukkan bahwa Mengingat masih rendahnya
pembelajaran dalam mata diklat kreatifitas siswa dan hasil belajar
melakukan negosisasi mengalami siswa serta pentingnya pembelajaran
peningkatan. Hasil analisis data bila yang tepat untuk meningkatkannya,
ditinjau dari hasil belajar siswa yang maka penelitian berjudul “Apakah
ditinjau dari aspek kognitif Penerapan Model Two Stay Two
mengalami peningkatan yaitu pada Stray (TSTS) dalam Meningkatkan
siklus I jumlah siswa yang tuntas Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas
belajar adalah 24 siswa (72,72%) 9A materi Rangkaian Listrik Di SMP
sedangkan yang belum tuntas belajar Negeri Pakusari Jember Tahun
9 siswa (27,27%), pada siklus II Pelajaran 2018/2019?”. Penelitian ini
jumlah siswa yang tuntas belajar bertujuan untuk mengetahui apakah Comment [W6]: Sudah terdapat
rumusan masalah dan tujuan penulisan
meningkat menjadi 29 siswa penerapan model Two Stay Two Stray artikel ini.
(87,87%) dan yang belum tuntas dapat meningkatkan hasil belajar
adala 4 siswa (12,12%). Bila ditinjau hasil belajar IPA pada siswa kelas 9A
dari aspek afektif juga mengalami materi Rangkaian Listrik Di SMP
peningkatan, yaitu pada siklus I siswa Negeri Pakusari Jember Tahun
yang tuntas 19 siswa ( 57,57%) dan Pelajaran 2018/2019.
yang belum tuntas adalah 14 siswa
(42,42%). METODE Comment [W7]: metode sudah lengkap
mulai dari populasi dan sampel, teknik
Pada siklus II mengalami Jenis Penelitian ini adalah pengambilan data, lokasi penelitian, metode
peningkatan, yaitu siswa yang tuntas Penelitian Tindakan Kelas. penelitian, data penelitian, waktu penelitian,
desain dan hasil.
adala 31 siswa (93,93%) dan yang Penelitian Tindakan Kelas ini
belum tuntas adalah 2 siswa (6,06%). dilaksanakan di kelas 9A SMP
Sedangkan analisis data terhadap Negeri Pakusari Jember semester
keaktifan siswa juga mengalami Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019.
peningkatan setiap siklus. Pada siklus Sedangkan waktu penelitian pada
I rata-rata persentase untuk deskriptor bulan September sampai Oktober
(1) Saling Ketergantungan Positif 2018, dengan jumlah siswa terdiri
(75%), (2) Interaksi Langsung Antar dari 16 siswa perempuan dan 18
Individu (62,5%). Akuntabilitas siswa laki-laki. Jumlah total siswa
Individu (68,75%), (4) Ketrampilan adalah 34 siswa. Penelitian ini
Berinteraksi antar Individu dan dilaksanakan sebanyak 2 siklus
Kelompok (83,5%). Pada siklus II dengan 6 kali pertemuan. Bentuk
mengalami peningkatan untuk tiap- penelitian ini adalah Penelitian
tiap deskriptor yaitu (1) Saling Tindakan Kelas. Peneliti
81 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 9 No 2, Juni 2020, hal 78-85

merencanakan tindakan kelas dan dilaksanakan dua kali pertemuan.


merefleksi hasil tindakan. Tahap-tahap yang akan dilaksanakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
oleh peneliti dan teman sejawat yang Perencanaan
bertindak sebagai pengamat selama Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali
proses pembelajaran berlangsung. pembelajaran dan 1 kali ulangan,
Sesuai dengan jenis penelitian pebelajaran yang pertama
tindakan kelas ini, maka desain dilaksanakan 15 Oktober 2018 dan
penelitian tindakan kelas adalah yang kedua 17 Oktober 2018 dan
model siklus dengan ulangan harian 19 Oktober 2018.
pelaksanaannya dengan dua siklus Kemudian diadakan refleksi untuk
yaitu siklus I dan siklus II. Siklus melihat kekurangan-kekurangan pada
I terdiri dari perencanaan siklus I.
tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi. Hasil Siklus II
pengamatan dan refleksi pada Siklus II dilaksanakan dengan
siklus I diadakan perbaikan proses 2 kali pembelajaran dan 1 kali
pembelajaran pada siklus II. ulangan, pebelajaran yang pertama
dilaksanakan 22 Oktober 2018 dan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang kedua 24 Oktober 2018 dan
Siklus I ulangan harian 26 Oktober 2018.
Tahap persiapan peneliti Kemudian diadakan refleksi untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang melihat kekurangan-kekurangan pada
diperlukan yaitu berupa perangkat siklus II.
pembelajaran dan instrumen Dalam model pembelajaran
pengumpulan data. Perangkat kooperatif TSTS ini memiliki tujuan
pembelajaran terdiri dari bahan ajar yang sama dengan pendekatan
berupa silabus, RPP, Lembar Kerja pembelajaran kooperatif yang telah
Siswa. Instrumen pengumpulan data di bahas sebelumnya. Siswa di ajak
yang digunakan adalah lembar untuk bergotong royong dalam
pengamatan dan lembar penilaian menemukan suatu konsep.
kemampuan membaca permulaan Penggunaan model pembelajaran
siswa. kooperatif TSTS akan mengarahkan
Pada penelitian ini proses siswa untuk aktif, baik dalam
pembelajaran dilaksanakan dengan berdiskusi, tanya jawab, mencari
menerapkan model pembelajaran jawaban, menjelaskan dan juga
TSTS , dilaksanakan dalam enam menyimak materi yang dijelaskan
kali pertemuan. Proses pelaksanaan oleh teman. Selain itu, alasan
pembelajaran dilakukan sesuai menggunakan model pembelajaran
dengan prosedur penelitian tindakan Two Stay Two Stray ini karena
kelas yaitu perencanaan, tindakan, terdapat pembagian kerja kelompok
observasi dan refleksi. Berdasarkan yang jelas tiap anggota kelompok,
data yang telah terkumpul kemudian siswa dapat bekerjasama dengan
dievaluasi guna menyempurnakan temannya, dapat mengatasi kondisi
tindakan. Kemudian dilanjutkan siswa yang ramai dan sulit diatur
dengan siklus kedua yang saat proses belajar mengajar.
Utami, Penerapan Model Two…. 82

Siklus I dilaksanakan dalam dua tanggal 15 Oktober 2018 dan


kali pertemuan, setiap pertemuan pertemuan kedua pada tanggal 22
terdiri dari tiga jam pelajaran yang Oktober 2018.
masing-masing terdiri dari 40
menit. Pertemuan pertama pada
Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Comment [W8]: cara penulisan narasi
tabel sudah tepat.
No Persentase Kriteria Frekuensi Persentase
1 24,96% - 43,72% Kurang 3 8,82%
2 43,73% - 62,48% Cukup 24 70,60%
3 62,49% - 81,24% Baik 6 17,64%
4 81,25% - 100 % Sangat baik 1 2,94%

Berdasarkan Tabel 2, observasi Siklus kedua ini dilaksanakan


aktivitas siswa dalam model seperti pada siklus pertama yaitu 1
pembelajaran TSTS pada siklus I kali pertemuan dengan 3 jam
menunjukkan hasil bahwa pelajaran dan tiap jam pelajaran
aktivitas siswa yang termasuk terdiri dari 40 menit. Pertemuan
dalam kategori kurang sebanyak 3 dilaksanakan pada tanggal 22
siswa (8,82%), kemudian dalam Oktober 2018. Secara garis besar
kategori cukup sebanyak 24 siswa pelaksanaan pembelajaran pada
(70,60%), dalam kategori baik siklus II ini lebih baik dan lebih
sebanyak 6 siswa (17,64%), dan dapat meningkatkan hasil belajar
dalam kategori sangat baik apabila dibandingkan dengan
sebanyak 1 siswa (2,94%). siklus I, sehingga penelitian
Apabila disajikan dalam bentuk diakhirkan pada siklus II.
gambar dapat dilihat pada gambar Pelaksanaan siklus II dibagi
berikut: menjadi beberapa tahap yaitu:
Hasil Penelitian Siklus II
Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Persentase Kriteria Frekuensi Persentase
1 24,96% - 43,72% Kurang 0 0%
2 43,73% - 62,48% Cukup 1 2%
3 62,49% - 81,24% baik 38 83%
4 81,25% - 100 % Sangat baik 7 15%
Sumber: data penelitian 2018
Berdasarkan Tabel 3, observasi sebanyak 29 siswa (83%), dan
aktivitas siswa dalam model dalam kategori sangat baik
pembelajaran TSTS pada siklus II sebanyak 7 siswa (15%).
menunjukkan hasil bahwa Observasi awal yang dilakukan
aktivitas siswa yang termasuk untuk mengidentifikasikan pokok
dalam kategori cukup sebanyak 1 permasalahan pada penelitian ini.
siswa (2%), dalam kategori baik Pembahasan dalam Penelitian
83 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 9 No 2, Juni 2020, hal 78-85

Tindakan Kelas ini lebih banyak sehingga pada siklus II rata-rata


didasarkan atas hasil pengamatan siswa sudah berani
yang diteruskan dengan kegiatan mengemukakan pendapatnya.
evaluasi dan refleksi. Observasi aktivitas siswa dalam
Pada siklus I pelaksanaan model pembelajaran TSTS pada
model Two Stay Two Stray belum siklus II menunjukkan hasil bahwa
dapat berlangsung secara optimal. aktivitas siswa yang termasuk
Hal ini disebabkan model ini dalam kategori cukup sebanyak 1
merupakan metode baru dalam siswa (2%), dalam kategori baik
proses pembelajaran. Siswa masih sebanyak 36 siswa (78%), dan
kaku dan belum terbiasa dengan dalam kategori sangat baik
model pembelajaran yang sebanyak 9 siswa (20%).
digunakan oleh guru sehingga Apabila ditinjau dari tiap-tiap
siswa masih kurang berani dalam aspek menunjukkan bahwa
menyampaikan pendapatnya. aktivitas siswa pada siklus II pada
Hal ini dapat dilihat pada hasil aspek menghargai pendapat orang
pengamatan aktivitas belajar siswa lain sudah sangat baik. Sedangkan
yang dilakukan pada siklus I pada aspek kesiapan mengikuti
selama proses pembelajaran TSTS pelajaran, perhatian dalam
yang difokuskan pada kesiapan pelajaran, pengkondisian dalam
dalam mengikuti pelajaran, bentuk kelompok, kerjasama
perhatian siswa dalam mengikuti dalam kelompok, kemampuan
pelajaran, mengkondisikan dalam dalam bertanya dan ketepatan
bentuk kelompok, menghargai waktu mengerjakan soal diskusi
pendapat orang lain, kemampuan sudah baik. Dilihat dari ketuntasan
siswa dalam bertanya, seluruh siswa diperoleh persentase
bekerjasama dalam kelompok, dan sebesar 76% yang artinya sudah
ketepatan waktu dalam mencapai indikator penelitian.
mengerjakan soal diskusi. Hasil Pada hasil penelitian yang
dari observasi aktivitas siswa dilakukan pada siklus I dan siklus
dalam model pembelajaran TSTS II menunjukkan adanya
pada siklus I menunjukkan hasil peningkatan pada hasil belajar.
rincian bahwa aktivitas siswa yang Hal ini disebabkan karena siswa
termasuk dalam kategori kurang sudah mulai percaya diri dalam
sebanyak 3 siswa (8,82%), menyampaikan pendapatnya
kemudian dalam kategori cukup masing-masing, siswa sudah tidak
sebanyak 24 siswa (70,60%), tampak kaku dengan jalannya
dalam kategori baik sebanyak 6 proses pembelajaran
siswa (17,64%), dan dalam menggunakan model Two Stay
kategori sangat baik sebanyak 1 Two Stray, serta siswa sudah tidak
siswa (2,94%). merasa malu untuk bertanya pada
Pada siklus II guru guru mengenai materi yang belum
memberikan pancing untuk siswa dipahaminya.
dengan memberikan tambahan Berdasarkan hasil
nilai bagi siswa yang mau penelitian dapat diketahui bahwa
mengemukakan pendapatnya, model Two Stay Two Stray efektif
Utami, Penerapan Model Two…. 84

digunakan sebagai salah satu Administrasi Perkantoran.


alternatif pendekatan model Jakarta: Erlangga.
pembelajaran karena dengan Hamalik, Oemar. 2009. Proses
penerapan model tersebut siswa Belajar Mengajar. Jakarta:
menjadi lebih aktif serta dapat Bumi Aksara.
menumbuhkan minat belajar Hong-Kwen Boo. Paper
siswa. Presented at a joint
conference of Australian
SIMPULAN DAN SARAN Association for Research
Berdasarkan hasil in Education (AARE) and
penelitian dan pembahasan dapat Singapore Educational
disimpulkan bahwa penerapan Research Association
model Two Stay Two Stray dapat (ERA). 2-6 December,
meningkatkan hasil belajar hasil Fremantle, Australia.
belajar IPA pada siswa kelas 9A Challenges of integrating
materi Rangkaian Listrik Di SMP cooperative learning in
Negeri Pakusari Jember Tahun primary science
Pelajaran 2018/2019. classrooms ,BOO01079
Saran yang dapat diajukan (12 September 2012).
dalam hasil penelitian ini model Mulyasa, E H. 2009. Implementasi
Two Stay Two Stray dapat Kurikulum Tingkat
dilakukan penelitian lebih lanjut Satuan Pendidikan.
pada pokok bahasan yang Jakarta : Bumi Aksara
berbeda. Munib, Achmad. 2006. Pengantar
Ilmu Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Semarang: UPT Unnes Comment [W9]: Referensi hanya
menggunakan buku dan tidak terdapat
Press. jurnal serta banyak referensi yang
Anni Catharin Tri, 2006. Psikologi Pedoman PPL UNNES. 2011. digunakan tidak dituliskan pada kutipan
kalimatb atau biasa disebut catatan kaki.
Pendidikan. Semarang: Kementerian Pendidikan
UPT Unnes Press. Nasional UNNES. Comment [W10]: Penulisan daftar
pustaka sudah tepat, namun masih banyak
Anonim, 2009. Psikologi Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- menggunakan referensi yang sudah lama
Pendidikan. Semarang: UPT faktor yang atau tidak terbaru dapat dilihat dari tahun
referensi banyak dibahawah 5 tahun
Unnes Press. Mempengaruhinya. Jakarta: terakhir.
Arikunto,Suharsimi. 2002. Dasar- Rineka Cipta.
dasar Evaluasi Pendidikan. Slavin, Robert E. 2009.Cooperative
Jakarta: Bumi Aksara. Learning: Teori, Riset dan
Sugiyono, 2010. Prosedur Penelitian Praktik.Bandung: Nusa
Suatu Pendekatan Praktik. Media.
Jakarta:PT Rineka Cipta. Subyantoro. 2009. Penelitian
Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Tindakan Kelas. Semarang:
Psikologi Pendidikan. CV. Widya Karya.
Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika.
Endang, Sri. 2010. Modul Bandung: PT. Tarsito
Memahami Prinsip-prinsip Bandung.
Penyelenggaraan
85 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 9 No 2, Juni 2020, hal 78-85

Sugandi, Achmad. 2005. Teori Widoyoko. S. Eko Putro. 2006.


Pembelajaran. Semarang: Teknik Penyusunan
UPT Unnes Press. Instrumen Penelitian.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Yogyakarta: Pustaka
Learning Teori & Aplikasi Pelajar
PAIKEM.Yogyakarta: Zunita. 2010. Memadukan Metode
Pustaka Belajar Pembelajaran Number
Suyadi. 2010. Paduan Penelitian Head Together (Kepala
Tindakan Kelas. Yogyakarta: bernomor) dengan Metode
Diva Press Two Stay Two Stray (Dua
Trianto, 2007. Model-model Tinggal Dua Pergi) untuk
Pembelajaran Inovatif meningkatkan hasil belajar
Berorientasi Konstruktivistik. IPS Ekonomi pokok
Jakarta: Pustaka Publisher. bahasan kelangkaan
Anonim, 2009. Mendesain Model sumber daya dan
Pembelajaran Inovatif dan kebutuhan manusia yang
Progesif. Jakarta: Kencana terbatas pada siswa kelas
Prenada Media Group VIII A SMP N I Kembang
Lutfiyah. 2010. penerapan Kabupaten Jepara.
pembelajaran Kooperatif Semarang: UNNES
Model Two Stay Two Stray PRESS
(TSTS) untuk
Meningkatkan Keaktifan
dan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Diklat
Melakukan Negosiasi
(Studi Kasus pada Siswa
Kelas X Pemasaran SMK
Negeri 1 Turen.
Semarang:UNNES PRESS

You might also like