You are on page 1of 26

Toll

Corridor Development
Sharing Session, 24 Mei 2017
Konsultan: Imelda Astri Rosalin, ST, MT

Related Business Development (RBD)


1
PENDAHULUAN

Jasa Marga Toll Corridor Development | Sharing Session, 24 Mei 2017


2
LATAR BELAKANG

PT Jasa Marga (Persero) Tbk (”Perseroan”) sebagai LINGKUP PEKERJAAN:
perusahaan yang bergerak dalam bisnis jalan tol, di dalam Memberikan:
pengembangan ke depannya bermaksud meningkatkan 1.  Gambaran profil dan potensi pengembangan TCD di sekitar
pendapatan perusahaan dengan mensinergikan Jalan Tol.
pengembangan bisnis jalan tol dengan pengembangan 2.  Rekomendasi atas rencana pengembangan TCD.
bisnis usaha lain dengan pengembangan properti pada 3.  Gambaran tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan
lahan sekitar koridor Jalan Tol. Salah satu pengembangan tantangan (SWOC Analysis) terhadap rencana pengembangan
properti potensial yang dapat dilakukan Perseroan adalah TCD yang akan dilaksanakan.
pengembangan properti dengan konsep Toll Corridor 4.  Gambaran awal atas masterplan TCD pada lokasi
Development (TCD). pengembangan (Zonasi TCD).

TCD dapat diartikan sebagai pengembangan kawasan KELUARAN:

properti terpadu yang mengoptimalkan kawasan 1. Rekomendasi atas rencana pengembangan TCD Perseroan
residential, bisnis, dan leisure dalam area yang mudah pada Koridor 1 sepanjang ±132 Km, antara lain :
dijangkau oleh transportasi publik. Dalam konsep •  Gambaran profil dan potensi pengembangan TCD di
pengembangan TCD yang diharapkan perseroan, sekitar Jalan Tol.
pengembangan properti tersebut dapat mengoptimalkan •  Rekomendasi atas rencana pengembangan TCD,
Jalan Tol sebagai akses utama pada kawasan properti. termasuk Delineasi dan Zonasi kawasan pengembangan.
•  Memberikan gambaran tentang kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman terhadap rencana pengembangan
TCD yang akan dilaksanakan.
2. Gambaran awal masterplan TCD pada lokasi pengembangan
(Zonasi TCD).

3
METODOLOGI
Diagram Kajian Pengembangan TCD

PERSIAPAN DASAR
•  Keluaran dan ruang lingkup
•  Metodologi
•  Kajian Literatur

Jadwal Kegiatan (14 minggu)


PENGUMPULAN DATA
Survey dan desktop research untuk mendapatkan data tentang:
•  Kondisi Makro Wilayah sepanjang koridor (trase jalan tol): MInggu Ke
- kondisi topografi dan geologi No Kegiatan 1 2-5 5-8 9-11 12 14
- kondisi komparaVf wilayah 2/3 9/3 4/4 3/5 24/5 5/6
- kondisi kompeVVf wilayah
•  Kondisi sosisal dan perekonomian wilayah (PDRB, demografi dsb.) 1 Persiapan
Dasar

ANALISIS DATA 2 Pengumpulan


•  IdenVfikasi fitur eksisVng dan keterbatasan (constraints) Analisis lokasi Data, Survey
dan wilayah 3 Analisis Data
•  Analisis potensi temaVk pengembangan kawasan
4 Konsep dan
•  Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Zonasi
Kawasan
5 Presentasi
PENETAPAN LOKASI KONSEP KAWASAN DAN Dra_ Laporan
•  Lokasi kawasan ZONASI Final/FGD
pengembangan •  Konsep kawasan yang akan 6 Laporan Final
(terdelineasi) dikembangkan
•  Masterplan awal dan zonasi

REKOMENDASI
•  Strategic
•  TakVs 4
Proses Inter-disiplin untuk Realisasi Proyek secara Efektif

5
TOLL CORRIDOR DEVELOPMENT (TCD)
Definisi & Pemahaman

Jasa Marga Toll Corridor Development | Sharing Session, 24 Mei 2017


6
TOLL CORRIDOR DEVELOPMENT Pengaruh adanya jalan raya dapat dilihat pada munculnya
berbagai kemungkinan pembangunan seperV antara lain (Eagle &
Konsep Corridor Development Stephanedes, 1987):

•  Pengembangan infrastruktur jalan dapat memberi 1.  Lokasi kawasan residensial. Sebagai respon terhadap
dampak besar pada pembangunan, khususnya perubahan jaringan infrastruktur transportasi, seseorang
pengembangan wilayah (regional development). dapat berganV tempat Vnggal agar dapat memanfaatkan
fasilitas transportasi yang baru.
•  Secara historis Vdak dapat dipungkiri bahwa
2.  Lokasi tempat bekerja. Fasilitas transportasi memudahkan
sarana transportasi seperV jalan raya bebas orang untuk bekerja cukup jauh dari tempat Vnggalnya.
hambatan (highway atau freeway) yang membuka 3.  Lokasi perusahaan atau enterprise akibatnya perubahan
perbatasan (fron5er) dan menghubungkan satu suplai pekerja (labor supply). Fasilitas transportasi yang baru
wilayah dengan wilayah lainnya memberi efek akan memberikan kesempatan bagi orang untuk
besar bagi pembangunan ekonomi (Eagle & berparVsipasi dalam pasar pekerja (labor market) di wilayah
Stephanedes, 1987). yang sebelumnya sulit untuk diakses, dan akan menyebabkan
•  Hubungan antara jalan raya dan pertumbuhan suplai pekerja meningkat. Peningkatan suplai pekerja ini
kemudian akan menarik lebih banyak industri ke daerah yang
ekonomi regional berkaitan erat dengan aspek
baru tersebut.
tata ruang (spasial) dan ekonomi dengan 4.  Lokasi perusahaan atau enterprise akibat pengurangan biaya
dimungkinkannya terjadinya tautan industri transportasi. Perbaikan dalam fasilitas transportasi umumnya
(industrial linkages) yang bertumpu pada struktur akan mengurangi biaya transportasi perusahaan yang dilayani
transportasi (Rephan & Isserman, 1994). oleh fasilitas transportasi tersebut. Pengurangan biaya ini
kemudian akan menarik lebih banyak lagi perusahaan baru ke
daerah tersebut.

7
Konsep Corridor Development (lanjutan) •  Kajian ini kemudian menempatkan corridor development
sebagai suatu konsep pembangunan yang terencana,
sebagai acuan dalam pengendalian aspek spasial atau
•  Keberadaan suatu jalan raya yang melintasi tata ruang.
wilayah Vdak lagi dilihat hanya sekadar •  Konsep koridor merupakan suatu kerangka konseptual
penghubung satu VVk pusat ekonomi dan lainnya dalam melihat hubungan yang terarVkulasi dengan jelas
yang telah ada, namun justru dapat menjadi antara tata guna lahan, akVvitas ekonomi dan tranportasi
pendorong Vmbulkan pusat-pusat ekonomi yang (Marrian, 2001).
baru. Khususnya jalan yang melintasi wilayah •  AkVvitas pembangunan dalam koridor dapat berupa
yang belum berkembang (developed). pengembangan kawasan residenVal, industri,
perdagangan, fasilitas kultur atau olah raga, dsb. dengan
•  Beberapa studi seperV evaluasi atas
aksesibilitas yang baik.
pengembangan jalan raya di negara maju seperV
Amerika dan Eropa memandang hal ini penVng
bagi negara-negara berkembang yang dianggap
Secara spesifik kemudian konsep ini menjadi orientasi
jalan rayanya (highway) belum mencapai VVk dalam konteks pengembangan bisnis PT Jasa Marga
kematangan (mature). (Persero) Tbk yang memiliki core business utama pada
•  Angka pertumbuhan ekonomi dari pembangunan fasilitas transportasi berupa jalan tol.
pengembangan wilayah dari pengembangan
fasilitas transportasi jalan raya akan cukup Toll corridor development merupakan suatu konsep
sginifikan. pembangunan yang terencana, sebagai acuan dalam
pengembangan kawasan yang akan terjadi akibat
pengembangan trase jalan tol yang baru.
8
Koridor Transportasi dalam Aspek Ruang
Konsep koridor merupakan suatu kerangka konseptual dalam melihat hubungan yang terarVkulasi
dengan jelas antara tata guna lahan, akVvitas ekonomi dan pergerakan/aliran lalu lintas (Marian, 2001).

Tata guna lahan dalam hubungannya dengan tranportasi ini kemudian dapat dipengaruhi oleh
“kekuatan tarikan” dalam skala mikro dan skala makro dalam koridor.

•  dalam skala mikro koridor tergantung pada keberadaan kekuatan tarikan yang menggerakkan orang
dari satu VVk ke VVk lain dalam koridor.
-  Tanpa adanya interaksi ini maka Vdak ada yang dikatakan sebagai koridor.
-  Semakin besar tarikan yang bekerja di dalam koridor maka dapat dikatakan koridor tersebut
semakin sukses.

•  dalam skala makro, koridor tergantung pada keberadaan tata guna lahan dalam koridor, yang akan
memasVkan bahwa terdapat magnet akVvitas dalam kawasan yang lebih luas.
-  Tata guna lahan ini diatur untuk menciptakan kekuatan pergerakan yang mendorong baik
pengguna kendaraan pribadi maupun kendaraan angkutan barang melalui jalur-jalur feeder
menuju koridor.
-  Semakin besar tarikan yang bekerja dalam koridor untuk kawasan yang lebih luas makan dapat
dikatakan koridor tersebut semakin sukses.
9
Komponen Koridor
•  Kekuatan tarikan untuk pergerakan dari VVk akVvitas LAHAN YANG BERBATASAN LANGSUNG DENGAN SPINE
atau nodes tersebut memiliki sejumlah komponen
dalam koridor terhubung oleh spines atau tulang
punggung jalan utama.
-  dua nodes luar atau outer nodes pada batas
koridor
-  nodes dalam atau inner nodes di antara dua outer NODE LUAR NODE LUAR
(OUTER NODES) (OUTER NODES)
nodes
-  lahan yang berbatasan langsung dengan spines
yang menghubungkan nodes
-  lahan di antara inner dan outer nodes yang tidak
berbatasan langsung dengan spines
NODE DALAM (INNER NODES)
•  SeVap komponen dalam koridor berVndak dalam saat tertentu LAHAN ANTARA INNER DAN OUTER NODES YANG TIDAK BERBATASAN
baik sebagai “penarik” (a9ractor) maupun “pengirim” (sender) LANGSUNG DENGAN SPINE
untuk pergerakan orang dan barang, dan sebaliknya.
•  Kunci bagi investasi pengembangan kawasan pada masing-
masing nodes adalah bagaimana untuk menciptakan Komponen generik koridor (sumber: Marian, 2001)
sesuatu yang atrakVf bagi “penarik”.
•  Akan diperlukan suatu perencanaan pembangunan atau
pengembangan kawasan, termasuk Vnjuan lebih luas atas
lahan akVvitas di wilayah non koridor yang dapat juga
dijadikan kawasan pengembangan dengan menambahkan
feeder ke dalam koridor (skala makro).

10
Definisi Koridor

•  The TransportaVon Research Board (1999):

“Broadly defined, a corridor generally refers to a geographic area that accommodates travel or poten5al travel. Normally, a
corridor is considered to be a ‘travel shed,’ an area where trips tend to cluster in a general linear pa9ern, with feeder routes
linking to trunk lines that carry longer distance trips in a metropolitan area.”

•  Texas Department of TransportaVon:

“A corridor is defined as a long, narrow passageway. While we tend to think of corridors in associa5on with building, the
corridor concept applies to highways as well. The concept is useful because it prompts the designer to consider the linear
nature of the roadway as a movement in space and 5me.”

•  Andersen & Burne9 (1998) dalam Marian (2001):

“... a linear strip of land or area, connec5ng large ac5vity nodes, traversing urban or inter-urban areas, surrounding a major
transport facility or facili5es providing an appropriate regional level of mobility and accessibility to adjacent areas, and containing
a high concentra5on of popula5on and mixed land uses”. Such a corridor will typically “... accommodate major linear transport
routes like heavy and light rail and/or freeways, large shopping concentra5ons etc., social, cultural and spor5ng facili5es as well
as a large amount of residen5al accommoda5on”. A combina5on of so-called “ac5vity spines and streets” assists in the access
func5on of the concept, while the major routes ensure and/or sustain mobility. The ac5vity spines/streets refer to “... major roads
or railway line(s) accommoda5ng mixed land uses and high density development immediately adjacent to the facility”.

11
Definisi Koridor
•  Southwest Washington Regional TransportaVon Council:

Adopsi definisi koridor atas studi koridor yang dilakukan di wilayah Clark County dibagi atas defisini Koridor Regional dan Sub-
Regional sebagai berikut:

-  Regional Corridors are those which emulate a state highway in func5on, appearance and mul5modal use. These corridors tend
to carry regional highway and transit trips, long-haul truck / freight movement, and regional bicycle / pedestrian trips. They
connect two or more non-con5guous urban centers, with at least one inside Clark County, and carry 10,000 or more person-
trips per day (in the Visioning Scenario). A Regional Corridor could connect a Port or other major regional facility to the
regional system. For the purposes of this Study, a regional trip is defined as a trip that has an average length of at least eight
miles.

-  Subregional Corridors are those which emulate a minor or principal arterial in func5on and appearance, with some mul5modal
use. They carry an equivalent amount of regional and subregional trips. Subregional corridors connect to the Regional
Transporta>on System from urban areas within the county and carry a mix of regional / subregional transit and highway
trips. Truck / freight movement is primarily for intermodal facility or commercial center access, and these routes tend to carry
localized and subregional bicycle / pedestrian trips. These could also include facili5es which provide access to and circula5on
within a subarea, and which could parallel and relieve regional corridors.

•  Douma & Kriz (2003)

We define a transporta5on corridor as a geographic area between two points, linking mul5ple centers, and moving people and
freight. This defini5on includes both the transporta5on infrastructure (e.g., the roadbed, rails and sta5ons) and the new and
exis5ng development that surrounds that infrastructure.
12
Definisi Koridor
•  Delaware Valley Regional Planning Commission (2007) menyebutkan definisi koridor dalam konteks perencanaan koridor
sebagai berikut:

“Broadly speaking, transporta5on-related corridor planning is the coordina5on of transporta5on and land use ac5vity
within a linear area, usually along a major transporta5on link, such as a state highway. Corridors can be defined narrowly,
to include only one road and its adjoining land use, or more broadly to include a network of parallel routes and transit
lines”

Integrasi antara transportasi dan tata guna lahan dianggap penQng karena pola tata guna lahan akan membentuk
transportasi, dan sebaliknya investasi transportasi juga akan membentuk pola tata guna lahan.

•  Dalam pengembangan trans-European transport netwok (TEN-T), komisi Mobility and Transport European Commission
menyebutkan fungsi koridor yang lebih luas melipuV seluruh moda transport, sebagai berikut:

“Therefore, in line with the structure of the core network, corridors include all transport modes – railway lines for
passengers and freight, roads, inland waterways, ports, airports and rail-road terminals.“

•  U.S. Departement of TransportaVon pada tahun 2006 mengembangkan inisiaVf Integrated Corridor Management (ICM) yang
mengelola koridor transportasi sebagai

13
Integrated Corridor Management (ICM).
Lebih jauh lagi dalam pengembangan highway dan
konsep koridor, U.S. Departement of TransportaVon
pada tahun 2006 mengembangkan inisiaVf
Integrated Corridor Management (ICM).

ICM mengelola koridor transportasi sebagai sistem
mulV moda jaringan transportasi. Integrasi operasi
beberapa jaringan transportasi dalam satu koridor
dianggap sebagai solusi bagi masalah kemacetan
(congesVon) serta memaksimalkan efekVvitas
operasi dan miVgasi atas kecelakaan yang
mempengaruhi pergerakan orang dan barang dalam
koridor.

“Integrated Corridor Management is the


opera5onal coordina5on of mul5ple
transporta5on networks and cross- network
connec5ons comprising a corridor and the
ins5tu5onal coordina5on of those agencies
and en55es responsible for corridor mobility.” Gambar 2. Layanan kereta ringan Dallas Area Rapid Transit
(DART), layanan paratransit khusus untuk warga manula dan

difable, serta jalur kendaraan padat saling berdampingan pada
highway koridor U.S. 75 di Dallas (sumber: Cronin et.al, 2010)

14
Industri Pertumbuhan Nilai Pertumbuhan Pertumbuhan
•  Indiana Toll Road Economic Development Tambah Produksi, Upah Lapangan
Corridor Study pada tahun 2011 memberikan Investasi Modal dan Pekerjaan
Pendapatan Pajak
suatu analisis pengembangan ekonomi pada
Agrikultur ✔
koridor transportasi.
Pertambangan ✔

Sejumlah diversifikasi bisnis dapat dikembangkan Manufaktur


pada sub-koridor regional. Program
Durable ✔
pembangunan jangka panjang yang efekVf Non Durable ✔
terfokus pada bisnis yang menarik dengan Perdagangan
sasaran bagi diversifikasi ekonomi. Diperlukan
Retail ✔
suatu perencanaan strategis untuk menyeleksi Wholesale ✔ ✔
target industri sepanjang koridor agar dapat Jasa (bisnis dan personal) ✔ ✔
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kesehatan ✔ ✔

Upaya pengembangan akan melihat pada kondisi Pemerintahan (non-edukasi) ✔

mix of economic acVviVes, supply chain linkages, Transportasi, Komunikasi ✔ ✔


kekuatan dan kelemahan human capital, sebaran dan UVlitas Publik

bisnis dan jaringan pendukungnya, dan pengaruh Edukasi (publik dan privat) ✔
peraturan serta kebijakan lokal. Finansial, Asuransi, dan Real ✔
Tabel 1. Pemetaan Diversifikasi Pengembangan Kawasan dan Properti (Sumber: Estate
Indiana Toll Road Economic Development Corridor Study, 2011)
Pariwisata ✔

15
Toll Corridor Development (TCD) vs Transit-Oriented Development
TCD TOD

Definisi Kajian ini kemudian menempatkan corridor development sebagai Definisi umum TOD adalah pembangunan yang terkonsentrasi di sekitar dan
suatu konsep pembangunan terencana yang bertumpu pada berorientasi pada stasiun transit dalam rangka meningkatkan pemakaian
pengembangan jalan raya. Konsep perencanaan dapat menjadi transportasi publik.
acuan dalam pengendalian aspek spasial atau tata ruang. (Calthorpe, 1993; Cervero, 1998; Dimmar & Ohlan, 2004, TCRP Report, 2007).
Konsep koridor merupakan suatu kerangka konseptual dalam
melihat hubungan yang terarVkulasi dengan jelas antara tata guna
lahan, akVvitas ekonomi dan tranportasi (Marrian, 2001).
Orientasi Berorientasi pada jalan raya, khususnya jalan regional (dalam Berorientasi pada sistem transit (transportasi publik); mis: LRT, MRT, Kereta Api
konteks koridor); mis: jalan tol Komuter, HSR, BRT (Bus Rapid Transit), Monorel, dll.
Konsep pembangunan AkVvitas pembangunan dalam koridor dapat berupa pengembangan Merupakan kawasan dengan ragam fungsi (mixed use); seperV residensial, retail,
kawasan residenVal, industri, perdagangan, fasilitas kultur atau olah kantor, ruang terbuka publik, dan sarana umum, dalam lingkungan jangkauan jarak
raga, dsb. dengan aksesibilitas yang baik. •  0-400m (kawasan inV)
Skala pembangunan dapat dikembangkan menjadi kawasan besar •  400-800m (kawasan sub-inV)
seperV kota mandiri atau kota satelit.
•  800-1500 m (kawasan penunjang)
Advantage/Benefit Pengembangan infrastruktur jalan dapat memberi dampak besar TOD dianggap sebagai salah satu bentuk sustainable transporta5on system karena
pada pembangunan, khususnya pengembangan wilayah (regional secara ekonomi, sosial maupun lingkungan atau ekologis menunjukkan indikasi
development). Secara historis Vdak dapat dipungkiri bahwa sarana posiVf seperV antara lain efisiensi biaya mobilitas, peningkatan pemasukan dari
transportasi seperV jalan raya bebas hambatan (highway atau properV, peningkatan kesehatan akibat penurunan Vngkat polusi dan resiko
freeway) yang membuka perbatasan (fronVer) dan menghubungkan kecelakaan lalu lintas, perbaikan mobilitas bagi non-pengendara, serta penurunan
satu wilayah dengan wilayah lainnya memberi efek besar bagi konsumsi energi dan dampak lingkungan yang buruk (Litmann, 2006, Toth-Szabo,
pembangunan ekonomi (Eagle & Stephanedes, 1987). 2011).
Hubungan antara jalan raya dan pertumbuhan ekonomi regional Terdapat benefit berupa pendapatan finansial yang Vnggi dari pengembangan
berkaitan erat dengan aspek tata ruang (spasial) dan ekonomi properV di kawasan stasiun sistem transit, pasar real-estate yang sehat, dan bonus
dengan dimungkinkannya terjadinya tautan industri (industrial ridership, keVka secara strategis perencanaan dan rancangan koridor ditempatkan
linkages) yang bertumpu pada struktur transportasi (Rephan & pada Vngkat regional.
Isserman, 1994). 16
•  Planning & Design

TOD Support Area

TOD TOD Area

TOD core
Merupakan kawasan dengan (staQon)
ragam fungsi; pemukiman, retail, 400 m
kantor, ruang terbuka publik, dan
sarana umum dalam lingkungan
jangkauan jarak 800 m
•  0-400m (kawasan inV)
•  400-800m (kawasan sub-inV)
•  800-1500 m (kawasan
penunjang)
18

TOD = Rail + Property (Cervero, 1987).

Prinsip TOD
Five Ds TOD -
Density
Diversity
Design
Des5na5on Accesibility Union Square, TOD Kowloon StaVon, Hong Kong
Distance to Transit

(Cervero, 2007)

TOD sebagai serangkaian nodes pada koridor (Cervero,


1998). Sha Tin Town Centre, TOD Sha Tin, Hong Kong
TCD
Buford Highway Corridor Development Plan
Georgia , USA
Year: 2010

19
TCD PROJECTS: KORIDOR 1
TCD Pangkalan, Karawang

Jasa Marga Toll Corridor Development | Sharing Session, 24 Mei 2017


20
Profil Kawasan TCD Pangkalan Dokumentasi Survey Lapangan Kawasan Pangkalan (Zona 5)

(Ruas Jalan Tol Jakarta – Cikampek Selatan)


Lokasi Zona TCD Pangkalan

21
Kawasan Sekitar Rencana TCD Potensi Pengembangan TCD

Kawasan Industri GIIC (Greenland InternaQonal Industrial Center) •  AlternaVf pengembangan: Kawasan industri
PT MITSUBISHI MOTORS KRAMA YUDHA INDONESIA Kelebihan: Berada di Kawasan Industri
PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR •  Simpang Susun Tol Jakarta-Cikampek, Cikampek Selatan, dan
PT HITACHI AUTOMOTIVE SISTEMS INDONESIA Purbaleunyi
PT FUTABA INDUSTRIAL INDONESIA •  Lahan ini memiliki lokasi yang sangat baik, berada di sebelah
PT MATSUO PRECISION INDONESIA rencana TOD stasiun High Speed Railway Karawang dan dekat
Luas Lahan : rencana Trase Jalan Tol Ruas Jakarta Cikampek Selatan yang
Zona1 400 Ha Zona2 200 Ha berpotensi menyediakan fasilitas area perindustrian.
Harga Lahan : Rp. 2.300.000 m² •  Rata-rata harga tanah di Pangkalan, Karawang: Rp 200.000/m²
– Rp 800.000/m²
PT Inoac Polytechno Indonesia •  PT Jasamarga ProperV telah membuat kajian bisnis
San Diego Hills Memorial Park pengembangan kawasan industri tersebut dan telah
dimasukkan ke dalam RKAP Tahun 2017 dengan rencana
Kawasan Industri Mitra (KIM) Karawang pembebasan lahan seluas 60 Ha (harga Rp 300.000/m2)
PT. KARYA INDOMAS ELOK
PT. MITRA METAL PERKASA
PT. ASAMA INDONESIA MANUFACTURING INDONESIA
PT. INDONESIA SARANA STEEK CENTER
PT. DUNIA EXPRES TRASINDO
Luas Lahan :130 Ha, 170 Ha, 200 Ha
Harga tanah : Rp. 2.100.000/m²

22
Pre Visioning TCD Pangkalan

Kawasan pada Lokasi Pangkalan, Kabupaten Kawarang melipuV lahan Fungsi kawasan yang diusulkan adalah sebagai berikut:
survey seluas kurang lebih 2.000 Ha. Lokasi ini termasuk pada kawasan
A.  Tech Park Campus (Next Gen); kawasan Research &
permukiman dan industri pada kondisi lahan yang cukup datar dan
Development industri high tech.
kawasan sekitar cukup padat terbangun oleh fungsi industri dan
kompleks real estate. B.  Built to Suit SMART Manufacture Industries (Next Gen)

Lahan yang telah dimiliki oleh PT Jasa Marga, Tbk seluas 60 Ha C.  SMART Tech Park SupporVng faciliVes; berupa fasilitas
berbatasan dengan lahan milik PT KCIC di sisi utara yang akan menjadi perkantoran, exhibiVon center, yang dapat mendukung
kawasan TOD (Transit Oriented Development) yang menjadi salah satu kegiatan transaksi atau commerce.
stasiun transit untuk pengguna kereta api cepat antara kota Jakarta dan
D.  Medium Density ResidenVal; berupa apartemen, row town
Bandung. Dalam pra konsep masterplan yang tertuang dalam sketsa
house, dan landed house.
zonasi di bawah lahan TOD tersebut termasuk dalam usulan
perencanaan. E.  Mixed Use Medium Density ResidenVal + Neighbourhood
Retail; berupa area komersial, hotel, dan fasilitas F&B. Dapat
Dengan adanya perencanaan trase tol Cikampek Selatan maka dikembangkan fasilitas concept outlet mall center (contoh:
disarankan agar dilakukan pengembangan lahan ke arah selatan, yang Ingolstadt Village, Munich, Wertheim Village, Frankfurt dan
belum terbangun dan diasumsikan bahwa harga lahan masih terjangkau Maasmechelen Village, Cologne) dengan produk jual berupa
untuk pengembangan kawasan dan land banking. Sedangkan kawasan barang branded off-season (bukan barang defect).
60 Ha karena ukuran lahan kurang opVmum untuk pengembangan
kawasan industri dapat diperuntukan untuk kawasan perumahan F.  – sama dengan E –
dengan kepadatan menengah, yang akan dapat menjadi pendukung
G.  Retail Village and Park & Ride FaciliVes; area komersial
kebutuhan perumahan bagi kawasan industri high tech serta kawasan
industri sekitar yang telah terbangun. intensitas rendah dengan pedestrian dan fasilitas parkir bagi
komuter.
H.  Commercial Office; kantor sewa atau jual.
Thema5c Concept: Technology Park
Tech Park atau Science and Technology Park yang dapat dikembangkan
berupa suatu kawasan yang didesain untuk mendukung inovasi. Kawasan
ini mendukung pengembangan industri universitas dan kolaborasi dengan
pemerintah dengan tujuan untuk peningkatan pengetahuan dan
pembangunan teknologi dan ekonomi. Sektor ini melipuV pengembangan
manufaktur elektronik, komputer, piranV lunak atau produk yang
berkaitan dengan teknologi informasi.
Contoh beberapa kawasan yang sudah berkembang adalah di Bangalore
dan Chennai di India, Shanghai, Hong Kong, , Cyberjaya Malaysia, Laguna
Filipina, Thailand Science Park di bagian Utara kota Bangkok, Hanoi, Ho Chi
Minh City dan Danang di Vietnam, dan beberapa negara Asia lainnya. Tech
Parks merupakan suatu model kawasan industri untuk mengkapitalisasi
pengetahuan, yang merupakan suatu instrumen efekVf dalam mentransfer
teknologi dan kreasi, serta dapat menarik bagi perusahan-perusahaan
dengan pertambahan nilai yang Vnggi. Baik untuk perusahaan besar Contoh Masterplan RGA Tech Park Bangalore: IT Park and SEZ
The proposed development is coming up on Sarjapur Main Road, The project is being
maupun kecil menengah.
developed on a land parcel of 18 Acres, the project has a potenVal development size
of 2.1 Million Sq _ of GRADE A office space. Sarjapur Main road is desVned to be the
Dengan adanya infrastruktur transportasi kereta api cepat dan jalan tol di
new micro market in Bangalore with close proximity to the Outer Ring Road (IT Hub
utara dan selatan kawasan maka profil kawasan dapat ditujukan untuk of Bangalore) and is well connected to other parts of the city . The locaVon is well
kelas menengah atas, dengan pencapaian yang sangat baik, baik dari connected by public transport.
Jakarta maupun Bandung. Khususnya bagi internaVonal users yang akan
datang dari Bandara Internasional Soekarno-Hama. Terminologi parks
Komposisi fungsi pada kawasan TCD Pangkalan terbagi atas:
dapat diarVkan sebagai mul5ple uses; baik untuk fasilitas bekerja maupun
rekreasi. •  Fungsi kawasan industri/tech park sebesar 60%
•  Fungsi retail komersial dan perkantoran sebesar 30%
•  Fungsi residenVal sebesar 10%
TCD PANGKALAN TECH PARK

Komposisi
•  Industrial/tech park 60%
•  Retail komersial 30 %
•  ResidenVal 10%
TERIMA KASIH

26

You might also like