You are on page 1of 12

JURNAL HUTAN LESTARI (2019)

Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) PENGHASIL


KERAJINAN TANGAN ANYAMAN OLEH MASYARAKAT DESA
PANGKALAN BUTON KECAMATAN SUKADANA
KABUPATEN KAYONG UTARA

(The Utilization of non wood forest products (HHBK) produced woven by commuities at
Pangkalan Village Boton Sub-District Sukadana Kayong Utara District)

Dahyanti, Gusti Hardiansyah, dan Lolyta sisillia


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Imam Bonjol Pontianak. 78124
Email: dahyantimahira@gmail.com

Abstract
Utilization of non-wood products for woven crafts isone of the pottentials in Pangkalan Buton
Village, Sukadana Subdistrict, North Kayong Regency and becomes a raw material in making
woven crafts. The research aims to obtain types of non-wood forest products for woven
handicrafts and to describe the types of woven handicraft products by the people of Pangkalan
Buton Village, Sukadana District. Research using descriptive qualitative methods. Data
Collection is done by intetview, observation, and documentation. The results showed that there
are 6 types of plants that are used by the community for woven crafts, namely bamboo rope
(Gigantochloa apus), coconut (Cocos nucifera), nipah (Nypa fruticans), pandanus thorn
(Pandanus tectoris) recam (Distranopteris linearis) and rattan candles (Calamus javensis).
These types of planys are used as raw materials for woven crafts. Bamboo Reeds are into
baskets and mistaken products. Coconut leaves are made into rattan products. Nipah leaf is
made intoa woven roofing product. Pandan thom leaves are made into woven products for table
mats, wallets, bags, pencil cases, tissues and mats. Resam rod is made into woven ring and
bracelet products. Rattan rods are made into woven basket and cupboard products.
Keybord: Non wood forest product, Types of plants, Woven crafts product, Utilization.

PENDAHULUAN
Menurut UU Kehutanan Nomor 41 HHBK menjadi salah satu peluang yang
tahun 1999, disebutkan bahwa hasil tepat untuk dikembangkan dan hal itu
hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil tentu saja dapat mengurangi tingkat
hutan hayati maupun non hayati. HHBK ketergantungan masyarakat terhadap
adalah hasil hutan hayati baik nabati hasil hutan kayu. Menurut penelitian
maupun hewani beserta produk turunan Njuramana dan Butarbutar (2008),
dan budidayanya kecuali kayu yang masyarakat di Timor Barat
berasal dari hutan (Permenhut memanfaatakan kemiri, asam, madu,
35/Menhut-II/2007. Pemanfaatan seedlak, kulit kayu manis, minyak kayu
HHBK di Indonesia sudah sejak lama putih, minyak gaharu, dan minyak
dilakukan oleh penduduk di sekitar cendana. Simanjuntak et al. (2017)
hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup menyatakan masyarakat di Dusun Parit
sehari-hari. Oleh karena itu, HHBK Pangeran Desa Tanjung Saleh
tidak dapat diabaikan begitu saja karena Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten

1512
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

Kubu Raya memanfaatakan hasil hutan, dimanfaatkan pengrajin Desa Pangkalan


kepiting dan tumbuhan mangrove dari Buton. Oleh karena itu, perlu adanya
hutan mangrove yang berada di sekitar penelitian lebih lanjut untuk
desa. Menurut penelitian Christien dkk mendapatkan informasi terhadap
(2013) ada 20 produk HHBK yang pemanfaatan HHBK kerajinan tangan
dimanfaatkan masyarakat disekitar anyaman bagi masyarakat di Desa
hutan Desa Minanga III di Kabupaten Pangkalan Buton Kecamatan Sukadana
Minahasa Tenggara. Kabupaten Kayong Utara.
Pemanfaatan HHBK di Provinsi METODE PENELITIAN
Kalimantan Barat oleh masyarakat Penelitian ini dilakukan di Desa
disekitar hutan digunakan untuk Pangkalan Buton Kecamatan Sukadana
kebutuhan hidup sehari-hari. Pada Kabupaten Kayong Utara. Waktu
umumnya masyarakat Desa Pangkalan penelitian dilaksanakan selama ± 4
Buton sebagian besar penduduknya (empat) minggu dimulai
masih memenuhi kebutuhan hidup pada tanggal 1 Juni sampai 1 Juli 2019.
mereka dengan menjual hasil anyaman Objek penelitian ini adalah masyarakat
yang terbuat dari bambu tali, kelapa, yang memanfaatkan HHBK untuk
nipah, pandan duri, resam, dan rotan kerajinan tangan anyaman di Desa
lilin. Contoh produk-produk kerajinan Pangkalan Buton Kecamatan Sukadana
anyaman yang ada di Desa Pangkalan Kabupaten Kayong Utara. Penelitian ini
Buton adalah bakul, nyiru, sarang menggunakan metode survey. Pemilihan
ketupat, atap rumah, alas meja, dompet, responden menggunakan teknik
tas, tempat pensil, tempat tissu, tikar, Purposive sampling yaitu semua
cincin, gelang, keranjang, dan lemari. masyarakat pengrajin dijadikan
Kajian mengenai pemanfaatan HHBK responen sebanyak 93 pengrajin
untuk kerajinan tangan anyaman oleh kerajinan tangan anyaman. Teknik
masyarakat di Desa Pangkalan Buton, pengambilan data melalui wawancara
Kecamatan Sukadana, Kabupaten dengan dibantu daftar pertanyaan.
Kayong Utara belum banyak Analisis data dalam penelitian ini
mendapatkan perhatian yang lebih adalah analisis deskriptif yang
serius dan hingga saat ini belum ada digunakan untuk memperoleh jenis-
data informasi tentang jenis-jenis jenis HHBK untuk kerajinan tangan
HHBK untuk kerajinan tangan anyaman dan mendeskripsikan jenis-
anyaman, pemanfaatan, dan pengolahan jenis produk kerajinan tangan anyaman
oleh masyarakat Desa Pangkalan Buton berdasarkan hasil wawancara,
tersebut. Tujuan penelitian ini adalah observasi, dan dokumentasi yang
memperoleh jenis-jenis HHBK dilakukan terhadap responden.
kerajinan tangan anyaman, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
mendeskripsikan jenis-jenis produk
kerajinan tangan anyaman yang

1513
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

A. Jenis-jenis Hasil Hutan Bukan ketupat, atap rumah, alas meja, dompet,
Kayu Penghasil Kerajinan Tangan tas, tempat pensil, tempat tissu, tikar,
Anyaman cincin, gelang, keranjang dan lemari.
Pemanfaatan HHBK untuk Hasil wawancara mengenai
kerajinan tangan anyaman yaitu bambu pemanfaatan dari HHBK untuk
tali, kelapa, nipah, pandan duri, resam, kerajinan tangan anyaman kepada
dan rotan lilin. Adapun produk yang masyarakat Desa Pangkalan Buton
dihasilkan seperti bakul, nyiru, sarang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis Hasil Hutan Bukan Kayu untuk Kerajinan Tangan Anyaman (Types
of Non Wood Forest Product for Woven Crafts)
Bagian
Buku Jenis
No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili yang
Identifikasi Anyaman
digunakan
1. Bambu tali Nyiru Gigantochloa apus (Andri Thomas) Poaceae Batang Bakul
Sarang
2. Kelapa Cocos nucifera (Andri Thomas) Areacaceae Daun
Ketupat
3. Nipah Nypa fruticans (Andri Thomas) Areacaceae Daun Atap rumah
Alas meja,
Dompet, Tas,
Tempat
4. Pandan duri Pandanus tectoris (Andri Thomas) Panddanacea Daun
Pensil,
Tempat Tisu,
Tikar
Distranopteris Cincin,
5. Resam (Andri Thomas) Gleicheniaceae Batang
linearis Gelang
(Andri Thomas) Batang Keranjang,
6. Rotan lilin Calamus javensis Areacaceae
Lemari

Pembuatan kerajinan tangan dengan sebuah penutup. Bakul


anyaman oleh masyarakat Desa berbentuk bulat dengan panjang 28 cm,
Pangkalan Buton tergantung kebutuhan lebar 25 cm, dan punya gagang dan
atau bersifat insidentil dan tergantung biasanya digunakan sebagai tempat
pemesanan. Hasil kerajinan yang dibuat beras. Pemanfaatan bambu sebagai
sebagian untuk pemakaian pribadi bahan baku bakul ini dilakukan oleh
sebagian juga untuk diproduksi namun masyarakat dengan aktivitas
produk yang dijual tidak secara besar- perdagangan bakul yang terbuat dari
besaran. batang bambu di lokasi penelitian Desa
B. Produk Kerajinan Anyaman Pangkalan Buton telah banyak
Bambu Tali ditemukan. Harga jual beli bakul yang
1. Bakul terbuat dari bambu, sekisaran Rp
Bakul merupakan sebuah wadah 10.000-15.000 yang berukuran kecil
yang biasanya dibuat dari serat-serat sampai sedang. Masyarakat Desa
tanaman yang dianyam. Pada bagian Pangakalan Buton mengolah bakul jika
atasnya bisa terbuka atau ditutup ada pemesanan, lama pembuatan bakul

1514
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

sekitar 3-4 hari untuk satu bakul dari kecil, sedang, dan besar. Di Desa
proses pengambilan bahan sampai Pangkalan Buton masih memproduksi
proses akhir penganyaman. alat dapur ini terutama bagi masyarakat
2. Nyiru yang pekerjaannya sebagai petani
Nyiru atau tampi beras yang biasanya masyarakat menggunakan
biasanya di sebut masyarakat Desa tampi beras untuk membersihkan beras
Pangkalan Buton ini yaitu alat dapur yang masih bercampur dengan kotoran,
tradisonal yang terbuat dari anyaman atau dedak ataupun berupa kerikil,
bambu tali. Bentuk bundar dengan kemudian masyarakat menjual beras
diameter antara 36 hingga 70 cm. Pada yang sudah bersih tersebut. Sampai saat
bagian tepi diberi lapisan irisan bambu ini, tampi masih banyak dijumpai di
melingkar atau di daerah Kayong Utara masyarakat termasuk di daerah Kayong
dikenal dengan nama ganggang, lebar Utara tepatnya di Desa Pangkalan
dari ganggang sekitar 3-5 cm, mungkin Buton, lama pembuatan nyiru dari
nama nyiru atau tampi di masyarakat bambu ini kurang lebih 7 hari dari
lain mempunyai istilah yang berbeda. proses pengambilan bahan, pemotongan
Tampi atau nyiru dikatakan tradisional, dan pembelahan buluh bambu,
karena dibuat secara manual, penjemuran buluh bambu dan proses
menggunakan keterampilan tangan penganyaman. Produk-produk kerajinan
tanpa bantuan mesin. Harga alat dapur anyaman bambu sebagai bahan
ini relatif murah sekitar Rp. 15.000 – anyaman bakul dan nyiru dapat terlihat
35.000 tergantung besar kecilnya pada Gambar 1.
ukuran tampi. Ada yang berukuran

a. Anyaman Bakul b. Anyaman Nyiru

Gambar 1. Produk Anyaman Bambu Tali di Desa Pangkalan Buton (Bamboo


Woven Crafts Products in Pangkalan Buton Village)
Pengambilan bahan baku untuk nenek moyang kemudian bakul dan nyiru
kerajinan anyaman bambu tidak jauh dari juga merupakan salah satu harganya
rumah. Pemanfaatan Bambu sebagai terjangkau dan dengan ketahanan bambu
bahan kerajinan anyaman bakul dan nyiru tali ini bisa mencapai 3-5. Hal ini
ini banyak dimanfaatkan masyarakat Desa didukung dengan hasil penelitian Linda
Pangkalan Buton dikarenakan menganyam (2017).
ini sudah menjadi turun temurun dari

1515
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

kerajianan tangan anyaman. Pemanfaatan


C. Produk Kerajinan Anyaman Kelapa daun kelapa untuk kerajinan tangan
Pemanfaatan kelapa oleh Masyarakat dimanfaatkan saat hari raya dan acara
Desa Pangkalan Buton yaitu berbentuk selamatan lainnya, untuk jenis produk
anyaman yang menggunakan daun kelapa yang dihasilkan belum banyak padahal
yang masih muda. Bentuk ketupat persegi jika dimanfaatkan mempunyai nilai jual
panjang yang dinamakan dengan ketupat serta menambah penghasilan masyarakat
pasar. Menganyam ketupat sudah menjadi sekitar
tradisi masyarakat Desa Pangkalan Buton. D. Produk Kerajinan Anyaman Nipah
Ketupat merupakan menu khas lebaran ala Pemanfaatan nipah oleh Masyarakat
melayu di Kabupaten Kayong Utara. Desa Pangkalan Buton dalam bentuk
Menu ini setiap tahun mudah ditemui di anyaman yang terbuat dari daun nipah.
rumah-rumah warga Melayu Kayong Pemanfaatan daun nipah ini berupa produk
Utara, baik saat idul fitri maupun idul anyaman atap rumah. Pengambilan dan
adha. Terkadang juga menjadi tradisi pula pembuatan atap daun nipah di Desa
pada acara syukuran ataupun selamatan Pangkalan Buton yaitu sesuai pesanan
tertentu dan ada juga untuk kepentingan konsumen, dan pengambilan daun nipah
bisnis. Pemanfaatan daun kelapa sebagai menggunakan karung 50 kg, dalam 1
bahan baku untuk membuat ketupat ini karung mendapatkan 10-13 keping atap.
dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga yang Pemanfaatan daun nipah sebagai atap
kemudian mereka jual dengan masyarakat rumah ini banyak dimanfaatkan
yang telah memasan. Harga jual beli masyarakat Desa Pangkalan Buton
anyaman ketupat yang terbuat dari daun dikarenakan harganya terjangkau dan
kelapa, sekisaran Rp 500-1.000 untuk satu dengan ketahanan nipah bisa mencapai 3-5
ketupat dengan panjang dan lebar 6-8 cm tahun ketahanan atap ini sebagai bahan
tergantung panjang daun kelapa. baku bangunan. Menurut penelitian
Pengolahan atau cara pembuatan Hendri (2009) menyatakan bahwa kategori
sarang ketupat dari daun kelapa ini juga yang digunakan masyarakat untuk
sama dengan hasil penelitian yang pengrajin anyaman atap rumah dengan
dilakukan oleh Santi, dkk (2015) cara daun bertahan 3 sampai 5 tahun. Atap dari
pembuatannya dengan cara dilitkan yang daun nipah sangat baik untuk melindungi
dilakukan di Desa Batu Buil Kecamatan rumah dari cuaca panas dan daun nipah
Belimbing Kabupaten Melawi. Pohon baik untuk kebutuhan bahan bangunan
kelapa sendiri banyak dimanfaatkan seperti atap sebgagai genteng dan dinding
masyarakat Desa Pangkalan buton antara bangunan. Hal ini di dukung dengan
lain buah kelapa untuk dikonsumsi, penelitian Arta, dkk (2015).
mayang nipah untuk pengobatan, namun Pengolahan atau cara pembuatan atap
yang berpotensi dan yang umum daun nipah ini juga sama dengan hasil
dimanfaatkan masyarakat yaitu daun penelitian yang dilakukan oleh Suparto
kelapa dapat dimanfaatkan sebagai (2019). Di Dusun Suka Maju Desa Sungai

1516
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

Sepeti Kecamatan Seponti Kabupaten terbuat dari pandan, sekisaran Rp 15.000-


Kayong Utara, dengan pembuatan atap 30.000 tergantung motif dari dompet jika
daun nipah disusun kemudian di jahit. motifnya lebih rumit maka harga jual lebih
Atap yang sudah jadi akan dijual sesuai mahal dengan panjang ukuran 18 cm,
pesanan dengan harga jual yaitu Rp 2.500- lebar 11 cm. Masyarakat Desa Pangakalan
3.000 /keping. Pohon nipah sendiri dari Buton membuat dompet ini jika ada
daun dapat dimanfaatkan sebagai pemesanan, lama pembuatan dompet dari
kerajinan tangan untuk saat ini di Desa pandan duri kurang lebih 3-5 hari.
Pangkalan Buton sendiri itu kurang 3. Tas
dimanfaatkan masyarakat sekitar, padahal Jenis pandan yang digunakan untuk
jika dimanfaatkan mempunyai nilai jual tas yaitu jenis pandan duri. Bentuk tas segi
serta menambah penghasilan empat, dipakai untuk menaruh,
masyarakatsekitar, serta kuranya menyimpan, dan membawa sesuatu.
dukungan dalam pengolahan. Pemanfaatan pandan sebagai bahan baku
E. Produk Kerajinan Anyaman tas ini sudah sejak dulu digunakan
Pandan. masyarakat Desa Pangkalan Buton namun
1. Alas meja seiring berjalannya waktu kini
Jenis pandan yang digunakan untuk perkembangannya lebih bervariasi
alas meja yaitu jenis pandan duri. Bentuk sehingga masyarakat lebih menggunakan
alas meja persegi panjang, digunakan tas hasil olahan dari kulit hewan, kain dan
sebagai alas meja makan dan biasanya lain-lain akan tetapi para pengrajin
diletakkan di meja ruang tamu. Harga jual khusunya di Desa Pangkalan Buton tetap
beli alas meja yang terbuat dari pandan, memproduksi hasil produk anyamannya
sekisaran Rp 40.000 yang berukuran kecil dengan menjualnya. Biasanya para
sampai besar dengan panjang ukuran 65 pengrajin memasarkan anyaman tas
cm, lebar 50 cm untuk keranjang ukuran mereka kesalah satu tempat pasar yang
besar panjang 75cm, lebar 60 cm. tidak jauh dari kediaman para pengrajin.
Masyarakat Desa Pangakalan Buton Harga jual beli tas yang terbuat dari
membuat alas meja ini jika ada pandan, sekisaran Rp 50.000-70.000
pemesanan, lama pembuatan alas meja tergatung jenis motif dari tas tas tersebut,
dari pandan duri kurang lebih 2-3 hari. untuk ukuran besar panjang 40 cm, lebar
2. Dompet 35 cm untuk ukuran kecil panjang 30 cm,
Jenis pandan yang digunakan untuk lebar 26 cm. Masyarakat Desa Pangakalan
dompet yaitu jenis pandan duri. Bentuk Buton membuat tas ini jika ada pemesan,
dompet persegi panjang, fungsi sebuah lama pembuatan tas dari pandan duri
dompet adalah untuk menyimpan barang kurang lebih 7-14 hari
yang sangat penting. Pemanfaatan pandan 4. Tempat pensil
sebagai bahan baku dompet ini dilakukan Jenis pandan yang digunakan untuk
oleh masyarakat dengan dengan tempat pensil yaitu jenis pandan duri.
menjualnya. Harga jual dompet yang Bentuk tempat pensil persegi panjang,

1517
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

digunakan untuk meyimpan suatu alat tulis berjalannya waktu kini perkembangannya
sehingga tersimpan dengan rapih. lebih bervariasi sehingga masyarakat lebih
Pemanfaatan pandan sebagai bahan baku menggunakan tempat pensil olahan dari
tempat pensil ini lumayan banyak diminati kayu, plastik dan lain-lain akan tetapi para
terutama bagi anak-anak yang duduk di pengrajin khusunya di Desa Pangkalan
sekolah baik itu SD, SMP, SMA, bahkan Buton tetap memproduksi hasil produk
masyarakat yang berkerja di salah satu anyamannya dengan menjualnya.
kantor dan lain-lain. Masyarakat banyak Biasanya para pengrajin memasarkan
membeli produk hasil anyaman pandan ini anyaman tempat tissu mereka kesalah satu
karena bentuknya yang unik, harganya tempat pasar yang tidak jauh dari
yang murah dan tahan lama. Harga jual kediaman para pengrajin. Harga jual beli
beli dompet yang terbuat dari pandan, tempat tissu yang terbuat dari pandan,
sekisaran Rp 10.000 sampai Rp 25.000 sekisaran Rp 22.000 dengan ukuran
yang berukuran kecil sampai besar dengan panjang 20 cm, lebar 15 cm. Masyarakat
panjang ukuran 19 cm, lebar 9 cm. Desa Pangakalan Buton membuat tempat
Masyarakat Desa Pangakalan Buton tissu ini jika ada pemesan, lama
membuat tempat pensil jika ada pembuatan tas dari pandan duri kurang
pemesanan, lama pembuatan alas meja lebih 2-3 hari.
dari pandan duri kurang lebih 2-3 hari. 6. Tikar
5. Tempat tissu Jenis pandan yang digunakan untuk
Tempat tissu merupakan anyaman tikar yaitu jenis pandan duri. Bentuk tikar
yang biasanya terbuat dari pandan duri. persegi panjang, tikar pandan sejak dulu
Bentuk tissu persegi panjang, digunakan digunakan untuk alas makan, alas duduk
sebagai tempat tissu dan biasanya dalam acara perkawinan, alas untuk jemur
diletakkan di meja makan dan ruang tamu. padi dan alas untuk tidur. Anyaman tikar
Masyarakat Desa Pangakalan Buton masih pandan yang terkenal di Kayong Utara
menggunakan tempat tissu dari anyaman yaitu motif pucuk rebung. Pucung rebung
pandan karena masyarakat berpendapat merupakan salah satu anyaman tikar
bahwa tempat tissu dari anyaman pandan pandan yang sangat populer hingga saat ini
memiliki model yang unik dan tahan lama dalam masyarakat melayu di Tanah
perawatan mudah bahan daun pandan Kayong. Motif ini melambangkan
kesan natural. Jenis pandan yang kehidupan baru yang akan tumbuh dan
digunakan yaitu jenis pandan duri. Bentuk bermanfaat bagi orang lain. Melalui
tempat tissu persegi panjang, dapat dorongan tradisi tersebut beberapa
dijadikan sebagai penyimpan tissu, hiasan kelompok masyarakat masih tetap
rumah, hiasan dinding, hiasan kantor, membuat anyaman pandan hinga saat ini.
hiasan hotel. Pemanfaatan pandan sebagai Hal ini juga didukung oleh sumber bahan
bahan baku tempat tissu ini sudah sejak baku pandan yang masih melimpah di
dulu digunakan masyarakat Desa Kabupaten Kayong Utara. Akan tetapi,
Pangkalan Buton namun seiring tidak bisa dielakan karena perkembangan

1518
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

teknologi, tikar pandan mulai ditinggalkan dengan panjang ukuran 150 cm, lebar 115
oleh masyarakat pada umunnya, sebagai cm, untuk tikar ukuran besar panjang 175
contoh tikar plastik dianggap lebih cm, lebar 132 cm. Masyarakat Desa
diterima pasar dibanding tikar pandan Pangakalan Buton membuat tikar pandan
tentunya karena tikar plastik lebih tahan ini jika ada pemesanan, lama pembuatan
lama dan lebih tahan air dibandingkan tas dari pandan duri kurang lebih 14 hari.
tikar pandan. Namun para pengrajin Menganyam pandan ini membutuhkan
khusunya di Desa Pangkalan Buton masih keterampilan khusus seseorang dalam
memepertahankan budaya dan tradisi ini membuat jaring atau simpul yang
tetap berkarya dan mengembangkan kemudian menyatukan lembar tali pandan
anyaman tikar pandan untuk disesuaikan menjadi rapat dan tersusun dengan baik
dengan situasi pasar saat ini. Pemanfaatan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
pandan sebagai bahan baku tikar ini masih diinginkan. Produk-produk kerajinan
tetap diproduksi oleh masyarakat Desa anyaman pandan yang dihasilkan oleh
Pangkalan Buton. Harga jual beli tikar Masyarakat Desa Pangkalan Buton dapat
yang terbuat dari pandan, sekisaran Rp terlihat pada Gambar 2.
65.000-110.000 yang berukuran sedang

a. Alas meja b. Dompet c. Tas

d. Tempat pensil e. Tempat tissu f. Tikar

Gambar 2. Produk Anyaman Pandan di Desa Pangkalan Buton (Pandan Woven Crafts
Product in Pangkalan Buton Village)
Pengambilan bahan baku untuk bahan yang sudah siap diolah. Pengolahan
anyaman pandan ini cukup jauh dan atau cara pembuatan anyaman daun
biasanya para pengrajin langsung membeli pandan ini juga sama dengan hasil

1519
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

penelitian yang dilakukan oleh Nggadas Pangkalan Buton. Harga jual beli cincin
(2019) dengan proses pengambilan daun dan gelang yang terbuat dari resam, untuk
pandan, pembuangan duri sampai proses anyaman cincin resam sekisaran Rp
penganyaman. Tumbuhan pandan sendiri 10.000 yang berukuran kecil dengan
dari daun dapat dimanfaatkan sebagai diameter 3 cm untuk cincin yang
kerajinan tangan untuk saat ini di Desa berukuran besar sekisaran Rp. 15.000
Pangkalan Buton sendiri masih dengan diameter 5 cm. Sedangkan untuk
dimanfaatkan namun untuk mendapatkan anyaman gelang resam sekisaran Rp.
bahan dasarnya mengalami kesulitan, 15.000 yang berukuran kecil dengan
padahal dari segi pemesanan sampai saat diameter 7 cm, untuk gelang yang
ini masih terus berjalan. berukuran besar sekisaran Rp.30.000
F. Produk Kerajinan Anyaman Resam dengan diameter 10 cm. Produk-produk
Pemanfaatan resam sebagai bahan anyaman resam dapat dilihat pada Gambar
baku cincin dan gelang ini masih tetap 3.
diproduksi oleh masyarakat Desa

a. Cincin resam b. Gelang resam


Gambar 3. Produk Anyaman Resam di Desa Pangkalan Buton (Resam Woven
Crafts Product in Pangkalan Buton Village)

Pada penelitian Hartanto (2015) Cara didekat rumah namun, ada juga yang
pengolahan hampir sama dengan membeli bahan yang sudah siap dianyam,
Masyarakat Desa Pangkalan Buton lama pembuatan gelang resam dari pandan
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong ini yaitu memakan waktu sekitar 1-2 hari
Utara, cara pengolahanya dari proses untuk 1 cincin dan gelang. Meskipun
pengambilan batang, merayut kulit, proses membuatnya tidak begitu lama
menjemur hasil rawutan dan proses tetapi harga jualnya lumayan mahal ini
penganyaman. Masyarakat Desa dikarenakan bentuk atau motif anyaman
Pangakalan Buton membuat aksesoris nya yang lumayan rumit.
resam ini jika ada pemesanan. Untuk G. Produk Kerajinan Anyaman Rotan
pengambilan bahan bakunya para Lilin
pengrajin mengambil bahan yang ada 1. Keranjang

1520
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

Keranjang merupakan anyaman yang digunakan sebagai tempat pakaian. Lemari


terbuat dari rotan lilin. Bentuk anyaman dipermis agar memiliki warna yang
rotan ini oval yang memiliki gagang dan mengkilat. Pemanfaatan rotan sebagai
bisa digunakan sebagai tempat buah. bahan baku lemari ini dilakukan oleh
Keranjang ini memiliki variasi yang di masyarakat dengan aktivitas perdagangan
anyam dengan rotan dan bawahnya terbuat lemari yang terbuat dari batang rotan di
dari triplek. Pemanfaatan rotan sebagai lokasi penelitian Desa Pangkalan Buton
bahan baku keranjang ini dilakukan oleh telah banyak ditemukan. Harga jual beli
masyarakat dengan aktivitas perdagangan lemari yang terbuat dari rotan, sekisaran
keranjang yang terbuat dari batang rotan di Rp 85.000-130.000 satu lemari rotan
lokasi penelitian Desa Pangkalan Buton dengan panjang 125 cm, lebar 65 cm.
telah banyak ditemukan. Harga jual beli Masyarakat Desa Pangakalan Buton
keranjang yang terbuat dari rotan, mengolah lemari sama halnya dengan
sekisaran Rp 35.000-50.000 yang keranjang jika ada pemesanan, lama
berukuran kecil sampai sedang. Untuk pembuatan lemari dari rotan kurang lebih
ukuran besar sekisaran Rp. 50.000- dari 15 hari dari proses pengambilan bahan
70.000 dengan panjang ukuran sedang 50 sampai proses akhir penganyaman.
cm, lebar 45 cm untuk keranjang ukuran Pemanfaatan rotan sebagai bahan
besar panjang 65-55 cm. Masyarakat Desa kerajinan anyaman keranjang dan lemari
Pangakalan Buton mengolah keranjang ini banyak dimanfaatkan masyarakat Desa
jika ada pemesanan, lama pembuatan Pangkalan Buton dikarenakan harganya
keranjang dari rotan kurang lebih 7-14 hari terjangkau dan dengan ketahanan rotan ini
dari proses pengambilan bahan sampai juga bisa mencapai 4-5 tahun ketahanan
proses akhir penganyaman. keranjang dan lemari ini sebagai bahan
2. Lemari baku kerajinan. Hal ini didukung dengan
Lemari merupakan anyaman yang hasil penelitian Simanjuntak (2016).
terbuat dari rotan lilin. Lemari tersebut Produk-produk kerajinan anyaman rotan
berbentuk persegi panjang mempunyai 6 sebagai bahan anyaman keranjang dan
kaki dan 3 tingkat yang biasanya lemari dapat dilihat pada gambar 4.

a. Keranjang dari batang rotan b. Lemari dari batang rotan


Gambar 4. Produk Anyaman Rotan Lilin di Desa Pangkalan Buton (Rattan Candle
Woven Crafts Product in Pangkalan Buton Village)

1521
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

Pengambilan bahan baku untuk dimanfaatkan untuk tumbuhan pangan,


anyaman rotan ini tidak jauh dari rumah. obat-obatan, dan zat warna dari tumbuhan
Pada penelitian Simanjuntak (2016) yang hasil hutan bukan kayu khusunya di Desa
telah dilaksanakan di Desa Sedahan Jaya Pangkalan Buton.
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong DAFTAR PUSTAKA
Utara, cara pengolahan hampir sama Arta, PT, Defri, Y dan M. Mardiansyah.
dengan Masyarakat Desa Pangkalan Buton 2015. Minat Masyarakat Desa
Lubuk Muda Kecamatan Siak Kecil
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong
Kabupaten Bengkalis Terhadap
Utara. Dari awal sampai akhir pengolahan. Pemanfaatan Nira Nipah (Nypa
Namun, untuk produk yang dihasilkan fruticans Wurmb ) Sebagai Bahan
tidak sama dengan penelitian Nggadas Baku Bioetanol Untuk Alternatif
(2019) masyarakat Desa Gunam tumbuhan Bahan Bakar. JOM FAPERTA. Vol.
rotan dimanfaatkan untuk membuat nakin 2 No. 2
dan kursi. Christien N. Kendek, J.S. Tasirin, R. P.
KESIMPULAN Kainde, J. I. Kalangi. 2013.
1. Jenis-jenis hasil hutan bukan kayu Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan
(HHBK) yang dimanfaatkan oleh Kayu oleh Masyarakat Sekitar
Hutan Desa Minanga III Kabupaten
masyarakat Desa Pangakalan Buton
Minahasa Tenggara. Jurnal
untuk kerajinan tangan anyaman Fakultas Pertanian Universitas Sam
sebanyak 6 jenis yaitu tanaman bambu Ratulangi Manado.Vol 3, No.5
tali, kelapa, nipah, pandan, resam, dan (2013), Hal 2
rotan lilin. Linda, F. 2017. Pemanfaatan Rotan dan
2. Jenis-jenis Produk anyaman yang Bambu Yang Bernilai Ekonomis
dihasilkan oleh masyarakat Desa oleh Masyarakat Suku Dayak
Pangkalan Buton sebanyak 14 produk Kanayant di Kecamatan Sengah
yaitu produk anyaman dari bambu lilin Terlina Kabupaten Landak. Jurnal
Protobiant. Vol 6. (3) : 233-239
yaitu bakul, dan nyiru, produk anyaman
kelapa yaitu anyaman ketupat, produk Nggadas, A. 2019. Studi Etnobotani
anyaman nipah yaitu anyaman atap Dayak Ribun dalam Pemanfaatan
Tumbuhan Bernilai Seni di Desa
rumah, produk anyaman pandan duri
Gunam Kecamatan Parindu
yaitu alas meja, dompet, tas, tempat Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan
pensil, tempat tissu, dan tikar, produk Lestari. Vol 7(2):682-696
anyaman resam yaitu cincin dan
Njuramana, G. N. D. dan T. Butarbutar.
gelang, produk anyaman rotan lilin 2008. Prospek Pengembangan Hasil
yaitu keranjang dan lemari. Hutan Bukan Kayu Berbasis
SARAN Agroforestry untuk Peningkatan dan
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Diversifikasi Pendapatan
Masyarakat di Timor Barat. Jurnal
tentang jenis-jenis hasil hutan bukan kayu
Info Hutan. V(1):53-62.
tidak hanya dimanfaatkan sebagai
kerajinan anyaman tetapi bisa Santi, N., Riza, L., Irwan, L. 2015.
Pemanfaatan Tumbuhan Arecaceae

1522
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1512 – 1523

( Palem Paleman) Oleh Masyarakat


Dayak Randu’ Di Desa Batu Buil
Kecamatan Belimbing Kabupaten
Melawi. Jurnal Protobiont. Vol.
4(1) : 128-135
Simanjuntak, N. 2016. Pemanfaatan Rotan
Sebagai Bahan Kerajinan Anyaman
di Desa Sedahan Jaya Kecamatan
Sukadana Kabupaten Kayong Utara.
Jurnal Hutan Lestari. Vol 4(3): 344-
351
Suparto, 2019. Pemanfaatan Nipah (Nypa
frutican Wurmb) Di Dusun Suka
Maju Desa Sungai Sepeti
Kecamatan Seponti Kabupaten
Kayong Utara. Jurnal Hutan
Lestari. Vol. 7 (1) : 229-236.
Thomas, Andri. 2012. Buku Identifikasi
Tumbuhan. Bandung: ALFABETA

1523

You might also like