Professional Documents
Culture Documents
Tapas Acuppresure Technique (Tat) 20 Menit Perhari: Dapat Menurunkan Tingkat Kecemasan Korban Pasca Bencana Banjir
Tapas Acuppresure Technique (Tat) 20 Menit Perhari: Dapat Menurunkan Tingkat Kecemasan Korban Pasca Bencana Banjir
ABSTRAK: Bencana yang sering dialami oleh Kabupaten Bandung adalah Banjir. Banjir
mengakibatkan munculnya masalah kecemasan yang dapat menyebabkan distress
psychologist sehingga memerlukan penanganan yang tepat, salah satu nya dengan
Tapas Acupressure Technique (TAT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek
Tapas Acupressure Technique (TAT) pada tingkat kecemasan korban pasca bencana
banjir. Metode penelitian menggunakan quasi experimental dengan pendekatan Time
Series yang melibatkan 38 korban pasca bencana banjir di Kabupaten Bandung yang
diperoleh dengan tehnik purposive sampling. Subjek penelitian diberikan perlakukan
pemberian TAT dalam 3 hari selama 20 menit perhari. Perbedaan rata-rata tingkat
kecemasan yang dinilai dengan Zung Self Rating Anxiety Scale Instrument, dan
dianalisa menggunakan uji Wilcoxon menjadi dasar penentuan penurunan kecemasan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruh (92,1%) korban pasca bencana banjir
mengalami cemas ringan sebelum dilakukan TAT, sedangkan setelah dilakukan TAT
sebagian besar (55,3%) korban pasca bencana banjir tidak merasakan kecemasan.
Hasil uji perbedaan rata-rata diperoleh ρ-value (0.000) < α (0,05) hal ini menunjukkan
terjadi penurunan tingkat kecemasan pada korban pasca bencana banjir sehingga dapat
disimpulkan bahwa TAT 20 menit sehari dalam 3 hari dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada korban pasca bencana banjir di Kabupaten Bandung. Tapas
269
Doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1798
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 12 No 2 Oktober 2020age
270
Doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1798
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 12 No 2 Oktober 2020age
cuaca yang mendung baik itu di daerah nilai validitas 0,5 dan reabilitas 0,87,
Majalaya ataupun sekitarnya karena jika konten isi instrument ada 20 pernyataan
cuaca buruk dan mengakibatkan hujan meliputi gambaran karakteristik
mereka merasa pasti akan terjadi banjir. kecemasan ditinjau dari sikap pada 5
Masalah ini penting untuk ditangani pertanyaan dan 15 pertanyaan gejala
dan menjadi latar belakang penelitian somatik.15,16
yang bertujuan untuk menganalisis efek Hasil pengukuran 3 kali per hari
Tapas Acupressure Technique (TAT) dalam 3 hari yang diukur setiap kali
pada tingkat kecemasan korban pasca intervensi dilakukan, setiap hari
bencana banjir di Kabupaten Bandung. dilakukan pengukuran tingkat
kecemasan pada sebelum dan sesudah
intervensi TAT selama 20 menit sehari
METODE selama 3 hari, hasil setiap hari akan
Penelitian Quasi experimental, dirata-ratakan nilai kecemasannya.
pendekatan Time Series Design, pada
38 korban pasca bencana banjir berusia Analisis data univariat serta bivariat
26-65 tahun di Kabupaten Bandung dilakukan dalam penelitian ini dimana
sesuai kriteria inklusi yang ditetapkan sebelumnya dilakukan uji normalitas
pada tehnik purposive sampling data Uji Shapiro Wilk pada sampel
Intervensi pemberian Tapas kurang dari 50 orang.
Acuppresure Techique (TAT), dilakukan Hasil uji normalitas untuk pre test
dalam 3 hari pelaksanaan selama 20 sebesar 0,097 yang berarti memiliki nilai
menit/hari, dilakukan 3 kali dalam 1 hari yang normal karena > 0.05 dan uji
dan setiap kegiatan pelaksanaan normalitas didapatkan 0,006 pada hasil
dilakukan pengukuran tingkat post test hal ini menunjukkan bahwa
kecemasan sebelum intervensi dan kurang dari 0,05 yang artinya data tidak
setelah intervensi. Responden diukur berdistribusi normal maka untuk uji
tingkat kecemasan dengan hipotesis menggunakan uji non
menggunakan Zung Self-Rating Anxiety parametris yaitu uji Wilcoxon Match Pair
Scale (ZSAS) instrument yang memiliki Test.
HASIL
Pada tahap awal dilakukan pengukuran diberikan TAT. Pada tabel 1 ditampilkan
distribusi frekuensi tingkat kecemasan distribusi frekuensi tingkat kecemasan
pada korban sebelum diberikan Tapas sebelum dan setelah pemberian Tapas
Acuppresure Technique (TAT) di Acuppresure Technique (TAT) pada
Kabupaten Bandung dan kemudian korban pasca bencana banjir di
dilakukan pengukuran distribusi Kabupaten Bandung
frekuensi tingkat kecemasan setelah
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah Dilakukan
Tapas Acupressure Technique
Pretest Posttest
Tingkat Frequenc Frequenc Percent
kecemasan y Percent y
Tidak Cemas 0 0 21 55,3
Cemas Ringan 35 92,1 17 44,7
Cemas Sedang 3 7,9 0 0
Cemas Berat 0 0 0 0
Total 38 100,0 38 100,0
271
Doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1798
Berdasarkan hasil penelitian yang korban pasca bencana banjir
disampaikan data pada tabel 1 mengalami cemas ringan, sedangkan
didapatkan data bahwa sebelum setelah dilakukan Tapas Acupressure
dilakukan Tapas Acupressure Technique sebagian besar (55,3%)
Technique hampir seluruh (92,1%) korban pasca bencana banjir tidak
cemas.
Dari tabel 2 didapatkan data bahwa nilai Technique adalah 54, Sedangkan
rata-rata tingkat kecemasan korban setelah diberikan intervensi Tapas
bencana banjir sebelum diberikan Acupressure Technique nilai rata-rata
intervensi Tapas Acupressure tingkat kecemasan adalah 43.
Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil uji Dari tabel 1 didapatkan data bahwa
Wilcoxon karena data berdistribusi tidak sebelum dilakukan Tapas Acupressure
normal diperoleh tingkat Significant sig Technique hampir seluruh (92,1%)
(2-tailed): ρ-value (0.000) < nilai α korban pasca bencana mengalami
(0,05). Hasil menunjukkan bahwa Tapas cemas ringan dengan nilai rata-rata: 54
Acupressure Technique 20 menit sehari Penelitian dilakukan setelah
dalam 3 hari dapat menurunkan beberapa bulan kejadian bencana banjir
kecemasan pada korban pasca sehingga dapat mempengaruhi hasil
bencana banjir Di Kabupaten Bandung dari tingkat kecemasan. Cemas ringan
yang dialami oleh korban banjir dapat
PEMBAHASAN disebabkan oleh karena adanya faktor
eksternal yang berupa ancaman
272
Doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1798
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 12 No 2 Oktober 2020age
273
Doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1798
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 12 No 2 Oktober 2020age
Hal ini didukung dengan penelitian takut akan adanya banjir kembali
yang menyebutkan bahwa Tapas menjadi salah satu pemicu munculnya
Acupressure Technique merupakan kecemasan
tehnik yang sederhana dan dapat
dilakukan dengan mudah dan bebas Pada tabel 3 menunjukkan hasil uji
biaya, dengan Tapas Acupressure Wilcoxon karena data berdistribusi tidak
Technique (TAT) berpotensi normal diperoleh tingkat Significant sig
meningkatkan suasana hati dan (2-tailed): (0.000) < nilai α (0,05), yang
penelitian lain juga menyatakan bahwa artinya Tapas Acupressure Technique
Tapas Acupressure Technique (TAT) 20 menit per hari selama 3 hari dapat
dapat menurunkan tingkat kecemasan menurunkan tingkat kecemasan pada
dengan signifikasi p-value (0,003) pada korban pasca Bencana Banjir Di
pasien praoperasi. 12,20 Kabupaten Bandung.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa Hasil penelitian didukung oleh
hasil pengisian kuesioner oleh penelitian sebelumnya tentang Tapas
responden yang dilakukan sesudah acupressure technique (TAT) dapat
melakukan Tapas Acupressure menurunkan kecemasan pasien
Technique didapatkan dari 20 item praoperasi, nilai signifikansi 0,03 < 0,05
pertanyaan terdapat 1 pertanyaan berarti ada perbedaan yang bermakna
dengan jumlah terbanyak yaitu 101 terhadap tingkat kecemasan setelah
dengan pertanyaan mengenai dapat dilakukan intervensi TAT. 12
bernapas dengan normal. Tapas TAT merupakan tehnik terapi
Acupressure Technique terdapatnya acupressure pada titik akupuntur yang
penekanan pada titik-titik median yang dapat memproduksi opioid endogen,
akan melepaskan neurotrasmitter yang meningkatkan produksi neurotransmitter
menimbulkan rasa senang dan seperti serotonin dan Gamma
dopamine yang membuat tenang, Aminobutyric Acid (GAMA), serta
sehingga membuat diri menjadi tenang regulasi kortisol, hormon utama dari
dan dapat bernapas dengan baik. Tapas stress. Biokimia ini merubah efek
Acupressure Technique dapat merubah struktur otak untuk menurunkan cemas,
persepsi kita dari rasa takut menjadi memperlambat detak jantung,
cinta, Tapas Acupressure Technique menciptakan rasa tenang, dan
mengubah pikiran kita tentang apa yang memotong respon fight/ fight/ freeze
nyata dan berhubungan dengan kita (FFF).19
kekuatan untuk melakukan perubahan Tapas Acupressure Technique
itu penting bagi kesehatan kita. merupakan tehnik terapi psychology
Akan tetapi masih ada 44,7% yang efektif dan sederhana yang dapat
responden dengan kecemasan ringan, memberikan rasa tenang, damai,
bila dikaitkan dengan tingkat pendidikan menyembuhkan luka batin,
kebanyakan merupakan lulusan SD dan meningkatkan kesehatan menangani
SMP, status ekonomi rendah, masalah emosi dalam jangka waktu
pengalaman sering mengalami banjir yang cepat. 21
berulang dan lingkungan merupakan TAT dapat menurunkan tingkat
faktor yang mempengaruhi kecemasan kecemasan dengan cara penekanan
karena merupakan sumber koping untuk dengan menggunakan jari tangan pada
mengatasi stressor, karena titik acupressure di median tubuh, hal ini
kemampuan berpikir akan meningkat ditujukan untuk melepaskan
dengan semakin meningkatnya neurotransmitter dan dopamine
Pendidikan karena Pendidikan tinggi sehingga muncul rasa senang, dan
dapat meningkatkan rasional seseorang tenang, sehingga Tapas Acupressure
sehingga menjadi koping selain itu rasa Technique 20 menit sehari dalam 3 hari
274
Doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1798
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 12 No 2 Oktober 2020age
275
Doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1798
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 12 No 2 Oktober 2020age
276
Doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1798