Professional Documents
Culture Documents
5884 13456 1 PB
5884 13456 1 PB
Priyo Prayogi
Fakultas hukum, Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia
implementer according to Law Number use secondary data and primary data in
22 of 2009 concerning Road Traffic and assessing and tracing the regulations
Transportation that all actions that are governing the authority of the
owned and carried out must be based on Samarinda City Transportation Agency.
5
Salim H.S dan Erlies Septiana Nurbani,
7
Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis Tim Penyusun Kamus-Pusat Pembinaan dan
dan Disertasi, Rajawali Pers, Jakarta,2013, Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
hlm. 185. Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1989,
6
Ibid. hlm.185 Jakarta, hlm. 170.
menentukan tugas bawahan Negara merdeka, telah
tersebut; penyerahan wewenang itu ditegaskan dalam UUD 1945
sendiri; dan timbulnya kewajiban sebagai Negara Hukum,
melakukan tugas yang sudah bahkan dalam beberapa UUD,
ditentukan.”8 konstitusi dan sampai pada
B. Konsep Negara Hukum amandemen dengan lahirnya
“Segi terminologi UUD NKRI Tahun 1945 tetap
ditemukan beberapa penamaan atau menegaskan bahwa Negara
sebutan tentang Negara hukum. Indonesia adalah Negara
Misalnya di Indonesia biasa disebut hukum.
dengan istilah antara lain :”9 C. Peraturan Perundang-Undangan
a. Negara hukum Proklamasi, Yang Berkaitan Dengan
alasan menggunakan istilah ini Kewenangan Dinas
dilatarbelakangi dengan Perhubungan.
pemikiran bahwa Indonesia 1. Undang-undang No.22
lahir sebagai suatu Negara Tahun 2009 tentang Lalu
merdeka setelah adanya Lintas dan Angkutan Jalan
proklamasi 17 Agustus. 2. Peraturan Menteri
b. Negara Hukum Pancasila, Perhubungan Republik
alasannya oleh karena Negara Indonesia Nomor PM 60
Republik Indonesia yang Tahun 2019 tentang
didirikan pada hari proklamasi Penyelenggaraan Angkutan
17 Agustus 1945 didudukan Barang dengan Kendaraan
atas Pancasila sebagai dasar Bermotor di Jalan
Negara, ideology Negara dan 3. Peraturan Pemerintah
falsafah hidup bangsa. Republik Indonesia Nomor
c. Negara Hukum Indonesia, 74 Tahun 2014 Tentang
alasannya oleh karena sejak Angkutan Jalan.
Indonesia berdiri sebagai suatu 4. Tata cara penindakan di
jalan diatur dalam Peraturan
8
Ibid, hlm.172. Pemerintah Republik
9
Qamar, Nurul.2010. Negara Hukum Atau
Negara Undang-Undang. Makassar: Pustaka Indonesia Nomor 80 Tahun
Refleksi.hal.4
2012 Tentang Tata Cara kaki yang dalam
Pemeriksaan Kendaraan keadaan normal
Bermotor Di Jalan dan mempunyai
Penindakan Pelanggaran kemampuan dan
Lalu Lintas dan Angkutan kesiagaan yang
Jalan. berbeda-beda (waktu
D. TINJAUAN UMUM LALU reaksi, konsetrasi dan
LINTAS lain-lain). Perbedaan-
1. Pengertian Lalu Lintas perbedaan tersebut
“Lalu lintas di dalam masih dipengaruhi oleh
Undang-Undang Nomor 22 keadaan fisik dan
Tahun 2009 di definisikan psikologi, umur serta
sebagai gerak kendaraan jenis kelamin dan
dan orang di ruang lalu pengaruh-pengaruh luar
lintas. Yang dimaksud seperti cuaca
dengan ruang lalu lintas penerangan atau lampu
jalan adalah prasarana yang jalan dan tata ruang.
diperuntukkan bagi gerak b. Kendaraan
pindah kendaraan orang dan Kendaraan
barang yang berupa jalan digunakan oleh
dan fasilitas pendukung.”10 pengemudi mempunyai
2. Komponen Lalu Lintas karakteristik yang
Ada tiga komponen berkaitan dengan
terjadinya lalu lintas yaitu: kecepatan, percepatan,
a. Manusia sebagai perlambatan, dimensi
pengguna dan muatan yang
Manusia sebagai membutuhkan ruang
pengguna dapat lalu lintas yang
berperan sebagai secukupnya untuk bisa
pengemudi atau pejalan bermanuver dalam lalu
lintas.
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintas
diakses tanggal 16 Maret 2021 pukul 20.00
WITA
HASIL PENELITIAN DAN diperlukan peran serta institusi
PEMBAHASAN tehnis yaitu Dinas Perhubungan,
A. Kewenangan Dinas Perhubungan Kepolisian dan Dinas Umum. Pada
Kota Samarinda Dalam prinsipnya peran serta ketiga
Pengaturan Lalu Lintas Dan lembaga tersebut dapat
Angkutan Jalan Di Kota meningkatkan dan terpenuhinya
Samarinda transportasi dan mobilitas
Kota Samarinda adalah kota masyarakat dapat berjalan dengan
yang tingkat pembangunannya dan lancar.
jumlah penduduknya terus Berdasarkan Peraturan
berkembang. Seiring dengan Daerah Kota Samarinda Nomor 11
berkembangnya kota Samarinda Tahun 2008 Tentang Organisasi
semakin berkembang pula tingkat Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
mobilitas masyarakat dalam Samarinda kedudukan Dinas
kegiatan dan aktivitas sosial, Perhubungan merupakan unsur
karenanya diperlukan adanya pelaksana urusan pemerintahan di
fasilitas transportasi yang dapat bidang perhubungan yang
menopang kegiatan dan mobilitas kedudukannya sebagai unsur
masyarakat tersebut. Ini harus pelaksana otonomi daerah yang
didukung dengan adanya dipimpin oleh Kepala Dinas dan
transportasi yang memadai. berada dibawah serta bertanggung
Transportasi merupakan sarana jawab kepada Kepala Daerah
yang sangat strategis dalam melalui Sekretaris Daerah.
mempelancar roda perekonomian, Dinas Perhubungan Kota
memperkokoh persatuan dan Samarinda sesuai kondisi Riil yang
kesatuan serta mempengaruhi ada bahwa keberadaannya
semua aspek kehidupan berdasarkan Peraturan Daerah Kota
masyarakat. Samarinda Nomor 4 Tahun 2016
Kebutuhan penyediaan Tentang Pembentukan dan Susunan
sarana transportasi yang menunjang Perangkat Daerah bahwa tugas
tersebut tidak dapat berdiri sendiri pokok Dinas Perhubungan
melalui satu pihak saja, hal ini merupakan unsur pelaksana
otonomi daerah yang mempunyai keselamatan, pelayaran sungai dan
tugas pokok membantu Kepala laut, kebandarudaraan,
Daerah dalam melaksanakan pengendalian dan operasional
sebagian urusan pemerintahan yang transportasi umum baik keluar;
menjadi kewenangan Pemerintah c. Koordinasi pelaksanaan tugas,
Daerah berdasarkan asas otonomi pembinaan, dan pemberian
dan tugas pembantuan di bidang dukungan administrasi kepada
perhubungan, untuk seluruh unsur organisasi di
penyelenggaraan tugas pokok Lingkungan Dinas Perhubungan;
Dinas Perhubungan Kota d. Pengelolaan barang milik daerah
Samarinda pada pasal 3 Peraturan yang menjadi tanggung jawab
Walikota Samarinda Nomor 37 Dinas Perhubungan;
Tahun 2016 tentang Susunan e. Pengawasan dan pengendalian
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas bidang perhubungan;
Perhubungan Kota Samarinda f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
mempunyai fungsi antara lain: sesuai dengan lingkup tugasnya;
a. Perumusan kebijakan di bidang lalu g. Pelaksanaan tugas lainnya yang
lintas angkutan jalan, sungai dan diberikan Walikota sesuai dengan
penyeberangan serta rencana fungsi dan tugasnya.
pelayanan sistem (jaringan) jalur Berdasarkan hasil wawancara
perkeretaapian dan pengelolaannya, yang dilakukan dengan Bapak
sarana prasarana kepelabuhan, Muhammad Suryanto, selaku
keselamatan, pelayaran sungai dan Kepala Seksi Pengendalian dan
laut, kebandarudaraan, Ketertiban LLAJ bahwa Wewenang
pengendalian dan operasional Dinas Perhubungan adalah sebagai
transportasi umum baik keluar; pelaksana teknis menurut ketentuan
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang yang berlaku sebagaimana diatur
lalu lintas angkutan jalan, sungai dalam Undang-Undang Nomor 22
dan penyeberangan serta rencana Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
pelayanan sistem (jaringan) jalur Dan Angkutan Jalan. Dengan
perkeretaapian dan pengelolaannya, demikian dapat penulis simpulkan
sarana prasarana kepelabuhan, bahwa segala tindakan yang
dimiliki dan dilakukan oleh Dinas dapat melakukan penindakan
Perhubungan harus berdasarkan sebagai berikut :
peraturan perundang-undangan a. Penguncian ban kendaraan
yang berlaku, hal ini dilakukan bermotor;
Penyidik Pegawai Negeri Sipil b. Pencabutan pentil ban
(PPNS) yang selanjutnya kendaraan bermotor; dan/atau
berkoordinasi dengan Petugas c. Pemindahan kendaraan
Kepolisisan Negara Republik bermotor dengan melakukan
Indonesia. Hal tersebut sesuai penderekan ke tempat
dengan perintah Undang-Undang pelayanan parkir atau
yang diatur secara tegas dalam penyimpanan kendaraan
Pasal 262 ayat (3) Undang-Undang bermotor yang disediakan
nomor 22 tahun 2019 yang oleh Pemerintah Daerah.
berbunyi, “Dalam hal kewenangan 2) Petugas Dinas dapat melakukan
sebagaimana dimaksud pada ayat penderekan sebagaimana
(1) dilaksanakan dijalan, Penyidik dimaksud pada ayat (1) huruf c,
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) wajib terhadap kendaraan bermotor
berkoordinasi dan harus didampingi dengan ketentuan sebagai
oleh Petugas Kepolisian Negara berikut :
Republik Indonesia”. a. Parkirnya dapat
Sesuai pembahasan penulis menyebabkan kemacetan arus
berkaitan dengan kewenangan lalu lintas;
Petugas Dinas Perhubungan salah b. Parkir pada jalan umum dan
satu diantaranya telah di atur di tidak menaati rambu lalu
dalam Peraturan Daerah Kota lintas yang terpasang; dan
Samarinda Nomor 5 Tahun 2015 c. Kendaraan bermotor yang
tentang Pengelolaan dan Penataan mengalami kerusakan teknis
Parkir, secara rinci tertuang dalam di jalan umum dan berpotensi
Pasal 33 berbunyi : mengganggu kelancaran arus
1) Setiap kendaraan bermotor yang lalu lintas.
parkirnya tidak di tempat 3) Penderekan sebagaimana yang
pelayanan parkir, petugas Dinas dimaksud pada ayat (2) hanya
dapat dilakukan oleh Dinas 2015 Tentang Pengelolaan Dan
dan/atau atas prakarsa dari Penataan Parkir.
pengemudi, pemilik atau
penanggungjawab kendaraan B. Kendala Yang Dihadapi Dinas
bermotor dimaksud. Perhubungan Kota Samarinda
4) Selain penindakan sebagaimana Dalam Pengaturan Lalu Lintas
dimaksud pada ayat (4), petugas Dan Angkutan Jalan Di Kota
dapat melakukan penindakan Samarinda
lain sesuai dengan ketentuan Berdasarkan kondisi Riil di
peraturan perundang-undangan. kota Samarinda bahwa dalam
Disimpulkan dari uraian kenyataannya kendala-kendala
di atas bahwa dengan berlakunya sering terjadi, dan Petugas harus
Peraturan Daerah kota Samarinda siap untuk melaksanakan
Nomor 5 Tahun 2015 tentang penindakan bagi pelanggar
Pengelolaan Dan Penataan Parkir meskipun dalam kenyataannya di
maka dalam hal ini lebih menjamin lapangan terjadi dualisme
adanya kepastian hukum berkaitan kewenangan antara pihak Dinas
dengan penindakan yang menjamin Perhubungan dengan pihak
kewenangan penuh Dinas Kepolisian, ditambah lagi adanya
Perhubungan selaku instansi tehnis kendala yang terjadi karena
yang bertanggung jawab kepada pengguna jalan tidak memahami
Kepala Daerah. secara benar peraturan-peraturan
Seharusnya tanggung jawab yang berlaku dan dianggapnya
terhadap penindakan bagi setiap pertugas tidak melakukan
pelanggar tidak harus melalui penindakan ditempat.
mekanisme dan birokrasi yang Walaupun wewenang Dinas
panjang. Dengan demikian Perhubungan secara yuridis sudah
penegakan hukum dapat cepat tertuang di Undang-Undang Nomor
terwujud sesuai dengan makna dan 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
tujuan dari ketentuan pasal 33 Dan Angkutan Jalan, namun
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun kenyataanya di lapangan petugas
Dinas Perhubungan hanya menjadi
lembaga pembantu Kepolisian undangan dan termasuk Peraturan
dalam hal pengaturan lalu lintas. Daerah kota Samarinda tersebut.
Hal ini dikarenakan dalam hal Penulis menyimpulkan bahwa
melakukan penindakan pelanggaran penindakan terhadap pelanggar
lalu lintas angkutan barang di jalan, seharusnya dilakukan oleh PPNS
petugas Dinas Perhubungan harus selaku Penyidik di lingkungan
didampingi Kepolisian, sehingga Dinas Perhubungan tanpa adanya
jika ada pelanggaran yang diskriminatif, agar penegakan
dilakukan tanpa adanya Kepolisian hukum dapat teratasi tanpa adanya
di tempat, petugas Dinas kendala.
Perhubungan hanya dapat
melakukan tindakan berupa PENUTUP
pembinaan dan sosialisasi aturan A. Simpulan
yang telah ditetapkan. Hal ini tidak Adapun kesimpulan yang
memberikan efek jera kepada para dapat penulis sajikan adalah
pengemudi yang melanggar. sebagai berikut:
Salah satu kendala lainnya 1. Terkait putusan sanksi
yaitu seringnya berbenturan dengan penguncian dan pencabutan
sifat sopir yang biasanya tidak pentil ban sudah memenuhi
peduli dengan aturan yang sudah syarat hukum formal sebagai
ditetapkan, ini berdasarkan hasil suatu tindakan eksekusi dilihat
wawancara yang dilakukan dengan dari sumber hukumnya.
Muhammad Suryanto, selaku Kasi Sumber hukum adalah segala
Pengendalian dan Ketertiban LLAJ. sesuatu yang menimbulkan
Berdasarkan pembahasan di aturan-aturan yang mengikat
atas maka dapat disimpulkan bahwa dan memaksa, sehingga apabila
kendala-kendala yang terjadi aturan-aturan itu dilanggar
seharusnya dapat dicegah, apabila akan menimbulkan sanksi yang
Institusi Tehnis terkait memahami tegas dan nyata bagi
secara benar tanggung jawabnya pelanggarnya. Pasal 33 ayat (1)
masing-masing dan perlunya upaya Peraturan Daerah kota
sosialisasi peraturan perundanng- Samarinda Nomor 05 Tahun
2015 termasuk sumber hukum B. Saran
formal karena berdasarkan atas Merujuk pada hasil
Undang-Undang Nomor 22 kesimpulan, maka disampaikan
tahun 2009 Tentang Lalu beberapa saran sebagai berikut:
Lintas Dan Angkutan Jalan 1. Seharusnya Pemerintah Daerah
sedangkan syarat materiil nya hendaknya dalam membuat
adalah menempatkan Pegawai pembentukan peraturan
Negeri Sipil sebagai penyidik. perundang-undangan tentang
Jadi, Sanksi penguncian dan lalu lintas, kedudukan Dinas
pencabutan pentil ban yang Perhubungan perlu diperluas
dilakukan oleh dinas kewenangannya dalam mengatur
perhubungan sudah memenuhi lalu lintas khususnya dalam
syarat hukum formal sebagai melakukan penindakan di
sebuah tindakan eksekusi. lapangan. Hendaknya sering
2. Apabila ada pihak yang merasa diadakan Pelatihan bimbingan
keberatan kemungkinan karena tehnis dan peningkatan kualitas
ada hal-hal yang dapat petugas Dinas Perhubungan
menimbulkan suatu perbuatan serta diperlukan penambahan
melawan hukum yang Penyidik Pegawai Negeri Sipil
dilakukan oleh pejabat pegawai (PPNS) agar dapat melakukan
negeri sipil terhadap tindakan penindakan pelanggaran lalu
penguncian dan pencabutan lintas dan angkutan jalan di kota
pentil ban, maka ada 2 Samarinda.
alternatif dalam mengajukan 2. Seharusnya masyarakat
permohonan keberatan, yaitu: pengguna jalan dapat memahami
dapat mengajukan permohonan secara benar ketentuan-
keberatan ke pengadilan negeri ketentuan lalu lintas yang
dan jika keberatan terhadap berlaku sebagai payung hukum
putusan tersebut dapat bagi pengguna jalan agar dapat
mengajukan pada peradilan tata tertib mematuhi dan mentaati
usaha Negara. peraturan tersebut. Seharusnya
tidak ada kendala di lapangan
yang disebabkan adanya dapat terjadi karena lemahnya
pemisahan kewenangan antara penegakan hukum , sehingga
pihak Dinas Perhubungan peran dan tanggung jawab PPNS
dengan pihak Kepolisisan dalam harus lebih ditingkatkan.
hal penindakan bagi pelanggar
jalan, ditambah lagi kendala
MARGHARETTA, HENSI. 2000.
DAFTAR PUSTAKA Pembangunan Pedesaan.
Jakarta : Gramedia
ANDRIANSYAH. 2015.
MOH. KUSNARDI DAN
Manajemen Transportasi
BINTAN SARAGIH, 2000,
Dalam Kajian Dan Teori.
Ilmu Negara (edisi revisi),
Jakarta: fakultas ilmu social
Jakarta: Gaya Media, Cet. 4.
dan ilmu politik universitas
OEMAR DAHLAN, dkk, 2004,
prof. Dr. Moestopo
Merajut Kembali Sejarah
Beragama.
Kota Samarinda. Samarinda:
DALJOENI, N. 2003. Geografi
Pemerintah Kota Samarinda..
Desa dan Kota. Bandung :
QAMAR, NURUL.2010. Negara
Alumni.
Hukum Atau Negara Undang-
EFFENDI, JUNAEDI & JOHNNY
Undang. Makassar: Pustaka
IBRAHIM.2016, Metode
Refleksi.
Penelitian Hukum Normatif
RIDWAN, HR, 2003, Hukum
Dan Empiris. Jakarta:
Administrasi Negara,
Prenadamedia Group.
Yogyakarta: UII Pres.
FTAKHUROHMAN, Dkk, 2004,
RONNY HANITIJO SOEMITRO,
Memahami Keberadaan
2001, Metodologi Penelitian
Mahkamah Konstitusi di
Hukum dan Jurimetri, ,
Indonesia, Bandung:Citra
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Aditya Bakti.