You are on page 1of 3

Sang Kancil, Sang Kerbau dan Sang Buaya.

Yang dihormati barisan hakim yang arif lagi bijaksana, guru-guru dan rakan-rakan sekalian.

Salam sejahtera saya ucapkan. Tajuk cerita saya pada hari ini ialah ” Sang Kancil, Sang Kerbau

dan Sang Buaya.”

Pada suatu hari, cuaca agak panas. Sang Kerbau berjalan melalui satu lorong menuju ke

sungai untuk menghirup air sungai bagi melepaskan dahaga. Ketika Sang Kerbau itu menghirup

air sungai, tiba -tiba Sang Kerbau terdengar suara meminta tolong.

“Tolong! Tolong!” bunyi suara tersebut kuat didengar.

Sang Kerbau pun cuba memerhati dan meneliti suara itu. Sang Kerbau ternampak

sesuatu dari jauh seperti batang kelapa ditindih sebatang kayu. Suara meminta tolong terus

bergema. Merayu-rayu bunyinya. Sang Kerbau mendekati suara itu. Rupa-rupanya ada seekor

Sang Buaya ditindih oleh pokok kayu,betul-betul dibelakangnya.

“Aduh, sakitnya!” Sang Buaya menjerit kesakitan kerana dihempap oleh sebatang kayu

yang agak besar di belakangnya. Sang Buaya meminta tolong kepada Sang Kerbau.

“Sang Kerbau, tolonglah saya. Saya sangat sakit kerana kayu ini agak berat dan

menyakitkan belakang saya.” kata Sang Buaya kepada Sang Kerbau.

“Eh,tidak,tidak! Saya tidak boleh membantu kamu. Kalau saya bantu kamu dan

selamatkan kamu, sudah pasti kamu akan makan saya ” kata Sang Kerbau kepada Sang Buaya.

“Eh, tidak! Saya berjanji kalau kamu selamatkan saya, saya tidak akan makan kamu.

Saya akan menjadi sahabat kamu. Lagi pun kamu seekor Sang Kerbau yang gagah dan baik hati.

Tanduk kamu pula besar dan kuat. Baik kamu bantu saya daripada membiarkan saya sakit dan

mati di sini,” kata Sang Buaya memuji kehebatan Sang Kerbau.

Akhirnya Sang Kerbau terperdaya dengan pujuk rayu dan puji-pujian daripada Sang

Buaya. Sang Kerbau pun cuba dengan sedaya upaya mengalihkan kayu yang berat itu daripada

belakang Sang Buaya. Sebaik sahaja kayu itu dialihkan, Sang Buaya pun menggigit kaki Sang

Kerbau.

“Aduh, Aduh, sakitnya kaki aku!” jerit Sang Kerbau dalam kesakitan.
“Eh, lepaskan saya Sang Buaya, kamukan janji dengan saya, kalau saya bantu kamu, kamu

tidak akan makan saya! Kaulah binatang yang amat jahat dalam dunia ini,” kata Sang Kerbau

kepada Sang Buaya.

Sang Kerbau cuba menanduk Sang Buaya tetapi Sang Buaya menguatkan lagi gigitannya.

Sang Kerbau tidak mampu melepaskan dirinya. Semasa kejadian ini berlaku, Sang Kancil

sedang berjalan-jalan di kawasan itu dan berjalan ke arah mereka.

“Eh, kenapa bergaduh-bergaduh ni!” kata Sang Kancil bertanya kepada Sang Kerbau dan

Sang Buaya. Sang Kerbau menceritakan kepada Sang Kancil tentang apa yang telah berlaku

dari awal hingga ke akhir tetapi Sang Kancil tidak percaya.

“Manalah saya nak percaya cerita kamu. Baik kamu tunjuk sebenarnya apa yang berlaku

sebelum ini, ” kata Sang Kancil kepada Sang Kerbau dan Sang Buaya.

Mendengarkan kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya pun melepaskan kaki Sang Kerbau.

Sang Kerbau cuba mengangkat semula kayu itu ke belakang Sang Buaya. Sekali lagi Sang Buaya

dihempap oleh kayu yang besar dan berat itu.

“Sekarang,alihkan kayu yang besar dan berat ini, agar Sang Kancil percaya apa yang

telah berlaku tadi”. Kata Sang Buaya kepada Sang Kerbau.

Namun Sang Kancil berkata kepada Sang Kerbau “Apa kita tunggu lagi? Lebih baik kita

tinggalkan kawasan ini sebelum Sang Buaya sekali lagi memakan kaki kamu.”

“Tolong! Tolong! Janganlah tinggalkan saya, lepaskanlah saya” Kata Sang Buaya merayu

kepada Sang Kerbau dan Sang Kancil. Namun kali ini Sang Kancil dan Sang Kerbau tidak

mempedulikan rayuan Sang Buaya lagi. Sang Kerbau mengucapkan terima kasih kepada Sang

Kancil. Kedatangan Sang Kancil ke tebing sungai itu telah menyelamatkan nyawanya.

Rakan-rakan, demikianlah cerita saya pada hari ini. Orang yang mungkir janji dan tidak

tahu mengenang budi akan menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan jahatnya seperti

Sang Buaya. Kita haruslah mengenang budi orang yang telah membantu kita. Sekian, terima

kasih.

You might also like