You are on page 1of 36

) ) ) ) ) ) ) ) )

) ) ) ) ) ) ) ) )

Diverensiasi

dalam Pembelajaran

Berbasis Kurikulum Merdeka


) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
KECERDASAN BERAGAM

Setiap anak bisa sukses jika


mendapatkan

layanan
pendidikan yang sesuai

dengan potensi dan ​

kecerdasannya masing -
masing.

) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI?

01 02
Setiap anak unik dan Setiap anak memiliki
memiliki kecerdaasan minat dan kebutuhan

yang beragam belajar yang berbeda .


03 04
Setiap anak memiliki Setiap anak memiliki tingkat
minat dan kebutuhan kecepatan menyerap materi
belajar yang berbeda . yang beragam .

) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )

PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI

Pembelajaran yang disesuaikan dengan


kebutuhan, karakteristik, gaya belajar, dan

kecepatan belajar setiap peserta didik.


Pembelajaran terdiferensiasi dilaksanakan
dalam rangka mengakomodir dan ​

menghargai perbedaan individual peserta


didik.

Mereka memiliki bakat, minat, dan


kecerdasan yang beragam ​

​ ​


Melalui pembelajaran yang merdeka dalam
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
keberagaman, setiap anak bisa jadi JUARA pada minat
dan kecerdasannya masing-masing.
“Tidak mungkin mengajarkan ikan naik pohon atau

mengajarkan gajah menyelam karena kondisi,


kemampuan, dan tempat hidupnya berbeda.” Kecerdasan
bisa dikembangkan melalui proses belajar.
GAYA BELAJAR

Visual Auditori Kinestetik


Karakter Gaya Belajar Visual
(1) Mengingat apa yang dilihat daripada didengar.

(2) Suka mencoret-coret sesuatu terkadang


tanpa tanpa arti dan maksud yang tidak jelas



saat di dalam kelas.
(3) Lebih cepat dan lebih tekun saat membaca.
(4) Lebih suka membaca daripada dibacakan.

(5) Rapi dan teratur.



Lanjutan ( visual)

(6) Mementingkan penampilan dalam hal pakaian atau


pun penampilan secara keseluruhan. ​

(7) Teliti dan detil dalam mengidentifikasi, mengamati, dan


mengalisis sesuatu.
(8) Pengeja yang baik.

(9) Mengunakan warna dalam mengorganisasikan


informasi.
​ (10) Lebih memahami gambar dan bagan daripada

instruksi tertulis.



Karakteristik Gaya Belajar Auditori
(1) Lebih cepat menyerap materi dengan cara ​

mendengarkan.
(2) Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan

di buku ketika membaca.


(3) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
(4) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada dan
birama.
(5) Bagus dalam berbicara dan bercerita.

(6) Berbicara dengan irama yang terpola.


Lanjutan (Auditori)
(7) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat
apa yang didiskusikan daripada yang dilihat.
(8) Suka berbicara, suka berdikusi, dan
menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
(9) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada

menuliskannya.
(10) Suka musik dan bernyanyi.

(11) Tidak bisa diam dalam waktu lama.


(12) Suka mengerjakan tugas kelompok.
) ) ) ) ) ) ) ) ) Karakteristik Gaya Belajar Kinestetik
) ) ) ) ) ) ) ) )
(1) Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak.
(2) Berbicara dengan perlahan.
(3) Menanggapi perhatian fisik.
(4) Suka menggunakan berbagai peralatan dan media.
(5) Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian

Chapter 1
mereka.
(6) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang.
(7) Mempunyai perkembangan otot-otot yang besar.
(8) Belajar melalui praktik.


) ) ) ) ) ) ) ) ) Lanjutan (Kinestetik)
) ) ) ) ) ) ) ) )
(9) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
(10) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
(11) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
(12) Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama.
(13) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

Chapter 2
(14) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita.
(15) Kemungkinan tulisannya jelek.
(16) Ingin melakukan segala sesuatu.
(17) Menyukai permainan dan olah raga


) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
4 STRATEGI PEMBELAJARAN

BERDIFERENSIASI
01 02 Proses
Konten (isi materi)




Produk 04 03
Lingkungan



) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )


DIFERENSIASI PEMBELAJARAN ​

BERBASIS KONTEN

Konten ajar Konten ajar Materi ajar


Auditori Visual Kinestetik
pemahaman materi
​ pemahaman materi pemahaman materi

ajar lebih dominan ajar lebih dominan ajar lebih dominan


menggunakan indera menggunakan indera menggunakan
pendengaran penglihatan gerakan tubuh
) ) ) ) ) ) ) ) ) Diferensiasi Pembelajaran Berbasis Proses
) ) ) ) ) ) ) ) )
Guru menggunakan pendekatan, model, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang beragam disesuaikan dengan
situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.
Tidak ada pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang paling tepat digunakan untuk setiap
situasi dan kondisi. Strategi pembelajaran yang paling tepat

adalah yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu.


Guru harus mampu menganalisis bahkan mengubah skenario
pembelajaran sesuai dengan dinamika yang terjadi demi tetap
memberikan layanan pembelajaran yang optimal kepada
siswa ​

) ) ) ) ) ) ) ) ) Diferensiasi Pembelajaran Berbasis Produk
) ) ) ) ) ) ) ) )

Asesmen pembelajaran berupa tugas membuat


produk yang disesuaikan dengan minat dan
kemampuan siswa sebagai out put pemahamannya
terhadap materi pelajaran.



) ) ) ) ) ) ) ) ) Diferensiasi Pembelajaran Berbasis Lingkungan
) ) ) ) ) ) ) ) )

Pembelajaran dilakukan secara individu /berkelompok


Pembelajaran dilakukan di dalam kelas atau luar kelas
Pembelajaran dilakukan secara daring, luring, atau
kombinasi daring dan luring (hybrid).



) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )

PERAN GURU
Guru harus mampu memfasilitasi
pembelajaran yang sesuai dengan beragam

karakter, kebutuhan, dan gaya belajar siswa


tersebut .
Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran
yang berpusat kepada siswa (student center)
. ​
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
PRINSIP DASAR MENDIDIK

DAN MENGAJAR

Mendidik dengan

bukan hanya

hati dan mengajar mengandalkan


dengan rasa, logika.

ASESMEN DIAGNOSTIK
SEBELUM PEMBELAJARAN

TERDIFERENSIASI ​

​ ​



​ Menerapkan pembelajaran terdiferensiasi bukanlah
suatu hal yang mudah bagi guru. Perlu kerja keras, ​

semangat, dan dedikasi yang luar biasa.

Sebelum melakukannya, guru terlebih dahulu harus


mengidentifikasi karakteristik, gaya belajar, dan


kemampuan setiap peserta didik.
​ ​

Cara yang bisa dilakukan diantaranya dengan ​

asesmen diagnostik.




ASESMEN DIAGNOSTIK
KOGNITIF
NON KOGNITIF




Asesmen Diagnostik Kognitif


Tujuan asesmen diagnostik kognitif untuk
mengetahui kemampuan awal peserta didik
sebelum mempelajari sebuah materi.

Misalnya, sebelum memulai materi pelajaran, guru


meminta peserta didik mengerjakan beberapa soal?
soal. Hasil dari pengerjaan soal tersebut menjadi

dasar bagi guru dalam menentukan strategi



pembelajaran yang harus digunakan. ​


ASESMEN DIAGNOSTIK NONKOGNITIF


Tujuan asesmen diagnostik nonkognitif yaitu untuk


mengetahui kondisi dan kesiapan psikologis peserta didik
untuk belajar. Misalnya guru menyebarkan angket,
wawancara, kunjungan ke rumah peserta didik, menelusuri
latar belakang kondisi keluarga, dan kondisi sosial-ekonomi
peserta didik.


DIAGNOSTIK YANG TEPAT, ​

RESEP OBAT YANG TEPAT


Bak seorang dokter, asesmen diagnostik dilakukan


oleh guru agar guru bisa menentukan “resep
pembelajaran” yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik karena semangat pembelajaran yang
saat ini digaungkan adalah pembelajaran yang
berpusat kepada peserta didik (student centre).
Menjadikan peserta didik sebagai subjek
pembelajaran, bukan hanya sebagai objek .


SUMBER BEMRALAJAR YANG BERAGAM ​

Peserta didik merdeka belajar dengan


cara mereka dan merdeka belajar
dari beragam sumber belajar.

Guru hanya menjadi salah satu


sumber belajar saja dan
memfasilitasi peserta belajar dari
sumber belajar lainnya .

​ ​


BERAGAM POLA BELAJAR, BERAGAM TUGAS ​

Kalau pembelajaran terdiferensiasi ini


mau benar -benar dilaksanakan, maka

selain perlakuan guru yang beragam


terhadap setiap peserta didik dalam
proses pembelajaran, juga terdiferensiasi

dalam hal penugasan, proyek, produk,


dan asesmen hasil belajar mengingat
minat, bakat, dan kemampuan mereka
yang beragam.



Dengan menggunakan beragam
strategi, maka proses
pembelajaran akan menjadi
proses yang menyenangkan,
menantang, bermakna bagi
peserta didik.


Pen i l​

a i a n
Dalam pemb
elajaran
berdiferens

iasi


p e n i l a

i a n
Indikator penilaiannya pun disesuaikan dengan
tugas?tugas yang diberikan kepada setiap peserta
didik.

Oleh karena itu, mereka akan hebat, terampil, dan


juara sesuai dengan kemampuannya masing-
masing.

Istilahnya, tidak akan ada cerita ikan yang dites


naik pohon yang tentunya pasti akan gagal karena
metode dan instrument asesmennya yang tidak

tepat.

Dengan metode asesmen yang tepat, tidak akan


ada peserta didik yang tertinggal pelajaran atau
dinilai tidak kompeten.

Hasil dari pembelajaran


terdiferensiasi tentunya akan berbeda
tetapi sama dengan tetap mengacu
kepada capaian pembelajaran atau
standar ketuntasan minimal.




Maksudnya, walau metode dan
instrumen asesmennya berbeda, tetapi
secara substansi, tujuan pembelajaran
tercapai sehigga pembelajaran yang
berorientasi kepada peserta didik
benar -benar terwujud . ​

Simpulan :
Pembelajaran Berdiferensiasi
Dari Guru Yang Mengajar Menjadi Memfasilitasi
Pembelajaran.
Dari Guru Yang Dominan Menjadi Guru Yang Membebaskan.


) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )


Thank You


You might also like