You are on page 1of 47

LAPORAN

PRAKERIN KERJA INDUSTRI


KANTOR KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ulangan Akhir


Semester Genap SMK PGRI 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun Oleh:
XI AK XI RPL

FIBRI ZOIA HANDINI HADI PRANOTO

FIKRI ARDIANSYAH LINDA WIDYA SARI

TRI MEILANA MEYVI AZZAHRA

RESA NESI ASTUTI ADRIAN ILHAM

RIDHATUL AISY DAFFA OLIVIA A

TARA SYAHIRA RESIN RIYANA IRSAN

RIZKI NURSALIM

VINA SARIFATUL AULIA

SMK PGRI 4 BANDAR LAMPUNG


Jl. Letkol H. Endro Suratmin No. 33 Way Dadi Sukarame
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdullilah atas kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami selaku penulis,
sehingga dapat menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN). Laporan ini dibuat sebagai bukti bahwa kami, selaku penulis telah
melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Industri di Kantor Kejaksaan
Negeri Bandar Lampung.
Laporan ini disusun sedemikian rupa dengan tujuan dapat di terima dan di
pahami oleh pembimbing serta dapat dipakai sebagai usulan adik-adik kelas yang
nantinya melaksanakan prakerin dan menyususn laporan .
Penulis menyadari bahwa hal tersebut dapat terlaksana berkat bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yustahudin, S.Ag selaku Kepala Sekolah SMK PGRI 4 Bandar Lampung
2. Desi Septriyanti S. Pd selaku Pembimbing Prakerin SMK PGRI 4 Bandar
Lampung
3. Seluruh dewan guru SMK PGRI 4 Bandar Lampung
4. Almamaterku SMK PGRI 4 Bandar Lampung.
5. Helmi, SH., MH selaku Kepala Kejaksaan Negeri Bandar Lampung
6. Noviana, AMD selaku Kepala di perpustakaan Kejaksaan Negeri Bandar
Lampung
7. Yessi Kusumawardani, S.H.Selaku Pembimbing di Kejari Bandar Lampung
8. Firdaus Affandi, SH., MH selaku Kasi Pidana Umum Kejaksaan Negeri
Bandar Lampung
9. Rio Irawan P Halim, SH., MH selaku Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar
Lampung
10. Ricca Yulisnawati,SH., MH Selaku Kasi Datun Kejaksaan Negeri Bandar
Lampung
11. Ahmad Hasan Basri ,SH., MH Selaku Kasi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan
Negeri Bandar Lampung
12. Staff Karyawan Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung

ii
PENGESAHAN LAPORAN PRAKERIN

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Industri siswa SMK PGRI 4 Bandar Lampung
yang dilaksanakan dari tanggal 16 Januari sampai dengan tanggal 15 April 2023 di
Instansi Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung dengan nama Peserta
sebagai berikut:
1. Nama siswa : Fibri Zoia Handini NIS: 2454 Jurusan: XI AK
2. Nama siswa : Tri Mei liana NIS: 2536 Jurusan: XI AK
3. Nama siswa : Fikri Ardiansyah NIS: 2455 Jurusan: XI AK
4. Nama siswa : Resa Nesi Astuti NIS: 2517 Jurusan: XI AK
5. Nama siswa : Ridhatul Aisy NIS: 2519 Jurusan: XI AK
6. Nama siswa : Tara Syahira NIS: 2534 Jurusan: XI AK
7. Nama siswa : Hadi Pranoto NIS: 2460 Jurusan: XI RPL 1
8. Nama siswa : Linda Widya Sari NIS: 2474 Jurusan: XI RPL 1
9. Nama siswa : Meyvi Azzahra NIS: 2481 Jurusan: XI RPL 1
10. Nama siswa : Adrian Ilham NIS: 2407 Jurusan: XI RPL 2
11. Nama siswa : Daffa Olivia Andhra NIS: 2434 Jurusan: XI RPL 2
12. Nama siswa : Resin Riyana Irsaan NIS: 2518 Jurusan: XI RPL 2
13. Nama siswa : Rizki Nursalim NIS: 2523 Jurusan: XI RPL 2
14. Nama siswa : Vina Sarifatul Aulia NIS: 2538 Jurusan: XI RPL 2

Setelah diteliti dan diperiksa hasil laporan dimaksud, maka laporan tersebut dapat
diterima dan disahkan oleh Pembimbing Lembaga/Sekolah.

Pembimbing Dunia Kerja Pembimbing Sekolah,

Yessi Kusumawardani, S.H. Desi Septriyanti, S.Pd


NIP.19750501 200501 2010 NUPTK. 8239762663300053

Kepala Kantor Kejaksaan Kepala SMK PGRI 4 Bandar Lampung


Negeri Bandar Lampung

Helmi, S.H., MH Yustahuddin, S.Ag


NIP. 196702191994031002 NUPTK. 0834749651300052

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktik Kerja IndustrI ............................................ 1
B. Tujuan Penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri .......... 2
C. Kerangka Laporan .............................................................. 2
BAB II LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
A. Sejarah Singkat Perusahaan / Instansi
Tempat Praktik ................................................................... 4
B. Struktur Organisasi Perusahaan / Instansi
Tempat Praktik ................................................................... 12
C. Job Describtion................................................................... 13
D. Kondisi Lingkungan Tempat Kerja .................................... 22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 23
B. Saran ................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Fotocopy Jurnal Kegiatan Prakerin
- Daftar Hadir Kegiatan Prakerin
- Copy Dokumen-dokumen Kerja
- Photo / Dokumentasi Kegiatan Prakerin

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Prakerin

1. Membekali siswa dengan pengalaman yang sebenarnya dalam dunia

kerja sebagai persiapan guna menyesuaikan diri dalam dunia kerja.

2. Mengingkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan siswa

yang diperoleh dari latihan di sekolah yang membentuk kemampuan

siswa bekal memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program

studi pilihan.

3. Menumbuhkan sikap profesionalisme yang diperlukan siswa untuk

memenuhi lapangan kerja yang sesuai degan bidangnya.

4. Memantapkan disiplin dan tanggung jawab siswa dalam melaksanakan

tugasnya.

5. Memperluas pandangan siswa terhadap jenis-jenis kerja yang ada

dibidang bersangkutan/tempat prakerin dengan persyaratannya

(Struktur Organisasi, asosiasi usaha ataukegiatan, jenjang karir

managemen usaha, asosiasi hasil usaha, dsb)

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal suasana /iklim

lingkungan kerja yang sebenarnya, baik sebagai pekerja penerima upah

(employe) maupun pekerja mandiri (enterprence), terutama yang

berkenan dengan disiplin ilmu.

7. Mendorong siswa untuk berjiwa wiraswasta.

8. Meningkatkan, memperluan dan memantapkan proses penyerapan

teknologi baru dari lapangan kerja kesekolah dan sebaliknya.

1
9. Mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran

yang diperoleh dan penerapannya di dunia kerja.

10. Memperoleh masukan dan umpan balik dari dunia kerja untuk

memperbaiki, memantapkan, dan memberikan program pendidikan

keguruan.

11. Untuk menjajaki penetapan lulusan dan memberikan peluang kerja

sama.

B.Tujuan pembuatan laporan / karya tulis

1. Siswa dapat mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun laporan

praktik kerja industri (penulisan laporan).

2. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan

program studi pilihannya secara lebih luas dan mendalam yang dituangkan

dalam karya tulis/laporan prakerin.

3. Siswa mempunyai pengetahuan, kemapuan dan keterampilan menyusun

karya tulis/laporan praktek kerja industri sesuai dengan ketentuan.

C.Kerangka Laporan

Untuk mempermudah penyusunan laporan Praktek Kerja Industri yang

penulis susun, diperlukan suatu kerangka pemikiran atau kerangka laporan

dalam penulisan laporan ini menyusun menjadi 3 ( tiga ) Bab yang terdiri dari

pendahuluan, Laporan kegiatan Praktek Kerja Industri dan Penutup Kerangka

Laporan tersebut rinci adalah sebagai berikut:

KATA PENGANTAR

HALAMAN PENGESAHAN

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktik Kerja Industri

B. Tujuan Penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri

C. Kerangka Laporan

D. Daftar Isi

BAB II LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

A. Sejarah Singkat Perusahaan / Instansi Tempat Praktik

B. Struktur Organisasi Perusahaan / Instansi Tempat Praktik

C. Job Describtion

D. Kondisi Lingkungan Tempat Kerja

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

- Fotocopy Jurnal Kegiatan Prakerin

- Daftar Hadir Kegiatan Prakerin

- Copy Dokumen-dokumen Kerja

- Photo / Dokumentasi Kegiatan Prakerin

3
BAB II
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

A. Sejarah Singkat Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


a. Sebelum Reformasi

Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada

zaman kerajaan Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan

Majapahit, istilah dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu

pada posisi dan jabatan tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari

bahasa kuno, yakni dari kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta.

Seorang peneliti Belanda, W.F. Stutterheim mengatakan bahwa

dhyaksa adalah pejabat negara di zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di

saat Prabu Hayam Wuruk tengah berkuasa (1350-1389 M). Dhyaksa adalah

hakim yang diberi tugas untuk menangani masalah peradilan dalam sidang

pengadilan. Para dhyaksa ini dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim

tertinggi yang memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi.

Kesimpulan ini didukung peneliti lainnya yakni H.H. Juynboll, yang

mengatakan bahwa adhyaksa adalah pengawas (opzichter) atau hakim

tertinggi (oppenrrechter). Krom dan Van Vollenhoven, juga seorang peneliti

Belanda, bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari Majapahit yakni Gajah

Mada, juga adalah seorang adhyaksa.

Pada masa pendudukan Belanda, badan yang ada relevansinya dengan

jaksa dan Kejaksaan antara lain adalah Openbaar Ministerie. Lembaga ini

yang menitahkan pegawai-pegawainya berperan sebagai Magistraat dan

Officier van Justitie di dalam sidang Landraad (Pengadilan Negeri),

Jurisdictie Geschillen (Pengadilan Justisi) dan Hooggerechtshof

4
(Mahkamah Agung) dibawah perintah langsung dari Residen / Asisten

Residen.

Hanya saja, pada prakteknya, fungsi tersebut lebih cenderung sebagai

perpanjangan tangan Belanda belaka. Dengan kata lain, jaksa dan Kejaksaan

pada masa penjajahan belanda mengemban misi terselubung yakni antara

lain:

a) Mempertahankan segala peraturan Negara

b) Melakukan penuntutan segala tindak pidana

c) Melaksanakan putusan pengadilan pidana yang berwenang

Fungsi sebagai alat penguasa itu akan sangat kentara, khususnya

dalam menerapkan delik-delik yang berkaitan dengan hatzaai artikelen yang

terdapat dalam Wetboek van Strafrecht (WvS). Peranan Kejaksaan sebagai

satu-satunya lembaga penuntut secara resmi difungsikan pertama kali oleh

Undang-Undang pemerintah zaman pendudukan tentara Jepang No. 1/1942,

yang kemudian diganti oleh Osamu Seirei No.3/1942, No.2/1944 dan

No.49/1944. Eksistensi kejaksaan itu berada pada semua jenjang

pengadilan, yakni sejak Saikoo Hoooin (pengadilan agung), Koootooo

Hooin (pengadilan tinggi) dan Tihooo Hooin (pengadilan negeri). Pada

masa itu, secara resmi digariskan bahwa Kejaksaan memiliki kekuasaan

untuk:

a) Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran

b) Menuntut Perkara

c) Menjalankan putusan pengadilan dalam perkara kriminal.

d) Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut hukum.

5
Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap dipertahankan

dalam Negara Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal II Aturan

Peralihan UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 2 Tahun 1945. Isinya mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I.

membentuk badan-badan dan peraturan negaranya sendiri sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang Dasar, maka segala badan dan peraturan yang

ada masih langsung berlaku.

Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak

kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17 Agustus 1945.

Dua hari setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945, dalam rapat Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diputuskan kedudukan

Kejaksaan dalam struktur Negara Republik Indonesia, yakni dalam

lingkungan Departemen Kehakiman.

Kejaksaan RI terus mengalami berbagai perkembangan dan dinamika

secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan perubahan sistem

pemerintahan. Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan Republik

Indonesia telah mengalami 22 periode kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring

dengan perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan,

organisasi, serta tata cara kerja Kejaksaan RI, juga juga mengalami berbagai

perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta

bentuk negara dan sistem pemerintahan.

Menyangkut Undang-Undang tentang Kejaksaan, perubahan

mendasar pertama berawal tanggal 30 Juni 1961, saat pemerintah

mengesahkan Undang-Undang Nomor 15 tahun 1961 tentang Ketentuan-

6
Ketentuan Pokok Kejaksaan RI. Undang-Undang ini menegaskan

Kejaksaan sebagai alat negara penegak hukum yang bertugas sebagai

penuntut umum (pasal 1), penyelenggaraan tugas departemen Kejaksaan

dilakukan Menteri / Jaksa Agung (Pasal 5) dan susunan organisasi yang

diatur oleh Keputusan Presiden. Terkait kedudukan, tugas dan wewenang

Kejaksaan dalam rangka sebagai alat revolusi dan penempatan kejaksaan

dalam struktur organisasi departemen, disahkan Undang-Undang Nomor 16

tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi.

Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut

Kejaksaan RI sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15

Tahun 1961 kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang

Kejaksaan Republik Indonesia. Perkembangan itu juga mencakup

perubahan mendasar pada susunan organisasi serta tata cara institusi

Kejaksaan yang didasarkan pada adanya Keputusan Presiden No. 55 tahun

1991 tertanggal 20 November 1991.

b. Masa Reformasi

Masa Reformasi hadir ditengah gencarnya berbagai sorotan terhadap

pemerintah Indonesia serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya

dalam penanganan Tindak Pidana Korupsi. Karena itulah, memasuki masa

reformasi Undang-undang tentang Kejaksaan juga mengalami perubahan,

yakni dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004

untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991. Kehadiran

undang-undang ini disambut gembira banyak pihak lantaran dianggap

7
sebagai peneguhan eksistensi Kejaksaan yang merdeka dan bebas dari

pengaruh kekuasaan pemerintah, maupun pihak lainnya.

Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI,

Pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa “Kejaksaan R.I. adalah lembaga

pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang penuntutan

serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang”. Kejaksaan sebagai

pengendali proses perkara (Dominus Litis), mempunyai kedudukan sentral

dalam penegakan hukum, karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat

menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak

berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping

sebagai penyandang Dominus Litis, Kejaksaan juga merupakan satu-

satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Karena

itulah, Undang-Undang Kejaksaan yang baru ini dipandang lebih kuat

dalam menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan RI sebagai lembaga

negara pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang

penuntutan.

Mengacu pada UU tersebut, maka pelaksanaan kekuasaan negara

yang diemban oleh Kejaksaan, harus dilaksanakan secara merdeka.

Penegasan ini tertuang dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004,

bahwa Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan

kekuasaan negara di bidang penuntutan secara merdeka. Artinya, bahwa

dalam melaksanakan fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh

kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini

bertujuan melindungi profesi jaksa dalam melaksanakan tugas

8
profesionalnya. UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah

mengatur tugas dan wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam

Pasal 30, yaitu :

a) Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:

Melakukan penuntutan; Melaksanakan penetapan hakim dan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana

bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat;

Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan

undang-undang; Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu

dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke

pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan

penyidik.

b) Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus

dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama

negara atau pemerintah

c) Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut

menyelenggarakan kegiatan:

Peningkatan kesadaran hukum masyarakat; Pengamanan kebijakan

penegakan hukum; Pengamanan peredaran barang cetakan; Pengawasan

aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;

Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama; Penelitian dan

pengembangan hukum statistik kriminal.

9
Selain itu, Pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa

Kejaksaan dapat meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang

terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain yang

layak karena bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan

oleh hal-hal yang dapat membahyakan orang lain, lingkungan atau dirinya

sendiri. Pasal 32 Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tersebut menetapkan

bahwa di samping tugas dan wewenang tersebut dalam undang-undang ini,

Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-

undang. Selanjutnya Pasal 33 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas

dan wewenangnya, Kejaksaan membina hubungan kerjasama dengan badan

penegak hukum dan keadilan serta badan negara atau instansi lainnya.

Kemudian Pasal 34 menetapkan bahwa Kejaksaan dapat memberikan

pertimbangan dalam bidang hukum kepada instalasi pemerintah lainnya.

Pada masa reformasi pula Kejaksaan mendapat bantuan dengan

hadirnya berbagai lembaga baru untuk berbagi peran dan tanggungjawab.

Kehadiran lembaga-lembaga baru dengan tanggungjawab yang spesifik ini

mestinya dipandang positif sebagai mitra Kejaksaan dalam memerangi

korupsi. Sebelumnya, upaya penegakan hukum yang dilakukan terhadap

tindak pidana korupsi, sering mengalami kendala. Hal itu tidak saja dialami

oleh Kejaksaan, namun juga oleh Kepolisian RI serta badan-badan lainnya.

Kendala tersebut antara lain:

1. Modus operandi yang tergolong canggih

2. Pelaku mendapat perlindungan dari korps, atasan, atau teman-temannya

10
3. Objeknya rumit (compilicated), misalnya karena berkaitan dengan

berbagai peraturan

4. Sulitnya menghimpun berbagai bukti permulaan

5. Manajemen sumber daya manusia

6. Perbedaan persepsi dan interprestasi (di kalangan lembaga penegak

hukum yang ada)

7. Sarana dan prasarana yang belum memadai

8. Teror psikis dan fisik, ancaman, pemberitaan negatif, bahkan penculikan

serta pembakaran rumah penegak hukum

Upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak dulu dengan

pembentukan berbagai lembaga. Kendati begitu, pemerintah tetap mendapat

sorotan dari waktu ke waktu sejak rezim Orde Lama. Undang-Undang

Tindak Pidana Korupsi yang lama yaitu UU No. 31 Tahun 1971, dianggap

kurang bergigi sehingga diganti dengan UU No. 31 Tahun 1999. Dalam UU

ini diatur pembuktian terbalik bagi pelaku korupsi dan juga pemberlakuan

sanksi yang lebih berat, bahkan hukuman mati bagi koruptor. Belakangan

UU ini juga dipandang lemah dan menyebabkan lolosnya para koruptor

karena tidak adanya Aturan Peralihan dalam UU tersebut. Polemik tentang

kewenangan jaksa dan polisi dalam melakukan penyidikan kasus korupsi

juga tidak bisa diselesaikan oleh UU ini.

Akhirnya, UU No. 30 Tahun 2002 dalam penjelasannya secara tegas

menyatakan bahwa penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang

dilakukan secara konvensional selama ini terbukti mengalami berbagai

hambatan. Untuk itu, diperlukan metode penegakan hukum luar biasa

11
melalui pembentukan sebuah badan negara yang mempunyai kewenangan

luas, independen, serta bebas dari kekuasaan manapun dalam melakukan

pemberantasan korupsi, mengingat korupsi sudah dikategorikan

sebagai extraordinary crime.

Karena itu, UU No. 30 Tahun 2002 mengamanatkan pembentukan

pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang bertugas dan berwenang

memeriksa dan memutus tindak pidana korupsi. Sementara untuk

penuntutannya, diajukan oleh Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi (KPK) yang terdiri dari Ketua dan 4 Wakil Ketua yang masing-

masing membawahi empat bidang, yakni Pencegahan, Penindakan,

Informasi dan Data, Pengawasan internal dan Pengaduan masyarakat.

Dari ke empat bidang itu, bidang penindakan bertugas melakukan

penyidikan dan penuntutan. Tenaga penyidiknya diambil dari Kepolisian

dan Kejaksaan RI. tarkhusus.

B. Struktur Organisasi Perusahaan Atau Intansi Kejaksaan Negeri

12
C. Job Description

1. Pidum

Seleksi Tindak Pidana Umum mempunyai tugas melaksanakan dan

mengendalikan penanganan perkara tindak pidana umum yang meliputi

prapenuntutan, penetapan hakim dan putusan pengadilan, pengawasan

terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana pengawasan, terhadap

pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnya.

Dalam melaksanakan tugas, Seksi Tindak Pidana Umum

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan prpgram kerja

b. analisis dan penyiapan pertimbangan hukum penanganan perkara tindak

pidana umum;

c. pelaksanaan dan pengendalian penanganan perkara tahap

prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, pelaksanaan

penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap,eksaminasi serta pengawasan terhadap

pelaksanaan pidana bersyarat, pidana pengawasan, pengawasan

terhadap pelaksanaan keputusan pembebasan bersyarat dan kebijakan

dan serta tindakan hukum lainnya;

d. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dalam penanganan

perkara tindak pidana umum;

e. pengelolaan dan penyajian data dan informasi;

f. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis penanganan perkara tindak

pidana umum di daerah hukumnya; dan

13
g. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan penanganan

perkara tindak pidana umum.

2. Seksi Tindak Pidana Umum terdiri dari:

a.Subseksi Prapenuntutan;

b.Subseksi Penuntutan;

c.Subseksi Eksekusi dan Eksaminasi

3. Subseksi Pra Penuntutan, Subseksi Prapenuntutan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja, analisis

dan pemberian pertimbangan hukum, pelaksanaan penanganan perkara,

koordinasi dan kerja sama, pengelolaan, penyajian data dan informasi,

pemberian bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan

penangaan perkara tindak pidana terhadap orang dan harta benda pada tahap

prapenuntutan.

4. Subseksi Penuntutan

Subseksi Penuntutan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan rencana dan program kerja, analisis dan pemberian

pertimbangan hukum, pelaksanaan penanganan perkara,koordinasi dan kerja

sama, pengelolaan, penyajian data dan informasi, pemberian bimbingan

teknis, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan penanganan perkara

tindak pidana terhadap orang dan harta benda pada tahap penuntutan.

5. Subseksi Eksekusi dan Eksaminasi

Subseksi Eksekusi dan Eksaminasi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja, analisis dan

14
pemberian pertimbangan hukum, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan,

penyajian data dan informasi, pemberian bimbingan teknis, pemantauan,

evaluasi, dan penyusunan laporan penanganan perkara tindak pidana

terhadap orang dan harta benda tahap eksekusi dan eksaminasi.

2. Intel

Seksi Intelijen adalah unsur pembantu pimpinan yang mempunyai tugas

dan ditugasi:

a) Melakukan kegiatan intelijen intelijen, pengamanan dan penggalangan

untuk melakukan tindak pencegahan pidana guna mendukung penegakan

hukum baik preventif maupun represif di bidang ideologi, politik, ekonomi,

keuangan, budaya sosial, pertahanan dan keamanan, melaksanakan cegah

tangkal terhadap orang-orang tertentu dan/atau turut serta

menyelenggarakan manis dan ketentraman umum dan penanggulangan

tindak pidana serta perdata dan tata usaha negara di daerah hukumnya;

b) Memberikan dukungan intelijen Kejaksaan untuk keberhasilan tugas dan

kewenangan Kejaksaan, melakukan kerjasama dan koordinasi serta

pemantapan kesadaran masyarakat hukum di daerah hukumnya.

Dalam melaksanakan tugas Seksi Intelijen menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis kegiatan dan operasi intelijen Kejaksaan

berupa pemberian bimbingan dan pembinaan dalam bidang

pekerjaannya;

15
2) Melakukan koordinasi, perencanaan, dan penyusunan kebijakan pada

seksi intelijen dengan berbasis sinkronisasi pelaksanaan kebijakan

dengan seksi terkait;

3) Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan teknis dan operasi

intelijen Kejaksaan berupa pengamanan, pengamanan dan penggalangan

untuk mendukung kebijakan penegakan hukum baik preventif maupun

represif mengenai upaya pemulihan keuangan negara yang meliputi

sektor keuangan dan kekayaan negara, pengadaan barang/jasa

pemerintah, pelayanan publik dan sektor lainnya , pemberian dukungan

terhadap bidang Perdata dan Tata Usaha Negara guna pemulihan dan

pemulihan kekayaan negara, penegakan wibawa pemerintah dan negara

serta pemberian pelayanan hukum kepada masyarakat yang meliputi

penegakan hukum, bantuan hukum, pertimbangan hukum dan tindakan

hukum lain kepada negara atau pemerintah, meliputi lembaga/ badan

negara, lembaga/instansi pemerintah pusat dan daerah, Badan Usaha

Milik Negara/Daerah;

4) Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan teknis dan operasi

intelijen Kejaksaan berupa pengamanan, pengamanan dan penggalangan

untuk mendukung kebijakan penegakan hukum baik preventif maupun

represif mengenai memberikan dukungan terhadap proses pelaksanaan

penanganan perkara, pengawasan pelaksanaan eksekusi pidana

bersyarat, pengawasan pidana, pengawasan pelaksanaan keputusan lepas

bersyarat dan tindakan hukum lain dalam tindak pidana umum dan tindak

pidana khusus;

16
5) Pelaksanaan pengawasan serta pemberian dukungan terhadap lembaga

negara, lembaga pemerintah dan non pemerintah serta lembaga lainnya

dalam rangka pelaksanaan sistem pengawasan dan pengendalian

internal/eksternal dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tindak

pidana;

6) Mendukung pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan

tindak pidana, maupun dalam rangka reformasi sistem peradilan, melalui

kerjasama dan koordinasi dengan instansi penegak hukum baik dalam

maupun luar negeri, sosialisasi pencegahan dan penanggulangan tindak

pidana kepada pejabat negara, penyelenggara negara, lembaga non

pemerintah serta unsur masyarakat lainnya;

7) Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan teknis dan operasi

intelijen Kejaksaan berupa pengamanan, pengamanan dan penggalangan

untuk mendukung kebijakan penegakan hukum baik preventif maupun

represif mengenai pelaksanaan dukungan dengan tindak pidana umum

yang diatur di dalam dan di luar KUHP, memberikan dukungan

pelaksanaan pelaksanaan tugas bidang latihan dan bidang pengawasan;

8) Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan teknis dan operasi

intelijen Kejaksaan berupa pengamanan, pengamanan dan penggalangan

untuk mendukung kebijakan penegakan hukum baik preventif maupun

represif mengenai pencegahan tangkal, pengawasan media massa,

barang cetakan, orang asing, pengawasan aliran kepercayaan masyarakat

dan keagamaan meliputi aliran-aliran keagamaan, kepercayaan-

kepercayaan budaya, mistik-mistik keagamaan, mistik-mistik budaya,

17
perdukunan, pengobatan pertabiban secara kebatinan, peramalan

paranormal, akupuntur, shin-she, metafisika dan lain-lain yang dapat

membahayakan masyarakat dan negara, pencegahan dan pembebasan

dan/ atau penodaan agama, ideologi, politik, sosial, budaya dan

pertahanan dan keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa, pelanggaran

hak asasi manusia, pencarian dan penangkapan buron Kejaksaan;

3. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi yang mempunyai

tugas pokok dan fungsi utama untuk menghimpun, memelihara, memelihara,

mengolah dan menyajikan informasi ke seluruh lapisan masyarakat.

Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang pesat melibatkan

adanya perubahan paradigma dan kinerja pada pusat-pusat informasi, tak

terkecuali bagi perpustakaan.

4. Datun

Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara adalah unsur pembantu pimpinan

dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan fungsi Kejaksaan dalam bidang

Perdata dan Tata Usaha Negara di daerah hukumnya. Ruang Lingkup

Kewenangan, Tugas & Fungsi Datun

a) Penegakan Hukum

Kegiatan Jaksa Pengacara Negara untuk mengajukan gugatan

atau permohonan kepada pengadilan di bidang perdata sebagaimana

ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dalam rangka

memelihara ketertiban hukum, kepastian hukum, dan melindungi

18
kepentingan Negara dan Pemerintah serta hak-hak keperdataan

masyarakat.

b) Bantuan Hukum

Pemberian Jasa Hukum di Bidang Perdata oleh Jaksa Pengacara

Negara kepada Negara atau Pemerintah untuk bertindak sebagai kuasa

hukum berdasarkan Surat Kuasa Khusus baik secara Non Litigasi

maupun Litigasi di Peradilan Perdata serta Arbitrase sebagai

Penggugat/Penggugat Intervensi / Pemohon / Pelawan / Pembantah atau

Tergugat/Tergugat Intervensi/Termohon/ Terlawan/Terbantah, serta

pemberian Jasa Hukum di Bidang Tata Usaha Negara oleh Jaksa

Pengacara Negara kepada Negara dan Pemerintah sebagai

Tergugat/Termohon di Peradilan Tata Usaha Negara dan sebagai wakil

Pemerintah atau menjadi Pihak Yang Berkepentingan dalam Perkara

Uji Materiil Undang[1]Undang di Mahkamah Konstitusi dan sebagai

Termohon dalam Perkara Uji Materiil terhadap Peraturan di Bawah

Undang[1]Undang di Mahkamah Agung.

c) Pertimbangan Hukum

Jasa Hukum yang diberikan oleh Jaksa Pengacara Negara kepada

Negara atau Pemerintah, dalam bentuk Pendapat Hukum (Legal

Opinion/ LO) dan/atau Pendampingan Hukum (Legal Assistance/LA)

di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara dan/atau Audit Hukum

(Legal Audit) di Bidang Perdata Pemberian Pertimbangan Hukum

harus dilakukan secara optimal, obyektif dan sebatas yuridis formal.

19
Pemberian Pertimbangan Hukum dilakukan secara tertulis dalam

bentuk korespondensi, yang membicarakan / membahas permasalahan

yang mengandung aspek Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara,

termasuk dalam proses pembuatan peraturan perundang-undangan

Pusat dan Daerah.

d) Pelayanan Hukum

Pelayanan Hukum adalah pemberian Jasa Hukum oleh Jaksa

Pengacara negara secara tertulis maupun lisan kepada masyarakat, yang

meliputi orang perorangan dan badan hukum, terkait masalah Perdata

dan Tata Usaha Negara dalam bentuk konsultasi, pendapat dan

informasi.

Pelayanan Hukum terbatas pada permasalahan Perdata dan Tata

Usaha Negara. Sehingga, Jaksa Pengacara Negara tidak melakukan

analisa dan verifikasi atas kebenaran materil terhadap data dan fakta

yang disampaikan oleh Pemohon, oleh karena itu Jaksa Pengacara

Negara tidak dapat memberikan penilaian ataupun pembenaran

terhadap permasalahan yang disampaikan, namun hanya memberikan

petunjuk mengenai hak dan kewajiban Pemohon dalam permasalahan

terkait berdasarkan hukum acara serta peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

e) Tindakan Hukum Lain

Tindakan Hukum Lain adalah pemberian Jasa Hukum oleh Jaksa

Pengacara Negara di luar Penegakan Hukum, Bantuan Hukum,

20
Pelayanan Hukum dan Pertimbangan Hukum dalam rangka

menyelamatkan dan memulihkan Keuangan/ Kekayaan Negara serta

menegakkan kewibawaan pemerintah antara lain untuk bertindak

sebagai konsiliator, mediator atau fasilitator dalam hal terjadi sengketa

atau perselisihan antar Negara atau Pemerintah. Dilaksanakan pada

Direktorat Perdata pada Kejaksaan Agung, Seksi Perdata pada

Kejaksaan Tinggi, Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara pada

Kejaksaan Negeri.

5. Pidsus

Seksi Tindak Pidana Khusus, mempunyai tugas melakukan

pengendalian kegiatan penyelidikan, penyidikan, prapenuntutan,

pemeriksaan tambahan, penuntutan, melaksanakan penetapan dan putusan

pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan

tindakan hukum lainnya dalam perkara tindak pidana khusus di daerah hukum

Kejaksaan Negeri yang bersangkutan.

Dalam melaksanakan tugas, Seksi Tindak Pidana Khusus

menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis di bidang tindak pidana khusus

berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis

b) penyiapan rencana, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyelidikan,

penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan, tambahan, penuntutan dan

pengadministrasiannya;

21
c) pelaksanan penetapan hakim dan putusan pengadilan, pengawasan

terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersvarat dan tindakan hukum lain

dalam perkara tindak pidana khusus serta pengadministrasiannya ;

d) pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait dan memberi

bimbingan serta petunjuk teknis kepada penyidik dalam penanganan

perkara tindak pidana korupsi, ekonomi dan tindak pidana khusus yang

lain serta pengadminintrasiannya;

e) penyiapan bahan sarana konsepsi tentang pendapat dan atau pertinibangan

hukum Jaksa Agung mengenai perkara tindak pidana khusus dan masalah

hukum lain dalam kebijaksanaan hukum;

f) peningkatan kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian aparat

tindak pidana khusus.

D. Kondisi Lingkungan Tempat Kerja

Kondisi lingkungan kerja di kantor kejaksaan negeri bandar lampung

bidang pidana umum cukup kondusif, karena mempunyai letak suasana

ruangan yang nyaman dan penuh dengan semangat kerja, disiplin dan etos kerja

yang tinggi. Adapun sarana dan prasarana Di Kantor Kejaksaan Negeri Bandar

Lampung Bidang Pidana Umum sebagai berikut:

1. Komputer : 5 unit

2. Laptop : 4 unit

3. Telephone : 3 unit

4. Kode etik kerja

5. Gedung Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada intinya, upaya yang dapat ditempuh oleh jaksa penuntut umum untuk

melindungi dirinya terbagi menjadi dua. Upaya kesatu yaitu upaya preventif,

dimana jaksa penuntut umum dapat melindungi dirinya dari kekerasan fisik,

verbal, dan psikis melalui koordinasi dengan pihak Kepolisian Negara Republik

Indonesia atau menggunakan sumber daya yang ada di internal Kejaksaan yaitu

pengawaal tahanan. Hal ini dilakukan agar kedua pihak tersebut dapat

memberikan pengamanan terhadap jaksa saat melaksanakan tugasnya sebagai

penuntut umum. Lalu ada upaya yang dapat dilakukan oleh jaksa penuntut

umum, yaitu upaya represif.

Upaya represif ini adalah upaya yang dapat dilakukan mana kala serangan

psikis, verbal, dan fisik sudah ditunjukan kepada jaksa penuntut umum. Maka

jaksa penuntut umum dapat melaporkan tindakan tersebut sesuai dengan koridur

hukum yang ada. Umumnya tindakan yang ditunjukan merupakan tindak pidana

umum. Maka jaksa penuntut umum dapat melaporkan tindakan tersebut dengan

dasar detik-detik pidana yang relavan dengan kasus yang dialaminya sesuai

dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

B. Saran

Guna menjaga martabat dan wibawa dari penegak hukum yang dalam hal

ini jaksa penuntut umum dan Kejaksaan sebagai suatu lembaganya, sudah

sepantasnya jaksa penuntut umum diberikan instrumen hukum yang lebih rinci

mengenai perlindungan hukum saat jaksa penuntut umum melaksanakan tugas

dan fungsinya. Perlindungan hukum tersebut dapat mengambil contoh dari apa

23
yang sudah direkomendasikan oleh Interational Association of Prosecutors atau

mengambil contoh dari perlindungan hukum kepada penuntut umum yang sudah

ada pada tindak pidana khusus narkotika dan terorisme. Oleh karena itu, saran

yang dapat diberikan oleh penulis, yaitu:

1. Pemberian perlindungan ini dapat dilakukan melalui Surat Edaran Jaksa

Agung. Walaupun tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat karena tidak

masuk kepada hierarki peraturan perundang-undangan, namun setidaknya

Surat Edaran Jaksa Agung ini dapat dijadikan pedoman bagi pemberian

perlindungan terhadap jaksa penuntut umum saat melaksanakan tugasnya.

2. Merevisi peraturan perundang-undangan yang memiliki kaitan terhadap

jaksa dalam hal ini UU Kejaksaan. Diharapkan UU Kejaksaan dapat

memberikan instrumen hukum berupa perlindungan yang lebih rinci

terhadap jaksa yang sedang melaksanakan tugas penuntutan. Revisi undang-

undang dilakukan guna menghemat waktu dan juga menghindari banyaknya

kasus yang mencuat ke permukaan mengenai penyerangan fisik, verbal, dan

psikis terhadap jaksa penuntut umum.

3. Membuat peraturan perundang-undangan yang baru dengan harapan dapat

memuat instrumen hukum yang lebih rinci atau mendetail terhadap jaksa

penuntut umum.

24
DAFTAR PUSTAKA

Company Profil Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung : 2019

Panduan Dan Jurnal Praktik Kerja Industri SMK PGRI 4 Bandar Lampung, Bandar

Lampung : 2023

Sistem Pengendalian Mutu Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung : 2019


LAMPIRAN
Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung

Dokumentasi Mengarsip/Menyusun Berkas Register

Dokumentasi Mencatat Berkas Perkara


Dokumentasi Menulis Surat Pengembalian SPDP

Dokumentasi Menulis Buku Agenda

Dokumentasi Menulis Surat RP3


Dokumentasi Mengarsip Dokumen

Dokumentasi Penerimaan Siswa Prakerin

Dokumentasi Kujungan Pembimbing Prakerin


IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A. DATA PRIBADI

1. Nama Peserta Prakerin : Resa Nesi Astuti


2. Tempat, Tgl Lahir : Way Galih, 12 juni 2006
3. NIS/NISN : 2517
4. Kelas/Jurusan : XI Akuntansi
5. Alamat Tempat Tinggal : Jln. Seno, Dusun 2a Way Galih Kec.
Tanjung Bintang

B. DATA PRAKERIN

6. Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7. Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8. Nama Instruktur : RiccaYulisnawati, S.H., M.H.
9. Unit kerja/penempatan : Datun (Perdata Dan Tata Usaha)
10. Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11. Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A. DATA PRIBADI

1. Nama Peserta Prakerin : Ridhatul Aisy


2. Tempat, Tgl Lahir : Cirebon, 26 April 2006
3. NIS/NISN : 2519
4. Kelas/Jurusan : XI Akuntansi
5. Alamat Tempat Tinggal : Jln.Man I,kali Balau Kencana, Bandar
Lampung

B.DATA PRAKERIN

6. Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7. Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8. Nama Instruktur : Noviana, Amd
9. Unit kerja/penempatan : Perpustakaan
10. Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11. Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A. DATA PRIBADI

1. Nama Peserta Prakerin : Tara Syahira


2. Tempat, Tgl Lahir : Bandar Lampung, 02, Desember, 2005
3. NIS/NISN : 2534
4. Kelas/Jurusan : XI Akuntansi
5. Alamat Tempat Tinggal : Desa Sabah Balau, Kec: Tanjung Bintang

B. DATA PRAKERIN

6. Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7. Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8. Nama Instruktur : Noviana, Amd
9. Unit kerja/penempatan : Perpustakaan
10. Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.pd
11. Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A. DATA PRIBADI

1.Nama Peserta Prakerin : Fibri Zoia Handini


2.Tempat, Tgl Lahir : Way Galih, 14 Februari 2006
3.NIS/NISN : 2454
4.Kelas/Jurusan : XI Akuntansi
5.Alamat Tempat Tinggal :Way Galih, Dusun 2B Kec. Tanjung Bintang

B. DATA PRAKERIN

6.Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Ricca Yulisnawati, S.H., M.H.
9. Unit kerja/penempatan : Datun (Perdata Dan Tata Usaha)
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A. DATA PRIBADI

1.Nama Peserta Prakerin : Fikri Ardiansyah


2.Tempat, Tgl Lahir : Lampung Tengah, 28 Februari 2007
3.NIS/NISN : 2455
4.Kelas/Jurusan : XI Akuntansi
5.Alamat Tempat Tinggal :Gunung Sulah,Way Halim ,Bandar Lampung

B.DATA PRAKERIN

6.Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Firdaus Affandi,S.H.,M.H.
9. Unit kerja/penempatan : Pidum(Pidana Umum)
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A.DATA PRIBADI
1. Nama Peserta Prakerin : Tri Meiliana
2. Tempat, Tgl Lahir : Bandar lampung, 12 Mei 2005
3. NIS/NISN : 2536
4. Kelas/Jurusan : XI Akuntansi
5. Alamat Tempat Tinggal : Jln.Cempaka 2.Gg Durian 12

B.DATA PRAKERIN

6. Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7. Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8. Nama Instruktur : Firdaus Affandi,S.H.,M.H.
9. Unit kerja/penempatan : Pidum(Pidana Umum)
10. Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11. Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A.DATA PRIBADI
1.Nama Peserta Prakerin : Hadi Pranoto
2.Tempat, Tgl Lahir : Lampung Selatan , 09 September 2004
3.NIS/NISN : 2460
4.Kelas/Jurusan : XI RPL 1
5.Alamat Tempat Tinggal : Dusun 2a Way Galih Kec. Tanjung Bintang

B.DATA PRAKERIN
6.Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung
7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Firdaus Affandi,S.H.,M.H.
10 Unit kerja/penempatan : Pidum(Pidana Umum)
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A. DATA PRIBADI
1. Nama Peserta Prakerin : Linda Widya Sari
2. Tempat, Tgl Lahir : Bandar Lampung,02 November 2005
3. NIS/NISN : 2474
4. Kelas/Jurusan : XI RPL 1
5. Alamat Tempat Tinggal : Jl.Airan 1Way Huwi, Gg:Merpati

B.DATA PRAKERIN
6. Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung
7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Ahmad Hasan Basri, S.H., M.H
9.Unit kerja/penempatan : Pidsus(Pidana Khusus)
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A.DATA PRIBADI
1. Nama Peserta Prakerin : Meyfi Azzahra
2. Tempat, Tgl Lahir : Bandar Lampung,25 Mei 2006
3. NIS/NISN : 2481
4. Kelas/Jurusan : XI RPL 1
5. Alamat Tempat Tinggal : Way Galih, Dusun 3, Nanasan

B.DATA PRAKERIN
6. Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung
7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Noviana, Amd.
9 Unit kerja/penempatan : Perpustakaan
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A.DATA PRIBADI
1.Nama Peserta Prakerin : Andrian Ilham
2.Tempat, Tgl Lahir : Bekasi,06 Juni 2004
3.NIS/NISN : 2407
4. Kelas/Jurusan : XI RPL 1
5. Alamat Tempat Tinggal : Jln.p.Legundi.Gg.Kenari,Sukarame

B.DATA PRAKERIN
6. Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung
7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Rio Irawan P Halim,S.H., M.H.
9 Unit kerja/penempatan : Intelijen
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A.DATA PRIBADI

1.Nama Peserta Prakerin :Daffa Olivia Andhra


2.Tempat, Tgl Lahir :Bandar Lampung, 09 April 2006
3.NIS/NISN : 2434
4.Kelas/Jurusan : XI RPL 2
5.Alamat Tempat Tinggal : Jln. Kebun Kelapa,Sabah Balau

B.DATA PRAKERIN

6.Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Noviana, Amd.
9.Unit kerja/penempatan : Perpustakaan
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A.DATA PRIBADI

1.Nama Peserta Prakerin : Resin Riyana Irsan


2.Tempat, Tgl Lahir : Bandar Lampung , 17 januari 2007
3.NIS/NISN : 2518
4.Kelas/Jurusan : XI RPL 2
5.Alamat Tempat Tinggal : Jln.Cedana 2,Fajar Baru 1

B.DATA PRAKERIN

6.Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Ahmad Hasan Basri, S.H., M.H
9.Unit kerja/penempatan : Pidsus(Pidana Khusus)
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A.DATA PRIBADI

1.Nama Peserta Prakerin : Rizki Nursalim


2.Tempat, Tgl Lahir :Temanggung, 18 November 2005
3.NIS/NISN : 2523
4.Kelas/Jurusan : XI RPL 2
5.Alamat Tempat Tinggal : Way Galih ,Dusun 2a ,Kec:Tanjung
Bintang,Kab:Lampung Selatan

B.DATA PRAKERIN

6.Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Firdaus Affandi,S.H.,M.H.
9.Unit kerja/penempatan : Pidum(Pidana Umum)
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131
IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

A.DATA PRIBADI

1.Nama Peserta Prakerin : Vina Sarifatul Aulia


2.Tempat, Tgl Lahir : Lampung Selatan,06 Juni 2006
3.NIS/NISN : 2538
4.Kelas/Jurusan : XI RPL 2
5.Alamat Tempat Tinggal : Wayhuwi,Lampung Selatan

B.DATA PRAKERIN

6.Nama Tempat Prakerin : Kantor Kejaksaan Negeri Bandar Lampung


7.Nama Pimpinan : Helmi, S.H., M.H.
8.Nama Instruktur : Rio Irawan P Halim,S.H., M.H.
9.Unit kerja/penempatan : Intelijen
10.Nama Guru Pembimbing : Desi Septriyanti S.Pd
11.Alamat Tempat Prakerin : Jln. Pulau Sebesi, Sukarame, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131

You might also like