Professional Documents
Culture Documents
Diagnosis :
TEF type C Water stone B + Polidactyl manus D + PJB
Tindakan :
Pro ligasi fistula + EEA esofagus
PEMERIKSAAN PREOPERATIF
Subyektif :
A. -
M. Ampicillin, gentamisin, fluconazole, furosemide, beraprost, captopril.
P.
- Pre natal : hamil pertama, ANC di bidan, riwayat penyakit selama
kehamilan (-), riwayat mengkonsumsi obat/jamu selama kehamilan (-)
- Natal : lahir pervaginam, kurang bulan, usia 8bln, BBL 2600gr, saat lahir
langsung menangis, sesak (-) biru (-) kejang (-) muntah (-).
- Post natal : mengeluarkan lendir terus menerus, muntah jika diberikan
ASI.
L. Pasien direncanakan puasa makanan padat dan susu formula 6 jam, ASI 4
jam, air putih dan clear water 2 jam preoperasi.
E. Pro ligasi fistula + EEA esofagus
PEMERIKSAAN PREOPERATIF
Obyektif :
B1. Nafas Spontan, airway paten, RR 42x/mnt, SpO2 93-95% on cpap,
peep 7cmh2o, fio2 21%, Vesiculer +/+, Rh -/-, Wh -/-, gerak leher flexi
(+), extensi (+)
B2. AHKM (+), CRT < 2 detik, N 156bpm, S1S2 tunggal, reguler,
murmur (-), gallops (-), CVC femoralis S paten
B3. Alert, gerak aktif
B4. BAK spontan on pampers
B5. Distended abdomen BU (+), on gastrostomi
B6. Edema (-), Sianosis (-), Temp 36.7C.
VACTERL
Vertebral anomaly (-)
Anal atresia (-)
Cardiovascular anomaly (+)
Tracheoesophageal fistul (+)
Esophageal atresia (+)
Renal anomaly (-)
Limb anomaly (+)
Pemeriksaan Penunjang
Lab 30/6/2019
DL 11.70/3.12jt/29.14rb/31.60%/251rb
PT/kontrol PT 9.60/10.5
INR 0.94
APTT/kontrol 28.50/25.4
SGOT/SGPT 35/18
Bilt/d/i 1.79/1.53/0.26
Alb 3.27
Ur/Cr 53.60/0.46
Na/K/Cl 137/3.16/100
Procal 6.02
Baby gram 22/6/2019
Susp dextrocardia
Neonatal pneumoniae
TEF tipe C
EKG 2/7/2019
Sinus rhytm, HR 115x/mnt.
Chest XRay 4/7/2019
Lusensi paratrachea kiri masih
mungkin suatu esofagus yang
mengembang disertai absensi
udara gaster mengesankan TEF
tipe B,
Pneumoniae,
Hiperaerasi paru bil.
Echocardiografi 6/7/2019
Mesokardia, PDA kecil,
insufisiensi ringan katup
trikuspid, PH ringan, left to right
shunt, fungsi jantung normal, EF
68%, efusi perikard
ASSESMENT
ASA 4
Neonatus
Sepsis, neonatal pneumoniae
Multiple kongenital anomaly (TEF tipe c, atresia esofagus, polidactyl
manus dex, kelainan jantung PDA kecil, insufisiensi ringan katup
trikuspid, PH ringan, EF 68%, efusi perikard)
Hiperbilirubinemia (Bil T/D/I 1.79/1.53/0.26)
Premedikasi OK LT 5
INDUKSI pkl 08. 30 9/7/2019
Pemeriksaan Pre induksi Obat-obatan untuk induksi
• Hemodinamik stabil
• Undulasi WSD (+)
CXR postoperasi 9/7/2019
Abdomen postoperasi 9/7/2019
Hemodinamik saat tiba di NICU
NICU
Pkl 19.00 9/7/2019 pasien
sempat mengalami desaturasi
ETT ditarik sedikit SpO2
kembali normal.
Dilakukan CXR ulang
Hemodinamik saat di NICU 9/7/2019 pkl 21.00
Hemodinamik saat di NICU 10/7/2019 pkl 00.00
NICU
Laboratorium 9/7/2019
DL 9.5/13260/25.3/494.000 IVFD CN 15% 12 cc/jam
GDS 91 Aminosteril 3 gr/kgbb/hari
Ur/Cr 49/0.41
IV Ampicillin sulbactam 2x200
FH 9.7/10.9 0.93/ 30.3/26.4
mg (H14)
BGA 7.33/39.2/192.3/21/-
5.1/99.9%/10.7/37.0°C IV Gentamicin 1x5 mg (H14)
SE 130/4.69/100 IV Fluconazole 1x15 mg (H13)
Alb 2.57 Rencana transfusi PRC 10
OT/PT 38/12 cc/kgbb
Hemodinamik saat di NICU 10/7/2019 pkl 06.00
Trend SpO2 dan Heart Rate 10/7/2019
Trend SpO2 dan Heart Rate 10/7/2019
NICU 10/7/2019
Pasien dinyatakan meninggal
pkl 10.10 10/7/2019
ETIOLOGI
perkembangan terjadinya atresia esofagus tidak berhubungan
dengan genetik
1984 (O’Rahily) bahwa terdapat fix cephalad point dari
pemisahan trakeoesofageal, dengan elemen dari trakeobronkial
dan esofageal memanjang menuju kaudal.
1987 (Kluth) septal trakeoesofageal memegang peranan
penting dalam perkembangan atresia esofagus dan gangguan
vaskularisasi juga dapat berperan dalam terjadinya atresia
esofagus ataupun fistula
2001 Oxford dan lainnya kesalahan posisi ventral ektopik dari
notochord pada embrio berusia 21 hari gestasi menyebabkan
gangguan lokus gen, gangguan apoptosis pada foregut dan jenis
jenis atresia esofagus. Kondisi ini karena variasi pengaruh
teratogen pada masa gestasi awal (ex kembar, paparan racun,
atau kemungkinan aborsi).
Anomali Penyerta
Lebih dari 50% bayi dengan atresia
esofagus memiliki 1 atau lebih
variasi dalam atresia esofagus berdasar klasifikasi
anatomi.
Diagnosis
Prenatal
pemeriksaan USG pada minggu ke 18 kehamilan gelembung perut
janin sedikit atau tidak ada (42%), bila dikombinasikan
polihidramnion (56%).
MRI pada leher janin untuk melihat buntunya kantung atas esofagus
Pada bayi baru lahir dengan ibu polihidramnion diperiksa
dengan nasogastric tube
kateter tidak dapat masuk lebih dari 8 - 10 cm
Foto polos dada dan abdomen memperlihatkan ujung kateter
terhenti di mediastinum posterior (T2 – T4), juga keberadaan
udara pada traktus gastrointestinal menandakan keberadaan
FTE distal.
Gambaran Klinis
Mulut berbuih (gelembung udara dari hidung dan mulut)
Sianosis
Batuk dan sesak napas
Pneumonia (regurgitasi air ludah esophagus yang buntu &
regurgitasi cairan lambung melalui fistel ke dalam jalan napas)
Perut kembung, karena udara melalui fistel masuk ke dalam
lambung dan usus
Oligouria tidak ada cairan yang masuk
Biasanya disertai dengan kelainan bawaan yang lain, seperti
kelainan jantung, atresia rectum atau anus
Pembedahan pada kondisi bayi sehat Golden period 24-72 jam
setelah diagnosis TEF tegak
Pembedahan dapat satu tahap atau dua tahap tergantung
pada tipe atresia dan penyulit yang ada.
Biasanya membuat stoma pada esophagus proksimal dari
gastrostomi.
Penutupan fistel, anastomosis esophagus, atau interposisi kolon
dilakukan kemudian hari setelah janin berusia satu tahun
Resiko Pembedahan dan Komplikasi
Dismotilitas esophagus akibat kelemahan otot-otot dinding
esophagus.
Hampir 50% dari pasien gastroesophageal refluks disease
(GERD) pada masa kanak-kanak atau dewasa.
Trakeoesofageal fistula yang berulang.
Kesulitan menelan (disfagia) disebabkan oleh tersangkutnya
makanan pada bekas pembedahan.
Kesulitan bernafas dan batuk Hal ini berhubungan dengan
lambatnya pengosongan makanan di esophagus oleh karena
tersangkutnya makanan oleh bekas pembedahan atau aspirasi
makanan ke dalam trakea
stricture
tracheomalacia
Prognosis
buruk diagnosis terlambat akibat penyulit pada paru.
Keberhasilan pembedahan tergantung berat badan lahir bayi,
ada atau tidaknya komplikasi pneumonia dan kelainan
congenital lainnya yang menyertai.
Prognosis jangka panjang tergantung ada tidaknya kelainan
bawaan lain yang mungkin multiple
Penatalaksanaan Anastesi
Preop Visit
Anamnesa proses Prenatal dan natal
Polyhydramnion bisa menjadi tanda anomali dari renal atau abnormal
kromosom (Down syndrome or Edward Syndrome)
Bayi dengan Atresia esofagus merupakan anomali kongenital dan ini
berkolerasi dengan anomali, kebanyakan berkaitan dengan VACTERL sering
muncul defect Cardiac 20% *
Disarankan untuk dilakukan echocardiografi
Breathing
RESIKO ASPIRASI
Posisi tidur anak tergantung kepada ada tidaknya fistula
aspirasi cairan lambung lebih berbahaya dari saliva
Anak dengan fistula trakeo-esofagus ditidurkan setengah duduk.
Anak tanpa fistel diletakkan dengan kepala lebih rendah (posisi
Trendelenberg)
Tanda2nya ada episode cyanosis atau tersedak tanda aspirasi
aspirasi pnemoni
Suction 10F double lumen untuk mengeluarkan sekret dan
mencegah aspirasi
*Al-Rawi O, Booker PD. Oesophageal atresia and tracheo-oesophageal fistula.Continuing Educ Anaesth Crit Care Pain. 2007;7(1):15-19.
Waspadai ahli/asisten bedah yang menarik paru dan jantung serta
pembuluh darah yang besar yang di bawahnya karena hal ini dapat
menyebabkan hipotensi dan bradikardi yang berat
Bowel
Gastrostomi bisa dilakukan dengan anastesi lokal untuk dekompresi
lambung dan memberikan nutrisi bila pembedahan ditunda.
Pembedahan darurat tidak perlu dan stabilisasi selama 24 – 48 jam
Post operative dibutuhkan perawatan Intensif baik intubasi
maupun ekstubasi
Dibutuhkan ventilator postop berdasarkan derajat gagal nafas
karena aspirasi, fungsi paru karena usia premature,
Reintubasi pada pasien ini sangat beresiko tinggi walaupun
dengan berat < 2 kg masih kontroversi Dan resiko abrasi di
daerah fistula