Professional Documents
Culture Documents
Perdarahan Obstetri
Perdarahan saat hamil
1. Kehamilan ektopik
2. Abortus
3. Mola hidatidosa
Perdarahan ante partum
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Vasa previa
Ectopic Pregnancy
Terjadi bila ovum yang sudah mengalami
Faktor risiko
Riwayat operasi/infeksi
Riwayat PID ( Pelvic Inflammmatory Desease)
Kelainan tuba, endometriosis,
Riwayat kehamilan ektopik
Pemakaian IUD
Diagnosis
Gejala Klinis :
Nyeri perut bawah ( kanan/kiri )
Terlambat haid
Perdarahan pervaginam
Treatment
1. Medical : Methotrexate
2. Surgery :
- Laparoscopy
- Laparotomy salpingectomy ( pengangkatan tuba )
- Laparotomy salpingostomy
- Laparotomy salpingotomy
Methotrexate
A folic acid antagonist
Gestational sacc < 4 cm
The fetus is dead
No rupture
Abdominal bleeding < 100cc
Stable vital sign
Laparoscopy
Salpingectomy
Salpingostomy
Komplikasi :
Bila pecah, perdarahan intra abdomen shock
transfusi
Kematian
Infertilitas terjadi 10-15% wanita dengan kehamilan
ektopik
Pencegahan :
Pencegahan PID
Diagnosis dan pengobatan infeksi genetalia
Prognosis
85 % pasien bisa hamil normal
ABORTUS
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
Etiologi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
(kromosom, lingkungan uterus, obat-obatan)
Kelainan plasenta (end artritis)
Penyakit ibu : Thyfoid, pielonefritis, APS,
Kelainan tr. Genitalis : miomata, serviks
inkompetence
Defek fase luteal : kadar hormon progesteron
rendah
Abortus Imminens
Hasil konsepsi masih didalam uterus
Dilatasi serviks (-)
Perdarahan pervaginan
Mules sedikit/tidak ada
Tatalaksana : tirah baring, progesteron, USG : janin
hidup?
Abortus Insipien
Hasil konsepsi masih di dalam uterus
Dilatasi serviks (+)
Mules sering/kuat
Tatalaksana : evakuasi : kuretase
Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
Canalis servikalis terbuka, teraba jaringan
Perdarahan banyak
Tatalaksana : kuretase
Abortus komplet
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan
Osteum uteri tertutup
Tatalaksana khusus (-)
Abortus spontan
imminens
inkomplete
insipiens
Missed abortion
Missed abortion
Kematian janin < 20 mgg, tidak dikeluarkan
selama 8 mgg/lebih
Diagnosis : gejala abortus imminens, hCG (-),
USG : FHM (-)
Tatalaksana : evakuasi, hati-hati kelainan darah
Komplikasi
Perdarahan syok
Perforasi
Infeksi : abortus infeksiosus/abortus septik
MOLA
HIDATIDOSA
Janin tidak berkembang, yang berkembang
hanya plasenta
Placenta abnormal : lebih besar dan terjadi
gelembung kecil berisi air ( hamil anggur )
approximately one in 1,500 pregnancies.
Ada 2 tipe :
- mola komplit ( tidak ada janin )
- mola parsial ( ada janin + mola)
Diagnosis
Anamnesa : terlambat haid, perdarahan
pervaginam kadang disertai gelembung mola,
Penatalaksanaan
Gejala :
- anemia : transfusi,
- pre eklampsia : anti hypertensi
- tirotoksikosis : PTU, Propanolol
Evakuasi : Kuretase, Hysterectomy PA
Kemoterapi :If the hCG level does not fall
Monitoring : 1- 2 tahun, dianjurkan memakai
kontrasepsi
Prognosis
Penyebab kematian : perdarahan pervaginam , pre
minggu
Penyebab :
- Kelainan plasenta : solusio plasenta, plesenta previa
- Lain-lain : vasa previa, erosi porsio, ca serviks, polip
PLASENTA PREVIA
1.
2.
3.
4.
3-4 cm
Etiologi
Tidak jelas
Multiparitas,
kehamilan kembar,
Usia > 35 th,
Riwayat sc
Merokok
Gambaran klinis
Perdarahan pervaginam
Perdarahan pertama biasanya tidak banyak,
berulang : banyak
Tanpa nyeri
Darah merah segar
Turunnya bagian terbawah janin ke PAP
terhalang
Kelainan letak
Hati-hati perdarahan post partum
Diagnosis
Ax : perdarahan pervaginam tanpa nyeri, tanpa alasan
PL : Bagian terbawah janin blm masuk PAP, kelainan
letak
Inspekulo : perdarahan dari ostium uteri eksternum
USG : plasenta berinplantasi pada corpus depan/
belakang meluas menutupi/mencapai ostium uteri
internum
Tatalaksana
Rujuk ke RS dg fasilitas transfusi, operasi
Jangan dilakukan periksa dalam !
Penanganan pasif/konservatif :
- < 36 mg, perdarahan yg tidak membahayakan ibu
dan janin
- Bed rest, pemberian tokolisis, pematangan paru :
deksametason 12 mg iv
- Observasi : his/kontraksi, perdarahan , detak
jantung janin, bila ada perburukan : sc
Tatalaksana
Penanganan aktif :
- perdarahan banyak (preterm, aterm)
- perdarahan sedikit pada aterm
- Plasenta previa totalis : sc
- Plasenta previa marginalis, parsialis, letak rendah :
sc/partus pervaginam
- Gawat janin : sc
SOLUSIO PLASENTA
Terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
Etiologi
Belum diketahui
Keadaan yang menyertai : multiparitas, ibu usia
Patologi
Prdarahan sedikit, gejala tidak jelas
Perdarahan berlangsung terus hematoma
retroplasenter semakin besarplasenta lepas
sebagian / seluruhnya
Darah : menyusup dibawah selaput ketuban:
keluar, menembus selaput ketuban : air
ketuban kemerahan, ekstravasasi diantara
Patologi
Kerusakan jaringan miometrium / pembekuan
Gambaran Klinis
Ringan
Terlepasnya sebagian kecil plasenta, tidak
Sedang - Berat
Plasenta terlepas < - seluruh plasenta
Sakit perut terus menerus
Ibu bisa syok, gawat janin/meninggal
Perdarahan pervaginam kehitaman
Uterus tegang terus menerus tegang seperti papan
Kelainan pembekuan darah, kerusakan ginjal
Diagnosis
Kadang-kadang sulit, terutama untuk solusio plasenta
ringan USG
Sakit perut terus menerus, perdarahan pervaginam
kehitaman, nyeri tekan pada uterus, uterus tegang
terus, syok, DJJ (-), air ketuban kemerahan
Komplikasi
Perdarahan, syok
Kelainan pembekuan darah : hipofibrinogenemia <
100 mg%
Oliguria
Kerusakan ginjal
Gawat janin, janin meninggal
Tatalaksana
Ringan
Pastikan bukan plasenta previa
Hamil < 36 minngu, perdarahan berhenti :
konservatif, observasi ketat
Perdarahan berlangsung terus, USG : perdarahan
meluas, janin hidup : sc
Janin mati : pecahkan ketuban, infus oksitosin
untuk mempercepat persalinan
Tatalaksana
Sedang dan Berat
Hipoksia janin : sectio sesarea
Pecahkan ketuban : merangsang dimulainya
Tatalaksana
Sedang dan Berat
Bila persalinan tidak selesai dalam 6 jam : sc
Hati-hati perdarahan post partum pada uterus
Couvelaire
Transfusi : PRC (packed red cells), FFP (fresh frozen
plasma)
Cairan intra vena
VASA PREVIA
Pecahnya pembuluh darah pada insersio filamentosa
Terjadi setelah ketuban pecah/dipecahkan
Gawat janin : sc
Insersio velamentosa