Professional Documents
Culture Documents
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang mempergilirkan siang dan malam. Yang Maha Kuasa atas
seluruh isi alam. Yang Maha Tahu apa yang kita lakukan. Shalawat dan salam semoga senantiasa
dicurahkan kepada junjungan alam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Marilah kita terus berusaha meningkatkan takwa kita kepada Allah. Takwa yang dilandasi oleh
pengabdian yang hakiki hamba kepada Khaliq. Memenuhi semua perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya tanpa sedikit pun kita berasa berat dan berkeluh kesah. Itulah takwa hakiki.
Ketahuilah, dakwah adalah jalan para nabi dan rasul Allah subhanahu wa ta’ala. Tak ada seorang nabi
dan rasul pun diutus oleh Allah subhanahu wa ta’ala kecuali untuk berdakwah; menyampaikan
risalah-Nya kepada umat manusia.
Tak mengherankan, dakwah adalah aktivitas mulia, bahkan tidak ada aktivitas yang lebih baik
daripada dakwah. Allah subhanahu wa ta’ala tegas berfirman:
َّْ ن َو َم
ن َ ْل أَح
َُّ س َّ ً ن قَ ْو َ َل ّللاَّّ إّلَى د
َّْ عا ّمم ََّ ّصا ّل ًحا َوعَم ََّ ن ّإننّي َوقَا
َ ل ََّ ّن م ْ ْال ُم
ََّ سلّمّ ي
Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang-orang yang menyeru (manusia) ke jalan Allah,
beramal shalih dan berkata, “Sungguh aku ini termasuk kaum Muslim.” (TQS Fushilat [41]: 33).
Namun, sebagai bagian dari sunatullah, jalan dakwah bukanlah jalan yang mulus. Tapi terjal, penuh
onak dan duri. Terkadang mengundang bahaya. Karena itu tak sedikit umat ini yang berguguran di
jalan dakwah. Hanya para nabi dan rasul, yang tidak gugur di medan dakwah.
Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud. Nabi Musa menghadapi Fir’aun. Bahkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sendiri menghadapi tantangan berat. Beliau pernah dipukul sampai pingsan;
dilempar dengan batu, dilempari saat melewati Pasar Dzul Majaz oleh Abu Lahab; dilempari dengan
kotoran unta saat sedang sujud; dicaci-maki bahkan diludahi; dituding gila, tukang sihir, pemecah-
belah, dan lain-lain. Rasulullah bersama sahabat bahkan diboikot selama 3 tahun oleh kaumnya hanya
karena menyampaikan Islam.
Tantangan, rintangan dan gangguan di jalan dakwah pasti terjadi. Tak boleh takut atau mundur. Harus
senantiasa tertanam dalam jiwa kita sikap optimis. Optimis bahwa pada akhirnya pertolongan Allah
subhanahu wa ta’ala akan segera tiba dan kemenangan dakwah akan segera datang. Sebabnya,
pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala itu amat dekat. Demikian sebagaimana firman-Nya:
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, sementara belum datang kepada kalian
seumpama yang pernah dialami oleh orang-orang sebelum kalian. Mereka ditimpa ragam kesulitan
dan bahaya serta berbagai guncangan hingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau
berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah sungguh pertolongan Allah itu amat dekat
(TQS al-Baqarah [2]: 214).”
Ingatlah, Islam ini agama yang haq. Kita adalah umat terbaik. Karena itu Allah menetapkan kita dan
umat ini sebagai pemimpin dunia, dengan membawa peradaban Islam yang sempurna. Dan, Allah
subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita menerapkan pemerintahan berdasarkan wahyu yang telah
Dia turunkan. Ini merupakan keniscayaan, bahwa kita dan umat ini adalah pemimpin seluruh umat
manusia.
Ketahuilah, Allah subhanahu wa ta’ala telah berjanji akan memenangkan agama-Nya atas semua
agama yang lain. Janji ini telah dipenuhi oleh Allah ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam masih hidup. Dan Allah janjikan kemenangan lagi atas seluruh ideologi yang ada di dunia.
Khilafah akan tegak kembali. Ingat, janji Allah itu pasti.
Mari gelorakan dakwah, semaksimal mungkin. Soal hasil, serahkan kepada Allah. Ingat, haram
hukumnya meninggalkan dakwah. Haram pula kita berhukum kepada selain hukum Allah.