You are on page 1of 8

Jurnal Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp. 14- 21

KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN


PROFESIONALISME GURU PADA SMA NEGERI 1 KUALA BATEE KABUPATEN
ACEH BARAT DAYA
Afriadi 1, Nasir Usman2, Niswanto3
masters of education administration graduate school of Syiah Kuala University Banda Aceh.
Prodi Administration master's degree education of Syiah Kuala University, Banda Aceh Darussalam, 23111,
Indonesia Email: afriadi.hasanuddin@gmail.com

Abstract: Supervision competence of principalis one of the factors that affects the increase of teacher
professionalism. This study was aimed at describing: (1) the competence of principal in preparing the
academic supervision program to improve the professionalism of teachers, (2) the competenceof principal in
implementing the academic supervision program to improve the professionalism of teachers, and (3) the
competence of principal in following up the results of academic supervision to improve the professionalism
of teachers. This research used descriptive method with qualitative approach. The tehniques of data
collection were conducted through observation, interview, and documentation study. The subjects of the
research were principal, vice-principal, teachers and school supervisors. The results showed that: (1) The
principalof SMA Negeri 1 Kuala Batee Aceh Barat Daya district has demonstrated a good supervision
competence, particularly in preparing the academic supervision programs for the teachers. It can be seen
from supervision program that has been prepared by setting goals, objectives, and implementation
procedures of supervision, but it was still less cooperation with the school supervisors.(2) ) The principalof
SMA Negeri 1 Kuala Batee Aceh Barat Dayaregency has demonstrated a good supervision competence,
particularly in implementing the academic supervision.It can be seen from the implementation of models,
approaches, and techniques of supervisionhave been conducted,but the implementation of observation
techniques have not been equipped with observation guide and (3) Supervision competence of the principal
of SMA Negeri 1 Kuala Batee Aceh Barat Daya district particularly in following up the results of
supervision was still less. It can be seen from the follow up of the supervision conducted by evaluating and
providing feedback through individual talk with the teachers supervised, but the principal did not draw up an
action plan for the next supervision.

Keywords: Supervision Competence, Principal and Teacher Professionalism

Abstrak: Kompetensi supervisi kepala sekolah merupakan salah faktor yang mempengaruhi peningkatan
profesionalisme guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kompetensi kepala sekolah dalam
menyusun program supervisi akademik untuk meningkatkan profesionalisme guru, (2) kompetesi kepala
sekolah dalam mengimplementasikan program supervisi akademik untuk meningkatkan profesionalisme
guru, dan (3) kompetensi kepala sekolah dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Kepala SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya telah
menunjukkan kompetensi supervisi yang baik, khususnya dalam menyusun program supervisi akademik
terhadap guru. Hal ini dapat dilihat dari program supervisi yang telah disusun dengan menetapkan tujuan,
sasaran, dan prosedur pelaksanaan supervisi, namun masih kurang kerja sama dengan pengawas sekolah. (2)
Kepala SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya telah menunjukkan kompetensi supervisi
yang baik, khususnya dalam mengimplementasikan program supervisi akademik. Hal ini dapat dilihat dari
penerapan model, pendekatan, dan teknik supervisi yang dijalankan, namun dalam penerapan teknik
observasi belum dilengkapi dengan pedoman observasi dan (3) Kompetensi supervisi kepala SMA Negeri I
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya khususnya dalam menindaklanjuti hasil supervisi masih kurang.
Hal ini dapat dari tindak lanjut hasil supervisi dilakukan dengan mengevaluasi dan memberikan umpan balik
melalui pembicaraan individual dengan guru yang disupervisi, namun kepala sekolah tidak menyusun
rencana aksi supervisi berikutnya.

Kata Kunci: Kompetensi Supervisi, Kepala Sekolah, dan Profesionalisme Guru

Volume 4, No. 2, Mei 2016 - 14


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN KAJIAN KEPUSTAKAAN


Kepala sekolah selaku supervisor akademik
Kompetensi Kepala Sekolah
dalam usahanya memberikan bantuan atau pelayanan
Kepala sekolah sebagai ujung tombak
profesional kepada guru, agar selalu menaruh
kepemimpinan pendidikan dalam menjalankan tugas
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek-
dan tanggung jawabnya memerlukan berbagai macam
aspek yang dapat mengganggu tugas guru dalam
kompetensi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
proses belajar mengajar. Dalam hal ini, kepala sekolah
³NRPSHWHQVL DGDODK NHZHQDQJDQ NHNXDVDDQ XQWXN
senantiasa mempelajari secara obyektif dan terus-
PHQHQWXNDQ PHPXWXVNDQ VHVXDWX ´ .RPSHWHQVL
menerus masalah-masalah yang dihadapi guru dalam
kepala sekolah merupakan kecakapan, kemampuan,
pelaksanaan tugasnya. Ada tiga macam kegiatan
dan wewenang yang dimiliki oleh seorang kepala
supervisi yang harus dilakukan yaitu merencanakan
sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
program supervisi, melaksanakan program supervisi
sekolah dalam mengelola satuan pendidikan
terhadap guru dan menindaklanjuti hasil supervisi. Hal
disyaratkan menguasai keterampilan dan kompetensi
ini sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri
tertentu yang dapat mendukung pelaksanaan tugasnya.
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Wahyudi (2012: 28) menyatakan bahwa:
Standar Kepala Sekolah. Salah satu dimensi
Kompetensi kepala sekolah adalah
kompetensi kepala sekolah adalah dimensi kompetensi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan kepala sekolah dalam
VXSHUYLVL \DQJ PHOLSXWL ³ PHUHQFDQDNDQ SURJUDP
kebiasaan berfikir dan bertindak secara
supervisi akademik dalam rangka peningkatan konsisten yang memungkinkannya menjadi
kompeten atau berkemampuan dalam
profesionalisme guru, (2) melaksanakan
mengambil keputusan tentang penyedian,
supervisi akademik terhadap guru dengan pemanfaatan dan peningkatan potensi
sumberdaya untuk meningkatkan kualitas
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
pendidikan di sekolah.
tepat, (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik
Seorang kepala sekolah yang memiliki
terhadap guru dalam rangka peningkatan
kompetensi yang baik adalah kepala sekolah yang bisa
SURIHVLRQDOLVPH JXUX´
merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
Salah satu faktor keberhasilan guru dalam
nalai yang dimiliki dalam berfikir dan bertindak
mengajar yaitu karena adanya dukungan, bantuan, dan
secara konsisten. Berdasarkan Peraturan Menteri
motivasi dari kepala sekolah. Untuk menguatkan
Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang
asumsi tersebut, maka penulis melakukan penelitian
Standar Kepala Sekolah, dalam lampirannya
di SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
disebutkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi
Daya. Penelitian ini menitikberatkan pada
yang harus dimiliki seorang kepala sekolah, yaitu
pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala
kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
sekolah dalam rangka menjalankan tugas kompetensi
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan
supervisi khususnya yang berkaitan dengan
kompetensi sosial.
peningkatan dan pengembangan profesionalisme guru,
maka dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul:
Supervisi Akademik
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah dalam
Salah satu dimensi kompetensi kepala sekolah
Meningkatkan Profesionalisme Guru pada SMA
sebagaimana tertuang dalam lampiran Permendiknas
1HJHUL , .XDOD %DWHH .DEXSDWHQ $FHK %DUDW 'D\D´

Volume 4, No. 2, Mei 2016 - 15


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah 1. Supervisi akademik adalah bantuan
profesional kepada guru, melalui siklus
adalah memiliki dimensi kompetensi supervisi. Tugas
perencanaan yang sistematis, pengamatan
atau kegiatan yang harus dilakukan kepala sekolah yang cermat, dan umpan balik yang objektif
GDQ VHJHUD´
dalam hal ini adalah melakukan supervisi terhadap
2. Sedangkan supervisi administrasi
guru yang berada dalam lingkup sekolah yang menitikberatkan pengamatan pada aspek-
aspek administrasi yang berfungsi sebagai
dipimpinnya.
pendukung terlaksananya pembelajaran.
Salah satu bagian pokok dalam supervisi
Kedudukan supervisi pendidikan sama
pendidikan adalah mensupervisi guru dalam
pentingnya dengan administrasi pendidikan, namun
melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang dikenal
secara hirarkis supervisi merupakan salah satu fase
dengan nama supervisi akademik. Menurut Mulyasa
atau tahap dari administrasi. Adapun yang menjadi
³VXSHUYLVL DNDGHPLN DGDODK EDQWXDQ
ruang lingkup supervisi akademik menurut Prasojo &
profesional kepada guru, melalui siklus perencanaan
Sudiyono (2011: 84) meliputi: (1) pelaksanaan
yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan
kurikulum, (2) persiapan, pelaksanaan, dan penilaian
EDOLN \DQJ REMHNWLI GDQ VHJHUD´
pembelajaran oleh guru, (3) pencapaian standar
Dengan demikian, esensi supervisi akademik
kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam
peraturan pelaksanaannya, (4) peningkatan mutu
mengelola proses pembelajaran, akan tetapi supervisi
pembelajaran.
akademik dilakukan untuk membantu guru dalam
Tujuan dilakukan supervisi bukanlah semata-
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang
mata untuk menilai kinerja bawahan, akan tetapi
dapat mengembangkan kemampuan
supervisi yang dimaksudkan adalah untuk
profesionalismenya
memberikan bantuan terhadap guru dalam rangka
Secara umum supervisi diartikan sebagai
memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran
kegiatan mengamati, membimbing, dan mengawasi.
agar hasil yang diperoleh bisa lebih optimal. Untuk
Terdapat beberapa pengertian mengenai supervisi,
jelas mengenai tujuan dan fungsi supervisi akademik,
antara lain supervisi menurut Purwanto (2009: 76)
berikut beberapa pendapat mengenai tujuan supervisi
³VXSHUYLVL LDODK VXDWX DNWLYLWDV SHPELQDDQ \DQJ
akademik. Menurut Muslim (2013: 41)
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
tujuan supervisi berkaitan erat dengan
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
tujuan pendidikan di sekolah sebab supervisi
VHFDUD HIHNWLI´ pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka
membantu guru agar dapat melaksanakan
Supervisi yang dikemukakan di atas
tugasnya secara lebih baik sehingga tujuan
merupakan pengertian supervisi pendidikan secara pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
umum, namun dalam perkembangannya supervisi
Hal senada juga diungapkan oleh Mukhar &
pendidikan kemudian lebih difokuskan pada batasan
Iskandar (2009: 52):
yang lebih spesifik, yaitu supervisi pengajaran. Sesuai
tujuan umum supervisi pembelajaran adalah
dengan konsep pengertiannya, maka kegiatan untuk mengembangkan situasi pembelajaran
yang lebih baik melalui pembinaan dan
supervisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu supervisi
peningkatan profesi mengajar; melalui
akademik dan supervisi administrasi. Berikut supervisi pembelajaran diharapkan kualitas
pengajaran yang dilakukan oleh guru semakin
merupakan uraian pengertian tentang kedua supervisi
meningkat, baik dalam mengembangkan
tersebut, Mulyasa (2013: 248) menyatakan bahwa: kemampuan, meningkatkan komitmen, dan
Volume 4, No. 2, Mei 2016 - 16
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

motivasi yang dimiliki guru tersebut dijalankan lebih terarah dan mendapatkan hasil yang
.
lebih optimal.
Dari beberapa pandangan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan supervisi akademik yaitu:
Model, Pendekatan, dan Teknik Supervisi
untuk mengembangkan profesionalisme guru,
Supervisi yang dilakukan di sekolah secara
menumbuhkan motivasi, serta meningkatkan
umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu supervisi
pengawasan kualitas sehingga tujuan pembelajaran
administrasi dan supervisi akademik. Supervisi
dapat dicapai secara lebih optimal.
administrasi atau disebut juga dengan supervisi
Dalam pelaksanaan tindakan-tindakan
manajerial dilakukan untuk seluruh kegiatan
supervisi, hendaknya kita memperhatikan prinsip-
administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik
prinsip yang memperangaruhi hasil supervisi. Sagala
diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran.
(2010: 95) mengemukakan bahwa :
Agar kegiatan supervisi dapat memperoleh hasil yang
prinsip supervisi pendidikan antara lain
adalah ilmiah yang berarti sistematis optimal, maka dalam melakukan kegiatan supervisi
dilaksanakan secara tersusun, kontinu, teratur,
hendaknya seorang supervisor dapat memilih model,
objektif, demokratis, kooperatif, menggunakan
alat, konstruktif, dan kreatif. pendekatan, dan teknik supervisi yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi guru, karakteristik guru,
Program supervisi harus realistik dan dapat
serta sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di
dilaksanakan sehingga benar-benar membantu dalam
sekolah tersebut.
upaya meningkatkan profesionalisme guru. Program
Model berasal dari bahasa Inggris Modle, yang
supervisi berprinsip kepada pembinaan dan
bermakna bentuk atau kerangka sebuah konsep, atau
pengembangan profesionalisme guru dalam proses
pola. Dalam pelaksanaan supervisi akademik, ada
pengajaran. Program supervisi yang baik berisi
beberapa model supervisi akademik yang bisa
tentang kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme
dijadikan pola dalam melakukan supervisi, seperti
guru. Satori (Suhardan, 2010: 53) menjabarkan
yang diungkapkan oleh Sahertian (2010: 34) bahwa
sebagai berikut:
µDGD HPSDW PRGHO NHJLDWDQ VXSHUYLVL \DQJ
(a) kemampuan menjabarkan kurikulum
dalam program catur wulan, (b) kemampuan berkembang, yaitu model supervisi konvensional,
menyusun perencanaan mengajar atau satuan
model supervisi yang bersifat ilmiah, model supervisi
pelajaran, (c) kemampuan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dengan baik, (d) NOLQLV GDQ PRGHO VXSHUYLVL DUWLVWLN¶
kemampuan menilai proses dan hasil belajar,
Pendekatan berasal dari kata approach yaitu
(e) kemampuan untuk memberi umpan balik
secara teratur dan terus menerus, (f) cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-
kemampuan membuat dan menggunakan alat
langkah menuju objek. Dalam melakukan kegiatan
bantu mengajar secara sederhana, (g)
kemampuan menggunakan/memanfaatkan supervisi terhadap guru-guru, kepala sekolah sebagai
lingkungan sebagai sumber dan media
supervisor semestinya membantu menciptakan iklim
pengajaran.
yang kondusif bagi pengembangan dan pertumbuhan
Dari jabaran di atas, maka isi program
profesionalisme guru. oleh karena itu, dalam
supervisi tersebut dapat disusun kedalam program
melakukan supervisi terhadap guru, kepala sekolah
supervisi. Secara umum program tersebut dapat
dituntut untuk menggunakan pendekatan supervisi
dikelompokkan kedalam tujuan, sasaran, dan prosedur
yang sesuai dengan karakteristik guru. Maka oleh
pelaksanaan supervisi, sehingga program yang

17 - Volume 4, No. 2, Mei 2016


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

karena itu kepala sekolah harus mampu memilih menjadi terakreditasi. Kematangan, kemampuan
pendekatan yang tepat untuk melakukan supervisi. mengelola sendiri, pemenuhan kualifikasi, merupakan
Glickman (Muslim, 2013: 77) mengemukakan ada ciri-ciri profesionalisme. Oleh karena itu, peningkatan
tiga pendekatan yang diterapkan supervisor dalam kemampuan professional guru dapat juga diartikan
melakukan supervisi yakni pendekatan direktif, sebagai upaya membantu guru yang belum profesional
pendekatan kolaboratif, dan pendekatan nondirektif. menjadi profesional.
Secara umum, teknik merupakan suatu metode Berbagai program dapat dilakukan baik oleh
atau cara dalam melakukan hal-hal tertentu. Dalam pemerintah, pengawas sekolah, dan kepala sekolah
melakukan supervisi akademik terhadap guru, kepala dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru,
sekolah harus melakukan teknik-teknik yang tepat seperti melalui program supervisi akademik baik yang
agar supervisi yang dilakukan dapat berjalan dilakukan oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala
sebagaimana mestinya. Untuk mencapai tujuan sekolah, membuat organisasi profesi guru melalui
supervisi yang telah ditentukan, maka seorang MGMP, melalui program sertifikasi guru, dan melalui
supervisor dapat menggunakan berbagai macam program tugas belajar.
teknik supervisi. Purwanto (2009: 120) secara garis
METODE PENELITIAN
besar menggolongkan menjadi dua macam teknik
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
supervisi, yaitu teknik perseorangan dan teknik
ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kelompok.
kualitatif yang merupakan salah satu metode yang
a. Teknik perseorangan, yang meliputi: (1)
menggambarkan dengan jelas tentang kondisi objek
mengadakan kunjungan kelas, (2)
yang diteliti, dan temuannya untuk membuat suatu
mengadakan kunjungan observasi, (3)
gambaran yang sistematis, akurat, dan faktual
membimbing guru-guru tentang cara-cara
mengenai fenomena-fenomena, fakta-fakta serta
mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi
hubungan antara fenomena yang diteliti. Nazir (2009:
problema yang dihadapi siswa, (4)
³VHFDUD KDUILDK PHWRGH GHVNULSWLI DGDODK PHWRGH
membimbing guru-guru dalam hal-hal yang
penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi
berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum
atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak
sekolah.
mengadakan akumulasi data GDVDU EHODND´
b. Teknik kelompok, yang meliputi: (1)
mengadakan pertemuan atau rapat, (2)
HASIL PEMBAHASAN
mengadakan diskusi kelompok, (3)
Hasil
mengadakan penataran-penataran.
Kompetensi Kepala Sekolah dalam Menyusun
Program Supervisi Akademik pada SMA Negeri I
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya
Peningkatan Profesionalisme Guru
Penyusunan program supervisi akademik yang
Secara sederhana peningkatan profesionalisme
dilakukan oleh kepala SMA Negeri I Kuala Batee
guru bisa diartikan sebagai upaya membantu guru
melibatkan wakil kepala sekolah dan dewan guru di
yang belum matang menjadi matang, yang tidak
sekolah tersebut. Dengan adanya penyusunan program
mampu mengelola sendiri menjadi mampu mengelola
supervisi maka pelaksanaan supervisi yang dilakukan
sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi menjadi
oleh kepala sekolah terhadap guru-guru di sekolah
memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi
Volume 4, No. 2, Mei 2016 - 18
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

akan lebih mudah dan terarah sehingga pelaksanaan kendala yang dihadapi guru dalam melakukan proses
supervisi berjalan dengan baik. Program supervisi pembelajaran, menyusun program supervisi,
yang disusun oleh kepala sekolah dan wakil kepala menyusun jadwal kunjungan kelas, mengadakan
sekolah berdasarkan hasil rapat dengan seluruh dewan observasi kelas, mengadakan kunjungan kelas
guru yang dilaksanakan pada awal semester. Adapun Kompetensi Kepala Sekolah dalam
masukan yang diterima dalam rapat tersebut dijadikan Menindaklanjuti Hasil Supervisi Akademik pada
sebagai tolok ukur dan pertimbangan dalam SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
merumuskan tujuan dan sasaran supervisi. Pertunjuk Daya
dan pedoman dalam menetapkan tujuan dilakukakan Hasil supervisi yang dilakukan perlu
supervisi dan sasaran supervisi. Mengenai penyusunan ditindaklajuti agar memberikan dampak yang nyata
program supervisi akademik, penulis mewawancarai untuk meningkatkan profesionalisme guru. tindak
kepala SMA Negeri I Kuala Batee, berikut petikan lanjut tersebut berupa evaluasi dan umpan balik yang
hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut dilakukan oleh supervisor terhadap guru yang
³.DPL PHQ\XVXQ SURJUDP VXSHUYLVL DNDGHPLN disupervisi. Kepala SMA Negeri I Kuala Batee
terhadap guru di sekolah dengan melibatkan semua Kabupaten Aceh Barat Daya telah melakukan evaluasi
unsur yang ada di sekolah, baik dewan guru, wakil terhadap hasil supervisi yang dilakukan. Hal ini sesuai
kepala sekolah bidang kurikulum, dan wakil- wakil dengan hasil wawancara penulis dengan kepala
NHSDOD VHNRODK ELGDQJ ODLQQ\D´ VHNRODK VHEDJDL EHULNXW ³6HWHODK PHODNXNDQ VXSHUYLVL
Kompetensi Kepala Sekolah dalam terhadap guru kami melakukan evaluasi terhadap hasil
Mengimplementasikan Program Supervisi Akademik supervisi serta menganalisis administrasi guru yang
pada SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh sudah lengkap atau belum lengkap serta kekesuaian
Barat Daya penggunaan media pembelajaran dan hasil kami
Hasil observasi dan wawancara penulis dengan GLVNXVLNDQ KDVLO WHPXDQ GLODSDQJDQ GHQJDQ JXUX´
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru
memberikan data bahwa kepala sekolah telah PEMBAHASAN
melaksanakan program supervisi akademik terhadap Kompetensi Kepala Sekolah dalam Menyusun
guru dengan menerapkan model, pendekatan, dan Program Supervisi Akademik pada SMA Negeri I
teknik supervisi yang sesuai dengan kebutuhan dan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya
karakteristik guru. Adapun rangkaian pelaksanaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala
kegiatan supervisi akademik pada SMA Negeri I SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Daya dalam melaksanakan supervisi akademik
menggunakan model supervisi ilmiah, karena terhadap guru-guru di sekolah telah memulai dengan
pelaksanaan supervisi yang diterapkan memiliki menyusun program supervisi terlebih dahulu. Program
program perencanaan yang jelas, tentunya memiliki disusun secara umum dengan cara melibatkan semua
tujuan dan sasaran supervisi yang jelas pula, dan unsur yang ada di sekolah seperti wakil kepala
dilakukan secara kontinu. Langkah-langkah yang sekolah bidang kurikulum, wakil-wakil kepala sekolah
ditempuh sangat sistematis mulai dari rapat dengan lainnya, juga melibatkan seluruh guru yang ada di
guru-guru untuk memperoleh masukan mengenai sekolah tersebut. Dalam program supervisi akademik

19 - Volume 4, No. 2, Mei 2016


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dicantumkan tujuan, sasaran, dan prosedur kebutuhan dan karakteristik guru. Berdasarkan jurnal
pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru. Hal ini Syafmawati (2013: 97) bahwa pelaksanaan supervisi
VHVXDL GHQJDQ SHUHQFDQDDQ VXSHUYLVL PHQXUXW 5LYD¶L kepala sekolah dilakukan dengan pendekatan dan
(Seprina, 2013:187) ada beberapa hal dalam teknik supervisi yang tepat, namun masih terdapat
pelaksanaan supervisi: kelemahan dalam menerapkan teknik supervisi berupa
1. Tujuan supervisi yakni apa yang ingin dicapai kunjungan kelas secara efektif. Jika dilihat dari model
melalui supervisi. supervisi yang dilakukan maka kepala SMA Negeri I
2. Alasan mengapa kegiatan tersebut perlu Kuala Batee telah menerapkan model supervisi ilmiah,
dilaksanakan, sehingga dapat ditentukan dimana dalam pelaksanaan supervisi akademik di
prioritas pencapaiannya serta dapat ditetapkan sekolah, supervisor telah menyusun program supervisi
teknik pelaksanaannya. terlebih dahulu sebelum melaksanakan supervisi,
3. Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan pelaksanaan supervisi menggunakan prosedur atau
yang telah dirumuskan. langkah-langkah supervisi yang jelas dan terarah,
4. Siapa yang akan dilibatkan/diikutsertakan kemudian data yang diperoleh benar-benar objektif.
dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
5. Waktu pelaksanaannya. Sahertian (2010: 36) model supervisi yang bersifat
6. Apa yang diperlukan dalam pelaksanaannya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)
dan bagaimana memperoleh hal-hal yang dilaksanakan secara berencana dan kontinu, (2)
diperlukan. sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik
Namun dalam penyusunan program supervisi tertentu, (3) menggunakan instrumen pengumpulan
kepala SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh data, (4) ada data yang objektif yang diperoleh dari
Barat Daya masih terhadap kekurangan. Adapun keadaan yang riil, maka berdasarkan pernyataan di
kekurangan yang dimaksud adalah dalam rangka atas, dapat disimpul bahwa pelaksanaan supervisi
kerjasama dengan pihak lain seperti pengawas sekolah akademik yang dilaksanakan oleh Kepala SMA
masih perlu ditingkatkan untuk perbaikan program Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya
supervisi. telah menerapkan model supervisi ilmiah.
Kompetensi Kepala Sekolah dalam Namun kepala SMA Negeri I Kuala Batee
Mengimplementasikan Program Supervisi Akademik
Kabupaten Aceh Barat Daya dalam menerapkan
pada SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh
Barat Daya teknik supervisi dinilai masih ada kekurangan
Hasil penelitian yang penulis lakukan pada khususnya teknik observasi kelas, karena tidak adanya
SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat pedoman observasi yang jelas yang dapat ditunjukkan
Daya tentang pelaksanaan supervisi akademik kepala oleh kepala sekolah, sehingga observasi yang
sekolah terhadap guru-guru di sekolah telah dijalankan tidak dapat menampung semua
menunjukkan pelaksanaan supervisi yang dilakukan permasalahan yang dihadapi guru.
oleh kepala sekolah berjalan cukup baik. Dalam Kompetensi Kepala Sekolah dalam
Menindaklanjuti Hasil Supervisi Akademik pada
implementasi program supervisi akademik, kepala
SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
sekolah telah menerapkan model, pendekatan, dan Daya
teknik supervisi akademik yang tepat dan benar yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala
di sesuaikan dengan kondisi lapangan dan berdasarkan sekolah SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh
Volume 4, No. 2, Mei 2016 - 20
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Barat Daya dalam melakukan supervisi akademik dilakukan dalam program supervisi di semester yang
terhadap guru-guru di sekolah yang dipimpinnya telah akan datang.
melakukan kegiatan tindak lanjut dari hasil supervisi Saran
akademik. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Kepala sekolah menindaklajuti hasil supervisi
kepala sekolah dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik hendaknya dapat memberikan umpan balik
terhadap guru adalah dengan cara mengevaluasi hasil kepada guru baik secara langsung yaitu dengan cara
supervisi, kemudian hasil tersebut dianalisis untuk melakukan pertemuan individual maupun dengan cara
mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan supervisi menyusun kembali rencana program aksi supervisi
yang telah dilakukan dan untuk menganalisa kendala- berikutnya dalam rangka memperbaiki temuan-
kendala apa saja yang dihadapi selama proses temuan dalam supervisi sebelumnya.
supervisi berlangsung, baik dalam proses penyusunan
program maupun dalam proses implementasi program.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hal ini sesuai dengan pernyataan Seprina (2013: 187)
Mukhtar dan Iskandar. (2009). Orientasi Baru
dalam jurnalnya bahwa supervisi yang terakhir yang Supervisi Pendidikan, Jakarta: GP Press
dilakukan oleh supervisor adalah melakukan evaluasi Mulyasa, E. (2013). Manajemen & Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
program supervisi. Evaluasi supervisi mencakup Muslim, Banun, Sri. (2013). Supervisi Pendidikan
semua aspek yang meliputi hasil, proses, dan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme
Guru, Bandung: Alfabeta
pelaksanaan supervisi. Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala SMA Indonesia

Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Permendiknas RI. Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah
terhadap hasil supervisi hanya berupa pemberian
Prasojo, Diat, Lantip dan Sudiyono. (2011). Supervisi
masukan-masukan kepada guru-guru yang disupervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media
melalui pembicaraan individual. Namun tindak lanjut Purwanto, Ngalim, M. (2009) Administrasi dan
Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
tidak disusun dengan rencana program aksi supervisi Rosda Karya.
berikutnya, perbaikan temuan hasil supervisi hanya Sagala, Syaiful. (2010). Supervisi Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
dilakukan dalam program supervisi di semester yang Sahertian. Piet, A. (2010). Konsep Dasar & Teknik
akan datang. Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta
Seprina, R. (2013) Kontribusi Supervisi Kepala
KESIMPULAN DAN SARAN Sekolah Terhadap Pelaksanaan Tugas
Guru SMP Negeri Kecamatan Padang
Kesimpulan Timur Kota Padang.
Kepala SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/arcicle.
viewfile
Aceh Barat Daya telah menunjukkan kompetensi Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional,
supervisi yang baik khususnya dalam penyusunan Bandung: Alfabeta
Syafmawati, I. (2013). Persepsi Guru tentang
program, implementasi, dan dalam menindaklajuti Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah SD
hasil supervisi untuk meningkatkan profesionalisme Negeri Kecamatan Padang Timur Kota
Padang. Portalgaruda.org/acticle.php
guru. Namun tindak lanjut hasil supervisi tidak
Wahyudi. (2012). Kepemimpinan Kepala Sekolah
disusun dengan rencana program aksi supervisi Dalam Organisasi Pembelajar. Cet III
berikutnya, perbaikan temuan hasil supervisi Bandung: Alfabeta.

21 - Volume 4, No. 2, Mei 2016

You might also like