You are on page 1of 25

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAWUA
Alamat : Jln.Trans Sulawesi Km. 4, (0452) 325080 Kel. Kawua Kec. Poso Kota SelatanKab. Poso

KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS KAWUA


Nomor : SK/306/P2P/PKM-KWA/2016

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM P2 DBD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS KAWUA,

Menimbang : a. bahwa Demam Berdarah Denguue merupakan


penyakit yang disebapkan oleh virus dengue,dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
atau aedes albopictus yang hingga saat ini belum
ditemukan obat dan vaksinya;
b. bahwa kasus Demam Berdarah Dengue cenderung
meningkat dan berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa yang dapat menelan korban
jiwa,sehingga menjadikan wilayah kerja puskesmas
kawua sebagai daerah endemis penyakit Demam
Berdarah Dengue;
c. bahwa pengendalian perkembangan Nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopicus melalui
pemberantasan nyamuk dan jentik-jentiknya
merupakan salah satu cara yang tepat untuk
menanggulangi Penyakit Demam Berdarah Dengue;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a,huruf b,huruf c, dan
huruf d,maka dipandang perlu menetapkan
peraturan Kepala Puskesmas Kawua tentang
pengendalian penyakit Demam Berdarah di wilayah
kerja Puskesmas Kawua;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang


Wabah penyakit Menular;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
hak Asasi Manusia;
3. Undang-Undang Nomor 32 tentang Pengendalian
dan pengolahan Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;

5. Peraturan pemerintah Nomor 40 tahun 1991


tentang Pedoman Penanggulangan Wabah dan
Penyakit Menular;

6. Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1116/Menkes/SK/V111/2004 tentang
pedoman Penyelenggaran Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa (KLB);

7. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 581/Menkes/SK/V11/2003 tentang
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAWUA TENTANG


PENETAPAN PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM P2 DBD
PUSKESMAS KAWUA

KESATU : Pedoman Pelayanan Program P2 DBD Puskesmas Kawua


sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Pedoman sebagaimana Diktum Kesatu agar digunakan


KEDUA : sebagai acuan oleh Petugas Puskesmas Kawua untuk
menyelenggarakan pelayanan P2 DBD di wilayah kerja
Puskesmas Kawua.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan


KETIGA : dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Kawua
pada tanggal : 2016
KEPALA PUSKESMAS KAWUA

ALBERT KALENGKONGAN, A.Md.Kep


NIP. 19711015 199303 1 007
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAWUA

NOMOR :

TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM P2


DBD PUSKESMAS KAWUA

PEDOMAN PELAYANAN

PROGRAM P2 DBD PUSKESMAS KAWUA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang utama di indonesia jumlah penderita dan
luas daerah penyebaranya semakin bertambah seiring dengan
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.

Laporan Kementrian Kesehatan (KEMENKES) di tahun 20015 pada


bulan oktober ada 3.219 kasus DBD dengan kematian 32
jiwa,sementara bulan november ada 2.921 kasus dengan 37 angka
kematian dan bulan desember ada 1.104 kasus dengan 31
kematian.Ada penurunan jumlah kasus dan angka kematian
penderita DBD di 34 propinsi di indonesia di banding tahun 2014
pada bulan oktober ada 3.512 kasus dengan 81 kematian,november
7.877 kasus dengan 65 kematian dan desember7.656 kasus dengan
50 kematian.

Target pengendalian DBD tertuang dalam dokumen Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Strategis (RENSTRA).Kementrian Kesehatan 2010-2014 dan
Kemenkes 1457 Tahun 2003 tentang standar pelayanan minimal
yang menguatkan pentingnya upaya pengendalian penyakit DBD di
indonesia.Kabupaten/kota bahkan sampai ke desa melalui
pelaksanaan program pengendalian penyakit DBD di harapkan dapat
berkontribusi menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit menular di indonesia.

Sejak pertama kali di temukan pada tahun 1968 hingga saat ini
jumlah kasus DBD di laporkan meningkat dan penyebaranya
semakin meluas bahkan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa

(KLB) di beberapa daerah.Data Direktorat Pengendalian Penyakit


Vektor kemenkes menyebutkan hingga akhir januari 2016 KLB DBD
di laporkan ada di 12 kabupaten dan 3 kota di 11 propinsi di
indonesia yang meliputi antara lain Propinsi Banten,Sumatra
utara,Bengkulu,Bali,Sulawesi Selatan,Propinsi Gorontalo,Papua
Barat,Propinsi Papua,NTT,Jawa Tengah dan Propinsi Sulawesi Barat.

Golongan terbanyak mengalami DBD di indonesia pada usia 5-14


tahun Mencapai 43,44% dan usia 15-44 tahun mencapai 33,25%.

Berkenaan dengan pentingnya profesionalisme pelayanan unit


kerja P2 DBD dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Kawua, telah
ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Kawua Nomor
SK/306/P2P/PKM-KWA/2016 tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
P2 DBD Puskesmas Kawua Kabupaten Poso.

B. Tujuan Pedoman
1.Tujuan Umum
Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Kawua untuk
meningkatkan kemampuan dalam mencegah,melindungi diri dan
masyarakat dari penularan DBD melalui perubahan perilaku (PSN
DBD) dan kebersihan lingkungan
2.Khusus
a.Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan
pengendalian DBD
b.Menurunkan jumlah kelompok masyarakat yang beresiko
terhadap penularan DBD
c.Menurunkan angka kesakitan DBD
d.Menurunkan angka kematian akibat DBD
e.Peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB

C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman pelayanan P2 DBD Puskesmas Kawua meliputi :

(1) Pengelolah program P2 DBD di puskesmas


(2) Pengelolah program kesehatan lain dan lintas sektor dalam hal
ini,Surveilans,Kesling,Promkes dan Kader Jumantik

D. Ruang Lingkup Pelayanan


1.Ruang Lingkup Tempat
Pelayanan P2 DBD di laksanakan di semua Kelurahan wilayah
kerja puskesmas
2.Ruang Lingkup Waktu
Waktu Pelayanan P2 DBD di laksanakan :
a.Pembagian bubuk abate dilaksanakan sebanyak 2 kali pada
bulan Maret dan Agustus
b.Survey Jentik dilaksanankan 12 kali setiap tahun pada bulan
Januari sampai Desember dan laporanya di masukan setiap
pertriwulan yaitu bulan Maret,Juni,September dan Desember
E. Batasan Operasional
1.Penyakit DBD adalah Penyakit menular yang disebapkan oleh virus
dengue dan di tularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang ditandai
dengan demam mendadak 2-7 hari tampa penyebap yang
jelas,lemah,lesuh,gelisah,nyeri uluh hati,disertai tanda pendarahan
di kulit berupa bintik pendarahan,lebam,atau ruam kadang-kadang
mimisanberak darah,kesadaran menurun atau syock

2.Penderita/Tersangka adalah orang sakit dengan tanda-tanda seperti


pada buitr 1 atau sekurang-kurangnya panas tampa sebap atau
tanda pendarahan lainya
3.Pengamatan Penyakit adalah kegiatan mencatat jumlah
penderita/tersangka penyakit Demam Berdah Dengue menurut
waktu dan tempat (wilayah) kejadian,yang di laksanakan secara
teratur

4.Pemusanahan penyebap penyakit adalah penyemprotan insektisida


untuk membasmi nyamuk pembawahvirus dengue

5.Pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue adalah semua


upaya untuk mencegah dan menangani Demem Berdarah Dengue
termasuk tindakan untuk membatasi penyebaran Penyakit Demam
Berdarah Dengue

6.Penyelidikan Epidemiologi adalah kegiatan pelacakan


penderita/tersangka lainya dan pemeriksaan jentik nyamuk
penular penyakit demam berdarah dengue dirumah
penderita/tersangka dan rumah-rumah sekitarnya dalam radius
sekurang-kurangnya 100 meter,serta tempat umum yang di
perkirakan menjadi sumber penyakit lebih lanjut

7.Penanggulangan seperlunya adalah penyemprotan insektisida atau


pemberantasan sarang nyamuk yang di lakukan berdasarkan hasil
penyelidikan epidemiologi

8.Kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian


kesakitan/kematian penyakit Demam Berdarah Dengue yang
bermakna secara epidemiologi pada satu daerah dalam waktu
tertentu

9.Pemeriksaan jentik berkalah (PJB) adalah pemeriksaan tempat


penampungan air dan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes
Aegypti untuk mengetahui adanya jenti, nyamuk,yang di lakukan
dirumah dan tempat umum secara teratur sekurang-kurangnya
tiap 3 bulan untuk mengetahui keadaan populasi jentik nyamuk
penular Demam Berdarah Dengue
10.Abatesisasi adalah penaburan insektisida pembasmi jentik pada
tempat penampungan air

11.Angka bebas jentik (ABJ) adalah presentase rumah dan tempat


umum yang tidak di temukan jentik,pada pemeriksaan jentik
berkala.

F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular
2. Undang-Undang No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah No.40 tahun 1991 tentang Pedoman
Penanggulangan Wabah penyakit Menular
5. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
NO.1116/Menkes/SK/V111/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
(KJB)
6. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
No.581/Menkes/V11/2003 tentang Pemberantasan Penyakit
Demam Berdarah Dengue
BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Untuk melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan di
Kecamatan Poso Kota Selatan terutama dalam pengendalian penularan
penyakit DBD,di Puskesmas Kawua memiliki tenaga kerja yang baik
dari puskesmas maupun dari masyarakat yaitu :
Pola Ketenagaan Unit Pelayanan P2 DBD Puskesmas Kawua
Kualifikasi
No Nama Jumlah
Status Pendidikan Pelatihan

1 Program P2 PNS D III - 1


DBD

2 Kader IRT SMA - 5


Jumantik

Total 6

B. Distribusi Ketenagaan
Pengelolah program P2 DBD tenaga kesehatan dari puskesmas yang
di tunjuk oleh kepala puskesmas untuk melaksanaknan tugasnya
sebagai pengelolah program pengendalian penularan penyakit DBD di
wilayah kerja puskesmas
Pengelolah program P2 DBD mendapat SK dari kepala
puskesmas.Selain pemegang program DBD dan jumantik pelaksanaan
pemberantasan DBD juga melibatkan :

1.Dokter
2.Koordinator P2M
3.Pengelolah Promkes
4.Kader jumantik aktif
5.Pengelolah program P2 DBD Dinas Kesehatan
C. Jadwal Kegiatan Pelayanan P2 DBD

Jadwal Kegiatan Unit Pelayanan P2 DBD Puskesmas Kawua

No Jenis pelayanan Waktu Keterangan

2. Pelayanan P2 DBD berupa Bulan maret (tgl Mencegah


pembagian bubuk abate di 6,8,10,13,14,16,18,20,21,22) perkembangbiakan
semua wilayah kerja Bulan agustus(tgl jentik nyamuk
ppuskesmas bersamaan 7,8,10,12,14,16,18,19,21,22) sehingga populasi
dengan posyandu nyamuk dapat
terkendali

3. Pelayanan P2 DBD Bulan maret,bulan Mencegah


berupa kegiatan juni,bulan perkembangbiakan
survey jentik dan September,dan bulan jentik nyamuk
larvasidasi desember sehingga populasi
nyamuk dapat
terkendali,kegiatan
ini dilakukan oleh
kader jumanti
aktif di masing-
masing wilayah
kerja puskesmas
BAB III
STANDAR FASILITAS

A.Dena Ruang
Dalam pelaksanaan tugas pemberantasan penyakit Demam
Berdarah Dengue tidak ada ruang khusus karena merupakan program yang
berbasis masyarakat

B.Standar Fasislitas

1.Buku pedoman penatalaksanaan P2 DBD


2.SOP Program P2 DBD
3.Kerangka Acuan Program P2 DBD
4.Uraian Tugas Pokok Petugas Program P2 DBD
5.Laporan Triwulan Suevei jentik di wilayah kerja
6.Penyemprotan insektisida/fogging
7.Alat penyuluhan kesehatan
8.Bubuk Abate
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A.Lingkup Kegiatan

1.Lingkup kegiatan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue


secara garis besar adalah meliputi upaya yang
bersifat,promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitative di wilayah kerja
puskesmas
2.Program Pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue sebagai
jaringan puskesmas harus :
a.Bertanggung jawab kepada kepalah puskesmas
b.Bertanggung jawab kepada masyarakat dalam penanganan DBD
c.Berkoordinasi dengan lintas sector dan jejaring pelayanan kesehatan
lain di wilayah kerjanya
d.Membina Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM)
dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk dan penanggulangan
penyakit DBD

B.Metode

Terdapat metode untuk :


1.Penemuan penderita tersangka DBD
2.Rujukan penderita DBD
3.Penyuluhan kesehatan pada masyarakat meliputi :
a.Penyuluhan perorangan
b.Penyuluhan kelompok
4.Surveilans kasus DBD
Angka bebas jentik(ABJ)
5.Surveilans vector
Pengamatan jentik berkala
6.Pemberantasan vector
a.Abatesisasi
b.Kegiatan 3 M
c.Penanggulangan Fokus (fogging)
7.Pencatan dan pelaporan

C.Langkah Kegiatan
1.Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai
a.Penemuan penderita tersangaka DBD
Kasus di lihat dari jumlah suspek DBD yang dating ke puskesmas
b.Rujukan penderita DBD
Bilah terdapat tanda-tanda penyakit DBD seperti demam
mendadak,panas tinggi 2-7 hari,tampak lemah dan lesu,suhu badan
antara 38-40 C atau lebih,tampak bintik-bintik merah pada kulit
direnggangkan bintik merah itu hilang,kadang-kadang ada
pendarahan di hidungmungki terjadih muntah darah atau BAB
darah,tes tourniquet positif
c.Penyuluhan kesehatan pada masyarakat meliputi :
1.Penyuluhan perorangan
Terhadap individu yang berobat melalui konseling
2.Penyuluhan kelompok
Melalui diskusi,ceramah,penyuluhan melalui poster
d.Surveilans kasus DBD
Angka bebas jentik(ABJ) : presentase rumah yang bebas jentik di
banding dengan rumah yang di periksa
e.Surveilans vector
Pengamatan jentik berkala : Presentasi rumah yang di periksa jentik
di banding dengan rumah yang di periksa
f.Abatesisasi
Pemberian bubuk abate pada tempat penampungan air yang sudah
tidak bisa di kuras
g.Penanggulangan focus (fogging)

2.Pelaksanaan
Adalah seluruh kegiatan yang telah tertulis dalam perencanaan
3.Pengawasan dan pengendalian
Melalui pencatatan dan pelaporan yang di lakukan :
a.Mingguan
b.Bulan
c.Triwulan
4.Keluaran
a.Penemuan penderita tersangka DBD
b.Rujukan penderita DBD
c.Penyuluhan dan pergerakan masyarakat untuk melakukan
pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ,penyuluhan informasi
tentang Demam Berdarah dan pencegahanya di lakukan melalui
jalur-jalur informasi yang ada :
1).penyuluhan kelompok :
PKK organisasi sosial masyarakat lain,kelompok
agama,guru,murid sekolah,pengelolah tempat umum/instansi dll
2).Penuluhan perorangan
Kepada ibu-ibu pengunjung posyandu,penderita keluarga di
puskesmas,kunjungan rumah oleh kader/petugas program DBD
d.Survei kasus DBD
Hasil angka bebas jentik di lakukan dengan cara melihat atau
memeriksa semua tempat yang dapat menjadi tempat
berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti dengan mata telanjang
untuk mengetahui ada tidaknya jentik,yaitu dengan cara visual
e.Surveilans vector
Melalui pengamatan jentik berkala (PJB) yaitu merupakan bentuk
evaluasi kegiatan yang di lakukan tiap 3 bulan sekali di tipa
kelurahan
f.Pengendalian vektor
Perlindungan perseorangan memberikan anjuran untuk mencegah
gigitan nyamuk dengan meniadakan nyamuk di dalam rumah
dengan cara menyemprotkan obat anti serangga atau dengan tidur
memakai kelambu
BAB VI
KESALAMATAN SASARAN

Mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan


program P2 DBD di puskesmas Kawua di perhatikan keselamatan
sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus di lakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan di laksanakan.
Pemberdayaan masyarakat adalah cara untuk menumbukan dan
mengembangkan norma yang membuat masyarakat mampu untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kegiatan penanggulangan
penyakit DBD.Pemberdayaan masyarakat di tentukan oleh
pemahaman,kemahiran dan semangat dalam menerapkan pendekatan
sosial kemasyarakatan.Secara keseluruhan pendekatan gerakan
masyarakat dilakukan melalui promosi kesehatan,pengembangan
institusi masyarakat,pendekatan hukum dan regulasi penghargaan
serta pendekatan ekonomi produktif.
Kesemuanya itu di lakukan demi keselamatan sasaran
program.Sedangkan untuk keselamatan petugas P2 DBD perluh
melakukan proteksi dini terhadap resiko penularan penyakit DBD
melalui upaya-upaya pencegahan terutama agar tidak tertular penyakit
DBD melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Untuk keamanan dan kenyamanan petugas dalam memberikan


pelayanan kesehatan terutama untuk mencegah tertularnya penyakit
dimana banyak kasus-kasus penyakit menular,misalnya :
TBC,Kusta,Hepatitis,HIV/AIDS,dan bersinggungan langsung dengan
bahan kimia misalnya Abate atau fogging,maka petugas dalam
melakukan pelayanan di wajibkan memperhatikan keamanan diri
dengan pemakaian alat perlindungan diri (APD),menggunakan
masker,sarung tangan,dan celemek plastic dan melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan atau pelayanan.

PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

No Nama Alat Pemeriksaan


1 Sanitasi tangan Ya
2 Sarung tangan Ya
3 Masker Ya
4 Celemek Tidak
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program P2 DBD di Puskesmas dimonitor dan


evaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1.Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jenis dan jadwal.
2.Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.
3.Tercapainya indikator setiap kegiatan pelayanan Petugas
Promkes,Petugas surveilans di puskesmas dan Kader jumantik Aktif
4.Permasalahan di bahas pada setiap Lokakarya mini setaip bulan di
puskesmas
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue


Puskesmas Kawua ini di gunakan sebagi acuan pelaksanaan pelayanan di
Puskesmas Kawua diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak.Hal
tersebut akan menjadikan pelayanan semakin optimal dan dapat di rasakan
manfaatnya oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kawua.Serta
dapat meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan pasien atau
masyarakat.

Ditetapkan di : Kawua
pada tanggal : 2016
KEPALA PUSKESMAS KAWUA,

ALBERT KALENGKONGAN, A.Md.Kep


NIP. 19711015 199303 1 007

You might also like