You are on page 1of 6

MADRASAH DINIYAH NABATUSSALAM, ETAN PASAR BANDUNG TULUNGAGUNG

Khutbah Idul Fitri 1439 H -2018 M

Oleh Kang Yanu


Dinukil dari sebagian besar dari dinding FB Gus Najih Bojonegoro
َّ ََ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ
ْ ُ‫أوثش هلال‬
‫أوثش‬ ْ ُ‫هلال‬ ‫أوثش‬ْ ُ‫أوثشهلال‬ ْ ُ‫أوثش هلال‬ ْ ُ‫أوثش هلال‬ ْ ُ‫أوثشهلال‬ ْ ُ‫أوثش هلال‬ ْ ُ‫أوثش هلال‬ ْ ُ‫هلال‬
ٗ
َ ‫َاٌإل إال‬ َ َ َ َ َ َ
َ َ
ََُّّ ْ ْ
َ َّ َ َّ ْ
‫َِ لِل‬
‫ز ََ٘ ذٔاا‬ْٞ ٌ‫حاخ ِ ا‬ ٌ ‫اٌصَّا‬ ‫ذر‬ ‫ر‬ ٗ ‫ؼ‬ ّ ٕ ‫ت‬ ْٞ ٌ‫ا‬
‫ز‬ ‫ذ‬ ّ‫ح‬ ٌ‫ ا‬، ‫اٌحّ ذ‬ ٚ ‫أوثَش‬ْ ُ‫أوثش هلال‬ ْ ُ‫الُهلال‬ٚ ‫هل‬
ِ َِ ُِّ َِِ ِِ ِ َْ َْ ‫ََِ لِل‬ َ َ
َّ َ َّ َ ْ َ َُّ َ
‫ز‬ُٞ ٌ‫ا‬ ََ َ ُ َ َ ََ
ٌُ ٗ َ‫ه‬٠ ْ‫الُ َْح ٖذ الشش‬ٚ ‫ا ٌٗإل إال هل‬ ‫أشذ ْأ‬ ٙ ، ُ‫ََ٘ ذٔاا هلال‬ ‫ ْ ٌال ْأ‬ٛ ‫رذ‬
ٞ ٌْٕ ٙ ‫ا ٕوا‬ِٚ ‫ٌ زا‬ٙ
ِ ِ ُ َ َ َ َ ِ ِ ََ َِ
َ َ ُ َُ َ
َْ ٍّ َ َ َ ْ َْ ١‫خصا َّ تخ‬
‫ش‬ ٕ
َ َ ْ َ
‫شش ْع‬ ٠ْٓ ُ
‫ا ؼح تؤػظ د‬١ٕ‫ػ‬ ّْ ‫ٌٕا‬ َْ ٍَ ‫أذ‬ٚ ً ُ ْ‫ش ٔ ث أسس‬ ٝ ْ
َ ١‫أوشا تخ‬ٚ ‫ٔأ‬
‫ٍ َوراب ضي‬
ٍ ِِ ِ ِ َ َّ ََ ِ ِ ِِٕ َ َ ِ ِ ِ
ٍّ َ ِ
َ ُ ِ ْ ْ
ً َ ْ َُ ُ ُ ْ ُ َُُ ْ َ
، ‫ا‬٠ٕ‫اإلس ْد‬
ٍُْ َ
ْٔ ‫ى‬ ٍَْ ‫أذد‬ّٚ ‫ى‬ ْ ُ ٌ ‫أود‬ ١َْٛ‫ٌأ‬
ُ‫دٌِى‬١ ْ‫سض‬ٚ ‫ر‬ٟ ‫ؼ‬ ُ ّ ََ١‫ػ‬ َِْ ُ ٠ِٕ‫ى د‬ ٍّْ َْ ، ‫ْال‬ َ ‫ اإلس‬٠ٓ‫ِْ ْ َ ْد‬ َ ََ ِ ِ ِ
َِ ُ ٗ
َ َّ ْ َََ ‫ََتٍ َغ ِّاٌشساٌح‬ٚ َ
ََ‫ذشوا‬ َّ َ ٤ِ‫َْ أد ا‬ ِ َُّ ‫سس‬ٚ َُْ َ‫ًُذا‬ َُّ ‫َّ ْأ‬ َٙ ْٚ
ٕ َٚ ‫َح‬٤ِ‫ٔصح ا‬ٚ ‫ٔاح‬
َ َٜ ‫ز‬َّْٞ ٌ‫ا‬ ٌُُْٛ ‫ػ ٖثذ‬ ‫ِح‬ ‫أش ُذ‬ َ
َ َ َ
ِّ َّ ْ ُ ْ ْ
ْ ‫ٌٍأ‬ُُٙ َّ ٌَ‫ٍ اٌََّحَّجح ا‬ٝ َُ ‫َػ‬
‫تاسن‬ٚ ‫س‬ ٍُ ِٚ ََ ْ َ َ ًِّ‫َص‬ ,‫ه‬
َّ
ٌ‫ػا إال َ٘ا‬ ٙ َٕ ‫غ‬
ِ ٠ ْ‫ض‬ ٠ ‫ال‬ ، ‫ا‬ َ٘
‫اس‬ َٕ‫و‬ٙ ‫ا‬ ١ٍٙ ٌ ْ ‫ضاء‬ ١ ‫ث‬ ْ
ِ َ ِ َ َ ِ َ َ ِ َ َ َ
َ ‫ٌإ‬ٝ ْ ‫ػ ٌٗآ‬ َّ ‫َ ٌٕا‬ َ ْ َّ َ
‫ا‬ ْ‫ تئحس‬ُُٙ‫ ٓ ذثؼ‬ِٚ ٠ٓ ْ‫َ ٘اش‬ ‫صحاترْ اٌط‬ٚ ٗ ٍَٝ ٚ ٠ُ ْ‫ث اٌىش‬ ٟ ‫ذ‬ ‫ ٔذا ِح‬١‫ٍ ِّس‬ٝ َ ‫ػ‬
ٍ َ ِ ْ َِ ََِ ِ ِ َِِ ََ َِِ َ ِ ِ ِّ ٍَّ ُ ِ َ
,‫ ِأا ْت ُؼذ‬. ٠ٓ‫ ِّاٌ ْذ‬٠َٛ
ْ ََّ َ َ ُِ ُْ َ ُ َِِ ََ َ َّ ِ ِ َِ َ َِْ
ُ َ ْ ُ ْ َُْ َّ ُ ََ َُ َّ َُّ َ
َّ ١َْ ٌ ‫ٔأ‬ ٓ ّ ْ ٛ ٗ
‫ؼ ُى‬ ٍ ٌ ‫ؼا اخ ش‬ ٍ ٛ ‫اف‬ٚ ‫ِس‬
ٍَّْْْٛ ‫ ُر‬ٚ ‫ال ذذ إال‬ٚ ‫اذما هلال حك ذماذ‬
ٛ ! ‫ا ػثا َد هلال‬١‫ف‬
ُ ُ َ َ َ ُ َّ َْ ُ
ٛ ْ ْ
ِ ِ ‫ر ْىٍّا‬ٌٚ : ّ‫ ًَج‬َٚ َ َّ‫ الي هلالُػض‬,ُ ٠ ْ‫ِذ وش‬١ِ ْ ‫ػ‬
ْ ٚ ُ ١‫ظ‬
‫ػ‬ َ ََ ٠ْٛ ‫ِزا‬ ُ ٠ِْٛ ‫ػاَْأ‬
َ٘ ‫ى‬ ٍّْٛ ‫ا‬ٚ ,‫ُْح‬َْٛ ‫ذ ٍف‬ ََ َ
َ ْ ُ ِ
َ
‫ذشىش‬
َُْْٚ ٍ ٌَّٚ ‫ػِا ََ٘ذا ُْو‬
‫ؼ ُْى‬ ٍَٝ ‫هلال‬ ‫ ُشا‬ٚ ‫رِّىث‬ٌِٚ ‫ؼذج‬
ِ ٌ‫ا‬
: ُْ َُ َ ُ ُ ََّ
َ
َ ََ َ َ
Hadirin sidang Jamaah Idul Fitri yang Dimuliakan Allah
Dalam suasana pagi hari yang khidmat berselimut rahmat dan kebahagiaan ini, marilah kita
senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala curahan rahmat dan
nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga di pagi hari yang cerah ini kita dapat menunaikan
.sholat „dul Fitri dengan khusyu‟ dan tertib

Hari ini, takbir dan tahmid berkumandang di seluruh penjuru dunia, mengagungkan asma Allah
SWT. Kumandang takbir dan tahmid itu sesungguhnya adalah wujud kemenangan dan rasa
syukur kaum muslimin kepada Allah SWT atas keberhasilannya meraih fitrah (kesucian diri)
melalui mujahadah (perjuangan lahir dan batin) dan pelaksanaan amal ibadah selama bulan suci
: Ramadhan yang baru berlalu. Allah SWT menegaskan
ٍ ُ ٌَََّٚ ‫ػ َِا ََ٘ذا ُُْو‬
َُْْٚ ‫ؼ ُْى َذ ُْش‬
‫ىش‬ ُ ٚ ‫َرىث‬ٌَُِِّٚ ‫ؼ َذج‬
َ ٍَٝ َ‫شا هلال‬ ِ َ ّ ٌ‫ىٍِّْا ا‬ٛ ْ‫َ ر‬ٌُِٚ
ُ

-Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk“
Nya
yan
g
dibe
rika
n
kepa
da
kam
u
sem
oga
kam
u
bers
yuk
ur
(kep
ada-
Nya
).”
(QS.
al-
Baq
oroh
185)

......Ma‟asyiral Muslimin Rohimakumullah


Ada seorang pemuda menemukan batu kerikil. Ya, batu kerikil. Entah jenis batu akik atau
batu permata. Untuk memastikannya, bergegaslah ia menuju pengrajin batu, menunjukkan
batu kerikil temuannya. "Maaf anak muda, aku tidak tahu, ini jenis batu apa, yang pasti, ini
."batu langka dan sangat berharga, coba kamu bawa ke ahli batu di ibu kota

Tanpa berpikir panjang pemuda itu menuju ibu kota, membawa batu kerikil temuannya itu dan
membawa segunung rasa penasaran. "Anak muda, batu kerikil ini sangat istimewa, aku tak
sanggup membelinya. Seluruh harta yang kumiliki tidak akan cukup untuk ditukar dengan
batu kerikil milikmu ini. Coba saja, kamu bawa kepada sang raja, barang kali beliau bersedia
".membelinya

Pergilah ia menuju kerajaan, dan sesampainya di sana, sang raja berkata : "Wahai Anak muda,
batu kerikilmu ini sangat istimewa. Aku tidak tahu, berapa harga yang harus aku bayar. Sekarang

1
MADRASAH DINIYAH NABATUSSALAM, ETAN PASAR BANDUNG TULUNGAGUNG

begini saja. Kamu serahkan batu kerikil itu kepadaku, dan aku akan berikan kepadamu
kesempatan waktu tiga jam, untuk masuk ke gudang perhiasan milik kerajaan. Silakan kamu
mengambil seluruh barang berharga yang kamu sukai di dalam gudang perhiasan kerajaan.
Tetapi ingat, kamu hanya mempunyai waktu tiga jam. Ingat hanya tiga jam"

Pemuda itu berfikir, tiga jam adalah waktu yg sangat longgar, untuk membawa pulang seluruh
perhiasan kerajaan. Dibukalah pintu gudang. Waw.....pemuda terkejut, berjuta-juta jenis
perhiasan, emas, intan, berlian berbaris rapi, siap untuk dibawa pulang. Di dalam gudang juga
terdapat satu kamar tidur layaknya kamar hotel berbintang. Di sebelah kamar terdapat meja
makan yang tersaji berbagai hidangan yang siap makan.

Sejenak ia berfikir : "Aku akan membagi waktuku menjadi tiga. Satu jam pertama untuk
menikmati makanan. Dengan makan itu aku akan mendapat kekuatan untuk mengangkut peti
peti perhiasan. Satu jam yang kedua, akan aku gunakan untuk istirahat sejenak, tidur di kamar
yang belum pernah aku rasakan mehdahneo penake agar tubuhku lebih segar, sebelum
mengangkut pundi pundi emas. Satu jam ketiga, akan aku ambil semua perhiasan, lalu
kubawa pulang seluruh isi gudang."
Ia mulai menikmati berbagai macam hidangan istimewa, hingga perutnya penuh sesak dalam
waktu satu jam. Akibat kekenyangan, rasa kantukpun tak dapat ditahan, ia masuk ke kamar
dan tertidurlah pemuda itu dengan nyenyaknya.

Tiba tiba abdi dalem kerajaan datang menggedor pintu "Hai Anak muda, waktumu telah
habis. Sudah tiga jam kamu di sini. Ayo segera keluar sekarang juga" "Ha... tapi aku belum
membawa apa apa"

Tanpa bisa ditawar, abdi dalem menyeret pemuda itu keluar dengan tangan hampa. Tak
satupun harta dan perhiasan yang ia bawa. Hanya penyesalan dan nelangsa yang ia dapatkan.
Hadirin jamaah sholat idul fitri yang berbahagia.

Betapa bodohnya pemuda ini. Andaikan saja, ia menggunakan waktu tiga jam dengan sebaik
baiknya, pasti ia pulang dengan membawa semua perhiasan kerajaan dan jadilah ia kaya raya.
Andaikan saja, ia sabar menahan nafsu selama tiga jam, pasti ia bisa membeli makanan diluar
yang lebih banyak, ia bisa membeli kasur yang lebih lebih empuk, bahkan ia bisa membangun
rumah mewah sekelas istana. Tetapi karena kebodohannya ia hanya mendapat penyesalan dan
nelangsa.

Hadirin jamah sholat Idul fitri yang dimuliakan Allah.

Kita semua telah dianugerahi oleh Allah, sesuatu yang sangat berharga, bahkan tidak bisa dibeli
dengan apapun. Anugerah itu adalah WAKTU. Waktu adalah UMUR. Waktu tidak dapat dibeli,
namun dengan waktu kita bisa mengumpulkan kekayaan sebanyak banyaknya. Umur tidak
dapat diperpanjang, namun dengan memanfaatkan umur kita bisa menikmati surganya Allah
yang kekal selama lamanya.

Jangan pernah terlena seperti pemuda dalam ilustrasi cerita tadi. Jangan buang waktu kita
sedetik saja, untuk aktifitas yang sia sia. Jangan biarkan sedikitpun umur kita, kita lewatkan
tanpa makna, tanpa ibadah, tanpa taqwa. Hidup bukan untuk bermain-main belaka, hidup bukan
untuk sibuk hanya mengejar harta. Hingga saat malaikat maut datang memanggil kita, kita
pulang ke alam kubur tanpa membawa apa apa. Hanya penyesalan dan nelangsa.

Saudaraku, rasanya baru kemarin, kita menyambut datangnya ramadhan. Ternyata pagi ini
ramadhan telah lewat begitu cepatnya. Rasanya baru kemarin, kita bertanya tanya kapan awal
ramadhan ternyata tadi/kemarin sore kita sudah diributkan kapan lebaran. Renungkanlah
berapa amal yang telah kita kumpulkan selama bulan mulia ini? Ataukah malam seribu bulan
hanya terbuang sia sia?

Rasanya baru kemarin, kita menjadi anak anak kecil, yang begitu bahagia dan gembira memakai

2
MADRASAH DINIYAH NABATUSSALAM, ETAN PASAR BANDUNG TULUNGAGUNG

baju baru, menyambut sholat idul fitri, kini kita telah menjadi orang tua yang sebentar lagi
memakai kain putih menyambut sholat jenazah. Renungkanlah berapa amal yg telah kita
kumpulkan untuk kita bawa mati? Ataukah usia muda hanya menumpuk dosa dosa?

Rasanya baru kemarin, sahabat kita mengikuti sholat idul fitri di masjid ini. ternyata hari ini dia
sudah terkubur dalam tanah. Rasanya baru kemarin, kita sungkem pada kedua orang tua dan
sesepuh di hari fitri. ternyata sekarang, satu dari mereka telah menjadi tulang belulang di dalam
tanah. Rasanya baru kemarin, tetangga kita yang sawahnya berlimpah itu mengulurkan zakatnya
di hari raya, ternyata kini dia tinggal memiliki sepetak tanah ditumbuhi satu pohon kamboja.

Sesaat lagi kematian menjemput kita. Keluarga kita tinggalkan, anak istri kita terlantarkan,
jabatan kita lepaskan, hendak menuju kemana? Apa yg akan terjadi ketika kita di dalam
kubur? Apa yang akan ternjadi setelah kita dibangkitkan? Apa yg terjadi setelah perbuatan kita
diperhitungkan? Nikmat yang abadi di surga atau siksa yang abadi di neraka naudhubillah
minannar.

Saudara Islamku yg kucintai. Hari ini satu setengah milyar ummat Islam yang tersebar di
seluruh pelosok dunia serempak membaca "Allaahu Akbar" dengan perasaan bahagia. Yang di
kota mudik ke desa, yang di desa silaturahim ke kota. Tapi saya tidak tahu mengapa mereka
begitu bahagia? Mengapa kita begitu bahagia?

Mungkinkah kebahagiaan ini, karena kemenangan kita melawan nafsu selama puasa ataukah justru
bahagia karena merasa bebas mengumbar nafsu setelah puasa? Mungkinkah kebahagiaan ini
karena rasa syukur bisa menjalankan ibadah puasa atau justru bahagia karena telah terbebas dari
kewajiban puasa? Mungkinkah kebahagiaan ini, karena kemenangan kita melawan setan ataukah
justru ini adalah pancaran dari kebahagiaan setan yang tertawa melihat kekalahan kita?

Lalu sebenarnya apa tujuan bertakbir di hari raya dan mengapa harus
berbahagia? Allah berfirman
‫نوركشت مكلعلو مكاده ام ىلع هللا اوربكتلو ةدعال اولمكتلو‬
Ternyata Allah memerintahkan untuk bertakbir bahagia karena apa? Karena bersyukur
kita mendapat hidayahNya.
‫مكاده ام ىلع اللهوربكتل‬
Atas hidayahnyalah, sehingga kita sanggup berpuasa. Atas hidayahNya lah, kita tidak berani
makan walau tidak ada siapa siapa. Atas hidayahnyalah, kita punya semangat shalat tarawih, atas
hidayahNya lah kita rela menahan kantuk membaca ayat Alquran. Tengoklah saudara kita yang
belum mendapat hidayah. Mereka tanpa risi makan siang hari, mereka tanpa beban
meninggalkan sholat tarawih. Bahkan di bulan suci ini Alquran suci tak pernah tersentuh tangan
mereka. Tanpa Hidayah Allah kita pasti jauh lebih buruk dari mereka.
‫ربكا هللا‬، ‫ربكا هللا‬، ‫ربكا هللا‬، ‫دمحال للهو ربكا هللا‬

Saudaraku, bulan suci Ramadhan telah berakhir, bukan berarti ibadah kita ikut berakhir. Bulan
ramadhan sudah usai namun ibadah kita belum usai. Allah yang kita sembah di bulan ramadhan
masih sama dengan Allah yang kita sembah setelah ramadhan. Allah yang memberi kita rizki di
bulan ramadhan tetap maha memberi rizki setelah ramadhan. Untuk itu para hadirin, sangat rugi,
jika kita menjadi baik hanya satu bulan ramadhan, tapi menyia nyiakan sebelas bulan yang lain.

Ya Allaah, Sholat isya' dan subuh yang biasa kami kerjakan berjamaah di bulan ramadhan,
tolong kami, agar tetap bisa mengerjakan dengan berjamaah setelah ramadhan haingga
maut mendatangi kami.

Ya Allah, Alquran yang biasa kami baca di bulan Ramdhan, tolong kami, agar bisa membacanya
setiap hari di luar bulan ramadhan, hingga maut menghampiri kami.

Ya Allah, Sholat witir yang biasa kami kerjakan selama ramadhan, tolong kami, agar
bisa mengerjakan setiap malam di luar bulan ramadhan, hingga ajal menjemput kami.

3
‫‪MADRASAH DINIYAH NABATUSSALAM, ETAN PASAR BANDUNG TULUNGAGUNG‬‬

‫‪Ya Allah, Maksiyat yang bisa kami jauhi selama ramadhan, tolong kami agar tetap‬‬
‫‪.menjauhinya sampai ajal mengistirahatkan kami‬‬

‫‪Ya Allah, Zakat dan Shodaqoh yang biasa kami keluarkan selama ramadhan, tolong kami,‬‬
‫‪.agar tetap rela mengeluarkannya di luar bulan ramadhan, hingga habis usia kami‬‬

‫‪Ya Allah, Engkau yang maha pengampun, maha pengasih dan penyayang di bulan ramadhan,‬‬
‫‪.ampunilah kami selalu, kasih sayangilah kami selalu, hingga akhir kehidupan kami‬‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫رَّـ ْمَٓ‪١‬‬
‫َْ َ ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫صشج اٌ‬ ‫‪ٝ‬‬
‫ف‬ ‫و‬ ‫ا‬‫‪٠‬‬ ‫إ‬ ‫َّ‪ٚ‬‬ ‫ٕا‬ ‫أدخ‬ ‫‪ٚ‬‬ ‫‪,‬‬ ‫َْٓ‪١‬‬ ‫ا‬ ‫َٓ‪٠‬‬ ‫فآئضْ‬‫ٌ‬ ‫ا‬ ‫َْٓ‪٠‬‬ ‫آئذ‬ ‫ؼ‬‫َِٓ اٌ‬ ‫َ هلال َّ‪ِٚ‬إ‪٠‬ا ُو‬
‫ؼا‬
‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬
‫َِٕ‪َِْ ِ ٍ ْ ٢‬‬ ‫َ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ْ َ‬ ‫ََ جُ ٍٕ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫‪.‬‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬
‫ْ َ َّْٓ‪١‬‬
‫ش اٌشا َّح‬ ‫‪ ٚ‬اسحْ‬ ‫سِّب اغفشْ‬ ‫َْٕٓ‪ْ ٛ ١‬اٌّْلَْٓ‪ْ ٚ . ١‬لًُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ُ ‪ٔ ٚ‬أد خ‪َُ ١‬‬ ‫ٕ‬ ‫اٌِّؤ‬
‫ِِ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ ِ‬ ‫َ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ُ‬ ‫ُ‬
‫‪------‬‬
‫َ‬

‫وثً‪١‬شا‬ ‫هلال أوثش – هلال أوثش – هلال أوثش – هلال أوثش – هلال أوثش – هلال أوثش – هلال أوثش ْ‬
‫ْ‬ ‫ًْ َ ‬ ‫ْ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ً ْ ُ‬ ‫‪ ٚ‬سُثحْ اَْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ظُ‪َّ ١‬‬
‫ؼ ِْ‬ ‫غفاسَ اٌ ِ‬ ‫حَُِِْ‪ ١‬اٌ ِ‬ ‫ؼ اٌ ٍ‬
‫اٌ ٍ ُْ‪١‬‬ ‫ٌحّ‬
‫‪ِ١‬ال ‪ .‬ا ذَْ َ لِل‬
‫هلال ُتىشج ‪ ٚ‬أصْ‬ ‫َ‬ ‫ِ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ‪ ٚ‬اٌحّ ذَْ َ لِل وثً‪١‬شاْ‬
‫َِِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َّ َ َ‬ ‫اٌ ‪ْٙ‬ماسَّ‬
‫َ‬
‫‪ٚ‬أشذ ْأ‬‫ٍِّىر تـ ْؼٓ‪ ١‬اإلػرثاس ‪ٙ .‬‬ ‫ف تَذآئغ ٗ‬ ‫ػ ِٓ ٔظش ‪ٝ‬‬ ‫ٍَ‪ٝ‬‬ ‫الذخف ِؼشف ُْٗر‬ ‫‪ٝ‬‬ ‫اٌز‬
‫َ‬ ‫َِ‬ ‫ِ ِ ‬ ‫َْ ِِ ِ َ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ‪ِ َ ٜ‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َّ‬ ‫ُْ‬ ‫َْ‬ ‫ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫‪ٚ‬أشذ ْأ‬
‫ف َداس اٌمشاس ‪ٙ ,‬‬ ‫ج ِٓ شَ‪ ٙ‬ذ ‪ٙ‬تا ‪ْ ٛ ٠‬فص ‪ٝ‬‬ ‫‪ٙ‬شا َد‬ ‫ٌُٗ‬ ‫الشش‪٠‬هَْ‬ ‫‪ ٚ‬حذ‬ ‫اٌإل ٗـ إال هلالُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ َ‬ ‫ِ‬ ‫ََِ ‬ ‫َ ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫َ َْ ٖ ُ‬ ‫َِ‬
‫ِ‬
‫ٗ‬
‫ِِ‬ ‫َِِٗ ٌَ ِِ ٘ َٓ‪َّ٠‬‬ ‫ٗ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َُ َ ‬ ‫َََّ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َّ ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪ٌ ٍٝ‬آ ‪ٚ‬صحْ ث اطاشْ‬ ‫ػ‬ ‫سس ‪َ ٚ‬‬‫ػ ٖثذ ‪ٌُُْٛ ٚ‬‬ ‫س َُْ‬‫ٍْٗ‪ٍ ُ ٚ ١‬‬ ‫ص هلالُ َ‬
‫ػ‬ ‫ِ ح ًذا ‪ٍ ٝ‬‬ ‫ِّ سَ‪ٔ ١‬ذاَ‬
‫َْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ُْ‬ ‫َّ‬ ‫ََ‬ ‫َْ‬
‫َّ‬ ‫ٌ ‪ٌٚٝ َُّْ ٛ‬أ‬ ‫ْ‬
‫ى ‪َٚ,‬‬ ‫أطَُ‪ْٛ ١‬ؼا اِشسي ‪ ٚ‬اِْ‪٤‬ش ِ ِْٕ ُ‬ ‫‪ ,‬اذ ‪ْ ٛ‬ما هلال ‪ْ ٚ‬‬
‫َ‬ ‫ََ ‬
‫ٌٕااطُ‬ ‫‪ :‬فـ‪ُّ١‬آأ‪٠ٙ‬ا‬ ‫ُْ‬
‫َّا تؼذَ‬ ‫ا‪٤‬خِ‪١‬اس ‪ِ .‬أ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ َ ‬ ‫َ‬
‫َّ‬ ‫ُ َ ُْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ‪َ ٛ‬‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْأَ‬ ‫ْ‬ ‫ٗ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫‪ٝ‬‬ ‫ْ‬ ‫‪ٛ‬‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫صش ‪ .‬هلال‬ ‫ْإ‬ ‫َذ َْ‪ُْٚ‬‬ ‫ث ال ٕ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫‪٠‬ؤذَِ‪١‬ى ُ اؼ َ‬
‫زابُ‬ ‫ٌ‬ ‫ً‬ ‫ُ‬
‫ُ‪١‬ثا ِّست ُى ‪ ٚ‬أ ٍّْسا ٌ ِٓ لث‬ ‫ٌإ‬ ‫ْ‬ ‫ٔأ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬
‫ِ َ‬ ‫ُِ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬
‫‪ٛ‬‬ ‫‪ٛ‬‬
‫سّْ‪١‬ا ‪ .‬اٍُ‪ ٌٙ‬صََّ‬
‫ًِ‬ ‫ً ٍ‬ ‫ػْٗ‪ٍّْ ٚ ١‬سا َْذ‬ ‫صا ٍَ‬ ‫ُ ِْٕآ ا ِ ‪ٍْ ٛ‬‬ ‫ث ‪ُّ٠‬آأ‪٠ٙ‬ا اٌزَْٓ‪٠‬‬
‫ػٌَٕا ‪َٟ‬‬ ‫َ ِ‪٣ ٚ‬ئى ٗ ُر ُ‪ٍ َْْٛ َ٠‬‬
‫صِ ‪ٍَٝ‬‬ ‫ِ‬ ‫َ َ ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ََ‬
‫َ‬ ‫ِّ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫َْٓ‪١‬‬ ‫ٌ‬ ‫ٗ‬ ‫ٗ‬
‫ٌآ‬ ‫‪ِّ ٍٝ‬س‪ٔ ١‬ذا ِح ذ ‪ٍَٝ ٚ‬‬
‫ػا ِؼُُ‪ ٙ‬تشحّْ رهَ ‪٠‬ا أسحْ‬ ‫َّ ٕ‬ ‫ػ ‪ ٚ‬صحْ ث ‪ ٚ‬اراتؼ ‪ ٚ‬اسضْ‬ ‫ػ‬
‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َِ‬ ‫ََْ َِ ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِِ‬ ‫َِِ ‬ ‫َ‬ ‫ِِ َ‬ ‫ٍََُّ ‬
‫َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َِ ‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ْ‬ ‫ٌٍّ سٍّْ َْٓ‪ ٚ ١‬اٌّسْ‬ ‫َّْٓ‪ . ١‬اٍُ‪ ٌٙ‬اغفشْ‬ ‫اٌشا َّح‬
‫اخ ا‪ْ٤‬حْ ‪١‬آء ُُ‪َِٕٚٙ‬‬ ‫ٍّ اخ ‪ ٚ‬اٌّ َْٓ‪ٌّ ١‬‬
‫َِٕؤ ‪ ٚ‬إِؤ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫َِ ِ َ‬ ‫ِِ َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫ِ ِ ‬ ‫ِِ‬
‫سْ ‪١‬ش ‪٠ ٚ ,‬ا جاتش ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َّ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِّ ًو‬ ‫ػ‬‫‪ٍ .‬اُ‪٠ ٌٙ‬ا ِِّ‪١‬سش ِّ ًو َ‬ ‫ْ‬
‫وسْ ‪ٍ١‬ش ‪َٚ,‬‬ ‫ػ ًِّو ‪ٟ‬شء لذ‪٠‬شْ‬ ‫ا‪٤ِٛ‬اخ ٔإهَ ٍَ‪ٝ‬‬
‫َِ‬ ‫ََ ‬ ‫ٍ َ‬ ‫َُ َ ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ٍْ‬ ‫َْ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ضَِؼ‪ْ ١‬ف ٍ َ َ ‪٠ ٚ ,‬ا ِ َِٓؤ ََ ِّ ًو‬ ‫َ فم‪ُِّ١‬شْ ‪٠ ٚ ,‬ا ‪ِٞٛ‬م ًِّوَ‬ ‫َِِّ ًو‬ ‫َ ‪٠‬ا َِ ‪ٕٟ‬غ ُ‬ ‫ِّ ًو فشٍْ‪٠‬ذ ‪ٚ ,‬‬ ‫َ‬
‫‪ ٠‬ا صاحة‬
‫َ َ ِ‬
‫َ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫ٍ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َ‬ ‫‪٠‬سْ ‪ َْ ٌُٙ َ ١‬‬
‫‪ٌٝ‬إ اٌ ْ‬ ‫ال ‪َ٠‬حْ را ُ‬ ‫ِسْ ‪١‬ش ٍَْ‬ ‫اٌؼ‬ ‫ٍََ‪١‬سْ ‪ِ١‬شُ‬
‫ػَ سِْ‪١‬ش ‪ ,‬فرْ‬ ‫ٍِ ْخ‪١‬ف ‪٠ِّ ,‬سْش وًَّ َ‬
‫ث‪١‬اِ‬ ‫ِ ََ‬ ‫ج‬
‫َ‬ ‫ش ‪ ,‬اٍ ‪٠‬ا ِٓ َ‬ ‫َِ َ‬ ‫ػ‪ِ١‬هَ‬ ‫ُ ِ‬
‫َ َ‬ ‫ْ‬
‫ْٓ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬
‫‪ٔٚ‬خافُ‬ ‫ََٔ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫‪ ٚ‬اٌرفسْ ‪َّ ١‬‬
‫َ‬ ‫َ ٕه‬ ‫َ وث‪١‬شْ ‪ٔٚ ,‬أ َد ػا ٌ ‪ٚ‬تصِْ‪١‬ش ‪.‬اٍُ‪ ٌٙ‬إٔا خافُ ِ‬ ‫َ‬ ‫ش ‪ ,‬حاجا ٕذاَ ٌإ‪ْ ١‬ه‬ ‫ِ‬ ‫َ‬
‫َِّ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ََّ‬ ‫َِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َِّٔ ٕجا ََِ ْٓ ال‬ ‫ْ‪,‬‬ ‫ْ ْ َ ُ‬ ‫َ َ ُ‬ ‫ََ ‪ ٔٚ‬خاف ُِ ْ‬ ‫َ ‪ُ٠‬خاف ه ْ‬
‫َّ‬ ‫‪ٍ ,‬اُ‪ ٌٙ‬تحِّك ِٓ ‪٠‬خاف ِٕهَ‬ ‫َِ َ‬ ‫َ‬ ‫ٓ ال ‪٠‬خاف ِٕهَ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ِٕ ََ‬
‫َ ُ ْْ ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َِ ‬ ‫ُ‬ ‫ََّ ‬ ‫َ ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ٍَُّ‬ ‫َِ‬ ‫َ‬
‫ٍْٗ‪َ ِ ٍ ُ ِ ٚ ١‬‬
‫س أح ُش ٕساَْْ تـ ْؼٕ‪١‬هَ اٌ ‪ٝ‬ر ال َ ٕذاَ ‪ٕ ,‬‬
‫‪ٚ‬او ٕفا َ‬ ‫ػ‬‫ص هلال َ‬ ‫ذ ‪ٍٝ‬‬ ‫‪ ,‬تحِّك ِح‬ ‫‪َُْ ٠‬‬
‫خاف ِٕهَ‬
‫‪٠‬ا‬ ‫ََ‬
‫َ‬ ‫ََْ ‬ ‫َْ‬ ‫َ ََ ُ‬ ‫ُْ‬ ‫َ َ‬ ‫َّ‬
‫ٔ اَِ‪ ,‬تشحّْ ره‬ ‫ٔأ‬ ‫ػ ٍٕ‪١‬اَْ‬
‫ّٕ ا تمذسذهَ َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬
‫َ‬ ‫ََِ‬ ‫فال ٍْ‪ٙ‬ذَٕىا ‪ ٚ ,‬د سجآ ُء ََ ‬ ‫ِ‬ ‫َِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ َ ا ‪ٜ‬ز الُ ُ‪٠‬شا ‪َٚ,‬اسحْ َْ‬ ‫ِ تـى ٕفهَِ‬
‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َّ ُّ‬ ‫َّ‬ ‫ُ اٌشا َّح‬ ‫أسحْ‬
‫ُّ‬
‫ػ اٌ ‪ٜٛ‬‬
‫رم‬ ‫رم ‪ٍَٝ ٚ ,‬‬ ‫ٌ‬ ‫ٍَ‪ٔ ٌ ٝ‬‬ ‫َّْٓ‪ٍ . ١‬اُ‪ ٌٙ‬أ ٕ ٍَ‪ٝ‬‬
‫ػ دْٕٕ‪٠‬ا تا ٌ ٔذ‪١‬‬
‫َ‬ ‫َا ‪ٚ ,‬ػ اذ‪١‬ا تا ‪َ ٜٛ‬‬ ‫ػا ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ‬ ‫ِِ‬
‫َ‬ ‫ُْ ‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫ََ‬
‫‪ٌٝ‬إْ ْ ‪ٌّٕٙ‬ا‪ٝ‬‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ػَ‬‫ْ‬
‫سضانَ ِ‬ ‫فض ُ‬ ‫اٌّ ‪ٝ‬‬ ‫ِ‬ ‫ُِِ ‬ ‫ِ تـٍطفهَِ‬ ‫ٌرهَ‬ ‫‪َِ ٍٝ‬جّ ‪ْ ١‬غ‬ ‫ػ‬‫‪َ ٚ,‬‬ ‫ِ ِ‬ ‫ؼِتا ٌ ‪ٛ‬رْ ف‪ِْ١‬‬
‫ك‬ ‫‪ ٍٝ‬اٌ ّ ً‬ ‫َ‪َ ٚ,‬‬‫ؼ‬ ‫تا ٌِ ّ ً‬ ‫ِ ََ‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِْ ِ َ‬ ‫َ ِ ‬ ‫َ‬ ‫َّ ِ‬ ‫ِِ ‬ ‫َِّ‬ ‫َ‬
‫‪ٝ‬‬
‫ٌإ ٕجرهَ اٌّصْ ُْحب ٌرهَ تٌٕاظش ٌإ ‪ٚٙ‬جْ هَ اٌىشْ ُ‪٠ , ٠‬ا هلالُ … ‪٠‬ا هلالُ … ‪٠‬ا هلالُ … ‪٠‬ا‬ ‫َ‬‫‪ٛ‬‬ ‫‪ٝ‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ْْ ‬ ‫َ َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َ‬
‫‪ٛ‬‬
‫‪ٚ‬اإلوشا َ ‪٠‬ا را اٌّ ٘اَة اٌؼََظا َ …‬ ‫ٌ‬ ‫سحْ‬ ‫وشَٓ‪٠ ١‬ا ّْٓ‬
‫أوش ا‪ِ ْ ٤‬‬
‫جالي َ ِ‬
‫َ ‪٠‬ا ‪ِ٠ ١‬ا راَا ِ‬ ‫سح‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ ِ ‬ ‫ََ ِ ُ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ََ ‬ ‫ْ‬ ‫ََ‬
‫َُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َّ‬
‫َْٔ‬
‫ٌإْٗ‪ . ١‬اٍُ‪ ٌٙ‬إٔا سٌؤ هَ‬ ‫َ‬ ‫َّ ُ‬ ‫هلال اٌؼ ْ‬
‫ظُ‪ ١‬اٌ ْ‪ٞ‬ز َ‬ ‫ََْٔ ْ‬
‫سرغفشُ‬
‫َ‬
‫ال ٌإ ٗـ إال ‪ٛ ١َُّْٛ ٌ ٌ ٛ‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ُ ٘ ا ‪ٟ‬ح ام ‪ٔ ٚ‬رْ بَُ ِ‬ ‫َُّ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ َ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َ َِ‬
‫ِ‬
‫ُْْ‬
‫َ ْ‬ ‫َّ َ‬ ‫‪ٚ‬ح َ‬
‫ُس‬ ‫َُّّ َ َ ‪,‬‬ ‫َْْ ْ َ‬ ‫َِ‬ ‫َِّ َ‬ ‫َّ َ ِ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِْ‬
‫غ‪١‬ح ػ ٓ‬ ‫ٌ‬ ‫ْٓ اٌظِّٓ‬ ‫ػاي ‪ٚ ,‬صذق اٌ ‪ٛ‬ر ًو ٍ‬
‫ٓ ا‪ّ ٤‬‬ ‫ٌ ـّحثره‬ ‫اٌ ‪ٛ‬رف‪ْ ١‬ك‬
‫ته ‪ٚ ,‬ا ٕ‬ ‫ػ‪ْ ١‬ه‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫َ ْ‬ ‫َِ‬ ‫َ َ‬ ‫َِ ‬
‫َّ‬
‫َ‬
‫َِ‬
‫َ لِل َ‬ ‫س ‪ٚ‬اٌحَُّْذ‬ ‫‪َٔ ١‬ذا ِح ذ ‪ َ ََّ َِِ ٗ ٝ ٍ ٚ‬‬ ‫َِِ ‬ ‫ٍََُّ َ‬ ‫َِ ‬ ‫ػَ‬ ‫َ‬
‫سِّب‬ ‫َ‬ ‫ػ ٌآ ‪ ٚ‬صحْ ٗث ‪ٍ ُ ٚ‬‬ ‫ِّ س‬ ‫صُهلال ٍ ‪َ ٝ‬‬
‫س‪ ٛ‬ان ‪ٍ ٝ ٚ ,‬‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ْ َ‬
‫اٌؼآٌَّ‪. ١‬‬
‫َ‬
‫ِ‬

‫‪4‬‬

You might also like