You are on page 1of 23

MODUL 2

PERENCANAAN PROSES DAN


PRODUKSI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam manufaktur, suatu produksi tidak hanya terdiri dari satu aktivitas yaitu
produksi, melainkan terdapat beberapa langkah awal seperti pembuatan desain,
pemilihan bahan dan material, proses produksi, serta finishing. Banyaknya aktivitas
produksi menyebabkan suatu Perusahaan memerlukan suatu perencanaan yang
sistematis dan terperinci agar dapat menghasilkan produk yang diinginkan. Salah satu
aktivitas yang diperlukan pada proses manufaktur adalah perencanaan produksi.
Perencanaan produksi menjadi penting karena berhubungan langsung dengan
berbagai stakeholders perusahaan seperti workforce, raw material, dan tingkat
inventory.
Perencanaan suatu produksi merupakan aktivitas yang sangat krusial karena
perencanaan berada ditahap awal produksi dan memiliki hubungan secara langsung
dengan estimasi permintaan di masa mendatang (forecasting). Ketika suatu
perencanaan produksi pada suatu perusahaan disusun secara baik dan terstruktur,
maka perusahaan akan semakin bijak dalam membuat keputusan serta membuat
estimasi produk sehingga dapat meminimalisir kesalahan seperti cacat produksi,
kelebihan produksi, dan kekurangan produksi.
Praktikum Terintegrasi 1 modul 2, berfokus pada perencanaan proses dalam
melakukan kegiatan produksi sebuah produk. Penjadwalan suatu proses produksi
menjadi salah satu contoh kegiatan pada proses perencanaan produksi sehingga
kegiatan produksi dapat dilakukan secara terstruktur dan dilakukan secara efisien.
Oleh karena itu, pada praktikum terintegrasi 1 dibutuhkan beberapa perencanaan awal
produksi untuk menghasilkan produk seperti forecasting, agregat planning, Master
Schedule Production (MPS) dan Material Requirement Planning (MRP).
1.2 Rumusan Masalah
Proses terintegrasi 1 mengenai perencanaan produksi seharusnya dilakukan
seefisien mungkin dengan mempertimbangkan faktor-faktor usaha. Berdasarkan latar
belakang diatas yang menjelaskan bahwa proses produksi tidak dapat dilakukan
secara bebas tanpa adanya perencanaan. Hal tersebut dapat berdampak pada kualitas
produk, dan penjualan sehingga mempengaruhi profit usaha. Oleh karena itu dalam
membuat produk lampu hias diperlukan perencanaan produksi agar nantinya
Perusahaan tidak membuat produk secara berlebihan atau kekurangan. Adapun dalam
membuat perencanaan produksi menggunakan forecasting, agregat planning,
menyusun Master Production Schedule (MPS) dan Material Requirement Planning
(MRP) dengan tepat sesuai dengan perancangan produksi.

1.3 Tujuan Praktikum


Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas maka tujuan dari
praktikum proses ini antara lain:
1. Memahami dan mampu menyusun forecasting.
2. Memahami perencanaan agregat.
3. Menyusun Master Schedule Production (MPS) pada produk lampu hias.
4. Menyusun Material Requirement Planning (MRP) pemesanan lampu hias.
5. Memahami penggunaan perangkat lunak POM-QM sebagai alat bantu
perencanaan produksi.

1.4 Manfaat Praktikum


Praktikum ini memiliki manfaat, diantaranya :
1. Bagi praktikan, diharapkan dapat mengetahui konsep mengenai perencanaan
agregat suatu produk, dapat menyusun forecasting, agregat planning, Master
Schedule Production (MPS) dan Material Requirement Planning (MRP)
pemesanan lampu hias.
2. Bagi pembaca, diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dan
wawasan mengenai tahapan perencanaan produksi.
3. Bagi institusi, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memahami proses
perencanaan dan perancangan produksi dengan cara menyusun forecasting,
agregat planning, Master Schedule Production (MPS) dan Material Requirement
Planning (MRP).
1.5 Batasan Praktikum
Adapun batasan yang terdapat pada praktikum ini antara lain:
1. Praktikum Terintegrasi 1 mengenai produk lampu hias dilakukan hanya pada
ruangan kelas di gedung DSP.
2. Praktikan menggunakan software POM-QM untuk menyusun suatu perencanaan
produksi.
3. Praktikan hanya melakukan observasi terkait perencanaan produksi.
4. Praktikan melakukan praktikum dengan membuat forecasting, peramalan agregat,
Master Schedule Production (MPS) dan Material Requirement Planning (MRP)
produk lampu hias.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Jurnal mengenai analisis Material Requirement Planning produk coconut
sugar pada kul-kul farm diketahui bahwa persediaan bahan baku merupakan salah
satu hal yang penting dalam proses manufaktur serta menjadi aset perusahaan
(Anggara Martha & Yudi Setiawan, 2018). Oleh karena itu, dalam melakukan suatu
proses diperlukan perencanaan mengenai bahan baku apa saja yang dibutuhkan serta
jumlahnya agar proses produksi berjalan sesuai rencana. Kesalahan dalam melakukan
perencanaan berakibat pada proses produksi. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui kebutuhan bersih, permintaan optimal, serta waktu pemesanan bahan
baku dengan harga terendah. Hal yang perlu dipersiapkan dalam membuat
perencanaan adalah penentuan kebutuhan bersih, pembuatan jadwal produksi, ukuran
lot, metode lot sizing optimal, hingga selisih antara kebutuhan bersih dan kebutuhan
kotor.
Jurnal berjudul penerapan perencanaan produksi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas produksi di era new normal pada home industry AR Bakery Nganjuk
(Rahmanti Ratih & dkk, 2022), berisi mengenai permasalahan di home industry AR.
Bakery tersebut sempat tidak berproduksi selama pandemi Covid-19 dan kemudian
terjadi pelonjakan permintaan di era new normal. Pemberhentian produksi dan
pelonjakan produksi dianggap sebagai suatu permasalahan karena menghambat
proses produksi dan mengurangi pemasukan suatu usaha. Hal tersebut terjadi akibat
tidak adanya perencanaan produksi sehingga proses produksi tidak berjalan dengan
efektif. Sehingga diperlukan analisis perhitungan metode agregat dengan
menggunakan level strategy, chase strategy dan mix strategy. Berdasarkan hasil
analisis dan interpretasi dapat disimpulkan bahwa: metode agregat level strategy
memiliki efisiensi tenaga kerja yang tetap, efisiensi biaya mencapai 40%, efisiensi
tenaga kerja 20%, serta efisiensi waktu sebesar 1,63%. Sehingga home industry AR
Bakery dapat menerapkan perencanaan produksi metode agregat overtime dengan
menggunakan 5 tenaga kerja dengan efektifitas biaya lebih rendah dan efektifitas
produksi cukup.
Jurnal mengenai perencanaan produksi dan pengendalian persediaan pada
perusahaan manufaktur (Beatrice Soeltanong & Sasongko, 2021), merupakan jurnal
yang bertujuan untuk menganalisis perencanaan produksi pada perusahaan
manufaktur PT X dalam merancang perencanaan produksi dan pengendalian
persediaan yang sesuai dengan yang diinginkan perusahaan dan sesuai prosedur,
sehingga peneliti dapat mengetahui dan mengatasi apabila terjadi kekurangan atau
kelebihan persediaan pada perusahaan. Hasil penelitian meliputi tidak adanya
peramalan permintaan, jadwal induk produksi, dan kebutuhan sumber daya sebelum
melakukan perencanaan produksi. Oleh sebab itu, peneliti membuat sistem dan
pengendalian persediaan yang dapat mendukung kelancaran proses produksi pada PT
X dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), safety stock, dan
reorder point.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Peramalan
Peramalan merupakan prediksi mengenai jumlah permintaan di waktu
mendatang dan dianggap penting karena menyangkut proses produksi (Ismail &
Rahman, 2021). Peramalan dapat menjadi dasar dalam melakukan perencanaan
produksi jangka pendek maupun jangka panjang. Metode peramalan yang sering
digunakan adalah Moving Average dan Weighted Moving Average. Metode Moving
Average atau rata-rata bergerak merupakan metode dalam bentuk sederhana untuk
melakukan peramalan bisnis, fungsinya adalah sebagai cara untuk meramalkan
permintaan atau daya jual produk di masa yang akan mendatang berdasarkan data
permintaan sebelumnya dalam jangka waktu lama. Sedangkan metode Weighted
Moving Average adalah peramalan bisnis yang menggunakan data historis paling
terakhir atau terbaru agar dianggap relevan.
2.2.2 Agregat Planning
Agregat planning merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi.
Agregat planning merupakan suatu strategi perusahaan dalam mencukupi kebutuhan
pasar dengan biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin. Agregat planning berisi
mengenai rencana produksi termasuk jumlah bahan baku yang harus tersedia dan
berapa jumlah produk yang perlu dihasilkan agar perusahaan dapat menghasilkan
produk secara konsisten. Adapun input perencanaan agregat adalah sebagai berikut
(Sukendar & Kristomi, 2008):

1. Sumber daya yang tersedia selama periode produksi


2. Data permintaan yang berasal dari peramalan dan permintaan pasar
3. Kebijakan Perusahaan mengenai kebutuhan sumber daya, tingkat tenaga kerja.

2.2.3 Master Production Schedule (MPS)


Master Production Schedule (MPS) adalah pernyataan yang berisi informsi
mengenai stok akhir dari sebuah perusahaan dalam melakukan proses produksi
sehingga dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik (Rahmawati &
Aimmatus Sholichah, 2018). Penyusuna MPS membutuhkan catatan mengenai
perubahan apa saja yang dapat terjadi ketika proses produksi berlangsung serta
menggabungkan berbagai macam informasi untuk menciptakan rencana produksi
agregat guna menciptakan MPS dalam periode mingguan atau harian.
MPS sendiri merupakan keluaran dari perencanaan agregat. Beberapa istilah
yang digunakan dalam MPS seperti berikut :
1. Lead time, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk memesan bahan baku serta
memproduksi barang.
2. On-hand, yaitu jumlah stok awal pada inventory.
3. Lot-Size, yaitu jumlah item bahan baku yang biasa dipesan oleh perusahaan.
4. Safety Stock, yaitu jumlah barang yang sengaja dibuat oleh perusahaan untuk
dijadikan stok simpanan atau antisipasi apabila terjadi kelonjakan permintaan.
5. Demand time fence
6. Planning time fence, yaitu periode mendatang dari MPS dengan tambahan
evaluasi untuk mencegah ketidaksesuaian dalam jadwal produksi.
7. Time periods for display, yaitu banyaknya periode waktu yang ditampilkan dalam
format MPS.
8. Sales plan, yaitu permalan mengenai permintaan yang akan terjadi dimasa
mendatang.
9. Actual orders, yaitu permintaan yang diterima dan bersifat pasti.
10. Projected Available Balance (PAB), yaitu proyeksi on hand inventory.

Gambar 2. 1 Contoh MPS


(Sumber: Semanthic Scholar)
2.2.4 Material Requirement Planning (MRP)
Salah satu metode perencanaan untuk membuat sebuah perencanaan produksi
seperti menentukan waktu pemesanan serta jumlah bahan baku yang dipesan untuk
memenuhi kebutuhan tiap komponen-komponen produk (Ernita & Ervil, 2021). MRP
menjadi penting karena sebagai penentu perencanaan mengenai kebutuhan komponen
bahan baku sehingga dapat tersedia sesuai dengan yang diinginkan. Tanpa MRP,
suatu perusahaan bisa kelebihan atau kekurangan bahan baku sehingga proses
produksi akan terhambat. Langkah awal pada MRP adalah menentukan netting atau
kebutuhan bersih masing-masing komponen bahan baku berdasarkan struktur BOM
(Ernita & Ervil, 2021).

Gambar 2. 2 Contoh MRP


(Sumber: Khoiri.com)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Objek dan Subjek Praktikum


Objek praktikum dalam praktikum terintegrasi 1 adalah “Lampu Hias”.
Subjek praktikum pada praktikum terintegrasi 1 adalah para praktikan yang terdiri
dari mahasiswa Teknik Industri IT Telkom Purwokerto angkatan 2021.

3.2 Prosedur Praktikum

Gambar 3.3 Flowchart


3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan oleh praktikan adalah
melalui metode observasi (participant observation). Observasi merupakan
pengamatan atau pencatatan sistematik terhadap suatu kondisi objek praktikum
dimana praktikan juga terlibat langsung dalam praktikum tersebut (Hasanah, 2016).

3.4 Teknik Analisa Data


Teknik analisa data dilakukan menggunakan teknik analisis data kualitatif,
dengan metode analisis naratif dan analisis kerangka kerja yang kemudian akan
dipresentasikan melalui laporan praktikum. Data kualitatif merupakan data dari objek
penelitian yang tidak bisa diolah kedalam bentuk angka (Store, 2022). Analisis naratif
merupakan metode analisis yang berfokus pada konteks hubungan antara objek
praktikum dengan praktikan, serta menganalisis proses operasional (Store, 2022).
Kemudian analisis kerangka kerja merupakan analisis data berdasarkan flowchart
yang tertera pada Gambar 1.7.

3.5 Jadwal Kegiatan


Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Praktikum Modul 2

No
Nama Kegiatan Minggu ke-4 Minggu ke-5
.

1. Praktikum

Studi Literatur Estimasi


2.
Biaya Produksi

Menguraikan Biaya
3. Produksi Yang
Dibutuhkan

4. Pengolahan Data

Penyusunan Laporan
5.
Praktikum
6. Asistensi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Forecasting
Tabel 4.2 Tabel data perbandingan metode-metode forecasting

No Metode Peramalan MAPE


. periode-13
1 Naïve Methode 20 13,431%

2 Moving Average 20,667 9,19%

3 Weighted Moving Average 20,2 9,753%

4 Shooting Exponential 20,719 11,396%

5 Exponential Smoothing with Trend 20,909 12,495%

6 Linear Trend 22,712 9,35%

7 Linear Regresi 22,712 9,35%

8 Multi Seasonal Method none -

9 Multiplicative Decompotition 23,452 8,851%

10 Additive Decompotition 22,698 8,858%

1. Forecasting (Multiplicative Decompotition)

Gambar 4.3 Data Result Multiplicative Decompotitin


2. Details and Error Analysis
Gambar 4.4 Details and Error Analysis
3. Control

Gambar 4.5 Control


4. Graph

Gambar 4.5 Graph

4.1.2 Agregat Planning


1. Agregat Planning
Gambar 4.6 Agregat Planning
2. Graph

Gambar 4.7 Graph

4.1.3 Master Production Schedule (MPS)


Tabel 4.3 Jadwal Kebutuhan Produksi
Kebutuhan Produksi
Nama
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
Produk
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Lampu Hias 13 15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
4.1.4 Master Requirement Planning (MRP)
1. Bill of Material

Gambar 4.8 Bill Of Material


2. MRP
Tabel 4.4 MRP
Item
Pd 0
name pd pd1
and pd2 pd3 pd4 pd5 pd6 pd7 pd8 pd9 pd11 pd12
(low 1 0
before
level)
Lampu Hias (0)
Gross
13 15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
13 15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REQ
PlanREC 13 15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
ORD
15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REL.
Lampu (1)
Gross
15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REQ
PlanREC 15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
ORD
18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REL.
Base (1)
Gross
15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REQ
PlanREC 15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
ORD
18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REL.
Kisi MDF (1)
Gross
60 72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
60 72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
REQ
PlanREC 60 72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
ORD
80 80 76 88 76 72 96 80
REL.
Besi (1)
Gross
15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REQ
PlanREC 15 18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
ORD
18 16 20 20 19 22 19 18 24 20
REL.
Mur (2)
Gross
324 288 360 360 342 396 342 324 432 360
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
324 288 360 360 342 396 342 324 432 360
REQ
PlanREC 324 288 360 360 342 396 342 324 432 360
ORD
288 360 360 342 396 342 324 432 360
REL.
Baut (2)
Gross
324 288 360 360 342 396 342 324 432 360
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
324 288 360 360 342 396 342 324 432 360
REQ
PlanREC 324 288 360 360 342 396 342 324 432 360
ORD
288 360 360 342 396 342 324 432 360
REL.
Besi IT (2)
Gross
72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
REQ
PlanREC 72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
ORD
80 80 76 88 76 72 96 80
REL.
Besi T (2)
Gross
72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
REQ
PlanREC 72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
ORD
80 80 76 88 76 72 96 80
REL.
Besi IP (2)
Gross
72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
REQ
PlanREC 72 64 80 80 76 88 76 72 96 80
ORD
80 80 76 88 76 72 96 80
REL.
Besi Siku (2)
Gross
144 128 160 160 152 176 152 144 192 160
REQ.
ON
HAND
SchdREC
.
NET
144 128 160 160 152 176 152 144 192 160
REQ
PlanREC 144 128 160 160 152 176 152 144 192 160
ORD
160 160 152 176 152 144 192 160
REL.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Forecasting
Forecasting merupakan peramalan atau perkiraan mengenai kebutuhan
produksi dimasa yang akan mendatang. forecasting didapatkan dari data-data
produksi selama beberapa periode terakhir, kemudian dilakukan peramalan mengenai
berapa jumlah produk yang harus diproduksi di periode selanjutnya. tujuannya
diadakan peramalan adalah untuk mempersiapkan sumber daya produksi seperti
bahan baku, tenaga kerja, serta biaya. selain itu, peramalan bertujuan agar produksi
tidak berlebihan dan tidak kekurangan. jika produksi berlebihan, dapat menyebabkan
kualitas produk menurun karena terlalu lama disimpan didalam inventory. apabila
produksi kekurangan, maka perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan.

Pada praktikum terintegrasi 1 modul 2, praktikan melakukan peramalan


periode ke -13 berdasarkan data permintaan 12 periode terakhir. forecasting memiliki
beberapa metode, namun praktikan memilih metode Multiplicative Decomposition
karena dibandingkan dengan metode lainnya, Multiplicative Decomposition memiliki
nilai error yang paling kecil sehingga data yang didapatkan lebih akurat. berdasarkan
metode tersebut, diperoleh peramalan produksi untuk periode ke-13 adalah 23,452
atau 23 produk yang harus perusahaan produksi untuk dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan.

4.2.2 Agregat Planning


Agregat planning bertujuan untuk mengetahui frekuensi produksi, waktu
produksi, dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan produksi. berdasarkan data 12
periode, diketahui terdapat 12 kali produksi dengan waktu produksi reguler adalah 20
per periode, biaya overtime 10, dan biaya subcontract 5. Namun, setiap periode
memiliki jumlah permintaan yang berbeda-beda, sehingga jumlah inventory pun
menyesuaikan dengan jumlah produk yang akan diproduksi. Selain itu, jumlah
permintaan yang berbeda-beda menyebabkan proses produksi bisa lebih cepat atau
lebih lama tergantung jumlah produk yang dibutuhkan. total permintaan selama 12
periode adalah 224 unit produk dan membutuhkan biaya 205.000.

4.2.3 Master Production Schedule (MPS)


Master Production Schedule merupakan jadwal induk produksi yang berisi
permintaan produk per periode. adanya MPS memudahkan perusahaan untuk
mengatur dan menyiapkan bahan baku sesuai dengan MPS. Berdasarkan tabel MPS,
diketahui terdapat 12 periode permintaan dimana 1 periode sama dengan 1 minggu.
sehingga total permintaan pada tabel tersebut adalah 12 minggu atau 3 bulan.
Permintaan setiap periode berbeda-beda tergantung dari permintaan pelanggan.

4.2.4 Master Requirement Planning (MRP)


MRP merupakan langkah lanjutan dari Bill of Material. MRP terdiri dari 11
line, 12 periode, dan 0-2 level. Level 0 merupakan level terendah dimana produk
telah menjadi barang jadi. Pada level 1 merupakan komponen yang menyusun
produk. Kemudian pada level 2 adalah sub komponen. Total komponen untuk
membuat 1 buah produk adalah 10 komponen. MRP bertujuan untuk mengetahui
perencanaan inventory bahan baku. Seperti yang telah diketahui bahwa bahan baku
tidak boleh kekurangan ataupun berlebihan karena akan berpengaruh terhadap proses
produksi dan kualitas produk. Oleh karena itu disusunlah MRP agar perusahaan dapat
menyia bahan baku sesuai dengan forecasting.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum terintegrasi 1 modul 2 mengenai perencanaan
proses dan produksi diketahui bahwa sebelum melakukan proses produksi, suatu
perusahaan memerlukan perencanaan agar suatu proses produksi berjalan dengan
semestinya. adanya perencanaan tersebut berguna untuk menghitung perkiraan
permintaan konsumen (forecasting), dari hasil forecasting tersebut perusahaan dapat
mengetahui estimasi produk yang akan dibuat, jumlah bahan baku yang dibutuhkan,
sumber saya atau tenaga kerja yang digunakan, serta berapa biaya yang diperlukan
untuk membuat produk. Dengan adanya perencanaan tersebut, perusahaan dapat
meminimalkan biaya produksi dan meningkatkan kualitas produk, karena perusahaan
akan membeli bahan baku secukupnya dan tidak berlebihan atau kekurangan.
kemudian produk yang di produksi tidak berlebihan atau kekurangan juga sehingga
kualitas produk terjaga.

5.2 Saran
Saran untuk Praktikum Terintegrasi 1 berikutnya adalah diberikan modul
mengenai step by step atau langkah praktikum secara terperinci agar informasi terkait
materi praktikum dari asisten prkatikum yang satu dengan yang lainnya sama.
DAFTAR PUSTAKA

Anggara Martha, K., & Yudi Setiawan, P. (2018). Analisis Material Requirement
Planning Produk Coconut Sugar Pada Kul-Kul Farm. E-Jurnal Manajemen Unud,
6532-6560.

Beatrice Soeltanong, M., & Sasongko, C. (2021). Perencanaan Produksi dan


Pengendalian Persediaan pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Riset Akuntansi
dan Perpajakan, 14-27.

Ernita, T., & Ervil, R. (2021). PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU


DENGAN METODE MRP PADA PROSES PRODUKSI BAK MOBIL
TRUK DI CV. LURSA ABADI KOTA PADANG. Jurnal Sains dan
Teknologi, 40-48.

Hasanah, H. (2016). Teknik-Teknik Observasi. Jurnal at-Taqaddum, 21-22.

Ismail, & Rahman, H. (2021). Implementasi Metode Peramalan (Forecasting) dalam


menentukan jumlah penjualan pada CV. XYZ. IESM Journal, 147-155.

Rahmanti Ratih, N., & dkk. (2022). PENERAPAN PERENCANAAN PRODUKSI


UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PRODUKSI
DI ERA NEW NORMAL PADA HOME INDUSTRY AR BAKERY
NGANJUK. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 46-68.

Rahmawati, N., & Aimmatus Sholichah, A. (2018). PENGENDALIAN


PERSEDIAAN MATERIAL UNTUK MEMENUHI SISTEM PRODUKSI
MAKE TO ORDER MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING (MRP). Journal of Research and Technology, 1-12.
Sobirin, D. M. (2020, June). 7 BAB II DASAR TEORI . Retrieved from E-Library
UNIKOM Web Site:
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3208/8/UNIKOM_DIKI
%20MUHAMAD%20SOBIRIN_BAB%20II.pdf

Store, D. (2022, November 14). 7 Macam Teknik Analisis Data. Retrieved from
deepublishstore.com:
https://deepublishstore.com/blog/teknik-analisis-data/#C_Teknik_Analisis_Da
ta_Taksonomi

University, P. (2022, February 3). Podomoro University. Retrieved from Podomoro


University:
https://podomorouniversity.ac.id/tujuan-desain-produk/#:~:text=Tujuan
%20utama%20dari%20desain%20produk,perhitungan%20produksi%20dari
%20sisi%20produsen.

You might also like