Professional Documents
Culture Documents
Depression+and+Anxiety+From+the+Alquran's+Perspective+ (Analysis+of+the+Interpretation+of+the+Huzn+and+Khauf+Verses+According+to+Maudhu'i+Al Farmawi's+Tafsir+Theory)
Depression+and+Anxiety+From+the+Alquran's+Perspective+ (Analysis+of+the+Interpretation+of+the+Huzn+and+Khauf+Verses+According+to+Maudhu'i+Al Farmawi's+Tafsir+Theory)
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
Abstract
[Depression and Anxiety in the Qur'anic Perspective (Analysis of the Interpretation of the Verses of Huzn and
Khauf According to Maudhu'i Al-Farmawi's Tafsir Theory)] Depression and anxiety are mental health problems that
are increasingly common in modern society. From the perspective of the Koran, there are verses that discuss feelings of
sadness and fear. Tafsir of the Verses Huzn and Khauf according to Maudhu'i Al-Farmawi's Tafsir Theory provides an insight
into how the Koran views these feelings. This research aims to analyze the Koran's views on depression and anxiety through
the interpretation of the verses Huzn and Khauf according to Maudhu'i Al-Farmawi's theory of interpretation. The research
method used is qualitative analysis of the interpretation of the verses Huzn and Khauf according to Maudhu'i Al-Farmawi's
theory of interpretation. The research results show that the Koran views feelings of sadness and fear as part of life's trials
that humans must face. The Koran also provides solutions to overcome these feelings, such as by praying and increasing
worship. This research contributes to expanding understanding of the Koran's views on depression and anxiety.
Keywords
Depression — Alquran — Anxiety
ملخص
[[االكتئاب والقلق من المنظور القرآني (تحليل تفسير آيات الحزن والخوف على نظرية تفسير موذوي الفرماوي)] االكتئاب والقلق من مشاكل الصحة العقلية التي تنتشر بشكل متزايد
تفسير آيات الحزن والخوف وفقا لنظرية التفسير لموضوي الفرماوي يقدم نظرة ثاقبة لكيفية. ومن وجهة نظر القرآن هناك آيات تناقش مشاعر الحزن والخوف.في المجتمع الحديث
. يهدف هذا البحث إلى تحليل آراء القرآن الكريم في االكتئاب والقلق من خالل تفسير آيتي الحصن والخوف وفق نظرية التفسير لموضوي الفرماوي.رؤية القرآن لهذه المشاعر
وتظهر نتائج البحث أن القرآن ينظر إلى مشاعر الحزن والخوف.ومنهج البحث المستخدم هو التحليل النوعي لتفسير آيات الحصن والخوف وفق نظرية التفسير لموضوي الفرماو ي
ويساهم هذا البحث في توسيع فهم آراء. كالصالة واإلكثار من العبادة، كما يقدم القرآن حلوالً للتغلب على هذه المشاعر.كجزء من تجارب الحياة التي يجب على اإلنسان أن يواجهها
.القرآن بشأن االكتئاب والقلق
الكلمات المفتاحية
االكتئاب – القرآن – القلق
Abstrak
[Depresi Dan Anxiety Dalam Perspektif Alquran (Analisis Terhadap Tafsir Ayat-Ayat Huzn dan Khauf Menurut
Teori Tafsir Maudhu’i Al-Farmawi)] Depresi dan kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang semakin umum
terjadi di masyarakat modern. Dalam perspektif Alquran, terdapat ayat-ayat yang membahas tentang perasaan sedih dan
takut. Tafsir Ayat-Ayat Huzn dan Khauf menurut Teori Tafsir Maudhu’i Al-Farmawi memberikan pandangan tentang
bagaimana Alquran memandang perasaan-perasaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan Alquran
tentang depresi dan kecemasan melalui tafsir ayat-ayat Huzn dan Khauf menurut teori tafsir Maudhu’i Al-Farmawi. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif terhadap tafsir ayat-ayat Huzn dan Khauf menurut teori tafsir Maudhu’i
Al-Farmawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Alquran memandang perasaan sedih dan takut sebagai bagian dari ujian
hidup yang harus dihadapi oleh manusia. Alquran juga memberikan solusi untuk mengatasi perasaan-perasaan tersebut,
seperti dengan berdoa dan memperbanyak ibadah. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memperluas pemahaman
tentang pandangan Alquran terhadap depresi dan kecemasan.
Kata-kata Kunci
Depresi — al-quran — Anxienty
1
Institut Agama Islam PERSIS Bandung, Indonesia
*Penulis Korespondensi: firlymisohima01@gmail.com
115
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
116
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
117
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
adalah gangguan fobia, gangguan panik, gangguan bermakna kesusahan yang sangat besar
cemas menyeluruh, gangguan obsesif-kompulsif, dan tidak terbendung dalam pikiran
gangguan somatoform, gangguan stres pasca sehingga membuat orang yang
trauma, dan gangguan Disossiasi/Konversi. mengalaminya akan selalu menceritakan
4.1.2 Kosakata Depresi dan Anxiety dalam Al- sesuatu yang tidak dapat ditanggungnya
Qur’an sendiri kepada orang lain.
Dalam Alquran depresi disebutkan dengan lafaz Ayat-ayat yang menyebutkan tentang huzn
huzn yang berarti kesedihan dan lafaz anxiety adalah QS. Ali-Imran [3]: 176, QS. An-Nahl [16]: 127,
disebutkan dengan lafaz khauf yang berarti QS. Luqman [31]: 23, QS. Al-Maidah [5]: 41, QS. Al-
ketakutan. An’am [6]: 33, QS. Yunus [10]: 65, QS. Yasin [36]: 76,
4.1.2.1 Al-Huzn
QS. Aat-Taubah [9]: 40, QS. Al-Baqarah [2]: 38, QS.
Dalam Alquran, terdapat beberapa istilah yang
Al-Baqarah [2]: 62, QS. Al-Baqarah [2]: 262, QS. Al-
digunakan untuk menyebutkan depresi, salah
satunya disebutkan dengan lafaz huzn yang arttinya Baqarah [2]: 274, QS. Al-A’raf [7]: 35, QS. Al-
kekasaran yang ada pada tanah dan jiwa. Baqarah [2]: 112, QS. Al-Ahqaf [46]: 13, QS. Al-A’raf
Maksudnya yaitu kesedihan yang timbul karena [7]: 49, QS. Ali-Imran [3]: 170, QS. Yunus [10]: 62,
kehilangan sesuatu yang berharga. (Al-Ishfahani, QS. Yusuf [12]: 13, 84, 86, QS. At-Taubah [9]: 92, QS.
2017). Beberapa pendapat menyatakan bahwa
huzn berarti keruhnya jiwa disebabkan Az-Zukhruf [43]: 68.
berkurangnya rasa bahagia akibat sesuatu yang 4.1.2.2 Al-Khauf
menyakitkan (Ishmah Harahap, 2022). Dalam kitab Al-Mufradāt fī Gharībi Al-Qur’ān karya
Istilah huzn telah banyak disebutkan di dalam Al-Işhfahāni, menyebutkan makna khauf adalah
Alquran, baik dalam bentuk jamak maupun tunggal meramalkan sesuatu yang dibenci berdasarkan
yang disebutkan bersamaan dengan lafaz khauf. suatu tanda, baik bersifat sangkaan maupun
Yang demikian menunjukkan bahwa dalam setiap bersifat yakin. Sebagaimana اَ ْل َر َجاءdan ط َمع
َ الyang
rasa sedih terdapat rasa takut akan sesuatu di artinya harapan. Dimaknai dengan meramalkan
dalamnya. Biasanya lafaz huzn yang beriringan sesuatu yang disukai berdasarkan suatu tanda, baik
dengan lafaz khauf disebutkan dengan bersifat sangkaan maupun keyakinan. Lawan dari
menggunakan lâ nafī dan lâ nahî yang berbentuk khauf ini adalah األ َ َمنyang memiliki arti aman. Lafaz
negatif maupun konfirmatif. khauf ini dapat digunakan bagi hal-hal yang bersifat
Alquran menyebutkan kesedihan dalam duniawi maupun ukhrawi.
beragam lafaz yang berbeda. Ada yanng Dalam Alquran banyak sekali ayat yang
menggunakan fiil maupun isim. Adapun lafaz-lafaz terdapat di dalamnya lafaz khauf dengan bentuk
yang semakna dengan huzn adalah sebagai berikut: yang beragam. Term-term khauf dalam Alquran
1) Lafaz ghamm yang berarti peningkatan secara keseluruhan berjumlah 34 bentuk yang
kesedihan yang berwujud kecemasan tersebar pada 124 ayat. Dari ke 34 bentuknya dapat
ketika ditimpa suatu peristiwa yang disimpulkan menjadi tiga bagian bentuk tashrif,
menyedihkan atauu kegagalan. Disebutkan madhi, mudhori dan masdar (Ikrar, 2016).
sebanyak 11 kali dalam Alquran dengan Objek yang disebutkan dalam ayat-ayat khauf
berbagai bentuk. sangat beragam, mulai dari takut kepada Allah SWT.,
2) Lafaz hamm yang merupakan jenis orang tertentu, musuh, perhitungan catatan amal
gangguan mental yang menyebabkan pada hari akhir, dan lain sebagainya. Ayat-ayat
penderitanya terus-menerus berfikir dalam Alquran yang menyebutkan tentang khauf
negatif mengenai ancaman yang akan adalah QS. Al-Ahzab [33]: 19, QS. Ali-Imran [3]: 175,
terjadi di masa depan. Dengan kata lain QS. Al-Baqarah [2]: 155, QS. An-Nisa [4]: 83, QS. Ar-
hamm adalah perasaan sedih attau Ra’d [13]: 12, QS. An-Nahl [16]: 112, QS. An-Nur
kekhawatiran yang disebabkan oleh [24]: 55, QS. Al-Qashash [28]: 18, QS. Ar-Rum [30]:
sesuatu yang belum terjadi. 24, QS. Az-Zukhruf [43]: 68, QS. Quraisy [106]: 4, QS.
3) Lafaz dlaiq yang berarti kesempitan. Adz-Dzariyat [51]: 28, QS. Al-Qashash [28]: 31, QS.
Kesedihan yang dirasakan ketika Al-Baqarah [2]: 182, QS. Hud [11]: 103, QS. Ibrahim
dihadapkan dengan suatu peristiwa yang [14]: 14, QS. Ar-Rahman [55]: 46, QS. An-Nazi’at
tidak diinginkan. [79]: 40, QS. An-Nisa [4]: 128, QS. An-Nisa [4]: 9, QS.
4) Lafaz asaf/asif yang bermakna rasa sedih Maryam [19]: 5, QS. Al-Qashash [28]: 7, QS. Asy-
yang disertai amarah. Syu’ara [26]: 21, QS. Al-Baqarah [2]: 229 dan 239,
5) Lafaz batstsa yang memiliki arti QS. An-Nisa [4]: 3,35 dan 101, QS. At-Taubah [9]: 28,
menghamburkan dan menyebarluaskan. Ia QS. Al-Maidah [5]: 28, QS. Al-An’am [6]: 15, 80 dan
118
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
81, QS. Al-A’raf [7]: 59, QS. Al-Anfal [8]: 48, QS. lamanya hingga anak-anaknya yang lain merasa
Yunus [10]: 15, QS. Hud [11]: 3, 26 dan 84, QS. Yusuf khawatir akan kondisinya sebagaimana yang
[12]: 13, QS. Maryam [19]: 45, QS. An-Nahl [16]: 47, terdapat dalam QS. Yusuf [12]: 86 yang berbunyi:
Q.S. Al-Sajdah [32]: 16, Q.S. Al-Asyu’ara [26]: 12,14 "Mereka berkata, 'Demi Allah SWT., engkau
dan 135, Q.S. Al-Qashash [28]: 33 dan 34, Q.S. Al- tetap mengingat Yusuf sehingga engkau akan sakit
Zumar [39]: 13, Q.S. Al-Ghafir [40]: 26, 30 dan 32, parah atau engkau akan menjadi orang yang putus
Q.S. Al-Ahqaf [46]: 21 dan Q.S. Al-Haysr [59]: 12. asa.”
4.2. Pembahasan Yang dimana apabila tidak disertai kesadaran
4.2.1 Tafsir Ayat Huzn dan Khauf terhadap takdir Allah SWT. dan keimanannya yang
4.2.1.1 Tafsir Ayat-Ayat Huzn dalam QS. Yusuf [12]: tidak diragukan lagi sebagai nabi dan rasul Allah
84 dan QS. Fathir [35]: 34 SWT., pastilah beliau merasa putus asa karena
Dalam QS. Yusuf [12]: 84 Allah berfirman: kesedihan yang mendalam akibat kehilangan orang
“Dan (Yakub) memalingkan diri dari mereka yang sangat dicintainya tersebut.
seraya berkata, 'Alangkah besar kesedihanku Hikmah dari apa yang beliau alami adalah
terhadap Yusuf,' dan matanya menjadi putih karena kesedihan merupakan hal yang wajar, namun
kesedihan, dan ia merasa berat di hatinya.” kesedihan menjadi tidak wajar ketika kesedihan itu
Dalam kitab tafsirnya, Al-Misbah, Quraish terus menerus diratapi. Hal inilah yang menjadi
Shibab menjelaskan bahwa ketika saudara-saudara
nabi Yusuf As datang kepada nabi Yakub As dengan sebab seseorang mudah merasa putus asa dan
membawa kabar mengenai penahanan anak bungsu rentan terkena depresi. Ketika tertimpa musibah
dan cikalnya karena didapati mencuri, nabi Yakub sebagaimana yang dialami oleh nabi Yakub As yakni
As tidak menggubris hal tersebut. Beliau teringat kehilangan orang-orang yang dicintai, kemudian
akan kejadian yang menimpa nabi Yusuf As pada
dia bersedih, namun dia tidak mampu mengelola
masa kecilnya dan menolak berita yang
menyatakan anak bungsunya, bunyamin telah kesdihannya itu dengan hati yang lapang sehingga
mencuri. Quraish Shihab mengutip perkataan tenggelam dalam kedukaan. Lambat laun jika
Thabathaba’i yang menyatakan bahwa ucapan nabi secara terus menerus meratapi kesedihan,
Yakub As ف ُ ُى ي
َ وس ٰ ََى َعل َ َ يَا أbukanlah suatu
ٰ سف pandangannya mengenai kehidupan akan terasa
penolakan, melainkan ucapan beliau lahir dari
gelap, merasa sendiri, dan berputus asa.
firasat bahwa kejadian tersebut berkaitan dengan
perlakuan buruk terhadap nabi Yusuf As. Dalam QS. Fathir [35]: 34, Allah berfirman:
Karenanya beliau tidak menyebutkan nama “Dan mereka berkata: segala Puji bagi Allah
Bunyamin, melainkan menyertakan Yusuf dalam Swt. yang telah menghilanngkan kesedihan dari
ucapannya (Shihab, 2002).
kami. Sunngguh, Tuuhan kami benar-benar Maha
Dalam ayat diatas terdapat dhomir muttashil
yang merujuk pada dhomir huwa (dia yang bersifat Pengampun, Maha Mensyukuri.”
tunggal), konteks huwa (dia) dalam ayat ini adalah Ayat diatas menyebutkan tentang kenikmatan
kembali kepada Yakub As. Dari pemaparan diatas yang akan diperoleh oleh orang yang melakukan
dapat diketahui mengenai alasan memutihnya kebaikan selama hidupnya. Setelah ayat
kedua mata nabi Yakub As. Yaitu disebabkan karena
sebelumnya mengabarkan tentang kenikmatan
kesedihan ketika harus kehilangan anaknya
sebanyak dua kali. Yang pertama, beliau kehilangan fisik/jasmani, ayat ini mengabarkan tentang
Yusuf As yang masih kecil dan menangis terus kenikmatan batin/ruhani berupa ketenangan batin.
menerus hingga menjadi buta dan sakit-sakitan. Seandainya saja Allah SWT. tidak mengampuni
Terma huzn dalam ayat ini menggunakan lafaz perbuatan-perbuatan zalim yang mereka kerjakan,
ma’rifah yang menunjukkan bahwa kesedihan
disini sudah memiliki makna khusus, yakni pastilah mereka akan celaka. Sehingga surat ini
kesedihan yang disebabkan oleh kehilangan diakhiri dengan menyebutkan nama Allah SWT. Al-
seseorang yang sangat dicintai. Kondisi nabi Yakub Syakur, sebagai pengingat bagi mereka untuk
As jika ditelaah berdasarkan ilmu psikologi yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah SWT.
telah berkembang pada zaman sekarang masuk
berikan (Shihab, 2002).
pada kategori depresi. Dimana kondisi beliau yang
mengalami kesedihan hingga menangis secara Lafaz huzn berkedudukan sebagai maf’ul bih
terus menerus hingga memutih matanya karena (objek) dari perbuatan menghilangkan yang
tidak sanggup untuk mengeluarkan air mata lagi. diungkapkan dengan lafaz adzhaba dan Allah SWT.
Kesedihan ini terjadi selama bertahun-tahun sebagai pelaku dalam perbuatan tersebut. Lafaz
119
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
huzn disini datang dengan lafaz alif lam lil istighroq Rasa takut adalah kondisi batiniah yang
yang menunjukkan makna umum. Sebagaimana bersifat alami dan merupakan bagian dari naluri
yang dijelaskan Thabari dalam tafsirnya Al-Huzn manusia. Rasa khauf selalu hadir dalam diri
disini mencakup pada takut kepada neraka, takut manusia, bergantung pada situasi yang sedang
kelaparan dan takut tidak terpenuhinya kebutuhan. dialaminya.
(Thabari, 2001) Lafaz Kum dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 155
Lafaz huzn yang terdapat pada ayat tersebut merujuk pada dhomir (kata ganti) Antum (kamu
bermakna kesedihan yang didapatkan ketika yang bersifat jamak). Konteks kamu pada ayat ini
semasa hidup di dunia sampai datangnya kematian. adalah orang-orang beriman. Dari penjabaran
(Hamka, 2015). Sedangkan Quraish Shihab tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah SWT.
menafsirkan lafaz ini sebagai kesedihan yang menguji orang-orang beriman dengan ketakutan,
disebabkan oleh silih bergantinya ujian dan cobaan rasa lapar, kekurangan harta, kehilangan orang
yang dialami manusia semasa hidupnya. Pendapat yang dicintai dan kekurangan pangan. Sedangkan
lain mengatakan bahwa kesedihan yang dimaksud terma khauf dalam ayat ini menggunakan model
dalam ayat ini adalah kesedihan yang dialami ma’rifah yang menunjukkan kekhususan. Rasa
setelah kematian karena menyadari dosa-dosa yang takut pada ayat ini dimaknai sebagai ketakutan
dilakukan selama hidup ditambah dengan rasa terhadap musuh. (Az-Zuhaili, 2013)
takut menghadapi hukuman yang akan diberikan Dalam ayat ini termuat beragam jenis musibah
oleh Allah SWT. yang akan menjadi ujian bagi orang beriman.
4.2.1.2 Tafsir Ayat-Ayat Khauf dalam QS. Al- Ketakutan terhadap musuh dapat dimaknai dengan
Baqarah [2]: 155 dan QS. Thaha [20]: 67-68 ketakutan terhadap bahaya yang akan terjadi di
Dalam QS. Al-Baqarah [2]: 155, Allah masa depan yang belum terprediksi. Sehingga
berfirman: membuat hati atau jiwa menjadi was-was dan
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan merasa tidak tenang. Dalam ilmu psikologi keadaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, seperti ini disebut dengan istilah anxiety disorder.
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan Dimana penderitanya mengalami rasa cemas
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berlebihan karena merasa takut tentang prasangka
sabar.” negatifnya mengenai masa depan yang belum tentu
Hamka, kemiskinan, dan kematian keluarga. terjadi. Musibah yang berkaitan dengan depresi
Pada masa itu, orang-orang Madinah sering adalah musibah kehilangan seseorang yang dicintai
mendapatkan ancaman dari orang musyrik Makkah seperti keluarga, sahabat, kerabat, teman dan yang
dan kabilah-kabilah Arab dari luar kota Madinah lainnya. Kehilangan membuat seseorang
yang hendak menyerang Madinah. Tidak hanya itu, merasakan kesedihan, dari mulai yang bersifat
terdapat juga ancaman dari ranah internal yaitu wajar hingga tidak wajar. Kesedihan yang dirasakan
fitnah orang Yahudi dan orang munafik disana yang dalam rentang waktu yang lama dapat
selalu mencari kesempatan untuk menjatuhkan menimbulkan depresi.
orang Madinah. Sehingga ancaman-ancaman ini Terma khauf dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 155
menimbulkan kecemasan dan kegelisahan di dalam menggunakan bentuk isim (nomina). Penggunaan
hati orang-orang muslim Madinah. Menurutnya nomina dalam dalam kalimat ini menunjukkan
lafaz khauf disana bermakna resahnya hati karena konsistensi kondisi ketakutan. Waktu ketakutan
sesuatu yang buruk atau kejadian buruk yang akan sebagai ujian bagi hamba-hamba Allah SWT. yang
terjadi di masa depan. Definisi tersebut di dalam beriman tidak terikat oleh waktu. Ujian ini dapat
ilmu psikologi dianggap sebagai suatu penyakit jiwa datang kapan saja.
yang apabila takut itu dirasakan secara berlebihan Dalam Qs. Thaha [20]: 67-68, Allah Swt. berfirman:
sehingga dapat menimbulkan gejala-gejala fisik. Hal “Maka Musa merasa takut dalam hatinya.
tersebut dikenal dengan istilah anxiety disorder Kami berkata: "Janganlah kamu takut,
yaitu gangguan kecemasan berlebih. (Ikrar, 2018) Sesungguhnya kamulah yang paling unggul
120
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
121
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
bahwa tujuan hidupnya telah ditetapkan untuk hadirlah Isa Al-Masih yang rela disalib untuk
Allah SWT. menebus dosa seluruh keturunan Adam As.
Dalam QS. Al-Baqarah [2]: 38, Allah SWT. Berbeda dengan orang Islam yang memiliki
berfirman: pemahaman bahwa dosa tidak bersifat diwariskan,
“Kami berfirman: "Turunlah kamu (Adam dan melainkan disebabkan oleh gejala-gejala
Hawa) dari surga itu semuanya. Jika datang pertentangan yang ada pada diri setiap individu.
petunjuk dariku kepadamu, maka barangsiapa yang Dari pelanggaran Adam As, Islam mengajarkan
mengikuti petunjukku, niscaya tidak ada bahwa perbuatan dosa dilakukan karena adanya
kekhawatiran bagi mereka dan tidak (pula) mereka pertentangan hebat yang terdapat dalam diri
bersedih hati.” manusia sehingga ciri mulia kalah oleh hawa nafsu
Ayat ini turun berdasarkan kesalahan yang keinginan. (Hamka, 1989)
telah Adam As lakukan yang diceritakan pada ayat Terma khauf pada ayat di atas bermakna suatu
35-36 dimana Adam As telah tergoda oleh rayuan kondisi hati yang tidak merasa tenang terkait
Iblis untuk melanggar perintah Allah SWT. agar dengan sesuatu yang akan datang di masa depan,
tidak mendekati sebuah pohon. Akibat dari atau terjadinya suatu hal buruk yang hadir dari
perbuatannya itu, Allah SWT. mengusir Adam As sebuah dugaan. Berdasarkan sumber penafsiran di
beserta istrinya dan juga Iblis dari surga dan atas, lafaz khauf tersebut kembali kepada perasaan
ditempatkan di bumi. gelisah yang terjadi dalam jiwa yang merasa
Hamka dalam tafsirnya berpandangan bahwa berdosa secara terus menerus karena meyakini
pengusiran Adam As bukanlah disebabkan bahwa dosa itu diwariskan. Sehingga merasa sedih
perbuatan salahnya. Karena menurutnya manusia dan menganggap bahwa kesalahan dan dosa yang
itu pada dasarnya baik bukan jahat. Diturunkannya dilakukan tidak akan pernah diampuni oleh Allah
Adam As ke bumi adalah disebabkan akan SWT.
diberikan tugas menjadi khalifah sebagaimana yang Terma khauf dalam ayat ini menggunakan
telah Allah SWT. rencanakan dalam ayat 30: bentuk isim yang nakiroh yang artinya rasa takut
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada disini bersifat umum, meliputi segala jenis
para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak ketakutan yang ada dalam diri manusia.
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka Penggunaan isim (nomina) pada lafaz khauf
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan menunjukkan bahwa ketakutan tersebut bersifat
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat konsisten menghampiri jiwa manusia dengan tidak
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, terbatas oleh waktu. Sedangan lafaz huzn hadir
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dalam bentuk fiil mudhori yang menjelaskan bahwa
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: kesedihan bersifat sementara. Terma huzn dan
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak khauf dalam ayat ini hadir dengan diawali oleh
kamu ketahui".” huruf la nafiyyah yang bertujuan untuk meniadakan
Yang dimana ayat tersebut menjelaskan kesedihan dan ketakutan sebagai akibat dari
bahwa sesungguhnya Allah SWT. telah pengamalan tuntutan yang disebutkan pada awal
mengabarkan kepada para malaikat bahwa Dia َ “ فَ َمن تَبِ َع هدbarangsiapa yang mengikuti
ayat yaitu َاي
akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi. petunjuk” artinya orang yang senantiasa mengikuti
Maka terciptalah Adam As dan kejadian pengusiran petunjuk yang telah Allah SWT. berikan, akan
dari surga sebagai awal adanya kehidupan manusia menghindarkan diri dari segala jenis ketakutan dan
di bumi. hal yang menyebabkan kesedihan. Ayat ini hadir
Kejadian tersebut menjadi pembeda antara sebagai jawaban dari taubatnya Adam As juga
orang Islam dengan orang Nasrani terkait sebagai kabar gembira yang menunjukkan bahwa
pemahaman tentang dosa yang diwariskan. Orang akan selalu ada harapan untuk diampuni dalam
Nasrani meyakini bahwa dosa yang dilakukan oleh setiap melakukan perbuatan dosa.
Adam As diwariskan kepada keturunannya hingga Dalam QS. Al-Ahqaf [46]: 13, Allah SWT. berfirman:
122
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, murung dan pesimis terhadap masa depan
'Tuhan kami ialah Allah SWT.,' kemudian mereka merupakan tanda bahwa seseorang mengalami
meneguhkan pendirian mereka, maka tidak ada depresi. Dalam menjalani tekanan hidup, depresi
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) merupakan respon normal dari keadaan emosional
mereka bersedih hati.” manusia. Namun, yang menjadi abnormal adalah
Lafaz قَالواpada ayat tersebut tidak selalu ketika depresi tersebut terjadi diluar batas wajar
mengisyaratkan lafaz doa tetapi menunjukkan dan cenderung mendorong pada hal-hal yang
keyakinan bahkann sikap dan tingkah laku membahayakan seperti bunuh diri. Karena akibat
sebagaimana yang dijelaskan oleh Sayyid Quthub dari suasana hati yang tidak baik menyebabkan
bahwa kalimat َ قَالوا َربُّنَا ّللاadalah sistem secara dirinya menolak berbagai harapan dan memiliki
keseluruhan dalam kehidupan, yakni mencakup kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri. (Putra
seluruh kegiatan dan arah, gerak dan detak hati Sany, 2022)
serta pikiran. علَ ْي ِه ْم
َ ف ْ “ َالtidak ada ketakutan bagi mereka”
ٌ خَو
Rasa takut dalam konteks ini berkaitan dengan bukan berarti bahwa ketakutan tersebut hilang.
ketakutan terhadap dahsyatnya hari kiamat dan Sebab rasa takut merupakan sifat naluriah manusia
lafaz huzn dalam ayat ini berkaitan dengan tidak agar dapat berhati-hati dalam menjalani kehidupan.
takutnya orang-rang yang memiliki keyakinan kuat Para nabi sekalipun memiliki rasa takut di dalam
dan beristiqomah di jalan Allah SWT. terhadap hatinya sebagaimana nabi Musa As yang merasa
segala perkara yang mereka tinggalkan setelah ketakutan ketika telah membunuh laki-laki Qibti.
mereka meninggal. (Thabari, 2001) Dari sini dapat diketahui bahwa ketakutan
Dalam QS. Yunus [10]: 62, Allah SWT. berfirman: berfungsi sebagai kemampuan untuk bertahan.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah SWT. (Shihab, 2002)
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak Begitupun dengan َ“ َو َال ه ْم َيحْزَ نونdan mereka
(pula) mereka bersedih hati.” tidak pula bersedih hati”. Penggunaan lafaz kata
Lafaz khauf disini memiliki arti keresahan hati kerja mengisyaratkan bahwa kesedihan ada
mengenai masa depan, terguncangnya hati masanya, tidak akan terus berlanjut hingga
menyangkut sesuatu negatif yang akan terjadi di selamanya. Tapi terjadi antara dua masa yaitu mas
masa depan. Kekhawatiran akan sesuatu yang kini dan masa yang akan datang. Yang demikian
belum tentu terjadi. Orang yang menderita disebabkan oleh fakta bahwa sebagai manusia tentu
gangguan mental anxiety, memiliki kekhawatiran tidak akan pernah luput dari kesedihan. Bahkan
yang berlebihan mengenai setiap aspek dalam nabi Muhammad SAW pun merasa sedih ketika
kehidupannya, biasanya cenderung takut apabila di anaknya, Ibrahim meninggal dunia. Kesedihan
masa depan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. beliau membuatnya mengucurkan air mata seraya
Sehingga perasaan tersebut dapat berimplikasi bersabda:
pada kualitas hidupnya. Seseorang yang mengalami “Air mata bercucuran dan hati bersedih, tapi
anxiety akan kesulitan melakukan aktivitas sosial kami tidak mengucapkan selain perkataan yang
akarena cenderung menghindari keramaian, diridhai Tuhan kami, dan sungguh kami berduka
mudah tersinggung, sering merasa gugup dan dengan kematianmu, wahai Ibrahim.” (H.R Bukhari
gelisah, adanya perasaan takut tidak bisa dan Muslim)
menyelesaikan masalah, takut dikritik, dan lain Berdasarkan beberapa penafsiran mengenai
sebagainya. (Putra Sany, 2022) beberapa ayat Alquran yang mengandung lafaz
Sedangkan lafaz huzn diartikan sebagai khauf dan huzn yang disebutkan secara bersamaan
bersedih hati atas sesuatu yang telah terjadi di masa menunjukkan perhatian Alquran terhadap dua
lalu. Kesedihan ini diakibatkan oleh rasa gangguan mental yang dapat menyerang manusia
penyesalan dari perbuatan yang dilakukan yaitu depresi dan anxiety disorder. Alquran seakan
sehingga membuatnya berada dalam jurang ingin menyampaikan bahwa depresi dan anxiety
keputusasaan. Selalu merasa hampa, tidak nyaman, merupakan emosi paling kuat yang dapat
123
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
124
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
125
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/ 10.54801/juquts.v2i2.228
Vol. 2 No. 2, 2023,04-10
126