You are on page 1of 15

ISTILAH & PENGERTIAN QURBAN DALAM FIQH

Dalam Fiqh Syafii istilah Qurban menggunakan Adhaahi / jama dari Dhahiyyah
(lihat al Umm juz II halaman 243, Daar al Fikr, dan lihat Raudhah juz I halaman 348,
maktabah syamilah),Tadhahiyyah (lihat Raudhah juz I halaman 348, maktabah
syamilah) dan Udhiyyah (lihat al Muhadzdzab / Al Majmu 8/382, maktabah
syamilah). Dijelaskan dalam kitab Fat_hul Wahhab / Hamisy Hasyiyah al- Jamal alaa
Syarhil Manhaj juz IV halaman 250, cetakan Daar Ihya at Turaats al Arabi, Beirut /
juz 22 halaman 143, maktabah syamilah:




( Kitab menerangkan Udhiyyah)










Kitab menerangkan Udhiyyah Udhiyyah yaitu hewan yang disembelih dari


binatang ternak yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah mulai dari
hari iidin nahri (hari raya nahr/ idul adha) sampai akhir hari tasyriq. Udhiyyah
diambil dari kata Dhahwah. Udhiyyah dinamakan dengan awal waktu
pelaksanaannya, yaitu waktu Dhuha.
Sementera istilah Qurban cakupannya lebih luas. Dalam kitab al Mausuuatul
Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah juz V halaman 74 (maktabah syamilah) dijelaskan:















"Qurban yaitu apa-apa yang dijadikan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri
kepada Tuhannya, baik berupa sembelihan atau yang lainnya. Pertalian antara
keduanya secara umum adalah kesemuanya untuk mendekatkan diri kepada Allah
Taala. Dan jika qurban berupa sembelihan maka pertalian udhiyyah (QURBAN)
dengannya lebih sangat, karena pertalian tersebut mengumpulkan adanya
udhiyyah menjadi sembelihan yang dijadikan untuk mendekatkan diri kepadaNya
Maha Suci Dia- (Dengan demikian) Qurban lebih umum dari Udhiyyah.
1. Qurban Qabil dan Habil
Ketika putra-putra Nabi Adam alaihissalaam yaitu Qabil dan Habil diperintahkan
berqurban. Maka Allah Taala menerima qurban yang baik dan diiringi ketaqwaan
dan menolak qurban yang tidak baik dan tidak diiringi ketaqwaan. Allah Taala
berfirman :

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut
yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).
Ia berkata (Qabil): Aku pasti membunuhmu! Berkata Habil: Sesungguhnya Allah
hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa. (Al-Maidah: 27)
2. Qurban Nabi Ibrahim alaihissalaam
Yaitu saat beliau diperintahkan Allah Taala untuk menyembelih anaknya, Ismail
alaihissalaam. Diceritakan dalam QS 37 (Ash Shaffat) : 102-106








102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
103. tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya
Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. [1284] Yang dimaksud
dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah
s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.
PERUMPAMAAN QURBAN DALAM AL HADITS
Dalam kitab al Muwaththa / Tanwiirul Hawaalik juz I halaman 121-122, cetakan Toha
Putera

.dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam


bersabda : Barangsiapa mandi hari Jumat seperti mandi janabat lalu berangkat
pada waktu yang pertama, maka seakan ia telah berqurban dengan seekor unta.
Barangsiapa berangkat pada waktu yang kedua, maka seakan-akan dia berqurban
dengan seekor sapi. Barangsiapa berangkat pada waktu yang ketiga, maka seakan
dia berqurban dengan seekor kambing. Barangsiapa berangkat pada waktu yang
keempat, maka seakan dia berqurban dengan seekor ayam. Dan barangsiapa
berangkat pada waktu yang kelima, maka seakan dia berqurban dengan sebutir

telur. Maka jika imam telah datang, para malaikat hadir untuk mendengarkan
khutbah

KAPAN QURBAN DISYARIATKAN ?


Dalam kitab al Fiqhul Islamy wa Adillatuhuu juz IV halaman 244, maktabah syamilah, diterangkan:






Ibadah qurban mulai diyariatkan pada tahun kedua hijrah, sebagaimana pensyariatan zakat dan
dua ied. Link al Fiqhul Islamy wa Adillatuhuu
KEUTAMAAN QURBAN
Dalam Kitab Hasyiyah Asy Syarqaawi alaa Tuhfatiththullaab juz II halaman 463, cetakan Daar al
Fikr, Beirut : Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda:




MAA AMILA IBNU AADAMA YAUMANNAHRI AMALAN AHABBA ILALLAAHI MIN
IRAAQATIDDAMI . INNAHAA LA TA`TII YAUMAL QIYAAMATI BIQURUUNIHAA WA
AZHLAAFIHAA . WA INNADDAMA LAYAQAU MINALLAAHI QAABLA AN YAQAA MINAL ARDHI
FATHIIBUU BIHAA NAFSAN
Tidak beramal anak Adam pada hari Nahr ('Iedul Adha) yang paling disukai Allah selain daripada
mengalirkan darah (menyembelih qurban). Qurban itu akan datang kepada orang-orang yang
melakukannya pada hari qiyamat dengan tanduk dan kukunya. Darah qurban itu lebih dahulu jatuh
ke suatu tempat yang disediakan Allah sebelum jatuh ke atas tanah. Oleh sebab itu, berqurbanlah
dengan senang hati.
Catatan : Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunannya (juz III halaman 26,
cetakan ke II tahun 1403 H 1983 M Daar al Fikr, nomor hadits 1526 / juz IV halaman 83, nomor
hadits 1493, maktabah syamilah). Sanad dan matannya sbb:


:



















Dan diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam kitab Sunannya juz II halaman 1045, nomor hadits
3126. Matannya sbb:








Dan diriwayatkan oleh Imam Hakim dalam al Mustadrak juz IV halaman 347, nomor hadits 7603,
maktabah syamilah. Matannya sbb:












Derajat Hadits :
Imam Tirmidzi berkata:








Ini hadits hasan gharib
Imam Hakim berkata:






Ini hadits shahih isnad
Dalam Kitab Hasyiyah Asy Syarqaawi alaa Tuhfatiththullaab berikutnya:




Imam RafiI dan Imam Ibnurrurrifah menuturkan hadits : AZHZHIMUU DHAHAAYAKUM FA
INNAHAA ALASHSHIRAATHI MATHAAYAAKUKUM. (Besarkanlah hewan-hewan qurban kalian,
karena sesungguhnya hewan itu akan menjadi tumpangan kalian di shirath). Hadits ini dalam
Musnad Firdaus li Abii Manshuur ad Dailami, akan tetapi dengan lafazh : ISTAFRIHUU (pilihlah yang
bagus) sebagai pengganti lafazh : AZHZHIMUU (besarkanlah).
Derajat hadits :
al Hafizh Ibn Hajar dalam kitab at Talkhiis al Habir juz IV halaman 138, maktabah syamilah
mengatakan:




wa Yahya dhaif jiddan
Link at Talkhiis al Habir:
Dalam Kitab Bulughul Maram lil Hafizh Ibn Hajar/ Subulussalaam juz IV halaman 90, cetakan Daar
Al Fikr / halaman 534, maktabah syamilah:
:
- -



-





"

"




Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, berkata: Rasulullah shallallaahu alahihi wasallam bersabda :
MAN KAANA LAHUU SAATUN WALAM YUDHAHHI FALAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA.
siapa yang mempunyai keleluasaan untuk berqurban, kemudian ia tidak berqurban, maka
janganlah ia mendekati tempat salat kami. HR. Ahmad, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Hakim, akan
tetapi para imam dan lainnya menguatkan mauqufnya hadits.
Al Hafizh Ibn Hajar menjelaskan dalam Fat-hul Bari juz X halaman 3, maktabah syamilah:

Para rawi hadis itu tsiqat, namun diperselihkan tentang marfu ' dan mauqufnya. Penetapan mauquf
lebih mendekati kebenaran sebagaimana dikatakan at-Thahawi dan yang lainnya. Berikut sanad
dan matan Sunan Ibn Majah juz II halaman 1044, nomor Hadits 3123
. .




(











) :


dan berikut sanad dan matan Musnad Ahmad juz XIV halaman 24, nomor hadits 8273, maktabah
syamilah:





ASAL QURBAN
Dalam kitab kitab Fat_hul Wahhab / Hamisy Hasyiyah al- Jamal alaa Syarhil Manhaj juz IV halaman
250, cetakan Daar Ihya at Turaats al Arabi, Beirut / juz 22 halaman 143, maktabah syamilah:



Asal didalam Qurban sebelum ijma adalah firman Allah Taala : FASHALLI LIRABBIKA WANHAR.
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. maksudnya : Shalatlah id , dan
sembelihlah nusuk (Nusuk = sembelihan, lihat tafsir Ibnu Katsier juz III halaman 382).
Dan khabar (Hadits) Muslim dari Anas radhiyallaahu taaalaa anhu, berkata : DHAHHAA
ANNABIYYU SHALLALLAAHU ALAIHI WASALLAM BIKABSYAINI AMLAHAINI AQRANAINI
DZABAHAHUMAA BIYADIHII WASAMMAA WAKABBARA WAWADHAA RIJLAHUU ALAA
SHIFAAHIHIMAA
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkurban dengan ekor domba jantan yang dominasi warna putih
dan bertanduk. Beliau menyembelihnya dengan tangannya sendiri, membaca basmalah dan
bertakbir serta meletakkan kaki beliau di atas samping leher kedua domba tersebut. Link Hasyiyah
Jamal:
http://www.al-islam.com/Page.aspx?pageid=695&BookID=552&PID=4122&SubjectID=4074
Berikut sanad dan matan Shahih Muslim (Shahih Muslim Bisyarhinnawawi juz XIII halaman 119121cetakan ke III tahun 1398 H 1978 M Daar al Fikr) / juz VI halaman 77, nomor hadits 5199,
maktabah syamilah :










.


Telah menceritakan kami Qutaibah ibn Said, telah menceritakan kami Abu Awanah dari Qatadah
dari Anas, berkata:
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkurban dengan ekor domba jantan yang dominasi warna putih
dan bertanduk. Beliau menyembelihnya dengan tangannya sendiri, membaca basmalah dan
bertakbir serta meletakkan kaki beliau di atas samping leher kedua domba tersebut..

HUKUM BERQURBAN MENURUT MADZHAB EMPAT


I. Madzhab Syafii
Dalam kitab Matan Abu Syuja (Taqrib) dijelaskan:







WAL UDH_HIYYATU SUNNATUN MU`AKKADATUN. Berqurban hukumnya sunnah muakkad


Keterangan : Dalam kitab al Iqna fii Halli Alfaazhi Abi Syujaa juz II halaman 278, cetakan Al Maaarif
/ juz II halaman 588, maktabah syamilah, dijelaskan:

UDHIYYAH dengan arti TADHIYAH (berqurban) sebagaimana dalam kitab ar Raudhah, bukan arti
Udhiyyah sebagaimana yang difahami dari ucapan mushannif. Karena Udhiyyah adalah nama
hewan yang untuk berqurban






Hukumnya sunnah muakkad untuk kami (umat Islam) dengan sunnah kifayah (jika ada satu yang
melakukan, maka yang lain gugur perintah melakukannya) apabila ahli rumah berbilang jumlahnya.
Jika tidak berbilang (maksudnya hanya satu orang) maka hukumnya sunnah ain. Link Kitab kitab al
Iqna fii Halli Alfaazhi Abi Syujaa:
http://islamport.com/d/2/shf/1/7/305.html (2/430)
link kitab Al Iqna (bersama Hasyiyah al Bujairimi):
http://islamport.com/d/2/shf/1/19/1277.html (13/204)
Imam Maawardi dalam Kitab al Haawi Al Kabiir juz 15 halaman 75, maktabah syamilah,
menerangkan:

jika seseorang (dalam keluarga) telah berqurban dengan kambing maka dia telah menjalankan
sunnah walaupun banyak keluarganya. Masing-masing orang dari keluarga orang tersebut tidak
diperintahkan berqurban. link kitab Al Haawi al Kabiir:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=8072&idto=8073&bk_no=94&ID=1813
II. Madzhab Hanafi
Dalam kitab Fathu Qadiir Libni Humaam juz 22 halaman73, maktabah syamilah:

Udhiyyah (berqurban) hukumnya wajib bagi setiap orang merdeka (bukan budak), muslim, mukim
dan kaya pada hari Adha untuk dirinya dan anak-anaknya yang kecil. Adapun hukum wajib
berqurban adalah pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Muhammad, Imam Zufar, Imam al Hasan dan
salah satu riwayat dari Imam Abu Yusuf rahimahumullaah. Riwayat lain dari Imam Abu Yusuf
sesungguhnya berqurban adalah sunnah. Link kitab Fathul Qadiir:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=23&ID=5506
III. Madzhab Maliki
Dalam kitab Attaaj Wal Ikliil Li Mukhtashari Khaliil juz IV halaman 352, maktabah syamilah:














Imam Malik berkata : Berqurban hukumnya sunnah yang wajibah (yang kokoh), tidak seyogyanya
meninggalkan berqurban bagi orang merdeka yang muslim kecuali orang-orang yang berhaji, bagi
mereka tidak diwajibkan (disunnahkan dengan kokoh) melakukan udhiyyah (berqurban). Link kitab
Attaaj Wal Ikliil Li Mukhtashari Khaliil
http://www.al-islam.com/Page.aspx?pageid=695&BookID=90&PID=1537&SubjectID=25854
IV. Madzhab Hanbali
Dalam kitab Kasysyaaful Qinaa Lil Buhuuti juz VII halaman 434, maktabah syamilah:


(











)



(


Udhiyyah (berqurban) adalah disyariatkan menurut ijma. Udhiyyah (berqurban) hukumnya sunnah
muakkad bagi orang Islam. link kitab Kasysyaaful Qinaa:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=2809&idto=2826&bk_no=16&ID=204
DALIL YANG BERPENDAPAT WAJIB
Dalam kitab Tabyiinul Haqaa`iq Lizzailai al Hanafi juz 16 halaman 283, maktabah syamilah:





















Wajah wajibnya berqurban adalah sabda Nabi shallallaahu alaihi wasallam : MAN WAJADA
SAATAN FA LAM YUDHAHHI FA LAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA. Barang siapa
mempunyai kemampuan dan tidak berqurban maka janganlah mendekati tempat shalat kami. [ HR.
Ahmad dan Ibnu Majah ]. Ancaman macam ini tidak akan dilekatkan dengan meninggalkan perkara
yang tidak wajib. Dan karena Nabi alaihishshalaatu wassallam merintahkan untuk mengulangi
berqurban dengan sabda beliau: MAN DHAHHAA QABLASHSHALAATI FAL YUID. Barang siapa
berqurban sebelum shalat (shalat idul adha) maka hendaklah mengulangi. Perintah menunjukkan
wajib. Andaikan berqurban tidak wajib maka tidak wajib mengulanginya. Link Dalam kitab Tabyiinul
Haqaa`iq:
http://www.islamicbook.ws/asol%5Chanafi/tbiin-alhqaeq-054.html

DERAJAT HADITS
1. Hadits :




MAN WAJADA SAATAN FA LAM YUDHAHHI FA LAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA. Barang
siapa mempunyai kemampuan dan tidak berqurban maka janganlah mendekati tempat shalat kami.
Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya dari shahabat Abu Hurairah
( Juz II halaman 456, nomor hadits 8256 maktabah syamilah / juz XIV halaman 24, nomor hadits
8273, maktabah syamilah ). Berikut sanad dan matannya:





Telah menceritakan kami Abu Abdirrahman, telah menceritakan kami Abdullah bin Ayyasy, dari
Abdurrahman bin hurmuz al Araj, dari Abu Hurairah, berkata, Rasulullah shalllaahu alaihi wasallam
bersabda: Barang siapa yang mempunyai keleluasaan (kajembaran. Jw) untuk berqurban,
kemudian ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami. Link kitab Musnad
Ahmad:
http://islamport.com/d/1/mtn/1/89/3441.html (2/321/ 8256)
Catatan 1 : Syeikh Syuaeib Al Arna`uth dalam taliq Musnad Ahmad berkata:

...




















"




"










Sanad hadisnya dhaif, (karena) Abdullah bin Ayyasy dhaif, dia dianggap dan ia mengalami
kekacauan dalam hadisnyaHadis itu dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam kitabnya Takhrij
Musykilatil faqr. Ia keliru (dalam penilaian tersebut).
(lihat: http://islamport.com/d/1/mtn/1/89/3441.html (2/321/ 8256)
Tentang Rawi Abdullah bin Ayyasy bisa dibaca keterangan al hafzih Ibn Hajar dalam kitab
Tahdzibuttahdzib berikut (juz V halaman 307, rowi nomor 603)



Link Tahdzibuttahdzib:
http://islamport.com/d/1/trj/1/135/2997.html
Catatan 2 : Imam Ibnul Jauzi dalam kitab At Tahqiiq fii Ahaaditsil Khilaaf juz II halaman 187
menerangkan:







mereka berhujjah dengan lima hadits





hadits pertama:


















dari Abu Hurairah, berkata, rasulullah shalllaahu alaihi wasallam bersabda:
MAN WAJADA SAATAN FA LAM YUDHAHHI FA LAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA. Barang
siapa yang mempunyai keleluasaan (kajembaran. Jw) untuk berqurban, kemudian ia tidak
berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami













Jawaban : Adapun hadits yang pertama, Imam Ahmad berkata: Itu adalah hadits munkar. Kemudian
bahwasanya hadits tersebut tidak menunjukkan wajib berqurban. Nabi bersabda: barang siapa
makan bawang putih maka jangan mendekati tempat shalat kami. Link Kitab At Tahqiiq fii Ahaaditsil
Khilaaf
http://islamport.com/d/1/krj/1/14/91.html
2. Hadits :




MAN KAANA LAHUU SAATUN WALAM YUDHAHHI FALAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA.
Barang siapa yang mempunyai keleluasaan (kajembaran. Jw) untuk berqurban, kemudian ia tidak
berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami.
Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam kitab Sunannya juz II halaman 1044, nomor
Hadits 3123, cetakan Toha Putera / juz II halaman 1044, nomor Hadits 3123, maktabah syamilah.
Berikut sanad dan matannya:





.

.






)



Telah menceritakan kami Abu Bakar bin Syaibah, telah menceritakan kami Zaid bin al Hubaab, telah
menceritakan kami Abdullah bin Ayyasy dari Abdurraman al Araj dari Abu Hurairah, sesungguhnya
Rasulullah shallallaahhu alaihi wasallam bersabda : MAN KAANA LAHUU SAATUN WALAM
YUDHAHHI FALAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA. Barang siapa yang mempunyai keleluasaan
(kajembaran. Jw) untuk berqurban, kemudian ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati
tempat shalat kami. Link Sunan Ibn Majah:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=5&ID=3115
Catatan : Al Hafizh Ahmad bin Abu Bakar al Bushiri dalam kitab Zawaa`id Ibn Maajah (dibawah
matan hadits Sunan Ibnu Majah 2/1044, maktabah syamilah) mengomentari hadits diatas sebagai
berikut:















.



.



.

.

Pada sanadnya terdapat rawi Abdullah bin Ayyasy, meskipun Imam Muslim meriwayatkan
untuknya , hanya saja mengeluarkan hadits untuknya dalam mutabiat (hadits pengikut). Abdullah
bin Ayyasy didhaifkan oleh Abu Dawud dan An-Nasai. Sementara Abu Hatim berkata: Ia Shaduq
(jujur). Ibnu Yunus berkata: Munkarul hadits. Dan Ibnu Hiban menyebutkannya dalam kitab AtsTsiqat. link kitab Zawaa`id Ibni Maajah (bersama Haasyiyah Assindi alaa Ibni Maajah) :
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=5763&idto=5768&bk_no=54&ID=1168
3. Hadits :





MAN KAANA LAHUU MAALUN FALAM YUDHAHHI FALAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA.
Barang siapa mempunyai harta, dia tidak berqurban maka janganlah mendekati tempat shalat kami.
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Hakim dalam kitab al Mustadrak juz 17 halaman 424, nomor
hadits 7672, maktabah syamilah. Berikut sanad dan matannya :







:






:






Telah mengkhabarkan kami al Hasan bin al Hasan bin Ayyub, teah menceritakan kami Abdullah bin
Yazid al Muqri`, telah menceritakan kami Abdullah bin Ayyasy, telah menceritakan kami
Abdurrahman al Araj, dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, berkata, Nabi shallallaahu alaihi
wasallam bersabda : MAN KAANA LAHUU MAALUN FALAM YUDHAHHI FALAA YAQRABANNA
MUSHALLAANAA. Barang siapa mempunyai harta, dia tidak berqurban maka janganlah mendekati
tempat shalat kami. Kali (yang lain) beliau bersabda : MAN WAJADA SAATAN FALAM YADZBAH
FALAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA. Barang siapa mendapatkan kemampuan (kajembaran.
Jw) dia tidak menyembelih (berqurban) maka jangan mendekati tempat shalat kami. (Imam Hakim
berkata) : Ini hadits shahih isnad, keduanya (Imam Bukhari dan Imam Muslim) tidak mentakhrijnya.
Link kitab Al Mustadrak:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=74&ID=7472
Catatan : A Hafizh adz Dzahabi dalam kitab at Talkhiish (Taliq al Mustadrak / di bawah hadits al
Mustadrak juz IV halaman 258) menshahihkan hadits diatas. Tabirnya sbb:









: :








:


Taliq Adz Adzahabi didalam at Talkhish: Shahih. Link al Mustadrak dan Taliq Adzdzahabi :
http://islamport.com/d/1/mtn/1/22/495.html (6/233)

Catatan 2 : Al Hafizh Ibn Hajar menjelaskan dalam Fat-hul Bari juz X halaman 3, maktabah
syamilah















" :










Dalil yang lebih dekat untuk dijadikan pegangan wajibnya berqurban adalah hadits Abu Hurairah,
beliau memarfukannya : MAN WAJADA SAATAN FALAM YDHAHHI FALAA YAQRABANNA
MUSHALLAANAA. Barang siapa mendapatkan kemampuan (kajembaran. Jw) dia tidak berqurban
maka janganlah mendekati tempat shalat kami. HR. Ibnu Majah dan Ahmad . Para rawi hadis itu
tsiqat, namun diperselisihkan tentang marfu ' dan mauqufnya. Penetapan mauquf lebih mendekati
kebenaran sebagaimana dikatakan at-Thahawi dan yang lainnya. Disamping itu, hadits tersebut
tidak sharih dalam mewajibkan berqurban. Link Kitab Fat_hul Bari :
http://islamport.com/w/srh/Web/2747/5642.htm (10/3)
Sementara beliau (Al Hafizh Ibn Hajar) dalam kitab Ad-Dirayah fii Takhriij Ahaadits Al-Hidaayah juz II
halaman 213 menjelaskan:




Hadits : MAN WAJADA SAATAN FALAM YUDHAHHI FALAA YAQRABANNA MUSHALLAANAA.
Diriwayatkan oleh Ibn Majah, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Ishaq, Abu Yala, ad-Daraquthni, dan alHakim dari Abu Hurairah. Dan hadis itu diperselisihkan tentang mauquf dan marfunya. Dan yang
memarfukannya (rawi) tsiqat. Link Kitab kitab Takhriij Ahaadits Al-Hidaayah :
http://www.kl28.net/knol4/?p=view&post=380016&page=165
Catatan 3 : Imam Nawawi menerangkan dalam kitab al Majmu, syarah al Muhadzdzab juz VIII
halaman 385, maktabah syamilah:























Dari Abu Hurairah, berkata, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda : MAN WAJADA
SAATAN LA-AN YUDHAHHIYA FALAM YUDHAHHI FALAA YAHDHUR MUSHALLAANAA. Barang
siapa mendapatkan kemampuan (kajembaran. Jw) untuk berqurban dia tidak berqurban maka
jangan mendatangi tempat shalat kami. HR. Al Baihaqi dan lainnya. Itu adalah dhaif. Al Baihaqi
berkata dari at Tirmidzi: yang shahih itu adalah mauquf atas Abu Hurairah. Link Kitab al Majmu:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?
bk_no=14&ID=3392&idfrom=5066&idto=5129&bookid=14&startno=1
dan berikut link kitab Assunan al Kubra lil Baihaqi:
http://www.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?
indexstartno=0&hflag=1&pid=143339&bk_no=673&startno=26

Adapun hadits :









MAN DHAHHAA QABLASHSHALAATI FAL YUID. Barang siapa berqurban sebelum shalat (shalat
idul adha) maka hendaklah mengulangi. diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya
(juz VI halaman 238, cetakan tahun 1401 H 1981 M,Daar Al Fikr / juz 14 halaman 124, nomor
hadits 5561, maktabah syamilah) dengan lafazh :








Sanad dan matannya sbb :



















Telah menceritakan kami Ali bin Abdullah, telah menceritakan kami Ismail bin Ibrahim dari Ayyub
dari Muhammad dari Anas dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda : MAN DZABAHA
QABLASHSHALAATI FALYUID. Barang siapa menyembelih sebelum shalat maka hendaklah
mengulangi. Link Kitab Shahih Bukhari :
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=5345&idto=5347&bk_no=0&ID=3117
DALILYANG BERPENDAPAT SUNNAH
Dalam kitab Al Haawi Al Kabiir lil Maawardi juz 15 halaman 71-72, maktabah syamilah








:

-






: -













:








-



-







-


:













Dalil kami hadits yang diriwayatkan oleh Mindal dari Ibn Khabbaab dari Ibn Abbas dari Nabi
shallallaahu alaihi wasallam, beliau bersabda : AL ADHAAHIYYU ALAYYA FARIIDHATUN WA
ALAIKUM SUNNATUN. Berqurban atas aku adalah fardhu, dan atas kamu sunnah. Ini adalah
nash. Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam, bahwasanya
beliau bersabda : TSALAATSUN KUTIBAT ALAYYA WA LAM TUKTAB ALAIKUM: AL WITRU
WANNAHRU WASSIWAAKU. Ada tiga diwajibkan atas aku, tidak diwajibkan atas kamu: witir,
menyembelih (berqurban) dan siwak. Said ibn al Musayyab meriwayakan dari Ummi Salamah,
sesungguhnya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda : IDZAA DAKHALA AL ASYRU WA
ARAADA AHADUKUM AN YUDHAHHIYA FA LAA YAMASSA MIN SYARIHII WA LAA BASYARIHII
SYAI`AN. Bila telah memasuki 10 (hari bulan Zulhijjah) dan seseorang ingin berqurban, maka
janganlah dia menyentuh (mengambil) rambut dan kulitnya sedikitpun. Nabi menggantungkan
berqurban dengan kehendak , seandainya berqurban wajib maka beliau pasti mengharuskannya.
Link kitab al Haawi al Kabiir:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=8069&idto=8148&bk_no=94&ID=1811
DERAJAT HADITS

1. Hadits:














AL ADHAAHIYYU ALAYYA FARIIDHATUN WA ALAIKUM SUNNATUN. Berqurban atas aku adalah
fardhu, dan atas kamu sunnah. Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Ath Thabarani dalam al
Mujam al Kabier juz IX halaman 457-458, nomor hadits 11508, maktabah syamilah dengan lafazh:













AL adalahAA 'ALAYYA FARIIDHATUN WA ALAIKUM SUNNATUN. Berikut sanad dan matannya:







:





.








Telah menceritakan kami Abu Muslim al Kasysyi, telah menceritakan kami Abdul Aziz bin al
Khaththaab, telah menceritakan kami Mindal bin Ali, dari Abu Jinaab, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas
radhiyallaahu Taala anhumaa, berkata, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda : AL
adalahAA ALAYYA FARIIDHATUN WA ALAIKUM SUNNATUN. Berqurban atas aku adalah fardhu,
dan atas kamu sunnah. Link Kitab al Mujam al Kabier :
http://islamport.com/d/1/mtn/1/28/780.html (9/457-458)
Catatan : Imam al Munaawi dalam kitab Faidhul Qadier, Syarah al Jaami Ash Shagier juz III
halaman 253, nomor hadits 3069, maktabah syamilah, menjelaskan :
( )
( ) ( )
)(


:
( )








.




:

Al Hafiz Ibnu Hajar berkata: Rawi hadits semuanya tsiqat, akan tetap ada perbedaan tentang
marfunya hadits. Link Kitab Fat_hul Qadier, Syarah al Jaami Ash Shagier :
http://www.imamu.edu.sa/DContent/BOOKS/arabic_ibook69/page_1846.htm
Tabir yang sama termaktub dalam Kitab Syarah Az Zurqaani alaa Muwaththa`il Imaam Maalik. Link
kitab Syarah Az Zurqaani alaa Muwaththa`il Imaam Maalik :
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=77&ID=2152
Dalam al Jaami Ash Shagier lil Imam Assuyuuthi (juz I halaman 123, cetakan Nur Asia) hadits diatas
diberi tanda dengan huruf ( HAA`) yang maksudnya hadits tersebut derajatnya adalah HASAN.
Berikut tabirnya :

( )

( )














AL ADHAAHIYYU ALAYYA FARIIDHATUN WA ALAIKUM SUNNATUN. Berqurban atas aku adalah


fardhu, dan atas kamu sunnah. THAA` BAA` = diriwayatkan oleh Imam Ath Thabarani dari Ibnu
Abbas. HAA` = hadits hasan
2. Hadits :















:
TSALAATSUN KUTIBAT ALAYYA WA LAM TUKTAB ALAIKUM: AL WITRU WANNAHRU
WASSIWAAKU. Ada tiga diwajibkan atas aku, tidak diwajibkan atas kamu: witir, menyembelih
(berqurban) dan siwak.
Catatan 1 : Hadits diatas dengan matan hadits yang sedikit berbeda, yaitu:





















Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya juz III halaman 485, nomor hadits 2050.
Berikut sanad dan matannya :




Telah menceritakankami Syuja' bin al Walid dari Abu Janaab al Kalbi dari Ikrimah dari Ibnu Abbas,
berkata: Aku mendengar Rsulullah shallallaau 'alaihi wasallam bersabda : TSALAATSUN HUNNA
ALAYYA FARAA`IDHU WA HUNNA LAKUM TATHAWWU'UN AL WITRU WANNAHRU
WASHALAATUDHDHUHAA. Ada tiga fardhu atas aku, dan bagi kamu tathawwu' : witir,
menyembelih (berqurban) dan sshalat Dhuha. Link Kitab Musnad Ahmad :
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=6&ID=1946
Link Musnad Ahmad dengan Taliq al Arna`uth :
http://islamport.com/d/1/mtn/1/89/3415.html (1/231)
Catatan 2 : Imam Nawawi dalam kitab al Majmu juz VIII halaman 386, maktabah syamilah,
menjelaskan:









3. Hadits :







:

















Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya juz VI halaman 83, nomor
hadits 5232. Berikut sanad dan matannya :



Telah menceritakan kami Ibnu Abi Umar al Makki, telah menceritakan kami Sufyan dari
Abdurrahman bin Humaid bin Abdurrahman bin Auf, dia mendengar Said bin al Musayyab

menceritakan dari Ummu Salamah, sesungguhnya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda :
IDZAA DAKHALAT AL ASYRU WA ARAADA AHADUKUM AN YUDHAHHIYA FA LAA YAMASSA
MIN SYARIHII WA BASYARIHII SYAI`AN. Bila telah memasuki 10 (hari bulan Zulhijjah) dan
seseorang ingin berqurban, maka janganlah dia menyentuh (mengambil) rambut dan kulitnya
sedikitpun. Link Shahih Muslim Bisyarhinnawawi :
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=53&ID=5952
Wallaahu A'lamu Bishshawaab. Semoga bermanfaat.
Pekalongan, Selasa 7 Dzul Hijjah 1433 H / 23 Oktober 2012 M
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/488199291202884/

You might also like